HAFALAN

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 2

SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi adalah pelepasan endometrium (dinding Rahim) yang disertai perdarahan


berulang setiap bulan. Dinding endometrium mengalami pelepasan karena sudah tidak
dibutuhkan. Penebalan endometrium terjadi untuk mempersiapkan penempelan ovum yang telah
dibuahi umumnya darah yang keluar berkisar antara 10 hingga 80 ml dengan kisaran rata-rata
antara 35 ml/hari. Siklus menstruasi terbagi menjadi empat fase, fase yang pertama yaitu fase
menstruasi, fase yang kedua yaitu fase pra ovulasi (folikuler), fase yang ketiga yaitu fase ovulasi
dan fase terakhir adalah fase pasca ovulasi (luteal). Lalu dalam siklus menstruasi terdapat siklus
ovum, hormon, dan siklus uterus atau Rahim.

Fase pertama yaitu fase menstruasi diawali dengan tidak dibuahinya sel ovum, kadar
hormone progesterone pun ikut turun sehingga menyebabkan peluruhan dinding Rahim dan
menyebabkan menstruasi. Dalam fase ini hormone FSH dan LH dibantu dengan hormone
esterogen membantu mematangkan sel telur selanjutnya. Fase ini umumnya terjadi antara 3-7
hari dengan rata-rata 5 hari.

Fase kedua yaitu pra ovulasi (folikuler) ketika ovum sudah matang hormone FSH dan LH
mengalami sedikit penurunan sedangkan esterogen mengalami kenaikan seiring dengan naiknya
hormone esterogen dinding Rahim pun ikut mengalami penebalan kedua hal ini terus naik hingga
ke tahap maksimal

Fase ketiga yaitu fase ovulasi setelah mencapai titik maksimalnya hormone esterogen mulai
menurun pada fase ini terjadi lonjakan hormone LH dan FSH secara mendadak dan tinggi hal ini
menyebabkan folikel pecah dan mendorong ovum atau sel telur keluar dari ovarium. Pelepasan
ini biasanya terjadi antara 16 hingga 32 jam setelah hormone LH dan FSH naik.

Fase terakhir yaitu fase pasca ovulasi atau luteal setelah ovum terlepas folikel yang
ditinggalkan membentuk korpus luteum. Korpus luteum ini akan melepaskan hormone
progesterone yang menyebabkan kenaikan suhu basal atau thermal sif yang menandakan tubuh
sedang dalam masa subur selepas ovulasi hormone progesterone dibantu hormone esterogen
memiliki tugas untuk menahan dinding Rahim atau endometrium namun lama kelamaan korpus
luteum hancur dan tidak lagi memproduksi hormone progesterone, hal ini menyebabkan
endometrium mulai luruh dan terjadilah menstruasi selanjutnya.
ANATOMI PANGGUL

Terdapat empat macam jenis panggul pertama ginekoid, android, anthropoid, dan
platipeloid. Jenis ginekoid kebanyakan dimiliki oleh wanita ciri khas nya rongga berbentuk oval
dengan jarak kanan kiri lebih lebar daripada jarak depan dan ke belakang. Yang kedua yaitu
android yang umumnya dimiliki oleh pria ciri khasnya adalah rongga panggul yang sempit dan
berbentuk seperti hati. Yang ketiga anthropoid ciri-cirinya rongga nya lonjong seperti telur
dengan diameter depan ke belakang lebih panjang daripada diameter kanan ke kiri. Yang terakhir
platipeloid ciri-cirinya rongga nya pipih dengan diameter kanan ke kiri jauh lebih besar daripada
diameter depan ke belakang.

Rangka panggul terdiri dari 5 yaitu sacrum, ilium, isium, pubis dan koksigis. Sebenarnya
koksigis termasuk dalam sacrum karena sacrum ada 5 buah ruas ditambah koksigis. Didalam
sacrum terdapat tulang yang menonjol yang disebut promontorim, perbatasan antaran sacrum dan
ilium disebut artikulasio sakroiliaka. Lalu di bagian ilium yang pertama ada krista iliaka, spina
iliaka anterior superior, dan spina iliaka anterior inferior. Selanjutnya tulang isium terdapat
asetabulum, rongga yang bernama obturator foramen dan tulang yang menonjol didalam yaitu
spina isiadika. Lalu yang terakhir terdapat tulang pubis yang berada di tengah bernama simpisis
pubis lalu tulang disebelah kiri ada tuberkulum pubis.

Selanjutnya konjugata pada panggul yang pertama ada konjugata transversal yaitu jarak
terjauh melintang pada linea terminalis yang jaraknya sekitar 13 cm. konjugata kedua yaitu
konjugata vera yaitu jarak antara belakang simpisis pubis ke tulang promontorium jaraknya
kurang lebih 11 cm. konjugata ketiga yaitu konjugata oblikua yaitu jarak antara artikulasio sakro
iliaka ke titik pertemuan antara konjugata transversal dan konjugata vera lalu diteruskan hingga
linea terminalis jaraknya lebih kurang 12,5 cm

Yang terakhir yaitu bidang-bidang hodge. Bidang hodge digunakan untuk menentukan
sejauh mana janin sudah turun pada saat persalinan. Bidang hodge ini biasanya ditentukan oleh
periksa dalam. Batas bidang hodge 1 adalah garis lurus pada tepi atas simpisis pubis ke tulang
promontorium. Bidang hodge 2 garisnya sejajar dengan bidang hodge 1 namun terletak pada tepi
bawah simpisis pubis. Lalu bidang hodge 3 sejajaran juga dengan bidang hodge 1 dan bidang
hodge 2 namun terletak pada spina isiadika baik kanan maupun kiri. Yang terakhir bidang hodge
4 garis nya terletak pada koksigis.

You might also like