Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

JURNAL CARE

Children Advisory Research and Education JCARE


Jurnal CARE 7 (1) Juli P-ISSN: 2355-2034 / E-ISSN: 2527-9513
Copyright ©2019 Universitas PGRI Madiun – PG PAUD Available at :http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD

EVALUASI PEMBELAJARAN PADA PAUD

Alya Amarul Hani


Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Madiun
aliyahani25@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masing-masing cara evaluasi dengan observasi di
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Penelitian dilakukan di Lab School Universitas PGRI Madiun,
Cendekia Kids School (CKS). Permasalahan di lapangan menunjukkan bahwa guru kesulitan memilih
instrumen evaluasi yang sesuai. Akibatnya setelah dianalisis antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH) dengan lembar evaluasi yang sudah dibuat oleh guru ternyata tidak sesuai.
Permasalahan ini membuat peneliti mencoba menganalisis cara evaluasi pembelajaran di sekolah. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan analisis dokumen. Observasi dilakukan
dengan melakukan pengamatan perkembangan anak menggunakan instrumen evaluasi catatan anekdot,
running records, ceklis, time sampling, dan event sampling. Analisis dokumen dilakukan dengan
menganalisis RPPH, dan dokumen hasil evaluasi pembelajaran. Langkah analisis data yang dilakukan
adalah reduksi data, display data, dan kesimpulan. Penelitian menemukan bahwa pada penilaian
observasi di PAUD memiliki beberapa cara observasi yang kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan dan kekurangan ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan cara evaluasi yang tepat
sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

Kata kunci : PAUD, Evaluasi, Rencana Pembelajaran

Abstract
This study aimed to determine the characteristics of each method of evaluation by observation in Early
Childhood Education (ECE). The research was conducted at the Lab School at Madiun PGRI University,
Cendekia Kids School (CKS). The problems in field indicate that the teacher has difficult to choose
appropriate evaluation instrument. As a result, after being analyzed between the lesson plan and the
evaluation sheet was inappropriate. This problem made the researcher tried to analyze the way of
learning evaluation in school. The data collection technique used was by observation and analysis of
documents. Observations carried out by observing the development of children using instruments to
evaluate anecdotes record, running record, checklist, time sampling, and event sampling. Document
analysis was carried out by analyzing lesson plan, and the results of learning evaluation documents. The
steps of data analysis carried out were data reduction, data display, and conclusions. The study found that
in the observation assessment in ECE there were several ways of observing the advantages and
disadvantages of each. These advantages and disadvantages can be used by the teacher to determine the
appropriate evaluation method in accordance with the lesson plan.

Key Words : Early Childhood Education, Evaluation, Lesson Plan

A. PENDAHULUAN perlakuan dan pelayanan (pemberian


Pendidikan Anak Usia Dini rangsangan).
(PAUD) merupakan pendidikan untuk Pemberian layanan dan perlakuan
menunjang pembinaan dan merangsang dengan tujuan menstimulasi
perkembangan anak sejak dini. Kualitas perkembangan anak usia dini merupakan
PAUD dapat dipengaruhi oleh anak itu bagian proses yang disebut dengan
sendiri, orang tua, lingkungan, kualitas program pembelajaran di PAUD.
Program pembelajaran pada PAUD yang

1
52
Alya Amarul Hani / Jurnal CARE 7(1) 2019

berkualitas dapat membantu anak dalam anekdot, ceklis, dan hasil karya. Menurut
menyelesaikan tugas perkembangan. pengakuan guru, guru kesulitan dalam
Selain tugas perkembangan dalam memilih dan mengolah hasil penilaian
kurikulum PAUD anak harus mencapai dengan penilaian berdasarkan Kurikulum
kompetensi dasar yang sudah ditentukan. 2013. Hal ini membuat penilaian sekedar
Ketercapaian tugas perkembangan dan menjadi syarat administrasi dan bukan
kompetensi dasar dapat dilihat dari hasil untuk melakukan evaluasi. Hal ini
evaluasi pembelajaran. Evaluasi didukung dengan penelitian (Kinasih dkk,
pembelajaran yang berkualitas akan 2017: 1) bahwa penerapan Kurikulum
membantu mengoreksi proses 2013 menyulitkan karena pendidik
pembelajaran sehingga meningkatkan membutuhkan waktu lama mengelola
kualitas pendidikan. Hal ini senada banyak detail peristiwa hanya untuk tiap
dengan pendapat (Mardapi, 2003: 8) anak didik dalam sehari. Proses
bahwa usaha peningkatan kualitas pengolahan ketiga macam penilaian
pendidikan dapat ditempuh melalui menjadi suatu laporan evaluasi akan
peningkatan kualitas pembelajaran dan membutuhkan waktu lama.
kualitas sistem penilaian. Penilaian lebih menekankan pada
Pada penyusunan Rencana potensi yang dimiliki oleh anak didik
Pelaksaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan memantau pembelajaran baik dari
tertulis rencana penilaian atau evaluasi. kemajuan, hasil hingga perbaikan belajar
Hal ini untuk mengukur hasil proses secara berkesinambungan (Kemdikbud,
pembelajaran sesuai dengan rencana yang 2015). Penilaian observasi dapat
tertulis dalam RPPH. Jadi, selain dilakukan dalam format lain yang
menyusun rencana pembelajaran disesuiakan dengan kebutuhan saat di
sekaligus dengan menyusun rencana lapangan. Permasalahan ini membuat
evaluasi. Di lapangan masih dijumpai peneliti mencoba menganalisis cara
dokumen RPPH yang tidak memuat evaluasi dengan observasi melalui catatan
rencana evaluasi. Hal ini membuat proses anekdot, running records, ceklis, time
pembelajaran hari itu menjadi tidak sampling, dan event sampling. Untuk
terukur ketercapaiannya. mengetahui kelebihan dan kekurangan
Hasil wawancara dengan salah masing-masing dari cara observasi dari
satu guru di CKS, guru kesulitan untuk masing-masing evaluasi pembelajaran.
membuat rencana evaluasi. Guru belum Sehingga guru dapat menentukan
mampu memilih instrumen evaluasi yang ketepatan penggunaan teknik observasi
tepat sesuai dengan RPPH yang dibuat. untuk evaluasi pembelajaran.
Akibatnya setelah dianalisis antara RPPH
dengan lembar evaluasi yang dibuat oleh B. METODE PENELITIAN
guru ternyata tidak sesuai. Guru Waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan pengamatan namun tidak penelitian ini adalah selama 1 semester
melakukan pencatatan secara rutin dan (September—Desember) yaitu pada
rinci. semester gasal tahun ajaran 2018/2019.
Berdasarkan Kurikulum 2013 Lokasi penelitian di Lab School
penilaian PAUD menggunakan 3 macam Universitas PGRI Madiun Cendekia Kids
cara penilaian observasi dengan catatan School. Teknik pengumpulan data yang
53
Alya Amarul Hani / Jurnal CARE 7(1) 2019

digunakan adalah dengan metode berbeda dibandingkan dengan anak usia


observasi, wawancara dan analisis sekolah dasar maupun menengah. Maka
dokumen. Observasi dilakukan dengan dari itu guru perlu melakukan
menggunakan instrumen evaluasi catatan penyesuaian pada cara observasi dari
anekdot, running records, ceklis, time masing-masing evaluasi pembelajaran
sampling, dan event sampling untuk dengan Rencana Pelaksanaan
menilai perkembangan dan kompetensi Pembelajaran Harian (RPPH) yang akan
dasar anak. Wawancara dilakukan kepada digunakan.
mahasiswa PG PAUD yang melakukan
evaluasi. Analisis dokumen yang 1. Anecdotal Records
digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Catatan anekdot merupakan
Pembelajaran Harian (RPPH), dan uraian tertulis mengenai perilaku yang
dokumen hasil evaluasi. Analisis data ditampilkan oleh anak dalam situasi
dilakukan dengan model Miles and khusus (Nugraha, 2010: 14). Catatan
Huberman dengan langkah-langkah yaitu akan menunjukkan perilaku unik yang
reduksi data, display data, dan ditampilkan oleh anak dalam situasi
kesimpulan (Sugiyono, 2012:337). tertentu. Catatan anekdot merupakan
jurnal harian yang mencatat perilaku unik
C. HASIL DAN PEMBAHASAN anak didik selama proses pembelajaran
Evaluasi merupakan serangkaian berlangsung. Catatan berupa uraian fakta,
kegiatan untuk memperoleh, menceritakan situasi yang terjadi, tingkah
menganalisis dan menafsirkan data laku dan ucapan anak. (Kemdikbud,
tentang proses dan hasil belajar peserta 2015).
didik yang dilakukan secara sistematis Tabel 1. Anecdotal Records
dan berkesinambungan, sehingga menjadi Kelebihan Kekurangan
Penilaian menjadi Penilaian menjadi tidak
informasi yang bermakna dalam lebih fokus pada lengkap karena hanya
pengambilan keputusan (Trianto, kejadian unik anak. mencatat kejadian
2007:87). Penilaian dalam konteks khusus saja.
Bersifat objektif dan Tergantung pada daya
pembelajaran di Pendidikan Anak Usia faktual. ingat pengamat karena
Dini (PAUD) adalah upaya pencatatan dilakukan
mengumpulkan, menganalisis, dan setelah pembelajaran
selesai sehingga
menafsirkan berbagai informasi yang terkadang catatan
tentang kinerja dan kemajuan berbagai menjadi tidak rinci.
Bersifat rinci, karena Guru harus peka dalam
aspek perkembangan yang dapat dicapai ditulis secara lengkap menentukan perilaku
oleh anak setelah mengikuti kegiatan bagaimana, kapan dan unik anak yang dapat
pembiasaan dalam kurun waktu tertentu. dimana kejadian diamati.
terjadi.
(Zahro, 2015:94). Penilaian adalah proses Pengamat tidak
pengumpulan dan pengolahan informasi memerlukan pelatihan
untuk menentukan tingkat pencapaian khusus.

perkembangan anak (Kemdiknas, 2010).


Pada PAUD perlu menggunakan Pada catatan anekdot, pengamat
dapat mengamati perilaku secara bebas
pendekatan khusus dalam melakukan
tanpa dibatasi hanya satu perilaku. Hal ini
penilaian, ini karena anak usia dini
menjadikan catatan lebih kaya akan
memiliki karakerstik perkembangan yang
54
Alya Amarul Hani / Jurnal CARE 7(1) 2019

informasi mengenai perilaku unik anak. efektif apabila satu


pengamat hanya
Pengamat mencatat perilaku unik anak mengamati satu orang
secara lengkap bagaimana, kapan, dan anak saja.
dimana perilaku itu terjadi tanpa harus Jika hanya ada satu
guru maka pengamatan
memerlukan pelatihan khusus. Pencatatan akan sulit dilakukan
biasanya dilakukan setelah kegiatan karena guru harus
pembelajaran selesai. Catatan bersifat mengajar dan mencatat
hasil pengamatan
naratif dan objektif sesuai dengan sepanjang proses
kenyataan yang terjadi. Namun perlu pembelajaran.
disadari bahwa tidak semua orang
memiliki daya ingat yang bagus, maka Pada catatan running records,
catatan anekdot ini tergantung pada pengamat mencatat perilaku sejak awal
masing-masing pengamat. Terkadang hal hingga akhir pembelajaran. Maka dari itu
ini membuat catatan menjadi tidak mustahil guru yang sedang mengajar
lengkap dan pengamat bisa saja dapat membuat catatan running records
melupakan beberapa hal penting. sekaligus. Sama halnya dengan anecdotal
records, perilaku yang diamati tidak
2. Running Records hanya satu saja tapi juga beberapa
Running records (catatan perilaku. Running records akan lebih
berjalan) merupakan narasi rinci tentang efektif apabila pengamatan dilakukan
perilaku anak dan urutan peristiwanya pada satu anak saja dibandingkan pada
(Gullo, 2005: 87). Catatan ini memuat sekelompok anak, hal ini untuk
kejadian secara rinci dan berurutan. menghindari catatan menjadi subjektif.
Pengamat melakukan penctaatan secara
terus menerus selama kegiatan 3. Checklist
pembelajaran. Perbedaan running record Ceklis merupakan daftar catatan
dengan catatan anekdot yaitu pengamat tentang sesuatu hal yang menjadi rujukan
mencatat perilaku anak secara untuk mengecek apakah sesuatu terjadi
keseluruhan dan bukan hanya sekedar atau tidak. Ceklis dapat digunakan untuk
peristiwa-peristiwa khusus saja. menilai pencapaian perkembangan anak
(Ayriza, 2007: 6) Ceklis dapat digunakan
Tabel 2. Running Records guru untuk menentukan keterampilan
Kelebihan Kekurangan
Catatan lengkap dan Memerlukan waktu
anak atau karakteristik perkembangan
rinci karena dicatat yang lama karena sesuai urutan untuk rencana yang lebih
sejak awal hingga pencatatan dilakukan baik di tahapan selanjutnya.
akhir kegiatan selama pembelajaran.
pembelajaran.
Catatan bersifat Pengamat akan Tabel 3. Checklist
terbuka dan tidak mengalami kejenuhan Kelebihan Kekurangan
hanya terpusat pada karena harus fokus Mempermudah Catatan tidak lengkap
satu kejadian khusus. pada objek pengamatan pencatatan karena urutan dan rinci, kapan,
dalam jangka waktu kegiatan/perilaku sudah dimana dan
yang lama. dibuat terlebih dahulu. bagaiamana perilaku
Pengamat tidak Akan mengalami terjadi.
memerlukan pelatihan kesulitan apabila
khusus. melakukan pengamatan Dapat dilakukan pada Data terbatas hanya
pada sekelompok anak, sekelompok siswa dalam pada data yang ada
sehingga akan lebih
55
Alya Amarul Hani / Jurnal CARE 7(1) 2019

waktu yang bersamaan. dalam ceklis. waktu yang bersamaan. memperhatikan sebab
kejadian.
Dapat digunakan pada Perlu waktu untuk
semua tahap berlatih mengisi Terdapat data mengenai
perkembangan. ceklis.
interval waktu dan
Perilaku dapat direkam frekuensi
sesering mungkin, dan kejadiantentang
data cepat diperbaiki perilaku yang ingin
sesegera mungkin. diamati.

Pada penilaian ceklis, pengamat Pada time sampling, penilaian


akan menjadi lebih dimudahkan dalam akan terfokus pada waktu dan keseringan
mencatat sehingga memungkinkan untuk anak dalam memunculkan perilaku yang
mencatat sekelompok siswa dalam waktu diamati (Gullo, 2005: 87). Perilaku yang
yang bersamaan. Penilaian ceklis juga diamati terbatas sehingga penilaian akan
tidak membutuhkan banyak waktu. lebih fokus pada satu perilaku saja. Hal
Namun sayangnya catatan ini akan ini juga membuat pengamat akan
kurang lengkap karena perilaku yang melewatkan banyak perilaku yang juga
ingin diamati terbatas. penting sebenarnya untuk dicatat. Karena
fokus pada waktu, maka terkadang
4. Time Sampling pengamat akan melewatkan bagaimana
Metode time sampling merupakan perilaku tersebut terjadi.
pengamatan yang menunjukkan
kekerapan suatu perilaku terjadi 5. Event Sampling
(Nugraha, 2010: 19). Hal ini dilakukan Event sampling merupakan
untuk mengamati perilaku dari seorang pengamatan yang memberikan
anak atau kelompok dan melakukan kesempatan kepada pengamat untuk
pencatatan mengenai perilaku anak dalam menunggu dan kemudian mencatat
interval waktu yang sudah ditentukan. perilaku khusus yang sudah dipilih lebih
dulu. Pengamatan ini berisi tentang
Tabel 4. Time Sampling cuplikan perilaku (menyimpang) yang
Kelebihan Kekurangan terjadi pada situasi-kondisi tertentu dan
Pencatatan bersifat Banyak perilaku yang
tidak dapat diperkirakan waktu terjadinya
objektif. Bersifat juga penting yang
objektif karena perilaku tidak akan tercatat (Gullo, 2005: 87). Hal ini ditujukan
yang ingin diamati sehingga tidak untuk mengamati penyebab atau akibat
sudah ditentukan lengkap. dari perilaku anak yang menyimpang
terlebih dulu. (seperti kekerasan terhadap teman sebaya
Pengamatan menjadi Perilaku yang diamati atau ketidakmauan bekerjasama dengan
lebih fokus karena terbatas (biasanya teman).
perilaku yang ingin hanya satu macam Tabel 5. Event Sampling
diamati spesifik dan perilaku). Kelebihan Kekurangan
terbatas. Pencatatan dapat lebih Kemungkinan akan
lengkap dan runtut banyak perilaku yang
Dapat dilakukan pada Terkadang pengamat dibandingkan time juga penting yang
sampling karena berisi tidak akan tercatat.
sekelompok siswa daam hanya fokus pada
catatan waktu dan sebab-
waktu dan kurang akibat dari perilaku yang
56
Alya Amarul Hani / Jurnal CARE 7(1) 2019

ingin diamati observasi yang tepat sesuai dengan


Bersifat objektif karena Catatan bersifat
perencanaan pembelajaran.
perilaku yang ingin tertutup sehingga
diamati sudah ditentukan hanya mengamati
terlebih dahulu. perilaku tertentu DAFTAR RUJUKAN
(menyimpang) dan Ayriza, Yulia. (2007). Metode Penilaian
mengabaikan perilaku
yang lain. Perkembangan Anak Usia
Tidak akan serinci Dini. Yogyakarta: Universitas
catatan Yogyakarta.
anekdot/running Gullo, Dominic F. (2005). Understanding
records Assesment and Evaluation in
Penilaian ini menyempurnakan Early Childhood Education.
penilaian time sampling. Dalam penilaian New York: Teachers College
ini, pengamat akan mencatat waktu dan Press.
keseringan perilaku yang muncul Kinasih, Ardhani Dwi dkk. (2018).
sekaligus sebab dan akibat dari perilaku Pengembangan Sistem
yang muncul. Penilaian ini bersifat Evaluasi Pembelajaran Paud
objektif dan terfokus pada satu perilaku (Studi Kasus Di PAUD Seruni
yang sudah ditentukan terebih dahulu. 05 Kota Malang). Jurnal
Sayangnya, sama halnya dengan time Pengembangan Teknologi
sampling penilaian ini juga akan Informasi dan Ilmu Komputer,
melewatkan banyak perilaku penting, Vol. 2, No. 3, Maret 2018, hlm.
karena hanya fokus pada satu perilaku 1027-1035
yang sudah ditentukan. Mardapi, Djemari dkk. (2003). Pedoman
Umum Pengembangan Sistem
D. SIMPULAN Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan pembahasan di atas Berbasis Kompetensi Siswa
maka dapat disimpulkan, evaluasi Sekolah Lanjutan Tingkat
merupakan serangkaian kegiatan untuk Pertama (SLTP). Yogyakarta:
memperoleh, menganalisis dan Pascasarjana UNY.
menafsirkan data tentang proses dan hasil Nugroho, Ali. (2010). Evaluasi
Pembelajaran Untuk Anak
belajar peserta didik yang dilakukan
Usia Dini. Bandung:
secara sistematis dan berkesinambungan Universitas Pendidikan
mengenai tahap tumbuh kembang yang Indonesia
sudah dicapai oleh aak usia dini melalui Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
kegiatan pembelajaran sehingga Pendidikan; Pendekatan
menghasilkan keputusan. Evaluasi di Kuantitatif, Kualitatif, dan
PAUD dapat dilakukan dengan observasi. R&D. Bandung: ALFABETA
Trianto. (2007). Model-Model
Jenis instrumen yang digunakan untuk
Pembelajaran Inovatif
observasi menyesuaikan dengan proses Berorientasi Konstruktivitis.
pembelajaran yang sudah disusun dalam Jakarta: Pustaka
RPPH. Setiap cara evaluasi dengan Zahro, Ifat Fatimah. (2015). Penilaian
observsi memiliki kelebihan dan Dalam Pembelajaran Anak
kekurangan masig-masing. Guru harus Usia Dini. Tunas Siliwangi Vol
mampu memilih cara evaluasi dengan 1 No 1. Hal 92-111

You might also like