Makalah Holistik

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

MAKALAH HOLISTIK TERAPI KOMPLEMENTER

RUMAH TERAPI NUR TA’AWUN

Disusun Oleh :

Wiani Syawalia Putri 220110170018

Windy Febriyanti Adini 220110170076

Dian Dinnar Eka Safitri 220110170078

Namira Salsha Delviani 220110170082

Qisthi Aryani 220110170084

Nindy Sofiani Rahayu 220110170113

Annisa Nurbaiti Rahmah 220110170124

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR
2019
BAB I

1.1 Latar belakang


Perkembangan terapi komplementer akhir akhir ini menjadi sorotan
banyak negara. Klien yang menggunakan terapi komplementer memiliki
beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi
komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan
dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk
pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup
dibandingkan sebelumnya.

Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan


masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan
seperti dokter ataupun perawat. Hal ini terjadi karena klien ingin
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila
keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi
komplementer.

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan


dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai
terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga ada yang
menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk
terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa
dalam kesatuan fungsi. Terapi komplementer dan alternatif termasuk
didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai
pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan
kesejahteraan.
Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat
dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi
komplementer. Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu
mengacu kembali pada teori-teori yang mendasari praktik keperawatan.
Misalnya teori Rogers yang memandang manusia sebagai sistem terbuka,
kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat
mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi misalnya
tai chi, chikung, dan reiki.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana sejarah dan latar belakang pendirian Rumah Terapi Nur
Ta’awun?
2. Apa nilai nilai, keyakinan, atau filosofis yang mendasari pelayanan
Rumah Terapi Nur Ta’awun?
3. Ada jenis terapi komplementer apa saja yang ditawarkan Rumah Terapi
Nur Ta’awun?
4. Bagaimana kriteria atau persyaratan untuk menjadi terapis di Rumah
Terapi Nur Ta’awun?
5. Bagaimana prosedur tindakan dari jenis jenis terapi yang diberikan di
Rumah Terapi Nur Ta’awun?
6. Masalah apa yang paling banyak dikeluhkan pasien di Rumah Terapi Nur
Ta’awun?
7. Bagaimana tingkat keberhasilan dari terapi komplementer yang diberikan
di Rumah Terapi Nur Ta’awun?
8. Apa kendala atau hambatan dalam mendirikan dan mengembangkan
pelayanan terapi komplementer di Rumah Terapi Nur Ta’awun?
9. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menjamin pelayann yang aman
dan nyaman ke pasien yan gberkunjung ke Rumah Terapi Nur Ta’awun?
10. Apa harapan kedepan terkait pengembangan pelayanan terapi
komplementer di Rumah Terapi Nur Ta’awun?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah dan latar belakang pendirian Rumah Terapi Nur
Ta’awun
2. Mengetahui nilai nilai, keyakinan, atau filosofis yang mendasari
pelayanan Rumah Terapi Nur Ta’awun
3. Mengetahui jenis terapi komplementer apa saja yang ditawarkan Rumah
Terapi Nur Ta’awun
4. Mengetahui kriteria atau persyaratan untuk menjadi terapis di Rumah
Terapi Nur Ta’awun
5. Mengetahui prosedur tindakan dari jenis jenis terapi yang diberikan di
Rumah Terapi Nur Ta’awun
6. Mengetahui Masalah apa yang paling banyak dikeluhkan pasien di Rumah
Terapi Nur Ta’awun
7. Mengetahui tingkat keberhasilan dari terapi komplementer yang diberikan
di Rumah Terapi Nur Ta’awun
8. Mengetahui kendala atau hambatan dalam mendirikan dan
mengembangkan pelayanan terapi komplementer di Rumah Terapi Nur
Ta’awun
9. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk menjamin pelayann yang aman
dan nyaman ke pasien yan gberkunjung ke Rumah Terapi Nur Ta’awun
10. Mengetahui harapan kedepan terkait pengembangan pelayanan terapi
komplementer di Rumah Terapi Nur Ta’awun

1.4 Manfaat
- Dapat memahami pengelolaan rumah terapi dan permasalahan yang ada di
dalamnya
- Dapat mengetahui tingkat keberhasilan terapi komplementer terhadap
penyakit
- Dapat mengetahui jenis jenis terapi komplementer
BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Sejarah dan latar belakang pendirian Rumah Terapi Nur Ta’awun

Farwaniyah sebelumnya adalah toko minuman herbal milik teman Abu


Fawwaz bukan rumah terapi. Tahun 2018 diambil alih oleh Abu Fawwaz dan
dijadikan rumah terapi. Rencananya ini akan dibuat klinik umum, tetapi tidak
jadi, jadilah dibuat rumah terapi yang sudah berjalan hampir 2 tahun. Klinik
ini berdiri pada 1 Agustus 2018. Pendiri mulai berani membuka layanan
terapi. Klinik ini dibuka atas dasar kerja sama dengan Yayasan Mandiri Amal
Insan yaitu dari dana umat, bukan dari dana pribadi. Mereka diamanahi untuk
mengelola rumah terapi ini. Pihak membantu dari segi tenaga (operasional)
saja dan ditopang oleh MAI pada awalnya. Atas dana yayasan, pada akhirnya
pemilik membuat kebijakan bahwa untuk biaya administrasi di sini tidak
berbayar karena klinik ini dari dana umat dan memang visi misi nya bukan
untuk benefit tetapi lebih ke social-oriented. Maka dari itu, karena tidak ada
biaya administrasi, kita adakan kotak infaq yang berlaku satu tahun pertama.

Dilihat dari grafik kunjungan (dari awal berdiri) cukup bagus,


kunjungan masyarakat cenderung naik, kepercayaan masyarakat pada rumah
tterapi belum dilakukan, murni dari pasien yang datang. Mereka
mempromosikan ke saudara, tetangga, dan kerabatnya. Daya tarik utama
klinik ini pada awalnya karena adanya kotak infaq (membayar seikhlasnya).
Oleh karena pelayanan terapi di sini adalah holistik dimana apabila di klinik
lain kalau dihitung secara materi, sekali kunjungan bisa dinilai 1 juta setengah
dengan terapi yang sama dengan yang ditawarkan sudah termasuk herbal.
Tetapi di sini tidak, hanya menggunakan kotak infaq. Tetapi pada
kenyataannya, untuk 1 tahun klinik ini berdiri ternyata tidak semudah yang
kita harapkan. Meskipun tetap visi-misi tetap social-oriented, namun pada
kenyataannya bentrok dengan biaya sewa tempat yang memang harus segera
dipenuhi.

Pada akhirnya pemilik memutar kebijakan yang tadinya sistem infaq


menjadi berbayar. Ketika menginjak tahun kedua, terapi mulai berbayar,
masyarakat yang tadinya datang ke klinik dan sudah mempercayakan namun
mempertimbangkan kembali karena ada perubahan tarif dari segi biaya. Dulu
yang tidak mengisi kotak infaq pun tidak pernah dipermasalahkan. Namun
seiring dengan perubahan kebijakan yaitu terjadi perubahan tarif akhirnya
segmennya pun berubah yang tadinya segmen menengah ke bawah menjadi
segmen menengah ke atas. Tetapi dari segi pelayanan tetap sama. Walaupun
dari segi tarif sudah berubah di klinik namun masih lebih murah
dibandingkan dengan klinik sebelah. Bahkan ada pasien yang berkomentar
"Tarifnya dinaikin saja, kemurahan.", ada pula yang komentar "Kok setelah
berbayar malah lebih murah ya.", ada yang seperti itu. Ketika masih sistem
kotak infaq ada yang memberikan 100 ribu tetapi semenjak ditarifkan malah
berkurang dari 100 ribu.

Pemilik memilih membuka rumah terapi karena pada dasarnya mereka


dulu adalah terapis yang membuka layanan home care. Umi home care sudah
dari tahun 2013, sudah sampai ke luar kota pula ketika masih sendiri. Abu
lebih dulu karena beliau lebih senior. Saat sudah cukup mumpuni dari segi
keilmuan dan pengalaman dari dunia terapi, pihak MAI mencari sosok-sosok
terapis yang bisa membangun dan mengelola rumah terapi. Sebenarnya umi
dan abi awalnya tidak kenal dengan MAI. Pemilik direkomendasikan oleh
teman yang mempunyai hubungan dekat dengan MAI. Setelah bertemu,
dirundingkanlah untuk membangun rumah terapi. Jadi, pada dasarnya pemilik
melakukan home care, seperti terapis yang melakukan massage (pijat).
Karena dari awal pihak MAI mempunyai kecondongan pada pemilik yang
kebetulan umi dan abi adalah pasangan suami istri (laki-laki dan perempuan)
sehingga dipercayakan untuk mengelola sebuah klinik.
2. Nilai-nilai, keyakinan, atau filosofis yang mendasari pelayanan terapi
komplementer ini?

Pengobatan yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits (yang paling


utama). Hal tersebut yang kami pegang. Sebab, pengobatan di luar ada yang
tidak sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah. Sebagai contoh, pengobatan
yang menggunakan sihir dan jin. Salah satu ciri pengobatan menggunakan jin
adalah harus ada mahar, contohnya harus membawa ayam hitam. Terkadang
pengobatan ada yang menggunakan tumbal. Tumbalnya berupa hewan seperti
kambing dan ayam. Terkadang yang menggunakan pengobatan melalui jin
memakai pakaian layaknya seorang ustad. Itulah yang kami perangi. Jangan
sampai masyarakat terbodohi dengan pengobatan yang seperti itu.
Pengobatannya memang tampak ajaib, penyakit yang diobati menjadi sembuh,
tetapi bukan atas dasar tuntunan Al-Qur'an dan Hadits. Hal itu termasuk
pengobatan syirik karena melibatkan jin dan sihir termasuk yang menjadi
cantik menggunakan susuk, itu tidak sesuai Al-Qur'an dan Sunnah. Rumah
terapi ini sifatnya holistik sehingga menggabungkan beberapa ilmu
pengobatan, salah satunya pengobatan cina yaitu TCM (Tradisional Chinese
Medicine).

3. Jenis terapi komplementer apa saja yang di tawarkan ke pasien yang


datang berkunjung
Jenis terapinya meliputi :

 Terapi untuk perbaikan sirkulasi darah agar lebih bagus seperti totok
kaki,totok punggung,bekam,refleksi,lintah/ekor,Fashdu/jarum, dan totok
wajah.
 Terapi cedera otot seperti akupuntur. Terapi cedera ini berfungsi untuk
“pelenturan otot” dan sirkulasi darah juga lebih bagus.
 Terapi tulang belakang seperti terapi TAZ untuk masalah seperti dada
busung,bongkok dan saraf kejepit.
 Terapi kecantikan seperti totok wajah, massage wajah,setrika
wajah,masker herbal, dan pijat kepala.
 Dzikir pagi petang (sebagai benteng untuk merontokan sihir)
 Untuk harganya pun relatif mirah karena masih menetapkan prinsip sosial.

4. Kriteria atau Persyaratan Tertentu untuk menjadi terapis disini? Apa


saja?
Untuk kriteria terapis di klinik terapi nurtaawun yang paling utama adalah
jiwa yang ikhlas untuk menolong orang karena jika tidak ikhlas maka akan
tersingkirkan akan sendirinya. Dan kembali ke visi misi “untuk membantu
orang, punya ilmu mudah-mudahan bermanfaat” karena untuk bekal di akhirat
nanti.

Di klinik ini jika mau belajar tidak ada pembayaran tetapi di


bayar/digajih jika bersungguh-sungguh (saling memberikan manfaat). Dan
tidak harus mempunyai background sebagai terapis tetapi yang mau belajar
dari 0 tetap ada sertifikasi legalitas untuk waktunya tergantung jam terbang
dan mempunyai jiwa ikhlas untuk menolong orang.

5. Prosedur tindakan (secara singkat) dan jenis-jenis terapi yang diberikan?

Pertama-tama saat pasien datang dilakukan wawancara. Wawancara


tersebut meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, lidah, mata, iris, telapak
tangan, kuku, wajah, warna kulit, penampilan fisik serta suara. Dari hasil
prognosa dapat ditentukan jenis terapi apa yang akan diberikan kepada pasien
sesuai kondisinya.

6. Masalah Kesehatan Apa Saja yang Paling Banyak Dikeluhkan Pasien


sehingga Mereka Datang ke Fasilitas Pelayanan Terapi Komplementer
ini
80% nya masalah darah entah itu kolesterol, asam urat, diabetes, dan
stroke. Kalau perempuan hampir 50% gangguan hormonal. Kalau laki-laki
50% gangguan kejantanan. Yang gagal ginjal baru 3 orang sejauh ini, yang 1
udah meninggal. Kasus terparah hormonal (perempuan) yang langka itu ada
anak usia 2 tahun udah haid rutin sebulan sekali. Sekarang anaknya umurnya 5
tahun tapi badannya kaya anak 8 tahun. Penyakit langka wanita dewasa itu
miom kista dan kanker payudara.

7. Tingkat Keberhasilan dari Terapi Komplementer yang Diberikan


Tingkat keberhasilan dapat dilihat dari jumlah pasien yang datang karena
ketika seorang pasien sembuh setelah melakukan terapi komplementer secara
rutin, pasien tersebut seringkali merekomendasikan rumah terapi ini pada
rekan/kerabatnya yang sedang sakit. Jumlah pasien: 1400 dewasa, 400 anak.
Jumlah kunjungan: rata-rata 20 kali/hari, 100 kali/minggu

8. Kendala atau hambatan dalam mendirikan dan mengembangkan


pelayanan terapi komplementer ini
Kendala ataupun hambatan yang dihadapi rumah terapi Nur Ta’awun
adalah minimnya sumber daya manusia atau terapis. terapis yang bekerja di
rumah terapi Nur Ta’awun saat ini hanya berjumlah 6 orang yaitu 3 orang
terapis akhwat dan 3 orang terapis ikhwan. berdasarkan info dari narasumber,
terapis yang bekerja hanya bisa bertahan dalam kurun waktu kurang 6 bulan.
hal ini membuat rumah terapi Nur Ta’awun belum bisa mendaftarkan diri
sebagai rumah terapi yang tersertifikasi dan legal secara hukum

9. Upaya yang dilakukan untuk menjamin pelayanan yang aman dan


nyaman ke pasien yang berkunjung
Selalu mengupayakan prognosa (dugaan sementara) yang tepat sesuai
dengan kondisi pasien. Prognosa didapatkan dari wawancara dengan pasien
dan pemeriksaan tekanan darah, nadi, lidah, mata, iris, telapak tangan, kuku,
wajah, warna kulit, penampilan fisik serta suara. Dari hasil prognosa dapat
ditentukan jenis terapi apa yang akan diberikan kepada pasien sesuai
kondisinya.

10. Apa harapan ke depan terkait pengembangan pelayanan terapi


komplementer?

Ingin menjadi rumah terapi yang besar yang memiliki ruang tersendiri
untuk masing-masing jenis terapi (sama seperti rumah sakit) dan dapat
memberikan pelayanan prima tetapi gratis kepada kaum duafa yang
membutuhkan pengobatan. Harapan untuk kedepannya mendapat dukungan
materi dari pihak donatur ataupun sponsor demi perkembangan rumah terapi
yang lebih baik lagi.
BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1. Kesimpulan

Rumah terapi Nurta’awun merupakan salah satu rumah terapi


komplementer yang menggunakan nilai-nilai agama Islam dalam praktiknya.
Rumah terapi ini memiliki visi misi yang bersifat social-oriented, bukan
berorientasi memperoleh benefit. Terapi komplementer yang diberikan ada
banyak macamnya seperti bekam, pijat refleksi, totok kaki, totok wajah,
bioelektrik, gurah mata, dll. Masing-masing terapi mempunyai manfaat bagi
kesehatan tubuh asal dilakukan dengan rutin dan konsisten.

3.2 Saran

Kriteria terapis yang akan direkrut sebaiknya diseleksi secara ketat sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan. Pelatihan untuk terapis lebih dimaksimalkan
agar terapis-terapis di rumah terapi dapat memberikan pelayanan yang maksimal
dan profesional. Jika terapis-terapisnya sudah kompeten, rumah terapi tersebut
juga akan lebih dipercaya oleh masyarakat dan klien.

Pihak rumah terapi Nurta’awun juga diharapkan dapat


meningkatkan strategi pemasaran agar masyarakat dapat mengetahui dan
memperoleh penanganan selain dari pengobatan medis yaitu melalui terapi
alternatif yang relatif murah, mudah diakses, dan efisien. Selain itu
diharapkan para donatur ikut membantu mengembangkan rumah terapi
dengan cara memberi dukungan berupa materi.
LAMPIRAN

You might also like