Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 2

Nama: Hartini Nurul Safitri

Kelas : X KUL 1

Absen: 14 Masjid Agung Kendal

Nama: Hartini Nurul Safitri

adalah masjid yang berada di Kendal Jawa Tengah. Masjid ini terletak di Jalan Raya Barat depan
pusat perkantoran pemerintahan Kabupaten Kendal, dan merupakan masjid tertua di Kabupaten
Kendal. Masjid tersebut dibangun sekitar tahun 1493 Masehi, atau tepatnya 1210 H oleh Wali
Joko.

Masjid tersebut dibangun sekitar abad 15, yaitu pada zaman Kesultanan Demak. Masjid tersebut
dibangun oleh Raden Suweryo atau biasa dikenal dengan Wali Joko. Wali Joko merupakan salah
satu santri Sunan Kalijaga, yang ditugasi untuk menyebarkan agama Islam di sekitar Kendal. Wali
Joko yang memiliki nama kecil Jaka Suwirya adalah kakak-beradik dengan Sunan Katong. Konon
Wali Joko dimakamkan di Kaliwungu. Saat masih muda, Wali Joko bernama Pangeran Panggung,
merupakan putra bungsu Prabu Kertabumi atau Prabu Brawijaya V dengan Permaisuri Dewi
Murdaningrum, seorang putri dari Kerajaan Campa. Wali Joko masih memiliki hubungan darah
dengan Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak Bintoro. Di mana, Raden Patah adalah
putra Prabu Kertabumi dengan Permaisuri putri Kerajaan Campa, Dewi Kian.
Bangunan awal Masjid Agung Kendal menyerupai Masjid Agung Demak, yaitu tidak terdapat
kubah, pada atapnya berbentuk seperti prisma. Luas bangunan waktu itu hanya 27x27 meter.
Sedangkan atapnya terbuat dari sirap (susunan kayu tipis) yang bersusun tiga. Tempat wudhu
berupa kolah pendem yang mendapat aliran air dari sungai kendal yang dibuat oleh Wali Joko
sendiri, letak kolamnya ada di depan masjid sebelah selatan utara makam Wali Joko. Seiring
berjalannya waktu, masjid yang berdiri gagah di pusat Kota Kendal ini telah mengalami delapan
kali renovasi. Sejumlah peninggalan asli bangunan dari Wali Joko adalah 16 tiang penyangga
masjid dengan masing-masing berdiameter 40 centimeter. Peninggalan asli lainnya yaitu kusein,
jendela dan daun pintu masjid. Selain itu adalah mimbar kotbah dan juga Maksuroh (tempat
salat bupati saat itu) yang terdapat di sebelah kiri mimbar. Tiang penyangga yang asli ada di
bangunan utama, tapi sekarang sudah dilapisi agar lebih kuat menjadi sekitar 60 cm. Dan
sekarang tiang total menjadi 80 tiang.
Di bulan suci, takmir Masjid Agung menyediakan makan dan minum untuk berbuka bagi semua
lapisan masyarakat. Misalnya, para musafir yang kebetulan singgah di masjid itu. Selain
melestarikan tradisi tersebut, di bulan Ramadan takmir masjid juga menggelar pengajian kitab
kuning. Banyak santri kalong atau santri pendatang mengaji di masjid ini setiap malamnya.
Mereka datang dari beberapa wilayah di Kendal. kitab kuning berisi uraian dan penjabaran para
ulama yang bersumber dari Alquran dan Hadis. Seperti di masjid-masjid umumnya, pada
Ramadan juga diisi dengan kegiatan tadarus.

You might also like