Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Alat Praktikum Gerak Jatuh Bebas Meng
Pengembangan Alat Praktikum Gerak Jatuh Bebas Meng
ABSTRACT
This study aims to produce free fall practicum tools by utilizing phototransistor sensors to
record the travel time of objects that fall from the starting point to the end point. Dealing with free
falling equipment (GJB), equipment in schools is generally still very simple that is using a
stopwatch. This type of research is a research and development using 4-d model (define, design,
develop and disseminate), which is limited to the stage of development to practicalization
activities. Data were collected through validation and responses toward administered
questionnaires. Data analysis were conducted by analyzing validation sheet and quantitative
response questionnaire by finding percentage of each item on the validation sheet. Then the data
validation results are analyzed by descriptive technique to describe the quality of the developed
product. The result of calibration of free fall practicum by using phototransistor sensor at 40 cm, 50
cm, and 70 cm distance obtained the average travel time of each object is 0.28 s, 0.32 s, and 0.37 s.
These results indicate that the practicum tool has been calibrated. Validation of practicum tool is
72,39% and validation of questionnaire response of practican is 75%, indicating tool categorized
valid. Furthermore, this tool is tested in class X.MIA and XI.MIA MAN 3 Payakumbuh which
consisted 23 students in the science laboratory of MAN 3 Payakumbuh with the questionnaire
response practicality are 87.75% and 84.41% respectively which are categorized very practical.
Key words: practical tools, phototransistor sensors, free fall motion
semua mata pelajaran seperti papan tulis, kapur, masih sangat sederhana. Hal ini ditunjukkan
spidol, dan penggaris, sedangkan alat dari peralatan untuk menghitung waktu tempuh
pengajaran yang bersifat khusus, ialah alat benda menggunakan stopwatch. Dimana
pengajaran yang penggunaannya berlaku stopwatch on ketika menjatuhkan benda, dan
khusus untuk mata pelajaran tertentu seperti off ketika benda telah sampai di lantai, hanya
mikroskop untuk ipa, jangka untuk matematika, dengan berbantukan indra penglihatan manusia
dan kuas untuk menggambar. secara manual. Percobaan seperti ini terkadang
Berdasarkan pengelompokan di atas, menjadi salah satu penyebab kegagalan
dapat dilihat bahwa alat pengajaran fisika praktikum, karena mungkin saja dalam
termasuk kepada alat pengajaran yang bersifat penekanan tombol start atau stop pada
khusus. Hal ini dikarenakan alat fisika hanya stopwatch tidak serentak ketika menjatuhkan
digunakan khusus untuk materi fisika saja. benda dan ketika benda sampai di lantai. Selain
Alat-alat khusus dalam pembelajaran fisika penghitungan waktu tempuh yang masih
diantaranya viskositas, bandul, bidang miring, menggunakan stopwatch, variasi jarak tempuh
pegas, dan lain sebagainya. Peralatan tersebut di pun menjadi salah satu faktor kesulitan dalam
atas umumnya belum mencukupi untuk percobaan ini, karena untuk menentukan jarak
menerangkan fenomena fisika di SMA/MA tempuh benda praktikan harus mengukur
sederajat. SMA/MA sederajat juga memerlukan sendiri menggunakan penggaris. Alat
peralatan praktikum untuk materi tumbukan, praktikum gerak jatuh bebas manual yang ada
momen inersia, serta alat khusus untuk gerak di MAN 3 Payakumbuh seperti yang
jatuh bebas (GJB). ditunjukkan Gambar 1.
Khusus untuk peralatan gerak jatuh bebas
(GJB), peralatan yang ada di sekolah umumnya
Dewasa ini sudah banyak ditemukan, alat pada alat praktikum yang sudah ada, maka dari
untuk menghitung waktu secara otomatis itu dibuat alat yang dapat memenuhi
menggunakan bantuan sensor. Diantaranya, kekurangan alat yang telah ada, berupa
menggunakan sensor LDR, phototransistor, dan penambahan sensor phototransistor untuk
photodioda. Sensor adalah suatu peralatan yang menentukan waktu tempuh benda. Pada tahap
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau ini juga digali atau dipelajari materi tentang
sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu gerak jatuh bebas (GJB) khususnya besaran-
energi seperti energi listrik, energi fisika, energi besaran fisika yang terlibat dalam gerak jatuh
kimia, energi biologi, energi mekanik dan bebas seperti gaya gravitasi, ketinggian, waktu
sebagainya. Sensor juga dikenal sebagai suatu dan kecepatan. Dalam hal menentukan waktu
alat yang merubah dari besaran fisika menjadi dan jarak biasanya ditentukan dengan cara
besaran listrik (Santoso;dkk. 2013). Menurut manual, dimana on-off stopwatch dikendalikan
Fraden di dalam (Pribadi; dkk, 2011), memilih langsung oleh praktikan.Untuk mengatasi hal
peralatan sensor dan transduser yang tepat dan tersebut, penggunaan sensor phototransistor
sesuai dengan sistem yang akan disensor maka dapat dilakukan. Ketikabenda jatuh pada titik
perlu diperhatikan persyaratan umum sensor awal, cahaya akan terhalangi dan sensor akan
yaitu ditinjau dari linieritas, sensitivitas dan berfungsi sebagai tombol on secara otomatis
tanggapan waktu. pada stopwatch. Sedangkan ketika benda
Beberapa jenis sensor yang digunakan sampai pada titik akhir cahaya akan terhalangi
untuk menghitung waktu otomatis adalah dan sensor berfungsi sebagai tombol off pada
seperti sensor LDR, phototransistor, dan stopwatch. Sehingga akan tercatat waktu
photodioda. Penggunaan sensor ini telah tempuh benda pada tampilan LCD stopwatch.
digunakan oleh peneliti beberapa sebelumnya, Pada tahap perancangan, bentuk umum
seperti pemanfaatan sensor fototransistor dan dari alat praktikum yang akan dikembangkan
LED inframerah dalam mendeteksi kekeruhan digambarkan terlebih dahulu (gambar 2).
air berbasis mikrokontroler At89s51 (Yusfi, Langkah selanjutnya adalah membuat layout
2011) dan pengembangan alat praktikum dari skema rangkaian sensor cahaya sederhana
viskometer dengan memanfaatkan sensor menggunakan aplikasi droid pcb, selanjutnya
cahaya untuk pembelajaran fisika pada materi adalah menyalin hasil yang telah dibuat ke
fluida (Rahman, 2015) serta Otomasi Blower plastik transparan serta memindahkan layout ke
pada Cerbong Asap Menggunakan papan printed circuit board (PCB) secara
Phototransistor (Sanyoto, 2010). Penelitian ini manual dengan menyetrika hasil salinan plastik
bertujuan untuk menghasilkan alat praktikum transpran ke papan PCB. Kemudian, papan
gerak jatuh bebas dengan memanfaatkan sensor PCB tersebut dilarutkan ke dalam larutan feri
cahaya yang valid dan praktis dalam clorida, dengan tujuan untuk menghilangkan
pembelajaran fisika. logam yang tidak kena tinta hasil kopian.
Langkah selanjutnya adalah memberi lobang
pada papan PCB menggunakan bor listrik, agar
METODE PENELITIAN komponen bisa di pasang, kemudian dilakukan
pemasangan komponen rangkaian ke papan
Penelitian ini merupakan penelitian
PCB dengan memakai timah yang telah
pengembangan atau research and development
dipanaskan solder. Selanjutnya adalah
(R&D). Penelitian dirancang dalam 3 tahap
melakukan uji coba/ kalibrasi rangkaian
yaitu tahap pendefenisian, tahap perancangan
sebelum di letakkan ke dalam sebuah kotak
dan tahap pengembangan. Pada tahap
piranti. Langkah terakhir adalah meletakkan
pendefinisian dilakukan untuk mendapat
rangkaian jadi ke dalam sebuah kotak piranti.
gambaran kondisi di lingkungan laboratorium
Adapun bahan-bahan yang digunakan
Fisika Dasar yang difokuskan pada praktikum
untuk proses pembuatan alat praktikum gerak
gerak jatuh bebas. Melihat adanya keterbatasan
jatuh bebas adalah baterai 9 V, LED (2 buah),
Setelah tahap perancangan selesai, akan validasi alat praktikum GJB, hingga diperoleh
diuji kelayakan alat. Tahap selanjutnya adalah alat praktikum yang valid dan layak untuk
tahap pengembangan. Pada tahap digunakan. Lembar validasi diisi oleh pakar
pengembangan ini yang dilakukan adalah uji pendidikan fisika dari IAIN Batusangkar.
validitas alat praktikum dan uji praktikalitas Adapun aspek-aspek yang divalidasi untuk
alat praktikum. Pelaksanaan validasi dilakukan modul penuntun praktikum disajikan pada
dengan bantuan pakar. Kegiatan validasi Tabel 1:
dilakukan dalam bentuk mengisi lembar
Dari hasil uji validitas yang terkumpul kemudian ditabulasi. Hasil tabulasi tiap tagihan dicari
persentase dengan rumus:
dengan cara memodifikasi sistem kerja Jadi, penggunaan alat praktikum secara
stopwatch yang biasa digunakan untuk digital lebih efisien dan praktis serta dapat
praktikum. Penambahan alat memakai saklar meminimallisir kesalahan dibandingkan alat
otomatis dengan memanfaatkan sensor cahaya praktikum manual. Hasil penelitian ini sesuai
(phototransistor) sebagai on-off dari stopwatch, pendapat Ambar Tri Utomo, dkk, 2011.
sehingga waktu tempuh benda pada praktikum
GJB dapat dideteksi secara akurat. Hasil dan Pembahasan Tahap Perancangan
Dimana, waktu tempuh dihitung dengan Alat praktikum gerak jatuh bebas dengan
memanfaatkan karakterisitik sensor yaitu memanfaatkan sensor phototransistor yang
melalui prinsip perubahan intensitas cahaya dirancang dalam penelitian ini adalah alat
yang dibaca oleh sensor saat benda melewati praktikum gerak jatuh bebas pada materi fisika
sumber cahaya. Perubahan ini menjadi sinyal kelas X SMA dengan pokok pembahasan gerak
yang akan dibaca stopwatch yang terpasang jatuh bebas. Dalam tahap perancangan alat ini
dengan rangkaian sensor sebagai waktu tempuh dimulai dari mengumpulkan komponen-
bola sepanjang lintasan d. Sinyal perubahan komponen elektronika dari sebuah rangkaian
tegangan yang telah dikondisikan dengan sensor phototransistor. Setelah semua
komprator, akan mengaktifkan timer. komponen yang dibutuhkan terkumpul maka
Alat praktikum sangat penting untuk dilakukan perancangan terhadap alat.
mengkaitkan antara teori dengan hasil Langkah pertama yang dilakukan adalah
praktikum. Ada beberapa hambatan terhadap menggambarkan skema rangkaian sensor
alat praktikum gerak jatuh bebas yang bersifat phototransistor dan yang terpasang pada pcb
manual, sehingga pelaksanaan praktikum tidak (Gambar 3.(a) dan (b)). Langkah selanjutnya
berjalan dengan semestinya, jadi kebanyakan adalah meletakkan rangkaian jadi kedalam
praktikan dalam melakukan kegiatan praktikum sebuah kotak piranti, yang ditunjukkan pada
tidak mengikuti praktikum tersebut dengan Gambar 4. Rangkaian yang telah selesai
serius dan teliti. (Gambar 4) dihubungkan dengan stopwatch,
Hambatan yang dialami ketika praktikum dan rangkaian tersebut dimasukkan ke dalam
dengan alat praktikum manual diantaranya sebuah kotak piranti. Kotak piranti peneliti buat
adalah kurangnya kesesuian ketika benda dari kertas karton yang dibentuk menjadi balok
dijatuhkan dengan kecepatan praktikan dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan
mengaktifkan stopwatch, dan dalam tinggi 10 cm. Selanjutnya kotak piranti dilapisi
menentukan jarak tempuh pada praktikum dengan kertas kado, agar tampilan kotak piranti
gerak jatuh bebas secara manual juga dapat lebih menarik. Kotak piranti yang berisi
menimbulkan kesalahan pada hasil praktikum, rangkaian sensor ini diletakkan disamping
karena jarak tempuh benda dilakukan dengan tonggak dari alat praktikum gerak jatuh bebas
pengukuran mistar dan penglihatan manusia (GJB) yang telah dikembangkan. Selanjutnya,
secara manual. alat tersebut dihubungkan dengan sensor cahaya
(Gambar 5).
Relay 9 V
Dioda 1N4002
PCB
Jumper
Phototransistor
Transistor
Resistor 1 K ohm
Gambar 3 (a) Skema Rangkaian Sensor Cahaya. (b) Komponen Ragkaian Sensor Cahaya yang
Sudah Terpasang di Papan Pcb
sensor atas dengan sensor bawah dapat panjang 1,5 meter. Agar tampilan paralon lebih
disesuaikan dengan jarak tempuh yang akan menarik maka peneliti melapisi paralon dengan
digunakan dalam menghitung waktu tempuh cat. Salah satu bagian samping paralon peneliti
benda pada praktikum gerak jatuh bebas letakkan meteran kain sebagai penunjuk jarak
memanfaatkan sensor phototransistor. tempuh benda yang akan digunakan. Bagian
Hasil akhir alat yang sudah dipasangkan bawah tonggak GJB terbuat dari kayu yang
pada tonggak GJB untuk praktikum, yang berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter 30
ditunjukkan pada Gambar 6. Berdasarkan cm. Dudukan sensor yang telah siap dipasang
Gambar 6, terlihat alat raktikum gerak jatuh pada bagian atas dan bagian bawah tonggak
bebas yang telah siap untuk digunakan. GJB, pada Gambar 4.4 diatas peneliti
Tonggak GJB yang peneliti gunakan terbuat menggunakan jarak 70 cm.
dari paralon, dengan diameter 2 inch dan
Gambar 5. Hasil Jadi Alat yang Sudah Terhubung dengan Sensor Cahaya
Sensor 1
Tonggak
GJB
Stopwatch
Sensor 1
Kotak piranti
Gambar 6. Alat Gerak Jatuh Bebas yang Sudah Siap untuk dipergunakan
Alat praktikum yang dirancang mengacu tegangan dari termokopel dengan tegangan
kepada pelaksanaan praktikum gerak jatuh referensi.
bebas pada materi fisika kelas X MAN 3 Sehingga waktu tempuh benda secara
Payakumbuh. Alat praktikum gerak jatuh bebas otomatis akan terlihat pada display stopwatch
yang peneliti rancang memiliki kelebihan dari yang telah dihubungkan dengan rangkaian
alat praktikum gerak jatuh bebas yang ada di sensor.
laboratorium IPA MAN 3 Payakumbuh.
Dimana alat praktikum yang peneliti rancang Hasil dan Pembahasan Tahap
memanfaatkan sensor phototransistor untuk Pengembangan
menghitung waktu tempuh benda secara Setelah alat praktikum siap dirancang
otomatis. Sensor phototransistor dihubungkan dilanjutkan dengan tahap kalibrasi. Dimana
dengan relay yang berfungsi sebagai tombol on- dicobakan untuk menghitung waktu tempuh
off stopwatch. benda pada jarak 40 cm, 50 cm dan 70 cm. Pada
Dimana, waktu tempuh dihitung dengan percobaan pertama, setelah benda dijatuhkan
memanfaatkan karakterisitik sensor yaitu sensor kurang mendeteksi cahaya sehingga
dengan prinsip perubahan intensitas cahaya tombol on-off stopwatch tidak berfungsi. Maka
yang dibaca oleh sensor saat benda melewati dilakukan penyetelan ulang pada sumber
sumber cahaya. Perubahan ini menjadi sinyal cahaya (laser).
yang akan dibaca stopwatch yang terpasang Setelah itu, dilanjutkan kalibrasi alat
dengan rangkaian sensor sebagai waktu tempuh untuk jarak yang sama yaitu 40 cm, 50 cm dan
bola sepanjang lintasan d. Sinyal perubahan 70 cm, hasilnya sensor bisa mendeteksi
tegangan yang telah dikondisikan dengan pergerakan benda. Dalam melakukan kalibrasi
komparator, akan mengaktifkan timer. Ini alat, hal pertama yang harus diperhatikan
sesuai dengan fungsi komparator menurut adalah sumber cahaya (laser) telah hidup,
Piping Supriatna,dkk (2003, h.157) bahwa sumber daya telah aktif, dan stopwatch telah
komparator berfungsi untuk membanding pada posisi nol.
Berikut data yang di peroleh dari hasil yang peneliti rancang dengan membanding dari
kalibrasi pada alat praktikum gerak jatuh bebas hasil secara teori yang ditunjukkan pada Tabel
dengan memanfaatkan sensor phototransistor 5.
Tabel 5. menunjukkan bahwa kalibrasi sekon, sedangkan hasil waktu tempuh benda
alat praktikum gerak jatuh bebas menggunakan pada jarak 40 cm secara teori adalah 0.28
sensor phototransistor pada jarak 40 cm, 50 cm sekon. Setelah hasil tempuh secara praktikum
dan 70 cm yang diperoleh melalui eksperimen dirata-ratakan, didapat hasil waktu tempuh
dengan membandingkan hasil waktu tempuh benda secara praktikum adalah 0.27 sekon.
benda secara praktikum dengan hasil tempuh Sehingga deviasi error dari kalibrasi alat
benda secara teori. praktikum gerak jatuh bebas menggunakan
Untuk jarak 40 cm, pada percobaan sensor phototransistor pada jarak 40 cm adalah
pertama, waktu tempuh benda yang didapatkan 3,5%. Untuk lebih jelasnya perbandingan waktu
adalah 0.29 sekon, percobaan kedua 0.28 sekon, tempuh benda pada jarak 40 cm secara
percobaan ketiga 0.28 sekon, percobaan praktikum dengan waktu tempuh benda secara
keempat 0.27 sekon, dan percobaan kelima 0.27 teori dapat dilihat pada gambar 7.
Untuk jarak 50 cm, pada percobaan benda secara praktikum adalah 0.31 sekon.
pertama, waktu tempuh benda yang didapatkan Sehingga deviasi error dari kalibrasi alat
adalah 0.32 sekon, percobaan kedua 0.30 sekon, praktikum gerak jatuh bebas menggunakan
percobaan ketiga 0.30 sekon, percobaan sensor phototransistor pada jarak 50 cm adalah
keempat 0.31 sekon, dan percobaan kelima 0.32 3,1%. Untuk lebih jelasnya perbandingan waktu
sekon. sedangkan hasil waktu tempuh benda tempuh benda pada jarak 50 cm secara
pada jarak 50 cm secara teori adalah 0.32 praktikum dengan waktu tempuh benda secara
sekon. Setelah hasil tempuh secara praktikum teori dapat dilihat pada Gambar 8.
dirata-ratakan, didapat hasil waktu tempuh
Untuk jarak 70 cm, pada percobaan adalah 0.37 sekon, percobaan kedua 0.40 sekon,
pertama, waktu tempuh benda yang didapatkan percobaan ketiga 0.34 sekon, percobaan
keempat 0.37 sekon, dan percobaan kelima 0.37 praktikum gerak jatuh bebas menggunakan
sekon. sedangkan hasil waktu tempuh benda sensor phototransistor pada jarak 70 cm adalah
pada jarak 70 cm secara teori adalah 0.37 0%. Untuk lebih jelasnya perbandingan waktu
sekon. Setelah hasil tempuh secara praktikum tempuh benda pada jarak 70 cm secara
dirata-ratakan, didapat hasil waktu tempuh praktikum dengan waktu tempuh benda secara
benda secara praktikum adalah 0.37 sekon. teori dapat dilihat pada gambar 9.
Sehingga deviasi error dari kalibrasi alat
Pada Gambar 7, 8, 9menunjukkan hasil Pada jarak 50 cm, didapatkan nilai waktu
waktu tempuh benda pada praktikum gerak tempuh benda yaitu 0,32 sekon, 0,30 sekon,
jatuh bebas menggunakan alat praktikum yang 0,30 sekon, 0,31 sekon, 0,32 sekon dan nilai
peneliti rancang, terlihat bahwa hasil waktu rata-rata dari waktu tempuh benda tersebut
tempuh benda gerak jatuh bebas pada jarak 40 adalah 0,31 sekon. Data tersebut menunjukkan
cm, 50 cm, 70 cm mendekati hasil waktu bahwa alat praktikum gerak jatuh bebas
tempuh berdasarkan teori. memiliki nilai presisi yang tepat. Pada jarak 70
Alat praktikum gerak jatuh bebas ini cm, didapatkan nilai waktu tempuh benda yaitu
dapat dikatakan presisi jika alat ini 0,37 sekon, 0,40 sekon, 0,34 sekon, 0,37 sekon,
menunjukkan angka yang sama atau mendekati 0,37 sekon dan nilai rata-rata dari waktu
dengan angka sebelumnya dalam pengukuran tempuh benda tersebut adalah 0,37 sekon. Data
berulang yang ditunjukkan pada tabel 5. Pada tersebut menunjukkan bahwa alat praktikum
tabel 5 nilai waktu tempuh benda menunjukkan gerak jatuh bebas memiliki nilai presisi yang
nilai yang hampir sama pada 5 kali pengukuran tepat.
berulang. Berdasarkan percobaan gerak jatuh Pada Tabel 5 berdasarkan percobaan
bebas yang telah dilakukan pada jarak 40 cm, gerak jatuh bebas yang telah dilakukan.
didapatkan nilai waktu tempuh benda yaitu 0,39 Didapatkan nilai waktu tempuh benda pada
sekon, 0,28 sekon, 0,28 sekon, 0,27 sekon, 0,27 jarak 40 cm, didapatkan nilai waktu tempuh
sekon dan nilai rata-rata dari waktu tempuh benda yaitu 0,29 sekon, 0,28 sekon, 0,28 sekon,
benda tersebut adalah 0,27 sekon. Data tersebut 0,27 sekon, 0,27 sekon dan nilai rata-rata dari
menunjukkan bahwa alat praktikum gerak jatuh waktu tempuh benda tersebut adalah 0,27
bebas memiliki nilai presisi yang tepat. sekon, sedangkan nilai waktu tempuh benda
pada jarak 40 cm secara teori adalah 0,28 telah dikembangkan, dikumpulkan dari lembar
sekon. Dari nilai waktu tempuh benda tersebut angket praktikan. Secara garis besar hasil
didapatkan ketelitian alat atau accuracy alat tanggapan praktikan pada kelas XI.MIA adalah
yaitu 87,75% dengan kriteria sangat praktis dan pada
%error = = 3.5 %. kelas X.MIA adalah 84,41% dengan kriteria
sangat praktis.
Dari data tersebut alat praktikum gerak jatuh
bebas memiliki tingkat accuracy yang tepat.
Untuk jarak 50 cm, didapatkan nilai KESIMPULAN
waktu tempuh benda yaitu 0,32 sekon, 0,30
sekon, 0,30 sekon, 0,31 sekon, 0,32 sekon dan 1. Hasil kalibrasi alat praktikum gerak jatuh
nilai rata-rata dari waktu tempuh benda tersebut bebas dengan menggunakan sensor
adalah 0,31 sekon, sedangkan nilai waktu phototransistor pada jarak 40 cm, 50 cm, dan
tempuh benda pada jarak 50 cm secara teori 70 cm diperoleh waktu tempuh rata-rata
adalah 0,32 sekon. Dari nilai waktu tempuh benda masing-masing adalah 0,28 s, 0,32 s,
benda tersebut didapatkan ketelitian alat atau dan 0,37 s, hasil ini menunjukkan bahwa alat
accuracy alat yaitu praktikum sudah terkalibrasi. Validasi alat
praktikum 72,39 % dan validasi angket
%error = = 3.1 %.
respon praktikalitas 75%, yang
Dari data tersebut alat praktikum gerak jatuh menunjukkan alat dikategorikan valid.
bebas memiliki tingkat accuracy yang tepat. 2. Hasil uji coba yang dilakukan pada siswa
Untuk jarak 70 cm. dimana waktu kelas X.MIA dan XI.MIA MAN 3
tempuh benda yang didapatkan berdasarkan Payakumbuh yang secara keseluruhan
hasil percobaan tersebut adalah 0,37 sekon, berjumlah 23 orang di laboratorium IPA
0,40 sekon, 0,34 sekon, 0,37 sekon dan 0,37 MAN 3 Payakumbuh dengan hasil angket
sekon. Sehingga waktu tempuh rata-rata benda respon praktikalitas masing-masingnya
tersebut adalah 0,37 sekon. Dari nilai waktu adalah 87,75 % dan 84,41 % yang
tempuh benda tersebut didapatkan ketelitian dikategorikan sangat praktis.
alat atau accuracy alat yaitu
% error = = 0%.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dari data tersebut alat praktikum gerak jatuh
bebas memiliki tingkat accuracy yang tepat. Ibrahim R & Nana SS. 2003. Perencanaan
Setelah alat praktikum gerak jatuh Pengajaran. Jakarta: PT. Renika Cipta.
bebas tersebut memiliki tingkat keakuratan Pribadi FS dan Sri H. 2011.Rancang Bangun
yang tepat, selanjutnya dilakukan validasi. Alat Ukur Ketinggian Lompatan Dengan
Hasil validasi dari alat praktikum yang Sensor Infra Merah. Vol 3 (1)
dikembangkan adalah 72,39%, dengan kriteria Rahman AA. 2015. Pengembangan Alat
valid.Validator menyarankan untuk merevisi Praktikum Viskometer Dengan
tingkat akurasi dan stabilitas alat. Memanfaatkan Sensor Cahaya Untuk
Untuk melihat praktikalitas alat Pembelajaran Fisika Pada Materi
praktikum gerak jatuh bebas dengan Fluida. Batusangkar. Sripsi Tidak
memanfaatkan sensor cahaya, peneliti Diterbitkan.
melakukan uji coba terbatas pada labor IPA Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian.
MAN 3 Payakumbuh kepada siswa kelas Jakarta: Alfabeta
X.MIA dan XI.MIA. Uji coba pengunaan alat Santoso AB, dkk. 2013. Pembuatan Otomasi
praktikum gerak jatuh bebas (GJB) dengan Pengaturan Api, Pengereman, dan
memanfaatkan sensor cahaya dilakukan Palang Pintu pada Rel Kereta Api
sebanyak 1 kali pertemuan pada 2 kelas Mainan Berbasis Mikrokontroler. Vol 1
tersebut. Data tentang praktikalitas alat yang (1)
Sanyoto NT, dkk. 2010. Otomasi Blower pada Yusfi M, dkk. 2011. Pemanfaatan Sensor
Cerbong Asap Menggunakan Fototransistor Dan Led Inframerah
Phototransistor. 1978-0176 Dalam Pendeteksi Kekeruhan Air
Supriatna P, dkk. 2003. Sistem Kontrol Berbasis Mikrokontroler At89s51, 3 (2),
Temperatur untuk Termokopel Chromel 1979-4657
Alumel. 1410-0533