Professional Documents
Culture Documents
ANTIFUNGAL POTENTIAL TEST OF CELERY LEAVES JUICE (Apium Graveolens L) AGAINST Aspergilllus Terreus BY
ANTIFUNGAL POTENTIAL TEST OF CELERY LEAVES JUICE (Apium Graveolens L) AGAINST Aspergilllus Terreus BY
ANTIFUNGAL POTENTIAL TEST OF CELERY LEAVES JUICE (Apium graveolens L) AGAINST Aspergilllus terreus BY
IN VITRO
UJI POTENSI ANTIFUNGI PERASAN DAUN SELEDRI (Apium graveolens L) TERHADAP Aspergilllus terreus SECARA
IN VITRO
Author :
Illa Rohdiana Hermawati | -
Fakultas Perairan dan Kelautan
Sudarno | -
Fakultas Perairan dan Kelautan
Didik Handijatno | -
Fakultas Perairan dan Kelautan
Abstract
Aspergillus terreus is a fungal that is able to produce several mycotoxins such as patulin, sitrinin and aflatoxin and
contained in processed mackerel mixed with fresh steamed way. The impact of the use of chemicals to control fungal
attack A. terreus showed a negative effect.This study aims to determine the potential and the minimum concentration of
the juice of the leaves of celery (Apium graveolens L) as antifungal against the growth of A. terreus in vitro. The
experiment was conducted at the Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Airlangga University in July 2013. The
method was used in this research that using paper disc diffusion method. Treatment outcome data were analyzed using
descriptive statistics.Test potential antifungal celery juice in inhibiting the growth of fungus A. terreus obtained negative
be results. The concentrations of juices were given as a treatment of 10 % to 100 % are not able to inhibit the growth of
A. terreus shown with no inhibition zone formation in all treatments except the concentration of 10 % formalin as a control
(+).
Daftar Pustaka :
1. M. Istianto , (2009). Pemanfaatan Minyak Atsiri, Alternatif Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Buah yang Ramah Lingkungan. Solok, Sumatera Barat : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.
2. G. Y. Nitihapsari, (2010). Efektifitas Ekstrak Seledri (Apium graveolens) 50% Dibandingkan Ketokonazol 2% terhadap
Pertumbuhan Malassezia sp. pada Ketombe. Semarang : Artikel Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
3. S. Santoso ; Soemardini ; P. A. Nugroho, (2011). Efektifitas Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens) Sebagai
Antifungal terhadap Candida albicans Secara In Vitro. Malang : Jurnal Penelitian
4. K. Yogatama, (2006). Pengaruh Penambahan Natrium Selenit Terhadap Kadar Selenium dalam Khamir Terseleksi
dari Tanah Vulkanis. Bogor : Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor
Abstract
Aspergillus terreus is a fungal that is able to produce several mycotoxins such as patulin, sitrinin
and aflatoxin and contained in processed mackerel mixed with fresh steamed way. The impact of the use
of chemicals to control fungal attack A. terreus showed a negative effect.
This study aims to determine the potential and the minimum concentration of the juice of the
leaves of celery (Apium graveolens L) as antifungal against the growth of A. terreus in vitro. The
experiment was conducted at the Laboratory of the Faculty of Fisheries and Marine Airlangga University
in July 2013. The method was used in this research that using paper disc diffusion method. Treatment
outcome data were analyzed using descriptive statistics.
Test potential antifungal celery juice in inhibiting the growth of fungus A. terreus obtained
negative be results. The concentrations of juices were given as a treatment of 10 % to 100 % are not able
to inhibit the growth of A. terreus shown with no inhibition zone formation in all treatments except the
concentration of 10 % formalin as a control (+).
37
Uji Potensi Antifungi Perasan......
yang dapat menghambat pertumbuhan A. kontaminasi bakteri. Bahan SDA yang dalam
terreus secara in vitro. keadaan cair dimasukkan sebanyak 20 ml pada
Tujuan dari penelitian ini adalah setiap cawan Petri. Media SDA kemudian
mengetahui potensi perasan daun seledri (Apium didinginkan, didiamkan selama 24 jam dan siap
graveolens L) sebagai antifungi terhadap digunakan (Sugiawan, 2006).
pertumbuhan jamur A. terreus secara in vitro Pembuatan Perasan Daun Seledri
dan untuk mengetahui konsentrasi minimum Menurut Hasbi (2012), pembuatan
dari perasan daun seledri (Apium graveolens L) perasan daun seledri dilakukan dengan cara
yang dapat menghambat pertumbuhan jamur A. memilih daun seledri yang segar dengan berat
terreus secara in vitro. 100 gram lalu dicuci bersih. Daun tersebut
Manfaat yang dapat diperoleh dari dihaluskan menggunakan juicer kemudian
penelitian ini diharapkan dapat memberikan disaring dengan kain kasa steril. Air perasan
informasi ilmiah kepada masyarakat bahwa yang dihasilkan kemudian diencerkan sesuai
serangan jamur A. terreus dapat ditangani dengan konsentrasi :
dengan pemberian perasan daun seledri dan 1) Konsentrasi 100% yaitu 5 ml bahan.
dapat digunakan sebagai dasar pengembangan 2) Konsentrasi 90% yaitu 4,5 ml bahan
penelitian selanjutnya dan dapat berguna dalam ditambah dengan 0,5 ml NaCl 0,85%
mendukung perkembangan perikanan. steril.
3) Konsentrasi 80% yaitu 4 ml bahan
Materi dan Metode ditambah dengan 1 ml NaCl 0,85% steril.
Penelitian dilaksanakan di 4) Konsentrasi 70% yaitu 3,5 ml bahan
Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan ditambah dengan 1,5 ml NaCl 0,85%
Universitas Airlangga Surabaya pada bulan Juli steril.
2013. 5) Konsentrasi 60% yaitu 3 ml bahan
Peralatan yang dibutuhkan dalam ditambah dengan 2 ml NaCl 0,85% steril.
penelitian ini yaitu kertas cakram, 6) Konsentrasi 50% yaitu 2,5 ml bahan
haemocytometer, tabung reaksi, rak tabung ditambah dengan 2,5 ml NaCl 0,85%
reaksi, cawan Petri, kaca spreader, pembakar steril.
bunsen, ose, mikroskop, object glass, cover 7) Konsentrasi 40% yaitu 2 ml bahan
glass, blender, kertas saring, kain kasa, autoklaf, ditambah dengan 3 ml NaCl 0,85% steril.
pipet ukur, pipet tetes, spatula, Erlenmeyer, 8) Konsentrasi 30% yaitu 1,5 ml bahan
gelas ukur dan timbangan digital. ditambah dengan 3,5 ml NaCl 0,85%
Bahan-bahan yang digunakan dalam steril.
penelitian ini adalah alkohol, NaCl 0,85 % 9) Konsentrasi 20% yaitu 1 ml bahan
steril, formalin 10 %, akuades steril, daun ditambah dengan 4 ml NaCl 0,85% steril.
seledri (A. graveolens L), kultur murni jamur A. 10) Konsentrasi 10% yaitu 0,5 ml bahan
terreus, media Sabouraud Detroxe Agar (SDA) ditambah dengan 4,5 ml NaCl 0,85%
dan antibiotik. steril.
Persiapan Media Saboroud Dextrose Agar Kultur dan Identifikasi A. terreus
(SDA) dan Sterilisasi Alat Biakan murni A. terreus didapatkan
Bahan-bahan yang digunakan untuk dari Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
membuat media SDA steril adalah serbuk SDA, Teknologi Universitas Airlangga. Jamur A.
akuades dan antibiotik. Media SDA ini dibuat terreus diinokulasikan secara zig-zag dengan
dengan cara menimbang bahan (serbuk SDA) menggunakan Ose steril secara aseptis pada
dengan perhitungan 65 gram/L kemudian media SDA dan diinkubasikan dan pada suhu
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan 30 ˚C selama 5 hari (Sumanti, 2003). Inokulan
ditambahkan akuades (Hakim, 2009). Bahan- yang akan digunakan pada penelitian,
bahan tersebut diaduk perlahan dengan cara sebelumnya dilakukan identifikasi dengan
menggoyangkan labu Erlenmeyer agar dapat melihat karakteristik morfologi dengan
tercampur rata dan homogen. Ujung labu yang menggunakan mikroskop. Menurut Deak et al.
berisi larutan homogen ditutupi dengan kapas (2009), karakteristik A. terreus memiliki
kemudian dibungkus dengan kertas aluminium. aksesoris konidia (aleuroconidia) yang tumbuh
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan tunggal dari hifa dengan perbesaran 100x.
autoklaf pada suhu 121 ˚C tekanan 15 Psi atau Uji Potensi Antijamur
1,02 atm selama 15 menit. Bahan dikeluarkan Pengujian potensi antijamur ini
dari autoklaf dan ditambah antibiotik dilakukan menggunakan metode difusi agar.
(chloramphenicol). Hal ini dimaksudkan untuk Pengujian dilakukan dengan meremajakan isolat
meminimalisasi dan menghindari adanya jamur dari agar miring ke media padat pada
38
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014
cawan petri. Menurut Alves et al. (2013), jamur disekitar kertas cakram dikurangi dengan
suspensi jamur dibuat dengan cara melarutkan diameter kertas cakram (Sunarmi, 2010).
jamur ke dalam akuades sampai pada Data tersebut disajikan secara
konsentrasi 2 x 104 spora/ml yang dihitung deskriptif yang merupakan bagian dari statitik
dengan menggunakan haemocytometer. yang mempelajari alat, teknik, atau prosedur
Sebanyak 1 ml jamur dari suspensi yang digunakan untuk menganalisis data dengan
yang telah ditentukan kepadatannya diambil cara menggambarkan atau mendeskripsikan
dengan mikropipet lalu diletakkan di tengah kumpulan data atau hasil pengamatan. Statistik
media dan diratakan dengan menggunakan kaca deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari
speader agar tersebar merata di atas permukaan kuatnya hubungan antar variabel dengan
media (Hakim, 2009). Kertas cakram yang akan membuat perbandingan dari rata-rata data
digunakan direndam selama ± 10 menit dalam sampel atau populasi (Sugiyono, 2006).
larutan bahan antijamur berupa perasan daun
seledri dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, Hasil dan Pembahasan
40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100%. Proses identifikasi dilakukan untuk
Media kontrol (-) berupa NaCl 0,85% steril memastikan kebenaran terhadap isolat jamur
sedangkan kontrol (+) menurut Shathele and yang didapatkan dari Jurusan Biologi Fakultas
Fadlelmula (2010) ditambahkan larutan Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
formalin 10%. Kertas cakram yang telah bahwa jamur tersebut adalah A. terreus. Ilyas
mengandung perasan diangin-anginkan sampai (2007) menyatakan bahwa identifikasi dapat
tidak ada larutan yang menetes kemudian dilakukan dengan melihat secara mikroskopis
diletakkan dengan jarak minimal dari tepi dan makroskopis.
cawan adalah 20-25 mm di atas permukaan Identifikasi jamur secara mikroskopis
media (Hakim, 2009). Inkubasi dilakukan pada dapat dilakukan dengan cara melihat morfologi
suhu 25 ˚C selama 48 jam. Kertas cakram yang dimiliki A. terreus yaitu hifa berseptat dan
tersebut akan berdifusi ke dalam media uji dan hialin, kepala konidia yang biseriat dan
menghasilkan zona bening di sekitarnya kolumnar, konidiofor yang berdinding halus dan
(Sarjono dan Mulyani, 2007). Besarnya zona hialin serta konidia yang kecil, bulat, dan halus
bening yang dihasilkan sebanding dengan juga terdapat aleuroconidia yang tumbuh dari
potensi antijamur yang dihasilkan oleh zat aktif hifa. Karakterisitik tersebut sesuai dengan yang
yang terdapat dalam bahan dan diukur dinyatakan oleh Padmavathi et. al (2012).
menggunakan penggaris. Secara makroskopis, A. terreus dapat
Analisis Data dilihat dengan karakteristik koloni berwarna
Data hasil penelitian berupa diameter putih pada hari kedua kemudian menjadi cokelat
zona hambat pertumbuhan jamur A.terreus oleh pada hari keenam dan terlihat bersepta. Hal ini
antifungi perasan daun seledri (A. graveolens L) sesuai dengan pernyataan Sumanti dkk. (2003)
dan formalin. Diameter zona hambat adalah bahwa di permukaan agar spora A. terreus
diameter daerah yang tidak ditumbuhi oleh berukuran kecil, ringan, berwarna cokelat krem
39
Uji Potensi Antifungi Perasan......
dan koloninya terlihat kompak. Pengamatan alam yang telah memenuhi kriteria aman sesuai
secara mikroskopis dan makroskopis dapat dengan persyaratan yang ditetapkan. Khasiat
dilihat pada Gambar 1. dari tumbuhan ini telah dibuktikan secara klinis
Pengamatan hasil uji potensi perasan dan bahan baku yang digunakan dalam produk
daun seledri terhadap pertumbuhan A. terreus jadinya telah melalui proses standardisasi
dilakukan dengan melihat terjadinya zona (BPOM, 2008).
hambat yang terjadi akibat mekanisme antifungi Uji potensi antifungi perasan daun
dalam menghambat pertumbuhan jamur. Hasil seledri dalam menghambat pertumbuhan jamur
yang didapatkan pada penelitian ini A. terreus diperoleh hasil negatif. Larutan
menunjukkan hasil yang negatif karena tidak konsentrasi perasan yang diberikan sebagai
terjadi zona hambat pada konsentrasi yang perlakuan tidak mampu menghambat
diberikan. pertumbuhan A. terreus yang ditunjukkan
Perasan seledri yang dihasilkan baik dengan tidak terbentuknya zona hambat pada
dengan kain kasa maupun kertas saring hasilnya seluruh konsentrasi perlakuan kecuali pada
belum mampu menghambat pertumbuhan A. kontrol (+).
terreus. Hal itu ditunjukkan dengan tidak Hasil negatif terhadap uji potensi
terbentuknya zona hambat pada konsentrasi antifungi terjadi karena dimungkinkan
10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, kandungan senyawa antifungi pada perasan
90% maupun 100% yang bententangan dengan daun seledri tidak banyak atau bahkan tidak
kontrol (+) berupa larutan formalin 10% yang dapat tersari dalam larutan tersebut, sedangkan
mampu menghambat A. terreus sebesar 5,3 cm. penelitian yang telah dilakukan oleh Chee and
Lee (2009) menunjukkan 1% minyak atsiri dari
Tabel 1. Hasil pengamatan pembentukan zona seledri dan 1 ml/100 ml uap volatile pada ruang
hambat perasan daun seledri terhadap udara sangat mampu menghambat pertumbuhan
A. terreus Malassezia furfur. Santoso dkk (2011)
Diameter zona hambat menyatakan bahwa ekstrak etanol seledri
Konsentrasi (%)
(cm) memiliki kadar bunuh minimum pada
10 0,0 konsentrasi 27% terhadap pertumbuhan koloni
20 0,0 Candida albicans dan juga penelitian yang telah
dilakukan oleh Nitihapsari (2010) menunjukkan
30 0,0
bahwa efektifitas ekstrak seledri (Apium
40 0,0 graveolens) 50% sama dengan efektifitas
50 0,0 ketokonazol 2% secara invitro dalam
60 0,0 menghambat pertumbuhan Malassezia sp.
Antifungi menurut Santoso dkk (2011)
70 0,0 yang terkandung didalam ekstrak etanol seledri
80 0,0 adalah minyak atsiri (limonene), flavonoid
90 0,0 (apigenin, isoquercetrin), saponin, kumarin dan
sedanolide. Kandungan senyawa kumarin pada
100 0,0
seledri berupa furanokumarin yang terdiri dari
K (-) 0,0 psoralens (psoralen, bergapten, xanthotoxin)
K (+) 4,7 dan marmesin (Afek et al., 1995).
Minyak atsiri merupakan senyawa
Zat antifungi merupakan bahan yang organik yang bersifat mudah menguap dan
dapat membasmi jamur pada umumnya (Brock berasal dari tumbuhan (Istianto, 2009). Salah
and Madigan (1991) dalam Budiarti (2007)). satu minyak atsiri dari seledri berupa limonene
Zat antifungi yang memiliki kemampuan yang termasuk kedalam golongan terpen yang
menghambat pertumbuhan jamur dipengaruhi umumnya tidak mudah larut dalam air (Castillo
oleh beberapa faktor antara lain : konsentrasi zat et al., 2012) dan mudah larut dalam etanol yang
antijamur, jenis, jumlah, umur, dan keadaan diduga dapat menyebabkan perubahan pada
jamur, suhu, waktu kontak, sifat-sifat kimia dan integritas membran sel dan mempengaruhi
fisik media pertumbuhan, seperti pH, kadar air, aktivitas metabolik sel sehingga lama-kelamaan
nutrisi, serta jumlah komponen didalamnya jamur tidak dapat bertahan hidup dan mati
(Fardiaz (1985) dalam Budiarti (2007)). (Cusnie and Andrew (2005) dalam Santoso
Penggunaan daun seledri pada (2011)). Larutan perasan pada perlakuan ini
penelitian ini dikarenakan bahwa seledri dimungkinkan tidak mengandung minyak atsiri
merupakan salah satu tumbuhan obat yang telah yang diduga menganggu kerja senyawa aktif
menjadi produk fitofarmaka, yaitu obat bahan
40
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014
41
Uji Potensi Antifungi Perasan......
42