Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2.

2020) ISSN: 1412-5005

Karakteristik Tanah Di bawah Tegakan Sagu pada Berbagai Kondisi


Genangan di Kecamatan Taniwel Timur Kabupaten Seram Bagian
Barat

(Soil Characteristics Under Sago Stand in Various Inundation


Conditions in East Taniwel Subdistrict West Seram Regency)
Arman Sanusi1, Husein Salampessy2*, dan Marcus Luhukay*2
1
Program Studi agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
2
) Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Puttuhena, Kampus Poka Ambon, 97233
*Korespondensi : E-mail : hsalampessy@yahoo.com dan max.hokky02@gmail.com

ABSTRACT
Soil characteristics in sago land show hydromorphic character as well as gleization symptoms
because it is periodically influenced by wet and dry conditions. Differences in soil
characteristics formed are observed under sago stands in different inundation conditions and
their effect on the units of soil formed. This study aims to identify the characteristics of the soil
under the sago stand in various conditions of inundation. The survey and sampling were
conducted at four sample locations and observed three different environmental conditions: not
inundated, permanently inundated, and temporarily inundated. The results showed that there
were significant differences between the four research sample locations, both soil and
hydrological parameters, such as the number of layers, soil texture, soil color, pH, soil
consistency, organic matter, and inundation conditions. This characteristic affected the soil
under the sago standing environment. The condition of the depth of groundwater was rather
deep, and the inundation was temporarily stagnant. Thus according to the observations, there
was not too significantly different from the soils; only differences in the production of sago
plants were found.
Keywords: Soil characteristics, sago stands, various inundation conditions

PENDAHULUAN

Tanah adalah kumpulan dari benda pengaruh perbedaan penggunaan lahan


alam di permukaan bumi yang tersusun (organosekuens). Jadi tanah sebagai
dalam lapisan-lapisan yang membentuk bagian dari lahan berpengaruh langsung
horizon-horizon penciri, terdiri dari terhadap karakteristik dan kualitas tanah
campuran bahan mineral, bahan dalam menopang kelestarian hidup
organik, air dan udara, media untuk (Kastanya, 2019).
tumbuhnya tanaman maupun peng- Tanah adalah tubuh alam (natual
gunaan lainnya yang terbentuk dari body) yang terbentuk dan berkembang
interaksi lima faktor pembentukan sebagai akibat bekerjanya gaya–gaya
tanah, seperti bahan induk, topografi, alam terhadap materi–materi alam
iklim, organisme dan waktu. Tanah (natural material) di permukaan bumi.
sebagai sub sistim pedosfer dari lahan di Dalam proses pembentukkan tanah
daerah kepulauan merupakan sumber- terjadi interaksi antara faktorfaktor
daya alam yang tidak dapat dipisahkan, pembentukkan tanah menghasilkan
termasuk lingkungan hidup yang rentan diferensiasi horizon dalam penampang
terhadap perubahan iklim global dan

61
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

tanah dengan ciri dan karakter tertentu satuan tanah organik dan delapan satuan
(Subardja et al., 2014). tanah mineral. Keadaan tanah di
Klasifikasi tanah adalah cara me- lingkungan pertanaman sagu basah dan
ngumpulkan dan mengelompokkan kering yang terjadi silih berganti
tanah berdasarkan kesamaan dan menunjukkan bahwa perbedaan
kemiripan sifat dan ciri-ciri tanah untuk karakter tanah disebabkan oleh
memudahkan pemberian nama supayaa pembentukan proses yang berbeda.
mudah diingat dan dibedakan antara Louhenapessy et al., (2010), me-
tanah yang satu dengan lainnya. Setiap ngatakan bahwa, secara makro relief
jenis tanah memiliki sifat dan ciri yang sagu dapat tumbuh pada semua bentuk
spesifik memiliki potensi dan kendala lahan mulai dataran rendah sampai ke
untuk penggunaan tertentu.. Setiap jenis daerah pegunungan, namun secara
tanah tanaman tumbuh dan berkembang mikro relief tumbuhan sagu ditemukan
sesuai dengan karakteristik lingkungan pada daerah cekung, datar, dan landai
setempat. dengan kondisi air yang tersedia.
Sagu merupakan salah satu Karakteristik tanah lahan sagu
tumbuhan yang dapat tumbuh pada menunjukkan karakter hidromorfik
daerah dengan topografi cekung, maupun gejala gleisasi karena
lembah sampai datar. Menurut Heyne dipengaruhi oleh keadaan basah dan
(1950);(Lal, 2003), habitat asli kering secara berkala. Karakteristik
tumbuhan sagu yaitu tempat–tempat hidromorfik dan gejala gleisasi dapat
sewaktu terjadi hujan deras membentuk diamati pada penampang profil melalui
kubangan atau dasar lembah dan pada warna tanah serta gejala lainnya.
saat musim kemarau mengalami ke- Identifikasi karakter tanah dilakukan
keringan. Hal ini terlihat bahwa sagu dengan pengamatan pada profil tanah,
tumbuh sangat sesuai pada daerah- minipit dan/atau boring. Berdasarkan
daerah datar sampai cekung berbecek, kriteria sistem klasifikasi tanah
tetapi secara berkala akan mengering. dilakukan penetapan jenis tanah.
Menurut Louhenapessy, (1994), sagu Tumbuhan atau tegakan sagu di
dapat tumbuh pada berbagai kondisi Kecamatan Taniwel Timur merupakan
genangan baik tergenang berkala tegakan alami yang tumbuh pada daerah
maupun tergenang permanen. datar cekung dengan kondisi genangan
Selanjutnya dikatakan juga bahwa yang berbeda–beda. Kondisi genangan
tanah-tanah sagu di Maluku dan Papua yang berbeda-beda ini memberikan
untuk berbagai kondisi genangan karakter yang berbeda pula pada tanah
ditemukan 13 satuan tanah yaitu lima tempat tumbuhnya tanaman tersebut.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan dengan klasifikasi, dan analisis data keberadaan


pendekatan Survei Fisiografi jenis tanah dan jenis sagu pada berbagai
bentanglahan in situ dengan fokus pada tipe penggunaan lahan. Karakteristik
Fluvial Plain/Dataran Banjir dimana fisik lahan yang berpengaruh terhadap
Tegakan Sagu berada. Pendekatan keberadaan tegakan sagu, dalam
karakteristik tanah dan lama genangan pendekatan identifikasi dan analisis
air sebagai dasar dalam identifikasi, lahan meliputi faktor iklim (C),

62
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

topografi (T), tanah (S), Hidrologi/ Kondisi tanah, meliputi:


genangan (H) dan Kehadiran Jenis sagu permeabilitas dan drainase permukaan,
sebagai Penggunaan Lahan (Lu), yang kedalaman efektif, tekstur tanah dan
secara sederhana dirumuskan seperti daya dukung; 4). Data penggunaan
berikut: TS = f (C, T, S, H, Lu). lahan tegakan sagu dan persebarannya
Variabel yang diamati penelitian di daerah penelitian.
dalam identifikasi karakteristik tanah Teknik pengumpulan data dalam
pada berbagai kondisi genangan sebagai penelitian ini menggunakan metode
berikut: 1). Kondisi iklim, yakni: curah survei bebas dengan lokasi sampel area
hujan dan suhu rerata bulanan, sebagai di desa yaitu Desa/Negeri Hatunuru,
informasi pendukung keadaan daerah sebagai pewakil penentuan titik-titik
penelitian; 2). Kondisi geomorfologi, contoh yang ditetapkan. Semua data
meliputi: kemiringan lereng miring, fisik lahan diukur dan diamati secara
datar cekungan, sebaran bahan di langsung di lapangan dan dilengkapi
permukaan dan dalam tanah (persentase data tabulasi tanah dari sampel tanah
kerikil, batuan kecil dan batuan lepas), pewakil.
lama genangan akibat banjir; 3).

Analisis Data
Identifikasi karakteristik tanah, ini digunakan untuk menentukan
dirinci sesuai sifat fisik tanah dominan kecocokan sifat tanah, dan jenis sagu
yang muncul sebagai penentu penciri yang tersebar, dengan beberapa faktor
untuk menentukan jenis tanah sehingga penentu atau penghambat sebagai
dapat diketahui berbagai faktor tanah kendala yang dapat diatasi oleh
maupun lingkungan pendukung untuk masyarakat secara sederhana di daerah
keberadaan tegakan sagu. Hasil analisis penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geografis Daerah Penelitian dari 3 formasi, yaitu: 1) Aluvium (Qa) :


terdiri dari endapan permukaan berupa
Wilayah petuanan Negeri Hatunuru
kerakal, kerikil, debu, pasir dan liat
sebagai daerah penelitian berada pada
&sisa tumbuhan di Dataran rendah; 2)
Kecamatan Taniwel Timur Kabupaten
Batuan Sedimen dan Malihan (Qt) :
Seram Bagian Barat (Gambar 1),
terdiri dari Konglomerat dan Aneka
berhadapan dengan Laut Seram di
bahan di bagian atas daerah penelitian
bagian Utara. Wilayah administrasi
dan 3) Formasi Manusela (TRJm) :
Kecamatan Taniwel Timur telah
adalah Batu gamping Kalsilutit dan batu
dimekarkan menjadi 2 kecamatan yang
gamping Oolit yang juga berada di
membawahi 15 Desa/Negeri
diatas bagian perbukitan. Daerah
Berdasarkan peta Geologi Bersistem
penelitian dominan berada pada 2
Indonesia (Systematic Geological Map
satuan geomorfologi, yaitu bentukan
of Indonesia) Nomor seri lembar
asal marin dan bentukan asal fluvial.
Ambon 2612-2613 Skala 1:250.000,
Penggunaan lahan terfokus pada
oleh Pusat Penelitian dan
tegakan sagu, dimana terdapat variasi
Pengembangan Geologi Bandung,
asosiasi vegetasi di sekitar tegakan sagu
tahun 1993, daerah penelitian tersusun
sesuai kondisi di lapangan.

63
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

Desa Hatunuru memiliki luasan Hatunuru, sedangkan tanah Aluvial


lahan untuk tegakan sagu sebesar 200 ditemukan pada kondisi lahan tergenang
hektar, dengan 2 jenis sagu didaerah sementara dan tergenang permanen di
penelitian yang ditemui adalah sagu tuni Negeri Walakone. Sagu secara alami
(Metroxylon sagu Rottb aksesi Ihur) dan tumbuh pada tepian sungai yang becek,
sagu Molat (varietas sagu Molat), tanah berlumpur dan tanah berawa,
dengan rata-rata hasil produksi per dimana pada tanah becek dan berlumpur
pohon sebesar 600 Kg. Hal yang sama pertumbuhan dan produksi sagu baik,
juga ditemui di desa Walakone pada tanah – tanah rawa yang secara
ditemukan 2 jenis sagu. periodik mengering dan mengering
yang baik secara kumulatif > 6 bulan.
Jenis Tanah
Sagu tumbuh baik pada tanah basah
Sebaran jenis tanah yang ditemukan karena sagu membutuhkan air yang
di daerah penelitian yaitu tanah Regosol banyak tetapi tidak tahan pada tanah
pada kondisi lahan kering permanen dan sering tergenang (gleisol hidrik,
lahan tergenang permanen di Negeri hydraquents).
Kondisi Hidrologi 1
atau kondisi lahan yang tidak pernah
Kondisi hidrologi untuk tumbuh tergenang. Berdasarkan pengamatan di
dan berkembangnya tegakan sagu lapangan dan hasil wawancara dengan
dengan memperhatikan daerah masyarakat setempat bahwa lahan pada
genangan dan lama genangan, maupun tegakan sagu, tidak pernah tergenang
secara periodik musim hujan, baik walaupun dalam intensitas curah hujan
didaerah rawa atau tidak dengan kondisi tinggi. Pengukuran kedalaman air tanah
air tanah yang berbeda, seperti beberapa dengan boring untuk kondisi lahan
lokasi contoh berikut: sagu kering permanen sampai kedalamn
Hidrologi Lokasi 2 130 cm tidak di temukan adanya air
tanah yang muncul (Gambar 1.)
Kondisi hidrogeologi pada titik
pengamatan ini, tanah berada dengan
kondisi kering permanen

Gambar. 1. Kondisi lahan kering permanen di Desa Hatunuru

64
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

Hidrologi Lokasi 3 genangan musim hujan, dan musim


Pengambilan sampel kondisi kemarau (Louhenapessy, 1994). Setelah
hidrologi pada lahan tegakan sagu tahun 1994 diamati bahwa kelihatan
didaerah dengan kondisi tergenang beberapa kelas hidrologi yang
permanen, didapati tingi genangan berdekatannilainya tidak menunjukkan
diatas permukaan tanah sebesar 22 cm. perbedaan yang nyata baik dari sisi
Hasil wawancara dengan masyarakat produksi maupun perbandingan antara
setempat didapatkan bahwa keberadaan pohon dewasa (Fase tiang, pohon,
air pada daerah tegakan sagu tidak masak tebang) dengan pohon muda
pernah kering walaupun dalam musim (fase semai dan sapihan). Setelah
panas yang panjang. dilakukan pendekatan antara kondisi
Menurut Heyne (1950), bahwa di hidrologi dengan perbandingan tumbuh-
tempat-tempat tertentu jika hujan deras an dewasa dengan tumbuhan muda serta
berlangsung dengan debit air yang produksi maka ditetapkan 5 kelas
melimpah dapat terjadi kubangan air, hidrologi. Penyederhanaan ini dilaku-
sedangkan Turukay, (1986), mengata- kan berdasarkan perbedaaan rasio D/M
kan bahwa di Maluku luasan areal sagu dan produksi sagu per pohon untuk lama
43% berada di lahan kering bagian atas, genangan 6 – 9 bulan tenryata tidak
36% di rawa–rawa, dan 21% di tepian menunjukkan angka yang terlalu jauh
sungai. Selanjutnya dikatakan bahwa berbeda sehingga dimasukan menjadi
hidrologi tanah sangat ditentukan oleh kelas hidrologi sedang, begitu pula
kondisi pertumbuhan dan produksi dengan lama genangan > 9 bulan,
sagu. Kondisi hidrologi tanah dapat sehingga dimasukan dalam kelas
dikelompokkan menjadi 8 klas yaitu hidrologi agak buruk (Gambar 2).
berdasarkan lama genangan, tinggi

Gambar 2. Kondisi Lahan Tergenang Permanen Desa Hatunuru

Hidrologi Lokasi 4
Hidrologi pada lokasi lahan tegakan walaupun dalam musim panas yang
sagu ini adalah kondisi tergenang panjang. Pengamatan pada sampel
permanen. Tinggi genangan di atas Lokasi 3, hampir sama dengan
permukaan tanah adalah 30 cm. Hasil Hidrologi Lokasi 2, perbedaan hanya
wawancara dengan masyarakat serta pada ketinggian permukaan air tanah
dalam pengamatan air pada lahan sebesar 30 cm, kalau dibandingkan
tegakan sagu ini, tidak pernah kering dengan hasil wawancara dengan

65
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

masyarakat setempat, permasalahan


sama (Gambar 3)

Gambar3.Kondisi lahan tergenang permanen desa Walakone

Hidrologi Lokasi 4 hidrologi agak baik dengan faktor


pembatas kedalaman air tanah. Bila
Kondisi hidrologi di lokasi tegakan
kondisi lahan tegakan sagu dikatakan
sagu masuk dalam kategori tergenang
tidak tergenang permanen maupun
sementara, dimana menurut masyarakat
kering mengindikasikan bahwa lahan
setempat, bahwa lokasi ini tergenang
sagu ini tergenang secara berkala atau
tergantung dari angka atau intensitas
temporer (Louhenapessy, 1994).
curah hujan, dimana dalam jangka satu
Kondisi habitat tergenang temporer
bulan setelah hujan, lahan ini sudah
air tawar merupakan areal di habitat
mulai mengering di permukaan. Hasil
tumbuhan sagu yang terendam air
pengamatan dengan menggunakan
bergantung pada intensitas curah hujan
boring sampai kedalaman 65 cm sudah
yang terjadi. Penggenangan ini bisa
ditemukan air tanah.
berlangsung selama satu sampai dua
Pengelompokkan kelas hidrologi
minggu atau paling lama 1 bulan dan
diacu berdasarkan lama genangan 3-6
jika tidak terjadi hujan selama beberapa
bulan, tinggi genangan (MH) adalah >
saat, maka lahan di sekitar habitat
10cm dikategorikan sebagai kelas
tersebut akan mengering. (Gambar 4)

Gambar 4. Kondisi Lahan Tergenang Sementara di desa Walakone

66
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

Di bawah tegakan rumpun sagu, tingkat berperan dalam menurunkan tingkat ke-
kelembaban udara relatif lebih tinggi lembaban udara relatif ruang terbuka.
jika dibandingkan dengan kelembaban Tingkat kelembaban udara relatif di
udara relatif lokal. Hal ini Pulau Seram ini baik bagi pertumbuhan
dimungkinkan karena pergerakan uap sagu karena berada pada rentang yang
air di bawah tegakan rumpun sagu sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan
berjalan lambat karena adanya sagu. Flach & Schuiling, (1988),
hambatan tajuk rumpun sagu, mengemukakan bahwa tumbuhan sagu
sedangkan kelembaban relatif lokal menghendaki kondisi kelembaban
berasal dari data stasiun klimatologi >70% untuk menjamin per-
yang dipasang pada ruang terbuka tanpa tumbuhannya yang lebih baik. Hal ini
ada hambatan pohon, bangunan, atau sejalan dengan hasil penelitian Sahetapy
bentuk hambatan lainnya. Pada ruang & Karuwal, (2015) yang dilakukan di
terbuka pergerakan angin biasanya lebih Papua, diperoleh bahwa tumbuhan sagu
tinggi jika dibandingkan dengan di tumbuh baik pada kondisi kelembaban
bawah tajuk vegetasi. Adanya udara relatif sekitar 83,34% dengan tipe
pergerakan angin inilah yang diduga iklim B1.

KESIMPULAN
Jenis Tanah yang ditemukan pada tegakan sagu pada berbagai kondisi
kondisi lahan kering permanen dan genangan menunjukkan bahwa
tergenang permanen di desa Hatunuru perbedaan pada tipe penggunaan lahan
adalah Regosol, Selanjutnya jenis dan sifat fisik tanah yaitu: tektur tanah,
tanah Aluvial berada pada kondisi pH tanah, warna tanah dan bahan
lahan tergenang sementara dan organik dengan variasi yang cukup
tergenang permanen di desa Walakone. berbeda.
Karakteristik fisik tanah dibawah

DAFTAR PUSTAKA

Flach, M., & Schuiling, D. L. (1988). Revival of an ancient starch crop: a review of
the agronomy of the sago palm. Agroforestry Systems, 7(3), 259–281.
https://doi.org/10.1007/BF00046972
Kastanya, P. (2019). Karakteristik Fisik Tanah Menurut Tipe Penggunaan Lahan
Di Negeri Tawiri Sesuai Tata Ruang Kota Ambon. Universitas Pattimura.
Lal, J. . (2003). Sago Palm. In Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition (pp.
5035–5039). https://doi.org/10.1016/b0-12-227055-x/01036-1
Louhenapessy, J. . (1994). Evaluasi dan Klasifikasi Kesesuaian lahan bagi Sagu
(Metroxylan spp). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Louhenapessy, J. E., Luhukay, M., Talakua, S., Salampessy, H., & Riry, J. (2010).
Sagu Harapan dan Tantangan. Bumi Aksara.
Sahetapy, L., & Karuwal, R. L. (2015). VARIASI KARAKTER MORFOLOGIS
LIMA JENIS SAGU (Metroxylon sp) DI PULAU SAPARUA. BIOPENDIX:
Jurnal Biologi, Pendidikan ….
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/biopendix/article/view/987
Subardja, D., Ritung, S., Anda, M., Sukarman, Suryani, E., & Subandiono, R.

67
Karakteristik Tan ….. (JPK Volume 4, No.2. 2020) ISSN: 1412-5005

(2014). Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional.


Departemen Pertanian, Indonesia.
Turukay, B. (1986). The Role Sago palm in The Development of Integritas Farm
System in the Maluku Province of Indonesia. Proceeding of the Third
Internasional Sago Symposium, 1–15.

68

You might also like