Professional Documents
Culture Documents
Asisten Baru Mbah Doekoen
Asisten Baru Mbah Doekoen
Sinar matahari menyinari area di sekitar rumah tua bergaya klasik itu,
cahaya nya menembus ke dalam ruang utama, dalam ruang tersebut
tampak seorang pria paruh baya berusia 60 tahun dengan rambutnya
yang pendek tipis berwarna hitam keputihan, kulit sawo matang, wajah
keriput, badan kurus.
Ada yg berbeda dari suasana ruang praktek mbah ujang malam itu, di
tengah ruangan kini terdapat ranjang berukuran sedang , dengan aroma
dupa yang mengharumi ruangan . mbah ujang kemudian mengarahkan
rina untuk duduk di ranjang, rina terlihat merasa badan-nya semakin
gatal, terutama di wilayah payudara dan vaginanya. Mbah ujang
kemudian berdiri di hadapan rina, kedua tangannya memegang bahu
rina, wajahnya yang agak keriput memandang wajah manis rina “dik
rina, sekarang mbah akan mengeluarkan energi negatif dari tubuh adik,
kuncinya adalah adik harus pasrah dengan apapun yg akan mbah
lakukan.bagaimana ?” tanya mbah ujang dengan tatapan serius, rina
yang menatap mata mbah ujang seakan tidak bisa menolak, gairahnya
mulai muncul Kembali, dan payudara serta vaginanya makin terasa
gatal “baik mbah, saya bersedia” jawab rina memelas. Mbah ujang
kemudian makin mendekatkan wajahnya ke rina, bibir mbah ujang
secara perlahan mendekati bibirnya “ingat dik, pasrah saja” bisik mbah
ujang perlahan. Kedua bibir mereka pun bersentuhan satu sama lain,
rina awalnya kaget, namun kemudian memejamkan matanya, lidah
mbak ujang mulai berusaha memasuki bibir rina, rina y pasrah
membuka bibirnya dan membiarkan lidah mbah ujang salinng beradu
dengan lidahnya, “mppphh…..mppphhhh” kepala mbah ujang dan rina
saling bergerak ke kanan kiri satu sama lain sambil kedua bibir mereka
menempel erat satu sama lain, pemandangan kontras antara pria paruh
baya dan gadis cantik jelita membuat suasana semakin erotis. Air liur
menetes keluar dri kedua bibir yang menempel erat tersebut, kedua
tangan rina memeluk erat leher mbah ujang, smentara tangan mbah
ujang meraba-raba pinggang rina yang seksi. Sekitar 5 mereka saling
berciuman, rina merasakan dirinya seakan tenang, dan keluhan
gatalnya berkurang. “hah…hah” mbah ujang perlahan melepas ciuman-
nya wajah rina tampak sayu-sayu dengan mulutnya yang terbuka
“nghh..ah”. rina mendesah kecil saat ciuman mbah ujang kini menyasar
lehernya “mbah…ahh” rina berteriak kecil saat bibir mbah ujang mulai
mencupang lehernya dengan kuat “ssttt…ahhhh” desah rina Kembali
saat bibir mbah ujang mencupang lehernya sambil perlahan
membaringkan badannya di Kasur “gimana rasa gatalnya hilangkan?”
tanya mbah ujang “i..iya mbah”jawab rina
Kedua tangan mbah ujang lalu meraih bagian lingerie yang menutupi
payudara rina “nah skarang mbah mau hisap energi negative yang ada
di payudara adik” mbah ujang kemudian melorotkan lingerie rina yang
langsung dengan reflek rina menutupi payudaranya dengan tangannnya
“mbah…sya malu” katanya dengan muka bersemu merah. “tidak apa-
apa, adik rina cantik” puji mbah ujang . rina tersipu malu, dan
membiarkan tangan mbah ujang menyingkirkan kedua tangan nya . kini
di hadapan mbah ujang terbaring tubuh topless rina, sungguh
menawan, dengan payudaranya yang berukuran besar. Dengan putting
susunya yang berwarna kecoklatan dan menegang “susu dik rina gede
juga ya” kata mbah ujang sambil mulai meremas-remas kecil payudara
yang lembut dan kenyal itu “i..ya mbah” kata rina dengan malu
“nghhhh…..ahh” rina mendesah merasakan kedua tangan mbah ujang
yang meremas-remas kedua payudaranya, ini merupakan pengalaman
pertama baginya. Mbah ujang kemudian mendekat kearah payudara
yang diremasnya, lidahnya ia julurkan keluarkan lalu secara perlahan
mulai menjilat-jilat puting susu rina. “mbah…ahh…sstt….ohh” lidah
mbah ujang bermain di sekitar aerola dan putting susu rina, dengan
cepat lidahnya mulai bergerak kesana kemari, kedua tangan rina
meremas2 spray Kasur, sementara kakinya meronta-ronta ke depan dan
belakang “hap” mulut mbah ujang mulai menempel di payudara rina,
seperti bayi yang sedang menyusui “sruppp….sruupppp” suara mbah
ujang menyedot payudara rina, ia sesekali juga menggigit dan
mengulum puting susu rina, selagi bibir mbah ujang sibuk di payudara
rina, tangannya mulai bergerak ke bawah kearah vagina rina.
telapak tangan-nya mulai meraba-raba rambut vagina rina, jari
tengahnya mulai bergerak turun ke bibir vagina-nya “mbah..ah…
jangan….mbah ohh” rina bisa merasakan jari tengah mbah ujang mulai
meraba-raba klitorisnya, jari-jari nya yang kasar itu mulai mengusap2
bagian klitorisnya “nghhh….ahh….ah…mbah geli….ah” kepala rina
bergerak kekanan dan kiri, rambut panjangnya mulai acak-acakan,
tangannya tidak henti meremas Kasur, dan badannya mulai melengkung
ke atas. Di payudara rina, mbah ujang bergantian mengulum payudara
rina, sementara jari tengahnya bermain d klitoris, tubuh kedua insan
tersebut mulai basah oleh keringat nafsu. “ahhh….mbah….geli” teriak
rina, mbah ujang merasakan vagina rina mulai semakin becek, mbah
ujang semakin bernafsu mengulum payudara rina , dan mengusap2
klitorisnya “nghhhhh…ahhhhh” rina mendesah kuat. Mbah ujang
merakakan cairan vagina rina yg mengalir keluar “hah…hah..hah” rina
tampak menghela nafas dengan tatapan yang sayu-sayu
Esok paginya