Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, LAMA KONTAK, DAN MASA


KERJA DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
PENGRAJIN TAHU MRICAN SEMARANG

Sinta Pradananingrum, Daru Lestantyo, Siswi Jayanti


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : sintaprada@gmail.com

Abstract

Irritant contact dermatitis is an inflammatory response unrelated to the immune


reaction due to direct exposure of the irritant agent to the skin. The disease is
characterized by clinical abnormalities of poliformic effluence ie edema, papule,
erythema, vesicles, skuama, and itching complaints. The tofu industry Mrican
Semarang is a home-based business with limited workers. The tofu production
process has several steps including soaking, milling, cooking, sifting,
agglomeration, molding / hardening and cutting by using acetic acid (CH 3COOH).
The purpose of this study is to analyze the relationship between personal
hygiene, working period, and duration of contact with symptoms of irritant contact
dermatitis. The type of this study is an analytic observasional with cross sectional
research approach. The subjects of this study are all the workers who contact
with chemicals as much as 33 people. The variable data are duration of contact,
working period and personal hygiene practice are taken by interview, while
practices and facilities related to Personal Hygiene with observation. Irritant
contact dermatitis is determined on the basis of physical examination of the skin
by the doctor. The result of chi square statistic test get the working period (p
value = 0,001), duration of contact (p value = 0,001), and personal hygiene (p
value = 0,026). Advice for business owners should be cooperation with the
nearest health center for early and periodic checks and for workers should keep
their personal hygiene from before until finish work.

Keywords: Contact Dermatitis Irritant, acetic acid, tofu manufacture

PENDAHULUAN dermatitis kontak yang disebabkan


oleh bahan-bahan yang bersifat
Dermatitis akibat kerja adalah iritan yang dapat menimbulkan
kelainan kulit yang disebabkan oleh kerusakan jaringan dan
pekerjaan dan atau lingkungan menimbulkan kelainan klinis berupa
kerja.1 Terdapat dua jenis dermatitis, eflorensi poliformik (edema, papul,
yaitu dermatitis kontak iritan dan eritema, vesikel, skuama,
dermatitis kontak alergi. Dermatitis likenifikasi) dan keluhan gatal. Pada
kontak alergi adalah reaksi umumnya seseorang yang
peradangan yang terjadi pada menderita dermatitis mengeluh
seseorang yang telah mengalami gatal. Kelainan kulit bergantung
sensitisasi terhadap suatu allergen. 2 pada stadium penyakit, batasan
Dermatitis kontak iritan merupakan sirkumskrip, dapat pula difus.. 3

378
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Penyakit kulit akibat kerja, pengrajin tahu. Proses produksi


merupakan penyakit terbanyak dilakukan dari pukul 05.30 WIB
kedua setelah penyakit muskulo- hingga pukul 15.00 WIB dengan
skeletal, berjumlah 22 % dari seluruh waktu istirahat 30 menit pada pukul
penyakit akibat kerja. Data di Inggris 12.00 WIB secara bergantian.
menunjukkan bahwa ada 1,29 kasus Berdasarkan pengamatan,
per 1000 pekerja merupakan didapatkan bahwa seluruh pengrajin
dermatitis akibat kerja. Disamping tahu mengalami kontak langsung
itu, jika diperhatikan dari jenis dengan bahan kimia selama
penyakit kulit akibat kerja, lebih dari bertahun-tahun dan dapat berisiko
95% merupakan dermatitis kontak, mengalami gangguan pada kulit
sedangkan yang lainnya merupakan para pekerja. Terdapat enam orang
penyakit kulit lain seperti akne, tumor yang memakai sepatu boots serta
kulit dan urtikaria kontak.2 Dermatitis tidak ada yang memakai sarung
kontak akibat kerja biasanya terjadi tangan dan masker. Berdasarkan
di tangan pekerja.4 Menurut pengamatan yang dilakukan oleh
Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit peneliti, telapak tangan para
Indonesia (Perdoksi) pada tahun pengrajin tahu terlihat keras,
2009, sebesar 90% penyakit kulit kemerahan dan adanya kulit yang
akibat kerja merupakan dermatitis mengelupas di sela-sela jari tangan.
kontak, baik iritan maupun alergik. 5 Dari hasil wawancara, empat
Prevalensi penyakit dermatitis di pengrajin tahu mengeluhkan adanya
Indonesia sebesar 6,78%, penebalan pada telapak tangan, kulit
sedangkan di tingkat Jawa Tengah kering dan mengelupas serta
sebesar 7,95%.6 . terkadang merasa gatal jika terlalu
lama kontak dengan air rendaman
Industri pembuatan tahu tahu. Selain itu pada kaki pekerja
merupakan salah satu usaha kecil merasa gatal, perih, dan
menengah dengan pekerja/pengrajin mengelupas di sela-sela jari kaki jika
yang terbatas. Proses pembuatan terkena larutan asam asetat.
tahu memiiliki beberapa tahapan Beberapa keluhan yang dirasakan
yaitu perendaman, penggilingan, oleh para pengrajin tahu dan hasil
pemasakan, penyaringan, pengamatan merupakan faktor risiko
penggumpalan, yang dapat menyebabkan terjadinya
pencetakan/pengerasan dan dermatitis kontak iritan. Selain alat
pemotongan. Para pengrajin tahu pelindung diri, faktor lainnya yang
dapat mengalami kontak langsung mungkin dapat menyebabkan
dengan bahan kimia pada proses dermatitis kontak iritan adalah lama
produksi yaitu zat penggumpal yang kerja serta lama kontak para
disebut whey. Whey yang digunakan pengrajin tahu.
terdiri atas tahu (CaSO4), asam
laktat, asam cuka/asam asetat METODE PENELITIAN
(CH3COOH),dan CaCl batu. Jumlah
asam asetat yang sering digunakan Penelitian ini berjenis kuantitatif yaitu
hanya berdasarkan perkiraan penelitian yang bersifat objektif,
produsen saja mencakup pengumpulan dan
analisis data kuantitatif
Survey pendahuluan telah menggunakan pengujian statistik.
dilakukan oleh peneliti dengan Rancangan penelitian ini
metode pengamatan dan menggunakan analitik
wawancara kepada enam orang observasionaldengan desain

379
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian cross sectional. Populasi Berdasarkan tabel 4.2 dapat


dalam penelitian ini yaitu seluruh diketahui bahwa jumlah Responden
pengrajin tahu Mrican sebanyak 33 lebih banyak yang berusia ≥30 tahun
orang. Teknik sampling yang tahun yaitu sebanyak 26 orang
digunakan dalam penelitian ini dengan presentase sebesar 78,8%
adalah total sampling. 7
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi
Data dikumpulkan dengan Tingkat Pendidikan
wawancara pemilik pabrik tahu dan terakhir
responden menggunakan kuiosiner.
Kuesioner yang digunakan dalam Pendidikan Frekuensi Persentase
penelitian ini adalah untuk Terakhir (%)
mengetahui lama kontak, masa kerja Tidak 8 24,2
dan Personal Hygiene. Dalam Sekolah
kuesioner ini responden menjawab Tamat SD 10 30,3
pertanyaan peneliti sesuai dengan Tamat SMP 13 39,4
jawaban yang tersedia atau peneliti Tamat SMA 2 6,1
menulis jawaban responden jika Jumlah 33 100
tidak tersedia jawaban pada
kuesioner. Pemeriksaan kulit tangan Berdasarkan tabel 4.3 dapat
juga dilakukan oleh dokter yang diketahui bahwa tingkat pendidikan
bekerja sama dengan peneliti. terkahir pengrajin tahu Mrican
Semarang lebih banyak pada
HASIL DAN PEMBAHASAN kelompok tamat SMP yaitu
sebanyak 13 orang dengan
Analisis Univariat presentase sebesar 39,4%
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Masa
Kelamin Kerja
Jenis Frekuensi Persentase
Kelamin (%) Masa Frekuensi Persentase
Kerja (%)
Laki-laki 29 87,9 ≤2tahun 6 18,2
Perempuan 4 12,1 >2tahun 27 81,8
Jumlah 33 100 Jumlah 33 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat Berdasarkan tabel 4.4 dapat


diketahui bahwa jumlah Responden diketahui bahwa jumlah Responden
hampir seluruhnya berjenis kelamin yang telah bekerja hampir
laki-laki yaitu sebanyak 29 orang seluruhnya lebih dari dua tahun
dengan presentase sebesar 87,9% sebanyak 27 orang dengan
presentase sebesar 81,8%
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Lama
Usia Frekuensi Persentase
Kontak dengan Asam
(%)
Asetat
≥30 26 78,8
tahun Lama Frekuensi Persentase
<30tahun 7 21,2 Kontak (%)
Jumlah 33 100 ≥3 jam 19 57,6
< 3 jam 14 42,4

380
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Jumlah 33 100 Kontak


Iritan
Telapak 20 60,6
Berdasarkan tabel 4.5 dapat tangan 17 51,5
diketahui bahwa lebih dari separuh Sela jari 14 42,4
pengrajin tahu kontak dengan asam tangan
asetat selama ≥3 jam yaitu sebanyak Sela jari kaki
19 orang dengan presentase
sebesar 57,6%
Berdasarkan tabel 4.9 dapat
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi diketahui bahwa 60,6% letak
Personal Hygiene kejadiaan dermatitis kontak iritan
terdapat pada telapak tangan
dengan Asam Asetat
responden.
Personal Persentase
Analisis Bivariat
Hygiene Frekuensi (%)
Buruk 16 48,5 Hubungan antara Masa Kerja
Baik 17 51,5 dengan Dermatitis Kontak Iritan
Jumlah 33 100
Tabel 4.9 Hubungan antara Masa
Berdasarkan tabel 4.6 dapat Kerja dengan Dermatitis
diketahui bahwa jumlah Responden Kontak Iritan
yang perilaku Personal Hygiene baik
yaitu sebanyak 17 orang dengan Dermatitis Kontak
presentase 51,5%. Masa Iritan
Kerja Positif Negatif Total %
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi f % f %
Kejadian Dermatitis ≤2 0 0 6 100 6 100
Kontak Iritan tahun
>2 23 85,2 4 14,8 27 100
Dermatitis Frekuensi Persentase tahun
Kontak (%) p value = 0,001
Iritan
Positif 23 69,7
Negatif 10 30,3 Dari hasil uji statistik
Jumlah 33 100 diketahui bahwa nilai p value =
0,001 (p<0,05). Penelitian ini sejalan
dengan penelitian dari Nur Ismi yang
Berdasarkan tabel 4.8 dapat berjudul Hubungan riwayat atopik
diketahui bahwa jumlah Responden dan masa kerja dengan kejadian
yang positif mengalami kejadian dermatitis kontak iritan pada pekerja
dermatitis kontak iritan sebanyak 23 cuci motor di kecamatan Jebres
orang dengan presentase 69,7%.
Surakarta, dimana hasil
Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi penelitiannya menjelaskan bahwa
Kejadian Dermatitis ada hubungan antara lama kerja
Kontak Iritan dengan dengan dermatitis kontak iritan. 8
Asam Asetat
Menurut Cohen, pekerja
Letak Frekuensi Persentase dengan lama kerja ≤2 tahun dapat
Kejadian (%) menjadi salah satu faktor yang
Dermatitis mengindikasikan bahwa pekerja
tersebut bellum memilki pengalaman

381
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang cukup dalam melakukan Syahriana yang berjudul faktor-faktor


pekerjaannya. Jika pekerja ini masih yang berhubungan dengan keluhan
sering ditemui melakukan kesalahan kelainan pada pekerja bengkel
dalam prosedur penggunaan bahan kendaraan Bermotor di kelurahan
kimia, maka hal ini berpotensi Binjai, Medan, dimana hasil
meningkatkan kejadian dermatitis penelitiannya menjelaskan bahwa
kontak pada pekerja dengan lama ada hubungan antara lama kerja
bekerja ≤2 tahun. 9 dengan keluhan kelainan kulit.10
Hasil penelitian ini juga sejalan
Pada penelitian ini jumlah dengan penelitian yang dilakukan
pekerja dengan masa kerja >2 oleh Suryani yang berjudul Fakotr-
tahun dan mengalami dermatitis faktor yang berhubungan dengan
kontak iritan lebih lama dari yang dermatitis kontak iritan pada Pekerja
berkerja ≤2 tahun yang mengalami PT Cosmar tahun 2011 bahwa
dermatitis kontak iritan. Hal tersebut terdapat hubungan yang signifikan
dikarenakan masa kerja yang lama antara lama kerja dengan kejadian
akan lebih memungkinkan untuk dermatitis kontak. 11
bisa memperngaruhi dermatitis
kontak iritan karena telah memiliki Lama kontak dengan bahan
frekuensi kontak yang sering dan kimia akan mempengaruhi keluhan
lama. Masing-masing pekerja kelainan kulit, karena semakin lama
memiliki resistensi terhadap asam kontak dengan bahan kimia maka
asetat yang berbeda-beda. Selain itu akan semakin merusak sel kulit
sebesar 85% pengrajin tahu Mrican hingga kelapisan sel yang lebih
Semarang memiliki perilaku dalam dan risiko keluhan akan
Personal Hygiene yang buruk dan semakin tinggi. Pada penelitian ini
tidak ada pemakaian APD secara menunjukkan bahwa pekerja yang
rutin khususnya pada bagian tangan bekerja dan kontak dengan asam
yang sering terjadi keluhan dan asetat > 3 jam memiliki risiko
gejala dermatitis kontak iritan terjadinya peradangan atau iritasi
kulit sehingga akan menimbulkan
Hubungan antara Lama Kontak kelainan kulit. 12
dengan Dermatitis Kontak Iritan
Asam asetat merupakan
Tabel 4.10 Hubungan antara Lama bahan iritan lemah yang akan
Kontak dengan menimbulkan kelainan kulit setelah
Dermatitis Kontak Iritan kontak berulang kali. Lama waktu
kontak dengan asam asetat
Dermatitis Kontak menyebabkan bahan kimia tersebut
Lama Iritan % akan tertinggal lebih lama pada kulit.
Kontak Positif Negatif Total Adanya perbedaan lama paparan
f % f % dengan asam asetat pada pekerja ini
≥3 jam 18 94,7 1 5,3 19 100 disebabkan oleh perbedaan jenis
< 3jam 5 35,7 9 64,3 14 100 pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja. Dalam sehari pekerja tidak
p value = 0,001 hanya bekerja pada bagian
pengendapan dan penambahan
Dari hasil uji statistik asam asetat, akan tetapi bekerja di
diketahui bahwa nilai p value = bagian lain secara bergantian,
0,001 (p<0,05). Penelitian ini sejalan sehingga lama kontak dengan asam
dengan penelitian dari Putri

382
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

asetat pada pengrajin tahu Mrican ini kontak langsung dengan asam
dapat berbeda. asetat tanpa APD sarung tangan.
Asam asetat merupakan jenis asam
Hubungan antara Personal lemah dan para pekerja terkena
Higiene dengan Dermatitis Kontak paparan berulang dengan asam
Iritan asetat pada tangan. Gejala yang
ditunjukkan adalah kulit kering,
Tabel 4. 11 Hubungan antara eritema, skuama dan kulit tebal.3 Hal
Personal Higiene dengan tersebut mengakibatkan adanya
Dermatitis Kontak Iritan kerusakan stratum korneum yang
menyebabkan adanya desikasi dan
Personal Dermatitis Kontak Total % kehilangan fungsi sawarnya
Hiegene Iritan sehingga mempermudah kerusakan
Positif Negatif sel dibawahnya serta rusaknya
f % f % keratosit.14
Buruk 14 87,5 2 12,5 16 100 Berdasarkan hasil
Baik 9 52,9 8 47,1 17 100 wawancara dan observasi
dilapangan, pemilik menyediakan
p value = 0,026 tempat mencuci tangan dan kaki
menjadi satu dengan tempat
Dari hasil uji statistik produksi sekaligus sebagai tempat
diketahui bahwa nilai p value = penampungan air untuk bahan baku
0,031 (p<0,05). Penelitian ini tidak proses pembuatan tahu. Selang air
sejalan dengan penelitian dari yang digunakan untuk mencuci
Sartika Aulia yang berjudul faktor- tangan dan kaki merupakan alat
faktor yang berhubungan dengan yang sama untuk menyalurkan air
gejala dermatitis kontak pada dari keran ke ember/bak yang berisi
pekerja bengkel motor di wilayah asam asetat sebelumnya. Pemilik
Kendari, dimana hasil penelitiannya usaha tidak menyediakan sabun
menjelaskan bahwa tidak ada khusus untuk mencuci tangan dan
hubungan antara Personal Hygiene kaki setelah proses produksi bagi
dengan gejala dermatitis kontak para pekerja sehingga para mereka
iritan. 13 harus menyediakan sabun sendiri.
Hal tersebut membuat para pekerja
Personal Hygiene terkadang tidak menggunakan
merupakan perawatan/ kebersihan sabun setelah mencuci tangan dan
diri yang dilakukan untuk kaki atau terkadang hanya
mempertahankan kesehatan, baik membersihkan dengan kain yang
sebelum, saat dan setelah bekerja. kering tanpa dibasuh dan disabun
Personal Hygiene yang diterapkan terlebih dahulu. Fasilitas kamar
oleh para pekerja termasuk dalam mandi tidak disediakan khusus bagi
kategori buruk, serta tidak adanya pekerja. Tempat mandi disediakan
dukungan dan fasilitas yang kurang disebelah tempat produksi secara
memadai bagi para pekerja dari terbuka. Selain itu tidak disediakan
pemilik usaha. tempat khusus bagi penyimpanan
sabun dan alat mandi lainnya.
Dermatitis kontak iritan yang
diderita termasuk kronik kumulatif Kulit normal memiliki pH
dikarenakan lokasi gejala tersebut yang asam yaitu antara 4,5 hingga
paling banyak terjadi di tangan dan 7, akan tetapi ketika kontak dengan

383
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

asam asetat akan dapat mendukung KESIMPULAN DAN


timbulnya gejala dermatitis kontak SARAN KESIMPULAN
iritan.15,16 Sebaiknya ketika mencuci Berdasarkan hasil penelitian yang
tangan dan kaki menggunakan dilakukan pada pengrajin Tahu
sabun yang sesuai.17 Sabun yang Mrican Semarang diperoleh
digunakan sebaiknya dipilih yang kesimpulan penelitian sebagai
tidak dapat mengiritasi kulit dan berikut :
memperparah gejala dermatitis
kontak iritannya. Sabun yang 1. Karakteristik responden yang
digunakan memiliki pH 4,5-6,5.18 bejenis kelamin laki-laki sebesar
Setelah itu keringkan tangan dan 87,9%, responden dengan usia
kaki dengan handuk yang kering dan ≥30tahun sebesar 90,9%,
beri pelembab kulit.19 Hal-hal pendidikan rsponden yang
tersebut dapat mengurangi kontak tamat SMP sebesar 39,4%,
kulit dengan asam asetat Pemilihan responden yang masa kerja > 2
pembersih tangan sangat penting tahun sebesar 81,8%, lama
karena dibutuhkan untuk kontak dengan bahan kimia ≥3
menghilangkan kandungan bahan jam sebesar 57,6%, dan
kimia tersebut tetapi tidak merusak Personal Hygiene yang baik
kulit dengan melindungi lapisan sebesar 51,5%.
minyaknya. 2. Pekerja mengalami positif
dermatitis kontak iritan sebesar
Pada awal produksi para 69,7%, dan bagian tubuh yang
pekerja memakai baju lalu pada paling sering dijumpai adalah
pertengahan produksi dilepas telapak tangan sebesar 60,6%.
karean mengalami panas. Baju 3. Ada hubungan antara Personal
digunakan sebagai handuk untuk Hygiene dengan kejadian
menyeka keringat di area badan dan dermatitis kontak iritan pada
dapat dipakai kembali keesokan pengrajin tahu Mrican Sematang
harinya. Pakaian yang telah dengan p value = 0,026.
digunakan sebaiknya langsung 4. Ada hubungan antara lama
dicuci. Pakaian dicuci dengan air kontak dengan kejadian
bersih dan sebaiknya hangat serta dermatitis kontak iritan pada
sabun khusus pembersih pakaian. 20 pengrajin tahu Mrican Sematang
Selain itu perlu penyediaan handuk dengan p value = 0,001.
bagi pekerja sehingga mereka tidak 5. Ada hubungan antara masa
memakai baju masing-masing untuk kerja dengan kejadian dermatitis
membersihkan sisa keringat atau kontak iritan pada pengrajin
setelah mencuci tangan.Selain itu tahu Mrican Sematang dengan
perlu disediakan tempat untuk p value = 0,001.
mencuci tangan dan kaki dan mandi
SARAN
yang khusus sehingga mengurangi
keterpaparan dengan asam asetat. 1. Bagi Pemilik Usaha Tahu Mrican
Oleh karena itu perlu perbaikan Semarang
Personal Hygiene baik dari segi a. Pemilik usaha sebaiknya aktif
fasilitas pendukung dan pekerja untuk bekerja sama dengan
sehingga menciptakan tempat kerja Puskesmas terdekat agar
yang nyaman bagi para pekerja dilakukan pemeriksaan awal
maupun pemilik usaha tahu Mrican dan berkala mengenai keluhan
Semarang. yang dirasakan pekerja oleh

384
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

doker atau tenaga kesehatan Pada Petugas Kebersihan.


dari puskesmas tersebut Journal Kedokteran vol.4 no.8
b. Kerjasama dengan Universitas Lampung.2015.\
Puskesmas terdekat dalam 5. Perhimpunan Dokter Spesialis
edukasi mengenai penyakit Kulit Indonesia. Majalah Ilmiah
dermatitis kontak iritan yang DermatoVenerologica
mencangkup penyebab, Indonesiana. Maj Ilm Dermato-
penanganan dan pencegahan Venerologica Indones; 2009
melalui media yang menarik 6. Suryani,ND.Martini. Henry
c. Menyediakan tempat mencuci SS.Perbandingan faktor risiko
tangan dan kaki yang tidak kejadian dermatitis kontak iritan
menjadi satu dengan tempat antara petani garam dan petani
produksi sawah di kecamatan kaliori
2. Bagi Pekerja kabupaten Rembang. Fakultas
a. Menjaga kebersihan diri mulai Kesehatan Masyarakat. Jurnal
dari sebelum hingga selesai Kesehatan Masyarakat volume
bekerja yaitu dengan cara 5 nomor 4, Oktober 2017
mencuci tangan hingga sela- 7. Sugiyono. Statistika Untuk
sela jari dengan sabun yang Penelitian. Bandung.
tidak mengiritasi kulit yaitu Alfabeta,CV. 201
yang tidak berbau (tidak diberi 8. Ismi, Nur Mustika. Hubungan
aroma buatan) serta dibasuh Riwayat Atopik dan Masa Kerja
dengan air mengalir, dengan Kejadian Dermatitis
mengeringkan kulit yang Kontak Iritan pada Pekerja Cuci
basah menggunakan handuk Motor di Kecamatan Jebres
atau kain yang kering, serta Surakarta. Fakultas Kedokteran
mengganti pakaian setiap kali Univeristas Sebelas Maret
masuk kerja. Surakarta. 2012
b. Saling mengingatkan ke 9. Cohen DE. Occupational
pekerja lain jika tidak Dermatosis. Handbook of
menggunakan alat pelindung Occupational Safety and Health
diri (pakaian, sepatu boots) 2nd ed. 1999
10. Syahriyana, Putri. Fakor- Faktor
DAFTAR PUSTAKA
yang Berhubungan dengna
1. Suma’mur. HIGIENE Keluhan Kelainan Kulit pada
Perusahaan dan Kesehehatan Pekerja Bengkel Kendaraan
Bermotor di Kelurahan Binjai
Kerja (HIPERKES). Jakarta : CV
Sagung Seto. 2013 Kecamatan Medan tahun 2017.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2. Wijaya, Elise, Lih Made MR,dan Universitas Sumatera Utara.
IGK Darmada. Pekerjaan dan
2017.
Kaitannya dengan Dermatitis
Kontak. Jurnal Ilmu Penyakit 11. Suryani, Febria. Faktor-faktor
Kulit dan Kelamin Fakultas yang Berhubungan dengan
Kedokteran Universitas Dermatitis Kontak pada Pekerja
Udayana.2010 Bagian Prosessing dan Filling
Pt. Cosmar Indonesia
3. Sularsito, SA Suria Djuanda.
lmu Penyakit Kulit dan Kelamin Tangerang Selatan tahun 2011
Edisi ke 6. Jakarta:FK UI. 2007 Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif
4. Singgih, Suhan Nanto. Kejadian Hidayatullah. 2011
Timbulnya Dermatitis Kontak

385
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

12. Nuraga, Wisnu, dkk. Dermatitis Universitas Airangga/RSUD Dr.


Kontak Pada Pekerja yang Soetomo.2012
Terpajan dengan Bahan Kimia 16. Zulkarnain, Abdul K, dkk.
di Perusahaan Industri Otomotif Aktivitas Amilum Bengkuang
Kawasan Industri Cibitung. Sebagai Tabir Surya pada
Jurnal Makara, Kesehatan Mencit dan Pengaruh Kenaikan
Vol.12 No.2 Universitas Kadarnya Terhadap Viskositas
Indonesia. Desember 2008. Sediaan. Traditional Medicine
13. Putri, Sartika Aulia,dkk. Faktor- Journal. Fakultas Farmasi
Faktor yang Berhubungan Universitas Gajah Mada
dengan Gejala Dermatitis Yogyakarta. 2013.
Kontak pada Pekerja Bengkel 17. Lembar Data Keselamatan
Motor di Wilayah Kota Kendari Thermoscientificberdasar
tahun 2016. Jurnal Ilmiah persyaratan (UE) No.
Mahasiswa Kesehatan 1907/2006. Diterbitkan pada
Masyarakat Vol.2 No.6 ISSN September 2016.
250-731x. 2017. 18. Ali,M Saba. Skin pH : From
14. Wijaya, Gilang, IGK Darmada. Basic Science to Basic Skin
Edukasi Penatalaksanaan Care. Acta Derm Venereol
Dermatitis Kontak Iritan Kronis 2013;93 : 261-267 ISSN 0001-
di RSUP Sanglah Denpasar Bali 5555.2013
Tahun 2014/2015. E-Jurnal 19. Occuppational Dermatitis Health
Medika Vol.5 No.8. 2016 and Safety Authority. Diakses di
15. Citrashanty,Irmada,Citra Rosita. http://www.hsa.ie/eng
Kerusakan Sawar Kulit pada 20. Workplace Safety and Prvention
Dermatitis Atopik. Jurnal Service. Occupational
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dermatitis.Ontario.2011.
dan Kelamin Vol.24 No.1 April diakses di
2012. Fakultas Kedokteran http://www.HealthandSafetyOnt
ario.ca

386

You might also like