Professional Documents
Culture Documents
PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA Jurnal
PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA Jurnal
Abstrak
METODE PENELITIAN
Berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakandalam penelitian ini
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Dusun Krajan. Dusun ini merupakan salah satu
bagian dari Desa Tamanagung.
3. Sumber Data Pada penelitian, ada beberapa sumber data yang diperoleh untuk
memperkuat penelitian ini, Menurut Sugiyono (2001:225) bila dilihat dari sumber
datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data dan sumber sekunder yaitu sumber sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data.
4. Tehnik Pengumpulan Data Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut:
a. Metode wawancara Metode interview adalah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara Sedangkan
menurut Lexy. J. 3 Moloeng, mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam. Selain itu metode wawancara digunakan
untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari narasumber atau responden
tertentu.
5. Analisis Data Dalam analisis data, penulis menggunakan teknik analisis data
dengan menguraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkiptranskip wawancara, catatan lapangan dan bahan- bahan lain agar dapat
menyajikan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu
teknik analisis berupa klasifikasi dari hasil wawancara sebagai jawaban dari
permasalahan dalam penelitian ini.
Pengertian Peran
Peran dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang atas sesuatu pekerjaan. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dalam suatu peristiwa”. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. Setiap orang memiliki macam-
macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan- kesempatan
apa yang diberikan oleh masyarakat dalam menjalankan suatu peran.
Oleh sebab itu Kepala Desa harus dapat mengusahakan proses penggerakkan dapat
berjalan dengan baik, artinya tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalah pahaman didalam
proses penggerakkan ini meliputi kegiatan-kegiatan antara lain: (1) Memberikan perintah,
dan (2) Memberikan bimbingan
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpnan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain agar dapat melaksanakan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan yang
diinginkan. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dalam
melaksanakan tugasnya ia dapat mempengaruhi orang lain.
Suatu kepemimpinan (leadership) dapat dilaksanakan atau diterapkan
dengan berbagai cara (metode). 1. Demokratis Gaya kepemimpinan yang pertama
adalah demokratis. Mungkin Anda sudah sering mendengar tentang gaya
kepemimpinan ini. Mengusung konsep demokrasi, pemimpin yang demokratis
mau untuk selalu berdiskusi sebelum mengambil keputusan. 2. Visioner pemimpin
visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat dimanfaatkan untuk
masa depan perusahaan. Bahkan ide dan rencana ini belum pernah terpikirkan oleh
pihak lainnya. 3. Multikultural Gaya kepemimpinan ini diaplikasikan dalam
instansi dengan karyawan yang memiliki lintas budaya. Salah satu keputusan yang
biasa diambil oleh pemimpin dengan gaya multikultural adalah mau merayakan
berbagai perayaan hari raya dari ragam latar belakang bersama seluruh karyawan.
Dengan begitu, maka rasa kebersamaan di dalam perusahaan ini semakin kuat
lagi.4. Strategis Gaya kepemimpinan strategis identik dengan tim riset karena
mampu merancang pola dinamis. Semua keputusan yang dikeluarkan sudah
didasari oleh berbagai riset sehingga menjadi lebih meyakinkan untuk dijalankan.
5. Suportif Pemimpin yang bersifat suportif memiliki berbagai ciri-ciri serta
mampu menguntungkan pihak bawahan juga. Setiap kebutuhan karyawan dapat
terpenuhi dan dilibatkan dalam memecahkan masalah. Pemimpin seperti ini juga
menggunakan pendekatan personal dalam interaksi bersama bawahan agar mampu
meningkatkan hubungan personal. 6. Otokratis Seseorang dengan gaya
kepemimpinan ini memiliki kuasa penuh di dalam memimpin. Pemimpin otokratis
akan mengambil keputusan secara mutlak tanpa meminta masukan dari bawahan.
7. Transaksional Seseorang dengan gaya kepemimpinan transaksional berfokus
pada aturan yang telah disetujui.
Pembangunan Desa
Pembangunan pedesaan merupakan proses pengembangan kemandirian. Pengembangan
kemandirian akan dapat meningkatkan pendapatan dan peningkatan pendapatan akan dapat
menciptakan kesejahteraan keluarga dalam upaya menghindarkan masyarakat pedesaan dari
himpitan kemiskinan akan terentaskan. Pembangunan pedesaan pada umumnya digunakan
untuk mewujudkan tindakan yang diambil dan inisiatif untuk mengingkatkan taraf hidup di
lingkungan pedesaan, dan desa-desa terpencil. Berkaitan dengan pembangunan desa maka
ada beberapa masalah yang seringkali ditemui di berbagai desa yang perlu mendapat
perhatian diantaranya: (1) Terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang baik dan
profesional; (2) Terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik
yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri (internal) maupunsumber dana dari luar
(eksternal); (3) Belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu berperan
secara efektif; (4) Belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas; dan (5)
Kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional.
Pembangunan desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat, sehingga sumber daya yang
terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Beberapa sasaran yang dapat
dikembangkan atau dicapai dalam suatu pembangunan desa adalah sebagai berikut: (1)
Pembangunan Ekonomi Kerakyatan, (2) Pengembagan Sumber daya Manusia yang handal,
(3) Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, (4) Strategis pencapaian Pembangunan Desa, (5)
Manajemen pembagunan Desa.
Pelaksanaan
Menurut Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 juga mengatur bagaimana pelaksanaan
pembangunan dilaksanakan sebagaimana penjelasan berikut. Pembangunan desa
dikoordinasikan oleh kepala desa dan dilaksanakan oleh perangkat desa atau unsur
masyarakat desa. Pembangunan desa meliputi pembangunan berskala lokal desa dan
pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke desa. Pelaksanaan pembangunan yang
berskala lokal dikelola melalui swakelola desa, kerjasama antar desa atau kerjasama desa
dengan pihak ketiga. Kepala desa mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan
pembangunan terhitung sejak APB Desa ditetapkan. Pembangunan desa yang bersumber
dari program sektoral atau program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten. Jika ketentuan
menyatakan bahwa pelaksanaan program sektor atau program daerah diintegrasikan ke
dalam pembangunan desa, maka program sektor atau program daerah di desa dicatat dalam
APB Desa. Jika ketentuan menyatakan bahwa pelaksanaan program sektor atau program
daerah didelegasikan kepada desa, maka desa mempunyai kewenangan untuk mengurusnya.
Pelaksanaan program sektor atau program daerah dibahas dan disepakati dalam
musyawarah desa yang diselenggarakan oleh BPD. Jika musyawarah desa tidak
menyepakati teknis pelaksanaan program sektor atau program daerah, kepala desa dapat
mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai
dasar pertimbangan keberatan dimaksud kepada bupati melalui camat. Kepala desa
mengoordinasikan pelaksanaan program sektor atau program daerah yang didelegasikan
pelaksanaannya kepada desa. Pelaksanaan program sektor atau program daerah dilakukan
oleh perangkat desa atau unsur masyarakat desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tahapan persiapan
Tahapan persiapan pembangunan desa meliputi penetapan pelaksana kegiatan,
penyusunan rencana kerja, sosialisasi kegiatan, pembekalan pelaksana kegiatan, penyiapan
dokumen administrasi, pengadaan tenaga kerja dan pengadaan bahan/material.
Penetapan pelaksana kegiatan
Pada tahapan ini, kepala desa memeriksa daftar calon pelaksana kegiatan yang
tercantum dalam dokumen RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Kepala desa
menetapkan pelaksana kegiatan dengan keputusan kepala desa. Dalam hal pelaksana
kegiatan mengundurkan diri, pindah domisili keluar desa atau dikenai sanksi pidana, kepala
desa dapat mengubah pelaksana kegiatan tersebut. Pelaksana kegiatan bertugas membantu
kepala desa mulai dari tahap persiapan hingga tahapan pelaksanaan kegiatan.
Penyusunan rencana kerja
Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama kepala desa. Rencana kerja
memuat antara lain: uraian kegiatan, biaya, waktu pelaksanaan, lokasi, kelompok sasaran,
tenaga kerja dan daftar pelaksana kegiatan. Rencana kerja dituangkan dalam format rencana
kerja untuk ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
Sosialisasi kegiatan
Kepala desa menginformasikan dokumen RKP Desa, APB Desa dan rencana kerja
kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan. Sosialisasi dilakukan antara lain melalui:
musyawarah pelaksanaan kegiatan desa, musyawarah dusun, musyawarah kelompok, sistem
informasi desa berbasis website, papan informasi desa dan media lain sesuai kondisi desa.
Pembekalan pelaksana kegiatan
Kepala desa mengoordinasikan pembekalan pelaksana kegiatan di desa. Pemerintah
pusat, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten melaksanakan pembekalan.
Pelaksanaan pembekalan dilakukan dengan pembimbingan teknis. Peserta pembimbingan
teknis antara lain kepala desa, perangkat desa, BPD, pelaksana kegiatan, panitia pengadaan
barang dan jasa, kader pemberdayaan masyarakat desa dan lembaga pemberdayaan
masyarakat. Materi pembekalan antara lain pengelolaan keuangan desa, penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pembangunan desa. Materi pembekalan pengelolaan keuangan desa
antara lain teknis administrasi pengelolaan keuangan dan teknis penyusunan dokumen
pertanggungjawaban keuangan.
Penyiapan dokumen administrasi kegiatan
Pelaksana kegiatan menyiapkan dokumen administrasi kegiatan, berkoordinasi
dengan kepala desa. Dokumen administrasi sekurang-kurangnya meliputi dokumen RKP
Desa beserta lampiran, dokumen APB Desa, dokumen administrasi keuangan, dokumentasi
foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan, daftar masyarakat penerima manfaat,
pernyataan kesanggupan pelaksana kegiatan menyelesaikan pekerjaan, penyiapan dokumen
peralihan hak melalui hibah dari warga masyarakat kepada desa atas lahan/tanah yang
menjadi aset desa sebagai dampak kegiatan pembangunan desa, penyiapan dokumen jual-beli
antara warga masyarakat dengan desa atas lahan/tanah yang terkena dampak kegiatan
pembangunan desa, penyiapan dokumen pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat
untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi atau tanaman yang terkena dampak
kegiatan pembangunan desa, penyiapan dokumen pembayaran ganti rugi atas bangunan
pribadi atau tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan desa dan laporan hasil
analisis sederhana perihal dampak sosial dan lingkungan.
Pengadaan tenaga kerja dan bahan/material
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa mengutamakan pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang ada di desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong
royong masyarakat. Pelaksana kegiatan mendayagunakan sumber daya manusia yang ada di
desa dengan melakukan pendataan kebutuhan tenaga kerja, pendaftaran calon tenaga kerja,
pembentukan kelompok kerja, pembagian jadwal kerja dan pembayaran upah atau honor.
Besaran upah atau honor sesuai dengan perhitungan besaran upah atau honor yang tercantum
di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Pelaksana kegiatan mendayagunakan
sumber daya alam yang ada di desa dengan melakukan pendataan kebutuhan material/bahan
yang diperlukan, penentuan material/bahan yang disediakan dari desa dan menentukan cara
pengadaan material/bahan. Besaran harga material/bahan sesuai dengan perhitungan harga
yang tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Pelaksana kegiatan
mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat desa dengan melakukan
penghimpunan dan pencatatan dana swadaya masyarakat, sumbangan dari pihak ketiga dan
tenaga sukarela dari unsur masyarakat, pendataan sumbangan masyarakat desa atau pihak
ketiga yang berbentuk barang, pendataan hibah dari masyarakat desa atau pihak ketiga,
pembentukan kelompok tenaga kerja sukarela dan penetapan jadwal kerja. Jenis dan jumlah
swadaya masyarakat serta tenaga sukarela sekurang-kurangnya sesuai dengan rencana yang
tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.
Kepala desa menjamin pelaksanaan swadaya dan gotong royong masyarakat dengan
mengadministrasikan dokumen, antara lain pernyataan pemberian hibah dari warga
masyarakat desa atau pihak ketiga kepada desa atas lahan/tanah yang menjadi aset desa
sebagai dampak kegiatan pembangunan desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah
oleh kepala desa, pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat desa atau pihak ketiga
untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi atau tanaman yang terkena dampak
kegiatan pembangunan desa. Pembiayaan akta hibah dilakukan melalui APB Desa.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dilakukan tanpa merugikan hak-hak rumah tangga
miskin atas aset lahan/tanah, bangunan pribadi atau tanaman yang terkena dampak kegiatan
pembangunan desa. Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dilakukan dengan cara
peralihan hak kepemilikan atas lahan/tanah melalui jual beli dan pemberian ganti rugi atas
bangunan pribadi dan/atau tanaman. Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka
perlindungan hak-hak rumah tangga miskin dilakukan melalui APB Desa. Penentuan besaran
ganti rugi diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kepala desa mengutamakan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
ada di desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat melalui
mekanisme pembangunan desa secara swakelola. Dalam hal mekanisme swakelola tidak
dapat dilakukan oleh kepala desa, diselenggarakan pengadaan barang dan/atau jasa yang
diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Peran kepala desa dalam pembanguna
desa adalah melakukan penyuluhan rencana kegiatan pembangunan desa melalui gagasan
kepala desa dan melalui gagasan komunikasi masyarakat. Selain itu, peran kepala desa
adalah sebagi motivator, fasilitator, dan innovator dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa. Terlihat bahwa kepala desa sangat berperan aktif dalam
penyelenggaraan komunikasi dengan masyarakat, faktor-faktor hambatan yang
mempengaruhi peran kepala desa dalam Pembangunan adalah ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai dan berdaya guna bagi masyarakat