Professional Documents
Culture Documents
Peningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa..
Peningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa..
Peningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Materi Jurnal Penyesuaian Pada Siswa..
PENGGUNAAN MEDIA FOT O KELUARGA UNT UK MENINGKAT KAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBE…
balit bangda sult eng
PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MATERI JURNAL
PENYESUAIAN PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA
NEGERI 3 BUKITTINGGI DENGAN METODE
BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING).
Riry Mardiyan
Staf Pengajar di SMA 3
Abstract
The study was backed by the fact that most of the students learning difficulties the journal
material Accounting adjustments. The difficulties are caused due to the lack of activeness of
students in the learning process and its dominating role of the teacher in the learning process.
Observations at this stage of pre cycle shows liveliness students more on criteria are as many as
12 people or 38% and low criteria as much as 10 people or 31%. Stages of research consists of
the cycle I and cycle II, who preceded pre-qualifying cycle to determine deficiencies in
accounting study material journal adjustments. Results in cycles I and II, the level of very high
criteria may be increased, I cycle as much as 13 people or 41%, cycle II as many as 19 people,
or 59% and no more students on low criteria. While the average student learning results
ketuntasan on cycle I of 58,16% with students who finished 14 people and not completely 18
people. The success of an increase in cycle II student learning outcomes of 74,94% with
students who complete 25 people and not finished 7 persons who completed with remedial
programs. At the end of the research results obtained liveliness and student learning outcomes
in learning accounting adjustment journal material increases with the method of playing the
role (role playing).
Kata kunci: Keaktifan, hasil belajar, metode bermain peran (role playing)
hasil tes yang dianalisis dengan menggunakan merupakan tahapan untuk mengidentifikasi
analisis statistik sederhana. kekurangan pada proses pembelajaran
Indikator keberhasilan penelitian ini akuntansi materi jurnal penyesuaian yang
adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran berkaitan dengan keaktifan siswa. Setelah
akuntansi pada materi jurnal penyesuaian penelitian pada tahap pra siklus selesai, maka
meningkat dan mendapatkan ketuntasan hasil diperoleh hasil temuan kekurangan dalam
belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan proses pembelajaran.
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dari hasil temuan yang diperoleh
Indikator keberhasilan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus tersebut, baru diambil
yaitu jika rata-rata ketuntasan hasil belajar tindakan untuk memperbaiki yang dilakukan
siswa ≥ 67,00%. Sementara untuk keaktifan dalam tahap siklus I. Hasil temuan pada siklus
belajar siswa tidak ada lagi tingkat keaktifan I dievaluasi dan diperoleh hasil bahwa
siswa yang berada pada kriteria rendah. Jika kekurangan tersebut belum teratasi dan
kedua kondisi tersebut tercapai, maka dapat mencapai indikator keberhasilan. Untuk
dikatakan tujuan penelitian ini telah tercapai memperbaiki kekurangan yang masih terjadi
dan penelitian telah bisa dihentikan. Adapun pada tahap I diambil tindakan yang dilakukan
Hipotesis Tindakan dari penelitian ini dalam siklus II. Setelah dilakukan tindakan
adalah”Keaktifan dan hasil belajar siswa perbaikan pada siklus II diperoleh hasil bahwa
dalam pembelajaran akuntansi materi jurnal kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah
penyesuaian pada siswa kelas XI IPS 3 SMA dapat diatasi dan indikator keberhasilan
Negeri 3 Bukittinggi dapat meningkat dengan tercapai dan penelitian ini dapat dihentikan
metode bermain peran (role playing)”. pada siklus II.Hasil temuan penelitian dari
tahap pra siklus, sikus I, dan siklus II akan
HASIL PENELITIAN DAN
diuraikan sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini Pra Siklus
dilaksanakan dari tanggal 27 Januari 2012 Tujuan penelitian pra siklus adalah
sampai dengan 12 Maret 2012 di SMA Negeri untuk mengidentifikasi kekurangan yang
3 Bukittinggi Kelas XI IPS 3. Penelitian ini berkaitan dengan keaktifan siswa dalam
dilakukan terhadap keaktifan dan hasil belajar pembelajaran akuntansi materi jurnal
siswa pada proses pembelajaran akuntansi penyesuaian. Instrumen penelitian pada tahap
materi jurnal penyesuaian. Penelitian ini pra siklus adalah lembaran pengamatan
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap pra (observasi) yang berisikan indikator untuk
siklus, siklus I, dan siklus II. Tahap Pra siklus mengukur tingkat keaktifan siswa dalam
156 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)
proses pembelajaran. Hasil penelitian pra rendah. Tingkat keaktifan siswa pada kriteria
siklus ini akan dijadikan dasar dalam rendah 12 orang atau sebesar 38% dan pada
menyusun rencana dan pelaksanaan tingkat sedang 10 orang atau sebesar 31%.
perbaikan. Kekurangan yang terjadi dan Sementara pada kriteria sangat tinggi hanya 4
tergambar dari hasil penelitian pra siklus ini orang atau 13% dan kriteria tinggi 6 orang
rata-rata persentase indikator keaktifan hanya atau 19%. Jadi perlu peningkatan pada
mencapai 39,71% keaktifan siswa agar siswa pada kriteria
skenario bermain peran, kelompok bermain Pada siklus I ditemukan hasil jumlah
peran dan kelompok pengamat, lembar kerja siswa pada kriteria keaktifan sangat tinggi dan
siswa dan soal tes; 2) Pelaksanaan tindakan tinggi meningkat. Pada kriteria sangat tinggi
dilakukan selama lima kali, pertemuan 1, 2, 3, sebesar 41% atau sebanyak 13 orang dan
dan 4 pada tanggal 10, 13, 17 dan 20 Februari kriteria tinggi 44% atau sebanyak 14 orang.
2012 dengan mengamati setiap indikator Namun masih terdapat siswa pada tingkatan
keaktifan dan pada pertemuan kelima rendah sebanyak 2 orang atau 6%. Untuk
dilaksanakan tes kemampuan pemahaman memenuhi indikator keberhasilan dengan
materi jurnal penyesuaian pada tanggal 24 siswa pada kriteria rendah tidak ada lagi,
Februari 2012; 3) Refleksi, pada tahap ini maka masih diperlukan siklus II.
dilakukan evaluasi tindakan yang telah
dilaksanakan pada siklus I dengan mengolah Sangat
Tinggi
hasil pengamatan indikator keaktifan dan 6%
9% Tinggi
menganalisis hasil tes kemampuan siswa. 41%
Tabel 2. Persentase Indikator Keaktifan Sedang
Siklus I 44%
No Indikator/Deskriptor Persenta Rendah
se
1 Antusias siswa dalam mengikuti 95%
pembelajaran
2 Pemahaman konsep dari materi 50% Gambar 2. Diagram Persentase Keaktifan
yang dipelajari Siswa Pada Siklus I
3 Interaksi siswa dengan guru 40%
4 Penyelesaian tugas secara 77% Hasil temuan yang diperoleh dari
individual
analasis tes kemampuan siswa pada siklus I
5 Penyelesaian tugas secara 66%
berkelompok ditemukan rata-rata ketuntasan hasil belajar
Total Persentase Indikator 65,50% siswa sebesar 58,16% yang masih berada di
Keaktifan
bawah kriteria ketuntasan minimal ≥ 67,00%.
Hasil temuan pada siklus I Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 orang
menunjukkan indikator keaktifan siswa yang atau 44% dan yang tidak tuntas sebanyak 18
diukur meningkat menjadi 65,50% yang orang atau 56%. Persentase ketuntasan
tertera pada table 2. Namun masih diperlukan tertinggi 83% dan terendah 11%, hal ini
perbaikan pada indikator pemahaman konsep mengindikasikan masih rendahnya
dari materi yang dipelajari dan interaksi siswa pemahaman siswa pada materi jurnal
dangan guru, karena indikator ini berkaitan penyesuaian. Berdasarkan hasil tersebut, maka
dengan hasil belajar siswa. perlu rencana dan pelaksanaan perbaikan
158 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)
sangat tinggi mengalami perubahan yang pembelajaran bermain peran (role playing)
cukup berarti yang awalnya hanya 13% atau 4 yang dapat meningkatkan daya ingat siswa
orang pada pra siklus, mengalami peningkatan dan melibatkan siswa secara luas dalam
menjadi 41% atau 14 orang pada siklus I dan proses pembelajaran.
59% atau 19 orang pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar siswa pada
Sementara siswa pada kriteria rendah siklus I sebesar 44% atau 14 orang pada siklus
pada tahap pra siklus mencapai 38% atau 12 II terjadi peningkatan sebesar 78% atau 25
orang, namun pada tahap selanjutnya orang. Pada siklus II masih terdapat siswa
memperlihatkan penurunan yang signifikan yang tidak tuntas sebanyak 7 orang. Bagi
menjadi 6% atau 2 orang pada siklus I dan 0% siswa yang tidak tuntas diadakan program
pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat remedial dengan teknik pemberian tugas. Dari
disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat hasil remedial diperoleh hasil seluruh siswa
diperbaiki dengan menggunakan metode telah mencapai ketuntasaan hasil belajar ≥
bermain peran (role playing). Hal ini terbukti 67.00%. Hasil tersebut menunjukkan indikator
dengan jumlah siswa pada tingkat rendah 0 keberhasilan penelitian tercapai.
atau tidak ada lagi.
metode bermain peran telah mampu pada kriteria sangat tinggi mengalami
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar perubahan yang cukup berarti yang awalnya
siswa dalam proses pembelajaran akuntansi hanya 13% atau 4 orang pada pra siklus,
materi jurnal penyesuaian. Hasil temuan ini mengalami peningkatan menjadi 41% atau 14
diperoleh dari pengolahan hasil observasi orang pada siklus I dan 59% atau 19 orang
selama proses pembelajaran berlangsung dan pada siklus II. Sementara siswa pada kriteria
hasil tes kemampuan pemahaman materi rendah pada tahap pra siklus mencapai 38%
jurnal penyesuaian pada akhir pembelajaran. atau 12 orang, namun pada tahap selanjutnya
Peningkatan keaktifan siswa tersebut terlihat memperlihatkan penurun yang signifikan pada
dari antusias siswa terhadap materi yang siklus I menjadi 6% atau 2 orang dan pada
dipelajari. Dampak peningkatan ini siklus II 0% atau tidak ada lagi. 3) Rata-rata
berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
siswa yang juga meningkat. Faktor pendorong sebesar 58,16% sementara pada siklus II
terjadinya peningkatan hasil belajar ini adalah meningkat menjadi 74,94%. Dengan
penggunanan metode bermain peran (role persentase ketuntasan tertinggi pada siklus I
play) yang melibatkan siswa secara luas hanya 83%, pada siklus II ketuntasan tertinggi
dalam proses pembelajaran. sudah mencapai 100%.
Berdasarkan seluruh pembahasan Keaktifan siswa dalam proses
serta analisis yang telah dilakukan dalam pembelajaran dapat mempengaruhi
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
berikut: 1) Peningkatan rata-rata persentase Jadi semakin aktif siswa dalam proses
indikator keaktifan, pada tahap pra siklus pembelajaran, maka akan lebih paham dengan
hanya 39,71% dengan kekurangan pada materi yang dipelajari. Ketuntasan hasil
indikator pemahaman konsep dan interaksi belajar akan didapat jika siswa mampu terlibat
siswa dengan guru,setelah dilakukan secara luas dalam aktivitas pembelajaran dan
perbaikan dengan menggunakan metode berusaha sendiri dalam mengerjakan tugas.
bermain peran, rata-rata persentase indikator Guru hendaknya mampu mempertimbangkan
keaktifan pada siklus I meningkat menjadi dan menggunakan metode mengajar dengan
65,50% dengan pencapaian yang belum baik untuk pengembangan potensi siswa.
maksimal masih pada indikator pemahaman Metode mengajar yang baik tidak hanya
konsep dan interaksi guru dengan siswa. menciptakan suasana belajar yang kondusif
Maka dilanjutkan pada siklus II dengan hasil bagi siswa, tetapi juga mempermudah siswa
rata-rata persentase indikator meningkat dalam memahami materi yang dipelajari.
menjadi 76,60%. 2) Tingkat keaktifan siswa Guru juga harus menjadi fasilitator sekaligus
162 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 10 NO. 2 JULI 2012 (151-162)
menjadi motivator bagi siswanya. Hal ini Diakses tanggal 14 Januari 2012 jam
sangat diperlukan dalam meningkatkan 21.05:00.
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
dan hasil belajarnya. Sekolah sebagai suatu Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Anwar, Syafri. 2009. Penilaian Berbasis Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Kompetensi. Padang: Universitas Belajar Mengajar. Bandung: PT
Negeri Padang Press. Remaja Rosdakarya.