Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Nama : Ferina Kristi Hawini, S.Kep.

, Ners
NIK : PY2017042
Unit : UKB

Judul Webinar : Pelatihan Dasar PPI Hari ke-1


Pembicara : dr. Ridha Wahyutomo, SpMK; Abdul Jalal, S.Kep., Ns., M.Kes
Moderator : Muhammad Faris, AMK
Hari / Tanggal : Jumat, 3 September 2021
Pukul : 07.30-16.00 WIB

A. Resume

1. Etika keperawatan
- Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terdapat di Peraturan Menteri
Kesehatan (PMK) RI No.27 Tahun 2017, dan dengan terbentuknya komite PPI
pelaksanaan , perencanaan, monitoring evaluasi dan pembinaan terhadap infeksi
terkait pelayanan HAIs dan infeksi yang bersumber dari masyarakat dapat teratasi.
- Perlindungan hukum ada 2 jenis, perlindungan hukum preventif dan perlindungan
hukum represif - Jenis pelimpahan tindakan medic dari dokter ke perawat adalah
pelimpahan delegatif tindakan medik dokter ke perawat dan pelimpahan mandate
tindakan medic dokter kepada perawat.

2. Kebijakan Kemenkes dalam PPI


Sejak Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017 yang berlaku sejak 12 Mei
2017, Program PPI adalah program yang penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Tujuan adanyan PPI yakni 1) meningkatkan mutu layanan
rumah sakit dan fasilitas kesehatan; 2) melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat
dari penularan penyakit menular; 3) mencegah terjadinya HAIs (Healthcare
Associated Infections). Struktur organisasi PPI di Rumah Sakit, diawasi langsung
oleh Pimpinan Rumah Sakit. Dukungan dari pihak manajemen rumah sakit sangat
diperlukan dalam berjalannya komite PPI, sehingga dapat tercapainya implementasi
sesuai PMK No.27 Tahun 2017.

3. Mikrobiologi dasar dan PPRA


- Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) merupakan kepanitiaan di
rumah sakit yang berperan dalam menetapkan kebijakan penggunaan antibiotic,
pencegahan dan penyebaran bakteri yang resistensi serta pengendalian resistensi
bakteri terhadap antibiotik. IPCN PPI bekerja sama dengan PPRA untuk mengkaji,
memonitor adanya tanda gejala infeksi pada pasien sehubungan dengan adanya
mikroorganisme yang masuk ke jaringan tubuh.
- Infeksi suatu fenomena ditandai dengan respon inflamasi akibat masuknya
mikroorganisme ke jaringan tubuh steril.
- Inflamasi reaksi jaringan vaskuler terhadap jejas
Proses infeksi adherence kolonisasi multipikasi invasi
- Contoh staphylococcus : S. aureus, S.epidermidis, S.saprophyticus
- Contoh streptococcus : S.pyogenes, Enterococcus
- Enterobacteriaceae : E,coli, Klebsiella, Enterobacter
- Gram negatip Nonfermenters : pseudomonas aeruginosa;
Stenotrophomonas maltophilia; Acinetobacter.

4. Manajemen Limbah dan Benda Tajam


- Jenis limbah RS : limbah infeksius dan non infeksius, limbah benda tajam ,
limbah zat kimia, limbah cair, limbah radio aktif.
- Identifikasi limbah : Limbah padat (infeksius dan non infeksius); limbah cair
(infeksius dan non infeksius); Limbah benda tajam
- Prinsip penanganan Limbah : 1) langkah penanganan perencanaan- pemisahan-
pengumpulan – transportasi- penyimpanan- treatment- penanganan akhir.; 2)
pemisahan limbah berdasarkan jenis limbah; 3) kode warna kantong sesuai kode
internasional ; 4) container benda tajam diletakkan ditempat tindakan dan mudah
dijangkau; 5) memiliki transportasi khusus; 6) area penampungan limbah ditempat
terbuka.
- Jenis sampah infeksius sampah yang terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien
misal kasa, perban, sarung tangan, masker, selang infuse, kateter, kantong
darah.
- Jenis sampah non-infeksius sampah yang tidak terkontaminasi oleh cairan tubuh
pasien misal makanan, kertas, botol minuman
- Limbah benda tajam jarum suntik
- Limbah patologis jaringan, organ tubuh, darah/ cairan tubuh
- Limbah genotoksik limbah bersifat mutagenik, teratogenik, atau karsinogenik (pada
pasien pengobatan kanker)
- Limbah farmasi obat-obatan, vaksin, serum
- Pengelolaan limbah tajam wadah tidak tembus oleh benda tajam, tahan bocor dan
tusukan, harus mempunyai pegangan, mempunyai penutup yang tidak bisa dibuka,
ditutup dan diganti setelah terisi 2/3 bagian limbah .

5. Konsep dasar HAIs dan Program PPI


- Mekanisme pertahanan tubuh : biologi (reaksi imunitas tubuh); mekanis (kulit);
kimiawi (endogen + eksogen)
- HAIs : infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya; infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah
sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan
- Dampak Infeksi HAIs : peningkatan morbiditas, mortalitas, kecacatan. LOS, dan
biaya; terjadi penurunan pada pendapatan rumah sakit, produktivitas pasien, mutu
rumah sakit, citra rumah sakit dan adanya tuntutan hukum.
- Jenis HAIs : Ventilator associated pneumonia (VAP), Infeksi Aliran Darah
(IAD), Infeksi Saluran Kemih (ISK); Infeksi Daerah Operasi (IDO)
- Program PPI : kewaspadaan isolasi, surveilans, pencegahan infeksi,
penggunaan antimikroba rasional, pendidikan dan pelatihan.
6. Kebersihan Tangan
- Mikroorganisme ada 2 : flora transien dan flora residen
- Semua orang wajib untuk melakukan cuci tangan
- Kebersihan tangan : ada 6 langkah cuci tangan.
- Teknik kebersihan tangan ; aksesoris cincin, gelang, jam tangan dilepas
sebelum mencuci tangan
- Lima (5) moment cuci tangan : 1) sebelum kontak dengan pasien; 2) sebelum
tindakan aseptik; 3) sesudah kontak dengan cairan tubuh; 4) sesudah kontak dengan
pasien; 5) sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
- Cuci tangan di air mengalir : waktunya 40-60 detik; handrub waktunya 20-30 detik.

7. Penempatan dan Transfer Pasien


- Penyakit infeksi berdasarkan transmisi : transmisi kontak, transmisi droplet,
transmisi udara/airborne
- Ruang isolasi : ruang isolasi natural ventilasi; ruang isolasi kohorting
(tekanan negatif), isolasi kontak dan droplet, dan isolasi standar.

B. Lampiran

Palangka Raya, 06 September 2021


Yang membuat, Menyetujui,

Ferina K.H., S.Kep., Ners Ns. Ocsanevia, S.Kep.


Staf Perawat UKB Kepala Divisi Keperawatan

Mengetahui,

Dr. Kristiawan Basuki Rahmat, M.Kes


Direktur RS

Nama : Ferina Kristi Hawini, S.Kep., Ners


NIK : PY2017042
Unit : UKB
Judul Webinar : Pelatihan Dasar PPI Hari ke-2
Pembicara : Haslinda, S.Kep., Ns., MPH; Edy Raharja, S.kep., Ns; Widhi
Setiawan, AMK
Moderator : Muhammad Faris, AMK
Hari / Tanggal : Sabtu, 4 September 2021
Pukul : 07.30-16.00 WIB

A. Resume
1. Manajemen Linen dan Laundry
- Unit laundry terbagi menjadi area kotor dan area bersih
- Linen terbagi menjadi linen kotor (non infeksius) dan linen kotor terkontaminasi
(infeksius).
- Tujuan unit laundry untuk mencegah terjadinya infeksi silang, infeksi nosokomial
bagi pasien dan petugas RS dengan mengelola dan mengendalikan bahan linen.
- Penanganan linen dimasukkan ke dalam kantong kuning dna dikat rapat.
- Penilaian linen kotor : tingkat kotor, jenis linen, linen infeksius/ non infeksius
- Proses laundry : proses pencucian linen -> pemerasan dan pengeringan ->
penyetrikaan -> Pelipatan -> penyimpanan -> Pendistribusian.

2. Pengendalian Lingkungan dan Limbah Rumas Sakit


- Ruang lingkup pengendalian lingkungan dan limbah rumah sakit, yakni kontruksi
bangunan, udara, asir, pembersihan lingkungan rumah sakit, pembersihan lingkungan
di ruang gizi, pembersihan ruang laundry, dan limbah RS.
- Pencegahan terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat dilakukan dengan cara
melakukan pembersihan rutin sesuai SOP, limbah RS dikelola sesuai dengan
pengelompokkan jenis limbah, melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan
tepat, melakukan pembersihan dan desinfeksi dengan memilih pembersih dan
disinfectan yang tepat.

3. Alat Pelindung Diri (APD)


- APD adalah peralatan/ pakaian khusus yang digunakan oleh petugas untuk
perlindungan diri dari agen infeksi.
- Tujuan APD untuk melindungi kulit dan membrane mukosa dari resiko pajanan
darah, cairan tubuh, secret dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
- Indikasi pemakaian APD untuk melakukan tindakan yang berisiko terpercik darah
atau cairan tubuh/ bahan penularan/ kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
- Jneis-jenis APD : head covering, gloves, face protection (masker, face shield, face
mask), gown, alas kaki/sepatu tertutup.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melepaskan APD

4. Perlindungan Kesehatan Karyawan


- Tujuan program perlindungan kesehatan karyawan : meningkatkan rasa aman
karyawan, mempertahankan kesehatan karyawan, mengurangi biaya perawatan,
mencegah timbulnya wabah, dan mencegah tuntutan hokum.
- Program perlindungan kesehatan : pencegahan penularan infeksi terhadap petugas
kesehatan, penyediaan sarana kewaspadaan standar, pemeriksaan kesehatan berkala,
pemberian imunisasi/ vaksin, pentalaksanaan pasca luka tusuk benda tajam bekas
pakai.
- Untuk mengurangi resiko kecekaan kerja, petugas diharapkan untuk berkerja sesuai
prosedur kerja dna taat pada aturan.

5. Perawatan Jenazah
- Dalam SNARS edisi 1.1. PPI standar no.7.4.1, rumah sakit menetapkan pengelolaan
kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai peraturan perundang-undangan.
- Prinsip PPI pada pemulasaran jenazah : hand hygiene, APD, proses pemulasaran,
pengelolaan limbah dan lingkungan.
- Talaksana pemulasaran jenazah Covid-19 : dari ruang isolasi -> menuju koridor RS
menggunakan kereta jenazah menuju kamar jenazah -> menggunakan mobil jenazah
menuju pemakaman.

6. Penatalaksaan Kejadian Luar Biasa (KLB)


- Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada kejadian
wabah.
- Kriteria KLB, timbul suatu penyakit yang sebelumnya tidak ada, peningkatan
kejadian kesakitan selama 3 waktu dalam jam, hari, atau minggu, peningkatan
kejadian kesakitan dua kali atau lebih, jumlah penderita baru dalam priode 1(satu)
bulan mengalami kenaikan dua kali atau lebih, rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih, angka
kematian kasus suatu penyakit (CFR) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan > 50%, laju proporsi penyakit penderita baru pada satu
periode menunjukkan kenaikkan dua kali atau lebih.

7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di ICU


- Prevalensi infeksi yang sering terjadi di ICU adal VAP.
- Penyebab tingkat infeksi di ICU tinggi bisa berdasarkan pelayanan yang sesuai
standar/ tidak, kondisi pasien, penerapan PPI di ruang ICU, ketersediaan fasilitas,
sarana, dan prasarana.
- Strategi pencegahan infeksi di ICU -> engineering control, administrative control,
surveilans, kewaspadaan isolasi, penggunaan antibiotic yang bijaksana.
- Untuk pasien dan keluarga pencegahan infeksi bisa dilakukan dengan memberikan
edukasi, membatasi pengunjung, dan memberikan kebijakan jam berkunjung.

8. PPI TB
- TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolusis
- Empat (4) Pilar TB yakni, dukungan managerial, pengendalian administrative,
pengendalian lingkungan, pengendalian dan perlindungan diri.
- Tujuan PPI-TB di rumah sakit adalah untuk mencegah penularan infeksi, menjaga
keselamat pasien, petugas kesehatan dan pengunjung RS dalam uoaya meningkatkan
mutu layanan rumah sakit.
9. PPI Gizi
- Upaya hygiene sanitasi di gizi dengan mengendalikan variable terkait yaitu bahan
makanan, penjamah makanan, tempat pengolahan dan peralatan yang memungkinkan
timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan.
- Prinsip sanitasi makanan meliputi kebersihan peralatan makanan dan minuman, cara
penyimpanan bahan makanan (sanitasi gudang), cara pengolahan makanan, cara
pengangkutan makanan, penyimpanan dingin, cara penyajian makanan.

10. PPI di ruang Hemodialisa


- Unit hemodialisa memiliki resiko tinggi penularan penyakit yang ditularkan melalui
darah, sehingga PPI wajib diterapkan di Unit HD.
- Infeksi di unit HD dapat dicegah bila tindakan dilakuakn sesuai dengan protap dan
petugas yang kompeten.
- Seluruh petuas, pasien dan keluarga harus mendapatkan edukasi tentang pencegahan
dan pengendalian infeksi di HD dan dilakukan secara berulang agar menjadi suatu
kebiasaan.

11. PPI dalam Akreditasi Rumah Sakit


- Dalam rangka melaksanakan akreditasi rumah sakit, PPI turut serta dalam memenuhi
standar akreditasi PPI.
- Akreditasi bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan
perlindungan bagi masyarakat, SDM, dan rumah sakit sebagai institusi,
meningkatkan tata kelola rumah sakit, mendukung program pemerintah di bidang
kesehatan.
- Kegiatan penyelenggaraan akreditas : persiapan akreditasi, pelaksanaan akreditasi,
pasca akreditasi.

B. Lampiran

Palangka Raya, 06 September 2021


Yang membuat, Menyetujui,

Ferina K.H., S.Kep., Ners Ns. Ocsanevia, S.Kep.


Staf Perawat UKB Kepala Divisi Keperawatan

Mengetahui,

Dr. Kristiawan Basuki Rahmat, M.Kes


Direktur RS

Nama : Ferina Kristi Hawini, S.Kep., Ners


NIK : PY2017042
Unit : UKB
Judul Webinar : Pelatihan Dasar PPI Hari ke-3
Pembicara : Seno Hartono, S.Kep., Ns; Sri Rusmini, S.Kep., Ns., MM, Ns;
Widhi Setiawan, AMK
Moderator : Muhammad Faris, AMK
Hari / Tanggal : Minggu, 5 September 2021
Pukul : 07.30-13.00 WIB

A. Resume
1. PPI di Kamar Bedah
- Tujuan PPI di kamar bedah , yaitu untuk memastikan bahwa pasien yang menjalani
prosedur di dalam ruang bedah menerima perawatan yang aman dan efektif; untuk
meminimalkan kontaminasi oleh mikroorganisme; mencegah/ mengurangi resiko
terjadinya kejadian infeksi pada pasien, petugas dengan mempertimbangkan cost
effective yang berhubungan dengan tindakan pembedahan.
- Managemen PPI di kamar bedah meliputi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, pembinaan.
- Faktor risiko terjadi infeksi di kamar bedah, yaitu pasien, petugas, lingkungan dan
peralatan.
- Cara pencegahan dan pengendalian di kamar bedah : penerapan kewaspadaan isolasi,
pendidikan dan pelatihan staf, pengendalian antimikroba, survaylance, dan
pencegahan infeksi pada pemakaian alat.

2. Peran dan Fungsi IPCN


- IPCN adalah tenaga perawat praktisi/ professional yang bekerja penuh waktu khusus
dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi atau terkait dengan infeksi yang
terjadi karena pemberian pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di
pelayanan kesehatan lainnya.
- IPCN bekerja purnawaktu sejak tahun 2000 dan diberlakukan dalam pedoman PPI
kemenkes tahun 2011 dan masukan ke dalam penilaian akreditasi sejak thaun 2012
serta menjadi salah satu persyaratan akreditasi sesuai PMK No.27 Tahun 2017.
- Peran dan fungsi IPCN adalah sebagai educator, surveyor, dan ahli dalam bidang PPI
- IPCN bekerja di seluruh unit/departemen pelayanan kesehatan unutk mencegah dan
mengendalikan HAIs.

3. Surveilance IADP, ISK, VAP dan IDO


- Infeksi alirah darah adalah infeksi yang terjadi setelah pemasangan kateter
intravaskuler > 2 x 24 jam. Sumber infeksi ada dari sumber intrinsic dan ekstrinsik.
- Faktor risiko IADP adalah lamanya terpasang kateter, lamanya hari perawatan,
kondisi penurunan daya tahan tubuh, malnutrisi dan luka bakar.
- Infeksi saluran kemih (ISK) dalah infeksi yang terjadi setelah pemasangan urine
kateter > 2x24jam (48 jam).
- Resiko terjadinya ISK adalah metode kateterisasi, kualitas pemeliharaan kateter,
status imunologis pasien, pemasangan waktu singkat berulang, indwelling kateter
sisitem terbuka, dan kesalahan penanganan sterilitas.
- Infeksi daerah operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi pada tempat atau daerah
insisi akibat suatu tindakan pembedahan yang didapatkan dalam 30-90 hari setelah
operasi,pada luka terbuka dna tertutup. Infeksi dapat terjadi di jaringan insisional
superficial, insisional dalam dan insisional rongga.
- Ventilator associated pneumonia (VAP) merupakan infeksi saluran nafas bagian
mengenai parenkim paru dan pasien tersebut dilakukan intubasi endotrakea atau
trakeostomy dan terjadi lebih dari 48 jam setelah menggunakan ventilator, serta tidak
dalam masa inkubasi.
- VAP terbagi menjadi early-onset (48-72 jam) dan late onset (lebih dari 72 jam).
- Pencegahan VAP : menerapkan bundle VAP, managemen sekresi orofaringeal dan
trakeal, pendidikan staf, kebersihan lingkungan, dekontaminasi peralatan, jarak
tempat tidur/ single room dan surveilans.

4. Pemrosesan Peralatan Pasien


- Pemrosesan peralatan pasien meliputi pedoman di CSSD, seperti reuse
- Monitoring dan evaluasi proses sterilisasi bertujuan untuk memberikan jaminan
bahwa peralatan medis yang disediakan benar-benar steril; memberikan jaminan
bahwa parameter yang ditentukan dalam proses sterilisasi sudah dipenuhi dengan
baik dan benar; mendokumentasikan data proses sterilisasi; dapat diketahui sedini
mungkin apabila terjadi kegagalan pada proses sterilisasi.

5. Audit PPI
- Audit PPI bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keseatan secara
komperehensif di RS.
- Audit terdiri dari, audit produk, audit proses, audit sistem.
- Empat tahapan audit meliputi persiapan, pelaksanaan, pelaporan, tindak lanjut dan
penutupan.
- Pelaksanaan audit : identifikasi masalah; menetapkan criteria dan standar;
pengumpulan data/observasi; analisis hasil audit dibanding standar; rekomendasi/
penerapan perubahan.

6. Gambaran Lingkungan Pelayanan Kesehatan sesuai PPI


- Upaya dalam pengendalian lingkungan dengan cara : meminimalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat di sekitar sarana kesehatan; menciptakan lingkungan
bersih, aman, dan nyaman; mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
- Gambaran lingkungan pelayanan kesehatan sesui PPI meliputi, penguatan hand
hygiene, fasilitas kebersihan tangan, sarana kebersihan lingkungan, pengendalian lalu
lintas manusia, pengaturan jam kunjungan, limbah rumah sakit, lingkungan di area
pengelolaan limbah, penyuntikan yang aman, monitoring perilaku petugas serta
monitoring lingkungan pasien, RS, ruang tunggu, instalasi gizi, pengelolaan linen dan
laundry, lingkungan CSSD, peralatan kesehatan dan cairan B3, dan kebersihan
ambulance.

B. Lampiran

Palangka Raya, 06 September 2021

Yang membuat, Menyetujui,

Ferina K.H., S.Kep., Ners Ns. Ocsanevia, S.Kep.


Staf Perawat UKB Kepala Divisi Keperawatan

Mengetahui,

Dr. Kristiawan Basuki Rahmat, M.Kes


Direktur RS

You might also like