4260 10133 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal InFestasi

Vol. 14 No. 1 Juni 2018


Hal. 57 – 68

Mengulik Euforia Amnesti Pajak: Hukum-APBN-Utang-Pajak


(Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten X)
Whedy Prasetyo1
Universitas Jember, Jl. Kalimatan No. 37 Tegalboto Kotak Pos 125 Jember 6812

ARTICLE INFO ABSTRACT


This study aims to investigate Law. 11 of 2016 on Tax Amnesty dated July 1, 2016
Article history: which aims to increase tax revenues and encourage the transfer of assets abroad to
Received 1 Mei 2018 the country (asset repatriation). A case study on Tax Office Primary Regency
Revised 30 Mei 2018 Xwith a qualitative approach is used in this study by showing the response of the
Accepted 8 Juni 2018 presence of PSAK 70 on the Implementation of Asset Accounting (Treasures) and
Liabilities (Debt) Tax Amnesty in a proportional perspective. The result is the
Keywords: growth of tax compliance in the motivation and mental attitude of the taxpayer
Tax amnesty, law, tax compliance, through integrity, responsibility, discipline, accuracy, cooperation, honesty, visio-
revenue, and debt. nary, motivation and attitude to achieve tax functions as Budgeter, Regulern, De-
mocracy, and Redistribution in tax amnesty. These four functions are a manifesta-
tion of the Law-APBN-Debt-Tax on tax realization targets, therefore tax is expected
to be a form of public awareness (voluntary compliance) in contributing to the State
through self assessment. Finally, the function of tax amnesty can be an economic
tool for the welfare of the people, one of the sources of development financing, to
encourage economic growth through the current development policy and it means to
create job opportunities and other economic and business opportunities. So that the
two parties between the government and WP have a synergistic relationship in
recording and reporting the amount of taxes that become obligations, toward a fair
tax revenue structure.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengulik UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak yang tertanggal 1 Juli 2016 yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan
pajak dan mendorong pengalihan aset di luar negeri ke dalam negeri (repatriasi aset).
Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten X dengan pendekatan
kualitatif digunakan dalam penelitian ini, untuk memperlihatkan respon hadirnya
PSAK 70 tentang Implementasi Akuntansi Aset (Harta) dan Liabilitas (Utang)
Pengampunan Pajak dalam prespektif proporsional. Hasilnya tumbuhnya kepatuhan
pajak dalam motivasi dan sikap mental wajib pajak melalui integritas, tanggung
jawab, kedisiplinan, ketepatan, kerja sama, kejujuran, keberanian, pandangan hidup,
motivasi dan sikap ini untuk mencapai fungsi pajak sebagai Budgeter, Regulern,
Demokrasi, dan Redistribusi dalam amnesti pajak. Keempat fungsi ini sebagai wujud
prespektif Hukum-APBN-Utang-Pajak tentang target realisasi pajak, oleh karenanya
pajak diharapkan menjadi wujud kesadaran masyarakat (voluntary compliance) dalam
memberikan kontribusi terhadap Negara melalui self assessment. Akhirnya, fungsi
amnesti pajak dapat menjadi alat perekonomian yang mensejahterakan masyarakat,
salah satu sumber pembiayaan pembangunan, mendorong pertumbuhan ekonomi
lewat kebijakan pembangunan yang berjalan dan itu berarti mampu menciptakan
kesempatan kerja dan berusaha serta sarana perekonomian lainnya. Sehingga dua
pihak antara pemerintah dan WP memiliki hubungan yang sinergi dalam mencatat
dan melaporkan jumlah pajak yang menjadi kewajibannya, menuju struktur
penerimaan pajak berkeadilan.

1. PENDAHULUAN sumber pendapatan terbaru pemerintah, namun disatu


Aturan detail tax amnesty ditunggu sebagai sisi jangan jadi euforiayang berlebihan sehingga

1Corresponding author, email address: whedy.p@gmail.com

57
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
menimbulkan dampak negatif (Pernyataan Presiden Joko nilai harta lebih dari 10 miliar.
Widodo, MetroTv, 19 Juli 2016, 09.57 WIB). Harta yang direpatriasi tersebut wajib diinves-
Wacana tax amnesty1 mulai disuarakan disaat tasikan paling singkat tiga tahun di wilayah Nega-
Mardiasmo selaku Wakil Menteri Keuangan Re- ra Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan harta
publik Indonesia sebagai pejabat penganti Dirjen yang diungkap di dalam negeri tidak boleh dialih-
Pajak menyampaikan kepada pemerintah agar me- kan ke luar negeri selama tiga tahun. Wajib pajak
laksanakan tax amnesty, tujuannya untuk menutup yang ikut program pengampunan harus melunasi
defisit negara di tahun 2015 (pajak.go.id, 2015). terlebih dahulu seluruh pokok pajak yang belum
Menurut beliau bahwa jika tax amnesty dilaksana- dilunasi (tunggakan pajak), mencabut restitusi pa-
kan maka pendapatan negara sebesar Rp. 1.822,5 jak, dan seluruh permohonan terkait sengketa pa-
triliun dapat dipenuhi dari pajak sebesar Rp. jak, baik pengurangan atau penghapusan sanksi
1.546,7 triliun. Artinya target pajak di tahun 2016 administrasi, pengurangan atau pembatalan kete-
dapat terpenuhi. Wacana ini semakin meruncing tapan yang tidak benar, keberatan, banding, guga-
pada saat “mencuatnya”adanya “Panama Paper”. tan, atau peninjauan kembali. Bagi wajib pajak
Salah satu akibat dari Panama Paper adalah mulai yang sedang menjalani pemeriksaan bukti permu-
terkuak bahwa Wajib Pajak (WP) Indonesia banyak laan dan penyindikan pajak dan akan ikut program
yang mengungsikan sebagian besar hartanya di harus melunasi terlebih dahulu pajak yang tidak
negara lain yang tentunya bebas dari pajak dan atau kurang dibayar.
mempunyai tarif pajak yang lebih rendah. Program Fasilitas yang diperoleh wajib pajak yang ikut
pengampunan pajak ini sudah resmi dijalankan. pengampunan adalah (i) penghapusan pajak teru-
UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pa- tang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak
jak yang ditandatangani Presiden Joko Widodo dikenai sanksi administrasi dan sanksi pidana per-
pada tanggal 1 Juli 2016 antara lain bertujuan untuk pajakan sampai dengan akhir tahun pajak terakhir,
meningkatkan penerimaan pajak dan mendorong (ii) penghapusan sanksi administrasi berupa bun-
pengalihan aset di luar negeri ke dalam negeri (re- ga, denda atau kenaikan, (iii) tidak dilakukan pe-
patriasi aset). Aset tersebut selama ini tidak dila- meriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan,
porkan sehingga tidak dikenai pajak. Padahal, se- dan penyidikan pajak, (iv) penghentian, pemerik-
mua tambahan kemampuan ekonomi (penghasilan) saan, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidi-
wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia mau- kan pajak.
pun dari luar Indonesia harus dikenai pajak. Bagi wajib pajak yang tidak jujur mengung-
UU Pengampunan Pajak (UU PP) merupakan kapkan hartanya dikenai Pajak Penghasilan (PPh)
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, dan sesuai ketentuan yang berlaku dan ditambah sanksi
tidak dikenai sanksi administrasi dan pidana per- kenaikan 200 persen. Sementara wajib pajak yang
pajakan, dengan cara mengungkap harta dan tidak ikut program apabila ditemukan harta yang
membayar uang tebusan. Pengampunan pajak di- belum dilaporkan akan dianggap tambahan peng-
berikan dalam periode sejak UU mulai berlaku hasilan saat ditemukan. UU Pengampunan Pajak
hingga 31 Maret 2017 (diperpanjang satu bulan cukup ringkas dan padat, hanya terdiri dari 13 bab
yaitu 30 April). Baik wajib pajak orang pribadi dan 25 pasal. Undang-Undang ini ingin mengatur
maupun badan diperbolehkan ikut program ini. dengan mudah, sederhana, dan lugas. Resikonya
Dasar pengenaan uang tebusan adalah harta adalah muncul ketidakjelasan dan ruang multitaf-
bersih yaitu selisih antara nilai harta dikurangi nilai sir. Untuk itulah peraturan teknis yang jelas, detail,
utang, yang dihitung berdasarkan nilai wajar. Har- dan komprehensif sebagai turunan undang-undang
ta yang harus diungkap adalah akumulasi tamba- mutlak diperlukan. Peraturan Menteri Keuangan
han kekayaan ekonomis berupa seluruh kekayaan, (PMK) yang terbit tidak boleh membuat norma
sedangkan utang adalah pokok utang yang belum baru atau menyimpang dari norma dan semangat
dibayar berkaitan langsung dengan perolehan har- UU. PMK sebaiknya menjabarkan maksud dan
ta. Uang tebusan yang diatur UU ini adalah (i) se- tujuan UU dengan mengatur tata cara dan admini-
besar 2 persen, 3 persen, dan 5 persen (periode tri- strasi yang sederhana, mudah , dan jelas.
wulan I, triwulan II, dan triwulan III) bagi wajib
pajak yang merepatriasi harta dari luar negeri dan
deklarasi dalam negeri, (ii) 4 persen, 6 persen, dan
10 persen untuk wajib pajak yang hanya mengung- 1Pengampunan berdasarkan Kamus Besar Bahasa
kapkan nilai harta sampai dengan Rp.10 miliar, dan
Indonesia (KBBI, 1989:30) berarti pembebasan dari hu-
2 persen bagi wajib pajak yang mengungkapkan kuman atau tuntutan.

58
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
Langkah lanjutan setelah disusunnya PMK yang diharapkan bisa ikut mengerakkan
adalah sosialisasi yang masif baik ke internal perekonomian Indonesia. Wajib pajak peserta
Direktorat Jenderal Pajak maupun masyarakat pengampunan pajak memperoleh fasilitas
wajib pajak agar kedua belah pihak memiliki penghapusan pajak atas utang pajak yang belum
pemahaman yang sama. Mengapa demikian? diterbitkan ketetapan pajaknya. Wajib pajak juga
Perpajakan menganut Lex Specialis Derogate Lex bebas dari sanksi administrasi dan pidana
Generalis, yang artinya peraturan khusus lebih perpajakan. Selain itu, tidak dilakukan
diutamakan dari pada peraturan umum atau jika pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan,
sesuatu ketentuan belum atau tidak diatur dalam dan penyelidikan tindak pidana perpajakan atas
peraturan khusus, maka akan berlaku ketentuan kewajiban perpajakan dalam masa pajak sampai
yang diatur dalam peraturan umum. Dalam hal ini akhir tahun pajak terakhir. Namun, jika wajib pajak
peraturan khusus adalah hukum pajak, sedangkan menyampaikan data dan informasi harta yang
peraturan umum adalah hukum publik atau tidak jujur, harta tersebut akan dikenai pajak sesuai
hukum lain yang sudah ada sebelumnya. aturan ditambah sanksi administrasi.
Selanjutnya hukum pajak menganut Paham Tabel 1
Imperative, yaitu pelaksanaannya tidak dapat Penerimaan Pajak Per 30 September 2016 (dalam
ditunda. Misalnya dalam hal pengajuan keberatan, Rp Triliun)
sebelum ada keputusan dari Direktur Jenderal Jenis Pajak Jumlah APBNP 2016
Pajak bahwa keberatan tersebut diterima, maka PN Non Migas 476,549 819,496
Wajib Pajak yang mengajukan keberatan terlebih PPN & PPnBM 270,112 474,235
dahulu membayar pajak, sesuai dengan yang telah PBB 15,631 17,710
ditetapkan. Berbeda dengan hukum pidana yang Pajak Lainnya 5,475 7,414
menganut paham oportunitas, yaitu PPh Migas 24,658 36,345
Total 792,426 1.355,203
pelaksanaannya dapat ditunda setelah ada
keputusan lain. Sumber: DJP 2016-2017
Oleh karena itu pemahaman yang sama sangat
penting karena fondasi program ini adalah Berdasarkan data di atas nampak bahwa anta-
kesalingpercayaan. Wajib pajak butuh jaminan ra target yang ditetapkan dengan realisasi masih
bahwa mengikuti program ini bukan sebuah terdapat “gap” yang sangat mencolok. Hal inilah
jebakan yang akan merugikan di kemudian hari. Di yang menyebabkan pemerintah harus berpikir le-
pihak lain, pemerintah membutuhkan data yang bih untuk dapat menutup realisasi pajak berdasar-
diungkapkan akurat dan bermanfaat bagi kan anggaran yang ditetapkan. Di tengah kebun-
perluasan basis pajak dan penggalian potensi pajak tuan dan kebingungan tersebut, pemerintah mem-
di masa mendatang. Pemerintah juga perlu perhatikan langkah cepat untuk mengumpulkan
mendengarkan suara pelaku bisnis agar skema target menutupi defisit negara dan meminimalkan
repatriasi dan investasi dapat optimal, karena menutup kekurangan (shortfall)yang terlanjur ter-
sejalan dengan praktik bisnis yang lazim. Dengan jadi. Penelitian Togler & Schaltegger (2001) menya-
program pengampunan pajak ini maka era takan bahwa negara yang berhasil melakukan kebi-
transparansi, membangun sistem perpajakan yang jakan tax amnesty adalah Italia, India dan Afrika
kuat, kredibel, dan akuntabel merupakan sebuah Selatan. Sedangkan hasil penelitian Boniello (2003)
kepastian. Lebih lanjut program ini merupakan dan Widodo (2010) menjelaskan bahwa kebijakan
sekali untuk jangka waktu yang sangat lama, niat tax amnesty yang berhasil dilakukan di India pada
menggerakkan perekonomian, jaminan tidak tahun 1997 telah mampu menambah pendapatan
adanya jebakan bagi wajib pajak, akan menindak pajak sebesar 8,05%. Keberhasilan India mengum-
mereka yang menyimpang, dan mengiringi pulkan dana untuk menutup defisitnya menjadi
program dengan menuntaskan reformasi hukum suatu yang menarik bagi Pemerintah Indonesia.
perpajakan. Harapannya keberhasilan tersebut terjadi juga di
Pemerintah memperkirakan program ini akan Indonesia.
menambah pendapatan negara dari pajak sekitar Sebenarnya Indonesia pernah melakukan tax
Rp. 165 triliun (Warta Pajak, 05 Juli 2016). Periode I amnesty pada tahun 1984. Motif pemerintah dalam
program ini yaitu Juli sampai September 2016 melaksanakan tax amnesty pada saat itu, pertama
Penjelasan jumlah ini termasuk ribuan triliun diberlakukannya sistem perpajakan baru yang
rupiah aset repatriasi yang akan masuk ke pasar mampu meningkatkan peran serta masyarakat da-
keuangan dan bursa di Indonesia. tambahan aset lam pembiayaan negara dan pembangunan nasion-
al. Kedua diperlakukannya keterbukaan dan keju-

59
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
juran dari WP (Ragimun, 2014). Dua alasan ini erat ini memiliki daya tarik yang kuat untuk
kaitannya dengan implementasi self assessment. meningkatkan jumlah permohonan amnesti pajak.
Tax amnesty yang diberikan pada dua periode ter- Untuk itu, pemohon amnesti pajak harus mendapat
sebut adalah pengampunan pajak model investiga- kepastian bahwa laporan harta yang dibuatnya
tion amnesty, melalui pengampunan ini Direktorat tidak akan diteruskan kepada penegak hukum
Jenderal Pajak tidak menyelidiki dan menginvesti- lainnya untuk penuntutan pidana terhadap
gasi sumber penghasilan yang dilaporkan pada kejahatan yang berbeda.
periode historis. Biaya pengampunan yang harus
dibayar WP adalah 10 % atau 5 % (tarif reduksi) 2. RERANGKA TEORITIS
dari total objek pengampunan (Bagiada & Dar- Upaya memberikan aspek come clean yang
mayasa, 2016). Namun dalam praktiknya, tax am- menjadi fasilitas utama dalam kebijakan amnesti
nesty pada tahun 1984 tersebut mengalami kegaga- pajak harus dikaitkan dengan larangan membocor-
lan. Beberapa peneliti antara lain Ragimum (2014) kan data dan informasi WP sebagaimana diatur
telah melakukan pendalaman yang menganalisa dalam UU KUP. Sesuai ketentuan Pasal 41 Ayat (3)
mengapa tax amnesty Indonesia sebelum ini tidak bahwa pengaduan terhadap dugaan pelanggaran
berhasil. Menurutnya, kegagalan tax amnesty yang kewajiban merahasiakan data dan informasi oleh
pernah diterapkan di Indonesia karena tidak didu- petugas pajak hanya dapat dilakukan oleh orang
kung oleh sarana dan prasarana yang mendukung, yang kerahasiannya dilanggar. Mutatis mutandis,
selain itu menurut Tambunan (2015) bahwa tax artinya pemohon amnesti pajak juga dapat menga-
amnesty pada tahun 1984 mengalami kegagalan dukan pembocoran rahasia oleh tim pemeriksa dan
karena tidak ada law enforcement tegas pasca tax atau petugas pajak lainnya. Oleh sebab itu, penjela-
amnesty. Untuk itu lebih dari satu dekade terakhir san ini “penting” karena program amnesti pajak
Indonesia telah berusaha memperbaiki sistem per- merupakan kebijakan jangka pendek, sehingga
pajakannya untuk meningkatkan penerimaan pajak tidak dapat menyelesaikan permasalahan penghin-
(Arnold, 2012). daran pajak, pengelakan pajak, dan transfer pric-
Oleh karena itu tax amnesty merupakan ben- ing. Antisipasi terhadap ketiga modus perlawanan
tuk lain asas self assessment dalam melaksanakan WP tersebut hanya dapat dilakukan dengan men-
kewajiban perpajakannya (tax compliance), dan gubah peraturan perundang-undangan, terutama
pada akhirnya untuk penegakan hukum (law en- Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan (PPh).
forcement) bagi Wajib Pajak (selanjutnya disingkat Akhirnya, amnesti pajak merupakan kebijakan
WP) itu sendiri maupun bagi petugas pajak (Pra- realistis yang harus dipilih pemerintah untuk ke-
setyo, 2017). Mengapa demikian? Karena pelaksa- luar sepenuhnya dari keterpurukan ekonomi na-
naan kebijakan ini melembagakan keterbukaan sional. Tercatat dalam www.pajak.go.id periode I
sukarela (voluntary disclosure) dari WP dalam ne- amnesti pajak yaitu Juli-September 2016 telah diha-
geri untuk melaporkan harta kekayaan yang dimi- silkan uang tebusan sebanyak Rp. 93 triliun dan
liki (sebelumnya di luar negeri), artinya kejujuran jumlah harta dilaporkan sebesar Rp. 3.792 triliun.
WP menjadi tumpuan pelaksanaan pengampunan Jumlah harta tersebut terdiri atas harta repatriasi
pajak ini. Untuk menguji kesesuaian antara data luar negeri Rp.976 triliun, dan harta deklarasi da-
dan informasi yang dilaporkan pemohon amnesti lam negeri Rp. 2.674 triliun. Capaian amnesti pajak
dengan keadaan sebenarnya. ini cukup membanggakan dan dinilai oleh banyak
Oleh karena itu tujuan dan masalah yang pihak sebagai sebuah keberhasilan. Apresiasi dari
ingin diulas adalah bagaimana program amnesti berbagai kalangan yang disampaikan kepada Pe-
pajak dijalankan. Ketertarikan penelitian merintahan Republik Indonesia, baik dari dalam
dikarenakan program ini berbeda dengan maupun luar negeri. Tak kurang, Menteri Keua-
pemeriksaan pajak yang diatur pada Undang- ngan Sri Mulyani Indrawati (Kompas, Selasa 08
Undang Tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Nopember 2016) menyebutkan bahwa tax amnesty
Perpajakan (UU KUP), hasil pemeriksaan oleh tim di Indonesia termasuk yang terbaik di dunia dari
pemeriksan permohonan pengampunan pajak sisi uang tebusan yang masuk. Hal ini didasarkan
(selanjutnya Penulis menyampaikan amnesti pada jumlah raihan harta yang berhasil didapatkan
pajak ) bersifat final, dan menjadi dasar keputusan untuk periode I tersebut.
pemberian atau penolakan amnesti pajak pajak. Lebih lanjut, terhadap capaian amnesti ini ti-
Selanjutnya program ini menunjukkan kerahasiaan dak lantas membuat Pemerintah khususnya Direk-
data dan informasi hasil amnesti pajak. Mengapa torat Jenderal Pajak berpuas diri. Mengapa demi-
demikian? Perlu diakui bahwa aspek kerahasiaan kian? Karena mengingat masih ada dua periode

60
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
berikutnya yang masih harus dijalani hingga 30 mengurangi tingkat kepatuhan. Dan, kemampuan
April 2017. Kegiatan sosialisasi yang melibatkan WP untuk membayar kewajiban pajak (tax com-
berbagai pemangku kepentingan dan imbauan- pliance) juga tergantung pada kondisi perekono-
imbauan kian gencar dilaksanakan. Sasarannya, tak mian. Jika ekonomi membaik dan bisnis untung,
lain para WP potensial yang belum memanfaatkan otomatis penerimaan pajak akan naik, demikian
haknya mengikuti amnesti pajak. Mereka adalah juga sebaliknya. Dalam keadaan krisis dan kele-
para WP besar, profesional, penunggak pajak, WP suan sektor riil, dimana dana pajak masih kurang,
baru, dan para pelaku UMKM. pnarikan utang adalah alternatif pembiayaan
Pemerintah terus mendorong WP yang belum APBN. Namun, penarikan utang yang terlalu besar
mengikuti amnesti pajak agar segera meman- akan mendorong kenaikan biaya bunga dan beban
faatkan fasilitas ini. Untuk diketahui, angka parti- utang pada masa mendatang. Di sinilah letak dari
sipasi WP pada periode I program ini terbilang kebijakan fiskal dengan strategi untuk menyeim-
sangat minim. Dari sekitar 20 juta WP yang wajib bangkan antara pendanaan dari pajak sebagai
SPT, baru 422 ribu saja yang mengikuti amnesti sumber utama dan utang apabila dibutuhkan.
pajak. Dengan kata lain baru, 2 persen WP yang Maka, kebijakan amnesti pajak memberikan
berpartisipasi dalam program ini. Alhasil, angka kemandiran negara yang tidak semata-mata ber-
partisipasi ini masih sangat mungkin ditingkatkan fungsi sebagai sumber pendapatan negara (budge-
lagi. Langkah berikutnya memasuki periode II am- ter), namun memiliki fungsi untuk memindahkan
nesti, yaitu Oktobersampai Desember 2016 Un- harta (regulern) dari orang kaya kepada orang
dang-Undang masih menerapkan tarif tebusan miskin, memindahkan harta dari negara lain ke
yang rendah. WP yang melaporkan harta di dalam Indonesia (repatriasi) sebagai upaya (1) Memper-
negeri atau yang ingin merepatriasi harta yang ada kuat kurs rupiah (dana repratiasi), (2) Mening-
di luar negeri, hanya dikenai tarif 3 %. Program ini katkan cadangan devisa, dan (3) Meningkatkan
dilanjutkan sampai 30 April 2017 diharapkan WP iklim investasi. Oleh karena itu langkah tax amnes-
mampu mendeklarasikan harta di luar negeri, di- ty yang cukup akomodatif inilah yang menggua-
kenai tarif 6 persen, sedangkan perhitungan kem- tkan Penulis untuk menyakinkan bahwa satu lagi
bali WP atas kekayaan di dalam negeri 5%. Bahkan, fungsi pajak sebagai Demokrasi. Fungsi ini seba-
bagi WP kelompok UMKM dengan omzet sampai gai merujuk pada penjelasan Miraza (2005) yang
dengan Rp.4,8 miliar, tarif tebusannya lebih rendah menyatakan bahwa pajak sebenarnya perwujudan
lagi, yaitu 0,5% persen untuk yang melaporkan dari suatu kerja sama kekeluargaan khususnya jika
harta kurang dari Rp. 10 miliar atau 2 % untuk dilihat dari sudut fungsi pajak di dalam pengem-
yang melaporkan harta lebih dari Rp. 10 miliar. bangan kehidupan masyarakat. Lebih lanjut Tam-
Kebijakan fiskal seperti itu menurut Burton bunan (2015) dan Arnold (2012) menjelaskan bah-
(2009) merupakan respon penurunan defisit angga- wa masyarakat mengeluarkan sebagian dari pen-
ran dengan cara menaikkan penerimaan pajak dan dapatannya untuk dipakai negara membangun
bukan dari utang. Sampai kajian tulisan ini negara sarana kepentingan umum. Dengan cara ini masya-
kita (Indonesia) memiliki kondisi fiskal yang bagus, rakat berperan dalam pelaksanaan hidup bernegara
kredibel, dan berhati-hati (prudent). Rasio defisit dan berbangsa bagi tercapainya suatu masyarakat
APBN dan utang Indonesia dalam kondisi yang yang sejahtera.
aman. Penerimaan pajak terus dipacu dengan ke- Selanjutnya tax amnesty tersebut juga meng-
bijkaan fiskal (program amnesti, ekstensifikasi dan hadirkan fungsi pajak sebagai Redistribusi. Fung-
intensifikasi), menaikkan basis pajak (tax base) dan si ini sejalan dengan tekad bahwa selama pemban-
kepatuhan pajak. Oleh karena itu konsistensi re- gunan terus dilakukan maka investasi juga perlu
formasi perpajakan tetap dijalankan termasuk sejalan ditingkatkan. Dana investasi ini bersumber
sumber daya manusia yang tangguh, mulai dari dari sektor negara dan sektor swasta. Untuk me-
pimpinan hingga tingkat Kantor Pelayanan Pajak menuhi kebutuhan ini maka tidak ada pilihan lain
(KPP). bagi negara terkecuali meningkatkan penerimaan
Kondisi fiskal tersebut tidak bisa dipisahkan negara dari pajak, bea masuk, dan cukai. Untuk hal
dengan utang. Mengapa demikian? Karena masa- ini Pemerintah melakukan pembaharuan sistem
lah utang dan pajak adalah dua sumber pem- pemungutan perpajakan nasional, atas intensifikasi
biayaan anggaran yang saling melengkapi. Dua- dan ekstensifikasi. Hanya dengan pemungutan
duanya dibutuhkan. Penarikan pajak dengan tarif pajak yang sempurna dan terbuka, maka sistem
tinggi dan eksesif akan mengurangi kemampuan distribusi dapat dilaksanakan secara sempurna
WP untuk melakukan investasi dan justru akan seperti membiayai pembangunan irigrasi, jalan dan

61
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
waduk, pusat-pusat kesehatan masyarakat, pasar, pembangunan yang berjalan dan itu berarti mam-
sarana pendidikan, dan jembatan yang membuka pu pula menciptakan kesempatan kerja dan beru-
“kantong-kantong” produksi dan lain sebagainya. saha serta menciptakan sarana perekonomian lain-
Kedua fungsi pajak tersebut di samping bud- nya yang mempelancar roda perekonomian. Se-
geter dan regulered menunjukkan pajak merupa- hingga dua pihak antara pemerintah dan WP me-
kan iuran wajib bagi setiap warga negara yang di- miliki hubungan yang sinergi dalam mencatat dan
bayarkan kepada negara, yang dapat dipaksakan melaporkan jumlah pajak yang menjadi kewajiban-
dan tidak mendapatkan kontra prestasi secara nya.
langsung, yang diatur dengan Undang-Undang
serta penggunaannya untuk membiayai penye- 3. METODE PENELITIAN
lenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Oleh Penelitian kualitatif dengan studi kasus yang
karena itu program tax amnesty mempertemukan digunakan dalam rangka menghadirkan evaluasi
dua pihak yang saling berkaitan yaitu pemerintah program amnesti pajak. Program ini direspon
dan masyarakat. Keduanya harus saling memaha- dengan hadirnya PSAK 70 tentang Implementasi
mi kewajiban dan haknya masing-masing. Di satu Akuntansi Aset (Harta) dan Liabilitas (Utang)
pihak pemerintah tidak dapat begitu saja memak- Pengampunan Pajak yang mengatur penyajian
sakan haknya dalam hal memungut pajak sebelum hasil atas harta dan utang dalam laporan keuangan,
ada kesepakatan dengan rakyat, dan sebaliknya dan diperlakukan secara terpisah diluar amnesti
masyarakat yang termasuk obyek pajak tidak dapat pajak. Serta secara rinci memperlakukan penyajian,
begitu saja menghindar dari kewajiban membayar perhitungan dan aspek keuangan lainnya berkaitan
pajak, sementara ia menghendaki agar hidupnya amnesti pajak dalam asas self assesment yang
terjamin aman dan tertib serta sejahtera. Selama melibatkan peran fiskus dan wajib pajak (WP).
keseimbangan dapat dilaksanakan maka jumlah tax Oleh karena itu dilakukan dengan cara wawancara
amnesty yang akan dapat dipungut tidak saja be- mendalam (Kusworo, 2009; Basrowi dan Soenyono,
sar, tetapi setiap wajib pajak bersedia melakukan 2004). Arah wawancara mendalam adalah proses
pembayaran kembali dengan senang hati. pelaksanaan penelitian ini. Lebih lanjut, untuk
Kedudukan pajak sebagai alat bagi kehidupan alasan privatisasi wawancara para informan
berbangsa dan bernegara sangat penting. Oleh ka- meminta untuk menggunakan inisial. Selain
rena itu dalam pelaksanaan pemungutannya faktor wawancara mendalam juga dilakukan pengamatan
keseimbangan tersebut harus dijaga dengan baik langsung pada saat pelaksanaan amnesti pajak.
sehingga pembayaran pajak oleh wajib pajak me- Keterlibatan dua pihak yaitu fiskus dan wajib
rupakan suatu kesadaran dan kebutuhan. Terma- pajak tersebut menjadi fokus penelitian ini. Pihak
suk dalam pengertian keseimbangan disini adalah fiskus yang diteliti yaitu Kepala Seksi Penagihan
adanya unsur keadilan dan pemerataan yang dapat dan Pelayanan (Pak W) dan 4 Wajib Pajak Orang
dirasakan oleh setiap Wajib Pajak (WP) melalui Pribadi Badan (WP OP Badan), yaitu WP A, B, C
pengaturan yang cermat oleh pemerintah (Pra- dan D yang terdaftar di di KPP Pratama Kabupaten
setyo, 2008, 2011, 2016). Fiskus sebagai aparat pe- X. Wawancara dilakukan selama 7 bulan dari
mungut pajak harus memahami benar pengertian tanggal 05 Januari sampai 05Agustus 2017.
ini. Keberhasilan fiskus dalam melaksanakan am- Wawancara ini bertujuan untuk mengungkapkan
nesti pajak tercermin dari besarnya pungutan yang pelaksanaanprogram amnesti pajak yang
dapat dikumpulkan dan tingkat kepuasan yang dilaluinya. Wawancara ini menghadirkan suasana
dapat dirasakan oleh masyarakat. Kedudukan yang akrab dan jawaban-jawaban bahasa secara
fiskus berada di dua sisi kepentingan yaitu kepen- spontan, hal ini sebagai nilai “unik” dan sangat
tingan pemerintah dan masyarakat, yang kedua berharga bagi penelitian ini.
kepentingan tersebut harus dijaga dengan baik.
Dengan demikian program amnesti pajak ti- 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dak dapat hanya dilihat dari satu sisi saja (yang Dari target penerimaan pajak sebesar Rp.1.284 tri-
biasa dipikirkan oleh kebanyakan orang dan liun pada 2017, hingga akhir September baru terealisasi
mungkin oleh sebagian fiskus) sebagai suatu kewa- 60 persen (Kompas, 7 Oktober 2017)daerah yang diteri-
jiban kepada negara. Amnesti pajak dapat pula ma oleh pemerintah Provinsi Banten.
dilihat dari sisi lain sebagai alat perekonomian Amesti pajak membuat wajib pajak dituntut
yang dapat mensejahterakan masyarakat, sebagai membayar pajak sesuai peraturan perpajakan. Un-
salah satu sumber pembiayaan pembangunan, dang-Undang Pengampunan Pajak (UUPP), ada
mendorong pertumbuhan ekonomi lewat kebijakan dua ketentuan yaitu UUPP memperluas subyek

62
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
amnesti pajak hingga mencakup wajib pajak yang “Konseptual amnesti pajak memberikan in-
memiliki harta di dalam negeri dan luar negeri formasi adanya yang tidak beres dalam jumlah
tetapi tidak merepatriasikan hartanya dalam rang- pajak yang dilaporkan. Kalau saya melaporkan
ka amnesti pajak. Kedua, sebagai bentuk sanksi ya...itu kondisi keuangan saya yang setiap tahun
terhadap wajib pajak yang tidak memanfaatkan naik dan turun, lah...hal inilah yang membuat saya
amnesti pajak untuk melaporkan hartanya dengan melakukan perataan jumlah pajak yang dibayar.”
benar. Penjelasan ini merujuk dari pernyataan Pak Kondisi di atas menunjukkan WP mempunyai
W berikut ini: kesadaran membayar pajak dengan langkah “men-
“Secara keseluruhan, efektivitas program am- gamankan” apabila terjadi kerugian. Kondisi ini
nesti pajak memikat para pengempang pajak yang merupakan upaya WP melakukan income smoth-
menyembunyikan asetnya di luar negeri sangat ing. Teknik ini banyak digunakan badan, karena
rendah. Apabila klaim pemerintah pada April 2016 lebih soft dalam memanipulasi laba dengan besa-
bahwa ada 11.200 triliun aset WNI diparkir di luar ran nilai yang relatif merata dari tahun ke tahun.
negeri benar adanya, maka tingkat keberhasilan Tujuannya agar tidak menjadi incaran otoritas per-
amnesti pajak hanya mencapai 10,52 persen. Kare- pajakan.
na itu, agenda mendesak yang perlu dilakuakn Persoalan klasik di atas menunjukkan kesada-
adalah mengusut tuntas WP tersebut. Mereka ha- ran pembayaran pajak bukan merupakan kesada-
rus dipaksa mendeklarasikan atau merepatriasi ran namun keterpaksaan. Tidak semua orang ingin
asetnya dengan tarif tebusan yang tinggi. Sasaran- membayar pajak dan banyak celah untuk memani-
nya wajib pajak potensial yang belum meman- pulasi pajak. Tanpa bermaksud menyerderhana-
faatkan haknya mengikuti amnesti pajak. Mereka kan, rasio perpajakan Indonesia sebagaimana me-
adalah para wajib pajak badan, profesional, wajib rujuk pada penjelasan Pak W dan WP D. Pak W
pajak baru dan para pelaku UMKM.” menjelaskan bahwa:
Pernyataan di atas menunjukkan upaya am- “Rasio perpajakan Indonesia, yaitu perban-
nesti pajak untuk melaksanakan UU dan menggali dingan antara penerimaan pajak dan produk do-
potensi pajak. Hal ini kondisi merupakan upaya mestik bruto, hingga saat ini tak kunjung optimal.
untuk terus mendorong WP yang belum mengikuti Baru mencapai 12,1 persen, berada di bawah Ma-
amnesti pajak agar segera memanfaatkan fasilitas laysia dan Thailand yang sudah mencapai 17 per-
ini. Fasilitas untuk menghindarkan saksi melapor- sen, atau Korea Selatan 24 persen, dan negara-
kan perhitungan hartanya yang tidak benar (Tam- negara anggota OECD sebesar 34 persen.”
bunan, 2015; Widodo, 2010). Perhitungan harta Selanjutnya penjelasan WP D menyangkut ra-
sangat tergantung dari persepsi WP dengan meru- sio pajak adalah:
juk pada self assessment dan tax planning. Namun, “Rasio pajak di Indonesia masih menekankan
dalam perjalannya WP mengupayakan adanya pada penerimaan, padahal Mas...penerimaan pajak
loophole dari pelaksanaan UU perpajakan (Pra- sangat berhubungan dengan kesadaran masyarakat
setyo, 2016). Pemahaman UU Pajak membutuhkan untuk membayar pajak. Kondisi ini masih rendah
kesadaran bukan paksaan. Merujuk pada pernya- dari yang diharapkan...program pengampunan
taan WP D berikut ini: pajak itu merupakan contoh untuk terus membuat
“Kalau amnesti pajak Mas...bukan program wajib pajak patuh tanpa sanksi, dan juga menurut
tapi memberikan catatan pengusaha untuk meres- saya belum optimalnya pula kinerja institusi perpa-
pon bagaimna perhitungan pajak yang sudah dila- jakan.”
porkan. Kalau pengelapan bukan tapi...lebih ba- Kedua penjelasan tersebut sejalan dengan hasil
gaimana saya mengatur jumlah pajak yang harus penelitian Prasetyo (2011), Prastowo (2012), Rusydi
saya laporkan. Kalau usaha naik turun dan rugi (2013) dan Tambunan (2015) yang menyatakan
masak harus saya laporkan.” bahwa kepatuhan dan kesadaran wajib pajak dan
Perhitungan rugi merupakan mekanisme WP kinerja aparatur perpajakan berhubungan dengan
untuk menghindari ataupun bisa sebagai upaya kebijakan (tax policy), undang-undang (tax law),
pengelapan pembayaran kewajiban perpajakan. dan administrasi (tax administration). Ketiga hal ini
Mengapa demikian? Karena penghitungan rugi mendorong tumbuhnya kedua pihak yang berhu-
jelas tidak ada pajak. Metode ini menggunakan bungan dengan penerimaan pajak dalam sistem
teknik income decreasing (melaporkan rugi). Perhi- perpajakan self assesment.
tungan ini membuat jumlah pajak yang harus dila- Sistem perpajakan yang baik tersebut akan
porkan adalah nihil. Selain itu merujuk pada per- menurunkan penghindaran dan penyelundupan
nyataan WP B di bawah ini: pajak dan beban pajak berbanding lurus dengan

63
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
kemampuan membayar pajak. Merujuk penjelasan sesuai ketentuan yang terdapat pada Pasal 36 UU
Burton (2009) dan Prastowo (2012) bahwa sistem tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpaja-
perpajakan self assesment mencerminkan kesada- kan (UU KUP). Artinya, tidak ada urgensi untuk
ran wajib pajak dalam keadilan dengan kesederha- memperluas subyek amnesti pajak dalam UU No.
naan administrasi. Hal ini untuk memberikan ja- 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
minan kepastian dan kemudahaan dalam melapo- (UUPP).
rakan jumlah pajaknya terlaporkan. Oleh karena itu Lebih lanjut, penjelasan bentuk sanksi terha-
program amnesti pajak dalam sistem ini memberi- dap WP yang tidak memanfaatkan amnesti pajak
kan struktur penerimaan pajak berkeadilan. Seba- untuk melaporkan hartanya dengan benar, UU PP
gaimana hal ini dinyatakan oleh WP A berikut: mengkualifikasikan ulang harta yang tidak dila-
“Bukan...itu program amnesti namun karena porkan WP berdasarkan temuan DJP sebagai
jumlah pajak yang terhitung untuk dilaporkan da- penghasilan kena pajak yang akan dikenai tarif
lam SPT menjadi saya memikirkan untuk memiliki normal Pajak Penghasilan (PPh). Ketentuan ini ti-
dana di luar negeri...ide ini muncul karena dana di dak sesuai dengan tujuan menciptakan sistem per-
luar negeri lebih menjamin dan tanpa dipungut pajakan yang lebih berkeadilan, karena UU PPh
pajak.” menganut fruit and tree concept, yaitu konsep sim-
Prinsip berkeadilan menjadi langkah yang se- bolis yang memisahkan harta, yang diibaratkan
harusnya ditempuh Direktur Jenderal Pajak (DJP) sebagai tree, dan penghasilan yang diibaratkan
untuk memperlakukan yang “sama” sistem perpa- sebagai fruit. Pengenaan tarif PPh terhadap nilai
jakan. Amnesti pajak terjustifikasi karena keberha- harta akan menimbulkan pajak yang eksesif. Men-
silan upaya penegakan hukum terhadap WP yang gapa demikian? Karena pemungutan pajak atas
memiliki harta di luar negeri (offshore) ditentukan penghasilan yang diperoleh subyek pajak, dan bu-
oleh efektivitas tax collection assistance. Penjelasan kan atas harta yang diakumulasikan olehnya. Pen-
ini sebagaimana diatur dalam Persetujuan Peng- jelasan ini merujuk pada pernyataan WP B berikut
hindaran Pajak Berganda (P3B) dengan negara mi- ini:
tra. Amnesti pajak juga terjustifikasi karena ke- “Harta dan utang adalah dua yang menjadi
rangka kerja sama pertukaran informasi (Automat- pusat pelaporan dalam SPT. Oleh sebab itu
ic Exchange of Information/ AEOI) baru akan di- saya...mempunyai penjelasan yok opo SPT iki
implementasikan pada 2018. memberikan informasi kepada wong pajek akan
Sebaliknya, upaya penegakan hukum yang di- kewajaran akumulasi harta dan utang dengan pero-
lakukan Direktur Jenderal Pajak (DJP) terhadap lehan penghasilan yang menjadi obyek dan bukan,
wajib pajak yang memiliki harta di dalam negeri serta...kuwi Mas...bukan sebagai dasar pengenaan
tidak memerlukan bantuan atau persetujuan pihak pajak tho...”
lain, termasuk badan peradilan. Prima facie, perlu- Penjelasan WP B memberikan pengertian
asan subyek amnesti pajak merupakan bentuk re- bahwa UU PP merupakan ketentuan yang tidak
laksasi penegakan hukum terhadap WP yang me- “proporsional”, karena secara konseptual pajak
miliki harta di dalam negeri, sehingga ada keseta- tidak dapat dikenakan sebagai bentuk sanksi akibat
raan perlakuan dengan WP yang memiliki harta di ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
luar negeri. Meski demikian, sebagaimana penjela- undangan. Sebaliknya menurut Kurniawan & Pa-
san WP C sebagai berikut: mungkas (2006) serta Burton (2009) bahwa pajak
“Saya memiliki usaha di sini dan ada di dipungut karena seseorang atau badan memenuhi
luar...perlu dong saya memiliki bantuan perlin- ketentuan-ketentuan yang terdapat pada peraturan
dungan hukum bukan sanksi untuk mengejar saya perundang-undangan di bidang perpajakan. Dalam
sebagai wajib pajak, namun lebih kepada perbe- konteks pemungutan PPh, sebagaimana di jelaskan
daan perlakuannya bukan dalam...begini Prasetyo (2016) menjelaskan seorang subyek pajak
Mas...hukum disini ada amnesti sedangkan pelapo- memiliki utang PPh karena memperoleh penghasi-
rannya tidak. Lha...ini kan merupakan penegakan lan yang jadi obyek PPh, dan bukan karena me-
hukum yang berbeda.” langgar UU PPh.
Oleh karena dengan merujuk pada penjelesan Persoalan utang dan pajak adalah dua sumber
WP C tersebut bahwa perlakuan yang identik ter- pembiayaan anggaran yang saling melengkapi.
hadap keduanya justru mendekatkan pada keti- Dua-duanya dibutuhkan sebagaimana merujuk
daksetaraan. Perlu untuk diketahui pada tahun penjelasan Pak W berikut:
2015 pemerintah telah menerapkan kebijakan pen- “Penarikan utang dan pajak memberikan
gurangan atau penghapusan sanksi administrasi ruang sama, yaitu tarif dan eksesif mengurangi

64
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
kemampuan wajib pajak untuk melakukan investa- rupiah, dan Cadangan Devisa. Bukankah ini sejalan
si dan kepatuhan membayar pajaknya. dengan pernyataan WP C berikut ini:
Dan...kemampuan wajib pajak untuk membayar “Pinjaman di bank sebagai modal setor saya
kewajiban pajak juga akan tergantung pada kondisi untuk meningkatkan ekspansi dan daya saing pe-
perekonomiannya, artinya ada hubungan positif rusahaan ini. Utang mendorong biaya dan resiko
dengan APBN.” peminjaman. Tak seperti analisis rasional sa-
Penjelasan ini sejalan dengan WP A yang men- ja...mengapa utang menjadi kebutuhan saya men-
jelaskan bahwa: cukupi dana, yaitu kurs dan bunga diimbangi den-
“Untung dan rugi merupakan aspek dalam gan keuntungan, namun taksiran investasi atas
bisnis, olehnya saya meningkatkan penerimaan suasana yang kondusif. Karena tidak cukup hanya
atau penurunan. Kondisi ekonomi sangat mem- di tataran lokalan namun keluar menjadi prioritas
pengaruhi naik atau turunnya dalam pemenuhan saya dengan melihat nilai selisih rupiah dan long-
kewajiban pajak saya buat kontribusi penerimaan garnya kebijakan terbukanya.”
negara.” Investasi menjadi prioritas WP dalam meres-
Penjelasan kondisi tersebut sangatlah realistis pon amnesti pajak untuk melakukan pemungutan
dengan argumentasi bahwa jika ekonomi membaik pajak. Investasi dalam aspek keuangan (reksa dana,
dan bisnis untung, otomatis penerimaan pajak akan saham, obligasi) dan properti memberikan hasil
naik, demikian juga sebaliknya. Dalam keadaan pendapatan yang mengguntungkan. Hal ini dibuk-
krisis dan kelesuan sktor riil, dimana dana pajak tikan dengan kajian ulasan Prasetyo (2017) yang
masih kurang, penarikan dana dalam mekanisme menyatakan bahwa aspek amnesti memberikan
utang adalah alternatif pembiayaan APBN. Na- kelonggaran dalam investasi secara bertahap dan
mun, merujuk pada hasil penelitian Lubis (2007), berkelanjutan, sehingga membuat anggaran peme-
Handayani (2008), Prasetyo (2008, 2011) dan Rusydi rintah lebih berkesinambungan. Selanjutnya kebi-
(2013) bahwa penarikan utang yang terlalu besar jakan yang sejalan dengan Paket Kebijakan Eko-
mendorong kenaikan biaya bunga dan beban utang nomi Jilid XIII, yaitu (1) Menyebabkan utang yang
pada masa mendatang. Di sinilah menurut Pra- ditebitkan untuk menutupi defisit tidak terlalu be-
setyo (2011) letak dari kebijakan fiskal dengan stra- sar, (2) Alokasi dana digunakan untuk pembangu-
tegi untuk menyeimbangkan antara pendanaan nan infrastruktur, (3) Melibatkan BUMN dan Swas-
dari pajak sebagai sumber utama dan utang apabila ta sehingga Valuasi meningkat dan harga saham
dibutuhkan. Penjelasan ini dinyatakan secara ter- berpotensi naik, dan (4) Dana Cadangan untuk
perinci dengan penerbitan Pernyataan Standar Properti, namun mengatur pasar Properti.
Akuntansi Keuangan (PSAK) 70 tentang Implemen- Oleh karena itu prespektif APBN, utang dan
tasi Akuntansi Aset (Harta) dan Liabilitas (Utang) pajak memberikan penjelasan tentang target reali-
Pengampunan Pajak. sasi pajak. Realisasi pajak di Indonesia baru sekitar
PSAK 70 mengatur dalam penjelasan bahwa 47 Persen dari total potensi yang ada (Fenochietto
penyajian hasil atas harta dan utang dalam laporan & Pessino, 2013; Kuncoro, 2016). Oleh karena itu
keuangan, dan diperlakukan secara terpisah diluar sekitar 53 Persen dari potensi itu masih terhindar
amnesti pajak. Serta secara rinci memperlakukan pajak. Digali secara proporsional dan tetap membe-
Penyajian, Perhitungan dan Aspek Keuangan lain- rikan insentif pajak pada sektor yang dianggap
nya yang berkaitan amnesti pajak. Pemahaman berpotensi besar. Asas proporsional amnesti pajak
penjelasan ini bahwa selisih diletakkan pada tam- sebagaimana merujuk pada dialog di bawah ini:
bahan modal disetor (additional paid incapital).
Hasilnya,BERDAMPAK POSITIF pada Rasio Utang Pak W : Proporsional merupakan kunci dari
Terhadap Modal (Debt Equity Ratio /DER) maksi- konseptual pemungutan dan kesadaran
mum 4 : 1. Perbandingan ini untuk memberikan wajib pajak.
kepastian belanja juga sama pentingnya. Keiingi- Whedy : Asas proporsional yang bagaimana Pak?
nan belanja yang besar tanpa kepastian pendapatan Pak W : Ya...dalam pelaksanaan UU PP...jangan
akan menimbulkan utang dan dis-saving. Prinsip- direkam lho ya...ha..ha...
nya adalah jangan sampai besar pasak dari pada Whedy :Rekam dalam hati dan pikiran Pak W
tiang. ha...ha...bukankah proporsional untuk
Mengapa penjelasan di atas demikian? Karena penghasilan?
Perusahaan akan meningkatkan utangnya untuk Pak W :Memperoleh pajak penghasilan itu saya
memperbesar modal kerja sehingga investasi dan luruskan, artinya UU PPnya harus
pinjaman Perbankan akan besar, memperkuat kurs proporsional.

65
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
Whedy : Artinya? ini:
Pak W : Artinya UU ini (sambil menunjukkan “Pengampunan pajak membuat saya mulai
UUnya) hanya dapat diwujudkan apabila memperhitungkan dan melaporkan lagi pajak yang
ketentuan-ketentuan pmberan amnesti pajak terhitung, tanpa melekat pemeriksaan pajak atau
seperti istilahnya situ adalah harus sesuai sanksi”
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Penjelasan WP B di atas didukung juga per-
pengundangan UU PP. nyataan Pak W:
Whedy : Ketepatan mengidentifikasi Pak W “...selain sanksi bagi Wajib pajak juga dibebas-
menjadi faktornya kan dari pemeriksaan bukti permulaan dan penyi-
Pak W : Lha itu...ketepatan mengidentifikasi dikan tindak pidana perpajakaan atas kewajiban
subyek amnesti dapat mendekatkan UU PP perpajakan dalam masa pajak sampai akhir tahun
pada tujuan peningkatan investasi. pajak terakhir. Namun...jika wajib pajak menyam-
Whedy : Investasi dalam pengembalian dana paikan data dan informasi harta yang tidak jujur,
maksudnya? harta tersebut akan dikenai pajak sesuai dengan
Pak W : Ya...repatriasi dana offshore, dan secara aturan ditambahi sanksi administrasi. ”
simultan mengurangi dampak ketidakadilan Oleh karena itu, amnesti pajak meningkatkan
amnesti pajak terhadap wajib pajak patuh. kepatuhan WP dalam integritas, tanggung jawab,
Meski demikian, pengenaan pajak yang kedisiplinan, ketepatan, kerja sama, kejujuran, ke-
eksesif sebagai bentuk sanksi terhadap beranian, pandangan hidup (visionary). Kepatuhan
amnesti pajak yang melanggar ketentuan ini diperlukan untuk mencapai target hasil, per-
pemberian amnesti juga tidak dapat tumbuhan dan keberlangsungan fungsi pajak seba-
dibenarkan secara konseptual. Oleh karena gai Budgeter, Regulern, Demokrasi, dan Redistri-
itu internal dan ekternal harus stimulus. busi.
Whedy : Pemberian rangsangan internal dan Potensi tersebut berkorelasi dengan sistem self
eksternal amnesti pajak, menurut Pak W assessment antara WP dan petugas pajak (fiskus).
bagaimana? WP menumbuhkan motivasi dan sikap mental as-
Pak W :Membuat undang-undang perpajakan pek perpajakannya, selanjutnya fiskus sebagai apa-
yang lebih komprehensif dan ramah bisnis, rat pemungut pajak harus memahami benar pen-
tetapi bisa menjaring penerimaan pajak gertian amnesti dalam sistem pemungutan pajak
secara maksimal. optimal mengali potensi ini. Keberhasilan fiskus tercermin dari besarnya
pajak atau belum memiliki Nomor Pokok pungutan yang dapat dikumpulkan dan tingkat
Wajib Pajak. Ini amnesti Mas...bukan kepuasan yang dapat dirasakan oleh WP. Kedudu-
pengampunan ha...ha...ha... kannya dua sisi kepentingan yaitu kepentingan
Whedy : Tak terkecuali bebas dari sanksi pemerintah dan masyarakat, yang kedua kepentin-
administrasi dan pidana perpajakan. gan tersebut harus dijaga dengan baik. Mengapa
Pak W : Lha... iya bukan pengampunan seperti harus dijaga? Hal ini disebabkan karena persoalan
terhukum saja, namun... ya perlu diingat pajak merupakan masalah publik. Pajak menjadi
adalah amnesti dapat sebagai alat andalan penerimaan negara. Usaha reformasi ad-
perekonomian yang dapat mensejahterakan ministrasi pajak melalui amnesti pajak membuah-
masyarakat, salah satu sumber pembiayaan kan hasil. Namun, jika permasalahan kesadaran
pembangunan, mendorong pertumbuhan WP dan transparasi pengawasan belum tumbuh,
ekonomi lewat kebijakan pembangunan, tidak heran kalau perbandingan penerimaan pajak
dan...menciptakan sarana perekonomian tidak berbanding lurus dengan Produk Domestik
Whedy : Semoga...Amiin...Optimis Dech. Bruto (PDB).
Pak W : Optimis...Dong. Pajak diharapkan menjadi wujud kesadaran
masyarakat (voluntary compliance) dalam membe-
Dialog tersebut mendekatkan UU PP pada tu- rikan kontribusi terhadap Negara. Manfaat pajak
juan peningkatan investasi untuk mengerakkan harus dapat dinikmati oleh pembayar pajak, teru-
perekonomian Indonesia dan kepatuhan wajib pa- tama akses dari pemerintah, baik akses informasi
jak atau WP (tax compliance). Kepatuhan WP atas maupun akses ekonomi, termasuk juga pajak harus
fasilitas amnesti terhadap utang yang belum diter- digunakan secara transparan. Pemerintah harus
bitkan ketetapan pajaknya. WP juga bebas sanksi dapat menunjukkan hasil pajak digunakan untuk
administrasi dan pidana serta pemeriksaan, seba- membangun infrastruktur, subsidi pendidikan
gaimana merujuk pada penjelasan WP B berikut yang dapat dirasakan oleh masyarakat, dan seba-

66
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
gainya. Upaya untuk mewujudkan transparansi wa selisih diletakkan pada tambahan modal disetor
atas hasil pelaksanaan dan pemanfaatan, hal ini (additional paid incapital).
merupakan pertanggungjawaban yang diberikan Kondisi seperti itu membuat perusahaan akan
undang-undang kepada pemerintah untuk menga- meningkatkan utangnya untuk memperbesar mo-
tur pengenaan pajak, sehingga diharapkan peme- dal kerja sehingga investasi dan pinjaman perban-
rintah dalam merumuskan kebijakan perpajakan kan akan besar, memperkuat kurs rupiah, dan ca-
melibatkan wajib pajak (WP) yang terkena dampak dangan devisa. Hasilnya, Tax Compliance dalam
dari kebijakan tersebut dapat dimintai pendapat motivasi dan sikap mental wajib pajak melalui in-
dan persetujuannya. Kalimat ini merupakan hasil tegritas, tanggung jawab, kedisiplinan, ketepatan,
penjabaran dari pernyataan WP A berikut: kerja sama, kejujuran, keberanian, pandangan hi-
“Saya hadir sebagai wajib pajak bukan adanya dup (visionary). Motivasi dan sikap ini untuk men-
amnesti atau program-program lainnya, namun capai fungsi pajak sebagai Budgeter, Regulern,
perhatian pentingnya pengembangan usaha inilah Demokrasi, dan Redistribusi dalam amnesti pajak.
yang membuat saya sebagai wajib pajak. Saya ber- Keempat fungsi ini sebagai wujud prespektif Hu-
harap...pajak mampu memberikan pelayanan yang kum-APBN-Utang-Pajak tentang target realisasi
memuaskan bukan penyidikan. Karena pengem- pajak, oleh karenanya pajak diharapkan menjadi
plang besarnya adalah perusahaan besar kongka- wujud kesadaran masyarakat (voluntary compliance)
lingkong dengan petugasnya...cukup Gayus dalam memberikan kontribusi terhadap Negara
lah...yang mencuatkan.” melalui self assessment.
Ke depan, dalam mengukur program amnesti
pajak hendaknya pencapaian target penerimaan REFRENSI
pajak bukan menjadi ukuran utama. Dalam pelak- Arnold, J. 2012. Improving the Tax System in Indo-
sanaan, beban target penerimaan pajak menjadi nesia.
beban psikologis bagi aparat pajak untuk dapat Bagiada, I.M & Darmayasa, I.N. 2016. Tax Amnesty
merealisasikannya. Ini lebih tidak realities lagi apa- Upaya Membangun Kepatuhan Sukarela. Pro-
bila target penerimaan pajak tersebut kurang reali- ceding Simposium Nasional Vokasi Makassar.
tis. Oleh karena itu, kinerja Direktorat Jenderal Pa- 12-14 Mei.
jak (DJP) dalam program amnesti pajak ini sebaik- Basrowi, M., & Soenyono. 2004. Teori Sosiologi
nya ditentukan dari kualitas pelayanan yang dibe- Dalam Tiga Paradigma. Cetakan 1. Yayasan
rikan kepada wajib pajak. Pelayanan yang baik Kampusina. Surabaya.
diyakini akan meningkatkan kepatuhan wajib pa- Bentley, D. 1998. Taxpayer’s Rights. John Wiley &
jak. Lebih lanjut menurut Bentley (1998:1), menje- Sons Ltd. Singapore.
laskan bahwa kepatuhan wajib pajak yang tinggi Boniello, G. 2003. Italian Tax Amnesty is Back But
dengan sendirinya akan meningkatkan penerimaan on Tougher Terms. Journal of International
pajak, karena hak wajib pajak sama pentingnya Taxation, 14(4): 47-51.
dengan Hak Asasi Manusia. Burton, R. 2009. Kajian Aktual Perpajakan. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
5. KESIMPULAN Fenochietto, R & Pessino, C. 2013. Understanding
Tidak ada yang ditakuti oleh Don Vito Corleone, Countries Tax Effort. Journal of Banking and
seorang pemimpin mafia di Amerika Serikat selain mati Finance, Vol. 47, hlm 98-109.
dan pajak (Film The Godfather yang dibintangi Al Paci- Handayani, D. 2008. “Analisis Hubungan Tingkat
no). Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
Amnesti pajak bertujuan untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pa-
penerimaan pajak dan mendorong pengalihan aset jak Pekanbaru Senapelan”. Jurnal Akuntansi
di luar negeri ke dalam negeri (repatriasi aset). Tu- Keuangan dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hlm 1-13.
juan ini direspon dengan penerbitan PSAK 70 ten- Kuncoro, H. 2016. Menerobos Mitos Fiskal. Opini.
tang Implementasi Akuntansi Aset (Harta) dan Kompas, Sabtu 17 Desember.
Liabilitas (Utang) Pengampunan Pajak. PSAK ini Kurniawan, P., & Pamungkas, B. 2006. Penagihan
mengatur dalam penjelasan bahwa penyajian hasil Pajak di Indonesia. Penerbit Bayu Media. Ma-
atas harta dan utang dalam laporan keuangan, dan lang.
diperlakukan secara terpisah diluar amnesti pajak. Kuswarno, E. 2009. Metodologi Penelitian Komu-
Serta secara rinci memperlakukan Penyajian, Perhi- nikasi Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan
tungan dan Aspek Keuangan lainnya yang berkai- Contoh Penelitiannya. Penerbit Widya Padjad-
tan amnesti pajak. Pemahaman penjelasan ini bah- jaran. Bandung.

67
Prasetyo Jurnal InFestasi Vol.14 No.1 Juni 2018
Lubis, I. 2007. “Kesadaran Self Assessment Menuju
Good Corporate Government”. Majalah Berita
Pajak, No.1587:15 Mei.
Miraza, B. 2005. Pajak Dalam Perspektif Ekonomi.
Paper. Majalah Berita Pajak.
Prasetyo, W. 2008. “Analisis Tax Planning Pajak
Penghasilan Pasal 21 Karyawan Terhadap Pa-
jak Penghasilan Terutang Badan (PPh Pasal 25)
(Studi Survei Pada Wajib Pajak Badan Yang
Diperiksa Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan
Pajak Malang”. Jurnal Akuntansi Universitas
Jember, Vol. 6, N0. 2, hlm 1-22.
Prasetyo, W. 2011. “Pemeriksaan Pajak dan Pera-
nannya pada Kepatuhan Wajib Pajak dan Pe-
tugas Pajak”. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan
Manajemen, Vol. X, No. 2, hlm 21-34.
Prasetyo, W. 2016. Menjamin Kepatuhan Wajib
Pajak Melalui Penerbitan Surat Tagihan Pajak.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 7, No.
3, hlm-.
Prasetyo, W. 2017. Euforia Tax Amnesty. Makalah.
Dipresentasikan Pada Kuliah Tamu yang di-
adakan oleh HMJA PSDKU Universitas Air-
langga Banyuwangi, Banyuwangi: 07 Juni.
Prastowo, Y. 2012. Kegagalan Reformasi Pajak?
Opini. Kompas, Senin 30 Juli.
Ragimun. 2014. Analisis Implementasi Pengampu-
nan Pajak di Indonesia. www.kemenkeu.go.id.
Rusydi, M.K. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Aggressive Tax Avoidance Di Indo-
nesia”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol.
4, No. 2, hlm 323-329.
Tambunan, R. 2015. Mengupas Sunset Policy dan
Tax Amnesty: Senjata Kejar Target Pajak.
www.pajak.go.id
Torgler, B., & Schaltegger, C.A. 2001. Tax amnesties
and Political Participation. Public Finance Re-
view, 33 (3): 403-431.
Widodo, W. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatu-
han Pajak. Penerbit Alfabeta. Bandung.

68

You might also like