Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Makalah Kasus Pemicu Ke-II

Asuhan Antenatal di Komunitas


disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas
Dosen Pengampu : Nunik Hindrawati, M.MKes

Disusun Oleh :

1. Fahmidia Zumala Dewi A (200550004)


2. Irfina (200550006)
3. Syafitri Diah Utami (200550014)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN JEMBER
Tahun Ajaran 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah berjudul:

Asuhan Antenatal di Komunitas

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

Telah diketahui dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Dosen PJMK

Nunik Hindrawati, M.MKes Istifidatul Ilmiah, M.Keb

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Asuhan Antenatal
di Komunitas diharapkan dapat memberi pengetahuan serta menambah wawasan
bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Nurul Aini, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.
2. Ibu Linda Ika Puspita Arianti M. Keb. selaku Ka Prodi Akademi Kebidanan
Jember.
3. Ibu Nunik Hindrawati, M.MKes selaku pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas Akademi Kebidanan Jember.
4. Teman-teman tingkat 2 Akademi Kebidanan Jember.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi
penulis sendiri untuk mempermudah pemahaman dan peningkatan pengetahuan.

Jember, 9 Maret 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PEMBUKAAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Pengertian Asuhan Antenatal di Komunitas ............................................ 3

2.2 Tujuan Pelayanan Atenatal Care (ANC) .................................................. 3

2.3 Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas ............................................. 3

2.4 Manajemen Asuhan Antenatal ................................................................. 6

2.5 Cara Pelaksanaan Antenatal di Komunitas .............................................. 8

2.6 Pengelolaan Ibu Hamil di Komunitas .................................................... 10

BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11

3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
BAB 1 PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak
konsepsi hingga awal persalinan. Bidan akan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada ibu dan keluarganya dalam memberikan asuhan dengan berbagai
informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia
terima. Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik akan menjadi salah
satu tiang penyangga dalam safe motherhood dalam usaha menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan perinatal(Marmi, 2016).
Penyebab tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara
berkembang yang terjadi selama proses kehamilan, persalinan dan nifas
sebenarnya dapat dicegah (Marmi, 2016). Tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) tersebut karena masih banyak ibu-ibu di Indonesia saat melahirkan tidak
ingin meminta pertolongan persalinan terlatih. Mereka menganggap bahwa
penolong persalinan yang terlatih tidak benar-benar memperhatikan kebutuhan
atau kebudayaan tradisi. Alasan lain adalah sebagian besar fasilitas kesehatan
memiliki peraturan dan prosedur yang asing dan menakutkan bagi para ibu
(Rininti, 2019). Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka
kematian tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal yang berkualitas.
Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan
perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab
memberikan pengawasan,nasehat serta asuham bagi wanita selama masa hamil,
bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan
pelayanan kesehatan masyarakat masyarakat dikomunitas, baik dirumah,
posyandu maupun polindes. Sebagai seorang bidan yang nantinya akan
ditempatkan di desa, dalam menjalankan tugas yang merupakan komponen dan
bagian dari masyarakat desa dimana yang bertugas. Selain dituntut dapat
mendapat asuhan bermutu tinggi dan komprehensif seorang bidan harus dapat
mengenal masyarakat sesuai dengan budaya setempat dean sebaik-baiknya
mengadakan pendekatan dan kerja sama dalam memberikan pelayanan,

1
sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta
ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan baik untuk individu
mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya. (Liva, 2019)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Asuhan Antenatal di komunitas?
2. Apa tujuan pelayanan antenatal care?
3. Seperti apa standar pelayanan antenatal di komunitas?
4. Bagaimana manajemen asuhan antenatal di komunitas?
5. Seperti apa cara pelaksanaan antenatal di komunitas
6. Bagaimana pengelolaan ibu hamil di komunitas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asuhan antenatal di komunitas
2. Untuk mengetahui tujuan pelayanan antenatal care
3. Untuk mengetahui standar pelayanan antenatal di komunitas
4. Untuk mengetahui manajemen asuhan antenatal di komunitas
5. Untuk mengetahui cara pelaksanaan antenatal di komunitas
6. Untuk mengetahui bagaimana pengolaan ibu hamil di komunitas

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asuhan Antenatal di Komunitas


ANC adalah periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan
pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar. (Lusiana,
2017)

2.2 Tujuan Pelayanan Atenatal Care (ANC)


Tujuan pelayanan antenatal care (ANC) adalah sebagai berikut:
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri dan
proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah, ataupun obstetri
selama kehamilan.
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial. (Lusiana,
2017)

2.3 Standar Pelayanan Antenatal di Komunitas


Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan bagian dari
ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar 8. Standar tersebut
meliputi :
1. Standar 3 : identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu, suami
dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya secara dini dan secara teratur.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
b. Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat pemeriksaan

3
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
hamil.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu. (Lusiana, 2017)
2. Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan
juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama
kehamilan.
b. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
d. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
e. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
(Lusiana, 2017)
3. Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan
melakukan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala
ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
b. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan

4
kebutuhan.
c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya
sesuai den gan kebutuhan. (Lusiana, 2017)
4. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan,
dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
b. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
c. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR(Lusiana, 2017)
5. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang
memadai dan tepat waktu.
b. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia. (Lusiana,
2017)
6. Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan
persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil
untuk hal ini.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan
yang bersih dan aman.
b. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan

5
pertolongan bidan terampil.
c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika
perlu.
d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan. (Lusiana, 2017)

2.4 Manajemen Asuhan Antenatal


Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah
alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk mempersiapkan
kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar yang berlaku. Dalam
manajemen asuahan antenatal di komunitas, bidan harus melakukan kerja sama
dengan ibu, keluarga, dan masyarakat megenai persiapan recana kelahiran,
penolong persalinan, tempat bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan
mempersiapkan recana apabila terjadi komplikasi. (Lusiana, 2017)
Menurut Lusiana 2017 tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat,
bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama
kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada
transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan
takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan:
1. Melakukan kunjungan rumah
2. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan
pemeriksaan;
3. Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari
pemencahannya;
4. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
1. Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14
2. Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai
minggu ke -28
3. Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai
minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36
Kunjungan ideal selama kehamilan:

6
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1
bulan
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan
antenatal di rumah.
1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya
2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan dengan teratur
3. Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan
kehamilannya
4. Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu,
tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak
mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai
rencana melahirkan dirumah(Lusiana, 2017)
Pemilihan Tempat Persalinan
Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat
kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini,
pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi
rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan
pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya
terhadap orang yang menolong
Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari
adanya rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada

7
semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi
mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan
menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko,
dan Temu keluarga. (Lusiana, 2017)

2.5 Cara Pelaksanaan Antenatal di Komunitas


Adapun cara pelaksanaan antenatal di komunitas yang di lakukan bidan
adalah:
1. Awal kunjungan perlu konsultasi dengan dokter kebidanan untuk
mengidentifikasi apakah ibu ada kontraindikasi untuk bersalin di
rumah/RB/klinik.
2. Bidan merujuk kepada dokter kebidanan jika ada komplikasi yang timbul.
3. Bidan menggunakan seluruh keterampilannya bukan hanya untuk
memberikan asuhan pada keadaan fisik normal tetapi juga membantu ibu
bagaimana cara beradaptasi dengan perubahan akibat kehamilan dan
kesiapan menjadi orang tua.
4. Memberi dorongan kepada ibu untuk membicarakan tentang perasaannya,
kecemasannya dengan suasana yang mendukung dan terjamin kerahasiaan
diri pribadinya ataupun keluarganya.
5. Jika memungkinkan selama kehamilannya ibu dapat bertemu dengan bidan
yang akan menolong. (Eli Dwi, 2018)
Di masyarakat terkadang masih sering ditemukan ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilannya ke pelayanan kesehatan (Adrina, 1998).
Hal ini bisa disebakan antara lain:
1. Ibu sakit: ibu diketahui sakit, dan diperburuk dengan kondisi tersebut
sehingga kesulitan datang ke fasilitas kesehatan.
2. Tidak ada transportasi: suami/keluarga yang tidak mendukung pentingnya
pemeriksaan kehamilan secara berkala untuk kesehatan ibu dan janinnya.
3. Tidak ada yang menjaga keluarga di rumah. Kekhawatiran bagi ibu yang
memiliki anak yang memerlukan pengawasan di rumah, bila mana ibu pergi
untuk periksa kehamilannya, maka balita yang di rumah tidak ada yang
menjaga.

8
4. Kurang motivasi: informasi dan pengetahuan yang kurang tentang
kesehatan terutama masa kehamilan.
5. Takut/tidak mau ke pusat layanan: tidak adanya sosialisasi dari petugas
kesehatan tentang pemanfaat layanan kesehatan yang bisa diakses ke semua
lapiasan masyarakat.
6. Faktor ekonomi: kesulitan ekonomi. (Eli Dwi, 2018)
Untuk mengatasi permasalahan ibu hamil yang tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, maka upaya yang bidan lakukan adalah:
1. Kunjungan rumah
Bidan melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak datang
memeriksakan kehamilannya. Pada saat melakukan kunjungan rumah,
bidan membawa seperangkat perlengkapan bidan seperti ANC set (Tensi
meter, stetoskop, termometer, reflek patella, pita lita, pita mitline, sarung
tangan dan sebagainya).
2. Berusaha memperoleh informasi alasan tidak ANC
Bidan mengkaji dengan cara mewawancari klien langsung untuk menggali
informasi alasan tidak ANC, apakah karena faktor waktu, jarak ke fasilitas
kesehatan, atau ekonomi.
3. Jika ada masalah coba mencari pemecahannya
Bila didapatkan masalah maka bidan bersama klien mencari solusi untuk
jalan keluar permasalah kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Misalnya jika ada masalah, klien mengetahui cara menghubungi
bidan.
4. Beri motivasi
Motivasi yang diberikan bidan kepada klien sangat dibutuhkan untuk
adaptasi proses kehamilan. Karena dengan bidan memberikan motivasi
yang cukup membuat semangat klien dalam menjalani proses kahmilan,
persalinan dan nifasnya, serta tetap fokus akan kesehatan ibu dan janin. (Eli
Dwi, 2018)

9
2.6 Pengelolaan Ibu Hamil di Komunitas
ANC kombinasi dilakukan bila klien didapatkan dengan kondisi kehamilan
yang memerlukan penangangan lebih lanjut (dengan konsultasi) namun masih
bisa di pantau keadaanya dengan bidan.
Bidan komunitas juga harus memahami tentang pendekatan risiko
dikarenakan bahwa:
a. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai
akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas. Bahkan wanita
beresiko rendah pun bisa mengalami komplikasi.
b. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan
membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerlukan
asuhan tersebut. (Eli Dwi, 2018)

10
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. ANC adalah periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara
wajar.
2. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri dan
proses kelahiran bayi,Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis,
bedah, ataupun obstetri selama kehamilan,Mengembangkan persiapan
persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi,Membantu menyiapkan
ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal, dan merawat
anak secara fisik, psikologis dan sosial.
3. Identifikasi ibu hamil,pemeriksaan dan pematauan antenatal,palpasi
abdominal,pengelolaan anemia pada kehamilan,pengelolaan dini hipertensi
pada kehamilan ,Persiapan persalinan
4. Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah
alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk
mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar
yang berlaku.
5. Cara pelaksanaan antenatal di komunitas yang di lakukan bidan adalah awal
kunjungan perlu konsultasi dengan dokter kebidanan untuk
mengidentifikasi apakah ibu ada kontraindikasi untuk bersalin di
rumah/RB/klinik,bidan merujuk kepada dokter kebidanan jika ada
komplikasi yang timbul,bidan menggunakan seluruh keterampilannya
bukan hanya untuk memberikan asuhan pada keadaan fisik normal tetapi
juga membantu ibu bagaimana cara beradaptasi dengan perubahan akibat
kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua,memberi dorongan kepada ibu
untuk membicarakan tentang perasaannya, kecemasannya dengan suasana
yang mendukung dan terjamin kerahasiaan diri pribadinya ataupun
keluarganya,jika memungkinkan selama kehamilannya ibu dapat bertemu
dengan bidan yang akan menolong.
6. ANC kombinasi dilakukan bila klien didapatkan dengan kondisi kehamilan
yang memerlukan penangangan lebih lanjut (dengan konsultasi) namun
masih bisa di pantau keadaanya dengan bidan.

3.2 Saran
Sebagai seorang bidan harus memberikan pelayanan untuk mencegah
banyaknya angka kematian pada ibu dan kesejahteraan janinnya. Bidan juga
mampu menempatkan dirinya di lingkup kebidanan komuniatas.

11
DAFTAR PUSTAKA

El Lusiana S, Aldina Ayunda I, dkk. 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas.


Padang:Penerbit Erka

Dwi Eli W. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia

Marmi, 2016. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Andriani, Rininta. 2019. Pencegahan Kematian saat Kehamilan dan melahirkan di


Komunitas. Yogyakarta:CV BUDI UTAM

Maita, Liva, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Komunitas.


Yogyakarta:CV BUDI UTAMA

12

You might also like