Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

SEMINAR HASIL

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

NAMA : AHMAD GIFFARI


NOMOR POKOK : K16180030
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN DAN BISNIS
JUDUL PENELITIAN : MODEL RESILIENSI BADAN USAHA MILIK DAERAH
TRANSPORTASI DKI JAKARTA
DOSEN PEMBIMBING : 1. PROF DR IR M SYAMSUL MAARIF, M.ENG
2. IR SETIADI DJOHAR, MSM, DBA
3. DR IR ARIF IMAM SUROSO, MSC (CS)
KELOMPOK BIDANG : ILMU EKONOMI, MANAJEMEN DAN BISNIS
HARI/TANGGAL : SABTU, 12 FEBRUARI 2022
WAKTU : 13.30 WIB
TEMPAT : GEDUNG SEKOLAH BISNIS IPB
JL. RAYA PADJAJARAN, BOGOR 16151

Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Maarif, M.Eng


1

MODEL RESILIENSI BADAN USAHA MILIK DAERAH TRANSPORTASI DKI


JAKARTA1
Ahmad Giffari , M Syamsul Maarif, Setiadi Djohar4, Arif Imam Suroso4
2 3

ABSTRAK
DKI Jakarta is a metropolitan city with numerous of economic activities aquiring the
transportation sector to support its activities. Through the role of Regional-Owned Enterprises
(ROE) in the transportation cluster as a public service, providing of mass public transportation
is expected to facilitate the mobility of residents of Jakarta and its surroundings. In addition to
the role of ROE as a private service which is expected to generate revenue of DKI Jakarta
Provincial Government. Currently, ROE revenues mostly come from the Public Service
Obligation (PSO) payments revenue from the DKI Jakarta Provincial Government. The
increase in PSO in the long term will burden the DKI Jakarta Provincial Government, so it is
necessary for ROE that has business resilience to become sustainable. This study aims to
formulate a resilience model, analyze critical factors, design, measure the resilience index and
formulate strategy for ROE resilience. The research was conducted using the Soft System
Methodology (SSM), composite and Analytical Hierarchy Process (AHP) methods. The results
of questionnaires and in-depth interviews with 45 experts and respondents were obtained: the
critical factors of ROE are the business processes of Product and Service Development, Capital
Asset Management and Supply Chain Management. Meanwhile, the strategy for ROE resilience
is create an alternative funding.
Keywords: AHP, business resilience,critical factor, composit, PSO, SSM.

DKI Jakarta merupakan kota metropolitan dengan bebagai macam aktivitas ekonomi
membutuhkan sektor transportasi sebagai penunjang aktivitasnya. Melalui peran Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) transportasi sebagai public service, penyediaan transportasi massal
diharapkan dapat memberikan kemudahan mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya. Disamping
peran BUMD sebagai private service yang diharapkan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah
DKI Jakarta. Saat ini pendapatan BUMD transportasi mayoritas berasal dari pendapatan
pembayaran Public Service Obligation (PSO) dari Pemprov DKI Jakarta. Tingginya tingkat
PSO tersebut dalam jangka panjang akan memberatkan Pemprov DKI Jakarta, sehingga
diperlukan BUMD yang memiliki resiliensi bisnisnya agar tetap berkelanjutan. Penelitian ini
bertujuan membuat model resiliensi, menganalisis faktor kritis, merancang, mengukur indeks
resiliensi dan merumuskan strategi resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode SSM, Komposit dan AHP. Hasil kuesioner dan
indeepth interview bersama 45 pakar dan responden diperoleh: faktor kritis BUMD transportasi
adalah proses bisnis Product and Service Development, Capital Asset Management dan Supply
Chain Management. Model konseptual resiliensi BUMD transportasi. Strategi yang dilakukan
agar BUMD resiliensi adalah pendanaan alternatif.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
DKI Jakarta adalah kota metropolitan yang mengalami pertumbuhan penduduk yang
pesat dan perluasan kegiatan ekonomi sehingga menjadi Megacity Jakarta (Rustiadi et al.

1
Makalah ini merupakan bagian dari Disertasi
2
Mahasiswa Program Doktor Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor
3
Ketua Komisi Pembimbing (Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor)
4
Anggota Komisi Pembimbing (Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor)

[Type here]
2

2021). Upaya untuk menunjang aktivitas ekonomi dibutuhkan sektor transportasi yang
menunjang sektor perindustrian, jasa, keuangan dan sektor perdagangan. Kontribusi sektor
transportasi menyumbang sekitar 96,69 Triliun-PDRB DKI Jakarta (BPS 2020).
Penyediaan layanan transportasi umum bagi pengguna menjadi penting dalam
menciptakan sistem transportasi perkotaan yang inklusif dan menarik untuk menunjang
aktivitas ekonomi (Joewono et al. 2016). Keberadaan BUMD Transportasi dapat berkontribusi
dalam penyediaan transportasi massal umum guna mobilitas warga Jakarta dan sekitarnya.
Namun juga diharapkan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta.
Pendapatan BUMD transportasi berasal dari pendapatan pembayaran PSO dari Pemprov DKI
Jakarta (MRT Jakarta 2019; Transjakarta 2019). PSO tersebut dalam jangka panjang akan
memberatkan Pemprov DKI Jakarta. BUMD transportasi harus memiliki resiliensi bila PSO
secara bertahap dikurangi dan adanya eksternal/internal shock (guncangan) yang terjadi.
Kajian resiliensi pada organisasi telah dilakukan pada industri manufaktur (Thomas et al.
2016; Souza et al. 2017), infrastruktur (Field dan Look 2018), perbankan (Uddin et al. 2017),
usaha kecil menengah (Branicki et al. 2018; Fatoki 2018), dan organisasi nirlaba (Witmer dan
Mellinger 2016). Kajian terdahulu lebih berfokus pada organisasi swasta (private) maupun
organisasi organisasi nir-laba, namun masih terbatas pada hibrid organisasi seperti BUMD.
Hibrid organisasi adalah istilah untuk badan usaha milik negara yang kepemilikannya dikontrol
oleh negara (Bruton et al. 2015). Keberadaannya memiliki dua fungsi sebagai pelayanan umum
(public service) dan pelayanan swasta (private service) (Bruton et al. 2015; Liang et al. 2015;
Rentsch dan Finger 2015). Pada konteks hibrid organisasi memiliki karakteristik yang berbeda
mengenai resiliensi organisasi karena keterkaitan dengan pemerintah.
Penelitian mengenai resiliensi juga menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda
diantaranya pendekatan asset based (Tracey et al. 2017), value based (Field dan Look 2018),
complex network theory based (Mari et al. 2015), dynamic model (Ma et al. 2018), capability
based (Duchek 2020), business continuity (Tracey et al. 2017) business process management
(Antunes dan Mourão 2011; Fiksel 2015) dan pendekatan lainnya. Kajian terdahulu masih
terbatas pada pendekatan business process management yang mengembangkan pada hibrid
organisasi (BUMD) dengan proses bisnis financial. Kajian ini juga merujuk pada resiliensi
Fiksel (2015) dan upaya mengembangkan resiliensi pada hibrid organisasi. Berbagai kajian
resiliensi juga mengembangkan model resiliensi melalui business model innovation
(Carayannis et al. 2014; Buliga et al. 2016), dan indeks resiliensi (Fatoki 2018).
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta dengan atribut
adaptabilitas, kohesi, efisiensi dan diversitas dalam proses bisnisnya?
2. Faktor-faktor kritis apa saja yang ada pada BUMD klaster transportasi DKI Jakarta?
3. Bagaimana indeks resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta?
4. Bagaimana model resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta?
5. Bagaimana strategi resiliensi yang dilakukan BUMD transportasi DKI Jakarta?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis kondisi resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta dengan atribut
adaptabilitas, kohesi, efisiensi dan diversitas dalam proses bisnisnya.
2. Menganalisis Faktor-faktor kritis (critical factor) pada BUMD transportasi DKI Jakarta.
3. Merancang dan mengukur indeks resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta.
4. Merancang model resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta

[Type here]
3

5. Merumuskan strategi resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian bagi pengambil kebijakan atau pemerintah DKI Jakarta untuk
menjadi rujukan dalam pengelolaan dan pengembangan BUMD transportasi serta masukan
untuk kebijakan-kebijakan strategis dalam pengelolaan BUMD. Manfaat bagi dunia akademisi
berupa sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai resiliensi bisnis yang masih terbatas pada
hibrid organisasi (BUMD).

Kebaruan Penelitian
Penelitian ini secara implisit menghasilkan kebaruan meliputi (1)memperoleh peta
resiliensi BUMD transportasi DKI Jakarta. (2) pengembangan teori resiliensi bisnis (Fiksel
2015) pada Business Process Management (BPM) financial process dalam resiliensi organisasi
BUMD transportasi. (3)Merancang indeks resiliensi BUMD transportasi. (4)Model konseptual
resiliensi BUMD transportasi, (5)Proses bisnis resiliensi BUMD Transportasi dan (6)Kerangka
kerja dan tahap resiliensi BUMD transportasi

TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Penelitian
Kerangka konseptual penelitian Model resiliensi BUMD Transportasi Pemerintah
Provinsi DKI terlihat pada Gambar 1. Kerangka konseptual penelitian dimulai dengan adanya
Turbulence, Uncertanity, Novel, Ambiguity (TUNA) di organisasi bisnis. Organisasi bisnis
yang dilakukan pada penelitian ini adalah hibrid organisasi yaitu BUMD klaster transportasi
yang memiliki dua fungsi utama berupa public service dan private service. Pada kerangka
konseptual penelitian juga mencari faktor kritis resiliensi perusahaan. Kemudian resiliensi
perusahaan dengan pendekatan bisnis proses yang dilakukan pada organisasi hibrid. Menyusun
indeks resiliensi BUMD transportasi, membangun model resiliensi dengan SSM dengan
pendekatan bisnis proses dan merumuskan strategi perusahaan dengan AHP.

Gambar 1 Konseptual penelitian

[Type here]
4

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 13 BUMD milik Pemprov DKI Jakarta. Waktu penelitian
berlangsung selama bulan Maret hingga Desember 2021.

Desain Penelitian
Desain penelitian dengan pendekatan kualitatif eksploratif dan pendekatan SSM yang
merupakan pendekatan sistem. Pendekatan kualitatif eksploratif dengan berbasis data sekunder,
observasi dan interview pakar maupun informan yang relevan pada penelitian ini.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder
dikumpulkan melalui studi literatur, pencarian melalui internet, dan mencari lembaga-lembaga
sumber data. Data primer dikumpulkan dari interview pakar dan responden. Pemilihan
interviewee dilakukan secara purposive (sengaja) yang memiliki pengetahuan terkait dengan
tema penelitian ini. Pada penelitian melibatkan 45 pakar dan responden.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian yang saling terkait dan
melengkapi. Adapun penelitian ini mengunakan metode deskriptif, indeks komposit, SSM dan
AHP seperti terlihat pada Tabel 1 untuk tujuan dan analisis data.

Tabel 1 Tujuan dan Analisis Data


Tujuan Responden Teknik Teknik analisis
pengambilan data data
Menganalisis kondisi resiliensi Pakar dan Interview dan SSM dan
BUMD informan kuesioner Komposit
Menganalisis faktor-faktor Pakar dan Interview dan SSM dan
kritis BUMD informan kuesioner Komposit
Merancang dan mengukur Pakar Interview dan Index Komposit
indeks resiliensi BUMD kuesioner
Merancang model resiliensi Pakar Interview dan SSM
BUMD kuesioner
Merumuskan strategi resiliensi Pakar Interview dan AHP
BUMD kuesioner

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi Umum BUMD Jakarta
Diperoleh peta resiliensi 13 Badan Usaha Milik Daerah berdasarkan pembobotan Atribut
Ketergantungan Pasar (market dependency) (X) dan Resiliensi (resilience) (Y) menggunakan
Fiksel (2015) gambar 2 di bawah ini.

[Type here]
5

Gambar 2 Pemetaan Market Dependency–Resilience Atribute BUMD Jakarta

Kondisi Analisis Situasional BUMD Transportasi


Tahap satu dalam SSM mengidentifikasi situasi problematik dilakukan wawancara
mendalam untuk memberikan gambaran terkait situasi yang terjadi. BUMD transportasi
memiliki tekanan eksternal maupun internal dapat berupa disrupsi teknologi maupun pandemi
Covid-19 terlihat pada Tabel 2 berdasarkan proses bisnis yang terjadi.
Tabel 2 Isu BUMD Transportasi berdasarkan proses bisnis
Proses bisnis Isu utama situsional BUMD transportasi
Supply Chain Management 1. Kebutuhan kapasitas listrik yang terus meningkat
(SCM) 2. Kebutuhan joint venture untuk sistem pembayaran
3. Meningkatkan jumlah vendor atau supplier
Health Safety Environment(HSE) 1. Kebutuhan sertifikasi kebersihan tempat kerja
2. Kewajiban protokol kebersihan dan Covid-19
Human Resource Management 1. Perlunya efisiensi biaya SDM dan benchmarking
2. Upaya peningkatan kompetensi internal
Product Service Development 1. Kebutuhan akan sistem informasi dan transformasi digital
(PSD) 2. Keharusan untuk menjaga kualitas layanan
Capital Asset Management 1. Pemanfaatan aset perusahaan untuk advertising
(CAM) 2. Relaksasi biaya sewa pada tenant
3. Memonetisasi digital platform
Customer Relationship 1. Meningkatkan keterlibatan dalam sosial media
Management (CRM) 2. Membangun sistem loyalitas pengguna
3. Kerjasama dengan mitra
4. Membangun integrasi sistem CRM
External Affairs Management 1. Perlu dikembangkan kerjasama dengan pihak luar dan stakeholder
(EAM) terlibat
2. Peningkatan pemberdayaan external affairs untuk menyampaikan
ide perusahaan ke publik
Financial (FIN) 1. Perlunya instrumen keuangan alternatif selain PSO
2. Perlunya efisiensi cashflow
3. Terobosan kerja-sama yang sifatnya pengelolaan oleh pihak lain
ataupun bagi hasil (BOT)
Sumber: Hasil interview
Tahap dua, membuat rich picture yang terintegrasi dengan sistem proses bisnis,
bertujuan membantu menunjukkan hubungan dan penilaian, penggunaan simbol untuk
mengekspresikan situasi, dan mengindikasikan hubungan yang relevan dengan solusi.

[Type here]
6

Gambar 3 Rich picture BUMD Transportasi

Faktor Kritis BUMD Transportasi


Hasil interview dengan berbagai pakar didapatkan faktor kritis operasional di TJ maupun
MRTJ terlihat dan proses bisnisnya pada Tabel 3. Kemudian dibobotkan sehingga
menunjukkan peringkat.
Tabel 3 Faktor kritis operasional BUMD kluster transportasi
Transjakarta MRT Jakarta Proses Bisnis
1. Armada 1. Listrik 1. PSD (15%)
2. SDM 2. SDM 2. CAM (14%)
3. Teknologi dan Sistem 3. Teknologi dan Sistem 3. SCM (14%)
Informasi Informasi 4. FIM (13%)
4. Pendanaan/Keuangan 4. pendapatan/ keuangan 5. HRM (13%)
5. BBM 5. Material kegiatan overhaul. 6. EAM (11%)
6. Listrik 6. Penumpang 7. HSE (10%)
7. Utilisasi Aset 7. Network dan Pola Operasi 8. CRM (10%)
8. Penumpang 8. SOP Keadaan Darurat
9. Pemangku Kepentingan 9. Operator
Sumber: Data diolah

Berdasarkan bobot prioritas dan peringkat prioritas faktor kritis diperoleh 3 terbesar yaitu
PSD, CAM dan SCM, merupakan proses bisnis Inti dan FIN, HRM, EAM, HSE dan CRM
menjadi proses bisnis penunjang. Terlihat pada Gambar 3 perubahan proses bisnis awal TJ dan
MRTJ menjadi proses bisnis resiliensi BUMD Transportasi. Perubahan inti memengaruhi arah
kebijakan, visi/misi, struktur organisasi hingga operasional inti perusahaan

Gambar 4 Proses bisnis resiliensi BUMD Transportasi

[Type here]
7

Indeks Resiliensi BUMD Transportasi


Berbagai organisasi mengoptimalkan bisnis mereka melalui orientasi proses (Antunes
dan Mourão 2011). Hasil pengukuran indeks resiliensi BUMD Transportasi sebesar 36.33,
sedangkan MRTJ sebesar 42.28 dan TJ sebesar 36.20 yang masuk dalam kaategori cukup
resiliensi. MRTJ memiliki indeks resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan TJ dikarenakan
pada proses bisnis PSD dan CAM sudah berkembang produk ataupun jasa yang dimiliki oleh
perusahaan. Diversifikasi usaha yang dilakukan sudah cukup baik dalam menopang pendapatan
non-tiket. Berbeda dengan TJ yang masih berfokus pada pendapatan tiket yang bergantung pada
PSO. Pada sisi CAM, perusahaan MRTJ sudah memiliki hak pengelolaan aset yang dimiliki
sedangkan TJ masih dalam tahap penyusunan regulasi pemanfaatan aset-aset yang ada.

Model Resiliensi BUMD Transportasi


Tahap ketiga dan keempat dari SSM adalah menentukan Root Definition (RD) dan
Purposeful Activity Model (PAM). Root definition disusun dengan menggunakan rumus umum
PQR, yaitu mengerjakan P dengan Q untuk mewujudkan R. Diperoleh rumusan analisis PQR
sebagai berikut: Model resiliensi BUMD Transportasi DKI Jakarta yang dimiliki dan
dioperasionalkan oleh BUMD (P), melalui transformasi nilai (value) ketahanan dengan
connectivity dan mobility (Q), untuk mewujudkan kemandirian BUMD transportasi dan mampu
memberikan nilai tambah bagi stakeholer. Root definition ini dimatangkan dan difinalkan oleh
CATWOE lalu dilanjutkan dengan kriteria pengukuran kinerja menggunakan 5E (efficacy,
efficiency, effectiveness, elengace, dan ethicality). Guna mengungkapkan model resiliensi
BUMD Transportasi digunakan alat analisis CATWOE (customer, actor, transfomation,
Weltanschauung (worldview), Owner dan Environmental constraints)(Ebrahimi 2020), seperti
pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil CATWOE BUMD Transportasi
CATWOE Keterangan
C = Customers: the victims or beneficiaries of 1. Masyarakat
Transformation 2. Pemerintah
3. Operator (swasta)
A = Actors: those who do Transformation 1. Perusahaan (BOD dan komisaris)
2. Pemerintah
T = Transformation: input output Transformasi nilai (value) resiliensi dengan
connectivity dan mobility
W = Worldview: that makes the Transformation Terwujudnya BUMD resiliensi dan mandiri yang
meaningful in context mampu memberikan nilai tambah bagi
stakeholder
O = Owners: those with the power to stop 1. Pemprov DKI
Transformation 2. Perusahaan (BOD dan komisaris)
E = Environmental: elements outside the 1. Perubahan kebijakan
system which constraints are taken as 2. Perubahan politik
given, but nevertheless 3. Perubahan sosial

Merujuk kepada identifikasi-identifikasi dan analisis CATWOE, root definition,


dirumuskanlah model resiliensi bisnis BUMD Klaster transportasi DKI Jakarta terlihat pada
Gambar 5. Model konseptual model resiliensi BUMD transportasi sebagai entitas baru yang
disusun berdasarkan aktivitas yang memiliki maksud dalam pemikiran atas dunia nyata yang
dapat beradaptasi dengan perubahan serta diharapkan memberikan arahan dan strategi bagi
resiliensi BUMD transportasi. Dalam rangka hal tersebut, maka diperlukan re-align
visi/objective BUMD, assesment proses bisnis BUMD, peningkatan kapabilitas organisasi, re-

[Type here]
8

structure proses bisnis BUMD dan pengendalian dan evaluasi BUMD. Hal ini penting untuk
mendorong pengembangan produk dan jasa yang mendukung resiliensi bisnis sehingga
terwujud indeks kepuasan konsumen dan indeks resiliensi yang tinggi dengan demikian BUMD
dapat menjadi mandiri dan mampu memberi nilai tambah, memiliki reputasi, layanan modern
dan berkualitas, serta dapat menjadi solusi atas kemacetan di Jakarta.

Gambar 5 Model konseptual resiliensi BUMD Transportasi


Kerangka kerja resiliensi BUMD Transportasi merupakan struktur yang mendasari sistem atau
konsep dari resiliensi BUMD yang dibangun. Kerangka kerja dibutuhkan karena resiliensi
memiliki multi konsep dan definisi yang cukup variatif (Akgün dan Keskin 2014). Terlihat
Gambar 6 merupakan kerangka kerja dan tahap resiliensi BUMD transportasi.

Gambar 6 Kerangka kerja dan tahap resiliensi BUMD transportasi


Strategi Resiliensi BUMD Transportasi
Resiliensi BUMD klaster transportasi pemerintah provinsi DKI Jakarta berdasarkan
analisis hirarki tingkat satu hingga tingkat lima dari fokus, faktor, aktor, tujuan dan strategi.
Adapun hasil AHP yang digunakan terlihat pada Gambar 7 dibawah ini.

[Type here]
9

Gambar 7 Bobot kerangka AHP hasil penilaian pakar

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Simpulan pada penelitian sebagai berikut (i) ditemukan rich picture kondisi problematik
dengan memetakan delapan proses bisnis mulai dari SCM hingga FIN; (ii) faktor kritis BUMD
transportasi ditemukan tiga faktor kritis utama pada proses bisnis pada PSD, CAM dan SCM
sedangkan proses penunjang pada EAM, FIN, HRM, CRM dan HSE; (iii) Indeks resiliensi
MRTJ lebih tinggi dibandingkan dengan TJ, namun masih dalam satu rentang resiliensi. (iv)
dihasilkan CATWOE, model resiliensi dan kerangka kerja dan tahap resiliensi BUMD
transportasi; (v) strategi peningkatan resiliensi bisnis BUMD transportasi pada strategi
alternatif pendanaan.

Saran
Saran pada penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah sebagai diantaranya (i)
pengembangan model dengan sistem dinamis; (ii) mengembangkan indeks resiliensi BUMD
pada kluster lain seperti kluster pangan, keuangan, kluster pariwisata, dan kluster property; (iii)
mengkaji kebijakan dan regulasi dalam mendukung resiliensi BUMD transportasi; (iv)
mengembangkan kajian sistem transportasi dengan terintegrasi di Jabodetabek dengan
melibatkan BUMD lintas provinsi; (v) fokus lebih detail ke resiliensi proses bisnis PSD, CAM,
SCM, EAM, FIN, HRM, CRM dan HSE.

DAFTAR PUSTAKA

Antunes P, Mourão H. 2011. Resilient business process management: framework and


services. Expert Syst. Appl. 38(2):1241–1254.doi:doi:10.1016/j.eswa.2010.05.017.
BPS. 2020. Produk Domestik Raegional Bruto Provinsi DKI Jakarta Menurut Lapangan
Usaha 2016-2020. Jakarta: BPS DKI Jakarta.
Branicki LJ, Sullivan-Taylor B, Livschitz SR. 2018. How entrepreneurial resilience
generates resilient SMEs. Int. J. Entrep. Behav. Res. 24(7):1244–1263.doi:10.1108/IJEBR-11-
2016-0396.
Bruton GD, Peng MW, Ahlstrom D, Stan C, Xu K. 2015. State-owned enterprises around
the world as hybrid organizations. Acad. Manag. Perspect. 29(1):92–114.
Buliga O, Scheiner CW, Voigt K-I. 2016. Business model innovation and organizational
resilience: towards an integrated conceptual framework. J. Bus. Econ. 86(6):647–670.

[Type here]
10

Carayannis EG, Grigoroudis E, Sindakis S, Walter C. 2014. Business model innovation


as antecedent of sustainable enterprise excellence and resilience. J. Knowl. Econ. 5(3):440–463.
Duchek S. 2020. Organizational resilience: a capability-based conceptualization. Bus.
Res. 13(1):215–246.doi:10.1007/s40685-019-0085-7. [diunduh 2021 Jun 16]. Tersedia pada:
https://doi.org/10.1007/s40685-019-0085-7
Fatoki O. 2018. The impact of entrepreneurial resilience on the success of small and
medium enterprises in South Africa. Sustainability. 10(7):2527.
Field C, Look R. 2018. A value-based approach to infrastructure resilience. Environ. Syst.
Decis. 38(3):292–305.
Fiksel J. 2015. Resilient by design: Creating businesses that adapt and flourish in a
changing world. Island Press.
Joewono TB, Tarigan AKM, Susilo YO. 2016. Road-based public transportation in urban
areas of Indonesia: what policies do users expect to improve the service quality? Transp. policy.
49:114–124.
Liang H, Ren B, Sun SL. 2015. An anatomy of state control in the globalization of state-
owned enterprises. J. Int. Bus. Stud. 46(2):223–240.
Ma Z, Xiao L, Yin J. 2018. Toward a dynamic model of organizational resilience. Nankai
Bus. Rev. Int. 9(3):246–263.doi:10.1108/NBRI-07-2017-0041.
Mari SI, Lee YH, Memon MS. 2015. Complex network theory-based approach for
designing resilient supply chain networks. Int. J. Logist. Syst. Manag. 21(3):365–384.
MRT Jakarta. 2019. Together We Create More Value Annual Report MRT Jakarta Tahun
2019. Jakarta.
Rentsch C, Finger M. 2015. Yes, no, maybe: The ambiguous relationships between state‐
owned enterprises and the state. Ann. Public Coop. Econ. 86(4):617–640.
Rustiadi E, Pravitasari AE, Setiawan Y, Mulya SP, Pribadi DO, Tsutsumida N. 2021.
Impact of continuous Jakarta megacity urban expansion on the formation of the Jakarta-
Bandung conurbation over the rice farm regions. Cities. 111:103000.
Saaty TL. 1993. What is relative measurement? The ratio scale phantom. Math. Comput.
Model. 17(4–5):1–12.
Souza AAA, Alves MFR, Macini N, Cezarino LO, Liboni LB. 2017. Resilience for
sustainability as an eco-capability. Int. J. Clim. Chang. Strateg. Manag.
Thomas A, Byard P, Francis M, Fisher R, White GRT. 2016. Profiling the resiliency and
sustainability of UK manufacturing companies. J. Manuf. Technol. Manag.
Tracey S, O’Sullivan TL, Lane DE, Guy E, Courtemanche J. 2017. Promoting resilience
using an asset-based approach to business continuity planning. SAGE Open.
7(2):2158244017706712.
Transjakarta. 2019. Integrating Millions, Conecting Lives Annual Report Transjakarta
2019. Jakarta.
Uddin A, Chowdhury MAF, Islam MN. 2017. Resiliency between Islamic and
conventional banks in Bangladesh. Int. J. Islam. Middle East. Financ. Manag. 10(3):400–
418.doi:10.1108/IMEFM-06-2016-0083.
Witmer H, Mellinger MS. 2016. Organizational resilience: Nonprofit organizations’
response to change. Work. 54(2):255–265.

[Type here]

You might also like