Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Perdagangan Manusia (Human Trafficking) Di Indonesia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum

Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PERDAGANGAN MANUSIA


(HUMAN TRAFFICKING) DI INDONESIA

Brian Septiadi Daud¹*, Eko Sopoyono²


¹Fakultas Hukum, Universitas Ichsan Gorontalo
²Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
septiadybrian@gmail.com

ABSTRACT
Human trafficking is a fairly widespread crime practice in Indonesia, which threatens life in society. The
problem discussed is how the legal arrangements regarding human trafficking in force in Indonesia, in this
case the Law on human commerce and the Criminal Code. And how the application of criminal sanctions
against human traffickers in Indonesia. The purpose of this study is to determine the causes of human
trafficking in the applicable regulations and the application of sanctions in the legal system. This research
method uses a normative juridical approach which looks at the problem from the study of legal materials such
as books or articles that discuss human trafficking as a reference for staples and secondary legal materials.
The results of this study are human trafficking which is rife in various countries, including Indonesia and
developing countries where this is a concern of the world, especially UN. Human trafficking is categorized as a
criminal act, which is more specifically a specific criminal act. In Indonesian criminal law has been regulated by
various provisions. Provisions include prohibitions and eradication as stated in the Criminal Code, Legislation
and in the Criminal Code Bill, Chapter XX, Articles 546-561 concerning human trafficking, where the
application of sanctions is threatened with imprisonment and fines. Human trafficking is an organized and
systematic crime, in which the people included have personal or group interests for profit.
Keywords: Human Trafficking; Legal Regulations; Application of Criminal Sanctions.

ABSTRAK
Perdagangan manusia merupakan praktik kejahatan yang terbilang marak di Indonesia, dimana mengancam
kehidupan dalam masyarakat. Permasalahan yang dibahas adalah Bagaimana pengaturan hukum tentang
perdagangan manusia yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini Undang-Undang tentang perdaganagan
manusia dan KUHP. Dan Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap pelaku perdagangan manusia di
indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya perdagangan manusia secara
peraturan yang berlaku dan penerapan sanksi dalam sistem hukum. Metode Penelitian ini menggunakan
pendekatan yuridis normatif dimana melihat permasalahan dari kajian bahan-bahan hukum seperti buku atau
artikel yang membahas tentang perdagangan manusia sebagai referensi bahan pokok dan bahan hukum
sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah Perdagangan manusia yang marak diberbagai negara, termasuk
Indonesia dan negara-negara berkembang dimana hal ini menjadi perhatian dunia terutama PBB.
Perdagangan manusia dikategorikan sebagai tindak pidana, yang lebih tepatnya tindak pidana khusus. Dalam
hukum pidana Indonesia telah diatur dengan berbagai ketentuan. Ketentuan mencakup larangan dan
pemberantasan seperti disebutkan didalam KUHP, Peraturan Perundang-Undangan dan didalam RUU KUHP,
Bab XX, Pasal 546-561 tentang perdagangan manusia, yang penerapan sanksinya diancam dengan hukum
pidana pidana penjara dan hukum pidana denda. Perdagangan manusia merupakan kejahatan yang
terorganisir dan tersistematis, dimana orang yang termasuk didalamnya memiliki kepentingan pribadi atau
kelompok untuk mendapat keuntungan.
Kata Kunci : Perdagangan Manusia; Pengaturan Hukum; Penerapan Sanksi Pidana.

*
Corresponding Author
352
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

A. PENDAHULUAN ekonomi yang kuat (Satriani, & Muis, 2013). Alasan


Pandangan publik tentang perdagangan orang yang diberikan oleh korban pada umumnya adalah
terkait dengan sikap kesadaran hukum tentang tindakan legal berdasarkan perjanjian. Pelanggaran
pentingnya aturan dalam bentuk hukum positif. HAM dalam bentuk perbudakan pada umumnya
Terkait dengan tingkat kesadaran hukum yang dalam bentuk perampasan kebebasan dari
dipahami melalui pemahaman tentang seseorang, yang dilakukan oleh kelompok ekonomi
diberlakukannya undang-undang, tetapi lebih pada yang kuat ke kelompok ekonomi yang lemah. Oleh
tingkat implementasi, sehingga pemahaman karena itu, atas dasar itu pencegahan perdagangan
perdagangan tidak hanya pada tingkat konsep, tetapi orang dari perspektif pelanggaran hak asasi manusia
juga lebih pada tingkat implementasi , atau aplikasi harus dilakukan secara komprehensif dan integral,
yang berkaitan dengan kesadaran hukum. yang dapat dilakukan melalui tingkat kebijakan
Perdagangan orang telah berlangsung lama hukum pidana melalui legislasi, pelaksanaan, dan
yang bertentangan dengan martabat dan martabat peradilan (Munthe, 2015).
manusia. Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan
yang seharusnya manusia dilindungi di bawah Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pancasila dan UUD 1945. Perdagangan orang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
adalah kejahatan yang terorganisasi dengan baik, dengan pertimbangan bahwa setiap orang sebagai
dari metode konvensional hingga modern. Dalam makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak-hak
kejahatan terorganisir ini, membangun jaringan dari asasi sesuai dengan kemuliaan harkat dan
Nasional ke Internasional (Prakoso, & Nurmalinda, martabatnya serta dilindungi secara hukum oleh
2018). Kejahatan terorganisi ini mencakup setiap Undang-Undang Dasar RI 1945 sebagaimana
kelompok orang yang beraktivitas utamanya adalah dicantumkan dalam Pasal 28A bahwa: “ Setiap orang
melanggar hukum pidana untuk mendapatkan berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
keuntungan illegal dan kekuasaaan dengan hidup dan kehidupannya” (Azizurrahman, 2014).
melakukan aktivitas kejahatan (Rosnawati, Din & Penegakan hukum tentang kejahatan
Mujibussalim, 2016). perdagangan manusia di Indonesia masih belum
Secara historis, perdagangan orang dapat optimal di mana kita dapat melihat ini dari berita di
dikatakan sebagai perbudakan dan juga melanggar media baik di media cetak maupun elektronik
hak asasi manusia. Kondisi ini berkembang dalam sehingga banyak kasus perdagangan manusia
komunitas ekonomi yang memiliki tingkat ekonomi diidentifikasi sebagai korban perdagangan manusia
yang lemah, kurangnya pemahaman agama atau tetapi untuk menjerat pelaku perdagangan manusia
moralitas, dan bergantung pada kelompok komunitas sangat sulit karena dari modus operandi ternyata

353
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pelakunya lebih dari satu orang dan perusahaan, dan Dalam menemukan pelaku kejahatan
jika para pelaku ditemukan maka semakin sulit untuk perdagangan manusia ini sangat sulit karena
melanjutkan ke pengadilan untuk mendapatkan biasanya para korban telah direkrut terlebih dahulu
sanksi pidana karena untuk bukti itu harus dipandu oleh agen perekrutan ilegal dan agen ilegal ini
oleh prosedur pidana hukum, yaitu Hukum Acara membayar calo perorangan yang tidak memiliki izin
Pidana yang memiliki prinsip bahwa hakim tidak untuk merekrut pekerja atau mengatur dokumen
diperbolehkan untuk melakukan kejahatan terhadap perjalanan terkait dengan pencari kerja. Kemudian
seseorang kecuali ada setidaknya dua bukti yang para korban yang telah dijerat oleh perekrut, baik
sah, ia memiliki keyakinan bahwa suatu tindak agen maupun perorangan, akhirnya ditawan dan
pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwa dieksploitasi dengan berbagai cara bahkan hingga
bersalah untuk melakukan hal itu, sebagaimana kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Masalah
diatur dalam Pasal 183 KUHAP. penegakan hukum dalam perdagangan orang harus
Praktek perdagangan orang telah menjadi diberantas sepenuhnya mulai dari perekrutan,
kejahatan yang mengancam kehidupan masyarakat transportasi, tempat tinggal, transfer pemindahan
umum, terutama orang-orang yang rentan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
berpenghasilan rendah dan berpendidikan rendah. kekerasan, penculikan penculikan, pemalsuan,
Dalam Buku Putih Pertahanan RI 2015, dinyatakan penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan, atau
bahwa salah satu ancaman nyata adalah posisi rentan, jeratan hutang atau pembayaran untuk
pelanggaran wilayah perbatasan. Beberapa mendapatkan pembayaran harus mendapat
pelanggaran di wilayah perbatasan termasuk persetujuan dari orang yang mengendalikan orang
perdagangan manusia (narkoba, senjata, manusia), lain (Kamea, 2016).
pembalakan liar, penangkapan ikan ilegal. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik pokok
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan No. 57 permasalahan yang akan dirumuskan dalam
tahun 2014 tentang Pedoman Pertahanan Strategis penelitian ini yaitu : Pertama, Bagaimana pengaturan
Nirmilter, salah satu ancaman terhadap dimensi hukum tentang perdagangan orang (human
sosial-budaya adalah perdagangan manusia. trafficking) yang berlaku di Indonesia ?, Kedua,
Perdagangan manusia atau perdagangan orang Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap
adalah kejahatan yang melanggar hak asasi manusia pelaku perdagangan orang (human trafficking) di
dan mengancam keamanan dan keselamatan warga indonesia ?
negara, terutama calon migran yang akan pergi ke Perdagangan orang merupakan perilaku yang
luar negeri (Riadi, 2017). menyimpang dari norma-norma yang ada dalam
suatu sistem sosial. Paul Horton mengemukakan ada
354
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

enam ciri-ciri perilaku menyimpang diantaranya: penjeratan utang atau memberi bayaran atau
Penyimpangan harus dapat didefenisikan, manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari
Penyimpangan bisa juga diterima bisa juga ditolak, orang yang memgang kendali atas orang lain
Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, tersebut, baik yang dilakukan di dalam Negara
Penyimpangan terhadap budaya nyata dan budaya maupun antarnegara, untuk tujuan mengeksploitasi
ideal, Terdapat norma-norma penghindaran, atau mengakibatkan orang tereksploitasi.
Penyimpangan sosial yang bersifat adaptif Pasal 1 (ayat 2) menyatakan bahwa tindak
(penyesuaian). Penyimpangan sosial bisa juga di pidana perdagangan orang adalah setiap tindakan
kategorikan sebagai patologi sosial yang berarti atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur-
penyakit masyarakat/sosial atau merupakan segenap unsur tindak pidana yang ditentukan dalam undang-
tingkah laku manusia yang dianggap tidak sesuai, undang ini, (substansi hukum bersifat formil karena
melanggar norma-norma umum dan adat istiadat, berdasar pembuktian atas tujuan kejahatan trafiking,
atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum, hakim dapat menghukum seseorang).
diantaranya yaitu: perjudian, korupsi, kriminologi, Perdagangan manusia mencakup serangkaian
pelacuran, penyalahan narkotika dan obat-obat masalah kompleks dan isu-isu sensitif yang
terlarang, perkelahian antar pelajar atau mahasiswa, ditafsirkan secara berbeda oleh setiap orang,
homoseks dan alkoholisme (Rahmawati, 2016). tergantung pada sudut pandang pribadi atau
Dalam teori assosiasi diferensial merupakan organisasi mereka. Meskipun demikian sebagaimana
teori yang melihat suatu kejahatan dari perilaku dinyatakan oleh dua ahli internasional, Wijers dan
penyimpang yang ada didalam masyarakat. Lap-Chew bahwa "masalah definisi bukanlah
Dalam UU No. 21 Tahun 2007 Tentang masalah akademis. Langkah-langkah yang akan
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang diambil untuk mencegah dan memberantas"
yang saat ini diberlakukan tidak jauh berbeda dengan perdagangan manusia dapat bervariasi tergantung
rumusan dari Protokol PBB dan lebih rinci atau pada bagaimana masalahnya didefinisikan. Di masa
mencakup ruang lingkup tindak pidana perdagangan lalu perdagangan dipandang sebagai pemindahan
orang dari rumusan KUHP. Dalam pasal 1 angka 1 paksa perempuan ke luar negeri untuk tujuan
menyatakan bahwa perdagangan orang adalah pelacuran. Tetapi kemudian perdagangan
tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, didefinisikan sebagai pergerakan orang (terutama
pengiriman, pemindahan, atau penerimaan sesorang perempuan dan anak-anak), dengan atau tanpa
dengan ancaman kekerasan, pengunaan kekerasan, persetujuan dari orang yang bersangkutan di suatu
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, negara atau di luar negeri, untuk semua bentuk
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, tenaga kerja eksploitatif.
355
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Pola atau modus operandi yang di pergunakan secara turun temurun mengelak untuk memenuhi
dalam perdagangan orang diawali dengan tahapan- persyaratan penempatan dan izin bekerja ke luar
tahapan manipulatif, menjanjikan calon korban negeri yang diterbitkan oleh pemerintah, yang kerap
pekerjaan dengan gaji yang tinggi tanpa di dilakukan atas hasutan pelaku perdagangan orang
beritahukan jenis dan resiko dari pekerjaan tersebut, (Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia,
jelas penawaran tersebut merupakan suatu peluang 2018).
untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian Banyak warga Indonesia dieksploitasi menjadi
dari keluarga, setelah korban berhasil diyakinkan pekerja paksa dan terlilit hutang di Asia dan Timur
oleh para calo, maka para perempuan dan anak- Tengah, terutama di sektor pekerja rumah tangga,
anak ditampung di suatu tempat yang jauh dari buruh pabrik, pekerja konstruksi, pekerja manufaktur,
keramaian, kemudian korban-korban tersebut perkebunan kelapa sawit di Malaysia, dan kapal-
dipindahtangankan dari calo yang satu ke tangan kapal penangkap ikan yang beroperasi di Samudra
calo yang lain dengan diikuti transaksi jual beli Hindia dan Samudra Pasifik. Malaysia tetap menjadi
(Pudjiono, & Nugroho, 2014). tujuan utama bagi pekerja migran Indonesia;
Namun pada kenyataannya yang ada saat ini pemerintah memperkirakan lebih dari satu juta dari
perdagangan orang masih banyak terjadi. Dalam 1,9 juta pekerja Indonesia yang berstatus tidak resmi
catatan laporan tentang perdagangan orang di berada di Malaysia. Perempuan Indonesia dewasa
Indonesia pada tahun 2018, Indonesia merupakan dan remaja menjadi sasaran perdagangan seks,
salah satu negara asal utama dan pada tataran terutama di Malaysia, Taiwan, dan Timur Tengah.
tertentu menjadi negara tujuan serta transit bagi laki- Pekerja rumah tangga merupakan mata pencaharian
laki, perempuan, dan anak-anak Indonesia untuk terbanyak yang dilakukan oleh perempuan Indonesia
menjadi pekerja paksa dan korban perdagangan yang bekerja di Indonesia maupun di Singapura,
seks. Seluruh provinsi (34 provinsi) di Indonesia Malaysia, Hong Kong dan Timur Tengah, namun
merupakan daerah asal sekaligus tujuan mereka tidak dianggap sebagai pekerja formal dan
perdagangan orang. Pemerintah memperkirakan tidak dilindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan
sekitar 1,9 juta dari 4,5 juta warga Indonesia yang setempat. Jam kerja yang berlebihan, tidak adanya
bekerja di luar negeri, kebanyakan dari mereka kontrak kerja resmi, dan gaji yang tidak dibayar
adalah perempuan tidak memiliki dokumen atau telah adalah beberapa perlakuan tidak wajar yang paling
tinggal melewati batas izin tinggal. Situasi ini umum dihadapi oleh asisten rumah tangga asal
meningkatkan kerentanan mereka terhadap Indonesia.
perdagangan orang. Jumlah sebenarnya jauh lebih Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh,
besar mengingat banyaknya buruh migran yang Perdana Eliakhim Manula, Suhaidi, Hamdan, Hasim
356
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Purba, yang berfokus pada Sanksi Pidana Terhadap referensi yang digunakan adalah peraturan
Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi perundang-undangan sebagai bahan pokok (bahan
Beberapa Putusan Pengadilan Negeri di Indonesia) hukum primair) dan bahan hukum sekunder adalah
(Manula, Suhaidi, Hamdan, Purba,. 2014). seperti literatur-literatur, buku-buku hukum, karya
Oleh Udiyo Basuki, yang berfokus pada ilmiah, artikel-artikel ilmiah yang membahas tentang
Penegakan Hukum Atas Tindak Pidana Perdagangan pengaturan dan penerapan sanksi pidana terhadap
Orang Perspektif Hak Asasi Manusia (Basuki, 2017). pelaku perdagangan orang (human trafficking).
Serta oleh Rr. Rina Antasari, yang berfokus
pada Penanganan Tindak Pidana Perdagangan C. HASIL dan PEMBAHASAN
Orang dalam Perspektif Global dan Islam di Provinsi 1. Pengaturan Hukum Terhadap Perdagangan
Sumatera Barat (Antasari, 2018). orang Human Trafficking di Indonesia
Pada penelitian internasional oleh Brenda a. Perdagangan orang menurut Kitab Undang-
Carina Oude Breuil, Dina Siegel, Piet van Reenen, Undang Hukum Pidana
Annemarieke Beijer & Linda Roos, dimana penelitian Perdagangan orang merupakan bentuk
ini berfokus pada korban dan pelaku yang perlakuan yang buruk dari pelanggaran harkat dan
dibayangkan dalam narasi tentang perempuan martabat manusia. Perdagangan orang ini telah
diperdagangkan ke eropa untuk eksploitasi seksual meluas dalam bentuk jaringan kejahatan yang
(Breuil, Siegel, Reenen, Beijer, & Roos, 2011). terorganisasi baik bersifat antar negara maupun luar
Oleh David Nelken, yang berfokus pada negeri (Suhardin, 2008). Kejahatan yang terorganisir
pencegahan, menekan dan menghukum ini juga membuat pemerintah kerepotan dalam
perdagangan orang (Nelken, 2010) penanggulangannya maunpun dalam memberikan
Berdasarkan penelitian sebelumnya diatas perlindungan kepada korban (Alfian, 2015).
baik nasional dan internasional yang sama-sama Bloomsburry menyebut Perdagangan orang (Human
bertemakan Perdagangan Orang, namun pada Trafficking) dengan istilah Trafficking in Person yang
penelitian kali ini lebih berfokus pada Penerapan diartikan sebagai “The illegal practice of finding and
Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Perdagangan using human beings for unpaid often unpleasant work
Manusia (Human Trafficking) Di Indonesia. in situations their circumtances prevent them from
living (Fadilla, 2016).
B. METODE PENELITIAN Maraknya perdagangan orang di berbagai
Metode penelitian ini menggunakan metode negara, termasuk Indonesia dan negara-negara yang
penelitian yuridis normatif dimana melihat sedang berkembang telah menjadi perhatian dunia
permasalahan dari kajian bahan-bahan sebagai
357
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dan terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sanksi hukum yang terlalu ringan dan tidak seimbang
(Widiastuti, 2010). dengan dampak yang ditimbulkan akibat kejahatan
Kegiatan perdagangan orang sedari awal perdagangan orang, oleh karenanya diperlukan
dilarang, baik di Amerika Serikat maupun di undang-undang khusus tentang tidank pidana
Indonesia. Perbuatan perdagangan orang telah perdagangan orang yang mampu meyediakan
dikategorikan sebagai tindak pidana lebih tepatnya landasan hukum materil dan formil sekaligus. Guna
lagi tindak pidana khusus. Dalam sistem hukum tujuan tersebut maka undang-undang khusus ini
pidana Indonesia, tindak pidana khusus diatur dan mengantisipasi dan menjerat semua bentuk
bersumber dari kaedah hukum pidana yang ada di eksploitasi yang mungkin terjadi dalam praktik
luar KUHP (Effendi, 2013). perdagangan orang baik yang dilakukan antar
Ketentuan mengenai larangan perdagangan wilayah dalam negeri maupun antar Negara dan oleh
orang pada dasarnya telah diatur didalam Kitab pelaku perorangan maupun korporasi, untuk
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). melaksanakan protocol PBB tahun 2006 tentang
Pasal 297 KUHP: Pencegahan, Pemberantasan dan Penghukuman
“Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau terhadap Tidak Pidana Perdagangan Orang
memudahkan perdagangan anak laki-laki yang belum khususnya perempuan dan anak-anak yang telah
dewasa, diancam dengan pidana penjara paling lama ditanda tangani pemerintah Indonesia (Damanik, &
enam tahun”. Siregar, 2014).
Pasal 298 KUHP berbunyi : Pada perkembangan pengaturan undang-
Ayat 1 : Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah undang perdagangan orang di Indonesia UU No. 21
satu kejahatan dalam pasal 281, 284, 290 dan 297 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana
pencabutan hak-hak berdasarkan Pasal 35 No 1-5 perdagangan orang disahkan, digunakan KUHP
dapat dinyatakan. Pasal 297 yang berbunyi “perdagangan perempuan
Ayat 2 : Jika yang bersalah melakukan salah satu dan anak laki-laki yang belum dewasa, diancam
kejahatan berdasarkan pasal 261, 297 dalam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun, dan
melakukan pencahariannya, maka hak untuk hanyalah pasal ini yang secara khusus menyebutkan
melakukan pencaharian itu dapat dicabut. perdagangan orang, walaupun demikian hal ini masih
Pasal 83 Undang-Undang Nomor 23 Tahun sangatlah tidak lengkap dan belum mengakomodasi
2002 tentang Perlindungan Anak Menentukan perlindungan hukum terhadap perdaganan orang.
larangan memperdagangkan anak, menjual atau Secara makna pasal-pasal tentang
menculik anak itu sendiri atau dijual (Hanim, & perbudakan dibutuhkan lagi, dalam RUU KUHP
Prakoso, 2015). Ketentuan dalam KUHP memberikan dimunculkan kembali di mana perbuatan pidana yang
358
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

disebut dengan perbudakan itu disesuaikan dengan (trafficking) anak untuk tujuan seksual diatur dalam
keadaan sekarang dengan perbuatan pidana pasal 2 yaitu:
perdagangan orang, yang terdapat dalarn Bab XX Pasal 2: (1) Setiap orang yang melakukan
Tindak pidana Kemerdekaan orang, Pasal 526 perekrutan, pengangkutan, penampungan,
sampai dengan pasal 541 tentang perdagangan pengiriman, pemindahan, atau penerimaan
Orang. seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan
Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia bahwa penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
perdagangan orang merupakan salah satu rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau
pelanggaran Hak Aasasi Manusia termasuk manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari
kejahatan terhadap kernanusiaan. Dalam Pasal 9 orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk
menyebutkan kejahatan kemanusiaan adalah salah tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah
satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana
serangan yang meluas atau sistematis yang penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit
secara langsung terhadap penduduk sipil. Selain itu, Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah)
lndonesia telah menandatangani UN Convention dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus
Trannational Organized Crimes berserta protokoinya juta rupiah). (2) Jika perbuatan sebagaimana
yaitu Protokol to Prevenf, Suppress and Punish dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang
Trafficking in Persons, Especially Women and tereksploitasi, maka pelaku dipidana dengan pidana
Children, dan Protokol Againstthe Smuggling of yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Migrants by Land, Sea and Air, pada Desember 2000 Pasal 2 angka 1 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007
di Palermo ltali, yang tentunya dalam rangka tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
menyikapi adanya implikasi- implikasi hukum atas Orang, terdapat kata “untuk tujuan” sebelum frasa
tindakan perdagangan orang. Oleh karena itu, mengeksploitasi orang menunjukkan bahwa tindak
pemerintah lndonesia bulan April 2007 telah pidana perdagangan orang merupakan delik formil,
mensahkan undang-undang tindak pidana yaitu adanya tindak pidana perdagangan orang
perdagangan orang (Hidayati, 2012). cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan
Berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun yang sudah dirumuskan, dan tidak harus
2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana menimbulkan akibat. Selain Pasal 2 Undang-undang
Perdagangan Orang, bentuk kejahatan eksploitasi No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak
seksual komersial anak berupa perdagangan Pidana Perdagangan Orang terdapat ketentuan
359
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pidana lain di Undang-undang tersebut yaitu Pada pada prinsipnya merupakan penambahan
Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 Undang- penderitaan dengan sengaja. Penambahan
undang No. 21 Tahun 2007. Di dalam Undang- penderitaan dengan sengaja ini pula yang menjadi
undang No. 21 Tahun 2007, terdapat penambahan pembeda terpenting antara hukum pidana dengan
ancaman pidana sebanyak 1/3 (sepertiga) apabila hukum yang lainnya (Bemmelen, 1987).
korban menderita luka berat, gangguan jiwa berat, Pada dasarnya kepada seorang pelaku suatu
penyakit menular lainnya yang membahayakan tindak pidana harus dikenakan suatu akibat hukum.
jiwanya, kehamilan, atau terganggu atau hilangnya Akibat hukum itu pada umumnya berupa hukuman
fungsi reproduksinya. Hal tersebut sesuai dengan pidana atau sanksi. Berdasarkan Pasal 10 KUHP
Pasal 7 yang berbunyi: jenis hukuman pidana dibagi menjadi dua, yaitu:
Pasal 7: (1) Jika tindak pidana sebagaimana (Bemmelen, 1987)
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), Pasal 3, Pasal 4, a. Pidana pokok yang terdiri dari pidana mati, pidana
Pasal 5, dan Pasal 6 mengakibatkan korban penjara, pidana kurungan, pidana denda, pidana
menderita luka berat, gangguan jiwa berat, penyakit tutupan;
menular lainnya yang membahayakan jiwanya, b. Pidana tambahan terdiri dari pencabutan hak-hak
kehamilan, atau terganggu atau hilangnya fungsi tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan
reproduksinya, maka ancaman pidananya ditambah pengumuman putusan hakim.
1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana dalam Pasal 2 Satochid Kartanegara berpendapat bahwa
ayat (2), Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6. (2) “hukuman (pidana) adalah penyiksaan atau
Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam penderitaan, yang oleh hukum pidana diberikan
Pasal 2 ayat (2), Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal kepada seseorang yang melanggar norma yang
6 mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan ditentukan oleh hukum pidana, dan bahwa
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan penyiksaan atau penderitaan oleh keputusan hakim
paling lama penjara seumur hidup dan pidana denda dijatuhkan pada orang yang dipersalahkan karena
paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta itu. Sifat dalam bentuk siksaan atau penderitaan
rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima harus diberikan pada hukuman (pidana), karena
milyar rupiah). pelanggaran yang dilakukan seseorang terhadap
norma yang ditentukan oleh hukum pidana adalah
2. Penerapan Sanksi Pidana terhadap Pelaku pelanggaran atau perkosaan kepentingan hukum
Perdagangan Manusia (Human Trafficking) yang akan dilindungi oleh hukum pidana”
Hukum pidana menentukan sanksi terhadap (Kartanegara, 1954-1955).
setiap pelanggaran hukum yang dilakukan. Sanksi itu
360
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Menurut Herbert L. Packer, sanksi pidana anak (kandung, tiri,angkat) dan anak-anak
adalah suatu alat atau sarana terbaik yang tersedia, dibawah pengawasannya; perbuatan pelaku
yang dimiliki untuk menghadapi kejahatan-kejahatan sebagai mata pencaharian;
atau bahaya besar serta untuk menghadapi - Perbuatan yang sama, tapi untuk orang dewasa;
ancaman-ancaman. Selanjutnya Packer menyatakan - Memperniagakan perempuan dan anak laki-laki;
bahwa : - Ada hukuman tambahan (1) pencabutan hak
a. Sanksi pidana sangatlah diperlukan; kita tidak (asuh untuk prlaku yang korbannya anak), (2)
dapat hidup, sekarang maupun dimasa yang akan pemecatan dari pekerjaan kalau kejahatan
datang, tanpa pidana. dilakukan dalam pekerjaannya
b. Sanksi pidana merupakan alat atau sarana terbaik Undang-Undang nomor 21 tahun 2007
yang tersedia, yang kita miliki utk menghadapi tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan
kejahatan-kejahatan atau bahaya besar dan orang ini memberikan sanksi pidana yang cukup
segera serta utk menghadapi ancaman-ancaman berat terhadap pelaku tindak pidana perdagangan
dari bahaya. manusia sebagai wujud perlindungan terhadap
c. Sanksi pidana suatu ketika merupakan penjamin korban perdagangan manusia. Ketentuan pidana
yang utama dari kebebasan manusia. Ia terdapat dalam pasal 2 hingga pasal 23 Undang-
merupakan penjamin apabila digunakan secara Undang nomor 21 tahun 2007 tentang
hemat-cermat dan secara manusiawi, ia pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.
merupakan pengancam apabila digunakan secara Salah satu contoh Pasal 2 yang mengatur tentang
sembarangan dan secara paksa (Packer, 1967). dapat dipidananya perbuatan seorang pelaku
Penerapan sanksi pidana di Indonesia yang perdagangan manusia baik secara melawan hukum
implementasinya pada dalam Kitab Undang-Undang maupun memperoleh persetujuan dari orang yang
Hukum Pidana (KUHP), penjatuhan sanksi pidana memegang kendali atas orang lain yang bertujuan
terhadap tindak pidana perdagangan orang (human untuk mengeksploitasi. Pasal 2 Undang-Undang
trafficking) dalam KUHP diatur didalam buku II Pasal nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan
295 ayat (1) angka 1 dan 2, Pasal 295 ayat (2), Pasal tindak pidana perdagangan tersebut berbunyi :
296, Pasal 297, Pasal 298 ayat (1),(2) dan Pasal “Setiap orang yang melakukan perekrutan,
506. Dari pengertian yang terdapat di dalam KUHP pengangkutan, penampungan, pengiriman,
dapat dijabarkan sebagai berikut: (Maharani, & pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan
Atmadja, 2015) ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
- Dengan sengaja menyebabkan atau penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
memudahkan perbuatan cabul yang korbannya penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
361
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

penjeratan utang atau memberi bayaran atau untuk tiap buruh yang direkrutnya. Ketiga, Majikan
manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari yang memaksa buruh bekerja dalam kondisi
orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk eksploitatif, tidak membayar gaji, menyekap buruh di
tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah tempat kerja, melakukan kekerasan seksual atau fisik
negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana terhadap buruh. Keempat, Pemerintah, yang terlibat
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama dalam pemalsuan dokumen, mengabaikan
15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit pelanggaran dalam perekrutan tenaga kerja atau
Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) memfasilitasi penyeberangan perbatasan secara
dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus illegal (termasuk pembiaran oleh polisi/petugas
juta rupiah). imigrasi). Kelima, Pemilik/pengelola rumah bordil
Dalam rumusan Pasal 1 angka 4 UU No 21 Tahun yang memaksa perempuan untuk bekerjadi luar
2007, pelaku adalah setiap orang perseorangan atau kemauan dan kemampuannya, tidak membayar gaji
korporasi yang melakukan tindak pidana atau merekrut dan mempekerjakan anak yang belum
perdagangan manusia. Dalam pasal 2 sampai berusia 18 tahun.
dengan 18, undang-undang ini secara tegas
merumuskan sanksi terhadap pelaku perdagangan D. SIMPULAN
orang. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, dapat Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan,
dikategorikan beberapa pelaku Tindak Pidana bahwa tindak pidana perdagangan orang merupakan
Perdagangan Orang , yaitu: Pertama, Agen kejahatan yang terorganisir secara sistematis,
perekrutan Tenaga Kerja (legal atau illegal) yang dimana orang-orang yang termasuk didalamnya
membayar agen/ calo untuk mencari buruh di desa- memiliki kepentingan-kepentingan secara pribadi dan
desa, mengelola penampungan, mengurus identitas atau kelompok. Tindak pidana perdagangan orang ini
serta KTP dan dokumen perjalanan, memberikan juga dikategorikan sebagai kejahatan yang
pelatihan dan pemeriksaan medis serta melanggar HAM seseorang, dimana para pelaku
menempatkan buruh dalam kerjaannya di Negara menjajakan orang-orang untuk menjadi pekerja-
tujuan. Meskipun tidaksemua, namun sebagian PJTK pekerja yang memberikan keuntungan bagi mereka.
terdaftar melakukan tindakan demikian. Kedua,
Oleh karena itu, kajian yang diangkat ini
Agen/calo (mungkin orang asing) yang datang ke
merupakan langkah yang diharapkan bisa menjadi
suatu desa, tetangga, teman, bahkan kepala desa,
salah satu cara untuk memberantas tindak pidana
tokoh masyarakat, tokoh adat, maupun tokoh agama.
perdagangan orang.
Agen dapat bekerja secara bersamaan untuk PJTK
terdaftar /tidak terdaftar, guna memperoleh bayaran
362
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA Breuil, Brenda Carina Oude., Siegel, Dina., Reenen,


BUKU Piet van., Beijer, Annemarieke., & Roos, Linda.
Bemmelen, V. (1987). Hukum Pidana 1 Hukum (2011). Human trafficking revisited: legal,
Pidana Material Bagian Umum. Bandung : enforcement and ethnographic narratives on
Binacipta. sex trafficking to Western Europe. Trends in
Kartanegara, S. (1954-1955). Kumpulan Catatan Organized Crime, Vol.14, (Issue 1, maret), pp-
Kuliah Hukum Pidana II. Bandung : Binacipta. 30-46.
Koeswadji. (1995). Perkembangan Macam-macam Damanik, Jalison., & Siregar, Taufik. (2014).
Pidana Dalam Rangka Pembangunan Hukum Penerapan Sanksi Hukum Terhadap Pelaku
Pidana. Bandung: Citra Aditya Bhakti. Kejahatan Trafficking (Studi Putusan di
Packer, Herbert L. (1967). The Limits of The Pengadilan Negeri Binjai). Jurnal Medika, Vol.
Criminal Sanction. California: Stanford 7, (No. 2/ Desember), pp-109-124.
California University Press. Effendi, E. (2013). Pemberantasan Perdagangan
Orang Dengan Sarana Hukum Pidana. Jurnal
JURNAL Cita Hukum, Vol. I, (No. 1 Juni), pp-85-98.
Alfian, A. (2015). Upaya Perlindungan Hukum Fadilla, N. (2016). Upaya Perlindungan Hukum
Terhadap Korban Tindak Pidana Perdagangan Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak
Orang. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Vol.9, Pidana Perdagangan Orang. Jurnal Hukum
(No. 3, Juli-September), pp-331-339. dan Peradilan, Vol.5, (Nomor 2, Juli), pp-181-
Antasari, Rr Rina. (2018). Penanganan Tindak 194.
Pidana Perdagangan Orang dalam Perspektif Hanim, Lathifah., & Prakoso Putro, Adityo.
Global dan Islam di Provinsi Sumatera Barat. Perlindungan Hukum Terhadap Korban
Intizar, Vol.24, (No.1), pp.115-140. Kejahatan Perdagangan Orang (Studi Tentang
Azizurrahman, Syarif H. (2014). Pembaharuan Implementasi UU No. 21 Tahun 2007). Jurnal
Kebijakan Pidana Kejahatan Perdagangan Pembaharuan Hukum, Volume II No. 2 Mei-
Orang (Studi di Wilayah Perbatasan Agustus, pp-234-244.
Kalimantan Barat-Sarawak). Yustisia, Vol. 3, Hidayati, Maslihati N. (2012). Upaya Pemberantasan
(No. 2 Mei-Agustus), pp-88-99. Dan pencegahan Perdagangan Orang Melalui
Basuki, U. (2018). Penegakan Hukum Atas Tindak Hukum Internasional dan Hukum Positif
Pidana Perdagangan Orang Perspektif Hak Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri
Asasi Manusia. Varia Justicia, Vol.13, (No.2 Pranata Sosial, Vol. 1, (No. 3, Maret), pp-163-
Oktober), pp-132-146. 175.
363
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Kamea, Herlien C. (2016). Penegakan Hukum Rahmawati, R. (2016). Penyimpangan Sosial Human
Pidana Terhadap Kejahatan Perdagangan Trafficking. Jurnal Equelibrium, Vol.IV, (No. 1
Orang Menurut Undang-Undang Nomor 21 Mei), pp-30-37.
Tahun 2007. Lex Criemen, Vol.V, (No.2/Feb), Riadi, W. (2017). Implementasi Pencegahan
pp-126-133. Perdagangan Orang Dari Perspektif
Maharani, I. Gst. Ayu Stefani Ratna., & Atmadja, Ida Pertahanan Negara. Jurnal Strategi Perang
Bagus Putra. (2015). Sanksi Pidana Terhadap Semesta, Vol.3, (No.2, Juni), pp-1-24.
Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Rosnawati., Din, Mohd., & Mujibussalim. (2016).
Trafficking) di Indonesia. Kertha Wicara, Vol. Kepastian Hukum Hak Restitusi Terhadap
04, (No. 03, September), pp-1-5. Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Manula, Perdana Eliakhim., Suhaidi., Hamdan., & (TPPO) Berdasarkan Undang-Undang Nomor
Purba, Hasim. (2014). Sanksi Pidana 21 Tahun 2007. Jurnal Ilmu Hukum, Vol 4,
Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan (No, 1, Februari), pp-1-7.
Orang (Studi Beberapa Putusan Pengadilan Satriani, Ari, Rizka., & Muis, Tamsil. (2013). Studi
Negeri di Indonesia). USU Law Jurnal, Vol.2, Tentang Perdagangan Manusia (Human
(No.3 Desember), pp-176-189. Trafficking) Pada Remaja Putri Jenjang
Munthe, R. (2015). Perdagangan Orang (Trafficking) Sekolah Menengah Di Kota Surabaya. Jurnal
Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia. BK Unesa, Vol.4, (No.1), pp-67-78.
Jupiis, Vol 7, (No.2), pp-184-192. Suhardin, Y. (2008). Tinjauan Yuridis Mengenai
Nelken, D. (2010). Human Trafficking And Legal Perdagangan Orang Dari Perspektif Hak Asasi
Culture. Israel Law Review, Vol.43, (Issue 3), Manusia. Mimbar Hukum, Vol.20, (No.3,
pp-479-513. Oktober), pp-411-588.
Pudjiono, Moch Juli., & Nugroho, Sigit Sapto. (2014). Widiastuti, Tri W. (2010). Upaya Pencegahan Tindak
Pertanggung Jawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang. Wacana Hukum,
Pidana Perdagangan Orang (Trafficking). Vol. 9, (No. 1, April), pp-107-120.
Jurnal Sosial, Vol.15, (No.1, Maret), pp-43-53.
Prakoso, Abdul Rahman., & Nurmalinda, Putri Ayu. PERUNDANG-UNDANGAN
(2018). Kebijakan Hukum Terhadap Tindak Kitab Undang - undang Hukum Acara Pidana,
Pidana Perdagangan Orang. Seminar Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981.
Nasional Hukum Universitas Negeri Kitap Undang-Undang Hukum Pidana.
Semarang, Vol.4, (No.1), pp-1-24. Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
364
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 1, Nomor 3, Tahun 2019 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Undang - Undang No. 21 Tahun 2007 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang.

SUMBER ONLINE
Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia.
(2018). Laporan Tahunan Perdagangan Orang
2018, Retrieved from
https://id.usembassy.gov/id/our-relationship-
id/official-reports-id/laporan-tahunan-
perdagangan-orang-2018/, diakses pada 02
Sep. 19

365

You might also like