Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Indonesian Journal of Basic Education e-ISSN 2615-8523

Vol. 2 Nomor 2 Juli 2019 p-ISSN 2615-5796


Hal : 237 - 250

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN PBM MELALUI


PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN
KOLABORATIF DI SDN 007 TAMBUSAI UTARA SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Karnomo
Sekolah Dasar Negeri 007 Tambusai Utara
karnomotamsu@gmail.com

Abstract, This study aims to determine the implementation and improvement of teacher skills in
the management of PBM through the implementation of academic supervision with a
collaborative approach in SDN 007 Tambusai Utara in the second semester of 2017/2018
Academic Year especially in the aspects of managing teaching and learning activities. This type
of research is school action research. The method and design of school action research is
carried out by research procedures based on the principles of Kemmis and Taggart (1988: 10)
which include the following activities: (1) planning (2) implementation of action, 3) observation
(observation ), (4) reflection (reflection). The research subjects were teachers in SDN 007
Tambusai Utara in the first semester of the 2018/2019 Academic Year as many as 8 teachers.
The technique of collecting data uses observation, and study documentation. The validity of the
data using triangulation, namely Triangulation used in the study is data source triangulation
and method triangulation. Data analysis using qualitative analysis. The results of the study
showed an increase in the ability of teachers in the management of teaching and learning
(PBM), where in the initial conditions there were no teachers who were able to arrange the
management of teaching and learning processes (PBM) as evidenced by the low average scores
obtained by teachers namely 49.50 and only included in the LESS category, in the first cycle it
increased significantly and there were 3 teachers or 37.50% who were stated to be able to
manage the teaching and learning process well, with a classical average value of 66, 83 and
entered in the criteria for Enough and in the last cycle to be a teacher or 100%, as evidenced by
the acquisition of a classical value of 80.17 in the Good value criteria. From the results of the
study as explained above it can be concluded that the implementation of academic supervision
with a collaborative approach at SDN 027 Semester II of the 2017/2018 Academic Year is
proven to be able to improve the ability of teachers in PBM management.

Keywords : academic supervision, collaborative, ability

I. Pendahuluan Dari gambaran tersebut sangatlah jelas


Dalam pengelolaan proses bahwa proses pembelajaran yang
pembelajaran mengajar di SD Negeri 007 dilaksanakan menjadi kurang maksimal.
Tambusai Utara yang dilaksanakan oleh Keberhasilan dalam kegiatan belajar
para guru masih bersifat konvensional, mengajar merupakan tujuan yang paling
yaitu metode pembelajaran yang monoton diharapkan oleh semua guru. Untuk itu
yang diajarkan oleh guru serta guru harus mampu menciptakan situsi
keterbatasan sarana dan prasarana sekolah. belajar yang efektif. Karena suatu proses
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

belajar mengajar yang efektif berlangsung model supervisi yang selama ini dengan
apabila memberikan keberhasilan serta sadar atau tidak sadar dipelaksanaankan
memberikan rasa puas bagi siswa maupun oleh supervisor dalam pelaksanaan
guru. Seorang guru merasa puas jika tugasnya. Setiap model memiliki
siswanya dapat mengikuti proses karakteristik atau kelebihan dan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh, kekurangannya. Oleh karena itu,
bersemangat dan penuh kesadaran tinggi. memahami model-model supervisi
Hal itu dapat tercapai apabila guru memiliki banyak keuntungan tersendiri
memiliki sikap dan kemampuan secara bagi siapapun yang berprofesi sebagai
profesional serta mempunyai kemampuan supervisor pendidikan. Model supervisi
mengelola proses belajar mengajar yang yang selama ini diterapkan dalam satuan
menyenangkan dan efektif. pendidikan menurut Sahertian (210:34)
Dari hasil pelaksanaan kegiatan awal adalah supervisi model konvensional
penelitian menunjukkan bahwa semua (tradisional), model supervisi artistik,
guru masih kurang maksimal dalam model supervisi ilmiah, dan model
pengelolaan pembelajaran di kelasnya supervisi akademik. Dalam model
masing-masing. Hasil penilaian pada supervisi konvensional (tradisional),
kegiatan supervisi awal menunjukkan seorang supervisor dipahami sebagai
bahwa tidak ada guru yang memenuhi orang yang memiliki power untuk
indikator penilaian minimal dalam rentang menentukan nasib guru. Karenanya, dalam
70-89 atau dalam kriteria baik. Salah satu perspektif behavior, seorang yang
upaya yang dilakukan oleh peneliti menerapkan model ini selalu menerapkan
sebagai pengawas sekolah di SDN 007 prilaku atau aksi supervisi dalam bentuk
Tambusai Utara semester II 2017 /2018. inspeksi dan mencari kesalahan dan
adalah dengan melaksanakan kegiatan menemukan kesalahan bahkan bisa sering
supervisi akademik melalui pendekatan kali memata-matai objek, yaitu guru.
kolaburatif sebagai upaya meningkatkan Model supervisi artistik berdasarkan diri
kemampuan guru dalam pengelolaan pada bekerja untuk orang lain (working
proses belajar mengajar. forothers), dan bekerja melalui orang lain
Menurut Makawimbang dalam Asf (working with the others), dan bekerja
dan Mustafa (213:91), dalam praktik melalui orang lain (working through the
supervisi pendidikan, dikenal bebarapa others). Supervisi model ilmiah memiliki

238
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

ciri-ciri yaitu dilaksanakan secara bersama mengemukakan permasalahan yang


dan kontinue, sistematis dengan mereka alami.
menggunakan prosedur serta teknik Pendekatan kolaboratif adalah cara
tertentu, menggunakan instrumen pendekatan yang memadukan cara
pengumpulan data, ada data yang objektif pendekatan direktif dan non-direktif
yang diperolah dari data yang riil. menjadi suatu cara pendekatanbaru. Pada
Supervisi model akademik difokuskan pendekatan ini, baik supervisor maupun
pada peningkatan proses pembelajaran guru bersama-samabersepakat untuk
dengan menggunakan siklus yang menetapkan struktur proses dan kriteria
sistematis. Supervisi akademik membantu dalam melaksanakan proses percakapan
guru-guru memperkecil kesenjangan terhadap masalah yang dihadapi guru.
antara tingkah laku mengajar yang nyata Pendekatan ini didasarkan pada psikologi
dengan tingkah laku mengajar yang ideal. kognitif. Psikologi kognitif beranggapan
Pendekatan yang digunakan dalam bahwa belajar adalah perpaduan antara
menerapkan supervisi pendidikan sering kegiatan individu dengan lingkungan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. pada gilirannya akan berpengaruh dalam
Secara teoritis Asf (213:68), terdapat pembentukan aktivitas individu. Dengan
beberapa pendekatan yang dapat demikian, pendekatan dalam supervisi
digunakan supervisor dalam melakukan berhubungan pada dua arah: dari atas ke
supervisi pendidikan yaitu : pendekatan bawah dan dari bawah ke atas.
langsung (direct approach), pendekatan Kemampuan berasal dari kata
tidak langsung (non-direct approach), dan mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup)
pendekatan kolaboratif (collaborative melakukan sesuatu, sedangkan
approach). Dalam pendekatan langsung, kemampuan berarti kesanggupan,
supervisor memberikan arahan secara kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun
langsung kepada guru- guru yang Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:
disupervisi sehingga prilaku supervisor 552-553). Kemampuan (ability) berarti
lebih dominan. Pendekatan tidak langsung kapasitas seorang individu untuk
cara pendekatan terhadap permasalahan melakukan beragam tugas dalam suatu
yang sifatnya tidak langsung. Di sini pekerjaan. (Stephen P. Robbins &
supervisor memberikan kesempatan yang Timonthy A. Judge, 2009: 57).
sebanyak mungkin kepada para guru untuk Sedangkan yang dimaksud dengan

239
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

kemampuan mengelola proses belajar membimbing mengembangkan diri sesuai


mengajar adalah kesanggupan atau dengan tugas perkembangannya yang
kecakapan para guru dalam menciptakan harus dijalani. Kegiatan pembelajaran
suasana komunikasi yang edukatif antara diarahkan untuk memberdayakan semua
guru dan peserta didik yang mencakup potensi yang dimiliki peserta didik agar
segi kognitif, afektif dan psikomotor, mereka dapat memiliki kompetensi yang
sebagai upaya mempelajari sesuatu diharapkan melalui upaya menumbuhkan
berdasarkan perencanaan sampai dengan serta mengembangkan; sikap/attitude,
tahap evaluasi dan tindak lanjut agar pengetahuan/knowledge dan
tercapai tujuan pengajaran (Subroto, keterampilan/skill (Hosnan, 2014).
2002:91). Adapun pengelolaan pembelajaran
Pengelolaan itu berakar dari kata dalam Goniyatul (2010 : 14) diartikan
“kelola” dan istilah lainnya yaitu sebagai suatu upaya untuk mengatur
“manajemen” yang artinya (memenej, mengendalikan) aktivitas
ketatalaksanaan, tata pimpinan. Menurut pengajaran berdasarkan konsep-konsep
Bahri dan Zain bahwa pengelolaan itu dan prinsip-prinsip pengajaran demi
adalah pengadministrasian, pengaturan tercapainya tujuan pembelajaran agar
atau penataan suatu kegiatan. Pengelolaan efektif. Selain itu menurut Zakiyah Darajat
merupakan terjemahan dari kata dalam Goniyatul (2010 : 16) pengelolaan
“management”. Terbawa oleh derasnya pembelajaran erat kaitannya dengan
arus penambahan kata pungut kedalam pengelolaan kelas yang menjadi
Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut pusat/tempat terjadinya proses belajar
lalu di Indonesiakan menjadi mengajar.
“manajemen”. Proses belajar mengajar didalam
Sardiman AM dalam Abdul Majid kelas pada hakikatnya akan melibatkan
(2012 : 269) Pembelajaran adalah semua unsur yang ada dalam sekolah
rangkaian peristiwa (events) yang bersangkutan. Akan tetapi secara langsung
mempengaruhi pembelajaran sehingga akan terlibat hal-hal sebagai berikut: Guru
proses belajar dapat berlangsung dengan sebagai pendidik, murid sebagai yang
mudah. Pembelajaran merupakan proses terdidik, alat/media yang digunakan,
yang berfungsi membimbing peserta didik situasi dalam lingkungan kelas, sekolah itu
didalam kehidupannya. Yakni sendiri . Guru, murid dan bahan

240
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

merupakan unsur yang dominan dalam pembinaan yang direncanakan untuk


proses pembelajaran. Ketiga unsur ini membantu para guru dan pegawai sekolah
saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi lainnya dalam melakukan pekerjaan
serta tunjang menunjang antara satu mereka secara efektif (Purwanto, 2003).
dengan yang lainnya. Jika salah satu tidak Menurut Jones dalam Mulyasa
ada, kedua unsur yag lain tidak dapat (2003:155), Supervisi merupakan bagian
berhubungan secara wajar dan proses yang tidak terpisahkan dari seluruh proses
pembelajaran tidak akan berlangsung administrasi pendidikan yang ditujukan
dengan baik. Jika proses belajar mengajar terutama untuk mengembangkan
itu ditinjau dari segi kegiatan guru, maka efektivitas kinerja personalia sekolah yang
terlihat guru memegang peranan prima. Ia berhubungan tugas-tugas utama
berfungsi sebagai pembuat keputusan yang pendidikan.
berhubungan dengan perencanaan, Menurut Carter, supervisi adalah
implementasi/pelaksanaan dan penilaian usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
(Abdul Majid, 2012 : 245). memimpin guru-guru dan petugas-petugas
Menurut UU No 13 tahun 2007 lainnya dalam memperbaiki pengajaran,
tentang standar Pengawas Sekolah bahwa termasuk menstimulasi, menyeleksi
Pengawas Sekolah harus memiliki pertumbuhan jabatan dan perkembangan
kompetensi kepribadian, manajerial, guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan
kewirausahaan, supervisi dan sosial, dan pendidikan, bahan pengajaran dan metode
menurut UU No 20 tahun 2003 tentang serta evaluasi pengajaran (Sahartian,
Sistem Pendidikan Nasional Bahwa 2000:17).
pendidikan adalah usaha sadar dan Pengawas Sekolah adalah figur yang
terencana untuk mewujudkan suasana paling menentukan bagi maju mundurnya
belajar dan proses pembelajaran agar sekolah, hal ini karena ia berfungsi
peserta didik secara aktif mengembangkan sebagai leader sekaligus sebagai manajer.
Potensi dirinya untuk memiliki kekuatan Sebagai leader ia harus mampu
spiritual keagamaan, pengendalian diri, menggerakkan, mengarahkan dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, mengoptimalkan kinerja guru agar mereka
serta keterampilan yang di perlukan dapat melaksanakan tugas secara efektif
dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. dan efisien. Sedangkan sebagai manajer,
Supervisi adalah suatu aktivitas Pengawas Sekolah harus mampu membuat

241
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

perencanaan, melaksanakan, mengatur, Efektivitas dan kualitas


mengendalikan, mengawasi, dan implementasi pelayanan supervisi
mengevaluasi pelaksanaan program baik akademik yang dilaksanakan oleh
yang berkenaan dengan program Pengawas Sekolah dapat dilihat melalui
pembelajaran maupun yang berkaitan kualitas pembelajaran para guru dan hal
dengan administrasi sekolah untuk ini dapat dilihat dari : (a) Kemampuan
menunjang tujuan yang telah di tetapkan. merencanakan program belajar mengajar,
Administrasi pendidikan (b) Kemampuan melaksanakan dan
menegaskan bahwa penyelenggaraan dan mengelola proses belajar mengajar, (c)
pengelolaan pendidikan pada dasarnya Kemampuan menilai kemajuan proses
mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, belajar mengajar, (d) Kemampuan
pelaksanaan dan pengawasan/pembinaan. menafsirkan dan memanfaatkan hasil
Dengan demikian berarti bahwa, dalam penilaian atau kemajuan belajar mengajar
usaha meningkatkan kualitas dan dan informasi lainnya bagi
memotivasi terlaksananya proses penyempurnaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran secara optimal, diperlukan belajar mengajar (Sudiarto, 1989:69).
supervisi atau pengawasan dan pembinaan Supervisi akademik Pengawas
yang dilakukan oleh kepala sekolah, Sekolah merupakan upaya seorang
terutama yang berkenaan dengan Pengawas Sekolah dalam pembinaan guru,
perencanaan pelaksanaan program agar guru dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, penggunaan metode dan mengajarnya dengan melalui langkah-
media pembelajaran, penguasaan materi langkah perencanaan, penampilan
pelajaran, penguasaan kelas, serta mengajar yang nyata serta mengadakan
pelaksanaan evaluasi, remedi dan perubahan dengan cara yang rasional
pengayaan. Melalui supervisi, Pengawas dalam usaha meningkatkan hasil belajar
Sekolah dapat memberikan bimbingan dan siswa. Supervisi akademik dilakukan
bantuan secara langsung kepada guru-guru untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan
untuk menstimulasi dan menciptakan tujuan kegiatan pendidikan berjalan
suasana pembelajaran yang kondusif, serta dengan baik ( Mantja, 2002: 114).
mendorong terciptanya kreativitas guru Pada dasarnya supervisi akadimik
dalam meningkatkan kualitas proses dan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah
kualitas hasil pembelajaran. untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan

242
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

oleh guru dan staf di sekolah guna pendekatan kolaboratif adalah perpaduan
meningkatkan hasil pembelajaran yang antara pendekatan Supervisi direktif dan
bermutu. Sedangkan menurut Boardmen non direktif. Dugaan itu benar, jika
dalam Sahartian (2008: 17) supervisi diperhatikan dari aspek tanggung jawab
sekolah adalah suatu usaha terlaksananya kegiatan Supervisi. Artinya
mengkoordinasi dan membimbing secara supervisor dan guru berbagi tanggung
berkelanjutan pertumbuhan guru-guru di jawab. Tugas Supervisi dalam hal ini
sekolah baik secara individu atau secara adalah mendengarkan dan memperhatikan
kelompok, agar lebih mengerti dan lebih secara cermat keluhan guru terhadap
efisien dalam mewujudkan seluruh fungsi masalah perbaikan, peningkatan dan
pengajaran. pengembangan pengajarannya, dan
Supervisi sekolah adalah suatu sekaligus memperhatikan pula gagasan-
teknik pelayanan yang tujuan utamanya gagasan guru untuk mengatasi masalah itu
untuk mempelajari dan memperbaiki selanjutnya. Supervisor dapat meminta
secara bersama semua faktor- faktor yang penjelasan terhadap hal-hal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan diungkapkan guru yang kurang dipahami.
perkembangan anak di sekolah ( Sahartian Selanjutnya ia mendorong guru
2008: 19 ). Supervisi sekolah adalah mengaktualisasikan inisiatif yang
rangkaiyan proses untuk menyediakan dipikirkan untuk memecahkan masalah
bantuan bimbingan dan nasehat yang dihadapinya, atau untuk
profesional kepada guru untuk meningkatkan dan mengembangkan
meningkatkan mutu sekolah yang pengajarannya (Glickman; Gordon &
dilakukan oleh Pengawas Sekolah ( Glickman, 1984).
Eheren 2006: 67 ). Supervisi sekolah Beberapa pakar Supervisi
bertujuan untuk memberikan bimbingan mengemukakan, bahwa gagasan
kepada guru di sekolah, tujuanya untuk pendekatan kolaboratif dalam Supervisi,
meningkatkan hasil pembelaran siswa. diilhami oleh gerakan hubungan instansi
Pengawas Sekolah berperan penting dalam (The Human Relations Movement).
pelaksanaan supervisi, karena seorang Gagasan ini sekaligus merupakan pula
Pengawas Sekolah menentukan berhasil reaksi terhadap praktk model Supervisi
atau tidak suatu sekolah. klasik yang mengatakan bahwa fungsi
Jika diperhatikan secara seksama, Supervisi pengajaran adalan untuk

243
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

mengawasi mutu dengan cara lebih efektif, karena adanya kolgialitas


mengarahkan, menunjukkan, antara supervisor dan guru dalam
mengaharuskan, memantau menilai dan memecahkan masalah pengajaran yang
mengajar (Wiles & Lovell, 1975). Dalam dihadapi para guru. Kesimpulan itu
praktek Supervisi, pendekatan ini disebut memperkuat pendapat Sergiovanni (1976)
juga sebagai Supervisi kolegiat, yang menyatakan bahwa hubungan yang
kesejawatan atau korepatif, yang lebih lebih intensif dan bersifat kolegial
banyak meilhami karya para pakar dipersyaratkan dalam Supervisi
Supervisi klinis (Lovell dan Wiles, 1983: tradiosional. Reavis (1978) dan Thompson
Cagon 1973, 1976 Goldhammer, 1980). (1979) menemukan fakta bahwa Supervisi
Krajewski dan Anderson (1980) harus didasarkan pada kepedulian guru,
melalui berbagai penelitian dan bukan pada kepedulian supervisor.
mengembangkan siklus Supervisi yang Karena itu guru harus dilatih untuk
berbasis hubungan kolaboratif antara menetapkan keutusan secara bebas guna
Supervisi dan guru untuk mengaktifkan mengembangkan sikap profesionalnya,
yang berbasis hubungan kolaboratif antara sehingga terwujud apa yang mereka
supervisor dan guru untuk mengaktifkan namakan Peer Supervision, Hall (1974)
Supervisi. Untuk itu Flanders (1976) melaporkan ditemukan sikap yang lebih
menyebut Supervisi kolaboratif sebagai posistif pada para guru yang disupervisi
Supervisi klinis selanjutnya, ia dengan pendekatan kolaboratof.
menjelaskan bahwa Supervisi kolaboratif Sementara itu, Shuma (1973) menemukan
merupakan kemitraan dalam inkuiri dua dalam penelitiannya bahwa para guru yang
orang yang mengadu alternative, dimana memperoleh perlakukan berdasarkan
supervisor berposisi semangat mitra yang Supervisi kolaboratif memiliki perasaan
lebih berpengalaman untuk proses inkuri. pertumbuhan sebagai gutu. Pertumbuhan
Lerch (1980) dan Werner (1980) itu ditandai dengan adanya hubungan yang
menemukan adanya harapan guru untuk dibangun antara supervisor dan guru, jika
berbagai tanggung jawab dalam proses dibandingkan dengan guru yang tidak
Supervisi, terutama dalam memecahkan pengalami perlakuan semacam itu.
masalah pengajaran yang dihadapi guru. Penelitian yang diadakan oleh
Kedua ahli itu menyimpulkan bahwa Ginkel (1983) terhadap sejumlah guru SD,
pendekatan kolaboratif dalam Supervisi menempatkan pendekatan kolaboratif pada

244
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

peringkat pertama, disamping kedua accepting the existence of varied rates of


pendekatan Supervisi lainnya. Para guru forofessional growth, and consequently,
yang menyatakan bahwa pendekatan Matching types of supervisory behavior to
Supervisi kolaboratif adalah pendekatan these need and stages of professional
yang paling di sukai. Sementara itu pula, growth”.
Glickman (1985) dengan menunjuk Penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Venezky, Glickman (1985), menunjukkan bahwa
Humphries bersama Marsh, menemukan pengalaman mengajar guru memiliki
juga katagori pendekatan Supervisi perananpenting dalam menetapkan pilihan
berdasarkan pengalaman mengajar guru. pendekatan Supervisi. Para guru yang
Ia menyimpulkan, guru yang telah berhasil memotivasi dan keterampilannya rendah
mengembangkan kompetensi dan menilai kecenderungan untuk disupervisi
motivasinya cenderung untuk lebih dengan pendekatan direktif. Mereka yang
menyukai pendekatan Supervisi telah berhasil mengembangkan
kolabotratif. kompetensi dan motivasinya cenderung
Dengan demikian, pendekatan lebih menyukai pendekatan kolaboratif.
Supervisi pengembangan tidak melihat Selanjutnya para guru yang telah memiliki
masing-masing pendekatan (Ditektif, latar belakang pengalaman luas dan
kolaboratif, dan non direktif sebagai kompetensi serta motivasinya tinggi,
pendekatan yang berdiri atau terpilah- maupun bekerja sama atau bekerja sendiri,
pilah, melainkan pendekatan ini dan mampu menemukan cara mendorong
merupakan suatu kebulatan yang berada siswa belajar mendiri. Pendekatan yang
dalam suatu kontinum). Jadi proses sesuai bagi para guru yang tersebut
supervisinya berkembang dari direktif ke terakhir ini adalah pendekatan non
kolaboratif, sehingga mencapai tingkat direktif.
non direktif. Sebagaimana dampak
perkembangan dari perolehan belajar guru, II. Metode Penelitian
(Rossiconne, 1985 : 16) merumuskan Metode dan rancangan penelitian
sebagai berikut “Development supervision tindakan sekolah ini dilakukan dengan
in the process of supervisory behavior that prosedur penelitian berdasarkan pada
is manifested in recognizing individual prinsip Kemmis dan Taggart (1988:10)
teacher’s needs, acknowledging and yang mencakup kegiatan sebagai berikut :

245
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

(1) perencanaan (planning) , (2) peneliti adalah menjelaskan cara


pelaksanaan tindakan (action), 3) pengelolaan KBM yang benar sesuai
observasi (observation) , (4) refleksi dengan petunjuk teknik dan petunjuk
(reflection) atau evaluasi. Keempat pelaksanaan pengelolaan KBM. Setelah
kegiatan ini berlangsung secara berulang itu para guru diminta menunjukkan
dalam bentuk siklus. perangkat pembelajaranpembelajaran yang
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan dimilikinya. Peneliti kemudian
Sekolah memberikan penilaian terhadap perangkat
pembelajaran tersebut, dilanjutkan
kegiatan pengamatan pembelajaran di
kelas, tanya jawab, diskusi dan membuat
kesimpulan akhir kegiatan penelitian.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama
tindakan berlangsung menggunakan
instrumen antara lain lembar observasi
yang dilengkapi dengan catatan lapangan.
Hasil observasi digunakan sebagai data
Dari bagan di atas, dapat dijelaskan
yang bersifat kualitatif untuk menilai
tiap tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
keberhasilan penelitian secara proses yaitu
penelitian tindakan sekolah sebagaimana
peningkatan kemampuan kepala sekolah
diuraikan di bawah ini.
dalam pengelolaan KBM.
1. Perencanaan
4. Refleksi
Rencana penelitian tindakan merupakan
Refleksi dilakukan dengan cara
tindakan yang tersusun, dan dari segi
mengumpulkan semua catatan dan data
definisi mengarah pada tindakan. Rencana
yang diperlukan selama pembelajaran.
bersifat fleksibel karena tindakan sosial
Kemudian semua catatan dan data tersebut
dalam batas tertentu tidak dapat
dianalisis dan hasilnya didiskusikan untuk
diramalkan. Rencana disusun berdasarkan
mengetahui kebenaran data tersebut.
hasil pengamatan awal yang reflektif.
Selain itu hasil refleksi tersebut juga unutk
2. Tindakan
mengetahui kekurangan-kekurangan yang
Tindakan pertama yang dilakukan
masih terjadi selama pembelajaran.

246
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

Dengan demikian peneliti dan guru kelas Selanjutnya ia mendorong guru


menentukan tindakan ulang untuk mengaktualisasikan inisiatif yang
memperbaiki kekurangan tersebut. dipikirkan untuk memecahkan masalah
Tindakan ulang tersebut berupa siklus- yang dihadapinya, atau untuk
siklus lanjutan dari siklus I. Kemudian meningkatkan dan mengembangkan
diadakan refleksi dari data yang diperoleh pengajarannya. Selain itu, teknik
dari lembar observasi untuk mengetahui kelompok dalam kegiatan supervisi
peningkatan kemampuan guru dalam akademik juga dilakukan. Artinya terjadi
pengelolaan KBM setelah tindakan yang diskusi antar guru terkait dengan
telah dilakukan. pembelajaran di kelas. Teknik kunjungan
kelas dan observasi kelas dilakukan oleh
III. Hasil Penelitian dan kepala sekolah baik sebelum proses
Pembahasan pembelajaran hingga setelah evaluasi
Teknik supervisi yang digunakan proses pembelajaran. Kepala sekolah akan
kepala sekolah yaitu menggunakan mengisi form pengamatan yang terdiri dari
pendekatan kolaboratif. Pendekatan form monitoring dan form evaluasi
kolaboratif adalah perpaduan antara perencanaan pembelajaran, form
pendekatan Supervisi direktif dan non pengamatan dan evaluasi proses
direktif. Dugaan itu benar, jika pembelajaran, serta form monitoring dan
diperhatikan dari aspek tanggung jawab evaluasi tindak lanjut dan penilaian
terlaksananya kegiatan Supervisi. Artinya pembelajaran.
supervisor dan guru berbagi tanggung Hasil penelitian menunjukkan
jawab. Tugas Supervisi dalam hal ini beberapa hal penting mengenai
adalah mendengarkan dan memperhatikan kegiatan supervisi akademik dengan
secara cermat keluhan guru terhadap pendekatan kolaboratif yang dilakukan
masalah perbaikan, peningkatan dan kepala sekolah dalam membina guru di
pengembangan pengajarannya, dan SDN 007 Tambusai utara. khususnya
sekaligus memperhatikan pula gagasan- dalam pengelolaan proses belajar
gagasan guru untuk mengatasi masalah itu mengajar (PBM). Kesimpulan akhir dari
selanjutnya. Supervisor dapat meminta pelaksanaan kegiatan supervisi akademik
penjelasan terhadap hal-hal yang dengan pendekatan kolaboratif terhadap
diungkapkan guru yang kurang dipahami. pengelolaan proses belajar mengajar

247
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

(PBM) membuktikan bahwa pengelolaan sebagai bentuk tindak lanjutnya. Untuk


proses belajar mengajar (PBM) dalam itu, kepala sekolah harus menyusun
pendidikan yang tertib dan teratur sangat beberapa langkah berikut: a)melakukan
diperlukan untuk meningkatkan identifikasi kebutuhan bimbingan kepada
kemampuan pengelolaan pembelajaran guru tentang pengelolaan proses belajar
bagi pada guru. Peningkatan kemampuan mengajar (PBM), b)melakukan pertemuan
tersebut akan berakibat positif, yaitu individu dengan guru secara informal
makin meningkatnya efisiensi, mutu dan dalam suasana kemitraan guna melakukan
perluasan pada kinerja di dunia pendidikan bimbingan kepada guru untuk menyusun
tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di berbagai perangkat pembelajaran kelas, c)
atas agar lebih efektif dan efisien perlu melakukan kunjungan kelas/ observasi
informasi yang memadai. Sistem kelas untuk menilai perkembangan
informasi di dunia pendidikan ini kelengkapan guru dalam mengelola proses
menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan belajar mengajar (PBM), d) melakukan
pencatatan data (recording system) dan evaluasi bersama dan refleksi tindak lanjut
pelaporan (reporting system). secara berulang-ulang.
Hasil pelaksanaan kegiatan penelitian Tindak lanjut terhadap guru yang
tindakan sekolah dengan menerapkan belum melengkapi perangkat
kegiatan supervisi akademik dengan pembelajaran kelas adalah dengan
pendekatan kolaboratif terhadap memberikan teguran lisan. Teguran ini
kemampuan guru dalam mengelola proses diberikan kepala sekolah dalam suasana
belajar mengajar (PBM) di SDN 007 kemitraan disertai dengan tenggat
Tambusai utara menunjukkan adanya waktu tertentu untuk melengkapi
peningkatan kemampuan para guru pada perangkat yang kurang. Kepala sekolah
setiap siklusnya. Hal tersebut dibuktikan sekaligus memberikan pemahaman akan
dengan peningkatan hasil penilaian pada arti pentingnya perangkat pembelajaran
setiap siklusnya. bagi guru khususnya proses belajar
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap mengajar (PBM) yang harus dimiliki
kemampuan guru dalam mengelola proses masing-masing guru dalam pelaksanaan
belajar mengajar (PBM), maka kepala kegiatan belajar mengajar.
sekolah perlu refleksi untuk merumuskan Prosedur pelaksanaan supervisi yang
tindakan baru atau rencana bimbingan pertama adalah sosialisasi dengan para

248
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

guru mengenai tujuan dan jadwal dengan menyampaikan temuan-temuan


supervisi, kemudian kepala sekolah dan kepala sekolah sewaktu melakukan
para guru yang ditunjuk membantu observasi kelas dan kunjungan kelas
pelaksanaan supervisi akan melakukan kepada guru yang bersangkutan. Hasil
kunjungan kelas sesuai dengan jadwal temuan tersebut disampaikan melalui cara
yang telah disepakati antara supervisor individu antara kepala sekolah dengan
dengan guru yang bersangkutan. guru. Selain itu, temuan yang sifatnya
Kemudian hasil temuan saat kunjungan umum akan disampaikan melalui rapat
kelas akan didiskusikan antara guru antara kepala sekolah dengan guru.
dengan kepala sekolah dan selanjunta akan Peningkatan kemampuan guru dalam
dilakukan tindak lanjut. Teknik kunjungan pengelolaan proses belajar mengajar
kelas yang dilakukan kepala sekolah (PBM), di mana pada kondisi awal tidak
dengan melakukan penilaian kepada guru ada guru yang mampu menyusun
dengan memberi skor pada setiap proses pengelolaan proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru baik sebelum (PBM) dengan baik hal tersebut
hingga proses penilaian pembelajaran. dibuktikan dengan rendahnya hasil nilai
Analisis hasil supervisi akademik rata-rata yang diperoleh guru-guru yaitu
dengan pendekatan kolaboratif yang 49,50 dan hanya masuk dalam kategori
dilakukan kepala sekolah dengan kurang, pada siklus I meningkat cukup
menganalisa secara bersama hasil signifikan walaupun masih belum ada
supervisi akademik yang telah guru yang dinyatakan mampu mengelola
dilaksanakan. Analisis dan evaluasi hasil proses belajar mengajar (PBM) dengan
supervisi akademik dilakukan antara guru baik, dengan peroleh nilai rata-rata secara
yang di supervisi dengan kepala sekolah. klasikal sebesar 66,83dan masuk dalam
Selanjutnya, hasil supervisi akademik kriteria cukup dan pada siklus terakhir
terkait masalah yang sifatnya umum, menjadi guru atau 100%, dibuktikan
analisis dan evaluasi akan dilakukan dengan perolehan nilai secara klasikal
melalui rapat antara kepala sekolah sebesar 80,17 dalam kriteria nilai baik.
dengan para guru. Selanjutnya, Dari penjelasan tersebut dapat
pelaksanaan analisis dan evaluasi hasil disimpulkan bahwa pada prinsipnya
supervisi akademik di SDN 007 Tambusai pelaksanaan kegiatan supervisi akademik
utara. dilaksanakan kepala sekolah dengan pendekatan kolaboratif yang

249
Karnomo, Indonesian Journal of Basic Education Volume 2 Nomor 2 Juli 2019

dilaksanakan kepala sekolah terbukti dapat Supervisi Pendidikan dalam


rangka Pengembanagan Sumber
meningkatkan kemampuan guru-guru
daya Manusia. Jakarta: Rineka
dalam mengelola proses belajar mengajar Cipta.
(PBM) di SDN 007 Tambusai utara
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar
Kecamatan Tambusai utara Kabupaten dan Teknik Supervisi akademik.
Jakarta: Rineka Cipta.
rokan Hulu Semester I1 Tahun Pelajaran
2017/2018. Jasmani & Syaiful Mustofa. 2013.
Supervisi Pendidikan: Terobosan
Baru dalam Peningkatan Kinerja
IV. Kesimpulan dan Saran Pengawas Sekolah dan Guru.
Jokjakarta: Ar-Ruzz Media.
Melihat data perolehan hasil
penelitian dalam kegiatan penelitian Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989.
tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan supervisi akademik Robbins, Stephen P. dan Timothy A.
Judge. 2009. Perilaku Organisasi
dengan pendekatan kolaboratifyang
Edisi ke-12,Jakarta: Salemba
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap8 Empat.
guru di SDN 027 Tambusai Utara
Suryosubroto. (2002). Proses Belajar
dinyatakan Berhasil meningkatkan Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
kemampuan guru dalam pengelolaan
proses belajar mengajar (PBM). Abdul Majid. 2012. Perencanaan
Pembelajaran Mengembangkan
Disarankan Pengawas Sekolah di
Standar Kompetensi Guru.
lingkungan UPTD Kecamatan Tambusai Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Utara hendaknya lebih mengoptimalkan
UU No 13 tahun 2007 tentang standar
kegiatan-kegiatan kepengawasannya Pengawas Sekolah.
terutama berkenaan dengan pembinaan
UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem
sumber daya personal tenaga pendidikan Pendidikan Nasional.
(guru)
Purwanto, M. Ngalim. 2003. Psikologi
Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Daftar Pustaka
Wiles. Kimball jhon T lovell, 1975.
Kemmis, S. & Mc. Taggart, R. 1988. The Supervision for better schools.
Action Research Planner. Victoria: New jersey. Prentice-hall.
Deakin University Press.
Sahertian. 2008. Konsep Dasar dan Teknik

250

You might also like