KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan Patra Nomar 20 — Kebayeran Be —Jekarta 12110 Telapan (121) 724 5473 Facsimde (021) 724 5473
Nomor KU.0504-SJ/259 Jakarta,l (Maret 2022
Sifat Segera
Lampiran :
Hal 2 Pemberlakuan Tarif Baru
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penghasilan (PPh) Final atas Jasa Konstruksi
Yth. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
di Jakarta
‘Sehubungan dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha
Jasa Konstruksi bersama ini kami sampaikan hal- hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan, antara lain diatur bahwa Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 11%
(sebelas persen) yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022.
2. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2022 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
(PPh) atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi, antara lain diatur hal-hal sebagai berikut:
@. Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final
memiliki klasifikasi sebagai berikut :
i. Klasifikasi usaha jasa konsultansi konstruksi untuk sifat umum;
ji, Klasifikasi usaha jasa konsultansi konstruksi untuk sifat spesialis;
iii, Klasifikasi usaha pekerjaan konstruksi untuk sifat umum;
iv. Klasifikasi usaha pekerjaan konstruksi untuk sifat spesialis; dan
v. _ Klasifikasi usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi.
b. Berdasarkan klasifikasi di atas maka tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk Jasa Konstruksi
adalah sebagai berikut :
i, 1,75% (satu koma tujuh puluh lima persen) untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa yang memiliki sertifikat badan usaha kualifikasi kecil atau sertifikat
kompetensi kerja untuk usaha orang perorangan;
li, 4%...2
li, 4% (empat persen) untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang
tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha orang
perorangan;
iil, 2,65% (dua koma enam puluh lima persen) untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan
oleh Penyedia Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud pada poin i dan ii;
iv. 2,65% (dua koma enam puluh lima persen) untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki sertifikat Badan Usaha;
V. 4% (empat persen) untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki sertifikat badan usaha;
vi. 3,5% (tiga koma lima persen) untuk jasa konsultansi konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja
untuk usaha perseorangan; dan
‘6% (enam persen) untuk jasa konsultansi konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha
perorangan.
3. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, agar menginstruksikan kepada Kepala Satuan Kerja di
masing-masing Unit Organisasi, untuk :
melakukan pemotongan PPN atas barang dan jasa kena pajak sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang sesuai tarif sebesar 11% untuk pembayaran belanja mulai 1 April 2022;
melakukan pemotongan PPh Final atas Penghasilan Jasa Konstruksi sesuai tarif dalam PP 9
‘Tahun 2022, untuk pembayaran kontrak/bagian kontrak sejak tanggal 21 Februari 2022.
4. Untuk pemotongan PPh Final yang telah dilakukan sejak tanggal 21 Februari 2022 namun belum
sesuai dengan ketentuan poin 2, agar dilakukan hal sebagai berikut:
b.
segera berkomunikasi dengan pihak penyedia barang/jasa untuk melakukan penyetoran
kekurangan pungut PPh dan menyampaikan salinan bukti setor ke Satuan Kerja; dan/atau
melakukan pemotongan kekurangan pungut PPh pada pembayaran berikutnya.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
~ Mohammad Zainal Fatah
ToINIP 19661021 199603 1 001
Tembusan :
1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. Para Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Kementerian PUPR.