Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 654-664

Tinjauan Etika Bisnis Islam Dalam Corporate Social Responsibility


PT. Garudafood Kabupaten Pati
Alif Arfiansyah
Prodi Magister Ekonomi Syariah, IAIN Kudus
E-mail: alifarfiansyah91@gmail.com

Abstract
Corporate Social Responsibility (CSR) is a positive image for companies to stakeholders in a business. Business
ethics is very necessary, because business ethics is a values about good, bad, right and wrong in business.
Meanwhile, business ethics in Islam like trust, fairness and honesty are essential elements in achieving the success
of a business. CSR of PT.Garudafood is realized through Garudafood Sehati which is focused on social activities.
The research objectives are to explain 1) Islamic business ethics; 2) CSR; and 3) CSR management of PT
GarudaFood in Islamic business ethics. This research is a qualitative research. Primary data obtained from
interviews and documentation. Secondary data were obtained from books and internet sites containing economics,
Islamic business ethics, and CSR. The results of this study are 1) Islamic business ethics has basic axioms, namely
unity, equilibrium, free will, benevolence, responsibility, shiddiq, istiqamah, fathanah, amanah, and tablig. 2) PT.
Garuda Food has got CSR in the social, economic, and environmental fields. 3) The application of a form of
social responsibility in accordance with Islamic business ethics, namely a form of business responsibility between
man and God, man and the universe, and man and man.

Keywords: Ethics, Business Islam, Corporate Social Responsibility

JEL Clasification : (sesuaikan dengan klasifikasi JEL)

Saran sitasi: Arfiansyah, A. (2020). Tinjauan Etika Bisnis Islam Dalam Corporate Social Responsibility PT.
Garudafood Kabupaten Pati. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 654-664.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1411

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1411

1. PENDAHULUAN mengembangkan praktik bisnis yang baik secara


Corporate Social Responsibility (CSR) ekonomi, sosial dan lingkungan.
merupakan suatu keteguhan atau kepatuhan untuk CSR yang hadir di setiap perusahaan sering kali
menindak lanjuti dari suatu usaha atau perusahaan berbeda satu sama lain sehingga memiliki
untuk bersikap baik dan cukup berkontribusi secara karakteristik sendiri-sendiri. Karakteristik unik ini
aktif kepada karyawann, komunitas dan lingkunganya menjadikan CSR sebagai bentuk identitas perusahaan
yang ada di sekitar masyarakat. Tidak hanya yang mempengaruhi komitmen karyawan dalam suatu
kewajiban ekonom dan legal kepada stakeholder, perusahaan. Adapun identifikasi organisasi adalah
suatu usaha juga mampu diharapkan memiliki hubungan kognitif dan emosional antara organisasi
partisipasi lebih kepada stakeholder (Hasan, 2009). dengan individu yang menghasilkan kesamaan
Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi definisi diantara keduanya (Ahmad, 2020). Secara
bahan perbincangan di masyarakat luas, kalangan tidak langsung pula, CSR memberikan gambaran yang
bisnis, serta pemerintahan (Puspita et al., 2019). CSR positif bagi perusahaan. Gambaran yang positif ini
memiliki arti sebagai individu, perusahaan yang berdampak pada citra perusahaan di mata stakeholder
mempunyai moral tugas untuk berlaku jujur dalam sehingga menimbulkan rasa percaya kepada
menjunjung integritas dan tidak korup. CSR organisasi. Kepercayaan organisasi adalah kesediaan
mengharuskan perusahaan untuk mampu karyawan untuk menerima segala tindakan organisasi
yang muncul karena budaya dan komunikasi dalam

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 655
hubungan berorganisasi (Fitzpatrick & Bronstein, termasuk aktivitas bisnis. Ketiga, menimbun
2006). Dalam praktiknya, setiap CSR menyajikan kekayaan atau serakah, karena hakikatnya kekayaan
empat dimensi yang berkaitan dengan keuntungan, merupakan amanah Allah SWT (Norvadewi, 2015).
kinerja politik, tuntutan sosial, dan nilai-nilai etika Keseimbangan ajaran Islam berorientasi pada
(Garriga & Melé, 2004). terciptanya karakter manusia yang memiliki sikap dan
Perkembangan CSR di Indonesia cukup prilaku yang seimbang dan adil dalam konteks
menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan
menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah orang lain dan lingkungan. Keseimbangan ini sangat
sekitar Rp. 640.000.000 atau sekitar Rp. ditekankan oleh Allah SWT dengan menyebut umat
413.000.000/kegiatan. Dalam pelaksanaannya, Islam sebagai ummatan wasathan. Ummatan wasathan
pemerintah telah membuat peraturan mengenai CSR dimana umat memiliki kebersamaan, kedinamisan
sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang dalam gerak, arah dan tujuannya serta memiliki
Perseroan Terbatas (UUPT) Nomor 40 Tahun 2007 aturan-aturan kolektif yang berfungsi sebagai
bab V tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan penengah atau pembenar. Kehendak bebas, manusia
pasal 74 ayat 1 bahwa: perseroan yang menjalankan sebagai khalifah di muka bumi sampai batas tertentu
kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan mempunyai kehendak bebas mengarahkan
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan kehidupannya kepada tujuan yang akan dicapainya.
tanggung jawab sosial dan lingkungan (Simanjuntak Manusia dianugerahi kehendak bebas (free will) untuk
& Mulia, 2009:95). membimbing kehidupannya sebagai khalifah.
Sedangkan etika dalam Islam didefenisikan Berdasarkan aksioma kehendak bebas ini, dalam
sebagai sejumlah perilaku etis bisnis yang sesuai bisnis manusia mempunyai kebebasan untuk membuat
dengan nilai-nilai syariah yang mengedepankan halal suatu perjanjian atau tidak, melaksanakan bentuk
dan haram. Jadi perilaku yang etis itu ialah perilaku aktivitas bisnis tertentu, berkreasi mengembangkan
yang mengikuti perintah Allah SWT dan menjauhi potensi bisnis yang ada selama tidak melanggar hak
larangnya. Pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak orang lain (Syafa’at dalam Islam) (Irsadunas et al.,
secara etis dalam berbagai aktivitasnya. Kepercayaan, 2018). Pertanggungjawaban, segala kebebasan dalam
keadilan dan kejujuran adalah elemen pokok dalam melakukan bisnis oleh manusia tidak lepas dari
mencapai suksesnya suatu bisnis di kemudian hari. pertanggungjawaban yang harus diberikan atas
Etika Islam memberi sanksi internal yang kuat serta aktivitas yang dilakukan, sesuai dengan apa yang ada
otoritas pelaksana dalam menjalankan standar etika dalam (Norvadewi, 2015).
(Nawatmi, 2010:54). Sejak berdiri lebih dari 28 tahun lalu, Garudafood
Menurut Norvadewis, dasar etika bisnis Islam senantiasa berupaya untuk dapat menjadi perusahaan
meliputi: Tauhid (kesatuan), merupakan konsep serba yang membawa perubahan dengan menciptakan nilai
eksklusif dan serba inklusif. Pada tingkat absolut ia tambah bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling
membedakan khalik dengan makhluk, memerlukan menumbuhkembangkan. Garudafood juga
penyerahan tanpa syarat kepada kehendak-Nya, tetapi mengharuskan pertumbuhan yang berimbang dengan
pada eksistensi manusia memberikan suatu prinsip mengacu pada prinsip “Triple Bottom Line” yang
perpaduan yang kuat sebab umat manusia fokus pada keseimbangan kinerja keuangan (profit),
dipersatukan dalam ketaatan kepada Allah SWT sosial (people) dan lingkungan (planet). Konsep ini
semata. Dari konsepsi ini, maka Islam menawarkan kemudian diwujudkan melalui Garudafood Sehati
keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi yang difokuskan pada kegiatan sosial dengan terlebih
membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini maka dahulu melakukan social mapping dan need
pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas assessment untuk memetakan kebutuhan dan potensi
maupun entitas bisnisnya tidak akan melakukan paling masyarakat sekitar area operasional Garudafood dan
tidak tiga hal: Pertama, diskriminasi terhadap pekerja, Entitas Anak (Garuda food, 2019).
penjual, pembeli, mitra kerja atas dasar pertimbangan PT. GarudaFood Putra Putri Jaya merupakan
ras, warna kulit, jenis kelamin atau agama. Kedua, perusahaan yang bergerak pada bidang makanan serta
Allah SWT lah semestinya yang paling ditakuti dan minuman di bawah Tudung Group merupakan
dicintai. Oleh karena itu, sikap ini akan terefleksikan perusahaan utama. Berawal dari PT. Tudung Putra
dalam seluruh sikap hidup dalam berbagai dimensinya Jaya (TPJ) munculah PT. Garudafood, TPJ didirikan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 656
di Pati - Jawa Tengah pada tahun 1958 bergerak di Lingkungan serta Masyarakat. Lokasi penelitian
bidang tepung tapioka. Pendirinya perusahaan yaitu terletak di Pabrik Kacang Garuda Food Jl. Pati –
Almarhum Bapak Darmo Putro, beliau mantan Juawana, Desa Sarirejo Kecamatan Pati Kabupaten
pejuang pada sektor bisnis sesudah Indonesia merdeka Pati.
(Megadinanta, 2017).
Penelitian ini memiliki keorisinilan yang fokus 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada CSR dan PT.Garudafood. Ada beberapa 3.1. Etika Bisnis Islam
penelitian terdahulu yang telah meneliti hal serupa Dapat digambarkan bahwa etika bisnis Islam
namun berbeda lokasi dan subyek penelitian. Hal itu adalah norma etika yang berbasiskan Al-Quran dan
seperti penelitian yang dilakukan oleh Dimas Hamdi Hadits yang harus dijadikan pedoman oleh siapapun
Megadinanta yang melakukan penelitian di PT. dalam aktivitas bisnis. Jadi, etika adalah prinsip
Garuda food tetapi meneliti tentang pengaruh motivasi tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok,
kerja terhadap karyawan. Hasil penelitian tersebut sedangkan bisnis adalah kegiatan- kegiatan teratur
adalah Motivasi kerja berpengaruh positif dan melayani suatu kebutuhan yang bersifat umum sambil
signifikan terhadap kinerja karyawan pada memperoleh pendapatan dan laba maupun yang tidak
departement HCS PT. GarudaFood Putra Putri Jaya. mengejar pendapatan. Islam adalah agama yang
Hasil tersebut dikarenakan pada PT. Garudafood Putra mengajarkan tentang etika dan bisnis yang
Putri Jaya terdapat reward yang diberikan kepada berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits. Maka dari
karyawan baik secara langsung maupun secara tidak penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan defenisi
langsung (Megadinanta, 2017). dari etika bisnis Islam adalah segala prinsip tingkah
Penelitian lain juga dilakukan oleh Irsadunas laku individu dalam melakukan segala kegiatan usaha
yang berjudul Tinjauan Etika Bisnis Islam dalam yang bertujuan untuk mencapai maslahah dengan
Pengelolaan Corporate Social Responsibility. Hasil berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits yang
penelitiannya menyebutkan bahwa ditinjau dari etika diajarkan nabi Muhammad SAW.
bisnis Islam, dari lima aksioma yang mencakup unity Aksioma Dasar dalam Etika Bisnis Islam
(tauhid), equilibrium (‘adl), free will (ikhtiyar), Sejumlah aksioma dasar mengenai hal-hal yang
benevolence (al-ihsan), dan responsibility (al- sudah menjadi umum dan jelas kebenarannya,
mas'uliyyah), namun ada satu aksioma yang tidak dirumuskan dan dikembangkan oleh ilmuwan.
tergambar dalam program CSR PT. Gersindo Minang Aksioma - aksioma ini merupakan turunan dari hasil
Plantation yaitu responsibility (al-mas'uliyyah) penerjemahan kontemporer akan konsep-konsep
(Irsadunas et al., 2018). fundamental dari nilai moral Islami (Juliyani, 2016).
Tujuan penelitian adalah 1) menjelaskan tentang Aksioma-aksioma tersebut adalah sebagai berikut:
etika bisnis islam; 2) menjelaskan tentang Corporate 1) Unity (persatuan): konsep tauhid, aspek sosiologi
Social Responsibility (CSR); dan 3) pengelolaan CSR ekonomi politik dan alam, semuanya milik Allah
PT Garudafood ditinjau dari etika bisnis islam. SWT dimensi vertikal hindari diskriminasi di
segala aspek, hindari kegiatan yang tidak etis.
2. METODE PENELITIAN 2) Equilibrium (keseimbangan): konsep adil,
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. dimensi horizontal, jujur dalam bertransaksi, tidak
Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa merugikan dan tidak dirugikan.
kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku 3) Free Will (kehendak bebas): kebebasan
yang dapat diamati. Data primer diperoleh dari hasil melakukan kontrak namun menolak laizez fire
wawancara dan dokumentasi PT. Garudafood. Peneliti (invisible hand), karena nafsu amarah cenderung
menggunakan informan sebanyak 11 orang yaitu mendorong pelanggaran sistem responsibility,
terdiri dari 3 orang karyawan pabrik, 3 orang dari manusia harus bertanggung jawab atas
masyarakat luar, pihak masyarakat desa sebanyak 3 perbuatannya. Bila orang lain melakukan hal yang
orang, Mandor Pengawas Pabrik dan Manager Pabrik tidak etis berarti boleh ikut-ikutan.
Garuda Food. Data sekunder yaitu data yang diperoleh 4) Benevolence (manfaat/kebaikan hati): ihsan atau
dari buku buku dan situs-situs internet yang berisi perbuatan yang harus bermanfaat.
tentang ekonomi, etika Bisnis Islam, Tanggung Jawab 5) Responsibility (tanggung jawab): segala
Sosial Perusahaan (CSR), Perusahaan, tentang perbuatan yang dilakukan oleh setiap individu

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 657
akan dipertanggungjawabkan di depan Allah Allah SWT lah semestinya yang paling ditakuti dan
SWT. Manusia selaku khalifah mengelola sumber dicintai. Oleh karena itu, sikap ini akan terefleksikan
daya yang ada untuk mendapatkan kemaslahatan dalam seluruh sikap hidup dalam berbagai dimensinya
dan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak termasuk aktivitas bisnis. Ketiga, menimbun
(Badroen et al., 2007) kekayaan atau serakah, karena hakikatnya kekayaan
Aksioma etika bisnis Islam yang lain adalah merupakan amanah Allah SWT (Norvadewi, 2015).
Shiddiq berarti mempunyai kejujuran dan selalu Keseimbangan (keadilan), ajaran Islam
melandasi ucapan, keyakinan dan amal perbuatan atas berorientasi pada terciptanya karakter manusia yang
dasar nilai-nilai yang diajarkan Islam. Istiqamah atau memiliki sikap dan prilaku yang seimbang dan adil
konsisten dalam iman dan nilai- nilai kebaikan, meski dalam konteks hubungan antara manusia dengan diri
menghadapi godaan dan tantangan. Istiqamah dalam sendiri, dengan orang lain dan lingkungan.
kebaikan ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh Allah SWT
serta keuletan sehingga menghasilkan sesuatu yang dengan menyebut umat Islam sebagai ummatan
optimal. Fathanah berarti mengerti, memahami, dan wasathan. Ummatan wasathan dimana umat memiliki
menghayati secara mendalam segala yang menjadi kebersamaan, kedinamisan dalam gerak, arah dan
tugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan tujuannya serta memiliki aturan-aturan kolektif yang
kreatifitas dan kemampuan melakukan berbagai berfungsi sebagai penengah atau pembenar. Kehendak
macam inovasi yang bermanfaat. Amanah, tanggung bebas, manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai
jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan batas tertentu mempunyai kehendak bebas
kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, mengarahkan kehidupannya kepada tujuan yang akan
kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan dalam dicapainya. Manusia dianugerahi kehendak bebas
segala hal. Tablig, mengajak sekaligus memberikan (free will) untuk membimbing kehidupannya sebagai
contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan khalifah. Berdasarkan aksioma kehendak bebas ini,
ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan dalam bisnis manusia mempunyai kebebasan untuk
sehari-hari (Rahmat, 2017). membuat suatu perjanjian atau tidak, melaksanakan
Berdasarkan sifat- sifat tersebut, dalam konteks bentuk aktivitas bisnis tertentu, berkreasi
corporate social responsibility, para pelaku usaha atau mengembangkan potensi bisnis yang ada selama tidak
pihak perusahaan dituntut bersikap tidak kontradiksi melanggar hak orang lain (Syafa’at dalam Islam).
secara disengaja antara ucapan dan perbuatan dalam Pertanggungjawaban, segala kebebasan dalam
bisnisnya. Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu, melakukan bisnis oleh manusia tidak lepas dari
mengakui kelemahan dan kekurangan, selalu pertanggungjawaban yang harus diberikan atas
memperbaiki kualitas barang atau jasa secara aktivitas yang dilakukan, sesuai dengan apa yang ada
berkesinambungan serta tidak boleh menipu dan dalam (Norvadewi, 2015).
berbohong.
Menurut Norvadewi, dasar etika bisnis Islam 3.2. Corporate Social Responsibility (CSR)
meliputi: Tauhid (kesatuan), merupakan konsep serba Menurut Bowen Corporate Social Responsibility
eksklusif dan serba inklusif. Pada tingkat absolut ia adalah suatu keputusan bisnis untuk memberikan
membedakan khalik dengan makhluk, memerlukan nilai-nilai kebaikan pada masyarakat (Bowen &
penyerahan tanpa syarat kepada kehendak-Nya, tetapi Johnson, 1953). Davis mendefenisikan corporate
pada eksistensi manusia memberikan suatu prinsip social responsibility atau tanggung jawab social
perpaduan yang kuat sebab umat manusia perusahaan sebagai usaha suka rela dari sebuah
dipersatukan dalam ketaatan kepada Allah SWT perusahaan untuk menciptakan keseimbangan
semata. Dari konsepsi ini, maka Islam menawarkan ekonomi dengan keadaan sekitar (Davis, 1973).
keterpaduan agama, ekonomi, dan social demi Berdasarkan pada teori Elkington pula, CSR adalah
membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini maka sebuah konsep bagi organisasi khususnya perusahaan,
pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas mempunyai kewajiban untuk mempertimbangkan
maupun entitas bisnisnya tidak akan melakukan paling kepentingan pengguna, pekerja, pemegang saham,
tidak tiga hal: Pertama, diskriminasi terhadap pekerja, masyarakat, lingkungan sekitar dalam sebuah aspek
penjual, pembeli, mitra kerja atas dasar pertimbangan operasionalnya (Elkington, 2001). Kewajiban ini
ras, warna kulit, jenis kelamin atau agama. Kedua,

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 658
berlaku secara luas diluar kewajiban yang telah membangun prasarana dan fasilitas social dalam
ditetapkan oleh undang-undang. masyarakat (listrik, jalan, air, tempat rekreasi dan
Corporate social responsibility adalah komitmen sebagainya), melakukan penghijauan, menjaga
perusahaan berkontribusi dalam pengembangan sungai dari pencemaran atau ikut membersihkan
ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan sungai dari polusi, melakukan pelatihan cuma-
tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik cuma bagi pemuda yang tinggal disekitar
beratkan pada keseimbangan antara prihatin terhadap perusahaan, memberi beasiswa kepada anak dari
aspek ekonomis, sosial dan ingkungan. Nuryana keluarga yang kurang mampu ekonomi dan
menyatakan, CSR adalah sebuah pendekatan dimana seterusnya.
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam b. Keuntungan ekonomis yang diperoleh
operasi bisnis dan dalam interaksi dengan para perusahaan. Menurut Milton Friedman, satu-
pemangku kepentingan berdasarkan prinsip satunya tanggung jawab sosial perusahaan adalah
kesukarelaan dan kemitraan (Fahmi, 2013). mendatangkan keuntungan yang sebesarbesarnya
Defenisi lain CSR adalah suatu konsep bagi perusahaan. Oleh karena itu, berhasil
bagaimana perusahaan berusaha mengintegrasikan tidaknya suatu perusahaan, secara ekonomis dan
aspek sosial dan lingkungan serta stakeholder’s atas moral dinilai dari lingkup tanggung jawab sosial
dasar “voluntary” dalam melakukan aktivitas ini.
usahanya. Pengintegrasian ini tidak hanya kepatuhan c. Memenuhi aturan hukum yang berlaku pada suatu
terhadap peraturan perundangundangan yang ada, masyarakat, baik menyangkut kepentingan bisnis
tetapi meliputi kerelaan berinvestasi ke dalam maupun menyangkut kehidupan sosial pada
pengembangan manusia, lingkungan, dan hubungan umumnya. Sebagai bagian integral dari
dengan stakeholders (Wahyudi & Azheri, 2011). masyarakat, perusahaan mempunyai kewajiban
CSR juga dapat diartikan sebagai upaya dan juga kepentingan untuk menjaga ketertiban
manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk dan keteraturan sosial. Tanpa hal tersebut kegiatan
mencapai pembangunan berkelanjutan berdasarkan bisnis perusahaan tersebut pun tidak akan
keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan, berjalan. Salah satu bentuk dan wujud tanggung
dengan meminimumkan dampak negatif dan jawab sosial perusahaan adalah dengan mematuhi
memaksimumkan dampak positif tiap pilar (Finarti & aturan hukum yang berlaku. Kalau perusahaan
Putra, 2015). Sikap perusahaan terhadap CSR tidak mematuhi aturan hukum yang ada,
tercermin dalam misi, visi, sistem nilai, dan budaya sebagaimana halnya semua orang lainnya, maka
organisasi secara keseluruhan (Juščius & Snieška, ketertiban dan keteraturan masyarakat tidak akan
2008). terwujud.
Perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial dan
Ruang Lingkup Corporate Social Responsibility moral untuk taat pada aturan bisnis, tidak hanya
Dalam perkembangan etika bisnis sampai saat ini demi kelangsungan bisnis, melainkan juga
terdapat gagasan yang lebih komprehensif mengenai menjaga ketertiban dan keteraturan baik dalam
ruang lingkup tanggung jawab social perusahaan, iklim bisnis maupun keadaan sosial pada
yaitu (Wahyudi & Azheri, 2011): umumnya.
a. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan d. Menghormati hak dan kepentingan stakeholder’s
sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat atau pihak terkait yang punya kepentingan
luas. Selama ini image yang berkembang pada langsung atau tidak langsung atas aktivitas
sebagian besar perusahaan sehubungan dengan perusahaan.
keterlibatannya dalam berbagai kegiatan social Ruang lingkup CSR menurut Elkingston’s terdiri
dianggap sebagai wujud paling “urgen” sebagai dari 3 aspek yang dikenal dengan istilah “Triple
implementasi CSR. Keterlibatan perusahaan Bottem Line (3BL)”. Ketiga aspek itu meliputi
dalam kegiatan-kegiatan sosial ini dimaksudkan kesejahteraan atau kemakmuran ekonomi (economic
untuk membantu memajukan dan meningkatkan prosperity), peningkatan kualitas lingkungan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan-kegiatan (environmental quality), keadilan sosial. Ia juga
sosial ini sangat beragam, misal menyumbangkan menegaskan bahwasuatu perusahaan yang ingin
dana untuk membangun rumah ibadah, menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 659
harus memperhatikan “Triple P” yaitu profit, people, komite audit dan risiko untuk mendukung fungsi
and planet. Bila dikaitkan antara 3BL dengan Triple P pengawasan dewan komisaris, mengembangkan
dapat disimpulkan bahwa “profit” sebagai wujud dan merumuskan kembali peran dan fungsi
aspek ekonomi, “planet” wujud lingkungan, dan internal audit sebagai mitra bisnis strategis
“people” sebagai aspek sosial. berdasarkan best practice.
Profit meliputi kewirausahaan, kelompok usaha d. Responsibility
bersama/unit mikro kecil dan menengah, agrobisnis, Prinsip ini berdasarkan atas kesadaran
lapangan kerja, infrastruktur ekonomi dan usaha dimana setiap kewenangan yang dimiliki
produktif lain. Planet (lingkungan) meliputi mempunyai konsekuensi terhadap tanggung
penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air, jawab, baik dalam bentuk tanggung jawab sosial,
pelestarian alam, ekowisata penyehatan lingkungan, menghindari penyalahgunaan kekuasaan,
pengendalian polusi, serta penggunaan produksi dan menciptakan profesionalisme dan menjunjung
energy secara efisien. People (sosial) meliputi etika serta memelihara lingkungan bisnis yang
pendidikan, pelatihan, perumahan, penguatan sehat.
kelembagaan, kesejahteraan sosial, olahraga, pemuda, Di sisi lain, prinsip CSR menurut Lee Burke,
wanita, agama, kebudayaan dan sebagainya. CSR harus memiliki prinsip sentralitas, spesifisitas,
Prinsip Corporate Social Responsibility proaktif, kesukarelaan dan visibilitas. Panduan ini
Prinsip CSR dari pendekatan tata kelola digunakan oleh manajer untuk memasukkan dimensi-
perusahaan (Good Corporate Governance) ada empat dimensi ke dalam analisis strategis CSR mereka agar
yaitu (Wahyudi & Azheri, 2011): mendorong lebih banyak dukungan untuk program
a. Kewajaran (fairness) yang saling menguntungkan (Burke & Logsdon,
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan 1996)z.
membuat peraturan parusahaan yang melindungi Corporate Social Responsibility dalam Perspektif
kepentingan pemegang saham minoritas. Semua Islam
itu dituangkan dalam bentuk pedoman perilaku Dilihat dari kacamata etika bisnis Islam, program
perusahaan (corporate conduct) dan/atau CSR termasuk dalam konsep ajaran ihsan sebagai
kebijakan-kebijakan yang melindungi puncak dari ajaran etika yang sangat mulia. Ihsan
perusahaan terhadap perbuatan buruk orang (benevolence), artinya melaksanakan perbuatan baik
dalam; self-dealing dan konflik kepentingan; yang dapat memberikan kemanfaatan kepada orang
menetapkan peran dan tanggung jawab komisaris lain, tanpa mengharap balas jasa dari perbuatan itu.
, direksi, komite, termasuk sistem renumerasi; Lebih jauh Siddiqi, berpendapat bahwa perbuatan
menyajikan informasi secara wajar atau ihsan lebih penting ketimbang perbuatan adil.
pengungkapan secara penuh materil apa pun; Menurut Siddiqi, perbuatan adil hanya merupakan the
mengedepankan equal job opportunity. corner stone of society, sedangkan perbuatan ihsan
b. Transparansi (transparency) merupakan beauty and perfection dalam kehidupan
Transparansi di sini lebih banyak pada hak- masyarakat.
hak pemegang saham terutama berkaitan dengan Dengan tindakan ihsan, kehidupan akan terasa
pemberian informasi yang benar dan tepat waktu indah dan sempurna dengan bertabur kebajikan yang
tentang perusahaan, berperan serta dalam menyejukkan semua pihak, karena yang berlebih
pengambilan keputusan mengenai perubahan- (kuat) secara ikhlas mau berbagi rasa dengan yang
perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan lemah (Djakfar, 2010). CSR dalam tinjauan etika
turut memperoleh bagian dari keuntungan bisnis Islam meliputi lima dasar, yaitu (Badroen et al.,
perusahaan. 2007):
c. Akuntabilitas (accountability) a. Unity (Kesatuan)
Prinsip ini didasarkan atas balance of power Merupakan refleksi konsep tauhid yang
antara manajer, pemegang saham, dewan memadukan seluruh aspek kehidupan baik
komisaris dan auditor. Hal ini sebagai ekonomi, sosial, politik budaya menjadi
pertanggung jawaban manjemen pada para keseluruhan yang homogen, konsisten dan
pemegang saham. Dengan cara menyiapkan teratur. Adanya dimensi vertikal (manusia
laporan keuangan tepat waktu, mengembangkan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 660
dengan penciptanya) dan horizontal (sesama 3) Tanggung jawab sosial terhadap
manusia). Prakteknya dalam bisnis: kesejahteraan sosial secara umum.
1) Tidak ada diskriminasi baik terhadap Islam sangat mendukung corporate social
pekerja, penjual, pembeli, serta mitra kerja responsibility karena tidak dapat dipungkiri
lainnya. bahwa bisnis menciptakan banyak permasalahan
2) Terpaksa atau dipaksa untuk menaati Allah sosial, dan perusahaan bertanggungjawab
SWT. menyelesaikannya. Bisnis membutuhkan
3) Meninggalkan perbuatan yang tidak beretika berbagai sumber daya alam untuk kelangsungan
dan mendorong setiap individu untuk usaha, sehingga perusahaan bertanggungjawab
bersikap amanah karena kekayaan yang ada untuk memelihara. Islam menganggap bisnis
merupakan amanah Allah SWT. sebagai entitas yang kewajiban terpisah dari
b. Equilibrium (Keseimbangan) pemiliknya, adanya CSR akan mengembangkan
Keseimbangan merupakan prinsip etis yang kemauan baik perusahaan. Aplikasinya dalam
harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis:
bisnis. Sifat keseimbangan dalam bisnis adalah 1) Upah disesuaikan dengan Upah Minimum
ketika korporat mampu menempatkan segala Regional.
sesuatu pada tempatnya. Dalam beraktivitas di 2) Pemberian hak-hak pada para stakeholders
dunia bisnis, Islam mengharuskan berbuat dengan baik.
seimbang yang diarahkan kepada hak orang lain, 3) Pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan
hak lingkungan sosial, hak alam semesta. Jadi, tenaga kerja serta masyarakat sekitar.
keseimbangan alam dan keseimbangan sos ial e. Benevolence (Kebenaran)
harus tetap terjaga bersamaan dengan operasional Kebenaran meliputi kebajikan dan
usaha bisnis. kejujuran. Maksud dari kebenaran sama
c. Free Will (Kebebasan Berkehendak) persepsinya dengan al-ihsan yaitu niat, sikap dan
Kebebasan adalah bebas memilih atau perilaku benar dalam melakukan berbagai proses
bertindak sesuai etika. Jika seseorang menjadi baik itu proses transaksi, proses memperoleh
muslim maka harus menyerahkan kehendaknya komoditas, proses pengembangan produk
kepada Allah SWT. Aplikasinya dalam bisnis: maupun proses perolehan keuntungan.
1) Konsep kebebasan dalam Islam lebih Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Garuda
mengarah pada kerjasama, bukan persaingan Food
apalagi sampai mematikan usaha satu sama Sebuah perusahaan yang memproduksi suatu
lain. Kalaupun ada persaingan dalam usaha barang sudah pasti menimbulkan dampak sosial bagi
maka, itu berarti persaingan dalam berbuat masyarakat sekitar. Hal ini akan mendorong
kebaikan atau fastabiq al-khairat. perusahaan untuk melaksanakan serta menerapkan
2) Menepati kontrak, baik kontrak kerjasama tanggung jawab sosial terhadap masyarakat,
maupun kontrak kerja dengan pekerja. lingkungan sekitar, alam, karyawan, relasi bisnis serta
d. Responsibility (Tanggung Jawab) tanggung jawab terhadap Allah. Hal-hal tersebut
Bentuk pertanggungjawaban atas setiap dilaksanakan guna untuk menghindari protes atau
tindakan. Prinsip pertanggungjawaban adalah konflik yang terjadi di masyarakat yang diakibatkan
tanggung jawab yang seimbang dalam segala dari hasil produksi.
bentuk dan ruang lingkupnya , antara jiwa dan Penetapan adanya bentuk Corporate Social
raga, antara orang dan keluarga, antara individu Responsibility (CSR) didasarkan atas rasa tanggung
dan masyarakat serta antara masyarakat satu jawab PT. Garuda Food kepada masyarakat sekitar.
dengan masyarakat lainnya. Dalam perspektif Kesadaran akan pentingnya tanggung jawab sosial itu
Islam tanggung jawab sosial terdapat tiga bentuk disampaikan oleh Bapak Didik Wibowo selaku
implementasi yang dominan, yaitu: Manajer PT. Garuda Food, beliau mengatakan bahwa
1) Tanggung jawab sosial terhadap pelaku wajib melakukan segala bentuk tanggung jawab
dalam perusahaan. tersebut apabila mampu, dan tidak dibatasi jumlahnya,
2) Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan waktu serta kepada siapa semua itu diberikan.
alam.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 661
Peneliti menyimpulkan bahwasanya PT. Garuda demi kelangsungan hidup manusia dan makhluk
Food telah melakukan bentuk-bentuk Corporate lain.
Social Responsibility (CSR), yaitu: Berkaitan dengan bentuk pertanggungjawaban
a. Corporate Social Responsibility (CSR) bidang sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT. Garuda
social Food bahwasanya PT. Garuda Food sudah
Dalam bidang sosial sektor keagamaan menerapkan CSR, karena kita tahu bahwa CSR itu
bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan PT. merupakan sebuah kewajiban namun tidak ada
Garuda Food baik kepada masyarakat, karyawan batasan berapa jumlah besarnya ataupun kepada siapa
pabrik yaitu dalam hal keagamaan seperti penyalurannya namun demikian harus
mengadakan sunatan masal, nikahan masal, mempertimbangkan asas kepatutan dan kewajaran.
sumbangan-sumbangan untuk sarana ibadah
maupun kepada pondok peasantren, mengadakan 3.3. Corporate Social Responsibility (CSR) PT.
pengajian rutin maupun acara keagamaan lain. Garuda Food Ditinjau dari Etika Bisnis Islam
Kemudian di bidang sosial sektor kesehatan Etika bisnis sangat diperlukan ketika
bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan menjalankan sebuah usaha, karena etika bisnis
oleh PT. Garuda Food yaitu mengadakan merupakan suatu aturan atau tata nilai tentang baik,
pengobatan gratis baik kepada para karyawan buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis yang
maupun kepada masyarakat sekitar dan memberi didasarkan pada prinsip - prinsip moral. Dengan kata
bantuan kepada karyawan maupun warga yang lain dapat diartikan sebagai aturan yang digunakan
terkena musibah, dan lain sebagainya. oleh pelaku bisnis dimana mereka harus punya
b. Corporate Social Responsibility (CSR) bidang komitmen dalam tiap transaksi atau berperilaku
ekonomi dimaksud agar bisnisnya terus berkembang dan tidak
Dalam bidang ekonomi yaitu menciptakan ada kendala sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
lapangan kerja, dimana tujuan didirikannya PT. Berkaitan dengan hal tersebut bahwasanya setiap
Garuda Food yaitu mendidik para masyarakat muslim memerlukan harta untuk mencukupi
supaya terlatih dan mengisi waktu luangnya kebutuhannya salah satunya yaitu dengan bekerja,
dengan bekerja di PT. Garuda Food, selain sesuai dengan firman Allah yang termaktub dalam
masyarakat sekitar pada umumnya perekrutan surat Al-mulk ayat 15 yang berbunyi Artinya
karyawan juga diambil dari masyarakat sekitar “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi
luar pabrik, Dari hasil wawancara yang peneliti kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan
lakukan kepada masyarakat bahwa mereka makanlah sebahagian dari rezekiNya. Dan hanya
merasa sangat diuntungkan dengan adanya PT. kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
Garuda Food karena dengan begitu mereka dibangkitkan”.
memiliki kesibukan untuk bekerja dan tidak Salah satu ragam bekerja adalah berbisnis dan
menjadi pengangguran. sebagai umat Islam yang ta‟at dalam melakukan
c. Corporate Social Responsibility (CSR) bidang bisnis itu haruslah secara Islami maka dari itu
lingkungan diaturlah etika berbisnis secara Islam, dimana setiap
Dalam bidang Lingkungan, bahwasanya kita tindakan atau periku berbisnis manusia itu harus
tahu bahwa lingkungan merupakan segala didasarkan pada ajaran-ajaran agama. Dalam berbisnis
sesuatu yang berada disekitar manusia yang secara Islam hendaknya memperhitungkan yang halal
membantu perkembangan kelangsungan hidup dan yang haram.
manusia, jadi lingkungan hidup itu harus tetap Demikian halnya yang dilakukan oleh PT.
terjaga dan dilestarikan dan tidak boleh dicemari Garuda Food dalam menjalankan aktifitas
ataupun dirusak. Oleh karena bentuk produksinya tidak mencari untung yang sebesar-
pertanggung jawaban yang dilakukan oleh PT. besarnya. Tetapi apabila mendapatkan keuntungan
Garuda Food terkait dengan lingkungan adalah dimanfaatkan secara terarah. Dalam kaitannya dengan
mengadakan kerja bakti dengan mengerahkan etika bisnis Islam bahwasanya dalam menjalankan
semua pegawai PT. Garuda Food dan masyarakat usaha tidak merugikan orang lain, masyarakat dan
sekitar. Kerja bakti bertujuan agar lingkungan juga lingkungan alam sekitar. Jadi dengan penerapan
tertata dengan rapi dan nyaman untuk ditempati bentuk pertanggung jawaban sosial sesuai dengan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 662
etika bisnis Islam masyarakat akan diuntungkan tempat pembuangan hasil pencucian tembakau secara
dengan pendirian PT. Garuda Food tersebut misalnya tertutup dan aman dari pencemaran lingkungan. juga
dengan adanya perekrutan karyawan, sering tak lupa bentuk pertanggung jawaban pada lingkungan
diadakanya acara-acara sosial yang di laksanakan yang dilakukan perusahaan yaitu dengan melakukan
sebagai salah satu wujud pertanggung jawabannya, kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar yang
dan perusahaan pun tidak akan ada masalah dengan dijalankan oleh karyawan dan bersama penduduk
masyarakat sekitar. Jadi kedua belah pihak sama-sama sebagai wujud rasa tanggung jawab sosialnya.
diuntungkan. Demikian pula yang dilakukan oleh PT. c. Bentuk pertanggung jawaban bisnis antara
Garuda Fooddapat dipaparkan oleh peneliti sebagai manusia dengan manusia
berikut: Terakhir wujud pertanggung jawaban sosial
a. Bentuk pertanggung jawaban bisnis antara perusahaan yang dilakukan oleh PT. Garuda Food
manusia dengan Allah adalah memberikan bantuan kepada masyarakat
Sebagai wujud pertanggung jawaban sosial dengan bentuk kegiatan-kegiatan sosialnya yaitu
kepada Allah yaitu diantaranya dalam menjalankan berupa : perekrutan karyawan disekitar pabrik,
usaha atau bekerja tidak lupa melakukan kegiatan pemberian sembako hari raya kepada masyarakat
amal sosial juga keagamaan yang didasarkan agama sekitar, tunjangan hari raya kepada para karyawan,
yang bersumber dari AlQur„an dan Al-Hadist .karena bantuan kepada pegawai ataupun masyarakat apabila
sesuai dengan ayat al- Qur„an dalam surat At-Taubah mendapat musibah, sumbangan acara-17 san,sunatan
103 kita dianjurkan untuk bersedekah, dan juga masal, pernikahan masal, serta keuntungan yang
termaktub dalam surat An-nisa 58 bahwa kita harus diperoleh sebagian besar untuk penghidupan warga
menyampaikan amanah kepada orang yang berhak kurang mampu terutama anak yatim piatu atau para
menerimanya secara adil. PT. Garuda Food meyakini santri yang ada di pondok, hal ini sesuai dengan
bahwasanya harta yang mereka miliki adalah firman Allah surat Almaidah ayat 2 yang berbunyi:
sepenuhnya milik Allah manusia hanya diberi amanah Artinya “Hai orang-orang yang beriman,
untuk menjaga, mempergunakan sebaikbaiknya inilah janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah, dan
wujud pertanggungjawaban kepada Allah .Di antara jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
kegiatan yang telah dilakunkan PT. Garuda Food jangan (mengganggu) binatang-binatang hadya, dan
sebagai wujud pertanggung jawabanya kepada Allah binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
yaitu meliputi : mengadakan pengajian akbar mengganggu orang-orang yang mengunjungi
,mengadakan nikah masal, sunatan masal, sedekah Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
untuk pembangunan sarana ibadah, dan lain keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
sebagainya. menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
b. Bentuk pertanggung jawaban bisnis antara Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada
manusia dengan Alam semesta. sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi
Selanjutnya bentuk pertanggung jawaban sosial kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
yang dilakukan PT. Garuda Food adalah dengan tidak aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
mencemari dan merusak lingkungan sekitar dimana kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
lingkungan merupakan ciptaan Allah, semua yang ada jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan
ada di alam semesta ini adalah milik Allah, manusia pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
hanyalah sebagai khalifah di muka bumi yang harus sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
menjaga dan melestarikannya, hal tersebut sesuai Dengan demikian dirasa bahwa PT. Garuda Food telah
dengan firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 30. menerapkan berbagai bentuk pertanggung jawaban
Berkaitan dengan ayat Alqur‟an tersebut maka dapat sosial perusahaan kepada sesama manusia tanpa
disimpulkan bahwa PT. Garuda Food telah dibatasi oleh waktu ,apa bentuknya bisa materiil
menerapkan bentuk pertanggung jawaban sosial maupun non materiil, besarnya jumlah, dan kepada
terhadap lingkungan sekitarnya, hal itu terbukti bahwa siapa pertanggung jawaban itu diberikan asalkan
selama ini limbah-limbah pabrik berupa plastik- semua didasarkan kepada keiklasan dan didasarkan
plastik itu dimanfaatkan lagi atau dijual, selain itu pada syari‟at.
perusahaan tidak membuang limbah hasil produksi
secara sembarangan terbukti dengan di buatnya

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 663
4. KESIMPULAN Badroen, F., Suhendra, Mufraeni, M. A., & Bashori,
a. Etika bisnis Islam adalah segala prinsip tingkah A. D. (2007). Etika Bisnis dalam Islam. Kencana
laku individu dalam melakukan segala kegiatan Prenada Media Group.
usaha yang bertujuan untuk mencapai maslahah Bowen, H. R., & Johnson, F. E. (1953). Social
dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Hadits responsibility of the businessman. Harper.
yang diajarkan nabi Muhammad SAW. Aksioma Burke, L., & Logsdon, J. M. (1996). How corporate
Dasar dalam etika bisnis Islam yaitu unity social responsibility pays off. Long Range
(persatuan), equilibrium (keseimbangan), free will Planning, 29(4), 495–502.
(kehendak bebas), benevolence Davis, K. (1973). The case for and against business
(manfaat/kebaikan hati), responsibility (tanggung assumption of social responsibilities. Academy of
jawab), shiddiq, istiqamah, fathanah, amanah Management Journal, 16(2), 312–322.
tablig. Djakfar, M. (2010). Corporate Social Responsibility:
b. Corporate social responsibility adalah komitmen Aktualisasi Ajaran Ihsan dalam Bisnis. ULUL
perusahaan berkontribusi dalam pengembangan ALBAB Jurnal Studi Islam, 11(1), 111–130.
ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan Elkington, J. (2001). The triple bottom line for 21st
tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik century business. The Earthscan Reader in
beratkan pada keseimbangan antara prihatin Business and Sustainable Development, 20–43.
terhadap aspek ekonomis, sosial dan ingkungan. Fahmi, I. (2013). Manajemen Strategis Teori dan
Prinsip CSR yaitu kewajaran (fairness), Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
transparansi (transparency), akuntabilitas Finarti, A., & Putra, P. (2015). IMPLEMENTASI
(accountability), dan tanggung jawab MAQASHID AL-SYARIAH TERHADAP
(responsibility). Penetapan adanya bentuk PELAKSANAAN CSR BANK ISLAM: STUDI
Corporate Social Responsibility (CSR) KASUS PADA PT. BANK BRI SYARIAH.
didasarkan atas rasa tanggung jawab PT. Garuda Share: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam,
Food kepada masyarakat sekitar. PT. Garuda 4(1).
Food telah melakukan bentuk-bentuk Corporate Fitzpatrick, K., & Bronstein, C. (2006). Ethics in
Social Responsibility (CSR), yaitu Corporate public relations: Responsible advocacy. Sage
Social Responsibility (CSR) bidang sosial, bidang Publications.
ekonomi, bidang lingkungan. Garriga, E., & Melé, D. (2004). Corporate Social
c. Penerapan bentuk pertanggung jawaban sosial Responsibility Theories: Mapping the Territory.
sesuai dengan etika bisnis Islam, masyarakat Journal of Business Ethics, 53(1), 51–71.
diuntungkan dengan pendirian PT. Garuda Food https://doi.org/10.1023/B:BUSI.0000039399.90
seperti adanya perekrutan karyawan dan sering 587.34
diadakanya acara-acara social. Jadi kedua belah Garuda food. (2019). Ikhtisar.
pihak sama-sama diuntungkan. PT. Garuda Food https://garudafood.com/ikhtisar-csr
telah menerapkan berbagai bentuk pertanggung Hasan, A. (2009). Manajemen bisnis syari’ah: Kaya
jawaban sosial perusahaan kepada sesama di dunia terhormat di akhirat. Pustaka Pelajar.
manusia tanpa dibatasi oleh waktu, apa bentuknya Irsadunas, I., AFRIDA, Y., & KHAIRANI, R. (2018).
bisa materiil maupun non materiil, besarnya TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM
jumlah, dan kepada siapa pertanggung jawaban itu PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL
diberikan asalkan semua didasarkan kepada RESPONSIBILITY. JEBI (Jurnal Ekonomi Dan
keiklasan dan didasarkan pada syari‟at. Bisnis Islam), 3(2), 145–158.
Juliyani, E. (2016). Etika Bisnis dalam Perspektif
5. REFERENSI Islam. Jurnal Ummul Qura, 7(1), 63–74.
Ahmad, J. (2020). Altruistik Tanggungjawab Sosial Juščius, V., & Snieška, V. (2008). Influence of
Korporat (CSR) dalam Pemilihan Organisasi: Corporate Social Responsibility on Competitive
Kajian Rentas Negara (Penerbit USM). Penerbit Abilities of Corporations. Engineering
USM. Economics, 58(3), Article 3.
https://inzeko.ktu.lt/index.php/EE/article/view/1
1548

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(03), 2020, 664
Megadinanta, D. H. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Rahmat, B. Z. (2017). Corporate Social Responsibility
Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan dalam Perspektif Etika Bisnis Islam. Amwaluna:
Kerja Sebagai Variable Intervening PADA PT. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Syariah, 1(1),
Garudafood Putra Putri Jaya Department HCS 98–113.
(Human Capital And Service). Jurnal Ilmu Wahyudi, I., & Azheri, B. (2011). Corporate Social
Manajemen, 5(3), 1–13. Responsibility; Prinsip, Pengaturan, dan
Norvadewi, N. (2015). Bisnis Dalam Perspektif Islam Implementasi, Cetakan Kedua. Malang: Setara
(Telaah Konsep, Prinsip dan Landasan Press Dan Inspire.
Normatif). Al-Tijary, 1(1), 33–46.
Puspita, A. R., Barasani, A. A., Aditya, R.,
Wiyatmoko, A., Puspitasari, I., & Sari, R. K.
(2019). PENGELOLAAN PROGRAM
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY(CSR) PT PERTAMINA
(PERSERO) RU III PLAJU. Empower: Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam, 4(1), 29.
https://doi.org/10.24235/empower.v4i1.4233

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

You might also like