Skripsi Gangguan Kesadaran Stroke

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 102

PENGARUH FAMILIAR AUDITORY SENSORY TRAINING

(FAST) PADA TINGKAT KESADARAN PASIEN STROKE


DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
JEMBER 2020
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
JEMBER 2020

ii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :


1. Ayahanda Nanang Abriyanto, Ibunda Dwi Warastuti, Adik tercinta Ratih
Dewi Safitri dan Firman Aziizu Nur Pambudi serta keluarga yang telah
memberikan doa dan motivasi;
2. Almamater SDN Purwoprajan II Jebres, SMP N 4 Surakarta, SMA N 7
Surakarta dan Bapak/Ibu guru tercinta yang telah memberikan nasihat serta
ilmunya selama ini;
3. Almamater Fakultas Keperawatan dan seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah
memberikan nasihat serta ilmunya selama ini;
4. Teman-teman Fakultas Keperawatan angkatan 2016, terutama untuk
teman- teman kelas D tercinta yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam penyusunan skripsi ini;
5. Teman-teman satu DPU yang senantiasa memberi dukungan, bantuan,
motivasi dan doa serta tempat berbagi keluh kesah selama proses
penyusunan skripsi, proses penelitian sampai terselesaikan skripsi ini.
6. Patner Indana Firdausi Nuzula, Wildiah Nursyafiqoh Putri, Nisrina,
Nurhayati, Norma Justika, dan Evi Nursyafitri yang senantiasa memberi
dukungan, bantuan, motivasi dan doa serta tempat berbagi keluh kesah
selama proses penyusunan skripsi, proses penelitian sampai terselesaikan
skripsi ini.
7. Teman-teman KKN Lintas Provinsi Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan yang
selalu memberi dukungan dan doa dalam proses penyusunan skripsi ini;
8. Teman- teman kos Wijaya 2 yang selalu memberi dukungan dandoa dalam
proses penyusunan skripsi ini;

iii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya


(terjemahan QS Al-Baqarah Ayat 286)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada


kemudahan (terjemahan QS Al-Insyirah Ayat
5)

iv
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

v
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

SKRIPSI

Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Ns. Jon Hafan S., M.Kep., Sp. Kep.MB
Dosen Pembimbing Anggota : Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.
Kep.MB

vi
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

vii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) Pada Tingkat


Kesadaran Pasien Stroke Di RSD dr. Soebandi Jember (Effects of Familiar
Auditory Sensory Training (FAST) on Stroke Patient Awareness Levels at RSD
dr. Soebandi Jember)

Cirila Aripratiwi
Faculty of Nursing, University of

Jember ABSTRACT

Stroke can cause a decrease in consciousness. Stroke with decreased


consciousness found in RSD dr. Soebandi Jember. Awareness raising needs to be
done with interventions such as FAST (Familiar Sensory Auditory Training). The
purpose of this study was to determine the effect of Familiar Sensory Auditory
Training (FAST) on the level of awareness of stroke patients. The dependent
variable of this study is the FAST (Familiar Auditory Sensory Training) and the
independent variable, Level of Awareness. The study included 29 stroke patients
who experienced a decrease in consciousness. 29 patients were divided into 15
intervention groups who were given FAST therapy for three days. FAST is given 3
times a day. The next 14 patients in the control group were only given GCS
examination. The level of patient awareness was measured using the Glasgow
Coma Scale (GCS) instrument which consisted of 3 components including eye,
verbal, and motor responses. Data were analyzed in SPSS using the Mann-
Whitney, Wilcoxon, and Shapiro-Wilk test. Test results in the intervention and
control groups p value 0.010 (p value <α). FAST (Familiar Sensory Auditory
Training) can help increase awareness in stroke patients. The increase in GCS
value is caused by when the patient listens to FAST, the wave will be channeled
through the ossicles in the middle ear and travel to the auditory nerve through
cochlear fluid after that it will stimulate the release of endophrin hormones which
will relax the body, thereby reducing stimulus of the sympathetic nervous system is
decreasing neuromuscular tension, and increased awareness threshold. It is
hoped that FAST will carry out further research to be more perfect, and can be
applied by nurses in specialized inpatient nerves.
Keywords: Stroke, Familiar Auditory Sensory Training (FAST), Glasgow Coma
Scale (GCS), Awareness Level

viii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

RINGKASAN

Pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) Pada Tingkat


Kesadaran Pasien Stroke Di RSD dr. Soebandi Jember ; Cirila Aripratiwi;
162310101161; 2020; 126 halaman; Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
Keperawatan, Universitas Jember.

Stroke pada jangka waktu yang tidak ditentukan akan menyebabkan


penurunan kesadaran terhadap penderitanya. Pada pasien stroke pengurangan
stimulasi sensorik mengarah ke penurunan aktivasi sistem reticular (RAS) dan
hilangnya kemampuan untuk menstimulasi tingkat aktivitas otak yang normal, hal
inilah yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran. Tingkat
kesadaran seseorang dapat dinilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS). Pasien
stroke yang mengalami penurunan kesadaran memerlukan terapi non farmakologi
sebagai terapi tambahan penunjang proses penyembuhan, salah satu intervensi non
farmakologi yakni stimulasi sensori auditori. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) terhadap
tingkat kesadaran pada pasien stroke.
Variabel dependen dari penelitian ini adalah FAST (Familiar Auditory
Sensory Training) dan Variabel independennya yaitu Tingkat Kesadaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian quasi
experimental menggunakan rancangan Non equivalent control group. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling yakni
pengambilan sampel dengan menetapkan subjek yang merupakan kriteria
penelitian hingga batas waktu tertentu sehinggaa jumlah responden yang
diperlukan terpenuhi. Total sampel adalah 29 orang penyandang stroke yang
dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu 15 kelompok perlakuan dan 14 kelompok
kontrol. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Handphone untuk merekam, earphone, dan lembar observasi nilai GCS. FAST
dilakukan dalam durasi 10 menit dengan frekuensi 3 kali sehari selama 3 hari.
Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha)
dengan tingkat kesalahan (α)
<0.05, yaitu ada pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) pada
pasien stroke yang mengalami penurunan kesadaran. Uji statistik yang digunakan
adalah Uji Wilcoxon yang digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai GCS
pretest dan posttest pada kelompok perlakuan dan kontrol, dan uji Mann-Whitney
yang digunakan untuk mengetahui perbedaan difference nilai GCS antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan perbedaan yang signifikan nilai GCS
pretest dan posttest pada kelompok perlakuan maupun pada kelompok kontrol,
masing-masing p value-nya adalah 0,001 (p value < α) yang berarti terdapat
perbedaan nilai GCS antara pretest dan posttest pada kelompok perlakuan maupun
pada kelompok kontrol. Hasil uji Mann-Whitney pada kedua kelompok didapatkan
p value 0,010 (p value < α), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
nilai GCS yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Uji

ix
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Mann-Whitney menunjukkan perbedaan nilai GCS posttest yang tidak signifikan


antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol p value 0,757 (p value > 0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah Familiar Auditory Sensory Training
(FAST) berpengaruh terhadap nilai GCS pada klien stroke dengan penurunan
kesadaran, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai GCS pada
kelompok perlakuan sebesar 0,001, juga dibuktikan dengan adanya perbedaan
nilai GCS yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Peningkatan nilai GCS disebabkan oleh saat pasien mendengarkan stimulasi
auditori : FAST maka gelombang akan disalurkan melalui ossicles di telinga
tengah dan berjalan menuju nervus auditory melalui cairan cochlear setelah itu
akan merangsang pengeluaran hormon endofrin yang akan merelaksasikan tubuh,
sehingga akan menurunkan stimulus sistem syaraf simpatis yakni penurunan
ketegangan neuromuskolar, dan meningkatnya ambang kesadaran. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan terapi pada keluarga
yang mempunyai anggota keluarga yang menderita stroke dan mmengalami
penurunan kesadaran.

x
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga Skripsi dengan judul Pengaruh
Familiar Auditory Sensory Training (FAST) terhadap Tingkat Kesadaran Pasien
Stroke di RSD dr. Soebandi Jember ini dapat diselesaikan sesuai rencana. Skripsi
dengan judul Pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) terhadap
Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Jember,
dimana dalam penulisan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Jember.
2. Ns. Muhammad Zulfatul A’la, S.Kep., M.Kep. dan Ns. Nurfika
Asmaningrum., S.Kep., M.Kep., Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memotivasi dan mendukung, dan membimbing saya selama saya
menjadi mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas Jember sampai saat
ini.
3. Ns. Jon Hafan S., M.Kep., Sp. Kep.MB selaku Dosen Pembimbing Utama
yang tiada lelah membimbing saya dan selalu meluangkan waktu
untukmemberikan arahan dengan sabar dan ikhlas.
4. Ns. Mulia Hakam, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing Anggota
yang telah membimbing dan memberikan arahan sehingga proposal skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
5. Ns. Siswoyo, S. Kep., M.Kep. selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;
6. Ns. Baskoro Setioputro, S.Kep., M.Kep. selaku penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;
7. Pihak RSD dr. Soebandi Jember yang telah memberikan izin serta dukungan
dalam melakukan penelitian ini
8. Pasien dan keluarga pasien di RSD dr. Soebandi Jember yang telah bersedia
membantu dan kooperatif dalam penelitia
9. Kedua orang tua saya, Bapak Nanang Abriyanto tersayang dan Ibu Dwi

xi
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
Warastuti tersayang dan Adik perempuan saya Ratih Dewi Safitri, serta Adik
laki laki saya Firman Aziizu Nur Pambudi yang tiada hentinya mendoakan,
memberikan motivasi, semangat dan memberikan dukungan kepada penulis.
10. Teman teman kelas D angkatan 2016 Fakultas Keperawatan Universitas
Jember yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat.
11. Pihak pihak lain yang telah mebantu saya dalam penyusunan proposal skripsi
ini.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, begitupula dengan Skripsi dengan judul
Pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) terhadap Tingkat
Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember ini. Penulis menyadari
bahwa Skripsi dengan judul Pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST)
terhadap Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun
dari para pembaca akan penulis terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi
sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik
lagi. Semoga Skripsi dengan judul Pengaruh Familiar Auditory Sensory Training
(FAST) terhadap Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember ini
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada
khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita
dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini terutama dalam bidang kesehatan.

xii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... v
HALAMAN PEMBIMBING........................................................................ vi
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
RINGKASAN ................................................................................................. viii
PRAKATA ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5
1.4 Manfaat .......................................................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian ........................................................................ 6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
2.1 Konsep Stroke ................................................................................ 7
2.1.1 Definisi Stroke ....................................................................... 7
2.1.2 Faktor Risiko Stroke .............................................................. 7
2.1.3 Etiologi Stroke ....................................................................... 9
2.1.4 Klasifikasi Stroke .................................................................. 9
2.1.5 Manifestasi Klinis .................................................................. 11
2.1.6 Pathway ................................................................................. 13
2.1.7 Komplikasi ............................................................................. 14
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik ........................................................ 14
2.1.9 Penatalaksanaan ..................................................................... 15
2.2 Familiar Auditory Sensory Training........................................... 16
2.3 Kesadaran ...................................................................................... 17
2.4 Mekanisme Penurunan Kesadaran ............................................ 17
2.5 GCS ........................................................................................... 19
2.6 Pengaruh FAST terhadap Tingkat Kesadaran ......................... 19
2.7 Kerangka Teori ....................................................................... 21
BAB 3. KERANGKA KONSEP ............................................................. 22
3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 22
3.1 Hipotesis ................................................................................... 23

xiii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................24
4.1 Desain Penelitian ...................................................................... 24
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................24
4.2.1 Populasi ............................................................................ 24
4.2.2 Sampel Penelitian ............................................................. 25
4.2.3 Kriteria Subjek Penelitian.........................................................25
4.3 Lokasi Penelitian ...................................................................... 26
4.4 Waktu Penelitian ...................................................................... 26
4.5 Definisi Operasional.........................................................................28
4.6 Pengumpulan Data...........................................................................28
4.6.1 Sumber Data ..................................................................... 28
4.6.2 Teknik Pengambilan Data........................................................29
4.6.3 Alat Pengumpulan Data............................................................31
4.6.4 Uji SOP.....................................................................................31
4.6.5 Kerangka Operasional..............................................................32
4.7 Rencana Pengolahan Data...............................................................33
4.7.1 Editing......................................................................................33
4.7.2 Coding......................................................................................33
4.7.3 Entering Data............................................................................33
4.7.4 Cleaning....................................................................................34
4.1 Analisa Data......................................................................................34
4.8.1 Analisis Univariat.....................................................................34
4.8.2 Analisa Inferensial....................................................................34
4.9 Etika Penelitian................................................................................35
4.9.1 Standar 1 : Nilai Sosial/ Klinis.................................................35
4.9.2 Indikator Standar 2 : Nilai Ilmiah.............................................36
4.9.3 Indikator Standar 3 : Pemerataan Beban dan Manfaat..............36
4.9.4 Indikator Standar 4 : Potensi Manfaat dan Risiko....................36
4.9.5 Indikator Standar 5 : Bujukan/ Eksploitasi/
Undue Inducement....................................................................36
4.9.6 Indikator Standar 6 : Rahasia dan Privacy................................37
4.9.7 Indikator Standar 7 : Informed Consent....................................37
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................38
5.1 Hasil Penelitian.................................................................................39
5.1.1 Karakteristik Responden...........................................................39
5.1.2 Perbedaan Nilai GCS Pada Pasien Stroke dengan
Penurunan Kesadaran saat Pretest dan Postest pada
Kelompok Intervensi
................................................................................................ 42
5.1.3 Perbedaan Nilai GCS Pada Pasien Stroke dengan Penurunan
Kesadaran saat Pretest dan Postest pada Kelompok
Kontrol
42
5.1.4 Perbedaan Selisih Nilai GCS Pretest dan Postest pada Pasien
Stroke dengan Penurunan Kesadaran antara Kelompok
Intervensi dan Kontrol
43
5.1.5 Perbedaan Nilai GCS Posttest pada Pasien Stroke dengan
Penurunan Kesadaran antara Kelompok Kontrol
dan
xiv
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
Intervensi .......................................................................... 44
5.2 Pembahasan......................................................................................44
5.2.1 Karakteristik Responden...........................................................44
a. Usia......................................................................................44
b. Jenis Kelamin ............................................................... 45
c. Lama Menderita Stroke.......................................................46
d. Jenis Serangan .............................................................. 47
e. Jenis Stroke .................................................................. 49
5.2.2 Perbedaan Nilai GCS Pada Pasien Stroke dengan Penurunan
Kesadaran saat Pretest dan Postest pada Kelompok
Intervensi...........................................................................
50
5.2.3 Perbedaan Nilai GCS Pada Pasien Stroke dengan Penurunan
Kesadaran saat Pretest dan Postest pada Kelompok
Kontrol...............................................................................
52
5.2.4 Perbedaan Selisih Nilai GCS Pretest dan Postest pada Pasien
Stroke dengan Penurunan Kesadaran antara Kelompok
Intervensi dan Kontrol .....................................
53
5.2.5 Perbedaan Nilai GCS Posttest pada Pasien Stroke dengan
Penurunan Kesadaran antara Kelompok Kontrol dan
Intervensi
54
5.3 Keterbatasan Penelitian..................................................................56
BAB 6. PENUTUP...................................................................................57
6.1 Kesimpulan..............................................................................57
6.2 Saran........................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................59
Lampiran ................................................................................................. 65

xv
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Pathway......................................................................................................13
2.2 Kerangka Teori...........................................................................................21
3.1 Kerangka Konsep.......................................................................................22
4.1 Pola Rancangan Penelitian.........................................................................24
4.6.5 Kerangka Operasional.................................................................................32

xvi
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.................................................................................6


Tabel 2.1 klasifikasi stroke hemorargik (Tarwoto, 2013)....................................10
Tabel 2.2 klasifikasi Stroke Iskemik....................................................................10
Tabel 2.3 klasifikasi Stroke berdasarkan perjalanan penyakit..............................10
Tabel 2.4 Tanda dan Gejala Stroke berdasarkan Lokasi......................................12
Tabel 2.5 Penilaian GCS......................................................................................19
Tabel 4.1 pola rancangan penelitian.....................................................................24
Tabel 4.2 Waktu Penelitian..................................................................................27
Tabel 4.3 Definisi Operasional.............................................................................28
Tabel 4.6 Analisis Inferensial...............................................................................35
Tabel 5.1 Karakteristikk Responden berdasarkan Usia pada Pasien Stroke
yang mengalami penurunan kesadaran di Ruang Melati dan
Catleya Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember (n=29)
..............................................................................................................
39
Tabel 5.2 Uji Homogenitas Karakteristikk Responden berdasarkan Usia pada
Pasien Stroke yang mengalami penurunan kesadaran di Ruang
Melati dan Catleya Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember
(n=29) ............................................................................

39
Tabel 5.3 Karakteristikk Responden berdasarkan jenis kelamin, lama stroke,
jenis serangan, dan jenis stroke pada Pasien Stroke yang
mengalami penurunan kesadaran di Ruang Melati dan Catleya
Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember (n=29) ...................... 40
Tabel 5.4 Uji Homogenitas Karakteristikk Responden berdasarkan jenis
kelamin, lama stroke, jenis serangan, dan jenis stroke pada Pasien
Stroke yang mengalami penurunan kesadaran di Ruang Melatidan
Catleya Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember
(n=29).......................................................................................... 41
Tabel 5.5 Uji Perbedaan (Wilcoxon) Nilai GCS Pretest dan Postest pada
Kelompok Intervensi (n=15) Tabel 5.6 Uji Perbedaan (Wilcoxon)
Nilai GCS Pretest dan Postest pada Kelompok Kontrol
(n=14)......................................................................................... 42
Table 5.7 Uji Mann-Whitney Selisih Nilai GCS Pretest dan Postest pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol ................................................... 43
Table 5.8 Uji Perbedaan (Mann-Whitney) Nilai GCS Postest pada Kelompok
Intervensi dan Kontrol .................................................. 44

xvii
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Lembar Informed............................................................................66


Lampiran B. Lembar Consent..............................................................................67
Lampiran C. Lembar Karakteristik Responden....................................................68
Lampiran D. Jadwal Penelitian............................................................................69
Lampiran E. Lembar Observasi GCS...................................................................80
Lampiran F. Analisa Data....................................................................................81
Lampiran G. SOP FAST.......................................................................................84
Lampiran H. SOP Pemeriksaan GCS...................................................................88
Lampiran I. Pernyataan Uji SOP..........................................................................91
Lampiran J. Surat Pernyataan Studi Pendahuluan................................................93
Lampiran K. Sertifikat Uji Etik............................................................................94
Lampiran L. Surat Izin Penelitian........................................................................95
Lampiran M. Surat Selesai Penelitian..................................................................96
Lampiran N. Lembar Dokumentasi......................................................................97
Lampiran O. Lembar Bimbingan Skripsi.............................................................98

xviii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Stroke pada jangka waktu yang tidak ditentukan akan menyebabkan penurunan
kesadaran terhadap penderitanya (Hendriyanti dkk., 2016). Hal tersebut akan
ditandai dengan tekanan darah yang mudah berubah, dimana tekanan darah
biasanya akan meninggi namun pernapasan dan nadi melambat ( Rihiantoro dkk.,
2008). Penurunann kesadaran pada pasien stroke disebabkan oleh otak yang
mengalami hipoksia sebagai efek dari adanya sumbatan dalam pembuluh darah
otak yang biasa terjadi pada pasien stroke iskemik, pada stroke hemoragik
disebabkan oleh perdarahan didalam otak dengan disertai edema serebri yang
dapat meningkatkan tekanan intrakranial (TIK) sehingga pembuluh darah menjadi
sempit dan menimbulkann herniasi jaringan otak (Hendriyanti dkk., 2016). Dalam
sebuah studi, penurunan tingkat kesadaran dilaporkan sebagai salah satu gangguan
yang paling umum di antara pasien stroke karena 30% dari pasien yang menderita
stroke memiliki nilai Glasgow Coma Scale (GCS) ≤ 8 yang akan memiliki
dampak diantaranya dapat mempercepat kematian, pasien akan mengalami defisit
neurlogi, waktu dirawat akan semakin lama, dan akan meningkatnya biyaya
perawatan (Sargolzaei dkk., 2017).
Pasien stroke dengan penurunan kesadaran akan mengalami ketidakmampuan
memproses stimulasi secara optimal (Kurniawati dkk., 2017). Secara umum
kondisi tersebut nantinya dapat mengalami berbagai gangguan sensorik, motorik,
persepsi, dan emosional tergantung pada jenis, ukuran, dan posisi arteri yang
diserang (Sargolzaei dkk., 2017). Beberapa kasus juga akan menyebabkan
keterbatasan dalam mobilitas dan tirah baring yang lama. Hal-hal tersebut
merupakan pemicu terjadinya gangguan persepsi sensori sehingga pasien
mengalami defisit perawatan diri, hal tersebut akan memperburuk keadaan apabila
tidak ditangani segera ( Rihiantoro dkk., 2008).
Kondisi pasien stroke dengan penurunan kesadaran akan membuat pasien
dirawat pada suatu ruangan khusus dengan lingkungan yang terbatas akan paparan
sensorik (Tavangar dkk., 2015). Kondisi tersebutlah yang akan berdampak pada

1
pengurangan rangsangan sensorik yang mengarah ke peningkatan ambang aktivasi
Sistem Reticular Activating (RAS) yang dapat menghambat rangsangan pada
hipotalamus dan hilangnya kemampuan untuk menginduksi tingkat aktivitas otak
yang normal , apabila dibiarkan secara terus menerus maka kondisi pasien dapat
mengalami koma (Sargolzaei dkk., 2017). Kesadaran berhubungan dengan siklus
tidur dan bangun pada keadaan fisiologis yang dipengaruhi oleh ketiga sistem
saraf yaitu: (1) sistem keterjagaan yaitu bagian dari reticular activating system
yang berasal dari batang otak (2) pusat tidur gelombang lambat di hipotalamus
yang mengandung neuron tidur dan (3) pusat tidur paradoksal di batang otak yang
mengandung neuron tidur REM (rapid eye movement) (Safri, 2013).
Jumlah penderita stroke dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada
tahun 2012 penderita stroke mengalami peningkatan sebesar 20,5 % dan
diprediksi akan mencapai 3,4 juta orang pada tahun 2030 (America Heart
Association (AHA), 2018). Penyakit jantung dan stroke adalah pembunuh nomor
dua di dunia (World Health Organization (WHO) ,2017). Hal ini dibuktikan
dengan hampir 1 dari 8 (12%) kematian di seluruh dunia disebabkan oleh stroke .
Di Amerika Serikat Stroke menduduki peringkat 5 penyebab kematian dan
menewaskan hampir
133.000 orang per tahun (America Heart Association (AHA), 2018).
Indonesia meduduki posisi ketiga pada penyakit stroke, dengan prosentase
penderita yang meninggal sebesar 28,5 % dan sisnya menderita kelumpuhan
sebagian atau total. Sebanyak 45 % tidak dapat sembuh total dari serangan stroke
dan kecacatan (Khairunnisa, 2014). Menurut Yayasan Stroke Indonesia, dalam
sepuluh tahun terakhir terdapat peningkatan jumlah penderita stroke. Riskesdas
2018 menunjukkan prevalensi stroke meningkat disetiap tahunnya, yakni
2.137.941 jiwa di Indonesia, 190.449 jiwa di Jawa Timur pada tahun 2016,
2.877.600 jiwa di Indonesia, 302.987 jiwa di Jawa Timur pada tahun 2017, dan
3.206.500 jiwa di Indonesia, 471.480 jiwa di Jawa Timur pada tahun 2018
(Riskesdas, 2018).
Intervensi yang dapat dilakukan pada klien dengan stroke adalah dengan
penanganan secara farmakologi melalui pemberian obat-obatan dan tindakan
pembedahan, intervensi ini akan didukung keberhasilannya melalui tindakan non
farmakologi (Kurniawati dkk., 2017). Beberapa pasien juga mempunyai waktu
yang singkat untuk melakukan sosialisasi dengan keluarga dan kerabat, pasien
akan mengalami kegagalan dalam memproses stimulasi secara maksimal karena
mengalami penurunan kesadaran, beberapa pasien juga mengalami hambatan
dalam mobilitas dan tirah baring yang lama, hal-hal tersebutlah dapat
,menyebabkan pasien mengalami gangguan persepsi sensori yang akan berdampak
pada defisit perawatan diri dan hambatan komunikasi. Hal tersebut dapat
memperburuk kondisi pasien apabila tidak segera ditangani (Lumbantobing dan
Anna, 2015).
Pada pasien stroke pengurangan stimulasi sensorik mengarah ke penurunan
aktivasi sistem reticular (RAS) dan hilangnya kemampuan untuk menstimulasi
tingkat aktivitas otak yang normal, hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya
penurunan kesadaran (koma) (Widayarti, 2016). Dalam beberapa minggu setelah
stroke, otak akan mengalami beberapa perubahan yang dapat memicu perbaikan
dan pemulihan. Selama periode inilah rehabilitasi yang tempat dapat secara
signifikan meningkatkan fungsi otak pasien (Sargolzei, dkk, 2017). Pasien stroke
yang mengalami penurunan kesadaran memerlukan terapi non farmakologi
sebagai terapi tambahan penunjang proses penyembuhan, salah satu intervensi non
farmakologi yakni stimulasi sensori auditori, stimulasi sensori segera setelah
gejala stroke terdeteksi diduga dapat mencegah meluasnya kerusakan area otak
(Hendriyanti dkk., 2016).
Diantara berbagai indera yang distimulasi, stimulasi indera pendengaran lebih
banyak berefek kepada pasien (Tavangar, dkk, 2015). Mekanisme dari auditori
yakni batang otak akan aktif ketika adanya rangsangan auditori untuk keadaan
terjaga dan bangun, kemudian nucleus genitikum medialis thalamus menyortir
serta menyalurkan sinyal ke korteks terutama ke temporalis kiri dan kanan,
korteks pendengaran (lobus temporalis) akan mempersespsikan suara, sementara
pada korteks pendengaran yang lain akan mengintegrasikan berbagai macam suara
menjadi pola yang lebih berarti, mekanisme inilah yang memungkinkan stimulasi
auditori mencapai batang otak dan korteks untuk diaktivasi meskipun
4

kondisi klinis saat itu sedang terjadi penurunan kesadaran (Safri dkk., 2018).
Terapi stimulus sensori auditori ini dilakukan selama 10 menit (Moattari,
2016). Pasien akan diperdengarkan suara rekaman dari anggota keluarganya
mengenai kenangan pasien dan keluarga yang pernah dialami, pada tahap akhir
perawat akan mencoba melakukan perintah kepada pasien, dan melihat perubahan
yang terjadi pada pasien. Terapi FAST : Familiar Auditory Sensory Training
dilaksanakan tiga sesi, yakni Sesi pertama selama 1 menit, menceritakan
mengenai awal dari pasien mengalami penurunan kesadaran termasuk waktu dan
tempat pasien mengalami serangan stroke. Sesi dua ( 4 menit) menceritakan
kenangan indah bersama dengan pasien, sesi ketiga (5 menit), keluarga diminta
berbicara hal apa yang akan dilakukan ketika pasien sadar dan mendorong
pemulihan pasien mereka diminta bebicara dengan kata kata yang menunjukkan
pengharapan namun masih rasional (Mohammadi dkk., 2019)
Menurut sumber yang didapatkan berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti di RSD dr. Soebandi Kabupten Jember, prevelensi pasien
stroke yang di rawat di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi meningkat dari tahun
2016 hingga tahun 2019. Pada tahun 2016 sejumlah 846 pasien, tahun 2017
meningkat menjadi 876 pasien, tahun 2018 terdapat 1168 pasien, dan pada tahun
2019 sebanyak 100 pasien pada bulan Januari, 114 pasien bulan Februari, 104
Pasien bulan Maret 107 Pasien bulan April, 101 Pasien bulan Mei, 118 pasien
pada Bulan Juni, 145 pasien bulan Juli, 135 pasien bulan Agustus, dan 134 pasien
pada bulan September. Oleh karena itu, berdasarkan uraian permasalahan diatas
perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Stimulasi Sensori Auditori pada
Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka peneliti dapat
merumuskan penelitian yaitu “ adakah pengaruh Familiar Auditory Sensory
Training (FAST) pada Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi
Jember?”
5

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Familiar Auditory
Sensory Training (FAST) pada Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr.
Soebandi Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
a.Mengidentifikasi karakteristik pasien stroke dengan penurunan kesadaran
di RSD dr.Soebandi Jember
b. Mengidentifikasi nilai pretest dan postest GCS untuk mengukur tingkat
kesadaran pada pasien stroke di RSD dr. Soebandi Jember yang diberikan
intervensi stimulus sensori auditori.
c.Mengidentifikasi nilai pretest dan postest GCS untuk mengukur tingkat
kesadaran pada pasien stroke di RSD dr. Soebandi Jember pada kedua
kelompok baik yang diberikan intervensi maupun tidak.
d. Menganalisis perbedaan selisih nilai GCS pos dan pretest untuk mengukur
tingkat kesadaran pada pada pasien stroke di RSD dr. Soebandi Jember
yang diberikan intervensi stimulus sensori auditori.
e.Menganalisis perbedaan nilai GCS postest untuk mengukur tingkat
kesadaran pada pada pasien stroke di RSD dr. Soebandi Jember pada
kedua kelompok.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan peneliti dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menyusun suatu karya ilmiah berbasis
penelitian serta menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu keperawatan
yang berkaitan dengan memberikan terapi FAST pada pasien stroke dengan
penurunan kesadaran.
1.4.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Penelitian ini dapat dijadikan role model bagi pasien dan keluarga mengenai
pentingnya stimulasi sensori berupa auditori suara anggota keluarga untuk
kesembuhan pasien stroke yang mengalami penurunan kesadaran.
1.4.3 Bagi Ilmu Keperawatan
Penelitian ini dapat diterapkan dalam perkembangan pendidikan ilmu
keperawatan bahwa terapi stimulasis sensori auditori terutama dengan
menggunakan rekaman suara anggota keluarga dapat memberikan peranan dalam
meningkatkan kesadaran pasien stroke.
1.4.4 Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi rumah sakit bahwa nantinya ruah
sakit dapat memberikan pelayanan yang tidak hanya berfokus pada terapi
farmakologi tetapi juga terapi non farmakologi dengan pemanfaatan terapi FAST.
1.4.5 Bagi Instansi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan wacana ilmiah bagi instansi
pendidikan, acuan untuk menambah ilmu pengetahuan, serta pendukung bagi
penelitian berikutnya.

1.5 Keaslian Penelitian


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Variabel Penelitian Sebelumnya Penelitian Sekarang


Judul Effect of a Structured Pengaruh Familiar Auditory
Sensory Stimulation Program Sensory Training (FAST)
on the Sensory Function of pada Tingkat Kesadaran
Patients with Stroke-induced Pasien Stroke di RSD dr.
Disorder of Consciousness Soebandi Jember
Tempat Penelitian Intensive Care Unit and RSD dr. Soebandi Jember
Emergency Department of
Ghaem Hospital, Mashhad,
Iran

Tahun 2016 2019


Variabel Dependen Sensory Stimulation Stimulasi Sensori Auditori :
Program FAST (Familiar Auditory
on the Sensory Function Sensory Training )
Tingkat Kesadaran
Variabel Independen Patients with Stroke-induced
Disorder of Consciousness

Desain Penelitian quasi experimental quasi experimental dengan


rancangan Non equivalent
control group
Teknik Samplier Random Sampling Consecutive Sampling
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stroke


2.1.1 Definisi Stroke
Cerebrovascular Accident (CVA) atau Stroke merupakan suatu gangguan
yang mempengaruhi alian darah ke otak sehingga dapat mengakibatkan defiist
neurologi (Lewis dkk,. 2017). Stroke adalah suatu penyakit yang diakibatkan
terjadinya gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf karea terhambatnya
aliran darah menuju otak, dengan kata lain stroke merupakan penyakit yang
diakibatkan oleh sumbatan ( stroke iskemik) maupun perdarahan (stroke
hemorargik) (Junaidi, 2011) Efek dari stroke ialah dapat mengganggu fungsi
kogitif, sensorik, dan motorik, sehingga dapat Menyebabkann kelumpuhan (Lewis
dkk,. 2017).

2.1.2 Faktor Risiko Stroke


Menurut Tarwoto dalam Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persyarafan tahun 2013 faktor risiko stroke adalah sebagai berikut:
1. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
Pada kasus hipertensi yang lama akan berpengaruh terhadap kerusakan
arteri, penebalan, arterosklerosis, dan ruptur pada arteri dapat
meningkatkan faktor risiko terjadinya stroke.
2. Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan faktor terjadinya stroke iskemik dimana
penyakit jantung dapat Menyebabkann penurunan cardiac output sehingga
terjadi gangguan perfusi serebral.
3. Diabetes Melitus
Penyakit DM terjadi gangguan atau kerusakan vaskuler baik pada
pembuluhhh darah besar maupun pembuluhh darah kecil karea
hiperglikemia sehingga aliran darah menjadi lambat, termasuk juga
hambatan dalam aliran darah ke otak.

7
4. Hiperkolestrol dan lemak
Kolestrol dan lemak dapat Menyebabkann ateroskeloris pada
pembuluhhhh darah, penelitian lain menunjukkan angka stroke meningkat
pada pasien dengan kadar kolestrol diatas 240 mg %.
5. Obesitas
Obesitas dapat Menyebabkann hipertensi, hiperkolestrol dan penyakit
jantung sehingga dapat Menyebabkann stroke.
6. Usia
Pada usia tua maka elastisitas pembuluhhhh darah semakin keras hal
ini dapat Menyebabkann risiko stroke semakin tinggi.
7. Ras dan keturunan
Pada ras kulit putih stroke lebih sering ditemukan.
8. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki kecendrungan lebih tinggi.
9. Polisitemia
Apabila kadar darah tinggi (Hb lebih dari 16 mg/dl) maka akan
menimbulkan darah lebih mudah mengental sehingga mengakibatkan
aliran darah ke otak menjadi lambat.
10. Perokok
Rokok akan menimbulkan plaque pada pembuluhhh darah sehingga
dapat menimbulkan terjadinya artesklrosis.
11. Alkohol
Pada orang dengan konsumsi alkohol akan meningkatkna terjadinya
hipertensi penurunan aliran darah ke otak dan kardiak aritmia.
12. Kontrasepsi oral dan terapi estrogen
Terapi estrogen diyakini dapat Menyebabkann peningkatan
pembuluhhhh darah sehingga berisiko terjadinya stroke.
13. Riwayat Transient ischemic Attacks (TIA)
TIA merupakan gangguan aliran darah otak sesaat yang bersifat
irrevisibel.
14. Penyempitan pembuluhhhh darah karotis
2.1.3 Etiologi Stroke
Menurut Batticaca (2016) etiologi dari stroke ialah :
1. Trombosis Serebral ,
Disebabkan oleh arterisklerosis serebral dan pelambatan sirkulasi
serebral, dengan diawali hilangnya sementara kemampuan berbicara,
hemiplegia atau paratesia pada setengah bagian tubuh yang terjadi sebelum
serangan stroke.
2. Embolisme Serebral
Berasal dari jantung kiri yang tidak normal, dan terjadi penyumbatan
pada arteri serebral tengah.
3. Iskemia
Terjadi karea konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke
otak sehingga Menyebabkann terjadinya SIS..
4. Hemoragi serebral
Hemoragi dapat terjadi di luar duramater (EDH), di bawah duramater
(SDH), di ruang sub arahnoid (SAH), atau di dalam substansi otak (ICH).

2.1.4 Klasifikasi Stroke


1. Berdasarkan patologi dan gejala klinik
a) Stroke Hemoragik
Merupakan stroke yang diakibatan karea pecahnya pembuluhhhh
darah otak pada subarakhnoid dan intraserebral (Hariyanto A., Rini S.,
2015).
Tabel 2.1 klasifikasi stroke hemorargik (Tarwoto, 2013)
Perdarahan Intraserebral Perdarahan Aneurima
Subarakhnoid
Terjadi karea pecahnya Terjadi malforasi Dilatasi pada pembuluh
arteri kecil pada serebral. vaskuler. darah arteri otak yang
berkembang menjadi
kelemahan.
Adanya riwayat penyakit Karea adanya darah Karea keturunan,
hipertensi, dm, yang keluar dan arteriskeloris, hiperteni,
arteriskeloris. menggumpal. dan trauma kepala.
Terjadi nyeri kepala hebat Terjadi perubahan Menyebabkan stroke
dan dapat terjadi kesadaran, mual, iskemik.
penurunan kesadaran muntah, kerusakan
intelektual dan kejang.
Terjadi di Cerebellum. Tergantung lokasi.

b) Stroke Iskemik (Non-Hemoragik)


Stroke yang terjadinya obstruksi sehingga mengakibatkan suplai
darah menjadi berkurang (Tarwoto, 2013).
Tabel 2.2 klasifikasi Stroke Iskemik
Penyebab Pengertian
Hipoperfusi sistemi Stroke iskemik yang disebabkan oleh
menurunnya tekanan darah arteri
(Tarwoto, 2013).
Trombosis Penyumbatan yang disebabkan oleh
karea adanya bekuan atau gumpalan
(Hariyanto A., Rini S., 2015).
Emboli Penyumbata pada pembuluhhhh darah
yang disebbakan oleh benda asing
(Tarwoto, 2013).
Penyempitan Lumen Arteri Terjadi karea infeksi atau peradangan
area massa dari luar (Hariyanto A., Rini
S., 2015).

2. Berdasarkan Perjalanan Penyakit


Tabel 2.3 klasifikasi Stroke berdasarkan perjalanan penyakit
Transient Iskemik
Progesif (Stroke in Stroke Lengkap
Attack (TIA)
Evolution) (complete)
Gangguan neurologi
Stroke yang kondisinya Gangguan neurologi yang
yang bersifat fokal
mulai dari ringan lama timbul sudah menerap dan
(Tarwoto, 2013).
kelamaan akan permanen (Hariyanto A.,
memburuk beberapa jam Rini S., 2015).
sampai beberapa hari
(Hariyanto A., Rini S.,
2015).
2.1.5 Manifestasi Klinis
Menurut Tarwoto dalam Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persyarafan tahun 2013 manifestasi klinik stroke adalah sebagai berikut :
1. Hemiparesis atau hemiplagia yang terjadi secara mendadak.

2. Terjadi gangguan sensibilitas padasalah satu atau lebih anggota badan.


3. Kesadaran yang menurun
4. Afasia
5. Disartria (cadel atau pelo)
6. Penglihatan yang terganggu
7. Disfagia
8. Inkontinensia
Tanda dan gejala stroke juga dapat dilihat dari lokasi pembuluh darah
yang diserang (Lemone, Priscilla dan Karen Burke, 2015):
Tabel 2.4 Tanda dan Gejala Stroke berdasarkan Lokasi
Lokasi Sindrome
Internal Carotid  Terjadinya kelumpuhan yang berlawanan dengan
Artery (ICA) kerusakan otak.
 Defisit sensori pada tangan, kaki, dan
wajah yang berlawanan dengan kerusakan
otak.
 Jika hemisfer dominan maka terjadi afasia
 Jika hemisfer tidak doinan maka akan
terjadi apraksia, agnosia, dan kelainan
Middle Cerebral unilateral
Artery (MCA)  Homonymous hemianopia
 Gangguan kesadaran
 Hemiplegia kontralateral pada tangan dan wajah
 Defisit sensorik kontralateral pada tangan
dan wajah
Anterior Cerebral  Afasia
Artery (ACA)  Homonymous hemianopia
 Paralisis kontralateral pada kaki.
 Gangguan berjalan
 Kehilangan sensoris pada kaki
 Kerusakahan kongnitif
 Inkontinensia urin
Verteral Arery  Nyeri pada hidung, muka, dan mata.
 Kelemahan pada wajah
 Gangguan berjalan
 Disatria
 Dispagia
 Nistagmus
 Pusing
Arteri Basiler  Quariplegia
 Kelemahan otot wajah
r

2.1.6 Pathway

Stroke Hemoragik

Penyumbatan pembuluhhh

Penekanana sal. Pernafasan

Pola Nafas tidak efektif

Hemisfer Kiri
Risiko Aspirasi Risiko Trauma

Hemiplegi Kiri Hemiplegi kanan

Penurunan K
(Oktavianus, 2018).,(Safri,2013).
Gangguan
Mobilitas
2.1.7 Komplikasi
Menurut Tarwoto dalam Keperawatan Medikal Bedah Gangguan
Sistem Persyarafan tahun 2013 komplikasi pada pasien stroke ialah :
1. Fase Akut
a) Hipoksia serebral dan aliran darah otak yang terganggu
Tidak adekuat aliran darah dapat Menyebabkann kekurangan
oksigen pada jaringan otak sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan perfusi jaringan.
b) Edema Serebri
Hipoksia/ Iskemik → vasodilatasi pembuluhhhh darah → cairan
interstesial pindah ke ekstraseluler → edema jaringan otak.
c) Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
Edema otak → meningkatkan TIK → defisit neurologis →herniasi
serebral
d) Aspirasi
Tidak ada reflek batuk dan menelan sehingga dapat meningkatkan
terjadinya aspirasi pada pasien stroke dengan penurunan kesadaran.
2. Komplikasi pada fase pemulihan/ lanjut
a) Pneumonia, dekubitus, atropi dll yang terjadi pada masa lanjut.
b) Kejang
c) Nyeri kepala
d) Malnutrisi

2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan diagnostik yang diakukan pada pasien stroke menurut
(Hariyanto A., Rini S., 2015) adalah sebagai berikut :
1. MRI
2. CT Scan
3. EEG
4. Angiografi Serebral
5. ECG
6. Pemeriksaan darah lengkap

2.1.9 Penatalaksanaan
1. Pemberian dan pemantauan cairan
2. Diet nutrisi
3. Terapi oksigen
4. Medikamentosa
Penatalaksanaan perdarahan intra serebral, Perdossi (2004):
1. Bila tekanan darah sistolik >230 mmHg atau tekanan diastolik
> 140 mmHg, berikan nikardipin, diltiazem atau nimodipin.
2. Bila tekanan sistolik 180-230 mmHg atau tekanan diastolik
105- 140 mmHg, atau tekanan darah arterial rata-rata 130
mmHg :
a. Labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit. Ulangi atau
gandakan setiap 10 menit sampai maksimum 300 mg atau
berikan dosis awal bolus diikuti oleh labetalol drip 2-8
mg/menit atau;
b. Nikardipin
c. Diltiazem
d. Nimodi
3. Pada fase akut tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih dari
20% - 25%
dari tekanan darah arteri rerata.
4. Bila tekanan sistolik <180 mmHg dan tekanan diastolik <105
mmHg, tangguhkan pemberian obat anti-hipertensi.
5. Bila terdapat fasilitas pemantauan tekanan intrakranial, tekanan
perfusi otak harus dipertahankan > 70 mmHg.
6. Pada penderita dengan riwayat hipertensi, penurunan tekanan
darah harus dipertahankan dibawah tekanan arterial rata-rata
130 mmHg.
7. Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg
harus dicegah segera pada waktu pasca operasi
dekompresi.
8. Bila tekanan darah arterial sistolik turun <90 mmHg
harus diberikan obat menaikkan tekanan darah
(vasopresor).
5. Pembedahan

2.2 Familiar Auditory Sensory Training


FAST (Familiar Auditory Sensory Training) merupakan suatu intervensi
dimana pasien yang menerima intervensi mendengarkan suara yang direkam
secara digital, rekaman tersebut merupakan rekaman suara orang yang dikenal
dekat dengannya, rekaman berisi suatu kisah yang berkesan dengan pasien (Pape
dkk,. 2012). FAST atau Familiar Auditory Sensory Training melibatkan anggota
keluarga terdekat dari pasien yang mengalami penurunan kesadaran, tidak banyak
referensi yang membahas hal ini, di Indonesiapun terapi semacam ini masih
sangat jarang dilakukan, terapi ini dilakukan oleh anggota keluarga. Anggota
keluarga yang memiliki anggota dengan kondisi penurunan kesadaran, akan
merasa tidak berdaya dan merasa kehilangan sehingga secara tidak langsung akan
memberikan mereka rasa kontrol terhadap kesembuhan anggota tersebut atas
pemulihan pasien (Paul, 2015).
Terapi ini dilakukan dengan anggota keluarga merekam suatu pengalaman
yang cukup berharga dengan pasien selama 10 menit hal ini mmenunjukkan hasil
yang signifikan terhadap penurunan kesadaran pasien karea pengaruh pengalaman
yang membekas pada memori pasien nantinya akan meningkatkan korteks
pendengaran secara aktif (Mohammadi dkk., 2019). Terapi FAST dilakukan
dengan 3 sesi yakni Sesi pertama selama 1 menit, menceritakan mengenai awal
dari pasien mengalami penurunan kesadaran termasuk waktu dan tempat pasien
mengalami serangan stroke. Sesi dua ( 4 menit) menceritakan kenangan indah
bersama dengan pasien, sesi ketiga (5 menit), keluarga diminta berbicara hal apa
yang akan dilakukan ketika pasien sadar dan mendorong pemulihan pasien mereka
diminta berbricara dengan kata kata yang menjanjikan (Mohammadi dkk.,
2019). Sebelum sesi dimmulai nilai GCS pasien terlebih dahulu
diukur begitupun juga di akhir sesi nilai GCS pasien kembali di ukur.

2.3 Kesadaran
Kesadaran manusia terletak pada koertes serebsi yang akan dideteksi oleh
talamus akan tetapi tingkat kesadaran seseorang tergantung pada fungsi sistem
saraf yang berada di otak (Sherwood, 2011). Kesadaran manusia bergantung pada
sensori yang diterimanya dan akan diterima oleh RAS (Reticular Activating
System) lalu mengintegrasikan semua input sinaptik dan selanjutnya mendorong
korteks dan membantu mengarahkan perhatian ke kejadian-kejadian spesifik yang
merupakan aktivitas dari SSP (Sherwood, 2011). Koma adalah keadaan penurunan
kesadaran dengan kehilangan total responsivitas seseorang yang hidup terhadap
rangsang luar, disebabkan oleh kerusakan batang otak yang menggangu RAS
(Reticular Activating System) atau oleh depresi luas korteks serebri, misalnya
setelah kekurangan oksigen (Silbernagl & Lang, 2007).
Seseorang disebut sadar bila ia waspada terhadap diri dan lingkungannya.
Orang normal dapat berada dalam keadaan sadar, mengantuk atau tidur.
Kesadaran berhubungan dengan siklus tidur dan bangu yang dipengaruhi oleh tiga
sistem saraf yaitu: (1) sistem keterjagaan yaitu bagian dari reticular activating
system yang berasal dari batang otak (2) pusat tidur gelombang lambat di
hipotalamus yang mengandung neuron tidur dan (3) pusat tidur paradoksal di
batang otak yang mengandung neuron tidur REM (rapid eye movement) (Safri,
2013).

2.4 Mekanisme Penurunan Kesadaran


Kerusakan eksitabilitas neuon yang terjadi akibat pembengkakan sel dapat
menjadi penyebab terjadinya penurunan kesadaran. Pada pasien stroke dengan
jenis iskemik pembengkakan sel glia di antara fungsi lainnya akan menghambat
kemampuannya untuk mengambil K+ sehingga mempertahankan konsentrasi K+
ekstrasel agar tetap rendah. Keadaan ini mempengaruhi eksitabilitas neuron secara
tidak langsung. Pada kondisi hemoragik atau perdarahan juga terjadi
melalui iskemia atau hipoksia yakni dengan meningkatkan tekanan serebri
sehingga menggangu perfusi otak melalui penyempitan pembuluh darah (Silbernal
& Lang, 2007). Kondisi inilah yang Menyebabkann penekanan pada area pusat
kesadaran dimana kesadaran disimpan pada area korteks asosiasi tempatnya
korteks asosiasi limbik yang terletak di bagian paling bawah dan berbatasan
dengan bagian dalam kedua lobus temporalis.
Setiap informasi yang disampaikan ke batang otak tidak menutup terkecuali
rangsangan sensori akan diteruskan secara simultan melalui jaras retikular ke
Hipotalamus dan menghasilkan asetilkolin (Safri, 2013). Hormon inilah yang
bertanggungjawab pada kondisi terjaga. Penurunan kesadaran diinisiasi oleh
sinyal yang berasal dari Ventrolateral Preoptic Area (VLPO) yang memproduksi
GABA, yang akan merangsang neurotransmiternya (asetilkolin, dopamin,
serotonin, dan norepinefrin) di formatio reticular batang otak juga di grup sel
histamin. Jika terjadi lesi pada batang otak ataupun pada jaras-jaras desendens
asendens di formation reticularis mengakibatkan penurunan kesadaran.
Mekanisme dari medial hemisfer tersebut, menyalurkan impuls dengan
pengaktivan sistem persarafan yaitu Saraf kranial yang terdiri dari 12 pasang saraf
pada manusia yang berasal dari batang otak dan keluar kearah hemisfer dan ke
masing-masing organ sensorik (Safri, 2013).
Batang otak menggunakan masukan auditorik untuk keadaan terjaga dan
bangun dan nucleus genikuatum medialis thalamus untuk menyortir serta
menyalurkan sinyal ke korteks terutama temporalis kiri dan kanan karea serat-
serat saraf auditorik bersilangan secara parsial di batang otak, karea itu gangguan
di jalur pedengaran di satu sisi setelah batang otak sama sekali tidak
mempengaruhi pendengaran di kedua telinga. Korteks pendengaran primer (lobus
temporalis) akan mempersepsikan suara-suara deskret, sementara korteks
pendengaran yang lebih tinggi menitegrasikan berbagai suara menjadi pola yang
koheren dan berarti. (Sherwood, 2011). Mekanisme ini memungkinkan stimulasi
sensori mencapai batang otak dan kortek untuk diaktivasi meskipun batang otak
dan korteks mengalami cedera dan kerusakan atau dengan klinis terjadinya
penurunan kesadaran.
2.5 GCS (Glasgow Coma Scale)
Dalam pemeriksaan GCS terdapat tiga parameter yakni membuka mata
(eye) dengan nilai maksimal 4, respon verbal dengan maksimal nila 5 dan respon
motorik dengan nilai maksimal 6 (Bhaskar, 2017). Berikut tabel penilaian GCS :
Tabel 2.5 Penilaian GCS
Aspek yang dinilai Nilai
Buka Mata (E) Spontan 4
Dengan perintah 3
Dengan Rangsangan Nyeri 2
Tidak Buka Mata 1

Respon Verbal (V) Orientasi Baik 5


Bicara Kacau 4
Kata kata tidak sesuai 3
Suara tidak jelas 2
Tidak ada 1
Respon Motorik (M) Mengikuti perintah 6
Melokalisasi Nyeri 5
Fleksi untuk menghindari nyeri 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi 2
Tidak ada 1

2.6 Pengaruh FAST terhadap Tingkat Kesadaran


Saat pasien mendengarkan stimulasi auditori : FAST maka gelombang akan
disalurkan melalui ossicles di telinga tengah dan berjalan menuju nervus auditory
melalui cairan cochlear setelah itu akan merangsang pengeluaran hormon endofrin
yang akan merelaksasikan tubuh. Efek yang ditimbulkann musik yaitu
menurunkan stimulus sistem syaraf simpatis yakni penurunan ketegangan
neuromuskolar, meningkatnya ambang kesadaran, biasanya dapat dilihat dari HR,
RR, dan penurunan tekanan darah (Novita, 2011).
Pada pasien stroke fungsi saraf yang terganggu dapat dirangsang melalui
rangsangan sensorik berupa suara, warna dan bau atau rangsangan perabaan
seperti bahasa, kongnitif, memori dan emosi (Waluyo, 2009). Jika dilihat dari
mekanisme hubungan antara sistem persarafan dan hormonal dengan adanya
stimulasi musik atau gelombang suara dapat menstimulasi pengaktifan dopamin
yang secara fisiologis dopamin berperan dalam meningkatkan kewaspadaan
seseorang. FAST memberikan efek ketenangan dengan merangsang opioid
(morphin) dan serotonin di dalam tubuh yang memungkinkan perubahan fisiologis
yang mmenunjukkan adanya penurunan derajat ketegangan sistem saraf otonom
(automatic nervous system) (Safri, 2008). Kondisi di atas diharapkan mampu
r

Terapi
2.7 Kerangka Teori Daun

Penyebab (Oktavianus,
2018) : Membran Timpani
Atero
ma Ditransmisi di telinga tengah
melalui cairan cochlear
Stroke Iskemik
Nervus Auditori (Sherwood, 2011)
Penekanan RAS
(Oktavianus, 2018)
Defisit NeurologiRAS
(Oktavianus, 2018) Korteks Temporalis (Sherwood, 2011)
Reticular Activiting System (Sherwood,
2011) Mencapai batang otak (Sherwood,
Penekanan sistem saraf (Oktavianus, 2018)

Inte

Penuruna Kewaspada
Farmakologi
penuruna Merangsang Hipotalamus
Mengaktivasi Ehormon
mengeluarkan (N I,III,IV) M( N
Asetilcholin, dopamin,
V, VIII), V( Nserotinin,
XII)
dan norepinefrin

Gambar 2.2 Kerangka Teori


BAB 3. KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep


Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi
nilai GCS : nilai GCS pasien stroke :

osttest

Berpengaruh tidak diteliti :

22
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang harus diuji
kebenarannya. Hipotesis di penelitian ini adalah Ha yaitu ada pengaruh Familiar
Auditory Stiulation (FAST) terhadap nilai GCS pada pasien stroke dengan
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini didesain dengan quasi experimental menggunakan
rancangan Non equivalent control group (Notoatmodjo, 2012). Desain penelitian
quasi experimental merupakan desain penelitian dengan melibatkan kelompok
kontrol dan intervensi tanpa adanya pengacakan (Polit dan Cheryl, 2010). Pretest
dilakukan pada kelompok perlakuan dan kontrol. Selanjutnya FAST hanya
diberikan kepada kelompok perlakuan. Posttest dilakukan pada kedua kelompok
yakni kontrol dan perlakuan. Pola rancangan penelitian quasi experimental dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Subjek Pretest Perlakuan Posttest
Eksperiment O1 X O2
Kontrol O3 O4
Gambar 4.1 pola rancangan penelitian (Notoatmodjo, 2012)

Keterangan :
X : Intervensi FAST
O1 : Pretest kelompok perlakuan
O2 : Postest kelompok Perlakuan
O3 : Pretest kelompok kontrol
O4 : Postest kelompok kontrol

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian


4.2.1 Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan obyek dari suatu kasus yang akan
diteliti (Polit dan Cheryl, 2010). Populasi pada penelitian ini merupakan klien
dengan Stroke di Ruang Rawat Inap Melati dan Catleya di rumah sakit dr.
Soebandi Jember selama bulan Juli-September 2020 yang berjumlah 138 pasien.

24
4.2.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan bagian dari suatu populasi yang dipilih oleh
peneliti dan telah mewakili dari seluruh populasi (Polit dan Cheryl, 2010). Sampel
dalam penlitian eksperimen sederhana yakni sebanyak 10-20 orang. Sampel
penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling yakni pengambilan
sampel dengan menetapkan subjek yang merupakan kriteria penelitian hingga
batas waktu tertentu sehinggaa jumlah responden yang diperlukan terpenuhi (Polit
dan Cheryl, 2010). Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus power analisis
pada aplikasi G*Power 3.1.9.2 didapatkan sebanyak 27 responden. Untuk
mengantisipasi drop out peneliti menambah 10% dari jumlah responden sehinggaa
jumlah responden total yakni 30 responden. Peneliti membagi responden dalam
dua kelompok yakni 15 masuk kedalam kelompok intervensi dan 15 masuk
kedalam kelompok kontrol. Dari 15 responden di kelompok kontrol 1 responden
dinyatakan drop out dikarenakan meninggal dunia pada hari kedua. Sehinggaa
jumlah total kelompok kontrol ada 14 orang.

4.2.3 Kriteria Subjek Penelitian


a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah subjek penelitian yang masuk
dalam karakteristik umum yang merupakan bagian dari suatu populasi target
dan terjangkau yang akan diteliti.
1. Usia pasien 35-75 tahun
2. GCS 3-14
3. Pendamping pasien minimal usia 18 tahun dan merupakan keluarga
inti pasien
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah subjek yang dihilangkan atau dikeluarkan yang
memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam
penelitian. Gangguan pendengaran pada pasien
1. Keluarnya darah dan pus dari telinga dan hidung
2. Dilakukan tindakan pembedahan (Kraniotomi) dan
Ventriculoperitoneal Shunt
3. Mengalami infeksi nosokomial (Pneumoni)
4. Gangguan pendengaran

4.3Lokasi Penelitian

4.4 Waktu Penelitian


Tabel 4.2 Waktu
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran setiap variabel yang akan diteliti
untuk mempermudah memaknai penelitian (Polit dan Cheryl, 2010).
Tabel 4.3 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Hasil ukur
Penelitian
1 Variabel FAST atau Familiar SOP Stimulus - -
dependen : Auditory Sensory Training Sensori
Stimulus merupakan suatu intervensi Auditori :
Sensori dengan metode merekam FAST
Auditori: FAST suara anggota keluarga
terdekat (keluarga inti) Mp3
pasien yang mengalami (Recording
penurunan kesadaran yang dalam
terdiri dari 3 tahap handphone )
perekaman yakni
perkenalan, kenangan
indah, dan harapan keluarga
untuk pasien apabila sadar
dan memperdengarkan
suara tersebut kepada
pasien sehari 3 kali selama
3 hari dengan setiap kali
mendengarkan selama 10
menit.

2 Variabel Suatu penilaian derajat SOP penilaian interval GCS


Dependen : kesadaran secara kuantitatif GCS Eye = 4
Nilai GCS yang terdiri dari tiga
komponen penilaian yakni Verbal = 5
respon mata, verbal, dan Motorik = 6
motorik dengan skor
terendah 3 dan tertinggi 15.

4.6 Pengumpulan Data


4.6.1 Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah hasil/fakta/ temuan dalam suatu penelitian yang
didapatkan langsung dari sumbernya (Polit dan Cheryl, 2010). Observasi dari
hasil pengukuran nilai GCS pada saat Pretest dan postest merupakan data
yang digunakan peneliti sebagai data primer.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh bukan dari sumbernya. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data yang didapat dari studi pendahuluan oleh peneliti
di RSD dr. Soebandi Jember mengenai jumlah pasien stroke pada tahun
2016 hingga September 2019.

4.6.2 Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data diperlukan guna mengumpulkan data / informasi
dari responden yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan data
karakteristik umum. FAST (Familiar Auditory Sensory Training) merupakan
variabel independen yang telah diberikan pada klien stroke dengan penurunan
kesadaran di RSD dr. Soebandi Jember. Nilai GCS merupakan variabel dependen
yang diperoleh melalui pemeriksaan GCS. Pengambilan Data dilakukan peneliti
dari awal proses pengambilan sampel hingga intervensi. Proses pengambilan data
sebagai berikut :
a. Peneliti melakukan pengajuan surat permohonan izin penelitian kepada
institusi bidang akademik Fakultas Keperawatan Universitas Jember,
LP2M Universitas Jember, Bangkesbangpol, dan instalasi ruang rawat
RSD dr. Soebandi jember sesuai dengan perizinan yang berlaku.
b. Peneliti melakukan koordinasi dengan petugas di Ruang Melati dan
ruangan Catleya yang terdapat pasien dengan kasus stroke penurunan
kesadaran untuk menjelaskan maksud dan tujuan kepada 30 responden
dengan waktu yang telah ditentukan. Responden yang dipilih merupakan
pasien stroke dengan kondisi penurunan kesadaran, tidak ada batasan
waktu terkait dengan penurunan kesadaran pasien, pasien akan langsung
di droup out apabila telah pulang sebelum hari ke 3 intervensi.
c. Peneliti telah menghampiri calon responden sesuai dengan kondisi lalu
memberi penjelasan terkait dengan tujuan dan manfaat penelitian, dan
prosedur dalam penelitian. Kemudian peneliti menanyakan kesediaan
calon responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk
bersedia menjadi responden dengan menandatangi lembar persetujuan
(informed consent) yang telah disediakan peneliti.
d. Peneliti melakukan kontrak waktu dan tempat untuk melakukan rekaman
terhadap anggoa keluarga. Sebelumnya peneliti telah mengikuti timbang
terima perawat dari sift pagi menuju sift siang untuk mengetahui kondisi
pasien, apabila ada pasien baru maka peneliti akan mendatangi keluarga
pasien lalu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan, setelah keluarga
pasien setuju maka dilakukan penandatanganan informed consent dan
peneliti akan mengajak keluarga responden ke ruang diskusi untuk
rekaman. Keesokan harinya peneliti akan memulai terapi dengan
frekuensi 3 kali sehari selama 3 hari.
e. Peneliti telah membagi responden mejadi kelompok perlakuan dan
kontrol. Masing masing berjumlah 15 responden kelompok intervensi dan
14 responden kelompok kontrol.
f. Peneliti melakukan Pretest terhadap kelompok kontrol dan perlakuan.
g. Peneliti memberikan intervensi FAST terhadap kelompok perlakuan,
sebagai berikut :
Tahap pada Keluarga :
1. Memperkenalkan diri
2. Kontrak waktu dengan keluarga
3. Memulai merekam suara keluarga
a. Sesi 1 selama 1 menit, menceritakan mengenai awal dari pasien
mengalai penurunan kesadaran termasuk waktu dan tepat pasien
mengalami serangan stroke .
b. Sesi dua ( 4 menit) menceritakan kenangan indah bersama dengan
pasien.
c. sesi ketiga (5 menit), keluarga diminta berbicara hal apa yang akan
dilakukan ketika pasien sadar dan mendorong pemulihan pasien
mereka diminta bebricara engan kata kata yang menjanjikan.
Tahap Pada Pasien:
1. Posisikan Pasien senyaman mungkin
2. Lakukan pemeriksaan GCS pada pasien
3. Putar audio dan letakkan berada didekat telinga pasien
4. Putar audio selama 10 menit.
5. Setelah selesai ukur kembali nilai GCS pasien
h. Peneliti melakukan postest terhadap kelompok perlakuan dan kontrol
setelah selesai melakukan intervensi.
i. Peneliti melakukan skrining ulang mengenai Data penelitian, 1
responden kelompok kontrol mengalami drop out karena responden
meninggal dunia pada hari kedua.

4.6.3 Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan Data yang digunakan peneliti adalah lembar hasil
observasi untuk mencatat nilai GCS pada Pretest dan postes setelah diberikan
intervensi. Recoder atau HP untuk merekam dan memperdengarkan suara dengan
earphone selama intervensi dilakukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan HP
peneliti dengan kualitas rekaman tinggi, 48 kHZ.

4.6.4 Uji SOP


Uji kompetensi penggunakan standart operasional prosedur (SOP) dilakukan
di ruang Laboratorium Fakultas Keperawatan Universitas Jember. SOP yang di uji
dalam penelitian ini yaitu Pemeriksaan GCS dan SOP FAST. Peneliti telah
melakukan uji kompetensi SOP pada 9 Desember 2019 dengan dosen penguji.
Hasil dari uji kompetensi SOP berupa surat keterangan lulus uji SOP.
4.6.5 Kerangka Operasional

Populasi
Seluruh Pasien Stroke
4.6yang mengalami penurunan kesadaran di di RSUD dr. Soebandi Jember .
.6
Consecitive Sampling

4.6.
8
4.6.
9

Dilakukan Informed
Consent

Kont Pretest
Dilakukan pemeriksaan
Diberikan FAST (Familiar
Auditory Stimulation

Uji Mann Whitney dan Uji Wilcoxon

Kesimpulan Hasil Penelitain


4.7 Rencana Pengolahan Data dan Analisa Data
4.7.1 Editing
Editing merupakan pengecekan ulang lembar pengamatan untuk mengetahui
kelengkapan data- data yang didapat ( Notoadmojo, 2012). Pada penelitian ini
editing dilakukan dengan cara pemeriksaan lembar kelengkapan data pada lembar
karakteristik responden dan lembar observasi nilai GCS.
4.7.2 Coding
Coding merupakan pemberian kode dari bentuk kalimat kedalaam bentuk
kategori (Notoadmojo, 2012). Coding pada penelitian ini diantaranya :
a. Jenis kelamin
Kode 1 : laki laki Kode
2 : perempuan
b. Lama menderita Stroke
Kode 1 : < 5 tahun
Kode 2 : > 5 tahun
c. Jenis Serangan Stroke
Kode 1 : pertama
kali
Kode 2 : setelah pertama kali
d. Jenis Stroke
Kode 1 : hemorargik
Kode 2 : Non
Hemorargik
4.7.3 Entery Data
Entery Data merupakan proses memasukan data yang telah didapatkan
kedalam bentuk kode yang telah dibuat penelti ke suatu program komputer
(Notoadmojo, 2012). Data dari penelitian ini berupa hasil pengukuran observasi
nilai GCS yang didapat dengan cara peneliti melakukan pemeriksaan kepada
pasien secara langsung dan data yang telah diberi kode dengan kode diawali huruf
I kemudian diikuti nomer responden merupakan kode untuk kelompok intervensi
sebagai contoh I1 merupakan kode responden pertama kelompok intervensi dan
kode diawali dengan huruf K kemudian diikuti nomer responden
merupakan kode untuk kelompok kontrol sebagai contoh K1 merupakan
responden pertama kelompok kontrol . Proses entery data menggunakan perangkat
lunak SPSS versi 20.

4.7.4 Cleaning
Cleaning merupakan pengecekan ulang data- data yang telah dimasukkan
kesebuah program komputer agar tidak terjadi kesalahan dalam pengkodean
(Notoadmojo, 2012). Pada penelitian ini proses cleaning dilakukan saat
membetulkan kesalahan data yang teah diinput kedalam SPSS.

4.8 Analisis Data


4.8.1 Analisis Univariat
Variabel data numerik seperti usia penyajian data nya ditunjukkan dalam
bentuk mean, median, standart devisiasi, nilai minimal, dan maksimal. Variabel
data kategorik penyajian data nya ditunjukkan dalam bentuk presentase atau
proporsi (Notoatmodjo, 2012). Variabel data katagorik pada penelitian ini
diantaranya yaitu jenis kelamin, jenis serangan stroke, lama stroke, dan jenis
stroke.

4.8.2 Analisa Inferensial


Suatu penjabaran antara dua variabel unutk mengetahui pengaruh dari dua
variabel tersebut (Notoadojo, 2012). Analisa ini digunakan untuk melihat ada
tidaknya pengaruh FAST pada tingkat kesadaran pasien stroke. Sebelum
melakukan uji statistik, terlebih dahulu peneliti melakukan uji normalitas pada
nilai Pretest dan Posttest GCS menggunakan Saphiro-Wilk karena jumlah sampel
yang digunakan pada penelitian ini kurang dari 50 responden. Distribusi tidak
normal pada uji beda Pretest dan Posttest kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol, dengan didapatkan nilai p < α (α=0,05), maka uji statistik yang digunakan
adalah uji Wilcoxon. Distribusi tidak normal juga ditemukan pada uji beda selisih
nilai GCS dan perbedaan nilai GCS postest pada kelompok perlakuan dan kontrol
dengan nilai p
< α (α=0,05), maka uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-
Whitney. Selain itu, peneliti juga melakukan uji homogenitas setiap karakteristik
responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada karakteristik
Data kategorik.

No Analisis Skala Data Uji Uji


Statistik Normalitas

1 Perbedaan nilai GCS Interval Uji Wilcoxon = 0,001 Pretest = 0,005


pada pasien stroke Posttest = 0,009
dengan penurunan
kesadaran saat
Pretest dan postest
pada kelompok
perlakuan.
2 Perbedaan nilai GCS Interval Uji Wilcoxon = 0,001 Pretest = 0,006
pada pasien stroke Posttest = 0,009
dengan penurunan
kesadaran saat
Pretest dan postest
pada kelompok
kontrol.
3 Perbedaan selisish Interval Uji Mann-Whitney = 0,010 perlakuan = 0,050
nilai GCS postest dan kontrol = 0,000
Pretest pada pasien
stroke dengan
penurunan kesadaran
antara kelompok
perlakuan dan
kontrol.
4 Perbedaan nilai GCS Interval Uji Mann-Whitney = 0,757 perlakuan = 0,009
postest pada kontrol = 0,014
kelompok perlakuan
dan kelompok
kontrol.

digunakan Standar Universal (WHO 2011) terdiri dari tujuh butir sebagai berikut :

4.9.1 Standar 1 : Nilai Sosial/ Klinis


Standar Standar 1 : Nilai Sosial/
Klinis
Penelitian ini menghasilkan suatu kebaruan penelitian yakni bahwa
adanya pengaruh FAST pada perubahan tingkat kesadaran pasien stroke,
sehingga nantinya terapi ini dapat dimanfaatkkan dan digunakan di klinik
selain itu dapat dijadikan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya.
4.9.2 Indikator Standar 2 : Nilai Ilmiah
Penelitian telah memenuhi standar ilmiah yang sesuai. Desain penelitian
ini didesain dengan quasi experimental menggunakn rancangan Non
equivalent control group. Kelompok intervensi ditentukan secara non random,
dengan waktu penelitian pada Bulan Januari dan bertempat di Ruang Melti
dan Catleya RSD dr. Soebandi Jember. Responden dipilih berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan memperhatikan
kaidah kaidah yang telah disesuaikan.

4.9.3 Indikator Standar 3 : Pemerataan Beban dan Manfaat


Peneliti harus bersikap adil kepada seluruh responden dengan
memberikan perlakuan yang sama tanpa membeda bedakan responden.
Peneliti akan memberikan penjelasan sedetail detailnya mengenai intervensi
FAST terhadap responden serta tidak membeda bedakan antar responden.

4.9.4 Indikator Standar 4 : Potensi Manfaat dan Risiko


Penelitian harus mendapatkan manfaat yang banyak dan memberi
dampak yang seminimal mungkin kepada responden ( Notoadmodjo, 2012).
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan uji SOP di
Laboratorium FKEP Unej dengan penguji sehingga dapat meminimalkan
risiko saat penelitian, selain itu peneliti memberikan manfaat kepada keluarga
berupa sebuah terapi yang mudah dilakukan walaupun tanpa pendampingan
dari peneliti.
4.9.5 Indikator Standar 5 : Bujukan/ Eksploitasi/ Undue Inducement
Peneliti memperlakukan responden tanpa adanya paksaan, dalam hal ini
peneliti telah menjelaskan mengenai manfaat dan tujuan dari penelitan sedetail
mungkin. Peneliti telah menawarkan pilihan kepada keluarga responden
sebagai kelompok kontrol apabila responden tidak berkenan untuk
dilakukannya intervensi. Peneliti juga memberikan kebebasan kepada keluarga
responden untuk menerima atau menolak penelitian ini.

4.9.6 Indikator Standar 6 : Rahasia dan Privacy


Responden yang berpartisipasi berhak mendapatkan privasi. Oleh
karena itu peneliti menampilkan data penelitian berupa coding untuk menjaga
kerahasiaan dalam penelitian. Peneliti menggunakan inisial nama dalam
lembar informed consent selain itu peneliti juga menjaga kerahasiaan antar
pasien, rekaman dilakukan ditempat yang tidak diketahui oleh pasien lain
hanya peneliti dan keluarga pasien yang mengetahui serta yang berada di
tempat tersebut. Data yang didapatkan dari responden hanya digunakan
sebagai keperluan penelitian saja dan hanya diketahui oleh peneliti,
pembimbing serta penguji dalam penelitian.

4.9.7 Indikator Standar 7 : Informed Consent


Responden harus mengisi Informed Consent sebagai tanda persetujuan
dilakukan intervensi oleh peneliti kepada responden, didalam Informed
Consent telah terdapat uraian mengenai manfaat dan tujuan, jaminan
kerahasiaan data , penjelasan singkat mengenai penelitian serta uraian
mengenai prosedur penelitian.
BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Rata-rata usia responden adalah 64,72 tahun, jumlah responden laki laki
sebanyk 10 dan perempuan sebanya 19, lama menderita stroke sebanyak
28 responden menderita stroke < 5 tahun dan 1 responden menderita
stroke > 5 tahun, jenis serangan stroke pertama diaami oleh 26 responden
dan 3 responden setelah pertama kali dan variabel jenis stroke sebanyak
29 responden mengalami stroke hemoragik.
b. Median nilai GCS pretest kelompok intervensi adalah 11,00 dan posttest
adalah 12,00. Tedapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pretest
dan posttest kelompok perlakuan yang diberikan intervensi Familiar
Auditory Sensory Training (FAST) dengann nilai p value 0,001 (p value <
0,05).
c. Median nilai GCS pretest dan posttest pada kelompok kontrol adalah
12,00. Tedapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pretest dan
posttest kelompok kontrol yang dtidak diberikan intervensi Familiar
Auditory Sensory Training (FAST) dengann nilai p value 0,001 (p value <
0,05).
d. Median selisih nilai GCS pada kelompok intervensi sebedar 1,00
sedangkan nilai rata-rata selisih nilai GCS pada kelompok kontrol sebesar
0,00. Tedapat perbedaan yang signifikan nilai GCS kelompok perlakuan
dan kontrol dengan nilai p value 0,010 (p value < 0,05).
e. Median nilai GCS postest kelompok intervensi dan kontrol ialah 12. Tidak
tedapat perbedaan yang signifikan nilai GCS kelompok perlakuan dan
kontrol dengan nilai p value 0,757 (p value > 0,05).

57
6.2 Saran
Penelitian ini selain memberikan sebuah hasil dan kesimpulan, juga
memberikan sebuah saran pada berbagai pihak untuk dapat membantu
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan bagi klien stroke khususnya yang
mengalami penurunan keadaran. Saran-saran peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a.Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penyempurnaan di
metode penelitian seperti teknik sampling yang dapat dilakukan secara
random, jumlah sampel dan mencakup wilayah yang lebih luas, lama
pemberian intervensi dapat ditambah durasinya.
b.Bagi Masyarakat
Masyarakat diharpkan mampu mengaplikasikan FAST ketika ada pasien
stroke yang mengalami penurunan kesadaran, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien.
c.Bagi Profesi Kesehatan
Perawat diharapkan dapat menerapkan FAST pada pasien stroke dengan
penurunan kesadaran terutama bagi perawat yang bekerja diruangan
khusus neurologi sehingga FAST dapat dijadikan intervensi keperawatan
yang dapat digunakan.
d.Bagi Instansi Kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat meningkatan kualitas pelayanan kesehatan
dengan memberikan terapi pendamping seperti FAST disamping terapi
farmakologi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrochman, A., Perdana, S., Andhika, S. 2008. Muratal Al-Qur’an: Alternatif


Terapi Suara Baru. Jurnal dari Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi II 2008, Universitas Lampung.

Afandi, A. 2015. Terapu musik instrumental clasik : penurunan tekannan darah


pada pasien stroke. The SUN. Vol 2 (2).

AHA. 2018. Heart disease and stroke statistics 2018 at-a-glance. American Heart
Association Council on Epidemiology and Prevention Statistics Committee
and Stroke Statistics Subcommittee. 10.1161/CI

Anggiamurni, Lulu, D. Tugasworo., M. Widiastuti. 2010. Hubungan volume dan


letak lesi hematom dengan kecepatan pemulihan fungsi motoric penderita
stroke hemoragik berdasarkan kategori skala orgogozo. Thesis. Program
Pasca Sarjana Magister Ilmu Biomedik dan Pendidikan Dokter Spesialis 1
Ilmu Penyakit Syaraf Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang

Batticaca F. 2011. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem


persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Batubara, Sakti Oktaria. Florentianus Tat. 2015. Hubungan Antara Penanganan


Awal Dan Kerusakan Neurologis Pasien Stroke Di Rsud Kupang. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10,
No.3, November 2015.

Bhaskar. 2017. Glasgow coma scale : technique and intepretation. Clinic in


Surgery. Volume 2 article 1575.

Chongruksut, W., K. Limpastan, C. Jetjumnong, W. Watcharasaksilp, T.


Vaniyapong, T. Norasetthada, S. Triamvisit, C. Ruengom, S. Nochaiwong,
S. Nanta, S. Saengyo, K. Rerkasem. 2019. Age as a prognostic factor of
30- dy mortality in hemorrhagic stroke patients: A thai large tertiay care
referral center. Asian Journal of Suergery
https://doi.org/10.1016/j.asjsur.2019.11.010.
Center for Disease Control. 2017. Women and stroke. National Center for
Chronic Disease Prevention and Health Promotion Division for Heart
Disease and Stroke Prevention www.cdc.gov/stroke

Darotin, R., Nurdiana, Tina H.N. 2017. Analisis faktor prediktor mortalitas stroke
hemorargik di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember. NurseLine
Journal Vol. 2 No. 2 Nopember 2017 p-ISSN 2540-7937 e-ISSN 2541-
464X

Dharma, K.K. 2018. Pemberdayaan keluarga untu mengoptimalkan kualitas hidup


pasien paska stroke. Yogyakarta : Deepublish

Faradina, A. 2017. Pengaruh Terapi Relaksasi Audio : Murotal Al-Qur’an


terhadap Perubahan Tingkat Stres pada Pasien di Ruang ICU RS PKU
Muhammadiyah Gombong. Skripsi. Kebumen : Stikes Muhammdiyah
Gombong.

Fewel, M., Thomsom, Hoff. 2003 Spontaneus Intraserebral Hemorrhage Neuros


Focus. 2003; 15; 1-15

Hafdia, A.N.A, Arman, M.K. Alwi, A. Asrina. 2018. Analisis kualitas hidup
pasien stroke di RSUD Kabupaten Polewari Mandar. Prosiding Seminar
Nasional 2018. Vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

Hariyanto, Awan. Rini Sulistyowati. 2015. Buku ajar keperawatan medikal bedah
1 dengan diagnosis (NANDA) internasional. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media

Hartanto, A.S, A. Basuki, C. Juli. 2019. Correlation of glasgow coma scale score
at hospital admission with stroke hemorrhagic patient mortality at hasan
sadikin hospital. Journal of Medicine and Health. Vol.2 No.4 August 2019

Hayes, M.K. 2010. Influence of age and health behaviors on stroke risk: lessons
from longitudinal studies. The American Geriatrics Society. 58:S325–
S328, 2010
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 61
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Hendriyanti, A., A. N. H.K, dan I. K. M. 2016. Pengaruh terapi hipnomurotal


terhadap perubahan glasgow coma scale pada pasoen stroke di icu rsud
dr. soehadi prijonegoro sragen. 17:1–12.

Junaidi, I. 2011. Stroke waspadai ancamannya. Penerbit Andi : Yogyakarta

Kementrian Kesehatan. 2018. Hasil utama riskesdas 2018

Khairunnisa N. 2014. Hemiparese sinistra, paresenervus vii, ix, x, xii e.c stroke
Nonhemorrhagic.JUKE Unila. 2(3):53.

Kurniawati, Redita., Wahyu R.A., Yeti N. 2017. Pengaruh stimulasi sensori


terhadap nilai glasgow coma scale pada pasien stroke Di ICU RSUD
Karanganyar. Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Harding, M.M.
2017. Medical-surgical nursing: assessment and management of clinical
problems (10th ed.). St. Louis: Elsevier.

Lumbantobing, V. B. . dan A. Anna. 2015. Pengaruh stimulasi sensori terhadap


nilai glaslow coma scale di ruang neurosurgical critical care unit rsup dr
. hasan sadikin bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan. III(2):105–111.

Marbun, A.S, Juanita, Y. Ariani. 2016. Hubungan antara stress dan gaya hidup
dengan kualitas hidup pasien stroke. Jurnal Keperawatan Sriwijaya.
Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459

MinChen, C., M. Lee, Y.H. Yang, S.S. Huang, C.H. Lin. 2019. Association
between clinical and laboratory markers and 5-year mortality among
patients with stroke. Scientific Reports Natureresearch. (2019) 9:11521.

Mishbach J. 1999. Stroke, aspek diagnostic, patofisiologi, manajemen. Jakarta :


Balai Penerbit FKUI . p. 1-8, 59-6
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 62
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Moattari, M., Fatemeh A.S., Nasrin S., Najaf Z. 2016. Effects of a sensory
stimulation by nurses and families on level of cognitive function, and basic
cognitive sensory recovery of comatose patients with severe traumatic
brain injury: A Randomized Control Trial. Trauma Mon. 2016 September;
21(4):e23531. doi: 10.5812/traumamon.23531.

Mohammadi M.K., Mohammad Reza Y., Aida M.E., Zahra A.R., Mostafa S.,
Moluk P. 2019. The effects of familiar voices on the level of consciousness
among comatose patients: a single-blind randomized controlled trial.
Journal of Pharmaceutical Research International 27(2): 1-8, 2019; Article
no.JPRI.48788 ISSN: 2456-9119

Muttaqin. 2008. Asuhan klien dengan gangguan sistem persyarafan. Jakarta :


Salemba Medika.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pape T.L.B., Joshua M.R., Brett H., Vijaya P., Ann G., Todd P., Kathleen F.,
Catherine B., Shane M.N., Amy A. H., Bessie W., Xue W. 2012.
Preliminary framework for familiar auditory sensory training (FAST)
provided during coma recovery. JRRD, Volume 49, Number 7, 2012

Polit, Denise F., Cheryl Tatano Beck. 2010. Essential of nursing research seventh
edition. Wolters Kluwer : thePoint

Rihiantoro, Tori, Elly N., Rr. Tuti S.R. 2008. Pengaruh terapi musik terhadap
status hemodinaika pada pasien koma di ICU di sebuah rumah sakit di
lampung. Jurnal Keperawatan Indonesia, volume 12, No. 2., Juli
2008; hal 115-120.

Saudin, D., A. Rini, 2016. Analisis faktor yang mempengaruhi keterlambatan


dalam mengatasi pasien stroke saat merujuk ke rsud jombang. Yogyakarta:
Media Ilmu.

Safri, D. Irawaty, dan I. M. Kariasa. 2018. Murottal al-qur`an dapat


meningkatkan kesadaran pasien stroke hemoragik. Repository Universitas
Riau. (January 2014):7–12.
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 63
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Sargolzaei, K., M. S. Fallah, N. Aghebati, dan H. Esmaily. 2017. Effect of a


structured sensory stimulation program on the sensory function of patients
with stroke- induced disorder of consciousness. Evidence Based Care
Journal. 7(2) : 7-1(098 51):6–16.

Sherwood. 2011. Fisiologi manusisa. Jakarta: EGC

Silviantari, F. 2016. Hubungan skor glasgow coma scale saat masuk rumah sakit
dengan mortalitas pada pasien stroke non hemoragik di rsud dokter abdul
aziz singkawang. Faculty of Medicine, Tanjungpura University,Pontianak,
West Borneo.

SILBERNAGL, s., F. Lang. 2007. Gangguan aliran darah otak, stroke, tek dan
atlas berwarna patofisiologi. Jakarta : EGC

Sofyan, A.M, I.Y. Sihombing, Y. Hamra. Hubungan umur, jenis kelamin, dan
hipertensi dengan kejadian stroke. Abstrak. Program Pendidikan Dokter
FK UHO.

Sugiyono. 2015. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif


dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Susanti, D.N. Bistara. 2019. Pengaruh range of motion terhadap kekuatan otot
pada pasien stroke. Jurnal Kesehatan Vokasional. Vol. 4 No. 2 (Mei 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275.

Tampoy, Y. M. 2017. Pengaruh Terapi Murottal terhadap Tekanan Darah


padaPasien yang Mengalami Penurunan Kesadaran di Ruang ICU RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Mini Riset. Gorontalo: Mini
Riset PSIK UNG.

Tarwoto. 2013. Keperawatan medikal bedah gangguan sistem persarafan Edisi 2.


Jakarta : Sagung Seto

Tavangar, H., M. S. Kalantary, T. Salimi, dan M. Jarahzadeh. 2015. Effect of


family members ’ voice on level of consciousness of comatose patients
admitted to the intensive care unit : a single - blind randomized controlled
trial. Advanced Biomedical Research. 88.215.130:1–5.
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 64
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Terry, C. L., & Weaver, A. 2013. Keperawatan Kritis. Yogyakarta:


Rapha Publishing.

Wijanarko, M.O.A, Setyawan,D. Kusuma, M.A.B. 2016. Pengaruh terapi musik


klasik terhadap pasien stroke yang menjalani latihan range of motion
(ROM) pasif. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK): PSIK FK
Universitas Diponegoro Semarang.

Wijayanti, dkk. 2016. Musik Suara Alam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada
Pasien Kritis. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 2(3), 1-10, Tahun
2016.

Ying, C. Y., Harith, S., Ahmad, A., & Mukhali, H. B. 2018. Prevalence, risk
factors and secondary prevention of stroke recurrence in eight countries
from south, east and southeast asia: a scoping review. Med J Malaysia Vol
73, 90-99.
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 65
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

LAMPIRAN
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 66
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran A. Lembar Informed

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Cirila Aripratiwi
NIM 162310101161
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah
Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Pegaruh
Familiar
Auditory Sensory Training (FAST) terhadap Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di
RSD dr. Soebandi Jember“. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST) terhadap tingkat kesadaran
pasien stroke di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini merupakan bagian dari
persyaratan untuk program pendidikan sarjana saya di Universitas Jember.
Pembimbing saya adalah Ns. Jon Hafan S., S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. MB dan Ns.
Mulia Hakam, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. MB dari Fakultas Keperawatan
Universitas Jember.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda
maupun lingkungan anda sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi akan
dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan semata. Jika anda bersedia menjadi responden, maka saya mohon
kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan. Atas
perhatian dan kesediaan menjadi responden saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Cirila
Aripratiwi NIM.
162310101161
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 67
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran B. Lembar Consent

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN Kode Responden:

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama (inisial ) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tempat Tinggal :
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian dalam penelitian dari:
Nama : Cirila Aripratiwi
NIM 162310101161
Fakultas : Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Judul Penelitian : Pegaruh Familiar Auditory Sensory Training (FAST)
terhadap Tingkat Kesadaran Pasien Stroke di RSD dr. Soebandi Jember
Saya telah diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang terkait dengan
penelitian diatas dan saya diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum dimengerti dan telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang
sudah saya berikan.

Jember,....................................2019

(.................................................)
Nama terang dan tanda tangan
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 68
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran C. Lembar Karakteristik Responden

PENGARUH FAMILIAR AUDITORY SENSORY TRAINING (FAST)


TERHADAP TINGKAT KESADARAN PASIEN STROKE DI RSD dr.
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
69
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran D. Jadwal Pelaksanaan FAST (Familiar Auditory Sensory Training) pada Kelompok Intervensi dan Kontrol

Hari Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode
Responden
I1

I2

I3
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
70
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

I4

I5

I6
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
71
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

I7

I8
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
72
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

I9

I10

I11
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
73
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

I12

I13

I14
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
74
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

I15

K1

K2
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
75
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

K3

K4

K5
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
76
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

K6

K7

K8
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
77
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

K9

K10

K11
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
78
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

K12

K13

K14
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy
79
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

K15

Keterangan :

: Kelompok Intervensi
: Informed Consent dan Rekaman
: Pretest
: Posttest
: Informed Consent dan Pretest
: Kelompok Kontrol
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 80
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran E. Lembar Observasi GCS


Lembar Observasi Nilai GCS
Kode Pretest Postest Selisih
Responden
I1 11 12 1
I2 3 3 0
I3 10 12 2
I4 8 10 2
I5 12 15 3
I6 13 14 1
I7 3 3 0
I8 13 14 1
I9 9 9 0
I10 9 10 1
I11 13 15 2
I12 13 14 1
I13 13 15 2
I14 11 11 0
I15 12 13 1
K1 3 3 0
K2 12 12 0
K3 10 3 -7
K4 12 12 0
K5 13 14 1
K6 14 13 1
K7 12 12 0
K8 3 3 0
K9 14 15 1
K10 13 14 1
K11 14 14 0
K12 10 10 0
K13 9 10 1
K14 14 15 1
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 81
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran F. Analisa Data


A. Uji Homogenitas
a. Homogenitas Usia Responden
usia * kelompok Crosstabulation
Count
kelompok
intervensi kontrol Total
usia 35 1 0 1
38 1 0 1
39 0 1 1
40 1 1 2
42 1 0 1
43 0 1 1
50 1 0 1
52 2 0 2
54 0 3 3
55 1 0 1
58 0 2 2
59 0 1 1
60 1 0 1
61 0 1 1
62 1 0 1
63 0 1 1
65 1 1 2
66 1 0 1
67 0 1 1
68 1 0 1
69 1 0 1
70 1 1 2
Total 15 14 29

B. Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Usia
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
usia intervensi .133 15 .200* .921 15 .196
kontrol .201 14 .131 .924 14 .248
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
b. Normalitas pretest-posttest Kelompok Intervensi
Tests of Normality
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 82
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
prepost intervensi pretest .180 15 .200* .819 15 .006
posttest .191 15 .147 .829 15 .009
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.

prepost kontrol pretest .256 14 .013 .772 14 .002


postest .256 14 .013 .787 14 .003

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
intervensi .225 15 .040 .881 15 .050
selisih gcs
kontrol .399 14 .000 .539 14 .000

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
posttest intervensi .191 15 .147 .829 15 .009
kontrol .256 14 .013 .787 14 .003

kelompok -
prepost
intervensi
Z -4.795b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.

b. Pretest-Posttest Kelompok Kont


Test Statisticsa
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 83
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

kelompok -
prepost kontrol

Z -4.634b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Wilcoxon Signed Ranks Test

selisih gcs
Mann-Whitney U 49.000
Wilcoxon W 154.000
Z -2.592
Asymp. Sig. (2-tailed) .010
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .014b

postest
Mann-Whitney U 98,000
Wilcoxon W 203,000
Z -,310
Asymp. Sig. (2-tailed) ,757
Exact Sig. [2*(1-tailed
,780b
Sig.)]
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 84
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran G. SOP FAST

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“Stimulasi Auditori : FAST (Familiar Auditory


Sensory Training)”
NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:
PROSEDUR
KERJA TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

1. Pengertian Stimulasi yang berhubungan dengan rangsangan pada


indra pendengaran melalui cerita masa lalu pasien oleh
anggota keluarga.
2. Tujuan Untuk meningkatkan GCS pada pasien stroke
3. Indikasi Pasien Stroke yang nilai GCS nya 3-12
4 Kontraindikasi Pasien stroke dengan kondisi keluar darah dan pus dari telinga
dan hidung.
5. Persiapan Pasien diberikan posisi yang paling nyaman dalam berbaring
Pasien
6. Persiapan Alat 1. Handphone/ Recoder
2. Headset apabila diperlukan
3. Alat Tulis
7. Cara Kerja A. Pra Interaksi
1. Cek data dan rekam medik pasien
2. Mencuci Tangan
3. Mempersiapkan Alat
B. Orientasi
1. Memberikan salam dan perkenalan diri sebagai
pendekatan terapeutik.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 85
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

C. Tahap Kerja
Tahap pada Keluarga :
4. Memperkenalkan diri
5. Kontrak waktu dengan keluarga
6. Memulai merekam suara keluarga
d. Sesi 1 selama 1 menit, menceritakan mengenai awal dari
pasien mengalai penurunan kesadaran termasuk waktu dan
tepat pasien mengalami serangan stroke .
e. Sesi dua ( 4 menit) menceritakan kenangan indah bersama
dengan pasien.
f. sesi ketiga (5 menit), keluarga diminta berbicara hal apa
yang akan dilakukan ketika pasien sadar dan mendorong
pemulihan pasien mereka diminta bebricara engan kata
kata yang menjanjikan.
Tahap Pada Pasien:
6. Posisikan Pasien senyaman mungkin
7. Lakukan pemeriksaan GCS pada pasien
8. Putar audio dan letakkan berada didekat telinga pasien
9. Putar audio selama 10 menit.
10. Setelah selesai ukur kembali nilai GCS pasien

D. Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
3. Merapikan alat
4. Melakukan pendokumentasian
8. Evaluasi Kaji respon pasien setelah diberikannya stimulasi auditori
9. Refrensi
Mohammadi M.K., Mohammad Reza Y., Aida M.E., Zahra A.R.,
Mostafa S., Moluk P. 2019. The Effects of Familiar
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 86
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Voices on the Level of Consciousness among Comatose


Patients: A Single-Blind Randomized Controlled Trial.
Journal of Pharmaceutical Research International 27(2):
1-8, 2019; Article no.JPRI.48788 ISSN: 2456-9119

Tavangar H., M. Shahriary, T. Salimi, M. Jarahsadeh, M.


Sarebanhassanabadi. 2015. Effect of family members’ voice
on level of consciousness of comatose patients admitted to
the intensive care unit: A single-blind randomized controlled
trial. Advanced Biomedical Research 2015;4:106.

No
Pedoman Waktu Keluarga
Rekaman Isi
1 1 menit Perkenalan
1. Sebutkan nama......anda sebagai
istri/suami/anak
2. Awal mula pasien mengalami sakit
3. Kronologi pasien dibawa ke rumah sakit
2 6 menit Menceritakan kenangan indah
a. Istri/ suami
1. Pertama kali bertemu
2. Pernikahan
3. Kebiasaan yang dilakukan bersama keluarga
4. Hal hal yang berhubungan dengan keluarga
(misal tamasya bersama keluarga)
5. Pencapaian dalam keluarga
6. Keinginan yang telah terwujud
b. Anak
1. Sosok ayah/ ibu dimata sang anak
2. Kebiasaan bersama ayah/ibu
3. Pengalaman (rekreasi, tamasya, dll)
4. Pencapaian sang anak yang mebuat
bangga orang tua
5. Hal yang paling berkesan ketika dengan
orang tua
3 4 menit Harapan ketika pasien sadar/ pulih
1. Apa yang akan dilakukan ketika pasien sadar
2. Hal hal yang belum dapat diwujudkan dan
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 87
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

akan diwujudkan ketika pasien sadar


3. Harapan dan dorongan agar pasien segera
sadar dan pulih
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 88
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
Lampiran H. SOP Pemeriksaan GCS

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“Penilaian Kesadaran menggunakan GCS”

NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:


PROSEDUR
KERJA TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

1. Pengertian Pemeriksaan Glasgow Coma Scale adalah suatu tindakan menilai


secara kuantitaf tingkat kesadaran pada pasien dengan gangguan
neurologi.
2. Tujuan Untuk mengetahui tingkat kesadaran pada pasien
dengan gangguan neurologi secara kuantitatif yang
meliputi :
1. Respon mata,
2. Respon mootorik
3. Respon verbal.
3. Indikasi Pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
4. Persiapan Pasien diberikan posisi yang paling nyaman dalam berbaring
Pasien
5. Persiapan Alat 4. Ballpoint
5. Kertas lembar observasi
6. Cara Kerja E. Pra Interaksi
4. Cek data dan rekam medik pasien
5. Mencuci Tangan
6. Mempersiapkan Alat
F. Orientasi
3. Memberikan salam dan perkenalan diri sebagai pendekatan
terapeutik.
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 89
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

4. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.


G. Tahap Kerja
1. Cek respon membuka mata pada pasien berikan nilai :
4 apabila pasien membuka mata secara spontan
3 apabila pasien membuka mata dengan perintah
2 apabila pasien membuka mata dengan rangsangan nyeri
1 apabila pasien tidak ada respon
2. Cek respon verbal pasien, dan berikan nilai:
5 apabila pasien dapat menjawab dengan kalimat yang baik
dan tahu dimana ia berada, tahu waktu, hari, dan bulan
(berorientasi dengan baik)
4 apabila pasien berbicara dalam kalimat namun ada
disorientasi waktu dan tempat
3 apabila pasien hanya berbicara kata kata yang tidak
jelas dan diulang ulang
2 apabila pasien tidak dapat mengucapkan kata kata
hanya suara mengerang saja
1 apabila Tidak ada respon/ tidak menjawab.
3. Cek respon motorik, dan berikan nilai :
6 apabila pasien dapat mengikuti perintah sederhana
(misal “angkat tangan”)
5 apabila pasien dapat melokalisir nyeri (melindungi
daerah nyeri)
4 apabila pasien mengindari atau menarik dari area nyeri
3 apabila pasien fleksi abnormal (decorticate)
2 apabila pasien ekstensi abnormal (deserebrate)
1 apabila tidak ada gerakan atau respon
4. Lakukan interpretasi terhadap pemeriksaan tersebut
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 90
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

H. Terminasi
5. Melakukan evaluasi tindakan
6. Kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
7. Merapikan alat
8. Melakukan pendokumentasian
9. Refrensi Al-Quran Hamza, Abu Ruz Mohannad Eid. 2015. Simplifying
Glasgow Coma Scale Use for Nurses. International
Journal of Advanced Nursing Studies, 4 (2) (2015) 69-
74
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 91
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran I. Pernyataan Uji SOP


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 92
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 93
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran J. Surat Pernyataan Studi Pendahuluan


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 94
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran K. Sertifikat Uji Etik


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 95
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran L. Surat Izin Penelitian


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 96
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran M. Surat Selesai Penelitian


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 97
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran N. Lembar Dokumentasi

Proses terapi (pendengaran rekaman FAST ) kepada klien


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 98
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

Lampiran O. Lembar Bimbingan Skripsi


DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 99
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 100
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 101
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr
DDiiggiittaall RReeppoossiittoorryy 102
UUnniivveerrssiittaass JJeemmbbeerr

You might also like