Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

FUNGSI MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM MA’ARIF

NAHDLATUL ULAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS


(Studi Kasus di SMA NU Juntinyuat Desa Segeran Kidul,
Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu)

Luthfi Tazkiyatul Anwariah


Program Studi Manajemen Pendidikan Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan Sunyaragi By Pass Cirebon
E-mail: tazkiyaanwariah@gmail.com

Abstract

The purpose of this study, to describe and analyze the management function that are
applied in Juntinyuat NU High School. This study uses a qualitative approach with the case
study method. Can be concluded that the implementation of management functions NU
Ma’arif Education Institution High School in Juntinyuat NU High School; the learning
management process and curriculum management are very good, student management
function is good, but the function of public relations management is not yet optimal.

Key words: Management Function, Juntinyuat NU High School, Ma’arif Education


Institution.

Abstrak

Tujuan penelitian ini, untuk mendeskripsikan dan menganalisis fungsi manajemen


yang diterapkan di SMA NU Juntinyuat. Penelitian ini menggunakan pendekatan qualitatif
dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan
studi dokumentasi. Dapat disimpulkan pelaksanaan fungsi manajemen lembaga pendidikan
Ma’Arif NU menengah atas di SMA NU Juntinyuat; fungsi manajemen proses
pembelajaran dan manajemen kurikulum sangat baik, fungsi manajemen kesiswaan baik,
fungsi manajemen sarana hubungan sekolah dan masyarakat belum optimal.

Kata Kunci; Fungsi Manajemen, SMA NU Juntinyuat, Lembaga Pendidikan Ma’arif


A. PENDAHULUAN
Berdasarkan data dalam Education for All (EFA) Global Monitoring Report
2011 yang dikeluarkan UNESCO, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada
pada urutan 69 dari Negara yang disurvei. Terjadi penurunan dimana data sebelumnya
pendidikan Indonesia berada pada urutan 65. Lembaga yang selalu memonitor
perkembangan pendidikan di berbagai negara di dunia itu menempatkan kualitas
pendidikan Indonesia masih lebih baik daripada Filipina, Kamboja, dan Laos (Mudjia
Rahardjo, 2011:12). Indonesia yang mayoritas beragama Islam seharusnya dalam hal
kualitas pendidikan di Indonesia tidak mengalami penurunan pada urutan 65 menjadi
urutan 69 dari 127 Negara. Pendidikan Indonesia perlu berbenah diri untuk
menyelenggarakan sebuah pendidikan yang berkualitas.
Kegiatan pendidikan umumnya berlangsung di dalam suatu lingkungan, dalam
konteks pendidikan lingkungan adalah Lembaga Pendidikan. Terlebih Lembaga
Pendidikan Islam harus berbenah diri dalam menyelenggarakan sebuah pendidikan
yang berkualitas terutama Lembaga Pendidikan Islam menengah atas dalam
mempersiapkan keluaran yang berkualitas untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
ataupun terjun dalam dunia pekerjaan. Namun pada kenyataannya SMA Islam hingga
saat ini belum mampu menunjukkan eksistensinya. Berdasarkan data Dinas Pendidikan
Kabupaten Indramayu, jumlah siswa SMA Swasta didalamnya SMA Islam di
Indramayu mengalami penurunan pertahunnya sekitar 2–3,8 % sedangkan SMA
Negeri mengalami peningkatan pertahunnya sekitar 3–4,8 %. Tentu SMA Islam swasta
pun harus bersaing dengan SMA Swata non Islam lainnya.
SMA Islam swasta mampu bersaing dengan SMA non Islam dikarenakan di
SMA non Islam cenderung berbiaya sangat tinggi, sedangkan SMA Islam dengan
harga terjangkau kurang mampu menunjukkan eksistensinya. Oleh karena itu tidak
sedikit SMA Islam swasta yang kurang populer terkesan terpinggirkan dan tidak
mampu memenuhi tantangan global, sehingga terkesan dilaabeli sebagai lembaga
pendidikan “kelas dua”. Selain itu, manajemen lembaga pendidikan Islam swasta
terkesan ala kadarnya (Yulinar Sofiani, 2012:22).
Manajemen yang baik memiliki konsep sesuai dengan urutan prosesnya untuk
kemudian diaplikasikan dalam prakteknya. Dalam fungsi manajemen ada planning,
organizing, actuating, dan controlling atau disingkat POAC. Manajemen akan berjalan
dan berhasil dalam suatu tujuan apabila memiliki sistem manajemen yang baik dan
terkontrol (Kamal Muhammad Isa, 1994:16).
Namun, dalam realitasnyaa banyak lembaga pendidikan Islam yang tidak mampu
menghadapi persoalan yang kompleks dan belum responsive menghadapi tantangan
zaman. Persoalan ini kemudian salah satunya membentuk konsekuensi logis dari
manajemen Lembaga Pendidikan Islam menengah atas yang tidak profesional dalam
melaksanakan fungsi manajemen POAC akan merembes kepada pengaruhnya dalam
pencetakan generasi masa depan Islam yang semakin merosot dalam segi IPTEK dan
IMTAQ. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bangunan pendidikan Islam yang
haq itu akan hancur oleh kebatilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada
disekelilingnya. Sebagaimana yang dikemukakan Ali bin Abi Thalib bahwa
“Kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebatilan
yang tersusun rapi” (Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayati, 2012:09).
Dalam hal tersebut, tujuan Lembaga Pendidikan Islam menengah atas akan
tercapai secara efektif dan efisien bila manajemennya juga berjalan dengan baik.
Artinya, tujuan dari penyelenggaraan pendidikan Islam sebagai akhir dari usaha atau
proses pendidikan Islam tidak bisa dicapai dengan ala kadarnya, namun perlu di-
manage dengan baik serta profesional. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam
menengah atas yang baik adalah manajemen yang tidak menyimpang dari konsep
fungsi manajemen dalam garapan manajemen yang harus dikelola oleh Lembaga
Pendidikan Islam, yaitu manajemen proses pembelajaran, manajemen kurikulum,
manajemen kesiswaan dan hubungan sekolah dan masyarakat (humas). (B.
Suryosubroto, 2004:30).
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang ikut menjadi bagian penting dari dunia pendidikan yang berkembang
dan bertahan hingga dewasa ini. Dengan ciri identitas sekolah ma’arif dan komponen
Islam, menaungi sejumlah besar satuan pendidikan formal, yang menjadi tanggung
jawan langsung maupunyang bersifat affiliative, yang menjadi bagian integral dalam
dunia pendidikan di Indonesia. (Mamat S. Burhanudin, Modul Rapat Kerja Nasional
2008).
Sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Islam yang bernaung didalam Lembaga
Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, apakah SMA NU Juntinyuat melaksanakan
fungsi manajemen? Berangkat dari pertanyaan tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penilitian yang diberi judul “Fungsi Manajemen Lembaga Pendidikan
Ma’arif Nahdlatul Ulama Sekolah Menengah Atas”.
B. KAJIAN KONSEPTUAL
1. Fungsi Manajemen
Kata manajemen menurut kamus ilmiah popular berarti pengelolaan;
ketatalaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
yang diinginkan (Farid Hamid, 2000:350) Dalam bahasa Arab manajemen
diartikan sebagai idaarah, yang berasal dari kata adaara, yaitu mengatur. (Ali
Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, 1997: 384-385). Management dalam
bahasa Inggris diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan (John M. Echols dan Hassan Shadily, 2006:359)
Manajemen lembaga pendidikan didefinisikan sebagai pengelolaan bersama
akan unsur-unsur yang terdapat didalamnya untuk mencapai tujuan yag telah
ditentukan. Manajemen dalam Lembaga Pendidikan Islam pada hakikatnya
dilaksanakan melaui kegiatan fungsi manajemen yaitu planning, organizing,
actuating, dan controlling yang biasa disingkat POAC. (Mukhamad Ilyasin dan
Nanik Nurhayato, 2012:126) Adapun bidang garapan didalam manajemen sekolah
diantaranya adalah manajemen proses pembelajaran, manajemen kurikulum,
manajemen kesiswaan dan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat.
(B.Suryosubroto, 2004:30).
Proses manajemen dibentuk oleh beberapa fungsi manajemen yang biasa
disebut POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). George R.Terry dan
Leslie w.Rue, 2010:9-10). Empat fungsi ini digambarkan dalam empat siklus
karena adanya keterkaitan antara proses yang pertama dan berikutnya. Begitu juga
setelah pelaksanaan controlling akan mendapatkan feedback yang bisa dijadikan
sebagai masukan atau dasar untuk membuat planning baru.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang
meliputi rencana dan pelaksanaan, perencanaan berhubungan erat dengan
manajemen. Perencanaan juga dapat dikatakan tindakan yang menyeluruh yang
berusaha mengoptimalkan dana, sarana dan lain-lain (Malayu S.P. Hasibuan,
1996:20). Tentang perencanaan itu sendiri, Al- Qur’an surat al-Hasyr ayat 18,
dijelaskan bahwa sebagai orang yang beriman diharuskan bertakwa kepada
Allah dan memperhatikan apa yang diperbuat untuk hari esok (Jawahir
Tanthowi, 1983:67) Merencanakan yang hendak dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan merupakan hal yang terpenting dalam sebuah manajemen.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing adalah mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan
penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
itu.15 Diantara fungsi manajemen adalah menyusun dan membentuk berbagai
hubungan kerja dari berbagai unit untuk menjadi suatu tim yang solid. Dalam
al-Qur’an, Allah telah memberikan kunci dalam manajemen, yaitu bersatu.
Adanya kesatuan sistem akan memberikan peluang besar untuk mencapai
tujuan bersama (Q.S Ali-imran [3]: 102-103)
c. Pelaksanaan (Actuating)
Actuating atau disebut gerakan aksi, mencakup kegiatan yang dilakukan
manajer untuk mengawasi dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh
unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai
(George R. Terry, 1993:17). Syekh Mahmud Hawari menyebut actuating
dengan direction, beliau memberikan rumusan sebagai berikut : At Taujih atau
direction adalah : pimpinan selalu memberikan jalan- jalan, petunjuk atau ilmu
pengetahuan, serta memperingatkan terhadap anggota, atau karyawan guna
mencapai tujuan yang sebenarnya Proses pelaksanaan dalam manajemen tidak
akan pernah terselenggara dengan baik jika para pelaksananya tidak
berkoordinasi dengan baik.
d. Pengawasan (Controlling)
Controlling adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
menentukan sebab-sebab penyimpanan dan mengambil tindakan-tindakan
korektif. (George R. Terry, 2010). Dengan melakukan tindakan pengkontrolan
maka akan menimbulkan sebuah keinginan dan motivasi. Islam menghendaki
motivasi kerja adalah motivasi lillahi ta’ala.

C. PEMBAHASAN DAN HASIL


1. SMA NU JUNTINYUAT
1.1 Konteks Sejarah SMA NU Juntinyuat Kabupaten Indramayu
SMA NU Juntinyuat merupakan salah satu Lembaga Pendidikan yang
menyelenggarakan program rintisan Sekolah Berstandar Nasional (SSN) dengan
NPSN/NSS 20216201/30202181102 dan Terakteditasi “A”. Terletak di Jalan
KH. Hasyim Asy’ari Nomor I Desa Segeran Kidul Kecamatan Juntinyuat
Kabupaten Indramayu. Dalam perkembangannya, sekolah ini mengalami
beberapa perubahan dari segi lembaga maupun manajemennya.
Semula SMA NU Juntinyuat bernama “SMA YABUJAH (Yayasan Ibu
Hajjah Chodijah)”, yang didirikan oleh K.H. Abas Assafah Abdul Djalil S.Ag
M.Si pada tahun 1986.
Setelah berjalan 2 tahun, dalam upaya agar mempertahankan eksistensi,
Yayasan Ibu Hajjah Chodijah mengadakan Musyawarah dan kerja sama dengan
Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama Kecamatan Juntinyuat tepatnya
pada tahun 1988, memutuskan secara resmi pergantian nama SMA YABUJAH
menjadi SMA Nahdlatul Ulama (NU) Juntinyuat dan beraffiliasi kedalam
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama dengan tetap bernaung didalam
Yayasan Ibu Hajjah Chodijah.
Di usainya yang semakin dewasa, dengan ditopang Sumber Daya Manusia
(SDM) yang mempuni serta fasilitas yang memadai, kini SMA NU Juntinyuat
menjadi salah satu Sekolah Menengah Atas yang diminati oleh masyarakat
Indramayu khususnya Kecamatan Juntinyuat.

1.2 Visi, Misi dan Struktur SMA NU Juntinyuat


a. Visi
SMA NU Juntinyuat memiliki Visi “CANGGIH” yang merupakan akronomi
dari: “Cerdas, Agamis, Nasionalis, Gigih dan Harmonis”.
b. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut, SMA NU Juntinyuat mengembangkan Misi
sebagai berikut:
1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama dan memantapkan
rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan dan menerapkan budaya Bangsa dan akhlakul karimah
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
3) Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif dan
menyenangkan untuk mengembangkan potensi keilmuan peserta didik
agar memiliki kecerdasan Intelektual dan Sosial.
4) Menumbuhkan semangat berprestasi kepada seluruh warga sekolah.
5) Membimbing dan mengembangkan bakat dan minat peserta didik (Open
Talent).
6) Melaksanakan program ekstrakulikuler untuk menumbuh kembangkan
potensi dan bakat peserta didik.
7) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjawab
tantangan global.
8) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah.
9) Mengembangkan hasil karya yang dimiliki peserta didik.
10) Menumbuh kembangkan semangat rasa cinta terhadap Bangsa dan
Negara sehingga tumbuh semangat Nasional.
11) Mengembangkan jiwa seni dan budaya.
12) Menumbuh kembangkan rasa cinta kebersihan, keindahan, keamanan,
kesehatan dan kekeluargaan.
13) Menumbuh kembangkan semangat kebersamaan sehingga tercipta
suasana yang harmonis.
c. Struktur Organisasi
Struktur SMA NU Juntinyuat adalah sebagai berikut:
Ketua Yayasan : KH. Abas Assafah, S.Ag,
M.Si
Kepala Sekolah : Burhanudin, M.Pd.I
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan : Nurul Khikam, M.Pd
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana: Taufik Zaenal Mustofa, M.Si
Wakil Kepada Sekolah Bidang Kurikulum : Miftahul Fatah, M. Pd.I
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas : Ulin Niam, M.Pd
Kepala Tata Usaha : Ibrohim, S. Pd
Bendahara : Najjini, S. Pd.I
Guru Bidang Pelajaran Ilmu Bahasa : 1. Nurhidayat M.Pd
2 Kunirih, M.Pd
3 Hj. Kurnaningsih, M.Pd
4 Okhy Arief W, M.Pd
5 Hj. Nining S.Pd
6. Eti Nurjannah, S.Pd
Guru Bidang Pelajaran MIPA : 1. Ulin Niam, M.Pd
2. Daminah, M.Pd
3. Tuti Mamluatul H, M.Sc
4. Ahmad Syauqi, S.Pd
5. Toyibin, S.Pd
6. Kusripah, S.Pd
7. Fauziah, S.Pd.I
8. Lasti Mutofifin, ST
Guru Bidang Ilmu Sosial : 1. Novi Assirotun M.Si
2. Burhanudi, M.Pd.I
3. Miftahul Fatah, M.Pd.I
4. Asep Saepul R. S.Pd
5. Tika Ratna Arini, S.Pd
6. Tati, S.Pd
7. Malihatul Ulfiah, S.Pd
8. Eti Nur Waeti, S.E
Guru Bidang Agama : 1. Nurul Khikam, M.Pd.I
2. Muchlisin, M.Pd.I
3. Solehudin Al Ayubi, S.Ag
4. H. Solihin, S.Pd.I
5. Ahmad Sauki, S.Pd

1.3 Latar Belakang Guru, Staff dan Murid SMA NU Juntinyuat


a. Guru
Pendidik atau guru adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang
mendidik (Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, 1997: 61). Guru SMA
NU Juntinyuat pada Tahun Ajaran 2019/2020 berjumlah 47 Guru. Para Guru
SMA NU Juntinyuat rata rata memiliki standar kualifikasi jenjang pendidikan
S1 dan S2 bahkan ada 4 guru yang sedang menempuh jenjang pendidikan S3.
Dari segi kuantitas, ada 32 guru yang memiliki standar kualifikasi jenjang
pendidikan S1 dan 15 guru dengan jenjang pendidikan S2. Dengan persentase
guru SMA NU Juntinyuat jenjang pendidikan S1 68 % dan jenjang
pendidikan S2 32%.
b. Staff
SMA NU Juntinyuat memiliki 7 orang staff yang memiliki tanggung jawab
masing-masing. 1 staff sebagai bendahara, 3 staff sebagai operator dan tata
usaha, 1 staff sebagai pustakawan dan 2 staff sebagai keamanan dan
kebersihan. Para staff tersebut rata-rata memiliki standar kualifikasi
pendidikan jenjang pendidikan S1. 6 staff dengan jenjang pendidikan S1 dan 1
staff sedang menempuh jenjang pendidikan S1.
c. Murid
Persentase Kuantitas siswa SMA NU Juntinyuat dari waktu ke waktu
mengalami peningkatan. Jumlah siswa SMA NU Juntinyuat Tahun Ajaran
2019-2020 adalah 312 siswa. Para siswa SMA NU Juntinyuat semuanya
beragama Islam. Latar belakang orang tua siswa SMA NU Juntinyuat 70 %
adalah bekerja sebagai buruh tani, 27 % karyawan swasta dan 2% pengusaha.
Hal ini sesuai dengan tujuan sang pendiri yang ingin menyelenggarakan
sebuah pendidikan bagi masyarakat bawah, khususnya para buruh tani agar
bisa menyekolahkan anaknya.

2. FUNGSI MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NAHDLATUL


ULAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS
2.1 MANAJEMEN SMA NU JUNTINYUAT
a. Manajemen Proses Pembelajaran
Dalam hal perencanaan proses pembelajaran, guru SMA NU Juntinyuat
sudah memiliki semua hal yang berkaitan dengan perencanaan
pembelajaran, yakni kepemilikan atas RPP, Silabus dan bahan ajar pada
proses pembelajaran yang akan digunakan. Perencanaan proses
pembelajaran di SMA NU Juntinyuat tidak terlepas dari beberapa
perencanaan proses pembelajaran SMA Islam lainnya. Hal ini dipersiapkan
oleh guru SMA NU Juntinyuat dengan tujuan proses pembelajaran yang
akan berlangsung menjadi lebih terarah. Perencanaan proses pembelajaran di
SMA NU Juntinyuat sangat baik semua guru sudah membuat perencanaan
pembelajaran dan menyususun berbagai program pengajaran sesuai
pendekatan dan metode yang digunakan dengan memperhatikan situasi dan
kondisi siswa.

Pengorganisasian proses pembelajaran yang berlangsung di SMA


NU Juntinyuat disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Namun dalam pengorganisasian berdasarkan kriteria guru, dalam hal
capability atau kesesuaian kemampuan dengan bidang yang diajar, masih
terdapat 20% guru SMA NU Juntinyuat mengajar tidak sesuai bidangnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam segi loyalitas, beberapa guru SMA
NU Juntinyuat hanya memberikan pelajaran dalam waktu pembelajaran
berlangsung saja, sedangkan diluar jadwal pelajaran guru SMA NU
Juntinyuat disibukkan dengan keperluan masing-masing. Dalam hasil
pengamatan keberlangsungan prosess pembelajaran di SMA NU
Juntinyuat, cakupan akan pengorganisasian waktu dalam proses
pembelajaran seperti cakupan review kurang dimanfaatkan oleh para guru
SMA NU Juntinyuat sehingga dalam penguatan siswa akan materi yang
telah diberikan tidak maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terlihat prinsip


pembelajaran guru SMA NU Juntinyuat cukup eksploratif dan elaborative
dalam memberikan pembelajaran. Pembelajaran dan pembentukan
karakter di SMA NU Juntinyuat cukup baik, dalam melatih dan
menguatkan semangat siswa untuk menampilkan perilaku-prilaku yang
baik, SMA NU Juntinyuat membuat formulasi dengan membuat kantin
jujur dan mengadakan kultum rutin setiap ba’da sholat Dzuhur. Ketika
adzan berkumandang para siswa terbiasa bergegas ke Masjid untuk
menunaikan sholat dan mendengarkan kultum bergilir oleh siswa.
Hasil proses pembelajaran siswa SMA NU Juntinyuat bermacam-
macam, ada yang baik dan ada yang kurang dari nilai Kriteria Kelulusan
Mengajar yakni nilai 70. Persentase siswa yang mendapatkan nilai diatas
KKM kurang lebih 85% dan 15% siswa yang tidak lulus KKM dan
diwajibkan untuk remedial. Evaluasi tersebut meliputi aspek : Kognitif,
Afektif dan Psikomotorik. Untuk siswa yang remedial diberikan bimbingan
dan motivasi oleh guru agar meningkatkan kemauan dan prestasi belajar.

b. Manajemen Kurikulum
Kurikulum SMA NU Juntinyuat direncanakan berdasarkan kurikulum yang
telah ditetapkan oleh pemerintah Pendidikan Nasional (Diknas) dan
mengikuti Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Akan tetapi
dikombinasikan dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa SMA NU
Juntinyuat. Memperhatikan situasi dan kondisi siswa yang dalam segi
ekonomi yang kurang. Oleh karena itu SMA NU Juntinyuat menambahkan
beberapa bidang studi dalam kurikulumnya seperti bidang studi
kewirausahaan,
Kurikulum yang telah direncanakan tersebut kemudian diorganisasikan
dengan membagi jadwal mengajar guru-guru SMA NU Juntinyuat agar tidak
berbenturan. Pembagian ini melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah
bidang kurikulum dan yang terlibat langsung yakni guru bidang studi itu
sendiri. Pengorganisasian kurikulum SMA NU Juntinyuat juga
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, hal ini lebih ditekankan
kepada guru bidang studi. Sehingga dalam pengorganisasian kurikulum
dalam proses pembelajarannya tidak memberatkan siswa.
Adapun pelaksanaan kurikulum SMA NU Juntinyuat dibagi menjadi dua:
1) Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung
ditangani oleh kepala sekolah. Selain bertanggung jawab supaya
kurikulum dapat terlaksana di sekolah, kepala sekolah dibantu oleh
Wakasek bidang kurikulum SMA NU Juntinyuat juga berkewajiban
melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang
akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran
dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain
yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.
2) Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan
ditugaskan langsung kepada para guru SMA NU Juntinyuat.

Pengevaluasian dan pengawasan kurikulum SMA NU Juntinyuat yang


dilakukan dibarengi dengan pengambilan keputusan dalam memecahkan
masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan kurikulum melakukan
perbaikan-perbaikan atas hambatan dan kesulitan manajemen kurikulum
SMA NU Juntinyuat yang dihadapi.

c. Manajemen Siswa
Perencanaan manajemen kesiswaan yang pertama dilakukan adalah
penerimaan siswa baru SMA NU Juntinyuat. Perencanaan manajemen
kesiswaan dalam penerimaan siswa baru bersifat terbuka terlebih untuk
masyarakat sekitar yang kurang mampu dan tidak ada seleksi yang ketat.
SMA NU Juntinyuat sudah sesuai dengan sistem pendidikan Islam, dimana
semua kalangan dapat mengakses pendidikan terlebih dari kalangan yang
tidak mampu. Namun perencanaan manajemen kesiswaan SMA NU
Juntinyuat tidak sesuai dengan perencanaan manajemen kesiswaan yang
didefinisikan Prim Masrokan, dimana adanya analisa mengenai penerimaan
siswa, sehingga siswa yang diterima tidak over capacity.
Kendala yang dihadapi adalah penyesuaian akan minimnya fasilitas
yang dimiliki oleh SMA NU Juntinyuat. Pengorganisasian manajemen
kesiswaan di SMA NU Juntinyuat mempertimbangkan kebutuhan akan
pengeksplorasikan minat dan bakat yang dimiliki siswa dengan
menyesuaikan kondisi fasilitas yang dimiliki SMA NU Juntinyuat. Namun
jika dianalisis manajemen pengorganisasian kesiswaan SMA NU Juntinyuat
masih kurang baik karena tidak adanya penganalisis akan pengelompokan
siswa mengenai kemampuan dan bakat yang dimiliki.
Dalam pelaksanaannya manajemen kesiswaan SMA NU Juntinyuat
berjalan dengan baik. Pengawasan dalam bidang kesiswaan, wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan memberlakukan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan tata tertib siswa SMA NU Juntinyuat. Seperti halnya
larangan untuk merokok, membolos, berambut panjang untuk siswa laki-laki
dll. Tujuannya untuk meingkatkan kedisiplinan siswa SMA NU Juntinyuat.
d. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Humas SMA NU Juntinyuat biasanya melakukan perencanaan yang
berkaitan dengan menjalin sinergitas, humas SMA NU Juntinyuat juga
bertugas untuk mempromosikan SMA NU Juntinyuat kekhalayak umum agar
lebih dikenal oleh masyarakat. Kepala sekolah sebagai topleader memegang
peranan penting dan menentukan. akan tetapi posisi kepala sekolah SMA NU
Juntinyuat sebagai topleader sering terhambat dengan keputusan dam
wewenang dari yayasan sebagai pemilik SMA NU Juntinyuat. Sehingga
berbagai macam bentuk kegiatan yang berkaitan dengan SMA NU Juntinyuat
harus mendapatkan persetujuan dari yayasan.
Pihak yayasan tidak rutin mendiskusikan permasalahan yang berkaitan
dengan SMA NU Juntinyuat. Kepala yayasan terlalu sibuk dengan
pekerjaannya sebagai Politisi. Begitu pula dengan hubungan sekolah dan
masyarakat belum bersinergi Seperti hal Wahjusumidjo bahwa humas harus
melakukan komunikasi yakni proses interaksi antara sesama anggota
masyarakat dan antar sekolah dan anggota masyarakat.
SMA NU Juntinyuat mempunyai divisi Humas yang tugas utamanya
adalah mencari sumber-sumber dana dari luar sekolah. SMA NU Juntinyuat
memiliki komite sekolah dengan harapan dapat membantu permasalahan dana
SMA NU Juntinyuat. Tidak sedikit kerjasama- kerjasama oleh pihak atau
sekolah lain, SMA NU Juntinyuat juga melakukan kerjasama dengan
lingkungan sekitar SMA NU Juntinyuat. Namun partisipasi masyarakat
sekitar tidak terlalu baik, hal ini dikarenakan kurang adanya pendekatan-
pendekatan yang dilakukan oleh para guru SMA NU Juntinyuat. Para guru
datang kesekolah hanya untuk mengajar dan menyelesaikan administrasi
KBM, kemudian langsung pulang. Kurang komunikasi inilah yang
menyebabkan masyarakat kurang berpartisipasi dengan baik kepada SMA NU
Juntinyuat. Wahjosumidjo menjelaskan keterlibatan humas melalui proses
tersebut anggota masyarakat memberikan kontribusi, energi, keahlian, dan
sumber-sumber lain terhadap sekolah dan memperoleh jalan untuk proses
pembuatan keputusan tentang sekolah.
Pengawasan hubungan sekolah dan masyarakat langsung menjadi tugas
dari kepala sekolah dibawah komando yayasan. Evaluasi akan sesuai dengan
apa yang diharapkan apabila pelaksanaannya dilaksanakan secara continue
dan mempertimbangkan accountability. Continue disini memiliki pengertian
evaluasi manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (humas) SMA NU
Juntinyuat terdapatnya sebuah rutinitas atau penjadwalan tertulis mengenai
pengevaluasian akan pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dan
masyarakat (humas) SMA NU Juntinyuat. Kondisi demikian memerlukan
penyegaran secara internal pelaksana program setelah diadakan evaluasi
tersebut. Penyegaran sebagai bentuk corrective action akan perbaikan
pelaksanaan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (humas).

3. PENUTUP
1. Kesimpulan

Pelaksanaan fungsi manajemen Lembaga Pendidikan Ma’arif menegah atas di


SMA NU Juntinyuat menjalankan fungsi manajemen dengan rincian sebagai
berikut:

a. Fungsi Manajemen proses pembelajaran baik dalam segi perencanaan dan


pengorganisasian sudah menerapkan fungsi manajemen perencanaan dan
pengorganisasian dalam proses pembelajaran, dalam fungsi pelaksanaan
tergolong baik. Dalam pelaksanaan pengevaluasian proses pembelajaran
mencakup beberapa aspek pengevaluasiaan meliputi Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik.
b. Fungsi Manajemen pada perencanaan sudah memenuhi Badan Nasional Standar
Pendidikan. Fungsi pengorganisasian kurikulum melibatkan pihak-pihak tenaga
pendidikan sehingga tidak terjadinya waktu mengajar yang berbenturan antar
sesama tenaga pendidik.
c. Fungsi manajemen kesiswaan dalam fungsi perencanaan belum optimal,
minimnya perencanaan penerimaan siswa baru menimbulkan over capacity
siswa baru. Namun dalam fungsi pengorganisasian dan pengawasan cukup
baik, pelaksanaan manajemen kesiswaan berjalan aktif. Wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan membuat dan memberlakukan tata tertib siswa dalam upaya
meningkatkan motivasi dan kedisiplinan siswa.
d. Fungsi manajemen hubungan sekolah dan masyarakat tidak ada perencanaan
yang berkaitan dengan isu kemasyarakatan, tidak memberikan kontribusi secara
optimal, kurang adanya kerjasama saling menunjang dan saling
menguntungkan antara sekolah dan masyarakat. Terakhir tidak adanya
pengevaluasian akan divisi humas.

2. Saran

Penelitian ini hanya sebatas mendeskripsikan pelaksanaan fungsi manajemen


Lembaga Pendidikan Islam Ma’arif Nahdlatul Ulama menengah atas
menggunakan teori fungsi manajemen G.R. Terry dan belum menggali secara
mendalam tentang fungsi manajemen dalam tiga garapan manajemen lainnya.
Maka perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang fungsi manajemen keuangan,
kesiswaan dan sarana prasarana.

Data dalam penelitian ini lebih banyak didapat dari wawancara dan observasi
singkat karena keterbatasan waktu dan situasi ditengah pandemi Covid-19. Peneliti
tidak dapat melakukan observasi secara mendalam terhadap pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan, kesiswaan dan sarana prasarana Lembaga Pendidikan
Ma’arif Nahdalatul Ulama menengah atas di SMA NU Juntinyuat.

DAFTAR PUSTAKA
Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997).
B.Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)
Farid Hamid, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Apollo, 2000).
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993).
George R.Terry dan Leslie w.Rue. Dasar-Dasar Manajemen, Cet. Kesebelas, (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2010).
Ilyasin, Mukhamad dan Nanik Nurhayati. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Malang:
Aditya Media Publishing
Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta:
Pustaka Al- Husna, 1983).
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta:PT.
GRAMEDIA Pustaka Utama, 2006).
Kamal Muhammad Isa, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Fikahati Aksara:
1994).
Mudjia Rahardjo, “Pendidikan & Kebudayaan”, Kompas, 3 Maret 2011.
Mukhamad Ilyasin dan Nanik Nurhayato, Manajemen Pendidikan Islam, (Jogjakarta:
Aditya Media Publishing, 2012).
Perkembangan Jumlah Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta Tiap
Provinsi. (http://www.psp.kemendiknas.go.id. Diakses 2010)
Q.S Ali-imran [3]: 102-103
Yulinar Sofiani, Implementasi Prinsip Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2012

You might also like