Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) ….

EFEKTIFITAS PENERAPAN ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION (ADR)


PADA PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS ASURANSI DI INDONESIA

Purwanto
(Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman)

ABSTRACT
Requirement of protection for risks which possible befall human being and good and
chattel which owning of, representing stimulan for growth and eksistence of insurance
business. In its growth of insurance business in Indonesia, accompanied also with amount
and dispute quality between insurance company with client. Solving of inveterate business
dispute through band litigasi, in its growth looked into less be effective since process of
solving which have the ladder, start from Pengadilan Negeri to Mahkamah Agung, if among
the parties there is disgruntled with previous justice decision.
The forces of UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa (Arbitrase and Alternative Dispute Resolution), representing a strategic step in
area of regulasi law which is gone through by government in the effort giving alternative to
society to finish their business dispute off the court. The implementation of Alternative
Dispute Resolution ( ADR), looked into effective enough in order to realizing satisfaction to
all party which have dispute, since process and reached agreement represent will;desire
with from the parties. Beside that, time efficiency, expense, energy and mind, and also secret
more well guaranted the parties. This phenomenon will have an in with belief storey level
socialize to insurance company, what in the end affect positive for growth and eksistence of
insurance business.

Key words : insurance (asuransi) , business (bisnis), disputes (sengketa) , the parties (para pihak),
alternative dispute resolution (alternatif penyelesaian sengketa).

PENDAHULUAN seluruhnya karena suatu sebab yang


tidak pasti. Untuk memastikan agar
A. Latar Belakang nilai ekonomi (economic value)
seseorang maupun harta benda yang
Dinamika ekonomi yang dimilikinya tetap terjamin dan
berkembang pesat, seiring dengan terlindungi dari risiko-risiko sebagai
peradaban manusia, telah berpengaruh akibat peristiwa yang tidak pasti,
terhadap eksistensi bisnis asuransi di maka mempertanggungkan risiko-
Indonesia. Pertumbuhan dan risiko tersebut kepada perusahaan
perkembangan bisnis asuransi asuransi (insurance company)
merupakan konsekuensi logis dari merupakan alternatif yang tepat
kebutuhan akan rasa aman dan proteksi untuk dilakukan.
atas risiko-risiko yang dapat menimpa Perkembangan bisnis asuransi
manusia beserta harta bendanya. yang demikian pesat, diiringi pula
Asuransi merupakan suatu alternatif dengan kuantitas dan kualitas
pengalihan atas risiko-risiko yang sengketa antara perusahaan asuransi
mungkin menimpa dan menimbulkan dengan para nasabahnya, maupun
kerugian bagi manusia, seperti
pihak-pihak yang berkepentingan
meninggal dunia, sakit, kecelakaan,
dengan asuransi tersebut. Hak
serta rusak ataupun musnahnya harta ataupun kepentingan-kepentingan
benda seseorang baik sebagian maupun tersebut terjadi karena adanya

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X


Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) …. 2
hubungan hukum antara para pihak asuransi yang dikelola oleh
yang tertuang dalam suatu kontrak perusahaan asuransi.
sebagai bukti tertulis yang disebut polis
asuransi. Para pihak yang terlibat B. Perumusan Masalah
dalam hubungan hukum ini tentu saja Sehubungan dengan uraian di
menginginkan kontrak asuransi ini muka, maka suatu alternatif
dijalankan sesuai dengan apa yang penyelesaian sengketa pada bisnis
telah diatur dalam polis. Kalaupun asuransi menjadi penting dan
terjadi sengketa, maka para pihak diperlukan kehadirannya dalam
khususnya nasabah atau pihak-pihak praktek bisnis perasuransian di
yang berkepentingan terhadap asuransi Indonesia. Alternatif penyelesaian
ini, tentu saja menginginkan proses sengeketa di luar pengadilan
penyelesaian sengketa yang mudah, tersebut memang telah ada,
murah, cepat, tepat, serta memuaskan sebagaimana diatur dalam UU No.
para pihak yang terlibat dalam sengketa 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
tersebut. Keadaan psikologis nasabah dan Alternatif Penyelesaian
yang baru tertimpa musibah, Sengketa. Akan tetapi metode ini
menginginkan pembayaran klaim belum dipergunakan secara
asuransi dilakukan dengan cepat dan maksimal, khususnya dalam upaya
tepat. Apabila sengketa tentang penyelesaian sengketa bisnis
pembayaran klaim asuransi prosesnya asuransi. Oleh karena itu, maka
berlarut-larut, maka hal ini akan sangat uraian ini akan membahas lebih
mengecewakan pihak nasabah. Kondisi lanjut masalah tentang “Efektifitas
ini sangatlah wajar dirasakan oleh Penerapan Alternative Dispute
pihak nasabah, karena hak yang Resolution (ADR) Pada
semestinya didapatkan, justru harus Penyelesaian Sengketa Bisnis
melalui proses perselisihan atau Asuransi.
sengketa dengan perusahaan asuransi
maupun pihak lain yang PEMBAHASAN
berkepentingan dengan pembayaran
klaim tersebut. A. Faktor-faktor Dominan Sebagai
Pada umumnya sengketa di bidang Penyebab Sengketa Bisnis
bisnis asuransi diselesaikan melalui Asuransi
jalur litigasi yang proses
penyelesaiannya berjenjang, mulai dari Untuk memahami efektifitas
Pengadilan Negeri hingga kasasi ke penerapan ADR pada penyelesaian
Mahkamah Agung, apabila salah satu sengketa bisnis asuransi, terlebih
pihak tidak puas dengan putusan yang dahulu perlu kita ketahui faktor-
ditetapkan oleh pengadilan. Proses faktor dominan yang menjadi
penyelesaian sengketa yang berjenjang penyebabnya. Hal ini perlu
ini kurang efektif, baik dari aspek diketahui agar alternatif
waktu, tenaga, serta biaya bagi kedua penyelesaian sengketa yang akan
belah pihak yang bersengketa. Bagi diterapkan dapat berjalan secara
nasabah maupun pihak-pihak yang efektif. Pada umumnya, nasabah
berkepentingan dengan klaim tersebut, yang mengikuti program asuransi
kondisi yang demikian sangatlah kurang memahami ketentuan-
berpengaruh terhadap psikologis ketentuan kontrak yang telah dibuat
mereka, yang pada akhirnya akan dan disiapkan oleh perusahaan
berpengaruh pula terhadap tingkat asuransi. padahal kontrak tersebut
kepercayaan masyarakat, isinya mengatur dan menjadi dasar
perkembangan dan eksistensi bisnis perikatan bagi para pihak (nasabah

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X


Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) …. 3
dan perusahaan asuransi). Fenomena ini tentang Arbitrase dan Alternatif
dipengaruhi oleh beberapa faktor, Penyelesaian Sengketa ini sebagai
diantaranya sebagai berikut: dasar hukum dan pedoman bagi
a. Nasabah kurang mencermati isi pelaksanaan ADR di Indonesia.
polis, karena terlampau percaya Regulasi hukum ini merupakan
dengan informasi- informasi yang suatu terobosan strategis dalam
disampaikan oleh staf pemasaran rangka mempermudah proses
perusahaan asuransi. Dalam kondisi penyelesaian sengketa bisnis di
demikian, maka dimungkinkan Indonesia. Implementasinya dalam
terjadinya salah penafsiran, penyelesaian sengketa bisnis di
khususnya penafsiran hukum dari bidang asuransi, merupakan suatu
pasal-pasal polis asuransi yang alternatif penyelesaian sengketa
mengatur tentang hak dan kewajiban yang memungkinkan dapat
para pihak. membawa kepuasan bagi para pihak
b. Informasi yang disampaikan oleh yang bersengketa sehubungan
staf pemasaran perusahaan asuransi dengan perselisihan dalam
kurang lengkap dan jelas, atau pembayaran klaim asuransi oleh
bahkan identik dengan bahasa perusahaan asuransi (insurance
pemasaran, sehingga informasi- company) kepada nasabah atau
informasi yang ada hubungannya pihak lain yang berkepentingan
dengan hukum, hak dan kewajiban dengan asuransi tersebut. Kepuasan
para pihak, penyampaiannya kurang dimaksud berarti bahwa proses
informatif sehingga tidak dipahami maupun mekanisme yang ditempuh
oleh nasabah. merupakan hasil kesepakatan yang
c. Kepesertaan nasabah pada program dikehendaki oleh para pihak yang
asuransi bukan didasari oleh bersengketa, sehingga tidak ada
kebutuhan akan asuransi, akan tetapi salah satu pihak yang merasa
oleh suatu keterpaksaan karena terpaksa mengikuti kehendak pihak
alasan-alasan tertentu maupun hanya lain sebagaimana lazimnya pada
sekedar ikut-ikutan saja. proses litigasi. Berdasarkan
Fenomena tersebut merupakan faktof- ketentuan pasal 1 butir 10 UU
faktor dominan yang menjadi penyebab No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
terjadinya sengketa dalam bisnis dan Alternatif Penyelesaian
asuransi di Indonesia. Sengketa, maka perkara
penyelesaian sengketa bisnis
B. ADR: Suatu Instrumen Penyelesaian melalui ADR dapat ditempuh
Sengketa Bisnis Asuransi dengan bebarapa cara sebagai
berikut:
Alternative Dispute Resolution a. Negosiasi
(ADR) atau alternatif penyelesaian Menurut Gary Goodpaster
sengketa sebagaimana dirumuskan negosiasi merupakan proses
dalam pasal 1 butir 10 UU No 30 konsensus yang digunakan para
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan pihak untuk memperoleh
Alternatif Penyelesaian Sengketa kesepakatan di antara mereka
adalah lembaga penyelesaian sengketa (H.Sudiarto dan Zaeni Asyhadie,
atau beda pendapat melalui prosedur 2004 : 12 )
yang disepakati oleh para pihak, yakni Mark E Roszkowski dalam
penyelesaian di luar pengadilan dengan bukunya Business Law,
cara konsultasi, negosiasi, mediasi, Principles, Cases and Policy
konsiliasi atau penilaian ahli. sebagaimana dikutip oleh
Keberadaan UU No. 30 Tahun 1999 Rachmadi Usman mengatakan :

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X


Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) …. 4
“Negotiation is a process by which dalam penyelesaian suatu
two parties, with differing demands perselisihan sebagai penasihat”.
reach an agreement generally (Rachmadi Usman, 2003 : 81)
through compromice and Menurut Suyud Margono, bahwa
consession”. (Rachmadi Usman, pengertian tentang mediasi
2003 : 54). mengandung unsur – unsur sebagai
Selanjutnya, Kamus Besar Bahasa berikut :
Indonesia menjelaskan arti negosiasi 1. Mediasi adalah sebuah proses
sebagai beirkut : penyelesaian sengketa
1. Proses tawar – menawar dengan berdasarkan perundingan.
jalan berunding untuk memberi 2. Mediator terlibat dan diterima
atau menerima guna mencapai para pihak yang bersengketa di
kesepakatan bersama antara satu dalam perindangan ;
pihak (kelompok atau organisasi) 3. Mediator bertugas membantu
dan pihak (kelompok atau para pihak yang bersengketa
organisasi) yang lain ; untuk mencari penyelesaian ;
2. Penyelesaikan sengketa secara 4. Mediator tidak mempunyai
damai melalui perundingan antara kewenangan membuat keputusan
pihak – pihak yang bersengketa. selama perundingan.
(Rachmadi Usman, 2003 : 55). 5. Tujuan mediasi adalah untuk
Dengan demikian, negosiasi mencapai atau menghasilkan
merupakan proses perundingan yang kesepakatan yang dapat diterima
dilakukan oleh pihak – pihak yang pihak - pihak yang bersengketa
sedang bersengketa untuk mencapai guna mengakhiri sengketa
suatu kesepakatan bersama. (Suyud Margono, 2000 : 59)
Dalam konteks penyelesaian Apabila kita perhatikan ketentuan
sengketa bisnis melalui negosiasi, pasal 6 ayat (4) UU No. 30 Tahun
menurut ketentuan pasal 6 butir 12 UU 1999 tentang Arbitrase dan
No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Alternatif Penyelesaian Sengketa,
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, maka proses mediasi yang dilakukan
para pihak harus menyelesaikannya oleh mediator yang ditunjuk oleh
dalam waktu paling lama 14 (empat para pihak hendaknya dapat
belas) hari dalam suatu kesepakatan menfasilitasi tercapainya suatu
tertulis. Apabila dalam kurun waktu 14 kesepakatan di antara para pihak
(empat belas) hari belum tercapai yang bersengketa, atau berhasil
kesepakatan, maka atas kesepakatan mempertemukan para pihak yang
tertulis, para pihak dapat bersengketa tersebut dalam waktu
menyelesaikannya melalui mediasi. paling lama 14 (empat belas) hari.
b. Mediasi Apabila dalam kurun waktu
Kata mediasi berasal dari bahasa tersebut diatas mediator belum atau
inggris “mediation” yang artinya tidak berhasil menjalankan
penyelesaian sengketa yang fungsinya, maka para pihak dapat
melibatkan pihak ketiga sebagai menghubungi lembaga arbitrase atau
penegah atau penyelesaian sengketa lembaga alternatif menyelesaikan
secara menengahi, yang sengketa untuk menunjuk seorang
menengahinya dinamakan mediator mediator. Untuk memperoleh
atau orang yang menjadi penengah. gambaran yang jelas tentang
(Rachmadi Usman, 2003 : 79). bagaimana proses mediasi ini
Kamus Besar Bahasa Indonesia, berlangsung, mari kita lihat uraian
memberikan batasan bahwa : “Mediasi ketentuan pasal 6 ayat (5), (6), (7),
: proses pengikutsertakan pihak ketiga (8) dan (9) UU No. 30 Tahun 1999

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X


Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) …. 5
tentang Arbitrase dan Alternatif mediator paling tidak
Penyelesaian Sengketa berikut ini : mempengaruhi dinamika negosiasi.
Pasal 6 Yahya Harahap sebagaimana dikutip
(5) Setelah penunjukan mediator oleh oleh Ahmadi Miru dan Sutarman
lembaga arbitrase atau Yodo mengemukkaan bahwa
lembaga alternatif penyelesaian :“Keuntungan penyelesaian
sengketa, dalam waktu paling sengketa melalui mediasi adalah
lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi karena cara pendekatan
harus sudah dapat dimulai. penyelesaian diarahkan pada
(6) Usaha penyelesaian sengketa atau kerjasama untuk mencapai
beda terdapat melalui mediator kompromi, sehingga masing –
sebagaimana dimaksud dalam masing pihak tidak perlu saling
ayat (5) dengan memegang teguh mempertahankan fakta dan bukti
kerahasiaan, dalam waktu paling yang mereka miliki, serta tidak
lama 30 (tiga puluh) hari harus membela dan mempertahankan
tercapai kesepakatan dalam kemarahan masing - masing.
bentuk tertulis yang Dengan demikian, pembuktian tidak
ditandatangani oleh semua pihak lagi menjadi beban yang
yang terkait. memberatkan para pihak.
(7) Kesepakatan penyelesaian Keuntungan lain dalam penggunaan
sengketa atau beda pendapat mediasi dalam penyelesaian
secara tertulis adalah final dan sengketa, karena penyelesaian
mengikat para pihak untuk sengketa cepat terwujud, biaya
dilaksanakan dengan itikad baik murah, bersifat rahasia (tidak
serta wajib didaftarkan di terbuka untuk umum seperti di
Pengadilan Negeri dalam waktu pengadilan), saling memberikan
paling lama 30 (tiga puluh) hari keuntungan dalam kompromi,
sejak penandatanganan. hubungan kedua pihak bersifat
(8) Kesepakatan penyelesaian kooperatif, tidak ada pihak yang
sengketa atau beda pendapat kalah atau menang, tapi sama-sama
sebagaimana dimaksud dalam menang, serta tidak emosional
ayat (7) wajib selesai (Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
dilaksanakan dalam waktu paling 2004 : 256 – 257).
lama 30 (tiga puluh) hari sejak c. Konsiliasi
pendaftaran. Konsiliasi merupakan salah satu
(9) Apabila usaha perdamaian alternatif penyelesaian sengketa di
sebagaimana dimaksud dalam luar pengadilan dengan melibatkan
ayat (1) sampai dengan ayat (6) pihak ketiga yang netral sebagai
tidak dapat dicapai, maka para konsiliator. Berbeda dengan proses
pihak berdasarkan kesepakatan mediasi, pada penyelesaian sengketa
secara tertulis dapat mengajukan melalui konsiliasi, para pihak yang
usaha penyelesaikannya melalui bersengketa menyerahkan
lembaga arbitrase atau arbitrase penyelesaian sengketanya kepada
ad hoc. konsiliator. Akan tetapi, pendapat
Pada proses penyelesaian sengketa yang disampaikan oleh konsiliator
melalui mediasi, mediator hanya tidak mengikat bagi para pihak
berperan membantu dan mempermudah seperti putusan arbitrase, sehingga
proses negosiasi yang dilakukan oleh pelaksanaannya sangat tergantung
para pihak yang bersengketa untuk pada kesukarelaan para pihak yang
mencapai suatu kesepakatan bersama. bersengketa. Apabila para pihak
Meskipun demikian, keterlibatan bersepakat untuk mengikuti dan

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X


Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) …. 6
melaksanakan pendapat konsiliator, Nasabah dapat segera mendapat
maka proses sengketa yang mereka hak-haknya, atau bahkan hanya
hadapi berakhir. Akan tetapi, apabila sekedar mengetahui hak- haknya
para pihak tidak bersedia mengikuti dan saja, apabila ternyata
melaksanakan pendapat dari konsiliator, pembayaran klaim oleh
maka para pihak dapat menyelesaikan perusahaan asuransi
sengketa tersebut melalui jalur arbitrase sebagaimana yang mereka
maupun litigasi. harapkan tidak terealisasi karena
berbagai sebab yang dibenarkan
C. Efektifitas Penerapan ADR Pada menurut hukum. Seperti syarat
Penyelesaian Sengketa Bisnis – syarat pembayaran klaim
Asuransi di Indonesia. sebagaimana telah diatur dalam
polis belum terpenuhi, ataupun
Pemberlakuan UU No. 30 Tahun adanya kesalahan-kesalahan
1999 tentang Arbitrase dan Alternatif yang dilakukan oleh nasabah
Penyelesaian Sengketa merupakan sendiri, xehingga klaim tersebut
terobosan strategis di bidang regulasi tidak dapat dibayarkan oleh
hukum dalam rangka memberikan perusahaan asuransi. Disisi lain,
pilihan penyelesaian sengketa bisnis di perusahaan asuransi tidak
Indonesia. Dengan adanya alternatif disibukkan dengan proses
penyelesaian sengketa bisnis ini, maka penyelesaian sengketa yang
cara penyelesaian sengketa dapat pelik dan mengganggu
ditentukan oleh para pihak, tanpa harus operasional bisnisnya.
melalui proses persidangan di b. Efisiensi waktu, biaya, dan
pengadilan (liiigasi). Cara penyelesaian tenaga
sengkrta yang sentralistik melalui Proses penyelesaian sengketa
pengadilan biasanya memerlukan melalui jalur litigasi, umumnya
waktu yang lama. Hal ini kurang efektif memerlukan waktu yang cukup
bagi komunitas masyarakat bisnis, lama. Hal ini dipengaruhi oleh
karena akan berpengaruh pada efisiensi beberapa faktor seperti birokrasi
waktu mereka. administrasi pengadilan, proses
Dalam konteks bisnis asuransi, penyelesaian sengketa yang
metode penyelesaian sengketa di luar berjenjang sampai tingkat
pengadilan melalui ADR cukup tepat kasasi, kuantitas hakim tidak
untuk diterapkan karena akan sangat sebanding dengan perkara yang
menguntungkan bagi para pihak yang harus diselesaikan, serta
bersengketa. Adapun manfaat yang tertundanya waktu sidang
kiranya dapat diperoleh, diantaranya karena tidak hadirnya saksi
sebagai berikut : ataupun salah satu pihak yang
a. Tercapainya kepuasan bagi para bersengketa. Lamanya proses
pihak penyelesaian sengketa ini, juga
Pada proses penyelesaian sengketa berpengaruh terhadap tenaga,
melalui ADR, maka cara pikiran, dan biaya yang harus
penyelesaian sengketa tersebut dikeluarkan oleh para pihak,
merupakan cara yang dikehendaki seperti biaya operasional dan
oleh para pihak, serta kesepakatan honorarium advokat yang
yang mereka lakukan secara membantu para pihak dalam
musyawarah, sebagai wujud proses penyelesaian sengketa
konsensus yang memuaskan dan tersebut. Berbeda dengan proses
diterima oleh para pihak yang penyelesaian sengketa melalui
bersengketa. ADR, yang menentukan kapan

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X


Efektifitas Penerapan Alternative Dispute Resolution (ADR) …. 7
dan bagaimana proses penyelesaian perusahaan asuransi kurang
sengketanya adalah para pihak informatif.
sendiri. Itikad baik dari para pihak b. Penerapan ADR, baik dalam
sangat berpengaruh dan bentuk negosiasi, mediasi,
menentukan waktu penyelesaian ataupun konsiliasi pada
sengketanya. Kondisi ini pada penyelesaian sengketa bisnis
akhirnya juga mempengaruhi biaya asuransi cukup efektif dalam
yang harus dikeluarkan dalam rangka mewujudkan kepuasan
proses penyelesaian sengketa bagi para pihak yang bersengketa,
tersebut. karena proses dan kesepakatan
c. Kerahasiaan para pihak terjamin yang tercapai merupakan
Kerahasiaan para pihak kehendak bersama dari para pihak.
sehubungan dengan sengketa yang Sehingga tidak ada pihak yang
terjadi di antara mereka lebih merasa kalah, karena proses
terjamin, karena yang terlibat penyelesaiannya dilakukan
sengketa mempunyai kepentingan melalui musyawarah. Di samping
masing – masing atas kerahasiaan itu, efisiensi waktu, biaya dan
tersebut. Kemudian, berdasarkan tenaga, serta kerahasiaan para
ketentuan pasal 6 ayat (6) UU No. pihak terjamin.
30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelrsaian DAFTAR PUSTAKA
Sengketa, pihak lain yang
membantu tercapainya kesepakatan A. Literatur
diantara para pihak yang Miru, Ahmadi & Sutarman Yodo,
bersengketa, harus memegang 2004, Hukum Perlindungan
teguh kerahasiaan yang Konsumen, PT. RajaGafindo
berhubungan dengan sengketa para Persada, Jakarta.
pihak tersebut.
Berbeda dengan proses Sudiarto, H. dan Zaeni Asyhadie,
penyelesaian sengketa melalui jalur 2004, Mengenal Arbitrase
litigasi yang sifanya terbuka untuk Salah Satu Alternatif
umum. Kerahasiaan para pihak Penyelesaian Sengketa Bisnis,
akan terekspose oleh media. PT. Raja Grafindo Persada,
Apabila berita – berita yang dimuat Jakarta.
tersebut berdampak negatif bagi Usman, Rachmadi, 2003, Pilihan
perusahaan asuransi, maka akan Penyelesaian Sengketa di
berpengaruh terhadap eksistensi Luar Pengadilan, PT. Citra
bisnisnya. Adhitya Bakti, Bandung.

PENUTUP B. Perundang-undangan
Berdasarkan uraian dimuka, maka Anonim, 2004, Peraturan &
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Prosedur Peradilan Badan
a. Faktor-faktor dominan yang Arbitrase Nasional Indonesia,
menyebabkan terjadinya sengketa Indonesia Legal Center
dalam praktek bisnis perasuransian di Publishing, Jakarta.
Indonesia adalah kurangnya
pemahaman nasabah terhadap isi Undang-undang Republik Indonesia
polis secara komprehensif, serta cara Nomor 30 Tahun 1999 tentang
penyampaian informasi yuridis yang Arbitrase dan Alternatif
ada di dalam polis oleh staf Penyelesaian Sengketa

Risalah Hukum, Edisi Nomor 1, Juni 2005 ISSN 0216-969X

You might also like