Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA

Abstrak

Peran kepala desa dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya adalah


sebagai perencanaan pembangunan, pengawas pembangunan, dan pelopor
pembangunan. Peran kepala desa Tamanagung Kecamatan cluring Kabupaten
Banyuwangi sangat diharapkan sebagai kepala pemerintah desa untuk
meningkatkan pembangunan desa di bidang fisik, kepala desa juga sebagai
motivator yang mendorong masyarakat untuk ikut bekerja sama dalam
melaksanakan pembangunan desa ini dalam bidang fisik, serta sebagai inovator
harus mempunyai ide-ide kreatif dalam menigkatkan pembanguan desa dalam
bidang fisik. Penelitian ini adalah: Penyusunan Rencana Kerja Pembangun dan
Pelaksanaan kegiatan. Populasi adalah Kepala Desa, Perangkat Desa dan
Keseluruhan Mayarakat Desa Tamanagung Kecamatan Cluring
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: Peran Kepala Desa
Dalam Pembanguna Desa. Selain itu, peran kepala desa adalah sebagi motivator,
fasilitator, dan innovator dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan desa. Terlihat
bahwa Kepala desa sangat berperan aktif dalam penyelenggaraan komunikasi
dengan masyarakat, Faktor-faktor hambatan yang mempengaruhi Peran Kepala
Desa Dalam Pembangunan adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai.
PENDAHULUAN

Untuk merealisasikan tujuan pembangunan, maka segenap potensi alam


harus digali, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Begitu pula
dengan Potensi manusia berupa penduduk yang banyak jumlahnya harus
ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sehingga, mampu menggali,
mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal. Berbagai
rencana dan program-program pembangunan sebagai wujud pelaksanaan
pemerintah telah dibuat. Dalam mewujudkan tujuan program pembangunan pada
setiap lembaga dibutuhkan suatu pola manajerial dalam pengelolaan
pembangunan. Salah satu hal yang dibutuhkan adalah kesadaran dan partisipasi
aktif dari seluruh masyarakat dalam menunjang suksesnya pelaksanaan program
pembangunan. Selain itu juga diperlukan kebijaksanaan pemerintah untuk
mengarahkan serta membimbing masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan
program pembangunan. Dengan memasuki rezim reformasi, maka telah
mengubah ruang lingkup tata pemerintah di Indonesia, pemerintah pusat
memberikan kewenangan untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya atau
daerahnya sendiri yang bisa disebut otonomi daerah. Tujuan otonomi daerah
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah masing-masing.
Pemerintah daerah sebagai perangkat pemerintah pusat dalam proses
pengembangan harus mampu mengakomodir, mengelola, memberdayakan
sumber-sumber yang ada seluruhannya didaerahnya, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam.
Dengan jumlah penduduk yang sangat padat dan Sumber Daya Manusia yang
memadai harusnya mampu menigkatkan kualitas pembangunan desa menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Dampak negatif akibat kurang perhatian pada pembangunan desa yaitu
keterbelakangan perekonomian di pedesaan dan minimnya sarana dan prasarana, dengan
dibuktikanya masih banyak sebagian jalan-jalan yang rusak, lembaga pendidikan dan
gedung-gedung sekolah yang masih terbatas jika hal ini dibiarkan akan mengganggu
aktivitas kegiatan masyarakat Desa Tamanagung dalam beraktivitas. Peran kepala desa
sangat diharapkan sebagai kepala pemerintah desa dalam meningkatkan pembangunan desa,
kepala desa sebagai pemgambil keputusan dalam perencanaan pembangunan mempunyai
peran yang sangat strategis, kepala desa juga sebagai motivator yang mendorong
masyarakat untuk ikut bekerja sama dalam melaksanakan pembangunan desa, kepala desa
juga sebagai inovator harus mempunyai ide- ide kreatif dalam menigkatkan pembanguan
desa dalam bidang fisik. Berdasar dari latar belakang permasalahan yang ada, maka
rumusan masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah, yaitu: (1)
Bagaimana Peran Kepala Desa Dalam Pembanguna Desa, (2) Faktor-faktor hambatan yang
mempengaruhi Peran Kepala Desa Dalam Pembangunan. Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui Peran Kepala Desa Tamanagung Dalam Pembangunan Desa dan untuk
mengetahui faktor-faktor hambatan yang mempengaruhi Kepala Desa Tamanagung Dalam
Pembangunan Desa. Manfaat hasil penelitian adalah sebagai bahan masukan.

METODE PENELITIAN
Berbagai hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang digunakandalam penelitian ini
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu


prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada
latar ilmiah dan individu tersebut secara holistic atau utuh.
2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Dusun Krajan. Dusun ini merupakan salah satu
bagian dari Desa Tamanagung.
3. Sumber Data Pada penelitian, ada beberapa sumber data yang diperoleh untuk
memperkuat penelitian ini, Menurut Sugiyono (2001:225) bila dilihat dari sumber
datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data dan sumber sekunder yaitu sumber sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data.
4. Tehnik Pengumpulan Data Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut:
a. Metode wawancara Metode interview adalah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara Sedangkan
menurut Lexy. J. 3 Moloeng, mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam. Selain itu metode wawancara digunakan
untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari narasumber atau responden
tertentu.
5. Analisis Data Dalam analisis data, penulis menggunakan teknik analisis data
dengan menguraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkiptranskip wawancara, catatan lapangan dan bahan- bahan lain agar dapat
menyajikan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu
teknik analisis berupa klasifikasi dari hasil wawancara sebagai jawaban dari
permasalahan dalam penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Peran
Peran dapat diartikan sebagai perbuatan seseorang atas sesuatu pekerjaan. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
dalam suatu peristiwa”. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. Setiap orang memiliki macam-
macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan- kesempatan
apa yang diberikan oleh masyarakat dalam menjalankan suatu peran.
Oleh sebab itu Kepala Desa harus dapat mengusahakan proses penggerakkan dapat
berjalan dengan baik, artinya tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalah pahaman didalam
proses penggerakkan ini meliputi kegiatan-kegiatan antara lain: (1) Memberikan perintah,
dan (2) Memberikan bimbingan

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpnan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain agar dapat melaksanakan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan yang
diinginkan. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dalam
melaksanakan tugasnya ia dapat mempengaruhi orang lain.
Suatu kepemimpinan (leadership) dapat dilaksanakan atau diterapkan
dengan berbagai cara (metode). 1. Demokratis Gaya kepemimpinan yang pertama
adalah demokratis. Mungkin Anda sudah sering mendengar tentang gaya
kepemimpinan ini. Mengusung konsep demokrasi, pemimpin yang demokratis
mau untuk selalu berdiskusi sebelum mengambil keputusan. 2. Visioner pemimpin
visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat dimanfaatkan untuk
masa depan perusahaan. Bahkan ide dan rencana ini belum pernah terpikirkan oleh
pihak lainnya. 3. Multikultural Gaya kepemimpinan ini diaplikasikan dalam
instansi dengan karyawan yang memiliki lintas budaya. Salah satu keputusan yang
biasa diambil oleh pemimpin dengan gaya multikultural adalah mau merayakan
berbagai perayaan hari raya dari ragam latar belakang bersama seluruh karyawan.
Dengan begitu, maka rasa kebersamaan di dalam perusahaan ini semakin kuat
lagi.4. Strategis Gaya kepemimpinan strategis identik dengan tim riset karena
mampu merancang pola dinamis. Semua keputusan yang dikeluarkan sudah
didasari oleh berbagai riset sehingga menjadi lebih meyakinkan untuk dijalankan.
5. Suportif Pemimpin yang bersifat suportif memiliki berbagai ciri-ciri serta
mampu menguntungkan pihak bawahan juga. Setiap kebutuhan karyawan dapat
terpenuhi dan dilibatkan dalam memecahkan masalah. Pemimpin seperti ini juga
menggunakan pendekatan personal dalam interaksi bersama bawahan agar mampu
meningkatkan hubungan personal. 6. Otokratis Seseorang dengan gaya
kepemimpinan ini memiliki kuasa penuh di dalam memimpin. Pemimpin otokratis
akan mengambil keputusan secara mutlak tanpa meminta masukan dari bawahan.
7. Transaksional Seseorang dengan gaya kepemimpinan transaksional berfokus
pada aturan yang telah disetujui.

Pengertian Kepala Desa

Desa adalah kesatuan masyaraka hukum yang memiliki kewenangan


untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan sal-
usul dan adat – istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional
dan berada di daerah kabupaten. Kepala Desa merupakan pimpinan dari
pemerintah desa. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menyebutkan bahwa Tugas Kepala Desa adalah Menyelenggarakan Pemerintahan
Desa, Melaksanakan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kepala desa mempunyai peran dan juga
kedudukan yang sangat penting dalam pemerintahan desa. Ia merupakan pemimpin
terhadap jalannya tata urusan pemerintahan yang ada di desa. Seorang kepala desa
merupakan penyelenggara dan sekaligus sebagai penanggung jawab atas jalannya roda
pemerintahan dan pembangunan di dalam wilayahnya. Di samping menjalankan urusan
pemerintahan dan pembangunan, kepala desa juga mempunyai kewajiban lain yaitu
menyelenggarakan urusan di bidang kemasyarakatan membina ketentraman dan ketertiban
masyarakat serta membina dan mengembangkan jiwa dan semangat gotong royong
masyarakat. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya terutama dalam hal menjalankan
serta meningkatkan pembangunan bagi masyarakat ia perlu dibantu oleh perangkat desa
untuk mengadakan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pemerintah yang ada di atasnya
dengan aparat lain yang terkait.
Sebagai seorang kepala desa, sekaligus pemimpin dalam pemerintahan desa maka
seorang kepala desa harus mempunyai jiwa pemimpin, mampu dan mau bekerja sama
dengan para perangkat desa yang lainnya maupun dengan aparat pemerintah lain di atasnya
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Selain itu, kepala desa juga mempunyai
kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa kepada
Bupati/Walikota, memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), serta menginformasikan laporan penyelengaraan
pemerintah desa kepada masyarakat. Peran kepala desa dalam struktur masyarakat desa
sangat besar. Hal ini karena kebanyakan desa-desa di Indonesia masyarakatnya masih
bercorak paternalistik. Oleh karena itu apa yang dianggap baik dan benar, yang dianjurkan,
yang dikatakan dan dilakukan oleh kepala desa merupakan pedoman dan contoh langsung
bagi “anak buahnya” untuk melakukan tindakan yang sama.

Pembangunan Desa
Pembangunan pedesaan merupakan proses pengembangan kemandirian. Pengembangan
kemandirian akan dapat meningkatkan pendapatan dan peningkatan pendapatan akan dapat
menciptakan kesejahteraan keluarga dalam upaya menghindarkan masyarakat pedesaan dari
himpitan kemiskinan akan terentaskan. Pembangunan pedesaan pada umumnya digunakan
untuk mewujudkan tindakan yang diambil dan inisiatif untuk mengingkatkan taraf hidup di
lingkungan pedesaan, dan desa-desa terpencil. Berkaitan dengan pembangunan desa maka
ada beberapa masalah yang seringkali ditemui di berbagai desa yang perlu mendapat
perhatian diantaranya: (1) Terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang baik dan
profesional; (2) Terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik
yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri (internal) maupunsumber dana dari luar
(eksternal); (3) Belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu berperan
secara efektif; (4) Belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas; dan (5)
Kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional.
Pembangunan desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat, sehingga sumber daya yang
terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Beberapa sasaran yang dapat
dikembangkan atau dicapai dalam suatu pembangunan desa adalah sebagai berikut: (1)
Pembangunan Ekonomi Kerakyatan, (2) Pengembagan Sumber daya Manusia yang handal,
(3) Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, (4) Strategis pencapaian Pembangunan Desa, (5)
Manajemen pembagunan Desa.

Mekanisme Pembangunan Desa

Ada 4 tahapan dalam proses pembangunan desa, yaitu Perencanaan, Pembangunan,


pengawasan, dan pertanggungjawaban.
1) Perencanaan Perencanaan Pembangunan Desa yaitu tahapan awal yang dilakukan oleh
pemerintah desa yang didalamnya ikut terlibat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta
masyarakat secara partisipatif untuk memanfaatkan semua sumber daya Desa dalam rangka
untuk mencapai tujuan bersama. Perencanaan dalam Pembangunan Desa disusun oleh
Pemerintah Desa sesuai dengan Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan berskala lokal Desa dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
kabupaten/kota. Perencanaan Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa
dengan melibatkan unsur dari masyarakat Desa dan juga boleh didampingi oleh perangkat
daerah kabupaten/kota, tenaga pendamping profesional, Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa; dan/atau pihak lainnya. Adapun proses perencanaan pembangunan desa terdiri atas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang disusun untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang disusun untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun. Dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak
pelantikan kepala Desa, 4 tahapan dalam proses pembangunan desa, yaitu Perencanaan,
Pembangunan, pengawasan, dan pertanggungjawaban harus sudah ditetapkan. sedangkan
untuk Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), disusun pada bulan Juli tahun berjalan
dan ditetapkan paling lambat akhir bulan September tahun berjalan.
2) Pelaksanaan Pelaksanaan Pembangunan Desa merupakan semua kegiatan yang
dilaksanakan secara swakelola oleh Pemerintah Desa dan/atau kerja sama antar Desa
kecuali pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan jasa konstruksi. Pelaksanaan
Pembangunan Desa dilaksanakan melalui dua tahapan yaitu persiapan dan pelaksanaan
pembangunan. Dalam hal desa melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian
khusus dan jasa konstruksi melibatkan jasa pihak ketiga sesuai dengan ketentuan Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang
Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa. Tahapan persiapan yang
meliputi penetapan Pelaksana Kegiatan, penyusunan rencana kerja, sosialisasi dan/atau
publikasi kegiatan, pembekalan Pelaksana Kegiatan, pelaksanaan koordinasi dan sinergitas
pelaksanaan kegiatan, penyiapan dokumen administrasi, pembentukan tim pengadaan
barang dan jasa, pengadaan tenaga kerja, dan pengadaan bahan/material. Selanjutnya, untuk
tahap pelaksanaan pembangunan Desa, Kepala Desa mengoordinasikan pelaksanaan
kegiatan paling sedikit meliputi rapat kerja pelaksanaan kegiatan, pengendalian pelaksanaan
kegiatan, perubahan pelaksanaan kegiatan, penanganan pengaduan dan penyelesaian
masalah, pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan, pertanggungjawaban hasil pelaksanaan
kegiatan, dan pemanfaatan dan keberlanjutan hasil kegiatan.
3) Pengawasan Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan Pembangunan Desa dilakukan
oleh Pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Pengawasan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa seyogyanya juga dapat dilakukan
oleh masyarakat secara partisipatif, hasil pengawasan dan pemantauan ini kemudian dapat
menjadi dasar pembahasan dalam Musyawarah Desa (Musdes).
4) Pertanggungjawaban Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi
APBDes kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setelah disetujui oleh BPD setiap akhir
tahun anggaran yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran
berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Pelaksanaan
Menurut Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 juga mengatur bagaimana pelaksanaan
pembangunan dilaksanakan sebagaimana penjelasan berikut. Pembangunan desa
dikoordinasikan oleh kepala desa dan dilaksanakan oleh perangkat desa atau unsur
masyarakat desa. Pembangunan desa meliputi pembangunan berskala lokal desa dan
pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke desa. Pelaksanaan pembangunan yang
berskala lokal dikelola melalui swakelola desa, kerjasama antar desa atau kerjasama desa
dengan pihak ketiga. Kepala desa mengoordinasikan persiapan dan pelaksanaan
pembangunan terhitung sejak APB Desa ditetapkan. Pembangunan desa yang bersumber
dari program sektoral atau program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten. Jika ketentuan
menyatakan bahwa pelaksanaan program sektor atau program daerah diintegrasikan ke
dalam pembangunan desa, maka program sektor atau program daerah di desa dicatat dalam
APB Desa. Jika ketentuan menyatakan bahwa pelaksanaan program sektor atau program
daerah didelegasikan kepada desa, maka desa mempunyai kewenangan untuk mengurusnya.
Pelaksanaan program sektor atau program daerah dibahas dan disepakati dalam
musyawarah desa yang diselenggarakan oleh BPD. Jika musyawarah desa tidak
menyepakati teknis pelaksanaan program sektor atau program daerah, kepala desa dapat
mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai
dasar pertimbangan keberatan dimaksud kepada bupati melalui camat. Kepala desa
mengoordinasikan pelaksanaan program sektor atau program daerah yang didelegasikan
pelaksanaannya kepada desa. Pelaksanaan program sektor atau program daerah dilakukan
oleh perangkat desa atau unsur masyarakat desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tahapan persiapan
Tahapan persiapan pembangunan desa meliputi penetapan pelaksana kegiatan,
penyusunan rencana kerja, sosialisasi kegiatan, pembekalan pelaksana kegiatan, penyiapan
dokumen administrasi, pengadaan tenaga kerja dan pengadaan bahan/material.
Penetapan pelaksana kegiatan
Pada tahapan ini, kepala desa memeriksa daftar calon pelaksana kegiatan yang
tercantum dalam dokumen RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Kepala desa
menetapkan pelaksana kegiatan dengan keputusan kepala desa. Dalam hal pelaksana
kegiatan mengundurkan diri, pindah domisili keluar desa atau dikenai sanksi pidana, kepala
desa dapat mengubah pelaksana kegiatan tersebut. Pelaksana kegiatan bertugas membantu
kepala desa mulai dari tahap persiapan hingga tahapan pelaksanaan kegiatan.
Penyusunan rencana kerja
Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama kepala desa. Rencana kerja
memuat antara lain: uraian kegiatan, biaya, waktu pelaksanaan, lokasi, kelompok sasaran,
tenaga kerja dan daftar pelaksana kegiatan. Rencana kerja dituangkan dalam format rencana
kerja untuk ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
Sosialisasi kegiatan
Kepala desa menginformasikan dokumen RKP Desa, APB Desa dan rencana kerja
kepada masyarakat melalui sosialisasi kegiatan. Sosialisasi dilakukan antara lain melalui:
musyawarah pelaksanaan kegiatan desa, musyawarah dusun, musyawarah kelompok, sistem
informasi desa berbasis website, papan informasi desa dan media lain sesuai kondisi desa.
Pembekalan pelaksana kegiatan
Kepala desa mengoordinasikan pembekalan pelaksana kegiatan di desa. Pemerintah
pusat, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten melaksanakan pembekalan.
Pelaksanaan pembekalan dilakukan dengan pembimbingan teknis. Peserta pembimbingan
teknis antara lain kepala desa, perangkat desa, BPD, pelaksana kegiatan, panitia pengadaan
barang dan jasa, kader pemberdayaan masyarakat desa dan lembaga pemberdayaan
masyarakat. Materi pembekalan antara lain pengelolaan keuangan desa, penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pembangunan desa. Materi pembekalan pengelolaan keuangan desa
antara lain teknis administrasi pengelolaan keuangan dan teknis penyusunan dokumen
pertanggungjawaban keuangan.
Penyiapan dokumen administrasi kegiatan
Pelaksana kegiatan menyiapkan dokumen administrasi kegiatan, berkoordinasi
dengan kepala desa. Dokumen administrasi sekurang-kurangnya meliputi dokumen RKP
Desa beserta lampiran, dokumen APB Desa, dokumen administrasi keuangan, dokumentasi
foto/gambar sebelum kegiatan pembangunan dilakukan, daftar masyarakat penerima manfaat,
pernyataan kesanggupan pelaksana kegiatan menyelesaikan pekerjaan, penyiapan dokumen
peralihan hak melalui hibah dari warga masyarakat kepada desa atas lahan/tanah yang
menjadi aset desa sebagai dampak kegiatan pembangunan desa, penyiapan dokumen jual-beli
antara warga masyarakat dengan desa atas lahan/tanah yang terkena dampak kegiatan
pembangunan desa, penyiapan dokumen pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat
untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi atau tanaman yang terkena dampak
kegiatan pembangunan desa, penyiapan dokumen pembayaran ganti rugi atas bangunan
pribadi atau tanaman yang terkena dampak kegiatan pembangunan desa dan laporan hasil
analisis sederhana perihal dampak sosial dan lingkungan.
Pengadaan tenaga kerja dan bahan/material
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa mengutamakan pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang ada di desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong
royong masyarakat. Pelaksana kegiatan mendayagunakan sumber daya manusia yang ada di
desa dengan melakukan pendataan kebutuhan tenaga kerja, pendaftaran calon tenaga kerja,
pembentukan kelompok kerja, pembagian jadwal kerja dan pembayaran upah atau honor.
Besaran upah atau honor sesuai dengan perhitungan besaran upah atau honor yang tercantum
di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Pelaksana kegiatan mendayagunakan
sumber daya alam yang ada di desa dengan melakukan pendataan kebutuhan material/bahan
yang diperlukan, penentuan material/bahan yang disediakan dari desa dan menentukan cara
pengadaan material/bahan. Besaran harga material/bahan sesuai dengan perhitungan harga
yang tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa. Pelaksana kegiatan
mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat desa dengan melakukan
penghimpunan dan pencatatan dana swadaya masyarakat, sumbangan dari pihak ketiga dan
tenaga sukarela dari unsur masyarakat, pendataan sumbangan masyarakat desa atau pihak
ketiga yang berbentuk barang, pendataan hibah dari masyarakat desa atau pihak ketiga,
pembentukan kelompok tenaga kerja sukarela dan penetapan jadwal kerja. Jenis dan jumlah
swadaya masyarakat serta tenaga sukarela sekurang-kurangnya sesuai dengan rencana yang
tercantum di dalam RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa.
Kepala desa menjamin pelaksanaan swadaya dan gotong royong masyarakat dengan
mengadministrasikan dokumen, antara lain pernyataan pemberian hibah dari warga
masyarakat desa atau pihak ketiga kepada desa atas lahan/tanah yang menjadi aset desa
sebagai dampak kegiatan pembangunan desa dan diikuti dengan proses pembuatan akta hibah
oleh kepala desa, pernyataan kesanggupan dari warga masyarakat desa atau pihak ketiga
untuk tidak meminta ganti rugi atas bangunan pribadi atau tanaman yang terkena dampak
kegiatan pembangunan desa. Pembiayaan akta hibah dilakukan melalui APB Desa.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dilakukan tanpa merugikan hak-hak rumah tangga
miskin atas aset lahan/tanah, bangunan pribadi atau tanaman yang terkena dampak kegiatan
pembangunan desa. Pelaksanaan kegiatan pembangunan desa dilakukan dengan cara
peralihan hak kepemilikan atas lahan/tanah melalui jual beli dan pemberian ganti rugi atas
bangunan pribadi dan/atau tanaman. Pembiayaan yang dibutuhkan dalam rangka
perlindungan hak-hak rumah tangga miskin dilakukan melalui APB Desa. Penentuan besaran
ganti rugi diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kepala desa mengutamakan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
ada di desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat melalui
mekanisme pembangunan desa secara swakelola. Dalam hal mekanisme swakelola tidak
dapat dilakukan oleh kepala desa, diselenggarakan pengadaan barang dan/atau jasa yang
diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
SIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Peran kepala desa dalam pembanguna
desa adalah melakukan penyuluhan rencana kegiatan pembangunan desa melalui gagasan
kepala desa dan melalui gagasan komunikasi masyarakat. Selain itu, peran kepala desa
adalah sebagi motivator, fasilitator, dan innovator dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan desa. Terlihat bahwa kepala desa sangat berperan aktif dalam
penyelenggaraan komunikasi dengan masyarakat, faktor-faktor hambatan yang
mempengaruhi peran kepala desa dalam Pembangunan adalah ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai dan berdaya guna bagi masyarakat

You might also like