Professional Documents
Culture Documents
Kelompok1 PMC2 AsuhanAntenatalKomunitas
Kelompok1 PMC2 AsuhanAntenatalKomunitas
Disusun Oleh :
Makalah berjudul:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena penulisan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Asuhan Antenatal
di Komunitas diharapkan dapat memberi pengetahuan serta menambah wawasan
bagi siapapun yang membaca makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Nurul Aini, M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.
2. Ibu Linda Ika Puspita Arianti M. Keb. selaku Ka Prodi Akademi Kebidanan
Jember.
3. Ibu Nunik Hindrawati, M.MKes selaku pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas Akademi Kebidanan Jember.
4. Teman-teman tingkat 2 Akademi Kebidanan Jember.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi
penulis sendiri untuk mempermudah pemahaman dan peningkatan pengetahuan.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 11
iii
BAB 1 PEMBUKAAN
1
sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi serta
ikut secara aktif dalam menanggulangi masalah kesehatan baik untuk individu
mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya. (Liva, 2019)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Asuhan Antenatal di komunitas?
2. Apa tujuan pelayanan antenatal care?
3. Seperti apa standar pelayanan antenatal di komunitas?
4. Bagaimana manajemen asuhan antenatal di komunitas?
5. Seperti apa cara pelaksanaan antenatal di komunitas
6. Bagaimana pengelolaan ibu hamil di komunitas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asuhan antenatal di komunitas
2. Untuk mengetahui tujuan pelayanan antenatal care
3. Untuk mengetahui standar pelayanan antenatal di komunitas
4. Untuk mengetahui manajemen asuhan antenatal di komunitas
5. Untuk mengetahui cara pelaksanaan antenatal di komunitas
6. Untuk mengetahui bagaimana pengolaan ibu hamil di komunitas
2
BAB 2 PEMBAHASAN
3
kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan
hamil.
c. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum
kehamilan 16 minggu. (Lusiana, 2017)
2. Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan
juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan
oleh puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x selama
kehamilan.
b. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
d. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
e. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
(Lusiana, 2017)
3. Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan
melakukan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya kepala
ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan
tepat waktu.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
b. Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai dengan
4
kebutuhan.
c. Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta merujuknya
sesuai den gan kebutuhan. (Lusiana, 2017)
4. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan,
dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
b. Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
c. Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR(Lusiana, 2017)
5. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang
memadai dan tepat waktu.
b. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat preeklamsia. (Lusiana,
2017)
6. Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan
persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil
untuk hal ini.
Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan
yang bersih dan aman.
b. Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai dengan
5
pertolongan bidan terampil.
c. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin jika
perlu.
d. Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan. (Lusiana, 2017)
6
1. Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1
bulan
2. Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan
antenatal di rumah.
1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya
2. Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan dengan teratur
3. Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan
kehamilannya
4. Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu,
tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak
mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.
5. Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai
rencana melahirkan dirumah(Lusiana, 2017)
Pemilihan Tempat Persalinan
Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat
kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini,
pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi
rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan
pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
2. Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya
terhadap orang yang menolong
Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari
adanya rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada
7
semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi
mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan
menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko,
dan Temu keluarga. (Lusiana, 2017)
8
4. Kurang motivasi: informasi dan pengetahuan yang kurang tentang
kesehatan terutama masa kehamilan.
5. Takut/tidak mau ke pusat layanan: tidak adanya sosialisasi dari petugas
kesehatan tentang pemanfaat layanan kesehatan yang bisa diakses ke semua
lapiasan masyarakat.
6. Faktor ekonomi: kesulitan ekonomi. (Eli Dwi, 2018)
Untuk mengatasi permasalahan ibu hamil yang tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan, maka upaya yang bidan lakukan adalah:
1. Kunjungan rumah
Bidan melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak datang
memeriksakan kehamilannya. Pada saat melakukan kunjungan rumah,
bidan membawa seperangkat perlengkapan bidan seperti ANC set (Tensi
meter, stetoskop, termometer, reflek patella, pita lita, pita mitline, sarung
tangan dan sebagainya).
2. Berusaha memperoleh informasi alasan tidak ANC
Bidan mengkaji dengan cara mewawancari klien langsung untuk menggali
informasi alasan tidak ANC, apakah karena faktor waktu, jarak ke fasilitas
kesehatan, atau ekonomi.
3. Jika ada masalah coba mencari pemecahannya
Bila didapatkan masalah maka bidan bersama klien mencari solusi untuk
jalan keluar permasalah kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Misalnya jika ada masalah, klien mengetahui cara menghubungi
bidan.
4. Beri motivasi
Motivasi yang diberikan bidan kepada klien sangat dibutuhkan untuk
adaptasi proses kehamilan. Karena dengan bidan memberikan motivasi
yang cukup membuat semangat klien dalam menjalani proses kahmilan,
persalinan dan nifasnya, serta tetap fokus akan kesehatan ibu dan janin. (Eli
Dwi, 2018)
9
2.6 Pengelolaan Ibu Hamil di Komunitas
ANC kombinasi dilakukan bila klien didapatkan dengan kondisi kehamilan
yang memerlukan penangangan lebih lanjut (dengan konsultasi) namun masih
bisa di pantau keadaanya dengan bidan.
Bidan komunitas juga harus memahami tentang pendekatan risiko
dikarenakan bahwa:
a. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai
akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas. Bahkan wanita
beresiko rendah pun bisa mengalami komplikasi.
b. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang akan
membutuhkan asuhan kegawatdaruratan dan mana yang tidak memerlukan
asuhan tersebut. (Eli Dwi, 2018)
10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. ANC adalah periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara
wajar.
2. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri dan
proses kelahiran bayi,Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis,
bedah, ataupun obstetri selama kehamilan,Mengembangkan persiapan
persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi,Membantu menyiapkan
ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal, dan merawat
anak secara fisik, psikologis dan sosial.
3. Identifikasi ibu hamil,pemeriksaan dan pematauan antenatal,palpasi
abdominal,pengelolaan anemia pada kehamilan,pengelolaan dini hipertensi
pada kehamilan ,Persiapan persalinan
4. Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-langkah
alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk
mempersiapkan kehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan standar
yang berlaku.
5. Cara pelaksanaan antenatal di komunitas yang di lakukan bidan adalah awal
kunjungan perlu konsultasi dengan dokter kebidanan untuk
mengidentifikasi apakah ibu ada kontraindikasi untuk bersalin di
rumah/RB/klinik,bidan merujuk kepada dokter kebidanan jika ada
komplikasi yang timbul,bidan menggunakan seluruh keterampilannya
bukan hanya untuk memberikan asuhan pada keadaan fisik normal tetapi
juga membantu ibu bagaimana cara beradaptasi dengan perubahan akibat
kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua,memberi dorongan kepada ibu
untuk membicarakan tentang perasaannya, kecemasannya dengan suasana
yang mendukung dan terjamin kerahasiaan diri pribadinya ataupun
keluarganya,jika memungkinkan selama kehamilannya ibu dapat bertemu
dengan bidan yang akan menolong.
6. ANC kombinasi dilakukan bila klien didapatkan dengan kondisi kehamilan
yang memerlukan penangangan lebih lanjut (dengan konsultasi) namun
masih bisa di pantau keadaanya dengan bidan.
3.2 Saran
Sebagai seorang bidan harus memberikan pelayanan untuk mencegah
banyaknya angka kematian pada ibu dan kesejahteraan janinnya. Bidan juga
mampu menempatkan dirinya di lingkup kebidanan komuniatas.
11
DAFTAR PUSTAKA
12