331 986 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Oktober 2018, Hal 108-117 Vol. 13 No.

2
ISSN : 1978 – 0303 DOI : 10.21776/ub.jitek.2018.013.02.5

PERBANDINGAN SIFAT ANTIOKSIDAN PROPOLIS PADA DUA


JENIS LEBAH (Apis mellifera dan Trigona sp.) DI MOJOKERTO DAN
BATU, JAWA TIMUR, INDONESIA

Comparison of Antoxidant Properties of Propolis in Two Different Species of


Honey Bees (Apis mellifera and trigona sp.) in Mojokerto and Batu,
East Java, Indonesia
Djalal Rosyidi1), Lilik Eka Radiati1), Sri Minarti1), Mustakim1), Agus Susilo 1), Firman Jaya1)*, Abdul Azis2)
1)
Minat Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang, 65145,
Indonesia
2)
Alumni Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang, 65145, Indonesia
Email : firmanjaya@ub.ac.id

Diterima 30 Agustus 2018; diterima pasca revisi 25 Oktober 2018


Layak diterbitkan 30 Oktober 2018

ABSTRACT
The current study provided a comparison the antioxidant activity, total phenolic and
total flavonoid contents of propolis in two different types of honey bees and location. The
material used for this research were propolis which was produced by different honey bees,
namely Apis mellifera and Trigona sp in different location from Batu and Mojokerto. The
method used was descriptive analysis. Findings suggested the maximum and minimum of
antioxidant activity were obtained by propolis Trigona sp. from Mojokerto (987.24 µg/g) and
propolis Trigona sp. from Batu (166.25 µg/g). The maximum and minimum of total flavonoid
content were obtained by propolis Apis mellifera from Mojokerto (1.990 mg/g) and propolis
Trigona sp from Mojokerto (1.000 mg/g). The maximum and minimum of total fenolic content
were obtained by propolis Apis mellifera from Mojokerto (21.980 mg/g) and propolis
Trigona sp from Mojokerto (9.603 mg/g). Propolis Apis mellifera from Mojokerto had a
higher total flavonoids and phenolic content and Trigona sp. from Mojokerto had lowest of
antioxidant activity, total flavonoids and total phenolics.

Key words : Antioxidant activity IC50; flavonoid content; phenolic content; honey bee

108
Djalal Rosyidi dkk, 2018

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antioksidan, kadar total
fenolik dan kadar total flavonoid propolis dari dua jenis lebah dan lokasi yang berbeda.
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah propolis yang dihasilkan dari Apis
mellifera dan Trigona sp. yang digembalakan di dua lokasi yang berbeda yaitu Batu dan
Mojokerto. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Aktivitas antioksidan tertinggi
dan terendah ditunjukkan oleh propolis Trigona sp. asal Mojokerto (987,24 µg/g) dan
propolis Trigona sp. asal Batu (166,25 µg/g). Kadar total flavonoid tertinggi dan terendah
ditunjukkan oleh propolis Apis mellifera asal Mojokerto (1,990 mg/g) dan propolis Trigona
sp. asal Mojokerto (1,000 mg/g). Kadar total fenolik tertinggi dan terendah ditunjukkan oleh
propolis Apis mellifera asal Mojokerto (21,980 mg/g) dan propolis Trigona sp asal
Mojokerto (9,603 mg/g). Propolis Apis mellifera asal Mojokerto memiliki kandungan total
flavonoid dan fenoil tertinggi dan propolis Trigona sp. asal Mojokerto memiliki nilai
aktivitas antioksidan, total flavonoid dan total fenolik terendah.

Kata kunci : Aktivitas antioksidan IC50; flavonoid; fenolik; lebah madu

PENDAHULUAN memberikan keuntungan secara ekonomis


untuk peternak dan kesehatan untuk
Lebah madu merupakan salah satu konsumen. Hasil dari produk lebah banyak
komoditi peternakan yang banyak diminati dikonsumsi untuk menjaga kesehatan
di Indonesia. Lebah madu adalah hewan manusia. Salah satu produk yang banyak
yang menghasilkan berbagai macam dijual selain madu, memiliki khasiat yang
produk yang bermanfaat untuk kesehatan baik untuk tubuh dan harga yang tinggi
manusia. Jenis lebah madu yang digunakan adalah propolis. Propolis merupakan suatu
seperti Apis mellifera, Apis cerana, Apis produk yang dihasilkan oleh lebah madu
dorsata dan Trigona sp. Apis mellifera dan dan mengandung resin dan lilin lebah yang
Trigona sp. merupakan dua jenis lebah dikumpulkan dari sumber tanaman.
yang banyak diternakan karena mudah Propolis dikumpulkan oleh lebah dari
dalam sistem penggembalaannya. pucuk daun-daun yang muda untuk
Lebah madu jenis Apis mellifera kemudian dicampur dengan air liurnya
memiliki keunggulan pada jumlah produksi digunakan untuk menambal dan
madu yang tinggi dan tidak agresif atau mensterilkan sarang. Kandungan dari
lebih jinak. Lebah Trigona sp merupakan propolis merupakan senyawa alami yang
lebah tidak bersengat dan memiliki dikoleksi oleh lebah madu yang berasal dari
keunggulan rasa madu yang khas lebih kuncup dan eksudat tanaman dan
asam, harga madu yang lebih tinggi dan pepohonan (Segueni et al., 2011).
banyak diternakan secara tradisional. Jenis Propolis banyak digunakan sebagai
lebah tersebut dimanfaatkan untuk salah satu alternatif pengobatan alami pada
memberikan keuntungan bagi peternak. saat ini. Komponen yang terkandung di
Produk yang dihasilkan lebah berupa dalamnya merupakan senyawa bioaktif
madu, polen, bee bread, royal jeli, propolis yang dapat memberikan efek positif pada
dan lilin lebah. Produk-produk tersebut tubuh. Harga propolis yang cukup tinggi

*Corresponding author : How to cite :


Firman Jaya Rosyidi, D., Radiati, L.E., Minarti, S., Mustakim.,
Email : firmanjaya@ub.ac.id Susilo, A., Jaya, F., & Azis, A. (2018).
Minat Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis pada Dua
Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang, 65145, Jenis Lebah (Apis mellifera dan Trigona sp.) di
Indonesia Mojokerto dan Batu, Jawa Timur, Indonesia. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, 13 (2), 108-117

109
Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis Pada Dua Jenis Lebah

dan memiliki khasiat yang baik untuk polifenol 1,2–17%, polisakarida 2–3%, lilin
manusia menjadikannya salah satu produk (wax) 19–35%, dan bahan lain 8–12%.
yang memberikan keuntungan untuk Hasan et al. (2014) juga berpendapat
peternak. bahwa senyawa bioaktif seperti fenolik,
Senyawa bioaktif pada propolis kaya flavonoid dan antioksidan yang terkandung
akan flavonoid dan fenoliknya (Segueni et di dalam propolis memiliki manfaat sebagai
al., 2011). Senyawa tersebut merupakan antioksidan alami. Propolis Trigona sp.
antioksidan yang dapat digunakan untuk memiliki kandungan senyawa fenolik 104-
melawan radikal bebas. Kandungan 498 µg/g dan flavonoid 0,405-129,265
senyawa fenolik dan flavonoid propolis µg/g.
tergantung dari letak geografis dan jenis Kandungan antioksidan IC50 68,93-
lebah tersebut (Chan et al., 2013). 4162, 61 µg/g. Propolis yang ada saat ini
Perbedaan karakteristik dan jenis lebah masih belum memiliki standar nasional
akan mempengaruhi produk yang maupun internasional mengenai kandungan
dihasilkan. Kemampuan lebah terbang yang dimiliki propolis, sehingga diperlukan
dalam mencari makan akan mempengaruhi suatu informasi mengenai kandungan
kualitas dari propolis. Kandungan yang propolis. Informasi tersebut dapat
terdapat pada propolis akan beragam digunakan sebagai pembanding ataupun
karena lebah akan mengambil resin yang data pendukung.
terdapat dipohon sekitar wilayah Sehubungan uraian di atas, maka
penggembalaan. Lokasi akan menentukan penelitian mengenai perbedaan kandungan
kandungan senyawa bioakif karena senyawa bioaktif propolis yang berasal dari
tumbuhan yang berada di setiap lokasi akan dua jenis lebah madu yaitu Apis mellifera
berbeda. Letak geografis yang berbeda dan Trigona sp. serta lokasi yang berbeda
pada suatu wilayah akan mempengaruhi perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk
jenis tanaman yang tumbuh di lingkungan membandingkan aktivitas antioksidan,
tersebut. kadar total flavonoid dan kadar total fenolik
Jenis tanaman dapat mempengaruhi propolis terbaik yang berasal dari dua jenis
kandungan bioaktif dari propolis. Menurut lebah madu (Apis mellifera dan Trigona
Juspawiza (2013), propolis asal Malang sp.) dan dua lokasi yang berbeda.
memiliki kandungan antioksidan lebih dari
500 µg/g, sedangkan menurut Hariyanto MATERI DAN METODE
(2017) bahwa kandungan senyawa fenolik
pada propolis Apis mellifera yang Penelitian ini dilakukan dengan
dipelihara di kawasan Jawa Tengah yaitu menggunakan propolis yang berasal dari
sebesar 0,379 µg/g, dan kandungan dua jenis lebah yang berbeda yaitu Apis
flavonoidnya sebesar 0,913 µg/g. mellifera dan Trigona sp. dan lokasi
Komposisi kimia propolis sangat kompleks penggembalaan yang berbeda yaitu Batu
dan tergantung dari vegetasi lingkungan dan Mojokerto. Sampel propolis didapatkan
tempat pengumpulannya sehingga dari PT. Kembang Joyo Sriwijaya. Propolis
kandungan senyawa bioaktif propolis yang diekstrak terlebih dahulu dengan metode
ada di Indonesia dapat berbeda-beda dan maserasi. Hasil ekstraksi kemudian diuji
berbeda juga dengan propolis yang ada di kandungan bioaktifnya. Metode penelitian
negara-negara Eropa, Amerika dan lainnya. menggunakan metode deskriptif.
Sabir (2005) mengemukakan bahwa Data yang diperoleh merupakan data
komposisi propolis sangat bervariasi dan primer yang didapatkan langsung dari hasil
erat hubungannya dengan jenis dan umur laboratorium. Sampel propolis diambil
tumbuhan di mana propolis tersebut berasal berdasarkan jenis lebah dan lokasi
dan umumnya propolis terdiri dari penggembalaann. Hasil dari data primer
campuran resin dan getah 39–53%, ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif

110
Djalal Rosyidi dkk, 2018

untuk menggambarkan dan menjelaskan quercetin (QE)/g


bagaimana hasil penelitian tersebut.
Bahan yang digunakan dalam Penentuan Uji Fenolik
penelitian ini adalah raw propolis dan Total Fenolik ditentukan berdasarkan
etanol 70%, metanol, larutan DPPH (1,1- metode Folin-Ciocalteau dan dinyatakan
diphenyl-2-picrylhydrazyl), Folin- dalam mg Gallic Acid Equivalent
ciocalteau, natrium karbonat, kuersetin, (Ekuivalen Asam Galat). Folin-Ciocalteau
NaNO2, AlCl3, dan NaOH. Oven, merupakan reagen yang dapat membentuk
inkubator, spektofotometer UV-VIS larutan kompleks dengan fenol yang
(Labomed INC), vortex (IKA), orbital terkandung. Larutan dibaca 725 nm pada
shaker (Daihan Scietific), gelas ukur 5 mL spektrofotometri. Hasil akhir akan
dan 10 mL (Pyrex), timbangan analitik diekspresikan dengan mg (GAE) /g.
(Denver M 310 USA), kertas saring
whatman No.1, pipet tetes (Iwaki), beker HASIL DAN PEMBAHASAN
gelas 100 mL dan 1000 mL (Pyrex), tabung
reaksi (Pyrex), dan corong kaca (Supertek). Aktivitas antioksidan IC50 merupakan
Variabel yang diteliti dalam konsentrasi senyawa antioksidan yang
penelitian ini dilihat dari beberapa dibutuhkan untuk mengurangi radikal bebas
parameter yaitu aktivitas antioksidan IC 50, sebanyak 50%. Hasil aktivitas antioksidan
kadar total flavonoid, dan kadar total didapatkan dari persentase inhibisi yang
fenolik. dihitung dengan perhitungan regresi linear.
Hasil penelitian mengenai pengaruh
Ekstraksi Propolis perbedaan jenis lebah dan lokasi
Ekstraksi dilakukan dangan metode penggembalaan dapat dilihat pada Tabel 1.
maserasi menggunakan etanol 70%. Aktivitas antioksidan IC50 propolis
Propolis direndam minimal tiga hari terendah dihasilkan oleh lebah Trigona sp
diruang gelap. Perbandingan sampel asal Batu dengan nilai rataan 166,25 µg/g,
dengan pelarut yaitu 1:10 (Krell, 1996). Apis mellifera asal Mojokerto 173,05 µg/g,
Apis mellifera asal Batu 178,79 µg/g dan
Penentuan Aktivitas Antioksidan IC50 tertinggi yaitu Trigona sp asal Mojokerto
Kadar Antioksidan diketahui dengan dengan nilai rataan 987,24 µg/g.
menggunakan DPPH. Absorbansi larutan Hal ini menandakan bahwa untuk
diukur dengan menggunakan mengurangi radikal bebas sebesar 50%
spektrofotometer dengan panjang maka dibutuhkan 173,05 µg/g untuk
gelombang 517 nm. Warna DPPH akan propolis Apis mellifera asal Mojokerto dan
berubah dari berwarna ungu hingga 987,24 µg/g untuk propolis Trigona sp asal
menjadi kuning seiring dengan Mojokerto. Kandungan antioksidan yang
penambahan antioksidan. terdapat pada propolis dipengaruhi oleh
kandungan fenolik (Marghitas et al., 2011).
Penentuan Uji Flavonoid Semakin tinggi nilai kandungan fenolik
Total flavonoid diukur dengan maka semakin rendah nilai IC50 yang
kuarsetin equivalen. Larutan dibaca pada dimiliki.
415 nm pada spektrofotometer. Kuersetin Komponen flavonoid (seperti krisin
merupakan flavonoid golongan flavonol atau kuersetin) dan asam organik (seperti
yang dapat dideteksi dengan pereaksi asam firulat atau asam kafeat) merupakan
AlCl3, reaksi tersebut akan membentuk senyawa aktif yang dapat bersifat
ikatan komplek dengan gugus hidroksil dari antioksidan, yang ditunjukkan oleh adanya
senyawa flavonoid. Hasil absorbansi kemampuan mereduksi radikal bebas
diekspresikan hasilnya sebagai sampel mg DPPH (Hasan dkk. 2013).

111
Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis Pada Dua Jenis Lebah

Tabel 1. Nilai rataan aktivitas antioksidan IC50 propolis


Jenis Lebah Lokasi Aktivitas Antioksidan IC50 (µg/g)
Apis mellifera Batu 178,79 + 1,70
Mojokerto 173,05 + 0,53
Trigona sp Batu 166,25 + 0,42
Mojokerto 987,24 + 4,03

Kapasitas antioksidan suatu bahan mendapatkan kandungan antioksidan IC50


dipengaruhi oleh komponen-komponen di yang berasal dari India memiliki nilai
dalam bahan tersebut yang mampu sebesar 70 µg/g. Kandungan dari
beraktivitas untuk menghambat terjadinya antioksidan tersebut memiliki perbedaan
oksidasi (Ariviani dan Parnanto, 2013). yang disebabkan karena perbedaan
Nilai yang lebih rendah menandakan bahwa geografis atau asal lebah dan waktu dalam
Propolis Apis mellifera memiliki pemanenannya.
kandungan antioksidan yang terbaik. Aktivitas antioksidan tersebut
Kandungan antioksidan yang dipengaruhi oleh nilai flavonoid yang
dihasilkan dari kedua jenis lebah tersebut terkandung didalam propolis. Flavonoid
tergolong lemah. Menurut Junita dkk. adalah salah satu komponen senyawa
(2017), menyatakan bahwa suatu zat fenolik yang merupakan antioksidan alami
dikatakan memiliki aktivitas antioksidan yang berasal dari tumbuhan. Tumbuhan
lemah jika nilai IC50 dari senyawa tersebut yang hidup di lokasi penggembalaan akan
lebih dari 150 µg/ml atau setara dengan 150 mempengaruhi kandungan flavonoid yang
ppm. Marghitas dkk. (2011), di dalam merupakan antioksidan alami di dalam
penelitiannya mendapatkan nilai IC 50 propolis.
terendah sebesar 440 µg/g. Wang,
Sankarapandian, Cheng et al. (2016) Total Flavonoid
mendapatkan hasil antioksidan sebesar Hasil penelitian mengenai pengaruh
25,7-476,5 µg/g yang didapatkan dari 20 perbedaan jenis lebah dan lokasi
tempat berbeda di Korea Selatan. Laskar et penggembalaan dapat dilihat pada Tabel 2
al. (2010) di dalam penelitiannya

Tabel 2. Nilai rataan flavonoid propolis


Jenis Lebah Lokasi Flavonoid (mg/g)±SD
Apis mellifera Batu 1,808 + 0,086
Mojokerto 1,990 + 0,038
Trigona sp Batu 1,789 + 0,053
Mojokerto 1,000 + 0,033

Kandungan total flavonoid tertinggi bahwa perbedaan jenis lebah


dihasilkan oleh propolis lebah Apis mempengaruhi kandungan flavonoid dari
Mellifera asal Mojokerto sebesar 1,990 propolis. Kandungan senyawa flavonoid
mg/g, Apis mellifera asal Batu 1,808 mg/g, yang dihasilkan dari kedua jenis lebah
Trigona sp asal Batu 1,789 mg/g dan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
terendah oleh Trigona sp asal Mojokerto hasil penelitian yang dilakukan Haryanto
(1,395 mg/g). Hasil tersebut menunjukan (2017), pada penelitiannya didapatkan

112
Djalal Rosyidi dkk, 2018

1,831 µg/g untuk propolis lebah Apis pinus, pohon mangga memiliki kandungan
mellifera dan 0,129 mg/g propolis lebah flavonoid yang tinggi. Kulit pohon mangga
Trigona sp. Hasan et al. (2014), melakukan memiliki kandungan flavonoid yang cukup
penelitian terhadap lima sampel propolis banyak (Lukmandaru dkk., 2012)
yang didapatkan dari lima lokasi berbeda di Lokasi penggembalaan yang
Indonesia dengan hasil 0,024-0,046 mg/g. memiliki jenis tumbuhan sedikit maka akan
Senyawa flavonoid yang terkandung di mempengaruhi jumlah kandungan
dalam propolis tersebut jauh lebih rendah flavonoid di dalam propolis. Keterbatasan
jika dibandingkan dengan propolis yang tumbuhan di wilayah penggembalaan
berasal dari negara lain. Wang et al. (2016) berakibat pada sulitnya lebah dalam
menyatakan bahwa propolis asal Cina, mencari makanan karena jangkauan terbang
Korea, Australia dan Brazil memiliki nilai lebah yang berbeda.
diatas 20,8-53 mg/g. Andradea et al. (2017) Lokasi penggembalaan di Batu
menyatakan bahwa kandungan falvonoid penyebaran pohon pinus cukup merata
propolis yang berasal dari Brazil sebesar sedangkan lokasi penggembalaan di
55-91 mg/g. Miguel et al. (2010) di dalam Mojokerto banyak dibatasi oleh
penelitiannya mendapatkan nilai persawahan. Keterbatasan inilah yang
kandungan flavonoid pada musim yang menyebabkan kandungan flavonoid pada
berbeda yaitu pada musim salju sebesar propolis berbeda-beda. Selain keterbatasan
1,10-1,71 mg/g dan pada musim semi tanaman disekitar penggembalaan,
sebesar 1,12-1,56 mg/g. kemampuan terbang dari setiap lebah
Kandungan flavonoid yang terdapat berbeda. Lebah Apis mellifera memiliki
di dalam propolis dipengaruhi oleh asal jangkauan terbang mencapai 5 km sehingga
tanaman sebagai bahan baku. Kompisisi lebah mampu mencari pakan di tempat lain,
kimia propolis tergantung pada kekhususan sedangkan Trigona sp. hanya memiliki
flora lokal yang berada di lokasi jangkauan terbang dengan radius 500 m
pengumpulan (Jaya, 2017). Tumbuhan sehingga lebah hanya intensif pada area
yang paling banyak di lokasi sekitar sarang (Djajasaputra, 2010).
penggembalaan adalah pohon pinus untuk
wilayah Batu dan pohon mangga untuk Total Fenolik
wilayah Mojokerto. Kedua jenis tumbuhan Nilai kandungan fenolik dari ekstrak
tersebut memiliki senyawa bioaktif seperti propolis yang berasal dari dua jenis lebah
flavonoid. Daun dan batang pinus memiliki yang berbeda mempunyai nilai yang
banyak digunakan sebagai obat-obatan beragam. Hasil penelitian mengenai
karena memiliki kandungan flavonoid dan perbedaan jenis lebah dan lokasi
fenolik (Arel dkk., 2016). Selain pohon penggembalaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai rataan fenolik propolis


Jenis Lebah Lokasi Fenolik (mg/g)
Apis mellifera Batu 11,003 + 0,732
Mojokerto 21,980 + 0,547
Trigona sp Batu 15,170 + 0,159
Mojokerto 9,603 + 0,207

Nilai kandungan fenolik tertinggi mg/g, Apis mellifera asal Batu 11,003 mg/g
terdapat pada ekstrak propolis dari lebah dan ekstrak propolis dari lebah Trigona sp
Apis mellifera asal Mojokerto dengan nilai asal Mojokerto lebih rendah yaitu 9,603
21,980 mg/g, Trigona sp. asal Batu 15,170 mg/g. Hasil yang diperoleh lebih tinggi

113
Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis Pada Dua Jenis Lebah

dibandingkan dengan hasil penelitian sumber makanan lebah. Pohon mangga


Hariyanto (2017) pada ekstrak propolis dari memiliki kandungan flavonoid dan fenolik
lebah Trigona sp sebesar 0,104 mg/g. yang tinggi, akan tetapi lokasi tersebut
Ekstrak propolis lebah Apis mellifera dibatasi oleh wilayah persawahan sehingga
diperoleh lebih tinggi jika dibandingkan salah satu jenis lebah hanya mampu
dengan penelitian Nugraheni (2016) di mencari makan di sekitar sarang.
dalam Hariyanto (2017) sebesar 0, 379 Kemampuan lebah dalam mencari
µg/g, sedangkan ekstrak propolis Apis makanan dapat mempengaruhi kandungan
mellifera yang didapatkan dalam bentuk µg fenolik dikarenakan jenis tanaman yang
yaitu 15.170,38 µg/g. Keberadaan ditemukan terbatas oleh jarak terbang
senyawa-senyawa fenolik dapat maksimal lebah. Jarak jangkauan terbang
menentukan aktivitas antioksidan yang lebah Apis mellifera yang lebih jauh dari
terdapat di dalam propolis (Indrawati dan Trigona sp. memberikan keunggulan
Razimin, 2013). terhadap lebah tersebut dalam mencari
Jika dibandingkan dengan propolis makanan. Berbeda dengan Trigona sp.
yang berada di luar negeri, total fenolik jarak jangkauan terbangnya yang pendek
yang didapatkan terbilang rendah. Jug, et menyebabkan lebah tersebut hanya intensif
al. (2014) di dalam penelitiannya mencari pakan di sekitar sarang
mendapatkan nilai total fenolik yang (Djajasaputra, 2010).
berkisar 160-359 mg/g. Miguel et al.
(2010) melakukan penelitian di musim KESIMPULAN
yang berbeda dan didapatkan kandungan
flavonoid pada musim salju sebesar 3,92- Propolis Apis mellifera asal
8,60 mg/g dan pada musim semi 4,57-8,79 Mojokerto memiliki kandungan total
mg/g. Andrade et al. (2017) mendapatkan flavonoid dan total fenolik lebih tinggi
nilai fenolik sebesar 30-59 mg/g yang (1,990 + 0,038 mg/g dan 21,980 + 0,547
didapatkan dari propolis asal Brazil. mg/g) dibandingkan dengan Apis mellifera
Kandungan fenolik tergantung dengan asal Batu dan Trigona sp. asal Batu dan
lokasi, letak geografis dan sumber tanaman Mojokerto, sedangkan nilai aktivitas
(Saric et al, 2012). antioksidan IC50 terbaik dimiliki oleh
Perbedaan kandungan fenolik propolis Trigona sp. asal Batu yaitu 166,25
disebabkan karena sumber tanaman yang + 0,42 µg/g.
tersedia berbeda sehingga kandungan
fenolik pun beragam. Tingginya kandungan UCAPAN TERIMA KASIH
flavonoid didalam suatu tanaman akan
mempengaruhi kandungan fenolik. Peneliti mengucapkan terima kasih
Beragamnya jenis tanaman disebabkan oleh kepada Fakultas Peternakan Universitas
lokasi yang digunakan pada saat Brawijaya yang telah mengadakan
penggembalaan memiliki letak geografis penelitian serta BOPTN yang telah
berbeda. Lokasi penggembalaan di Batu mendanai penelitian ini
didominasi oleh tanaman pinus yang
merata. Pinus banyak digunakan DAFTAR PUSTAKA
masyarakat sebagai bahan baku obat
traditional dan dikembangkan dalam Andrade, J. K. S., Denadai, M., de Oliveira,
berbagai sediaan farmasi seperti kapsul C. S., Nunes, M. L., & Narain, N.
(Arel dkk., 2016). Penggunaan pinus (2017). Evaluation of bioactive
sebagai bahan baku obat karena pinus compounds potential & antioxidant
memiliki kandungan fenolik yang cukup activity of brown, green & red
tinggi. Lokasi penggembalaan di Mojokerto propolis from Brazilian northeast
memanfaatkan pohon mangga sebagai region. Food Research International,

114
Djalal Rosyidi dkk, 2018

101(1), 129–138. antikanker payudara. Journal of


https://doi.org/10.1016/j.foodres.2017.08.066 Agroindustrial Technology, 23(1), 13–21.

Arel, A., Dira, & Setiawati, A. (2016). Indrawati, N., & Razimin. (2013). Bawang
Isolasi senyawa utama kulit batang Dayak SI Umbi Ajaib Penakluk
tumbuhan pinus dari ekstrak etil Aneka Penyakit. Jakarta Selatan:
asetat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Agromedia Pustaka.
12(2), 60–66.
Jaya, F. (2006). Produk-Produk Lebah
Arivianti, S., & Parnanto, N. H. R. (2013). Madu & Hasil Olahannya. Malang:
Kapasitas antioksidan buah salak Universitas Brawijaya Press.
(salacca edulis reinw) kultivar
pondoh, nglumut & bali serta Jug, M., Končić, M. Z., & Kosalec, I.
korelasinya dengan kadar fenolik (2014). Modulation of antioxidant,
total & vitamin C. Agritech, 33(3), chelating & antimicrobial activity of
324–333. https://doi.org/10.22146/AGRITECH.9555
poplar chemo-type propolis by
extraction procures. LWT - Food
Chan, G. C.-F., Cheung, K.-W., & Sze, D.
Science & Technology, 57(2), 530–
M.-Y. (2013). The
537. https://doi.org/10.1016/J.LWT.2014.02.006
immunomodulatory & anticancer
properties of propolis. Clinical
Junita, D., Setiawan, B., Anwar, F., &
Reviews in Allergy & Immunology,
Muhandri, T. (2017). Komponen gizi,
44(3), 262–273.
https://doi.org/10.1007/s12016-012-8322-2
aktivitas antioksidan & karakteristik
sensori bubuk fungsional labu kuning
Hariyanto, R. A. B. (2017). Penentuan (Cucurbita moschata) & tempe.
Kandungan Fenolik, Flavonoid & Jurnal Gizi & Pangan, 12(2), 109–
Aktivitas Antioksidan Ekstrak 116. https://doi.org/10.25182/JGP.2017.12.2.109-116
Propolis Trigona Sp. Surabaya: ultas
Matematika & Ilmu Pengetahuan Juspawiza, M. (2013). Potensi
Alam Institut Teknologi Sepuluh Nanopropolis Lebah Madu Trigona
Nopember. Spp & Lebah Madu Apis Mellifera
Sebagai Antioksidan. (Skripsi) Bogor
Hasan, A. E. Z., Mangunwidjaja, D., : Fakultas Matematika & Ilmu
Sunarti, T. C., Suparno, O., & Pengetahuan Alam Institut Pertanian.
Setiyono, A. (2014). Investigating the
antioxidant & anticytotoxic activities Khalil, M. I., Moniruzzaman, M., Boukraâ,
of propolis collected from five L., Benhanifia, M., Islam, M. A.,
regions of Indonesia & their abilities Islam, M. N., Gan, S. H. (2012).
to induce apoptosis. Emirates Journal Physicochemical & antioxidant
of Food & Agriculture, 26(5), 390– properties of algerian honey.
398. https://doi.org/10.9755/ejfa.v26i5.16549 Molecules, 17(9), 11199–11215.
https://doi.org/10.3390/molecules170911199

Hasan, A. E. Z., Mangunwidjaja, D.,


Laskar, R. A., Sk, I., Roy, N., & Begum, N.
Sunarti, T. C., Suparno, O., & Setyo,
A. (2010). Antioxidant activity of
A. (2013). Optimasi ekstraksi
Indian propolis & its chemical
propolis menggunakan cara maserasi
constituents. Food Chemistry, 122(1),
dengan pelarut etanol 70% &
233–237.
pemanasan gelombang mikro serta https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2010.02.068
karakterisasinya sebagai bahan

115
Perbandingan Sifat Antioksidan Propolis Pada Dua Jenis Lebah

Lukmandaru, G., Vembrianto, K., & Sabir, A. (2005). Respons inflamasi pada
Gazidy, A. A. (2014). Aktivitas pulpa gigi tikus setelah aplikasi
antioksidan ekstrak metanol kayu ekstrak etanol propolis (EEP). Dental
mangifera indica l., mangifera foetida Journal (Majalah Kedokteran Gigi),
lour, & mangifera odorata griff. 38(2), 77–83.
Jurnal Ilmu Kehutanan, 6(1), 18–29. https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v38.i2.p77-83
https://doi.org/10.22146/JIK.3306
Saric, G., Markovic, K., Major, N., Karpan,
Marghitas, L. A., Dezmirean, D. S., M., Ursulin-Trstenjak, N., Hruskar,
Margaona, R., & Mihai, C. M. M., & Vahcic, N. (2012). Changes of
(2011). Physico-chemical antioxidant activity & phenolic
characterization & antioxidant content in acacia & multifloral honey
activity of transylvanian propolis. during storage. Food Technol.
Economics, Management, & Biotechnol, 50(4), 437.
Financial Markets, 6(1), 1228–1234.
Segueni, N., Zellagui, A., Moussaoui, F.,
Miguel, M. G., Nunes, S., Dandlen, S. A., Lahouel, M., & Rhouati, S. (2016).
Cavaco, A. M., & Antunes, M. D. Flavonoids from Algerian propolis.
(2010). Phenols & antioxidant Arabian Journal of Chemistry, 9(1),
activity of hydro-alcoholic extracts of 425–428.
https://doi.org/10.1016/J.ARABJC.2011.05.013
propolis from Algarve, South of
Portugal. Food & Chemical
Sharma, G. N., Dubey, S. K., Sati, N., &
Toxicology, 48(12), 3418–3423.
Sanadya, J. (2011). Phytochemical
https://doi.org/10.1016/j.fct.2010.09.014
screening & estimation of total
Neldawati, N. (2013). Analisis Nilai phenolic content in aegle marmelos
Absorbansi dalam Penentuan kadar seeds. International. International.
flavonoid untuk berbagai jenis daun Journal of Pharmaceutical &
tanaman obat. PIllar Of Physics, 2(1), Clinical Research, 3(2), 27–29.
76–83. https://doi.org/10.24036/756171074
Simone-Finstrom, M., & Spivak, M.
Osés, S. M., Pascual-Maté, A., Fernández- (2010). Propolis & bee health: the
Muiño, M. A., López-Díaz, T. M., & natural history & significance of resin
Sancho, M. T. (2016). Bioactive use by honey bees. Apidologie, 41(3),
295–311. https://doi.org/10.1051/apido/2010016
properties of honey with propolis.
Food Chemistry, 196, 1215–1223.
https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2015.10.050 Suranto, A. (2010). Dahsyatnya Propolis
untuk Menggempur Penyakit. Jakarta:
Parwata, I. M. O. A., Ratnayani, K., & Agromedia Pustaka.
Listya, A. (2010). Aktivitas
antiradikal bebas serta beta karoten Trusheva, B., Popova, M., Bankova, V.,
pada madu randu (ceiba petandra) & Simova, S., Marcucci, M. C., Miorin,
madu kelengkeng (nephelium longata P. L., Tsvetkova, I. (2006). Bioactive
l.). J. Kimia, 4(1), 54–62. constituents of brazilian red propolis.
Evidence-Based Complementary &
Rismayanti. (2014). Ecology Service Alternative Medicine : ECAM, 3(2),
249–254. https://doi.org/10.1093/ecam/nel006
Tumbuhan Herba Untuk Lebah
Trigona sp. (Skripsi) Bogor: Fakultas
Matematika & Ilmu Pengetahuan Wang, X., Sankarapandian, K., Cheng, Y.,
Alam Institut Pertanian. Woo, S. O., Kwon, H. W.,
Perumalsamy, H., & Ahn, Y.-J.

116
Djalal Rosyidi dkk, 2018

(2016). Relationship between total Widyasari, R. (2006). Pengujian Asam


phenolic contents & biological Semut & Cuka Kayu dalam
properties of propolis from 20 Pengendalian Tungau (Varroa
different regions in South Korea. destructor) Pada Lebah Madu (Apis
BMC Complementary & Alternative mellifera). (Skripsi) Bogor: Fakultas
Medicine, 16(1), 1–12. Kehutanan Institut Pertanian.
https://doi.org/10.1186/s12906-016-1043-y
Winarti, S. (2010). Makanan Fungsional.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

117

You might also like