Peningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa..

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Accelerat ing t he world's research.

PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN


HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN AKUNTANSI
MATERI JURNAL PENYESUAIAN
PADA SISWA...
Arie raharjo

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Jurnal Penelit ian Guru Kreat if Vol.5_ v.2.1_ A4.pdf


aby kembar

Jurnal PT K DBE 3 Anw revisi Main Files 1


Rahmad Fauzi

PENGGUNAAN MEDIA FOT O KELUARGA UNT UK MENINGKAT KAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBE…
balit bangda sult eng
PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL
PENYESUAIAN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA
NEGERI 3 BUKITTINGGI DENGAN METODE
BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING).

Riry Mardiyan
Staf Pengajar di SMA 3

Abstract
The study was backed by the fact that most of the students learning difficulties the journal
material Accounting adjustments. The difficulties are caused due to the lack of activeness of
students in the learning process and its dominating role of the teacher in the learning process.
Observations at this stage of pre cycle shows liveliness students more on criteria are as many as
12 people or 38% and low criteria as much as 10 people or 31%. Stages of research consists of
the cycle I and cycle II, who preceded pre-qualifying cycle to determine deficiencies in
accounting study material journal adjustments. Results in cycles I and II, the level of very high
criteria may be increased, I cycle as much as 13 people or 41%, cycle II as many as 19 people,
or 59% and no more students on low criteria. While the average student learning results
ketuntasan on cycle I of 58,16% with students who finished 14 people and not completely 18
people. The success of an increase in cycle II student learning outcomes of 74,94% with
students who complete 25 people and not finished 7 persons who completed with remedial
programs. At the end of the research results obtained liveliness and student learning outcomes
in learning accounting adjustment journal material increases with the method of playing the
role (role playing).

Kata kunci: Keaktifan, hasil belajar, metode bermain peran (role playing)

PENDAHULUAN Di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 3


Tercapainya kompetensi siswa dalam Bukittinggi terdapat permasalahan pada
proses belajar mengajar merupakan tolok ukur pembelajaran Akuntansi materi jurnal
keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan ini penyesuaian. Permasalahan pertama berkaitan
bisa dilihat dari dua indikator yaitu keaktifan dengan indikator keaktifan yaitu pada saat
siswa selama proses belajar mengajar dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa
hasil belajar yang didapat siswa pada akhir masih menyalin hasil pekerjaan dari teman
pembelajaran. Indikator keaktifan di antaranya mereka yang lebih pintar, sehingga ketika
siswa antusias dalam pembelajaran, menjawab guru mengajukan pertanyaan, mereka tidak
pertanyaan yang diajukan guru, mengerjakan mampu menjawab dan membuat hasil
tugas yang diberikan guru, dan membuat hasil pekerjaannya di depan kelas. Sementara itu,
pekerjaannya di depan kelas. Sementara itu, permasalahan kedua berkaitan dengan hasil
hasil belajar siswa didapat dari tugas dan nilai belajar siswa yang terlihat dari hasil pekerjaan
ulangan hariannya. tugas siswa yang belum maksimal.
152 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)

Permasalahan tersebut mengakibatkan dan mampu memahami materi jurnal


kompetensi siswa dalam pembelajaran penyesuaian dengan baik. Salah satu metode
Akuntansi materi jurnal penyesuaian tidak pembelajaran yang diduga cocok untuk
tercapai. Dari pengamatan secara umum, mengatasi kondisi tersebut adalah metode
terdapat dua faktor yang menyebabkan bermain peran (role playing). Karena
terjadinya permasalahan tersebut yaitu faktor permainan merupakan pengalaman belajar
internal dan eksternal. Faktor internal dari yang menyenangkan bagi siswa dan
dalam diri siswa yaitu adanya persepsi siswa melibatkannya secara luas.
bahwa materi jurnal penyesuaian terlalu sulit Pada metode bermain peran (role
untuk dipahami, sehingga dalam pikiran playing), siswa dilibatkan secara aktif dalam
mereka materi tersebut tidak akan dapat proses pembelajaran. Siswa akan memerankan
dikuasai. Sementara faktor eksternal berasal suatu situasi yang berkaitan dengan materi
dari luar diri siswa yaitu metode pembelajaran yang dipelajari dan mereka akan berusaha
yang digunakan guru tidak mampu mengatasi setiap kasus yang terjadi dari peran
merefleksikan suasana pembelajaran yang dimainkan, sehingga siswa bisa
menyenangkan bagi siswa, sehingga proses menemukan sendiri konsep dari materi yang
pembelajaran berlangsung monoton dan mereka pelajari. Jadi, dengan metode ini siswa
membosankan. diharapkan mampu memahami konsep jurnal
Dampak dari kondisi tersebut adalah penyesuaian sesuai persepsi yang mereka
kurangnya keaktifan siswa dalam proses temukan sendiri.
pembelajaran, sehingga guru lebih dominan. Belajar secara aktif berarti
Tingkat keaktifan siswa lebih banyak pada keterlibatan siswa dalam aktivitas
kriteria sedang sebanyak 12 orang atau 38% pembelajaran sangat dominan. Keaktifan
dan kriteria rendah sebanyak 10 orang atau siswa selama proses belajar tergantung pada
31%. Kondisi ini membuat siswa tidak interaksi siswa dengan lingkungannya.
mampu memahami konsep jurnal penyesuaian Sebagaimana dikemukan T. Raka Joni dalam
dengan baik dan mengerjakan tugas sendiri, Sudjana (2008:25), “Peristiwa belajar terjadi
yang akhirnya berdampak pada tidak apabila subjek didik secara aktif berinteraksi
maksimalnya hasil belajar mereka.Untuk dengan lingkungan belajar yang di atur oleh
mengatasi kondisi tersebut, diperlukan suatu guru”. Jadi belajar adalah upaya menciptakan
metode pembelajaran yang dapat membuat lingkungan agar siswa dapat memperoleh
siswa senang dan tidak bosan dalam proses pengetahuan melalui keterlibatannya secara
pembelajaran, sehingga siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Keaktifan siswa
aktif dan dominan dalam proses pembelajaran yang diamati dalam penelitian ini adalah
Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 153

keaktifan yang berhubungan dengan antusias sehingga mereka mendapatkan pengalaman


mengikuti pembelajaran, pemanfaatan guru, dari perannya.
proses pemahaman materi dan penyelesaian Metode bermain peran (role playing)
tugas secara individu atau kelompok. dipilih dalam penelitian ini karena dalam
Hasil belajar merupakan kemampuan metode ini siswa menjadi pusat perhatian
yang dimiliki siswa dari proses belajar yang dalam proses pembelajaran. Siswa terlibat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. langsung dalam peran yang dimainkannya dan
Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh mengembangkan kemampuannya dalam
hasil belajar siswa dari kedua faktor tersebut, memecahkan masalah yang dihadapi.
faktor internal yaitu sikap belajar siswa yang Keterlibatan siswa secara langsung tersebut
difokuskan pada keaktifan siswa dalam diharapakan dapat menjandikan siswa lebih
aktivitas belajar dan faktor eksternal dari aktif dalam aktivitas belajarnya dan hasil
metode pembelajaran yang digunakan guru belajar siswa dapat mencapai standar
dalam proses pembelajaran, sehingga dapat kompetensi yang ditetapkan. Dengan
mencapai tujuan pengajaran yang telah mengunakan metode ini juga diharapkan
ditetapkan. tujuan akhir pembelajaran yang telah
Metode bermain peran adalah cara ditetapkan guru dalam Rencana Pelaksanaan
penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui Pembelajaran (RPP) dapat tercapai.
pengembangan imajinasi dan penghayatan
METODE PENELITIAN
siswa. Pengembangan imajinasi dan
Penelitian tindakan kelas ini
penghayatan dilakukan siswa dengan
dilakukan pada pembelajaran akuntansi materi
memerankan tokoh hidup atau benda mati.
jurnal penyesuaian di semester II tahun
Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
pelajaran 2011-2012. Alasan pemilihan waktu
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa
penelitian tersebut karena pada semester II
yang diperankan. Metode bermain peran (role
diajarkan materi jurnal penyesuaian yang
playing) lebih mengutamakan kepada
merupakan materi paling sulit dipahami siswa
pengalaman yang akan didapat siswa setelah
dibanding dengan materi lainnya dan waktu
proses belajar selesai. Sebagaimana pendapat
yang tersedia cukup banyak. Jadi peneliti
Sudjana (2001:134), “Dengan bermain peran
beranggapan, dengan mengadakan penelitian
ini diharapkan para peserta didik memperoleh
pada waktu dan materi tersebut dapat
pengalaman yang diperankan oleh pihak-
membantu siswa dalam memahami materi
pihak lain”. Pada metode ini siswa berperan
lebih baik.
sebagai pihak lain yang ada dunia nyata
154 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)

Penelitian ini dilakukan di SMA Dalam penelitian kualitatif, instrumen


Negeri 3 Bukittinggi Kelas XI IPS 3. Pada penelitian yaitu: 1) peneliti sendiri yang
umumnya siswanya memiliki kemampuan melakukan perencanaan, melaksanakan
akademik relatif sedang. Minat belajar tindakan, mengumpulkan data, menganalisis
terhadap kegiatan pembelajaran cukup baik. data, menafsirkan data, dan pada akhirnya
Jumlah siswa dalam kelas 32 orang, terdiri melaporkan hasil penelitian; 2) lembar
dari 7 siswa laki-laki dan 25 siswa observasi yaitu observasi pelaksanaan
perempuan. Pemilihan tempat pada kelas XI pembelajaran dengan menggunakan metode
IPS 3 dan siswanya sebagai subjek penelitian bermain peran (role playing) dan lembar
ini dipandang tepat karena karakteristik observasi keaktifan siswa; 3) Tes yang
siswanya dapat mewakili dari apa yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
diteliti dari penelitian tindakan kelas ini. memahami materi jurnal penyesuaian, yang
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada akhir pembelajaran; 4)
direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 Dokumentasi berupa rencana pelaksanaan
tahapan siklus yaitu Siklus I dan II, namun pembelajaran, skenario pembelajaran, lembar
sebelumnya didahului dengan tahapan pra kerja siswa, skenario bermain peran, soal tes
siklus untuk mengidentifikasi kekurangan jurnal penyesuaian, analisis tes jurnal
dalam proses pembelajaran akuntansi materi penyesuaian, video, dan foto-foto selama
jurnal penyesuaian. Sementara siklus II proses pembelajaran; 5) catatan lapangan
direncanakan jika kekurangan dalam siklus I untuk mencatat hal-hal yang terjadi di luar
belum teratasi. Teknik pengumpulan data cakupan yang ada dalam lembar observasi,
yang digunakan dalam Penelitian tindakan tapi berkaitan dengan yang diteliti.
kelas ini adalah: 1) Observasi atau Teknik analisis data yang digunakan
pengamatan terhadap keaktifan dan adalah reduksi data yaitu pemilihan data,
pelaksanaan metode bermain peran (role penyederhanaan data, serta transformasi data
playing), 2) Tes untuk mengetahui tingkat kasar dari hasil catatan lapangan. Data yang
pemahaman siswa setelah mempelajari materi dianalisis dalam penelitian ini terdiri data
jurnal penyesuaian dengan menggunakan kualitatif dan data kuantitaif. Kedua data
metode bermain peran (role playing), 3) tersebut dianalisis secara berbeda. Data
Dokumentasi yang diperoleh dari hasil kualitatif didasarkan pada lembar pengamatan
pengerjaan lembar kerja siswa, lembar selama proses penelitian berlangsung berupa
observasi, catatan lapangan, hasil analisis tes keaktifan siswa dalam aktivitas belajar.
jurnal penyesuaian, video dan foto selama Sementara itu data kuantitatif diperoleh dari
proses pembelajaran.
Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 155

hasil tes yang dianalisis dengan menggunakan merupakan tahapan untuk mengidentifikasi
analisis statistik sederhana. kekurangan pada proses pembelajaran
Indikator keberhasilan penelitian ini akuntansi materi jurnal penyesuaian yang
adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran berkaitan dengan keaktifan siswa. Setelah
akuntansi pada materi jurnal penyesuaian penelitian pada tahap pra siklus selesai, maka
meningkat dan mendapatkan ketuntasan hasil diperoleh hasil temuan kekurangan dalam
belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan proses pembelajaran.
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dari hasil temuan yang diperoleh
Indikator keberhasilan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus tersebut, baru diambil
yaitu jika rata-rata ketuntasan hasil belajar tindakan untuk memperbaiki yang dilakukan
siswa ≥ 67,00%. Sementara untuk keaktifan dalam tahap siklus I. Hasil temuan pada siklus
belajar siswa tidak ada lagi tingkat keaktifan I dievaluasi dan diperoleh hasil bahwa
siswa yang berada pada kriteria rendah. Jika kekurangan tersebut belum teratasi dan
kedua kondisi tersebut tercapai, maka dapat mencapai indikator keberhasilan. Untuk
dikatakan tujuan penelitian ini telah tercapai memperbaiki kekurangan yang masih terjadi
dan penelitian telah bisa dihentikan. Adapun pada tahap I diambil tindakan yang dilakukan
Hipotesis Tindakan dari penelitian ini dalam siklus II. Setelah dilakukan tindakan
adalah”Keaktifan dan hasil belajar siswa perbaikan pada siklus II diperoleh hasil bahwa
dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah
penyesuaian pada siswa kelas XI IPS 3 SMA dapat diatasi dan indikator keberhasilan
Negeri 3 Bukittinggi dapat meningkat dengan tercapai dan penelitian ini dapat dihentikan
metode bermain peran (role playing)”. pada siklus II.Hasil temuan penelitian dari
tahap pra siklus, sikus I, dan siklus II akan
HASIL PENELITIAN DAN
diuraikan sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini Pra Siklus
dilaksanakan dari tanggal 27 Januari 2012 Tujuan penelitian pra siklus adalah
sampai dengan 12 Maret 2012 di SMA Negeri untuk mengidentifikasi kekurangan yang
3 Bukittinggi Kelas XI IPS 3. Penelitian ini berkaitan dengan keaktifan siswa dalam
dilakukan terhadap keaktifan dan hasil belajar pembelajaran akuntansi materi jurnal
siswa pada proses pembelajaran akuntansi penyesuaian. Instrumen penelitian pada tahap
materi jurnal penyesuaian. Penelitian ini pra siklus adalah lembaran pengamatan
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap pra (observasi) yang berisikan indikator untuk
siklus, siklus I, dan siklus II. Tahap Pra siklus mengukur tingkat keaktifan siswa dalam
156 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)

proses pembelajaran. Hasil penelitian pra rendah. Tingkat keaktifan siswa pada kriteria
siklus ini akan dijadikan dasar dalam rendah 12 orang atau sebesar 38% dan pada
menyusun rencana dan pelaksanaan tingkat sedang 10 orang atau sebesar 31%.
perbaikan. Kekurangan yang terjadi dan Sementara pada kriteria sangat tinggi hanya 4
tergambar dari hasil penelitian pra siklus ini orang atau 13% dan kriteria tinggi 6 orang
rata-rata persentase indikator keaktifan hanya atau 19%. Jadi perlu peningkatan pada
mencapai 39,71% keaktifan siswa agar siswa pada kriteria

Tabel 1. Persentase Indikator Keaktifan Pra


rendah tidak ada lagi, sesuai dengan indikator
Siklus keberhasilan yang telah dirumuskan.
No Indikator Persentase
1 Antusias siswa dalam 81%
mengikuti pembelajaran
Sangat
2 Pemahaman konsep dari materi 9% 13% Tinggi
yang dipelajari 38% Tinggi
3 Interaksi siswa dengan guru 14% 19%
4 Penyelesaian tugas secara 51% Sedang
individual
5 Penyelesaian tugas secara 43% 31%
berkelompok Rendah
Total Persentase Indikator 39,71%
Keaktifan
Gambar 1. Diagram Persentase Keaktifan
Siswa Pada Pra Siklus
Hasil temuan pada tahap pra siklus
Siklus I
diperoleh rata-rata persentase keaktifan siswa
Kekurangan pada tahap pra siklus
untuk semua indikator keaktifan yang diukur
kemudian dievaluasi dan dilakukan
hanya 39,71%. Persentase terendah terdapat
perencanaan untuk mengambil tindakan
pada indikator pemahaman konsep materi
perbaikan. Dari hasil evaluasi didapat
yang dipelajari sebesar 9% dan interaksi siswa
kesimpulan untuk mengatasi kekurangan
dengan guru sebesar 14%.
tersebut perlu metode yang revelan dengan
Berdasarkan rincian persentase
mengikutsertakan siswa secara aktif dan
indikator keaktifan di atas ditemukan
melibatkannya secara luas. Maka dipilihlah
kekurangan dalam proses pembelajaran
metode bermain peran, karena dalam metode
akuntansi materi jurnal penyesuaian yang
ini siswa terlibat langsung melalui peran yang
berkaitan dengan keaktifan siswa.
dimainkan.
Hasil temuan pada tahapan pra siklus
Tahapan kegiatan pada siklus I adalah
pada table 1 menunjukkan tingkat keaktifan
sebagai berikut: 1) Perencanaan dengan
siswa lebih banyak pada kriteria sedang dan
menyusun RPP, skenario pembelajaran dan
Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 157

skenario bermain peran, kelompok bermain Pada siklus I ditemukan hasil jumlah
peran dan kelompok pengamat, lembar kerja siswa pada kriteria keaktifan sangat tinggi dan
siswa dan soal tes; 2) Pelaksanaan tindakan tinggi meningkat. Pada kriteria sangat tinggi
dilakukan selama lima kali, pertemuan 1, 2, 3, sebesar 41% atau sebanyak 13 orang dan
dan 4 pada tanggal 10, 13, 17 dan 20 Februari kriteria tinggi 44% atau sebanyak 14 orang.
2012 dengan mengamati setiap indikator Namun masih terdapat siswa pada tingkatan
keaktifan dan pada pertemuan kelima rendah sebanyak 2 orang atau 6%. Untuk
dilaksanakan tes kemampuan pemahaman memenuhi indikator keberhasilan dengan
materi jurnal penyesuaian pada tanggal 24 siswa pada kriteria rendah tidak ada lagi,
Februari 2012; 3) Refleksi, pada tahap ini maka masih diperlukan siklus II.
dilakukan evaluasi tindakan yang telah
dilaksanakan pada siklus I dengan mengolah Sangat
Tinggi
hasil pengamatan indikator keaktifan dan 6%
9% Tinggi
menganalisis hasil tes kemampuan siswa. 41%
Tabel 2. Persentase Indikator Keaktifan Sedang
Siklus I 44%
No Indikator/Deskriptor Persenta Rendah
se
1 Antusias siswa dalam mengikuti 95%
pembelajaran
2 Pemahaman konsep dari materi 50% Gambar 2. Diagram Persentase Keaktifan
yang dipelajari Siswa Pada Siklus I
3 Interaksi siswa dengan guru 40%
4 Penyelesaian tugas secara 77% Hasil temuan yang diperoleh dari
individual
analasis tes kemampuan siswa pada siklus I
5 Penyelesaian tugas secara 66%
berkelompok ditemukan rata-rata ketuntasan hasil belajar
Total Persentase Indikator 65,50% siswa sebesar 58,16% yang masih berada di
Keaktifan
bawah kriteria ketuntasan minimal ≥ 67,00%.
Hasil temuan pada siklus I Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 orang
menunjukkan indikator keaktifan siswa yang atau 44% dan yang tidak tuntas sebanyak 18
diukur meningkat menjadi 65,50% yang orang atau 56%. Persentase ketuntasan
tertera pada table 2. Namun masih diperlukan tertinggi 83% dan terendah 11%, hal ini
perbaikan pada indikator pemahaman konsep mengindikasikan masih rendahnya
dari materi yang dipelajari dan interaksi siswa pemahaman siswa pada materi jurnal
dangan guru, karena indikator ini berkaitan penyesuaian. Berdasarkan hasil tersebut, maka
dengan hasil belajar siswa. perlu rencana dan pelaksanaan perbaikan
158 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)

terhadap hasil belajar siswa dengan keempat dilaksanakan tes kemampuan


mengulang kembali materi yang belum pemahaman materi jurnal penyesuaian pada
dipahami dengan menggunakan metode tanggal 12 Maret 2012. 3) Refleksi, dilakukan
bermain peran. evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
pada siklus II dengan mengolah hasil
Siklus II
pengamatan indikator keaktifan dan
Kekurangan yang ditemukan pada
menganalisis hasil tes kemampuan siswa.
siklus I perlu rencana dan pelaksanaan
perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan Tabel 3. Persentase Indikator Keaktifan
perbaikan untuk pendalaman materi pada Siklus II
No Indikator/Deskriptor Persentase
siklus II ini masih menggunakan metode
1 Antusias siswa dalam 98%
bermain peran (role playing) dengan fokus mengikuti pembelajaran
perhatian pada siswa dengan tingkatan 2 Pemahaman konsep dari 83%
materi yang dipelajari
keaktifan rendah dan hasil belajarnya belum 3 Interaksi siswa dengan 54%
tuntas. guru
4 Penyelesaian tugas secara 81%
Indikator keaktifan yang menjadi
individual
fokus perbaikan pada siklus II yaitu 5 Penyelesaian tugas secara 67%
pemahaman konsep materi yang dipelajari, berkelompok
Rara-rata Persentase
interaksi siswa dengan guru dan penyelesaian 76,60%
Indikator Keaktifan
tugas secara berkelompok. Sementara itu
materi yang perlu perbaikan pada siklus II Pada siklus II menunjukkan indikator
yaitu beban dibayar di muka dicatat sebagai keaktifan siswa yang diukur sudah meningkat
harta dan beban, penyusutan aktiva tetap, dan menjadi 76,60% yang tertera pada table 3.
pendapatan diterima di muka dicatat sebagai Indikator yang menjadi fokus perhatian pada
pendapatan. siklus I telah mengalami peningkatan yaitu
Tahapan kegiatan pada siklus I adalah pemahaman konsep materi yang dipelajari
sebagai berikut: 1) Perencanaan, dengan meningkat menjadi 83% dan interaksi siswa
menyusun RPP, skenario pembelajaran, dengan guru 54%.
kelompok yang bermain peran, kelompok Pada siklus II ditemukan hasil bahwa
pengamat, lembar kerja siswa dan soal tes. 2) siswa pada tingkat keaktifan pada kriteria
Tindakan dan Pengamatan, dilakukan selama rendah tidak ada lagi atau 0% dan siswa pada
empat kali, pertemuan 1, 2, 3 pada tanggal 28 kriteria sangat tinggi meningkat menjadi 59%
Februari, 2 dan 6 Maret 2012 pengamatan atau 19 orang dan tingkat tinggi 34% atau 11
terhadap indikator, dan pada pertemuan orang.
Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 159

penyesuaian pada siswa kelas XI IPS 3 SMA


Sangat Negeri 3 Bukittinggi dapat meningkat dengan
6% Tinggi
metode bermain peran (role playing)
Tinggi
34% terpenuhi atau terbukti.
59%
Sedang Pembuktian hipotesis tindakan
tersebut dilakukan dengan membandingkan
hasil temuan yang diperoleh dari tahap pra
Gambar 3. Diagram Persentase Keaktifan siklus, siklus I dan siklus II. Dari
Siswa Pada Siklus II
perbandingan tersebut disimpulkan terjadinya
Hasil temuan pada siklus II diperoleh peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.
rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa sudah Perbandingan indikator keaktifan siswa pada
meningkat menjadi mencapai 74,94%. Jumlah tahap pra siklus, siklus I dan siklus II
siswa yang tuntas sebanyak 25 orang atau menunjukkan peningkatan untuk setiap
78% dan yang tidak tuntas 7 orang atau 22%. indikator yang diukur. Pada tahap pra siklus
Walaupun indikator keberhasilan telah rata-rata persentase indikator keaktifan
tercapai, namun perlu penuntasan bagi siswa 39,71%, pada siklus I meningkat menjadi
yang tidak tuntas dengan mengadakan 65,50% dan pada siklus meningkat lagi
program remedial dengan teknik pemberian menjadi 76,60%.
tugas. Pada akhir pelaksanaan program
Tabel 2. Perbandingan Indikator Keaktifan
remedial diadakan tes remedial dengan hasil
Pra Siklus
seluruh siswa mencapai ketuntasan dengan No Indikator
siklus I II
hasil belajar ≥ 67,00%. 1 Antusias siswa dalam
81% 95% 98%
Temuan penelitian tindakan kelas dari mengikuti pembelajaran
2 Pemahaman konsep dari
tahap pra siklus, siklus I dan siklus II telah 9% 50% 83%
materi yang dipelajari
menunjukkan perubahan pada keaktifan siswa 3 Interaksi siswa dengan guru 14% 40% 54%
4 Penyelesaian tugas secara
dalam proses pembelajaran akuntansi materi 51% 77% 81%
individual
jurnal penyesuaian dan hasil belajar yang 5 Penyelesaian tugas secara
43% 66% 67%
didapat. Penggunaan metode bermain peran berkelompok
Rata-rata persentase indikator 39,71% 65,50% 76,60%
(role playing) dalam proses pembelajaran
memberikan pengaruh yang signifikan
Tingkat keaktifan siswa berdasarkan
terhadap peningkatan keaktifan dan hasil
kriteria pada pra siklus, siklus I dan siklus II
belajar siswa. Jadi hipotesis tindakan
mengalami peningkatan yang cukup
keaktifan dan hasil belajar siswa dalam
signifikan. Persentase siswa pada kriteria
pembelajaran akuntansi materi jurnal
160 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)

sangat tinggi mengalami perubahan yang pembelajaran bermain peran (role playing)
cukup berarti yang awalnya hanya 13% atau 4 yang dapat meningkatkan daya ingat siswa
orang pada pra siklus, mengalami peningkatan dan melibatkan siswa secara luas dalam
menjadi 41% atau 14 orang pada siklus I dan proses pembelajaran.
59% atau 19 orang pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar siswa pada
Sementara siswa pada kriteria rendah siklus I sebesar 44% atau 14 orang pada siklus
pada tahap pra siklus mencapai 38% atau 12 II terjadi peningkatan sebesar 78% atau 25
orang, namun pada tahap selanjutnya orang. Pada siklus II masih terdapat siswa
memperlihatkan penurunan yang signifikan yang tidak tuntas sebanyak 7 orang. Bagi
menjadi 6% atau 2 orang pada siklus I dan 0% siswa yang tidak tuntas diadakan program
pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat remedial dengan teknik pemberian tugas. Dari
disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat hasil remedial diperoleh hasil seluruh siswa
diperbaiki dengan menggunakan metode telah mencapai ketuntasaan hasil belajar ≥
bermain peran (role playing). Hal ini terbukti 67.00%. Hasil tersebut menunjukkan indikator
dengan jumlah siswa pada tingkat rendah 0 keberhasilan penelitian tercapai.
atau tidak ada lagi.

Gambar 3. Grafik Perbandingan Kriteria Keaktifan Siswa

Perubahan tingkat keaktifan siswa PENUTUP


memberikan dampak positif terhadap proses Penelitian tindakan kelas yang
pembelajaran, yaitu siswa mampu memahami dilaksanakan untuk meningkatkan keaktifan
materi jurnal penyesuaian dengan baik. dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA
Kondisi ini didukung oleh faktor metode Negeri 3 Bukittinggi dengan menggunakan
Peningkatan Keaktifan dan Hasil….(Riry Mardiyan) 161

metode bermain peran telah mampu pada kriteria sangat tinggi mengalami
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar perubahan yang cukup berarti yang awalnya
siswa dalam proses pembelajaran akuntansi hanya 13% atau 4 orang pada pra siklus,
materi jurnal penyesuaian. Hasil temuan ini mengalami peningkatan menjadi 41% atau 14
diperoleh dari pengolahan hasil observasi orang pada siklus I dan 59% atau 19 orang
selama proses pembelajaran berlangsung dan pada siklus II. Sementara siswa pada kriteria
hasil tes kemampuan pemahaman materi rendah pada tahap pra siklus mencapai 38%
jurnal penyesuaian pada akhir pembelajaran. atau 12 orang, namun pada tahap selanjutnya
Peningkatan keaktifan siswa tersebut terlihat memperlihatkan penurun yang signifikan pada
dari antusias siswa terhadap materi yang siklus I menjadi 6% atau 2 orang dan pada
dipelajari. Dampak peningkatan ini siklus II 0% atau tidak ada lagi. 3) Rata-rata
berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
siswa yang juga meningkat. Faktor pendorong sebesar 58,16% sementara pada siklus II
terjadinya peningkatan hasil belajar ini adalah meningkat menjadi 74,94%. Dengan
penggunanan metode bermain peran (role persentase ketuntasan tertinggi pada siklus I
play) yang melibatkan siswa secara luas hanya 83%, pada siklus II ketuntasan tertinggi
dalam proses pembelajaran. sudah mencapai 100%.
Berdasarkan seluruh pembahasan Keaktifan siswa dalam proses
serta analisis yang telah dilakukan dalam pembelajaran dapat mempengaruhi
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
berikut: 1) Peningkatan rata-rata persentase Jadi semakin aktif siswa dalam proses
indikator keaktifan, pada tahap pra siklus pembelajaran, maka akan lebih paham dengan
hanya 39,71% dengan kekurangan pada materi yang dipelajari. Ketuntasan hasil
indikator pemahaman konsep dan interaksi belajar akan didapat jika siswa mampu terlibat
siswa dengan guru,setelah dilakukan secara luas dalam aktivitas pembelajaran dan
perbaikan dengan menggunakan metode berusaha sendiri dalam mengerjakan tugas.
bermain peran, rata-rata persentase indikator Guru hendaknya mampu mempertimbangkan
keaktifan pada siklus I meningkat menjadi dan menggunakan metode mengajar dengan
65,50% dengan pencapaian yang belum baik untuk pengembangan potensi siswa.
maksimal masih pada indikator pemahaman Metode mengajar yang baik tidak hanya
konsep dan interaksi guru dengan siswa. menciptakan suasana belajar yang kondusif
Maka dilanjutkan pada siklus II dengan hasil bagi siswa, tetapi juga mempermudah siswa
rata-rata persentase indikator meningkat dalam memahami materi yang dipelajari.
menjadi 76,60%. 2) Tingkat keaktifan siswa Guru juga harus menjadi fasilitator sekaligus
162 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)

menjadi motivator bagi siswanya. Hal ini Diakses tanggal 14 Januari 2012 jam
sangat diperlukan dalam meningkatkan 21.05:00.

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
dan hasil belajarnya. Sekolah sebagai suatu Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

lembaga yang menfasilitasi pemenuhan semua Satyasa, I Wayan.


http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/PENELI
kebutuhan siswa hendaknya dapat melengkapi
TIAN_ TIDAKAN_KELAS.pdf. Diakses
sarana dan prasarana yang memadai demi tanggal 15 Januari 2012 jam 20:59:18.
tercapainya keberhasilan proses pembelajaran
Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses
di kelas, termasuk fasilitas yang dapat Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Baru Algesindo Offset.
siswa seperti media pembelajaran. Sudjana. 2001. Metode dan Teknik
Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Falah Production

Anwar, Syafri. 2009. Penilaian Berbasis Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Kompetensi. Padang: Universitas Belajar Mengajar. Bandung: PT
Negeri Padang Press. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Trianto. 2009. Mendesain Model


Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Pembelajaran Inovatif-Progesif.
Aksara. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Juniarso, Triman.
http://trimanjuniarso.files.wordpress/2008/02
/sistematikfa-dan-penjelasan-ptk. Diakses
Tanggal 20 Januari 2012 jam 20:45:10.

Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta : Permata Puri
Media.

Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan dalam


Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru


Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta : PT Bumi Aksara.

Pusbang Tendik/Badan PSDMP dan PMP-


Kemdiknas. http://199.91.152.82/
cfuxkqcixvqg/1oxo84zbaub4012/PEDO
MAN+PEMBUATAN+PTK.docx.

You might also like