Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

KARAKTERISTIK PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA

SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

Putri Agustina
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
email: pu3_astaputra@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perilaku kepemimpinan kepala se-
kolah dan budaya sekolah di SD Negeri Purwosari Kulon dan SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15
Kecamatan Lawean Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan bentuk stu-
di kasus. Subjek penelitiannya yaitu kepala sekolah dan guru. Pengumpulan data menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model in-
teraktif. Hasil penelitian menunjukkan seperti berikut. Karakteristik perilaku kepemimpinan kepala
sekolah di SD Negeri Purwosari Kulon antara lain (1) memberi keteladanan; (2) longgar, mempertim-
bangkan senioritas dan perasaan bawahan; (3) pesimis; dan (4) pasrah. Budaya sekolah yang berkem-
bang yaitu: salat berjamaah dan menjaga kebersihan sekolah, meremehkan aturan, formalitas, malas
membaca, dan pembelajaran yang lesu. Karakteristik perilaku kepemimpinan kepala sekolah di SD
Negeri Mangkubumen Lor No. 15 antara lain (1) memberi keteladanan; (2) tegas; (3) optimis dan ber-
semangat; (4) bijaksana; (5) rendah hati; dan (6) bersahabat. Budaya sekolah yang berkembang yaitu
disiplin, memberi salam dan berjabat tangan, loyalitas, salat berjamaah, menjaga kebersihan, efisien/
menghargai waktu, semangat menjalankan tugas dan belajar, bekerjasama, saling menghormati, sa-
ling mengingatkan, kompak, saling percaya, rukun/akrab, bertanggung jawab, membaca, memberi
penghargaan, berprestasi, dan profesionalitas.

Kata Kunci: perilaku, kepemimpinan kepala sekolah, dan budaya sekolah

CHARACTERISTICS OF LEADERSHIP BEHAVIOR OF HEADMASTER AND SCHOOL


CULTURE IN PRIMARY SCHOOL

Abstract: This study aims to determine the characteristics of leadership behavior of headmaster and
school culture in primary school of Purwosari Kulon and primary school Mangkubumen Lor No. 15,
District of Lawean, Surakarta City. This study uses a qualitative research with case study type. The
subjects were headmasters and teachers. The data were collected with observation, interview, and
documentation. The research concludes below. Characteristics of leadership behavior of headmaster at
primary school of Purwosari Kulon include (1) providing exemplary acts; (2) a loose, considering se-
niority and subordinate feelings; (3) pessimistic; and (4) resignation. The developed school cultures
are the culture of praying together and maintaining cleanliness of the school, underestimating the
rules, formalities, bad reading interest, and lethargic learning. Characteristics of leadership behavior
of headmaster at primary school of Mangkubumen Lor 15 include (1) providing exemplary acts; (2)
firmed; (3) optimistic and vibrant; (4) wise; (5) humble; and (6) friendly. The developed school cul-
tures are discipline, greeting and shaking hands, loyalty, praying, keeping clean, efficient/apprecia-
ting the time, the spirit of duty and learning, cooperation, mutual respect, mutual remind, compact,
mutual trust, harmonious/familiar, responsible, reading, giving rewards, achievement, and professio-
nalism.

Keywords: behavior, headmaster leadership, and school culture

PENDAHULUAN keempat.Pendidikan yang efektif menjadi


Pendidikan merupakan wadah un- dambaan serta harapan seluruh masyara-
tuk mencerdaskan kehidupan bangsa se- kat dan bangsa. Hal ini sesuai dengan Pasal
suai dengan pembukaan UUD 1945 alinea

206
207

3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 meningkatkan kinerja guru dilakukan de-


tentang Sisem Pendidikan Nasional: ngan beberapa cara, yakni: (1) memberi ke-
Pendidikan nasional berfungsi mengem- teladanan yang lakukan melalui sikap pri-
bangkan kemampuan dan membentuk badi yang positif dan unjuk kerja sehari-
watak serta peradaban bangsa yang ber-
martabat dalam rangka mencerdaskan
hari; (2) menggerakkan guru yang dilaku-
kehidupan bangsa, bertujuan untuk ber- kan dengan cara menghindari sifat memak-
kembangnya peserta didik agar menjadi sa dan pemberian hukuman, memberi ke-
manusia yang beriman dan bertakwa ke- yakinan dan rasa percaya diri terhadap
pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan guru, menghargai kelemahan dengan cara
menjadi warga negara yang demokratis memberi semangat atau membangkitkan
serta bertanggung jawab. kelemahan menjadi kekuatan, dan peduli
atau perhatian terhadap pelaksanaan tugas
Untuk mencapai cita-cita tersebut secara
guru; (3) memberi bimbingan dan peng-
formal dapat dimulai dari pendidikan se-
awasan yang dilakukan dengan cara mem-
kolah dasar sebagai pondasi bagi terben-
beri petunjuk teknis penggunaan kuriku-
tuknya pembangunan manusia Indonesia
lum dalam program pengajaran dan me-
yang hebat.
laksanakan supervisi; dan (4) pemberdaya-
Faktor yang berpengaruh terhadap
an guru yang dilakukan dengan cara pem-
peningkatan prestasi peserta didik yaitu
berian kepercayaan dan tanggung jawab
guru. Guru bertugas untuk mendidik de-
kepada guru terutama dalam pengembang-
ngan caramenata lingkungan agar terjadi
an kompetensi. Hal ini menjadi salah satu
kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan
bukti bahwa kepemimpinan kepala seko-
guru dipengaruhi oleh wawasan guru, ke-
lah akan mempengaruhi kinerja guru.
disiplinan, motivasi, suasana tempat kerja
Kemampuan kepala sekolah dalam
yang kondusif, iklim kerja yang nyaman,
mengoordinasikan, mengarahkan, memoti-
kesejahteraaan guru, dan budaya sekolah
vasi, dan memberdayakan para guruakan
yang diterapkan di sekolah. Hal ini sejalan
mempengaruhi mutu guru dalam melaksa-
dengan hasil penelitian yang dilakukan
nakan tugas. Oleh karena itu, untuk me-
oleh Wulandari (2012) bahwa terdapat kon-
ningkatkan kinerja guru, kepala sekolah
tribusi yang signifikan antara perilaku ke-
perlu menerapkan perilaku kepemimpinan
pemimpinan kepala sekolah dan budaya
yang sesuai.
sekolah terhadap kinerja mengajar guru
Seorang kepala sekolah akan memi-
pada Sekolah Dasar se-Kota Cimahi de-
liki perilaku kepemimpinan yang sesuai
ngan koefisien determinasi sebesar 55,80%
harapan apabila ia mampu menjadi pe-
dan sisanya 44,20% dipengaruhi faktor lain,
mimpin pendidikan yang bertanggung ja-
yaitu motivasi, keterampilan (skill), meto-
wab dan menjadikan manusia yang efektif
de, biaya, pengalaman, insentif, jadwal,
secara ilmu pengetahuan dan moral, mam-
struktur organisasi, teknologi, material,
pu menciptakan lingkungan belajar yang
dan lain-lain. Hasil penelitian ini menguat-
kondusif, serta mampu meningkatkan ki-
kan bahwa memang ada pengaruh peri-
nerja guru. Pemilihan potensi kepemimpin-
laku kepemimpinan kepala sekolah dan
an calon kepala sekolah didapatkan me-
budaya sekolah terhadap kinerja mengajar
lalui rekomendasi kepala sekolah yang men-
guru.
jabat saat dikirim, penilaian kinerja guru,
Menurut Dorce Bu’tu (2011), peranan
menyusun makalah kepemimpinan dan
kepala sekolah sebagai pemimpin dalam

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018


208

mempresentasikannya di hadapan lembaga teknik atau kerja seseorang juga harus me-
penilai nasional dengan syarat minimal ke- merhatikan perasaan dan hubungan manu-
lulusan memuaskan. Pengangkatan kepala siawi. Teknik kepemimpinan kepala seko-
sekolah yang tidak didasarkan pada stan- lah satu dengan yang lain akan berbeda.
dar kepala sekolah atau kemampuan yang Apabila kepala sekolah memperhatikan ba-
harus dimiliki, belum tentu mampu menja- wahan maka di sekolah tersebut akan ter-
lankan tugasnya sebagai kepala sekolah. jalin suasana/iklim sekolah yang nyaman.
Hal ini akan mengakibatkan kepemimpin- Hal semacam ini akan mempengaruhi ke-
an kepala sekolah tidak profesional. biasaan yang dilakukan di sekolah terse-
Kepala sekolah adalah seorang pe- but. Kebiasaan ini yang akan menjadi bu-
mimpin yang dapat diidentifikasi melalui daya sekolah tersebut, sehingga dapat di-
dua tipe kepemimpinan, yaitu pemimpin katakan bahwa kepemimpinan kepala se-
yang berorientasi pada tugas (task oriented) kolah akan mempengaruhi budaya seko-
dan pemimpin yang berorientasi pada ba- lah. Dengan demikian, dalam menilai ke-
wahan (employee oriented) (Usman 2014: pemimpinan kepala sekolah tidak hanya
349). Pemimpin yang berorientasi pada tu- dilihat dari karyanya, tetapi dapat dilihat
gas lebih memperhatikan penyelesaian tu- dari aspek lain seperti terjadinya perubah-
gas dengan pengawasan yang ketat agar an sekolah ke arah yang lebih baik. Hal ini
tugas selesai sesuai dengan keinginannya sesuai pendapat Halverson, Kelley, and
dan hubungan baik dengan bawahan di- Shaw (2014:58) yang menegaskan, “Existing
abaikan. Pemimpin yang berorientasi pada leadership tools focus narrowly on the work of an
bawahan cenderung lebih memperhatikan individual leader. New assessments of leader-
hubungan yang baik dengan bawahannya, ship are needed to support the development of or-
lebih memotivasi daripada mengawasi de- ganizational capacity for school improvement.”
ngan ketat, dan lebih merasakan perasaan Hal ini dapat diartikan bahwa alat-alat ke-
bawahannya. pemimpinan yang ada saat ini lebih fokus
Kelemahan pemimpin yang berorien- pada karya seorang pemimpin individu.
tasi pada tugas yaitu kurang disenangi ba- Untuk itu diperlukan penilaian kepemim-
wahannya karena dipaksa bekerja keras. pinan yang baru untuk mendukung per-
Kelebihannya yaitu pekerjaan dapat dise- baikan pengembangan organisasi sekolah.
lesaikan dengan baik dan tepat waktu. Se- Budaya yang dapat ditanamkan di
baliknya, kelemahan pemimpin yang ber- sekolah dasar dapat berupa pembiasaan-
orientasi pada bawahan yaitu bawahan pembiasaan yang selalu dijalani di sekolah.
akan merasa santai akibatnya pekerjaan ba- Budaya sekolah dapat dikembangkan mu-
nyak yang tidak terselesaikan pada waktu- lai dari hal-hal yang kecil, tetapi akan
nya. Kelebihannya yaitu pemimpin dise- berdampak besar apabila terus dikembang-
nangi oleh sebagian besar bawahannya. kan dan dibiasakan. Muhtarom & Wangid
Untuk menjadi pemimpin yang efektif di- (2013) menyatakan bahwa aspek budaya
gunakan keseimbangan kedua gaya terse- sekolah meliputi kolaborasi profesional, hu-
but, yaitu gaya kepemimpinan yang ber- bungan kolegial, self determination, visi-misi,
orientasi tugas dan gaya kepemimpinan konsensus, disiplin, aspek komitmen, hor-
yang berorientasi bawahan. mat, empati, bebas bullying dan artefak fisik.
Mayo (Usman, 2014:318) berpendapat Terkait dengan pengertian budaya,
bahwa dalam memimpin, selain mencari Deal and Peterson (2002:10) menjelaskan,

Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar
209

“Culture is a powerful web of rituals and tradi- dengan campur tangan peranan kepala se-
tions, norms, and values that affects every cor- kolah. Pada kenyataannya, banyak kepala
ner of school life”. Hal ini berartibahwa bu- sekolah yang tidak begitu memperhatikan
daya merupakan jaringan yang kuat dari akan pentingnya budaya sekolah, akibat-
ritual dan tradisi, norma, dan nilai-nilai nya sekarang sering terjadi perkelahian
yang mempengaruhi setiap sudut kehidup- antarpelajar hanya disebabkan oleh hal-hal
an sekolah. Setiap sekolah memiliki bu- yang sepele, seperti karena kata-kata yang
daya yang berbeda-beda, sehingga aturan- diucapkan dengan cara tidak sopan, ke-
aturan serta kebijakan-kebijakan yang di- mudian merasa tersinggung dan akhirnya
terapkan di setiap sekolahpun berbeda. terjadi perkelahian sesama teman.
Budaya sekolah yang efektif dalam Budaya sekolah ini terlihat sangat
pandangan Komariah dan Triatna (2014: menarik ketika peneliti melihat dua seko-
121) merupakan budaya yang mampu mem- lah yang memiliki budaya sekolah yang
berikan karakteristik utama pada perlaku- berbeda, padahal berada di kawasan yang
an terhadap peserta didik agar dapat men- hampir berdekatan, yaitu di kawasan Ke-
cintai pelajaran sehingga ia memiliki do- camatan Laweyan, tetapi memiliki budaya
rongan intrinsik untuk terus belajar. Bu- sekolah yang bertolak belakang. Sekolah
daya sekolah akan berjalan dengan baik tersebut adalah SD Negeri Mangkubumen
manakala terus dipupuk dan dipelihara Lor No. 15 dan SD Negeri Purwosari Ku-
oleh seluruh warga sekolah, terutama oleh lon. SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15
kepala sekolah selaku pemimpin sekolah. Surakarta merupakan salah satu sekolah
Hal ini senada dengan pendapat Yazid dan efektif di Kecamatan Laweyan tersebut. Hal
Jabar (2013:99) kepala sekolah dikatakan ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang
berhasil dalam meningkatkan kinerja ba- mendaftar dalam setiap tahunnya yang se-
wahannya apabila kepala sekolah mema- lalu mengalami peningkatan. Selain itu SD
hami keberadaan sekolahannya dan memi- Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakar-
liki kemampuan untuk melaksanakan tu- ta berhasil meraih nilai UN (Ujian Nasio-
gas dan perannya dalam membina guru/ nal) pada peringkat ke 4 se-Kecamatan La-
karyawan, baik sebagai educator, manager, weyan. Demikian juga prestasi siswa di bi-
administrator, supervaisor, leader, inovator dang nonakademik selalu berkembang dari
dan motivator. tahun ke tahun. SD Negeri Mangkubumen
Sejak dari sekolah dasar anak-anak Lor No.15 menjadi salah satu SD percon-
harus sudah mulai dididik serta ditanam- tohan di Kota Surakarta. SD Negeri Purwo-
kan kepadanya kebiasaan-kebiasaan positif sari Kulon merupakan salah satu sekolah
yang dapat menggiring mereka untuk me- yang tergolong kurang efektif di Kecama-
miliki prestasi di bidang akademik dan tan Laweyan. Hal ini dapat dilihat dari
nonakademik, berakhlak mulia, berbudi jumlah seluruh siswa kelas 1 (satu) sampai
pekerti, sopan santun dalam bertutur kata kelas 6 (enam) hanya 46 siswa. Nilai UN-
dan bertingkah laku sehingga kelak setelah nya pun berada di urutan ke-50 dari 52 se-
dewasa mereka memiliki perilaku yang kolah di Kecamatan Laweyan Surakarta. Ke-
tidak menyimpang dari aturan-aturan dua sekolah ini sama-sama memiliki guru
yang ada. Hal ini dapat dibentuk secara yang berstatus PNS dan juga guru wiyata
dini dalam lingkungan keluarga dan di bakti atau biasa disebut dengan guru tidak
lingkungan sekolah terutama sekolah dasar tetap.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018


210

Secara fisik SD Negeri Purwosari Ku- but hanya satu saja dan tidak dipasang di
lon layak digunakan untuk kegiatan belajar kelas.
mengajar. Sekolah tersebut memiliki ha- Kepala sekolah di sekolah ini merasa
laman yang luas, dilengkapi dengan mu- bingung harus bagaimana ketika setiap ta-
sala dan aula yang dapat digunakan untuk hun siswa yang mendaftar ke sekolah ini
kegiatan indoor. Akan tetapi sekolah tidak semakin menurun. Berdasarkaan prawa-
mampu mengembangkan apa yang telah wancara dengan pihak sekolah, kepala se-
dimiliki untuk menjadikan sekolah terse- kolah memberikan janji kepada calon siswa
but memiliki nilai lebih di mata masyara- yang mendaftar pada tahun ajaran 2012/
kat. Aula indoor yang dapat digunakan un- 2013 yaitu jika siswa yang masuk ke seko-
tuk kegiatan olahraga atau rapat tidak ter- lah tersebut lebih dari sepuluh siswa, maka
urus sehingga aula tersebut digunakan un- masing-masing siswa akan dibelikan sepe-
tuk gudang. Perpustakaan yang semesti- da. Akan tetapi, pada kenyataannya hanya
nya digunakan untuk menyimpan buku 6 siswa yang mendaftar dan semua diteri-
terlihat bukan seperti perpustakaan karena ma di sekolah tersebut. Dinas pendidikan
tidak ada yang mengunjungi ruangan ter- Surakarta sebenarnya hampir menutup se-
sebut dan buku-bukunya sebagain di da- kolah tersebut, tetapi kepala sekolah masih
lam almari kaca, sebagian tertumpuk di da- berharap sekolah tetap berjalan seperti bia-
lam kardus. Sekolah ini dipimpin oleh se- sa, paling tidak hal ini dapat membantu
orang kepala sekolah yang berjenis kelmin masyarakat menengah ke bawah yang ber-
laki-laki. Kinerja guru di SD Negeri Purwo- domisili di sekitar sekolah tersebut. Kepe-
sari Kulon dapat dikategorikan kurang me- mimpinannya sepertinya cenderung ber-
madai. Masalah yang berhubungan dengan orientasi pada bawahan. Antara guru dan
kinerja guru terutama di SD Negeri Pur- siswa sepertinya tidak ada jarak, dilihat
wosari Kulon tersebut yaitu masih ada dari bahasa yang digunakan terlihat ku-
guru yang terlambat memasuki ruang ke- rang formal, kadang-kadang berbahasa In-
las. Walaupun bel sekolah sudah dibunyi- donesia, kadang-kadang bahasa Jawa.
kan yang berarti bahwa jam pelajaran akan Di sisi lain, kinerja guru di SD Negeri
segera dimulai namun masih ada guru Mangkuben Lor No. 15 yang dipimpin oleh
yang memilih duduk-duduk di ruang guru kepala sekolah yang berjenis kelamin pe-
dan tidak bergegas menuju ke ruang kelas. rempuan ini sudah dapat dikatakan me-
Selain itu, metode yang digunakan guru madai. Hal ini dapat terlihat salah satunya
dalam mengajar cenderung metode cera- dari keterlambatan guru dalam mengajar.
mah dan hanya menyuruh siswa untuk Hampir semua guru tidak ada yang datang
mencatat. Guru diberikan kebebasan untuk terlambat ke sekolah. Setiap ada bunyi bel
mengembangkan metode dalam proses be- tanda dimulainya pelajaran, guru terlihat
lajar mengajar namun guru lebih memilih bergegas memasuki ruangan. Ketika di da-
metode ceramah karena cenderung lebih lam kelas guru sudah siap untuk memberi-
mudah. Demikian juga penggunaan media kan materi kepada siswanya, dan metode
elektronik (LCD) dalam proses belajar yang digunakannya juga bervariasi. Ka-
mengajar tidak pernah dilaksanakan, se- dang-kadang guru menggunakan ice-break-
hingga penggunaan media dalam pembe- ing untuk mencairkan suasana kelas. Di se-
lajaran tidak optimal. LCD di sekolah terse- kolah ini media elektronik (LCD) sudah
terpasang di semua kelas. Dengan adanya

Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar
211

dana BOS dan juga dana dari komite se- pinan kepala sekolah dan budaya sekolah
kolah, sekolah mampu memberikan fasili- di SD.
tas, sarana, dan prasarana yang memadai Penelitian ini dilaksanakan di SD Ne-
untuk sekolahnya. Kepala sekolah, guru, geri Purwosari Kulon dan SD Negeri Mang-
dan siswa selalu menggunakan bahasa In- kubumen Lor No 15, Kecamatan Laweyan,
donesia dalam percakapan di sekolah. Ke- Surakarta. Adapun waktu penelitian pada
pala sekolah selalu bermusyawarah de- bulan Maret sampai dengan bulan Juli ta-
ngan guru-guru sebelum membuat suatu hun 2013.
kebijakan/keputusan yang menyangkut Subjek penelitian ini yaitu kepala se-
masalah sekolah. Sekolah ini dijadikan se- kolah, guru/karyawan, dan siswa. Penen-
bagai sekolah percontohan di Surakarta. tuan subjek dalam penelitian ini dilakukan
Setiap hari Kamis, semua guru di Surakarta dengan teknik purposive.
menggunakan seragam kejawen, bagi laki- Penelitian dilakukan dengan cara
laki memakai blangkon (beskap) dan bagi mengamati kegiatan/aktivitas kepala seko-
perempuan memakai kebaya. Namun di lah. Selain itu, juga dilakukan pengamatan
SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 tidak mengenai kebiasaan-kebiasaan, aturan-
hanya guru yang wajib mengenakan sera- aturan, dan simbol sekolah. Peneliti mela-
gam kejawen, tetapi semua siswa juga wa- kukan interaksi secara langsung dengan
jib memakainya. Perpustakaan sebagai tem- subjek penelitian.
pat mengembangkan minat membaca anak Data primer adalah data yang diper-
pun terurus dengan baik. Hal ini terlihat oleh langsung dari informan yang dapat
dari rapinya buku-buku yang tertata di rak berupa kata-kata dan tindakan. Data pri-
sesuai dengan tema buku. Sekolah memi- mer dalam penelitian ini antara lain meli-
liki petugas perpustakaan yang setiap saat puti pendapat responden mengenai perila-
menjaga perpustakaan. ku kepemimpinan dan budaya sekolah
Permasalahan perbedaan karakteris- yang berkembang di SD Negeri Mangku-
tik kepemimpinan kepala sekolah akan ber- bumen Lor No. 15 dan SD Negeri Purwo-
pengaruh terhadap budaya sekolah yang sari Kulon. Data sekunder adalah data
ditanamkan. Berdasarkan permasalahan ter- yang diperoleh dari teknik pengumpulan
sebut, penelitian ini bertujuan untuk menge- data yang menunjang data primer. Dalam
tahui karakteristik kepemimpinan kepala penelitian ini data sekunder meliputi data
sekolah dan budaya sekolah. sumber dari arsip, dokumen resmi, litera-
tur dan dokumen lain yang berhubungan
METODE
dengan masalah penelitian maupun doku-
Jenis penelitian ini yaitu penelitian
men resmi dari SD Negeri Mangkubumen
kualitatif dengan menggunakan pendekat-
Lor No.15 dan SD Negeri Purwosari Kulon.
an studi kasus. Penelitian kualitatif dengan
Teknik pengumpulan data yang di-
menggunakan pendekatan studi kasus di-
gunakan yaitu observasi, wawancara, dan
pilih karena dianggap mampu menjawab
dokumentasi. Instrumen pengumpulan data
pertanyaan penelitian mengenai fenomena,
yang digunakan yaitu pedoman observasi,
peristiwa, dan kaitan-kaitannya yang di-
pedoman wawancara dan pedoman doku-
gunakan untuk memahami, menganalisis
mentasi. Keabsahan data penelitian yang
perilaku dan menghubungkannya dengan
digunakan yaitu triangulasi sumber dan
bagaimana karakteristik perilaku kepemim-
triangulasi metode.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018


212

Analisis penelitian ini menggunakan bangnya budaya disiplin dan efisiensi kerja
model analisis interaktif Miles dan Huber- guru dan karyawan untuk melaksanakan
man (Silalahi, 2012:340) yang terdiri atas tugas karena disertai rasa semangat dan
empat langkah, yaitu collection, reduction, penuh tanggung jawab dalam melaksana-
display, dan conclusion. kan tugas yang sudah dibebankan. Selain
itu, hal ini juga untuk menjaga kerjasama
HASIL DAN PEMBAHASAN dan rasa saling menghormati dalam kelom-
Berikut ini adalah hasil penelitian pok.
tentang karakteristik perilaku kepala seko- Ketiga, perilaku kepemimpinan yang
lah SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15. optimis dan semangat. Beberapa penugas-
Pertama, memberikan keteladanan dalam an yang sudah dilakukan SD Negeri Mang-
kedisiplinan. Hal ini memberikan dampak kubumen Lor No. 15 untuk meningkatkan
baik yaitu menimbulkan budaya kedisi- mutu para guru, serta kesadaran akan ke-
plinan kerja yang diikuti oleh guru-guru lengkapan perlengkapan dan fasilitas se-
dan kedisiplinan menaati peraturan yang kolah sebagai penunjang pembelajaran
diikuti oleh peserta didik. Selain itu, juga membuat sekolah ini sangat dikenal akan
terlaksananya kebiasaan budaya cium ta- prestasinya di masyarakat. Hal ini menam-
ngan yang bertujuan menimbulkan karak- bah kepercayaan masyarakat terhadap se-
ter kesopanan sebagai bentuk tanggung kolah. Adanya kebijakan kepala sekolah
jawab sosial kepala sekolah terhadap ma- untuk selalu memberikan penghargaan
syarakat dan untuk dapat menanamkan bagi siapa saja yang dapat membawa nama
karakter sopan kepada orang tua sesuai baik sekolah, menjadi motivasi bagi setiap
dengan budaya masyarakat Indonesia. warga sekolah untuk dapat berprestasi.
Pengarahan yang dilakukan kepala sekolah Salah satu kebijakan yang dibuat yaitu
sangat penting dalam menjalankan visi dan pemberian rangsangan berupa hadiah un-
misi, karena dengan adanya pengarahan tuk meningkatkan motivasi semangat para
ini arah sekolah tidak akan keluar dari warga sekolah, khususnya peserta didik
jalur, dan membuat para bawahan tidak demi tercapainya visi dan misi sekolah. Ke-
bisa seenaknya sendiri. Keteladanan dalam bijakan tersebut memunculkan budaya
disiplin waktu oleh kepala sekolah juga membaca di lingkungan sekolah. Selain itu,
berdampak pada kedisiplinan para guru kebijakan tersebut juga menimbulkan bu-
karena meniru dari kepala sekolah yang daya loyalitas para guru dalam menjalan-
profesional dan disiplin terhadap tugas- kan tugas dengan sebaik-baiknya. Namun,
nya. loyalitas ini juga didampingi oleh loyalitas
Kedua, perilaku kepemimpinan yang pihak sekolah sehingga membuat prestasi
tegas.Kepala sekolah bersikap tegas dalam yang diperoleh sekolah sudah menjadi se-
menjalankan peraturan dan memberikan suatu yang wajar.
tugas. Perilaku kepemimpinan kepala se- Keempat, perilaku kepemimpinan
kolah yang sangat memperhatikan detail yang bijaksana. Bijaksana dalam pengam-
suatu rencana yang akan dilaksanakan, ko- bilan keputusan dan pembagian tugas ke-
ordinasi (pembagian tugas suatu kegiatan) pada bawahan, penempatan orang yang te-
dilakukan tanpa ada kompromi disesuai- pat tentu saja akan membuat pekerjaan
kan dengan kemampuan dan kompetensi menjadi terselesaikan dengan baik. Adanya
guru. Hal ini berdampak pada berkem- pemikiran yang matang disertai dengan

Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar
213

sumber daya yang memadai membuat ke- dah. Kepala sekolah memberikan ketelad-
giatan terlaksana dengan baik karena kerja- an dalam hal kebersihan dengan mengem-
sama yang dilakukan oleh pengelola. Ke- bangkan dan melaksanakan kegiatan kerja
percayaan masyarakat semakin mengakar bakti (Jumat bersih) setiap hari Jumat. Se-
kuat dengan adanya bukti prestasi sekolah lain itu, kepala sekolah memberikan ketela-
ini yang semakin menguatkan budaya pres- danan dalam beribadah, yaitu salat duha
tasi sangat diutamakan di sekolah ini. dan salat zuhur. Kepala sekolah jarang
Kelima, perilaku kepemimpinan yang memberikan pengarahan sehingga bawah-
rendah hati.Perilaku ini membantu kinerja an bersikap seenaknya sendiri dan tidak
para pengelola sekolah semakin baik, men- peduli terhadap peraturan yang telah di-
jadikan suasana kerja yang kompak, peduli buat.
dengan orang lain, dan terjalin keakraban Kedua, perilaku kepemimpinan yang
antar guru. Budaya-budaya tersebut mun- longgar. Hal ini berdampak pada lesunya
cul dari adanya kerendahan hati kepala se- semangat para warga sekolah, terutama
kolah untuk selalu memfasilitasi guru-guru guru dalam hal penugasan yang diberikan
ketika memberikan saran, terbuka akan oleh kepala sekolah dan menimbulkan bu-
kritik, dan yang paling disukai para guru daya negatif seperti bawahan bersikap ti-
ialah ketika kepala sekolah mau menjadi dak professional dan seenaknya sendiri, se-
tempat berkeluh kesah para guru dan perti adanya kegiatan jual-beli di saat jam
memberikan pengarahan. pelajaran aktif dan ada guru yang merokok
Keenam, perilaku kepemimpinan ke- di kelas ketika jam mengajar. Selain itu,
pala sekolah yang bersahabat. Kepala seko- juga sekolah membiarkan warga sekolah
lah mengusahakan dan membangun keber- melakukan tugasnya dengan sesuka hati
samaan hubungan antarwarga sekolah, ser- dan kebanyakan tidak menaati aturan yang
ta hubungan sekolah dengan lingkungan sudah ditetapkan sekolah.
sekitar. Perilaku ini menimbulkan budaya Ketiga, perilaku kepemimpinan ke-
kerukunan dan kekompakan. Budaya men- pala sekolah yang pesimis. Kepala sekolah
jaga kerukunan ini contohnya yaitu dengan sudah berusaha mengajak guru di sekolah
saling mentraktir antarwarga sekolah ke- tersebut untuk maju, namun hal itu tidak
tika memiliki rezeki lebih atau setelah men- berhasil dikarenakan kepala sekolah lebih
dapatkan prestasi atau penghargaan baik mempertimbangkan unsur tertentu seperti
dari sekolah maupun instansi lain sehingga perasaan, usia, dan kesehatan guru. Guru-
berdampak pada kekompakan guru. Selain guru di SD N Purwosari Kulon memang
itu, juga muncul sikap keakraban antara sudah senior (tidak muda). Selain itu, ada
siswa dengan kepala sekolah, guru, dan juga guru yang dalam keadaan sakit masih
karyawan. Hal tersebut menumbuhkan ke- tetap mengajar. Hal demikian ini yang mem-
dekatan dan rasa saling percaya antarwar- buat kepala sekolah pesimis dengan kema-
ga sekolah serta meningkatnya kerjasama juan sekolah. Ketika kepala sekolah mem-
seluruh warga sekolah dalam mencapai berikan tugas kepada guru senior selalu ia
visi dan misi sekolah. beralasan, yang akhirnya membuat kepala
Karakteristik perilaku kepala sekolah sekolah mengurungkan niat untuk mem-
SD Negeri Purwosari Kulon, antara lain se- berikan tugas tersebut. Rasa pesimistis
bagai berikut. Pertama, memberikan kete- yang begitu kental oleh setiap guru di sana
ladanan dalam hal kebersihan dan beriba- menularkan rasa malas dan lesu dalam

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018


214

pembelajaran. Bukan tanpa alasan kelesuan dari kinerja guru. Kepala sekolah menye-
ini timbul, semangat yang dimiliki oleh diakan dukungan dan dorongan, mende-
guru tidak didukung oleh fasilitas sekolah. ngarkan, serta melibatkan bawahan dalam
Keadaan ini memperparah kondisi sekolah pengambilan keputusan-keputusan terten-
yang semakin kehilangan kepercayaan tu. Hal ini membuat budaya yang berkem-
warga masyarakat terhadap sekolah ini. bang di sekolah adalah budaya positif. Bu-
Keempat, perilaku kepemimpinan daya tersebut antara lain: disiplin, memberi
yang pasrah. Adanya kelesuan dalam me- salam dan berjabat tangan, loyalitas, salat
laksanakan beberapa program yang harus- berjamaah, menjaga kebersihan, efisien/
nya dilakukan secara rutin tiap tahun dan menghargai waktu, semangat menjalankan
bulan, yang tentu saja menimbulkan mi- tugas dan belajar, bekerjasama, saling
nimnya prestasi yang bisa dihasilkan oleh menghormati, saling mengingatkan, kom-
sekolah ini. Kelesuan ini menyebabkan dari pak, saling percaya, rukun/akrab, bertang-
tahun ke tahun kepercayaan masyarakat gung jawab, membaca, memberi penghar-
semakin turun. Hal ini dapat terlihat dari gaan, berprestasi, dan profesionalitas. Bu-
semakin sulitnya sekolah mendapatkan sis- daya tersebut dilakukan oleh warga se-
wa baru ketika tahun ajaran baru, sehingga kolah. Berdasarkan model budaya sekolah
siswa SD Negeri Purwosari Kulon semakin menurut Spahier & King (Suparlan, 2009)
sedikit. Kepercayaan masyarakat menurun di SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15
bukan karena tanpa sebab. Dimungkinkan digunakan model budaya sekolah kolegial
hal ini terjadi karena pihak sekolah kurang (collegeal school culture). Adanya dukungan
memperhatikan mutu sekolah. Mutu seko- dari berbagai pihak membuat sekolah ini
lah di sini lebih tepatnya guru-guru tidak berhasil mengembangkan budaya positif.
mendapatkan kesempatan untuk belajar Apresiasi, kejujuran, dan komunikasi an-
lagi, misalnya dengan mengikuti seminar tarwarga sekolah berlangsung efektif. Sua-
atau penataran. Selain itu, budaya apatis sana kekeluargaan sangat terasa di sekolah
juga terlihat di sekolah ini, perlengkapan ini.
dan fasilitas sekolah yang tidak lengkap Tipe kepemimpinan kepala sekolah
terkesan seadanya bahkan tidak terawat, di SD Negeri Purwosari Kulon yaitu coun-
sehingga apapun yang dilakukan guru try club management. Hal ini dapat dilihat
kurang bersemangat. dari banyaknya cara kepala sekolah dalam
Menurut teori jaringan manajerial melaksanakan tugas-tugasnnya lebih mem-
(manajerial grid) yang dikembangkan oleh perhatikan bawahan daripada hasil/pro-
K. Blake dan James S. Mouton (Purwanto, duksi. Kepala sekolah lebih mementingkan
2014:36) tipe kepemimpinan kepala sekolah perasaan para guru, akan tetapi kurang
di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 memberikan motivasi dan pengarahan
yaitu team or democratic management. Hal ini kepada mereka. Selain itu, kepala sekolah
dapat dilihat dari banyaknya cara kepala juga tidak menekankan hasil dari kinerja
sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasn- guru. Penggunaan model country club ma-
nya cenderung tinggi dalam memperhati- nagement memiliki kelemahan bahwa ba-
kan hasil/produksi dan juga bawahan. Ke- wahan akan merasa santai, sehingga pe-
pala sekolah memberikan motivasi dan kerjaan banyak yang tidak terselesaikan
pengarahan kepada warga sekolah. Selain pada waktunya. Kelebihannya yaitu pe-
itu, kepala sekolah juga menekankan hasil mimpin disenangi oleh sebagian besar

Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar
215

bawahannya. Sementara itu, budaya yang yang memberikan keteladanan, sikap, dan
berkembang lebih bersifat negatif. perilaku yang baik akan membentuk bu-
Dari data-data yang terkumpul, di- daya yang baik. Keteladanan yang telah
ketahui budaya yang berkembang antara diberikan oleh kepala sekolah merupakan
lain: meremehkan aturan, formalitas, malas pedoman nyata yang dapat diikuti dengan
membaca, dan pembelajaran yang lesu. cepat oleh warga sekolah yang lain. Hal ini
Budaya positif yang berkembang di seko- sesuai dengan pendapat yang disampaikan
lah tersebut yaitu budaya salat berjamaah oleh Tika (2010:112) bahwa pemberian con-
dan menjaga kebersihan sekolah. Semen- toh atau teladan yang ditunjukkan oleh se-
tara itu, Spahier & King (Suparlan, 2009) orang pimpinan dalam berperilaku me-
menyatakan bahwa ada tiga model budaya rupakan pedoman nyata yang cepat diikuti
sekolah yaitu budaya sekolah birokratis dan ditiru oleh anggota organisasi yang la-
(bureaucratic school culture), budaya sekolah in dalam berperilaku.
racun (toxic school culture), dan budaya se- Sutrisno (2013:34) menegaskan bah-
kolah kolegial (collegial school culture). Ber- wa pimpinan perusahaan harus memberi-
dasarkan model budaya tersebut maka di kan keteladanan karena pada hakikatnya
SD Negeri Purwosari Kulon diterapkan mo- pimpinan merupakan sentral figur bagi
del budaya sekolah racun (toxic school cul- unit kerja yang dipimpinnya. Keteladanan
ture). Dengan model ini, siswa kurang di sini dapat berdampak terhadap perkem-
mendapatkan pelayanan pendidikan de- bangan kultural sekolah dari banyak segi.
ngan baik. Guru tidak memberikan contoh Terkait dalam penelitian ini, keteladanan
kedisiplinan yang baik kepada siswa. yang dilakukan mempengaruhi segi spiri-
Karakter-karakter perilaku kepemim- tual dan karakter kepribadian. Seorang pe-
pinan kepala sekolah dapat menimbulkan mimpin sangat penting menjadi teladan
budaya positif dan negatif. Dari hasil data bagi warga sekolah lainnya, terutama
yang diperoleh, karakter keteladanan da- anak-anak yang secara psikologis masih
pat mempermudah menimbulkan kultur dalam fase meniru. Anak-anak akan me-
yang positif. Seorang pemimpin tim harus niru apa yang mereka lihat. Menurut pan-
memiliki keterampilan interpersonal kare- dangan murid, seorang pendidik merupa-
na para anggota tim harus mengembang- kan idola dan contoh yang terbaik. Dengan
kan jaringan baru untuk setiap proyek dan demikian, segala yang berhubungan de-
harus menghubungi orang-orang yang ngan pendidik baik berupa fisik, kerapian,
mungkin belum tahu (calon mitra, pelang- tutur kata, tingkah laku, maupun cara ber-
gan, organisasi profesional). Dengan demi- pakaiannya akan selalu diperhatikan oleh
kian, seorang pemimpin agar sukses dalam murid.
kepemimpinannya hendaknya belajar me- Pentingnya ketegasan terkait aturan
ngembangkan soft skill dan keterampilan sekolah sangat diperlukan guna memben-
interpersonal. tuk karakter disiplin, efisiensi kerja, kerja-
Menurut Maxwell (2005:313), sikap sama, saling menghormati, dan rasa tang-
pemimpin sama seperti alat pengukur su- gung jawab. Efisiensi kerja akibat disiplin
hu udara tempat ia bekerja. Apabila sikap- kerja para warga sekolah menimbulkan
nya baik, maka atmosfirnya menyenang- suasana yang kondusif dan berguna dalam
kan dan lingkungannya mudah sebagai meningkatkan semangat kerja para penge-
tempat bekerja. Seorang kepala sekolah lola sekolah. Ketegasan dalam aturan-atur-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018


216

an yang sudah dibentuk diperlukan dalam prestasi dan motivasi peserta didik, sikap
pembentukan karakter warga sekolah ter- dan motivasi kerja guru, produktivitas dan
utama siswa. Weissberg & Durlak (Patti, kepuasan kerja guru. Namun, perlu diingat
Holzer, Stern, Brackett, 2012:270) menyata- motivasi ini juga harus didasari dari karak-
kan, ketika sekolah berkomitmen untuk ter para guru itu sendiri untuk mau me-
mengembangkan keterampilan sosial dan ningkatkan kemampuan personal dalam
emosional dari orang dewasa dan anak- mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
anak maka akan terlihatbanyak perbaikan Gomes (2003:177) bahwa performansi kerja
yang positif seperti peningkatan kehadiran, akan berkaitan dengan dua faktor, yaitu (1)
penurunan suspensi, keterlibatan siswa kesediaan atau motivasi dari pegawai un-
yang lebih baik, dan peningkatan prestasi tuk bekerja; dan (2) kemampuan dari pe-
akademik. Oleh karena itu, karakter se- gawai untuk melaksanakannya. Pendapat
orang pemimpin yang tegas dalam pene- tersebut dikuatkan oleh Mathis & Jackson,
gakan aturan sangat menentukan karakter (2006:113) yang menyatakan bahwa faktor
siswa dalam sekolah tersebut. Tanpa ada- yang mempengaruhi kinerja individu tena-
nya ketegasan dan terlalu lembutnya se- ga kerja, salah satunya adalah motivasi.
seorang dalam menegakkan aturan akan Dengan demikian, motivasi sangat penting
berdampak pada lesu dan pesimisnya war- dalam mengembangkan prestasi sekolah.
ga sekolah dalam beberapa aspek. Hal ini Kerendahan hati merupakan karakte-
disebabkan karena rasa tanggung jawab ristik penting dalam kehidupan seorang
terhadap apa yang sudah diberikan pada- pemimpin. Dalam penelitian ini kerendah-
nya menurun akibat karakter meremehkan an hati seorang pemimpin begitu terlihat
tugas yang sudah mengakar dan sulit di- manfaatnya ketika seluruh warga sekolah
hilangkan. ikut terbawa dalam pola pemikiran kepala
Motivasi mengajar seorang guru, dan sekolah. Prinsip ini sejalan dengan penda-
motivasi belajar dari murid menjadi se- pat yang dikemukakan oleh Mulyasa (2007:
buah satu kesatuan yang apabila dapat ber- 115) bahwa kepala sekolah sebagai leader
sinergi dapat menghasilkan prestasi yang hendaknya mampu memberikan petunjuk
baik. Pemberian fasilitas mengajar kepada dan pengawasan, meningkatkan kemauan
guru mata pelajaran, sudah pasti dapat staf pendidik dan kependidikan, membuka
menjadi penambah motivasi bagi guru un- komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tuk dapat mengajar sebaik mungkin. Hal tugas. Seorang pemimpin haruslah mem-
ini disebabkan fasilitas-fasilitas yang dimi- punyai visi, misi, strategi, dan kegiatan-
liki sekolah dapat menentukan tingkat an- kegiatan yang terukur, memiliki karakter
tusiasme anak dalam mengikuti suatu kepribadian, berkeahlian dasar, pengala-
mata pelajaran. Oleh karena itu, pengadaan man dan pengetahuan profesional, penge-
fasilitas pembelajaran dapat meningkatkan tahuan administrasi dan pengawasan, ke-
motivasi mengajar dan motivasi belajar. mampuan mengambil keputusan, dan ke-
Pemberian reward kepada mereka mampuan berkomunikasi dengan siapa
yang berprestasi juga merupakan sebuah saja dan kapan saja. Sifat-sifat ini tercermin
usaha memunculkan motivasi warga seko- di antaranya sifat jujur, percaya diri, ber-
lah. Hal ini sesuai dengan pendapat Zam- tanggung jawab, berani mengambil resiko
roni (2000:149) bahwa kultur sekolah yang dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang
sehat memiliki korelasi yang tinggi dengan stabil, dan keteladanan. Kerendahan hati

Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar
217

menimbulkan beberapa budaya positif mereka, dan bekerja dengan kelompok-ke-


yang membangun, dengan hilangnya pe- lompok (Hancock, Hyjerdyk, Jones, 2012:
rasaan paling tahu, paling pintar dan se- 86).
bagainya, membuat adanya perasaan sa-
ling membutuhkan sehingga budaya kerja PENUTUP
sama atau kekompakan ketika mengatasi Berdasarkan uraian hasil penelitian
suatu urusan pun tercipta. Selain itu, ke- dan pembahasan sebelumnya dapat disim-
rendahan hati juga menimbulkan budaya pulkan bahwa model kepemimpinan kepa-
keakraban/kerukunan antarwarga sekolah. la sekolah di SD Negeri Purwosari Kulon
Ketika budaya keakraban tersebut sudah yaitu country club management, dengan ka-
begitu kental, maka budaya saling meng- rakteristik perilaku kepemimpinan (1) mem-
ingatkan akan ikut muncul dengan sendiri- berikan keteladanan; (2) longgar, memper-
nya. timbangkan senioritas dan perasaan ba-
Prestasi yang didapat oleh suatu se- wahan; (3) pesimis; dan (4) pasrah. Tipe
kolah secara tidak langsung merupakan kepemimpinan kepala sekolah di SD Ne-
bentuk kerjasama dari banyak pihak. Ter- geri Mangkubumen Lor No.15 yaitu team or
masuk di dalamnya orang tua murid dan democratic management.Dengan demikian,
warga sekitar sekolah. Di samping itu, pen- dua sekolah tersebut memberikan contoh
tingnya kekompakan orang tua dan ling- praktik kepemimpinan yang berbeda. Bu-
kungan terhadap perkembangan seseorang daya sekolah yang berkembang di SD Ne-
terutama anak berdampak hingga anak geri Purwosari Kulon yang bersifat negatif
menjadi dewasa. Hubungan kerjasama (toxic school culture) antara lain: meremeh-
yang erat antara sekolah, keluarga, dan kan aturan, formalitas, malas membaca,
masyarakat akan dapat meningkatkan peri- dan pembelajaran yang lesu. Budaya posi-
laku disiplin siswa. Menurut Hennig & tif yang berkembang ialah budaya salat
Jardim (Kleihauer, Stephens & Hart, 2012: berjamaah dan menjaga kebersihan seko-
66-67) orang tua dan keluarga, bersama de- lah. Budaya sekolah yang berkembang di
ngan anggota sekolah, pemimpin akade- SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 yaitu
mis, teman-teman atau rekan-rekan, dan budaya positif (collegeal school culture), an-
mentor lain membantu untuk membangun tara lain disiplin, memberi salam dan ber-
lingkungan yang mendukung dan menan- jabat tangan, loyalitas, salat berjamaah,
tang, baik secara pribadi maupun akade- menjaga kebersihan, efisien/menghargai
mis, yang penting bagi keberhasilan karir waktu, semangat menjalankan tugas dan
anak. Hal itu menunjukkan bahwa ling- belajar, bekerjasama, saling menghormati,
kungan sekolah, keluarga, dan sosial ber- saling mengingatkan, kompak, saling per-
tanggung jawab pada perkembangan re- caya, rukun/akrab, bertanggung jawab,
maja. Secara khusus, van Linden &Fertman membaca, memberi penghargaan, berpres-
menunjukkan bahwa sebagai fasilitator pe- tasi, dan profesionalitas.
ngembangan kepemimpinan, orang dewa- Dampak kepemimpinan kepala se-
sa harus bekerjasama dengan remaja. Hal kolah terhadap pengembangan budaya se-
ini dilakukan dengan tujuan agar anak mam- kolah yang diperoleh adalah sebagai beri-
pu memahami diri sendiri, berkomunikasi kut. (1) Perilaku keteladanan berpengaruh
dengan lebih efektif, meningkatkan kete- dalam pembentukan budaya sekolah. (2)
rampilan interpersonal, mengelola waktu Perilaku yang tegas, yaitu membentuk bu-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018


218

daya disiplin, efisien dalam segala hal, ber- karunia-Nya sehingga penulis mampu me-
semangat dalam menjalankan tugas, beker- nyelesaikan artikel ini. Tidak lupa penulis
jasama, saling menghormati, dan bertang- mengucapkan terima kasih yang setulus-
gung jawab. (3) Perilaku yang longgar dan tulusnya kepada semua pihak yang telah
cenderung memperhatikan senioritas serta membantu kelancaran penelitian hingga
perasaan bawahan dapat membentuk bu- penulisan artikel ini, terutama kepada selu-
daya meremehkan aturan, kurang bertang- ruh anggota Dewan Redaksi Jurnal Pendi-
gung jawab penuh dalam melaksanakan dikan Karakter yang akhirnya memuat arti-
tugas, dan lesu. (4) Karakteristik perilaku kel ini pada terbitan Edisi sekarang.
optimis dan bersemangat dapat memben-
tuk budaya budaya berprestasi. (5) Karak- DAFTAR PUSTAKA
teristik perilaku pesimis dapat membentuk Bu’tu, D. 2011. Peranan Kepemimpinan Ke-
budaya sekolah yang negatif. (6) Karakte- pala Sekolah dalam Meningkatkan
ristik perilaku bijaksana dalam membagi Kinerja Guru di SMP N 2 Sentani Ka-
tugas sesuai dengan karakter dan kompe- bupaten Jayapura. Tesis. Yogyakarta:
tensi guru yang bersangkutan akan mem- Program Pascasarjana UNY.
bentuk budaya loyalitas dan berprestasi.
Deal, T. & Peterson, K.D. 2002. The Shaping
(7) Karakteritik perilaku pasrah akan mem-
School Culture Fieldbook. San Francis-
bentuk budaya sekolah yang negatif yaitu
co: Jossey Bass Company.
budaya meremehkan dan formalitas. (8)
Karakteristik perilaku rendah hati akan Gomes, F.C. 2003. Manajemen Sumber Daya
membentuk budaya sekolah yang positif, Manusia. Yogyakarta: Andi Offset.
yaitu warga sekolah menjadi kompak, sa-
ling mengingatkan, dan terjalin keakrab- Halverson, R., Kelley, C., and Shaw, J. 2014.
A Call for Improved School Leadership.
an/kerukunan antarwarga sekolah. (9) Ka-
Madison: University of Wisconsin.
rakteristik perilaku bersahabat dan dekat
dengan semua warga sekolah akan mem- Hancock, D., Hyjerdyk, & Jones, K.P. 2012.
bentuk budaya saling percaya, bekerjasa- Adolescent Involvement in Extracur-
ma, dan interaksi antarwarga sekolah. ricular Activities: Influenceson Lea-
Berdasarkan simpulan yang telah di- dership Skills. Journal of Leadership
uraikan sebelumnya, dapat disarankan hal- Education, Vol. 11(1), pp. 84-101.
hal seperti berikut. (1) Kepala sekolah ha-
rus memahami budaya yang berkembang Kleihauer, S., Stephens, C. A., & Hart, W. E.
di sekolahnya agar mampu mengembang- 2012. Insights from Six Women on
kan budaya positif. (2) Kepala sekolah ha- Their Personal Journeys to Becoming
rus mampu bekerjasama dengan seluruh Deans of Agriculture: A Qualitative
warga sekolah dalam mengembangkan bu- Study. Journal of Leadership Education,
daya positif dan memberikan penekanan Vol. 11(1), pp. 64-83.
pada budaya sekolah yang menjadi ciri
Komariah, A. &Triatna, C. 2014. Visionary
khas sekolah untuk terus dikembangkan.
Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan mengucap alhamdulillah pe- Mathis, R.L., & Jackson, J.H. 2006. Human
nulis bersyukur kepada Allah Swt. atas Resource Management: Manajemen Sum-

Karakteristik Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar
219

ber Daya Manusia Edisi Sepuluh. Jakar- Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial.
ta: Salemba Empat. Bandung: Refika Aditama.

Maxwell, J.C. 2005. The 360o Leader: Me- Suparlan. 3 April 2009. Membangun Budaya
ngembangkan Pengaruh Anda dari Po- Sekolah. Portal Masyarakat Pendidik-
sisi Manapun dalam Organisasi. Jakar- an. Diambil pada tanggal 11 Desem-
ta: Bhuana Ilmu Populer. ber 2014, dari http://suparlan.com-
/70/membangun-budaya-sekolah.
Muhtarom, T. & Wangid, M. 2013. Studi
Komparasi Budaya Sekolah SDSN Sutrisno, E. 2013. Budaya Organsasi. Jakarta:
dan SD Eks RSBI di Daerah Istimewa Kencana Prenadamedia Group.
Yogyakarta. Jurnal Prima Edukasia,
Tika, M.P. 2010. Budaya Organisasi dan Pe-
Vol. 1(2), hlm. 195-207.doi:http://-
ningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
dx.doi.org/10.21831/jpe.v1i2.2636.
Bumi Aksara.
Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profe-
Usman, H. 2014. Manajemen: Teori, Praktik
sional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
& Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Ak-
Ohlson, M. 2009. A Study of School Cul- sara.
ture, Leadership, Teacher Quality
Wulandari, D. Y. 2012.Pengaruh Perilaku
and Student Outcomes via a Perfor-
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
mance Framework in Elementary
Budaya Sekolah Terhadap Kinerja
Schools Participaating in a school Re-
Mengajar Guru. Tesis. Bandung: Pro-
form Initiative. Florida: Jurnal Diser-
gram Pascasarjana UPI.
tasi University of Florida.
Yazid, M. dan Abdul Jabar, C. 2013. Hu-
Patti, J., Holzer, A.A., Stern, R., and Brac-
bungan Mutu Guru, Kepemimpinan
kett, M.A. 2012. Personal, Professio-
Kepala Sekolah, dan Status Ekonomi
nal Coaching: Transforming Professi-
Guru dengan Kinerja Guru SD
onal Development for Teacher and
Kecamatan Suralaga Lombok Timur.
Administrative Leaders. Journal of
Jurnal Prima Edukasia, Vol. 1(1), hlm.
Leadership Education, Vol. 11(1), pp.
94-102. doi: http://dx.doi.org/10.2-
263-274.
1831/jpe.v1i1.2326.
Purwanto, M. Ngalim. 2014. Administrasi
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Re-
Depan. Yogyakarta: Bigraf Publising.
maja Rosdakarya.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang


RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis-
tem Pendidikan Nasional.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VIII, Nomor 2, Oktober 2018

You might also like