Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

TEKNIK PEMERIKSAAN COLON IN LOOP PADA KASUS HIRSCHSPRUNG

DI INSTALASI RADIOLOGI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan II

Teknik Radiografi Sistem Organ di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang

Disusun oleh :

Nur Shofia Tri Erliana

1910505079

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERTISAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Artikel Ilmiah ini telah diperiksa oleh Clinical Instructure (CI) Instalasi Radiologi RSI
Sultan Agung Semarang dan telah disetujui untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan II Jurusan Radiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Nama : Nur Shofia Tri Erliana

Nim : 1910505079

Judul : “TEKNIK PEMERIKSAAN COLON IN LOOP PADA KASUS


HIRSCHSPRUNG DI INSTALASI RADIOLOGI RSI SULTAN AGUNG
SEMARANG”.

Semarang, Januari 2022

Mengetahui,

Clinical Instructure, Pembimbing,

Fajar Rus Handoko, S.ST Retno Wati, S. Tr.Rad., M. BiomedSc


NIK. 10.03.1062 NIK. 940122001555
COLON IN LOOP EXAMINATION TECHNIQUES IN THE CASE OF HIRSCHSPRUNG
AT THE RADIOLOGICAL INSTALLATION OF THE SULTAN AGUNG RSI
SEMARANG

TEKNIK PEMERIKSAAN COLON IN LOOP PADA KASUS HIRSCHSPRUNG DI


INSTALASI RADIOLOGI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Nur Shofia Tri Erliana1, Fajar Rus Handoko2, Retno Wati3

1.3
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, 2RSI Sultan Agung Semarang

e-mail: nursofiatrierliana@gmail.com

ABSTRACT :

Colon in loop is a radiographic examination of the large intestine to assess the anatomy,
function and abnormalities of the large intestine by inserting a contrast material by analysing
using fluoroscopy and clinical control. The most common finding, especially in infants, is
Hirschsprung's. Hirschsprung's disease is a disease of the absence of parasympathetic nerve
ganglion in the mucosa and submucosa layer of the large intestine from the anus to the intestine
above it. The purpose of this study was to determine the procedure for examining the colon in
loop with Hirschsprung's case and what projections were most suitable for this examination.
This research uses a case study approach which is located at the Sultan Agung Hospital,
Semarang. The results of this study indicate that there is no special preparation for the patient
before the examination. The projections used in this examination are Anteroposterior (AP) or
plain photos and AP and Lateral post injection of contrast media. Because by using the AP and
Lateral projections, the radiographs are able to establish a diagnosis.

Keywords: Hirschsprung, colon in loop, projection


ABSTRAK :

Colon in loop adalah pemeriksaan radiografi dari usus besar untuk menilai anatomi,
fungsi dan kelainan-kelainan dari usus besar dengan memasukan bahan kontras secara anal
menggunakan kontrol fluoroscopy. Klinis yang paling sering ditemukan khususnya pada bayi
adalah hirschprung. Hirschsprung adalah suatu penyakit tidak adanya ganglion saraf
parasimpatis pada lapisan mukosa dan submukosa usus besar mulai anus hingga usus di atasnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan colon in loop pada kasus
Hirschsprung dan proyeksi apa yang paling sesuai yang digunakan dalam pemeriksaan ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang berlokasi di Instalasi Radiologi RSI
Sultan Agung Semarang. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada persiapan khusus
terhadap pasien sebelum dilakukan pemeriksaan. Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan
ini yaitu Anteroposterior (AP) atau plain foto dan AP serta Lateral post injeksi media kontras.
Karena dengan menggunakan proyeksi AP dan Lateral hasil radiograf sudah mampu
menegakkan diagnosa.

Kata Kunci: Hirschsprung, colon in loop, proyeksi


PENDAHULUAN

Radiografi merupakan sarana penunjang diagnostik yang sudah berkembang pesat dalam
dunia fisika medis dengan tujuan kesejahteraan. Pemanfaatan sinar- X dalam radiodiagnostik
oleh fisika medis sangat menunjang untuk memperkuat diagnosa. Sinar-X adalah pancaran
gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar
ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus
benda-benda. Sinar-X ditemukan oleh sarjana fisika berkebangsaan jerman yaitu W. C Rontgen
tahun 1895 (Ratnawati, 2014). Pemeriksaan Radiologi ada dua macam yaitu :

1. Pemeriksaan Kontras
Merupakan pemeriksaan radiologi yang menggunakan media kontras. Media kontras
adalah suatu bahan yang digunakan untuk membedakan dan menambah kontras dari
struktur atau cairan dalam tubuh.
2. Pencitraan Non Kontras
Merupakan pemeriksaan Radiologi tanpa menggunakan media kontras.

Colon in loop merupakan pemeriksaan radiografi dari usus besar yang dilakukan
dengan pemasukan media kontras untuk menampakan usus besar dan komponennya
(Bontrager, 2010). Pemeriksaan Colon In Loop untuk melihat adanya kelainan pada colon
seperti, Colitis, Polyp, lesi, tumor, carcinoma, Diverticulitis, Megacolon dan Hirschsprung.

Hirschsprung disease merupakan penyakit pada usus dan paling sering pada usus
besar (kolon) yaitu berupa gangguan perkembangan dari sistem saraf yang ditandai
dengan tidak adanya sel-sel ganglion (tidak adanya pleksus mienterik). Pada bayi yang
lahir dengan penyakit hirschsprung tidak ditemui adanya sel ganglion yang berfungsi
mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot polos dalam usus distal (Lee, 2008).

Menurut Strouse (2016), pemeriksaan colon in loop dengan diagnosis Hirschsprung


disease pada bayi tidak memerlukan persiapan khusus, pemasukan media kontras dapat
dilakukan menggunakan barium atau media kontras water soluble yang memiliki nilai
isotonik rendah dengan pengenceran 30% dengan cairan NaCl, dimasukkan dengan
bantuan kateter lunak dan berukuran lebih kecil daripada organ yang diperiksa. Proyeksi
yang digunakan pada pemeriksaan colon in loop adalah foto pendahuluan meliputi Antero
Posterior (AP) supine, Right and Lateral Decubitus (RLD/LLD), dan foto setelah pemasukan
media kontras yang meliputi AP Supine, lateral, post evakuasi (Bontrager, 2010). Sedangkan
menurut Darmajaya (2015), pemeriksaan dilanjutkan dengan pengambilan foto 24 jam post
pemasukan media kontras. Menurut Strouse, pemeriksaan colon in loop dengan diagnosis
hirschsprung disease pada bayi dilakukan dengan bantuan fluoroscopy untuk membantu
dalam evaluasi pemeriksaan.

Menurut Bontrager (2010), pemeriksaan colon in loop dilakukan dibawah modalitas


flouroscopy dengan proyeksi AP polos, RLD atau LLD, AP dan Lateral post injeksi media
kontras, sedangkan di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang hanya menggunakan 2
proyeksi yaitu proyeksi AP Polos, AP dan Lateral Post Kontras sedangkan menurut Darmajaya
(2015) proyeksi ditambah dengan AP supine 24 jam post pemasukan media kontras untuk
mengetahui adanya residu bahan kontras di dalam kolon, sedangkan di Instalasi Radiologi RSI
Sultan Agung Semarang pemeriksaan dilakukan tidak menggunakan modalitas fluoroscopy. Pada
pemeriksaan colon in loop pada kasus hirschsprung menggunakan media kontras water soluble
sebanyak 10 cc dicampur dengan aquabides sebanyak 10 cc. Proyeksi yang digunakan hanya
AP polos, serta AP dan Lateral post injeksi media kontras.

Dalam proses pembuatan Artikel Ilmiah di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang
dan berdasarkan pembahasan di atas penulis tertarik untuk mengambil dan mengkaji Artikel
Ilmiah yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Colon In Loop pada kasus Hirschsprung di Instalasi
Radiologi RSI Sultan Agung Semarang” dengan tujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan
colon in loop dengan klinis Hirschprung di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan Artikel Ilmiah ini yaitu dengan
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode penelitian yang
digunakan yaitu Observasi, Wawancara dan Studi Dokumen. Observasi dan studi dokumen di
lakukan pada bulan desember 2021 hingga januari 2022. Penelitian ini di lakukan kepada
seorang pasien yang di diagnosa Hirschsprung pada bulan desember 2021 di Instalasi Radiologi
RSI Sultan Agung Semarang.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Identitas Pasien

Riwayat pasien berasal dari poli bedah anak, hasil observasi pasien tersebut yaitu
diketahui bahwa bayi kesulitan untuk BAB dan tidak BAB selama 1 minggu, kondisi
perut pasien juga membesar .

Gambar 1 Blangko Surat Permintaan Pemeriksaan


2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sudah sesuai dengan teori Bontrager (2014) yaitu pada pemeriksaan
colon in loop pada pasien dengan usia 0-2 tahun tidak memerlukan persiapan khusus.
Hanya melepas baju dan melepas benda-benda yang dapat menggangu hasil gambaran
radiograf.
b. Persiapan alat dan bahan
1) Pesawat Sinar-X
2) Image Reseptor
3) Computer Radiography
4) Apron
5) Image Reader
6) Printer DryView
7) Kateter uk 6 atau 8
8) Spuit 25 cc
9) Handscoon
10) Tissue
11) Mangkuk Steril
12) Jelly
13) Media Kontras
14) Perlak
15) Kaset dengan ukuran 18 x 24 cm

Selain itu untuk pasien bayi, di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang
tidak menggunakan alat fiksasi, pasien hanya dipegangi oleh orang tua pasien, dengan
menggunakan apron. Sedangkan menurut Bontrager (2014) untuk pasien khusus bayi
diperlukan alat-alat fiksasi seperti compression bands dan hand clamps, sandbag,
serta mummifiying atau bedong.

c. Plan foto Proyeksi Anteroposterior (AP)


Plan foto ini bertujuan untuk melihat persiapan pasien, memperlihatkan rongga
abdomen secara keseluruhan, menentukan faktor eksposi, kemudian untuk melihat kontur
ginjal (batas ginjal), untuk melihat organ-organ apakah ada pembesaran pada hepar
ataupun ginjal, kemudian untuk memperlihatkan kecurigaan perforasi, obstruksi usus, dan
klasifikasi patologis.
1) Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan, didampingi
dengan orang tua pasien yang telah diberikan apron terlebih dahulu. MSP tubuh
tegak lurus dengan meja pemeriksaan atau dengan kaset.
2) Posisi Objek : objek di atur di atas meja, batas atas processus Xypoideus, batas
bawah simpisis pubis.
3) CP : MSP setinggi Crista Iliaca
4) CR : Vertikal tegak lurus dengan kaset

d. Pemasukan Media Kontras


Pada pemeriksaan Colon In Loop di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung
Semarang media kontras yang digunakan adalah media kontras water soluble yang
dicampur dengan aquabides dengan perbandingan 1:1. Pemasukan media kontras
dilakukan secara retrograde atau dengan cara dimasukan melalui anus dengan bantuan
kateter. Sebelum kateter dimasukan, ujung kateter diberi jelly sebagai alat bantu pelumas.
Selanjutnya media kontras dimasukan sedikit demi sedikit melalui kateter. Setelah dirasa
cukup, dilakukan foto proyeksi Anteroposterior (AP) dan Lateral post kontras.

e. Proyeksi AP Post Kontras


Proyeksi AP kontras ini bertujuan untuk melihat apakah media kontras sudah
sampai dan memenuhi rectum dan sigmoid.
1) Posis Pasien : pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan, didampingi
dengan orang tua pasien yang telah diberikan apron terlebih dahulu. MSP tubuh
tegak lurus dengan meja pemeriksaan atau dengan kaset.
2) Posis Objek : objek diatur di atas meja, batas atas processus. Xypoideus, batas
bawah simpisis pubis.
3) CP : MSP setinggi Crista Iliaca
4) CR : Vertikal tegak lurus dengan kaset
f. Proyeksi Lateral Post Kontras
Tujuan dilakukannya proyeksi lateral ini untuk menggambarkan rectum dan daerah
rectosigmoid.
1) Posis Pasien : Pasien diposisikan tidur miring atau recumbent dengan MSP sejajar
kaset, genu sedikit difleksi untuk fiksasi.
2) Posisi Objek : objek di atur di atas meja, batas atas proccessus. Xypoideus, batas
bawah simpisis pubis.
3) CP : Setinggi SIAS
4) CR : Vertical tegak lurus kaset.

3. Hasil Radiograf

Gambar 2 Radiograf proyeksi AP plan foto


Gambar 3 Radiograf proyeksi AP post Kontras

Gambar 4 Radiograf Proyeksi Lateral post kontras


4. Hasil Expertise Dr. Spesialis Radiologi

B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pemeriksaan Colon in Loop pada kasus
Hirschsprung Disease di Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang tidak
menggunakan persiapan pasien (urus-urus) hal ini dikarenakan pasien adalah pasien
bayi sehingga tidak memerlukan persiapan khusus, hal ini sesuai dengan teori
menurut Strouse (2016). Persiapan alat dan bahan yang digunakan yaitu, pesawat Sinar-
X , kaset ukuran 18 x 24 cm, media kontras water soluble, Aquabides, gel, processing
film, klem, plester, apron, handscoon. Proyeksi yang digunakan yaitu AP polos
abdomen, AP dan Lateral post injeksi media kontras. Proyeksi AP polos abdomen
bertujuan untuk menampilkan gambaran obstruksi usus letak rendah. Proyeksi AP post
injeksi media kontras menampakkan tanda-tanda adanya Hirschsprung disease yaitu
memperlihatkan segmen recto sigmoid yang sempit dan memiliki tepi yang ireguler.
Proyeksi lateral bertujuan untuk menggambarkan rectum dan daerah rectosigmoid.
Sehingga didapatkan informasi mengenai bentuk dari zona transisitional. Dari hasil
pengamatan yang diamati oleh peneliti Pemeriksaan Colon In Loop di Instalasi Radiologi
RSI Sultan Agung Semarang hanya digunakan proyeksi AP polos, AP post kontras dan
Lateral post kontras. Pada saat pemeriksaan dengan proyeksi AP polos tanpa media
kontras ini bertujuan untuk melihat struktur anatomi abdomen pasien, kemudian setelah
itu dilakukan foto proyeksi AP post kontras. Pemeriksaan ini menggunakan campuran
media kontras water soluble sebanyak 10 cc yang dicampurkan dengan Aquabides
sebanyak 10 cc dengan perbandingan 1:1. Media kontras dimasukan melalui kateter
secara retrograde ke anus pasien sampai mengisi rectum dan sigmoid, setelah itu
dilakukan eksposi terhadap pasien dengan posisi pasien supine. Proyeksi AP kontras ini
bertujuan untuk melihat apakah media kontras mengisi rectum dan sigmoid secara
keseluruhan. Setelah itu dilakukan proyeksi Lateral post kontras, pemeriksaan ini sama
dengan pemeriksaan AP post kontras yaitu menggunakan media kontras water soluble
sebanyak 10 cc yang dicampurkan dengan Aquabides sebanyak 10 cc dengan
perbandingan 1:1. Media kontras dimasukan melalui kateter secara retrograde ke anus
pasien sampai mengisi rectum dan rectosigmoid, setelah itu di lakukan eksposis terhadap
pasien dengan posisi pasien lateral. Tujuan dilakukan proyeksi lateral ini untuk
menggambarkan rectum dan daerah rectosigmoid.
Pemeriksaan Colon in Loop dengan diagnosis Hirschsprung disease di Instalasi
Radiologi RSI Sultan Agung Semarang hanya dilakukan dengan proyeksi AP dan
Lateral post injeksi media kontras. Hal ini dikarenakan dengan proyeksi AP polos, AP
dan Lateral post injeksi media kontras sudah mampu menegakkan diagnosis positif
Hirschsprung disease, mempertimbangan proteksi radiasi serta mempercepat tindakan
selanjutnya terhadap pasien.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa,
Prosedur pemeriksaan Colon in Loop dengan diagnosis Hirschsprung disease di
Instalasi Radiologi RSI Sultan Agung Semarang tidak ada persiapan khusus yang
dilakukan pada pasien, alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan meliputi,
pesawat sinar-X, kaset & film ukuran 18 x 24 cm, mangkuk steril, kateter no 8,
plester, spuit ukuran 25 cc, klem, handscoon, apron, processing film, media kontras
water soluble sebanyak 10 cc dan Aquabides sebanyak 10 cc. Proyeksi yang digunakan
yaitu AP polos Abdomen, AP dan Lateral post injeksi media kontras. Pemeriksaan
Colon in Loop dengan diagnosis Hirschsprung diseasedi Instalasi Radiologi RSI Sultan
Agung Semarang hanya dilakukan dengan proyeksi AP polos, AP dan Lateral post
injeksi media kontras, Hal ini dikarenakan dengan proyeksi AP polos, AP dan Lateral
post injeksi media kontras sudah mampu menegakkan diagnosis Hirschsprung disease.

SARAN
Pemeriksaan Colon In Loop pada kasus Hirschsprung di Instalasi Radiologi RSI
Sultan Agung Semarang sebaiknya menggunakan modalitas fluoroscopy untuk
memudahkan radiograf mengevaluasi bagian yang diperiksa, seharusnya pada
pemeriksaan colon in loop dengan kasus Hirschsprung di Instalasi Radiologi RSI Sultan
Agung Semarang juga disediakan alat fiksasi yang berguna untuk membantu dalam
pemeriksaan pada bayi. Menggunakan softbag maupun sandbag untuk membantu
immobilisasi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, Kenneth L. 2010. “Text Book of Radiographic Positioning and Related
Anatomy”.Mosby A Harcourt Science Company, St. Louis London Philadelphia
Sydney Toronto.
Bontrager,Kenneth L, 2014. Text Book Of Radiographic Positioning and Related
Anatomy. Eighth Edition, The Mosby : United State of America.
Darmajaya, I Made et all. 2015. Penyakit Hirschsprung, Divisi Bedah Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, www.pghnai.com, diakses tanggal 6
Februari 2017.
Strouse, Petter J et all. 2016. American College of Radiology. ACR–SPR Practice
ParameterFor The Performance Of Pediatric Flouroscopic Contras Enema
Examination.
Lee, Steven L. 2008. Hirschsprung Disease. eMedicine Specialties, Gastroenterology,
Colon.

You might also like