Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Volume 8, Nomor 4, 2020

Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Pengaruh Model Kooperatif Tipe Talking Stick terhadap Hasil Belajar


Tematik Terpadu Kelas IV SD

Sri Yanti1) Rifda Eliyasni2)


Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia

E-mail:sriyantioktober28@gmail.com1) rifdaeliyasni@gmail.com2)

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
Kooperatif Tipe Talking Stick terhadap hasil belajar tematik terpadu kelas IV SD
Negeri 35 Parak Karakah. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen design dengan
bentuk nonequivalen control group design.. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah Simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
kelas IV SD Negeri 35 Parak Karakah pada kelas IVA sebagai kelas eksperimen dan
kelas IVB sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 20 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai pretest kelas eksperimen 50,60
dan kelas kontrol 52,45. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 76,60 dan kelas
kontrol 65,50. Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis pada taraf signifikansi 5%
diperoleh thitung > ttabel (2,33 > 2,024), sehingga dapat disimpulkan bahwa model
Kooperatif Tipe Talking Stick berpengaruh terhadap hasil belajar tematik terpadu
siswa di kelas IV SD Negeri 35 Parak Karakah.

Kata kunci: Talking Stick; Hasil Belajar; Tematik Terpadu,

The Effect of The Talking Stick Type Cooperative Model on The Integrated
Thematic Learning Outcomes Of Grade Iv Elementary School

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of the Talking Stick
Type Cooperative model on the integrated thematic learning outcomes of grade IV
SD 35 Parak Karakah. This type of research is a quasi-experimental design with the
form of nonequivalent control group design . The sampling technique used is simple
random sampling. The sample in this study was grade IV students of SD Negeri 35
Parak Karakah in class IVA as an experimental class and class IVB as a control
class, each of which amounted to 20 students. Based on the results of the study
obtained an average value of 50.60 experimental class pretest and 52.45 control
class. The average posttest score of the experimental class was 76.60 and the control
class was 65.50. Based on the results of the hypothesis test analysis at a significance
level of 5%, it was obtained tcount> ttable (2.33> 2.024), so it can be concluded that
the Cooperative Type Talking Stick model influences the integrated thematic learning
outcomes of students in grade IV SD 35 Parak Karakah

Keywords: Talking Stick, Learning Outcomes, Integrated Thematic.

108

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

PENDAHULUAN model pembelajaran yang dapat diterapkan


Pembelajaran tematik terpadu adalah dalam pembelajaran tematik terpadu ialah model
pembelajaran yang dilaksanakan dengan Kooperatif Tipe Talking Srick. Menurut Huda
mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu (2014:244) “model Kooperatif Tipe Talking
tema sehingga dapat memberikan pengalaman Stick merupakan model pembelajaran kelompok
bermakna pada siswa. Hal ini sejalan dengan dengan bantuan tongkat. Kelompok yang
Majid (2014:80) “pembelajaran tematik terpadu memegang tongkat terlebih wajib menjawab
merupakan suatu pembelajaran terpadu yang pertanyaan dari guru setelah mereka
menggunakan tema untuk mengaitkan berbagai mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini
mata pelajaran sehingga dapat memberikan diulang terus menerus sampai semua kelompok
pengalaman bermakna kepada siswa”. senada mendapatkan giliran untuk menjawab
dengan pendapat Faisal (2014:39) pertanyaan dari guru”.
“pembelajaran tematik terpadu adalah Penerapan model Kooperatif Tipe
pembelajaran terpadu yang mengguanakan tema Talking Stick diharapkann memberikan dampak
sebagai fokus utama. Pembelajaran tersebut positif. Shoimin (2014:199) menjelaskan
memberikan pengalaman bermakna kepada bahawa “kelebihan dari model kooperatif tipe
peserta didik secara utuh”. Talking Stick yaitu: a) menguji kesiapan siswa
Pembelajaran tematik terpadu menuntut dalam pembelajaran, b) Melatih siswa
siswa untuk memusatkan perhatian, memahami materi dengan cepat, c) Memacu
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan agar siswa lebih giat belajar (belajar dahulu
sikap siswa dalam proses pembelajaran sebelum pelajaran dimulai), d) siswa berani
berdasarkan pengalaman siswa dan kebutuhan mengemukakan pendapat”.
siswa. Hal ini di pertegas oleh Prastowo Berdasarkan pendapat para ahli di atas
(2013:140) “bahwa pembelajaran tematik yang menyatakan bahwa model Kooperatif Tipe
terpadu bertujuan untuk meningkatkan Talking Stick memiliki banyak manfaat dan
pemahaman konsep, mengembangkan kelebihan terhadap hasil belajar siswa, peneliti
keterampilan, menumbuh kembangkan sikap tertarik untuk meneliti tentang pengaruh model
positif, menumbuhkan keterampilan sosial, Kooperatif Tipe Talking Stick terhadap hasil
Meningkatkan gairah belajar, dan memiliki belajar siswa dalam pembelajaran tematik
kegiatan yang sesuai dengan minat dan terpadu.
kebutuhan peserta didik". Pembelajaran tematik terpadu belum
Ketercapaian tujuan pembelajara tematik terlaksana dengan baik yang terjadi di
terpadu juga dapat dipengaruhi oleh model kecamatan Padang Timur secara umum dan di
pembelajaran yang digunakan. Salah satunya kelas IV SD Negeri 35 Parak Karakah yang
109
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

menjadi fokus dalam penelitian ini. Berdasarkan Kooperatif Tipe Talking Stick . Dengan model
hasil wawancara dan hasil observasi di kelas IV Kooperatif Tipe Talking Stick ini diharapkan
tanggal 21 Oktober 2019 di SD Negeri 35 Parak dapat membantu siswa menjadi lebih paham
Karakah. Proses pembelajaran di kelas IV terhadap materi pembelajaran, membuat siswa
berlangsung dengan model konvensional. lebih berani dalam mengemukakan pendapat,
Menurut Djamarah (dalam Isjoni 2010 : 25) melatih keterampilan dalam membaca, serta
“Model pembelajaran konvensional adalah dapat memotivasi siswa dalam belajar.
model pembelajaran tradisional atau disebut juga Berdasarkan uraian di atas, diperlukan
dengan model ceramah, karena sejak dulu model suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh
ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi penggunaan model Kooperatif Tipe Talking
lisan antara guru dengan anak didik dalam Stick terhadap hasil belajar pada pembelajarn
proses belajar dan pembelajaran”. tematik terpadu. Penulis mengambil judul
Model konvensinal yang banyak “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Talking Stick
digunakan di dalam kelas adalah dengan metode terhadap Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas
ceramah, dimanasaat pelaksanaannya guru lebih IV SD Negeri 35 Parak Karakah”.
aktif dan lebih dominan dalam menjelaskan
METODE PENELITIAN
materi secara lisan dan tanya jawab . Kemudian
Penelitian ini merupakan penelitian
di SD yang telah peneliti observasi terlihat
eksperimen. Jenis penelitian ini adalah
bahwa pada saat proses pembelajaran tematik
penelitian kuantitatif. Dikatakan sebagai
terpadu belum memberikan kesempatan kepada
penelitian kuantitatif karena data penelitian
siswa untuk mengaitkan pembelajaran dengan
berupa angka-angka dan analisis menggunakan
pengalaman siswa, sehingga siswa tidak terlibat
statistik (Sugiyono, 2017). Desain yang
secara aktif dalam proses pembelajaran. Dan
digunakan adalah Quasi Experimental Design.
saat diskusi kelompok tidak semua anggota
Rancangan penelitian yang digunakan adalah
kelompok yang aktif dalam diskusi atau
nonequivalent control group design. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya. Selain itu
penelitian dapat dilihat perbedaan antara siswa
siswa ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan
pada kelompok eksperimen yang diberi
dan tidak percaya diri dalam mengemukakan
perlakuan dengan model Kooperatif Tipe
pendapatnya, sehingga berdampak pada hasil
Talking Stick dan siswa kelompok kontrol yang
belajar siswa yang cendrung rendah.
diberi perlakuan dengan pembelajaran
Berpijak dari hal tersebut, perlu adanya
konvensional. Sebelum diberikan perlakuan
perbaikan model ataupun metode yang
kedua kelas diberikan pretest terlebih dahulu
diterapkan dalam pembelajaran tematik terpadu.
untuk untuk meghetahui kemampuan awal
Salah satunya dengan menerapkan model
110
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

siswa, setelah diberi perlakuan diberikan posttest Metode pengumpulan data yang
kepada kedua sampel untuk melihat ada digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
tidaknya pengaruh model kooperatif Tipe belajar tematik terpadu. Uji coba instrumen tes
Talking Stick terhadap hasil belajar siswa. yang digunakan yaitu uji validitas (validitas
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di butir) dengan menggunakan rumus korelasi
Kelas IV SD Negeri 35 Parak Karakah pada product moment, uji reliabilitas dengan
semester II tahun ajaran 2019/2020. menggunakan rumus Spearman-Brown, uji daya
Populasi pada penelitian ini adalah beda soal dan uji taraf kesukaran soal. Analisis
seluruh siswa kelas IV SD Gugus 4 Kecamatan data menggunakan uji prasyarat analisis, dan uji
Padang Timur Kota Padang pada semester genap hipotesis. Uji prasyarat analisis yang digunakan
tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
menggunakan teknik simple random sampling. Untuk menguji normalitas digunakan metode
Teknik simple random sampling dapat dilakukan liliefors dan untuk menguji homogenitas
dengan undian (lottere). Adapun langkah- digunakan metode fisher, sedangkan untuk
langkah yang digunakan dalam penarikan menguji hipotesis digunakan uji t (t-test).
sampel ini adalah (1) Buat nomor semua kelas
pada kertas yang menjadi anggota populasi. (2) HASIL PENELITIAN
Kemudian kertas tersebut digulung dan Deskripsi Data Pretest
dimasukkan kedalam kaleng. (3) Peneliti Data pretest diperoleh dari tes awal
mengundi kertas tersebut. (4) Kertas yang sebelum diberikan pembelajaran menggunakan
terambil pertama akan menjadi kelas eksperimen model Kooperatif Tipe Talking Stick pada kelas
dan kertas yang terambil kedua menjadi kelas eksperimen, dan siswa kelas kontrol
kontrol. (5) Kelas yang terambil pertama adalah menggunakan metode Konvensional. Nilai
yang menjadi kelas IVA SD Negeri 35 Parak pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
Karakah sebagai kleas eksperimen dan yang dilihat pada tabel 1, berikut:
terambil kedua adalah kelas IVB SD Negeri 35 Tabel 1. Deskripsi Data Hasi Pretest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Parak Karakah sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan pendapat di atas maka Posttest
sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas Deskripsi Kelas Kelas
IVA SD Negeri 35 Parak Karakah sebagai kelas Eksperimen Kontrol
eksperimen dan kelas IVB SD Negeri 35 Parak N 20 20
Karakah sebagai kelas kontrol yang masing- Nilai 87 80
masing kelas berjumlah 20 siswa. Tertinggi

111
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Nilai 17 30 Deskripsi Data Posttest


Terendah Data Posttest diperoleh dari tes akhir
Rata-rata 50,60 52,45 setelah diberikan pembelajaran menggunakan
SD 19,27 13,18 model Kooperatif Tipe Talking Stick pada kelas
SD² 371,33 173,71 eksperimen, dan siswa kelas kontrol
menggunakan metode Konvensional. Nilai
Berdasarkan tabel diatas, kelas Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
eksperimen dengan jumlah anak 20 orang dapat dilihat pada tabel 2, berikut:
memperoleh nilai tertinggi 87 dan nilai terendah Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas
17. Dari nilai kelas eksperimen diperoleh rata- Eksperimen dan Kelas Kontrol

rata nilai sebesar 50,60, standar deviasi 19,27 Posttest


dan nilai varians 371,33. Sedangkan kelas Deskripsi Kelas Kelas
kontrol dengan jumlah anak 20 orang Eksperimen Kontrol
memperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah N 20 20
30. Dari nilai kelas kontrol diperoleh rata-rata Nilai 97 93
nilai sebesar 52,45, standar deviasi 13,18 dan Tertinggi
nilai varians 173,71. Nilai 53 43
Hal ini menunjukan bahwa perolehan Terendah
nilai pretest kelas eksperimen lebih rendah Rata-rata 76,60 65,50
dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk lebih SD 11, 73 17,37
jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
SD² 137,59 305,20
100 Berdasarkan tabel di atas, kelas
80 eksperimen dengan jumlah anak 20 orang
60 memperoleh nilai tertinggi 97 dan nilai terendah

40
53. Dari nilai kelas eksperimen diperoleh rata-
rata nilai sebesar 76,60, standar deviasi 11,73
20
dan nilai varians 137,59. Sedangkan kelas
0
Eksperimen Kontrol kontrol dengan jumlah anak 20 orang

Nilai Terendah Nilai Tertinggi


memperoleh nilai tertinggi 93 dan nilai terendah

Nilai Rata-Rata 43. Dari nilai kelas kontrol diperoleh rata-rata


nilai sebesar 65,50, standar deviasi 17,47 dan
Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Pretest nilai varians 305,20.
Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol.

112
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Hal ini menunjukan bahwa perolehan 90,00


nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi 80,00
70,00
dibandingkan dengan kelas kontrol. Untuk lebih 60,00
jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah ini: 50,00
40,00
120 30,00
100 20,00
80 10,00
60 0,00
Eksperimen Kontrol
40
20 Pretest Posttest Peningkatan
0
Eksperimen Kontrol
Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Pretest dan Posttest Kelas
Nilai Rata-rata Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel dan diagram diatas


Gambar 2. Grafik Perbandingan Hasil Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan capaian
Kontrol nilai dari kedua kelas. Peningkatan nilai kelas
Selanjutnya berdasarkan pengukuran eksperimen lebih tinggi dari nilai kelas kontrol.
pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
kontrol, terdapat perbedaa perolehan nilai antar menggunakan model Kooperatif Tipe Talking
kedua kelas. Perbandingan nilai pretest dan nilai Stick di kelas IV SD Negeri 35 Parak Karakah
posttest antara kelas eksperimen dan kelas dapat memberikan pengaruh yang lebih baik
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. dibandingkan dengan metode konvensional.

Tabel 3. Perbandingan Nilai Pretest dan Uji Prasyarat Analisis


Posttest antara Kelas Eksperimen Uji Normalitas
dan Kontrol
Uji normalitas dengan menggunakan uji
Nilai rata-rata Liliefors untuk menguji apakah data pretest dan
Kelompo Peningka
No Pretes Posttes
k tan posttest kedua kelas sampel yang diperoleh
t t
Eksperim 50,60 76,60 26,00 berasal dari data yang berdistribusi normal atau
1.
en
tidak pada taraf signifikasi α = 0.05. Berikut
2. Kontrol 52,45 65,50 13,05
tabel 4 adalah hasil perhitungan Uji normalitas
Berdasarkan tabel di atas perbandingan dengan kriteria jika Lo < Lt artinya data
nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan berdistribusi normal.
kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut.

113
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Perhitungan harga F dengan taraf

Eksperimen Kontrol signifikan 0,05 dari tabel distribusi F ternyata


Aspek yang
Pretes Postt Postte
diperoleh Fhitung pretest sebesar 2,14 dan
diamati
Pretest
t est st diperoleh Fhitung posttest sebesar 2,16. Hasil
Lhitung 0,118 0,09 0,175 0,171 Fhitung tersebut lebih kecil dari Ftabel 2,17(dkpenyebut
6 39 3 7
Ltabel 0,190 0,190 =19, dkpembilang =19 ; α 0,05). Dapat disimpulkan
Kesimpulan L0 < L0 < L0 < L0 < bahwa data pretest dan posttest kedua kelas
Lt Lt Lt Lt
Keterangan Data Berdistriusi Normal memiliki variansi yang homogen pada tingkat
kepercayaan 95%.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh Uji Hipotesis
hasil bahwa pada kelas eksperimen Uji HipotesisPosttest
menunjukkan Lhitung data pretest dan posttest Berikut hasil perhitungan uji-t data
(0,1186 dan 0,0939) lebih kecil dari L table posttest dari kedua kelas sampel.
(0,190)(n = 20, = 0,05) dan kelas kontrol Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Posttest (uji-t)
menunjukkan Lhitung data pretest dan posttest
Keterangan Posttest
(0,1753 dan 0,1717) lebih kecil dari L tabel
Kelas Eksperimen Kontrol
(0,190)( n = 20, = 0,05) dan dapat disimpulkan N 20 20
bahwa data pretest dan posttest kedua kelas Rata-rata 76,60 65,50
Thitung 2,33
berdistribusi normal. Ttabel 2.024
Uji Homogenitas Kesimpulan Terdapat pengaruh
Uji homogenitas menggunakan uji F
Dari hasil uji t tersebut diperoleh nilai
yang bertujuan untuk melihat data pretest dan
Thitung untuk nilai posttest = 2,33 dan Ttabel =
posttest dari kedua kelas memiliki variansi yang
2,024 dengan taraf signifikasi 0.05 dan derajat
homogen/tidak. Hasil pengujian homogenitas
kebebasan (df/db = 20+20 – 2 = 38) ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
menunjukan bahwa Thitung > Ttabel atau 2,33>
Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Data
2,024 dengan demikian maka Ho ditolak, Ha
Aspek yang
Pretest Posttest diterima maka dapat dikatakan bahwa data
diamati
Fhitung 2,14 2,16 posttest atau tes akhir menunjukan adanya
Ftabel 2.17 pengaruh pada model Kooperatif Tipe Talking
Kesimpulan Fhitung Ftabel Stick yang digunakan dalam penelitian ini.
Data Bervarians PEMBAHASAN
Keterangan
Homogen Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya pengaruh antara penggunaan model
Kooperatif Tipe Talking Stick dengan
114
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

penggunaan pembelajaran konvensional tersebut. Selanjutnya guru meminta kepada


terhadap hasil belajar tematik terpadu. Terbukti siswa menutup bukunya. Guru mengambil
dengan hasil uji hipotesis yang menyatakan tongkat ynag telah dipersiapkan sebelumnya.
menolak H0 pada taraf signifikansi 5%. Peneliti Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu
menggunakan preetest dan posttest untuk siswa. siswa yang menerima tongkat tersebut
mengetahui kemampuan pengetahuan sebelum diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru,
dan sesudah diberi perlakuan dengan model demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari
Kooperatif Tipe Talking Stick di kelas siswa lainnya yang diiringi musik. Langkah
eksperimen. akhir dari model Talking Stick adalah guru
Berdasarkan hasil analisis data pretest memberikan kepada siswa melakukan refleksi
diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru
normal. Pengujian homogenitas sesudah menberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang
pemberian perlakuan menunjukkan bahwa diberikan siswa, selanjutnya bersama-sama
seluruh kelas memiliki varian yang homogen. siswa merumuskan kesimpulan.
Setelah dilaksanakan pembelajaran Sesuai dengan pendapat Huda
masing – masing kelas diberi posstest untuk (2014:225) bahwa langkah-langkah model
mengetahui hasil pengetahuan belajar siswa. kooperatif tipe Talking Stick sebagai berikut: (1)
Berdasarkan hasil posttest siswa pada kelompok Guru menyiapkan sebuah tongkat yang
eksperimen memperoleh nilai rata-rata 76,60 panjangnya +20 cm, (2) guru menyiapkan materi
dan siswa kelompok kontrol memperoleh nilai pokok yang akan dipelajari, kemudian
rata-rata 65,50. Hal ini karena model Kooperatif memberikan kesempatan para kelompok untuk
Tipe Talking Stick akan menciptakan suasana membaca dan mempelajari materi pelajaran, (3)
belajar yang aktif dengan mendorong siswa siswa berdiskusi membahas masalah yang
untuk mengemukakan pendapat. Keadaan seperti didapat dalam wacana, (4) setelah siswa selesai
ini akan membuat pembelajaran semakin membaca materi pelajaran dan mempelajari
bermakna bagi siswa, sesuai dengan yang isinya, guru mempersilahkan siswa untuk
dikemukakan Istarani (2015:89) bahwasannya menutup isi bacaan, (5) guru mengambil tongkat
Pembelajaran dengan model Talking Stick dan memberikannya kepada salah satu siswa,
mendorong siswa untuk berani mengemukakan setelah itu guru memberikan pertanyaan dan
pendapat. siswa yang memegang tongkat tersebut harus
Pembelajaran dengan model Talking menjawabnya. Demikian seterusnya sampai
Stick diawali oleh penjelasan guru mengenai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk
materi pokok yang akan dipelajari. siswa diberi menjawab setiap pertanyaan dari guru, (6) guru
kesempatan membaca dan mempelajari materi memberikan kesimpulan, (7) guru melakukan
115
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

evaluasi atau penilaian, (8) guru menutup stick berpengaruh terhadap hasil belajar tematik
pembelajaran. terpadu kelas IV SD Negeri 35 Parak Karakah.
Sedangkan siswa yang dibelajarkan Hal ini dibuktikan dari rata-rata posttest siswa di
dengan model pembelajaran konvensional, kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dimana siswa menerima materi pelajaran secara kelas kontrol yaitu 76,60 > 65,50. Selain itu
pasif dari guru yang aktif menyampaikan hasil uji t dengan taraf signifikan 0.05
pemebelajaran. Hal inilah yang menyebabkan menunjukkan bahwa thitung>ttabel (2,33 > 2,024).
perbedaan nilai tes hasil belajar tematik terpadu Berarti hipotesis H1 diterima dan Ho ditolak,
siswa di kelas eksperimen yang diajar dalam arti kata bahwa terdapat perbedaan yang
menggunakan model Kooperatif Tipe Talking signifikan antara kemampuan pengetahuan hasil
Stick dengan nilai tes hasil belajar tematik belajar tematik terpadu kelompok eksperimen
terpadu siswa yang diajar menggunakan yang menggunakan model Kooperatif Tipe
pembelajaran konvensional. Talking stick dan kelompok kontrol dengan
Selanjutnya, berdasarkan data posttest menggunakan pembelajaran konvensional di SD
yang normal dan homogen, maka dapat Negeri 35 Paraka Karakah. Dengan demikian
dilakukan pengujian hipotesis dengan dapat disimpulkan bahwa model Kooperatif Tipe
menggunakan uji-t. Hasil pengujian hipotesis Talking stick berpengaruh dan bagus digunakan
diperoleh thitung sebesar 2,33 dan ttabel pada taraf pada pembelajaran tematik terpadu karena bisa
kepercayaan 95 % (α = 0.05) adalah sebesar meningkatkan hasil belajar siswa.
2,024. Sehingga thitung>ttabel (2,33 > 2,024), Berdasarkan hasil dari penelitian yang
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga telah dilakukan, maka dapat dikemukakan saran
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat agar: 1) Guru Sekolah Dasar atau guru kelas
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dapat menerapkan model pembelajaran
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengujian Koopereatif Tipe Talking Stick sebagai salah
hipotesis dapat diketahui bahwa terdapat satu variasi mengajar yang mampu memberikan
pengaruh yang signifikan penggunaan model pengaruh positif terhadap hasil belajar tematik
Kooperatif Tipe Talking Stick terhadap hasil terpadu, 2) Sekolah diharapkan untuk
belajar tematik terpadu siswa kelas IV SD memberikan dukungan kepada setiap guru untuk
Negeri 35 Parak Karakah. mengembangkan proses belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN Koopereatif Tipe Talking Stick terutama pada
Berdasarkan hasil analisis data pembelajaran tematik terpadu, 3) Hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat penelitian ini dapat menjadi referensi peneliti
disimpulkan model Kooperatif Tipe Talking
116
Volume 8, Nomor 4, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

yang ingin menerapkan model Koopereatif Tipe


Talking Stick dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Faisal. (2014). Sukses Mengawali Kurikulum


2013 di SD (Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Dianda Creative.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan


Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan
Paradigmatis. Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.

Isjoni. (2010). Paradigma Pembelajaran


Bermakna. Pekanbaru: Falah
Production.

Istarani. (2015). 58 Model Pembelajaran


Inovatif. Medan: MEDIA
PERSADA.

Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik


Terpadu. (edisi revisi). Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan


Ajar Tematik: Panduan Lengkap
Aplikatif. Dirijen Pendidikan Tinggi
Depdiknas: Jakarta.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran


Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: ALFABETA.

117

You might also like