Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Sistem informasi merupakan aspek yang tak dapat dipisahkan dari

perkembangan organisasi. Penerapan sistem informasi yang terpadu dapat


membantu organisasi dalam meningkatkan produktivitas kerja dan
membangun komunikasi yang lebih baik. Inilah yang menjadi latar belakang
dibentuknya sistem informasi di tubuh PBSI yang dapat menjembatani
komunikasi antara pengurus PBSI yang ada di pusat dengan 34 pengurus
provinsi yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Di dalam sistem
informasi ini terdapat pengelolaan data keanggotaan PBSI yang akurat
mencakup data atlet, klub, gedung olahraga, pelatih, referee hingga wasit.
Rangkaian informasi penyelenggaraan turnamen di segala tingkatan juga
akan dimuat di sistem ini, sehingga atlet dengan mudah mendaftarkan diri
untuk mengikuti kejuaraan di Tanah Air. Sistem ini akan mulai diterapkan di
PBSI pada tahun 2015 mendatang. Untuk itu, bertepatan dengan
penyelenggaraan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PBSI 2014,
dilangsungkan Sosialisasi Sistem Informasi pada Jumat (12/12) siang di Hotel
Aston Cirebon, Jawa Barat. Training sehari ini kemudian dilanjutkan dengan
Mukernas pada 13-14 Desember 2014. “Sistem informasi ini memiliki banyak
manfaat. Mudah-mudahan sistem ini dapat memudahkan administrasi di
tubuh PBSI dan nantinya akan membantu kita meningkatkan kejayaan
bulutangkis Indonesia,” kata Achmad Budiharto, Wakil Sekretaris Jenderal PP
PBSI dalam sambutannya. “Sistem ini punya peranan penting untuk PBSI,
dengan adanya sistem terpadu, maka kita akan punya data-data yang valid.
Fungsi kedua adalah data turnamen mulai dari tingkat daerah hingga
nasional,” tambah Budiharto. “Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat
membantu fungsi kerja tim keabsahan karena pendaftaran dapat dilakukan
secara online. Namun syaratnya, seluruh informasi harus divalidasi dengan
baik,” pungkasnya. Training dimulai dengan pengenalan sistem informasi
kepada para perwakilan pengurus provinsi. Kemudian tiap pengprov diminta
untuk melakukan simulasi pembuatan sistem penyelenggaraan turnamen.
Dalam sistem ini terdapat berbagai informasi mengenai turnamen tersebut,
mulai dari tanggal, tempat hingga referee yang memimpin jalannya turnamen.
Dalam sistem terpadu ini, tiap klub dapat langsung mendaftarkan pemainnya
dalam turnamen ini, termasuk melakukan pembayaran secara online. “Kami
berharap mudah-mudahan komunikasi antara pengurus pusat dan pengurus
provinsi bisa terjalin lebih teratur dan database juga lebih rapih. Dalam era
modern ini, memang diperlukan upaya untuk memaksimalkan IT,” tutur Basri
Yusuf, Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI. PP PBSI juga memberikan
dukungan berupa penyediaan alat penunjang sistem informasi berupa
perangkat keras dan perangkat lunak yang nantinya akan disebarkan ke
seluruh pengurus provinsi guna mempermudah penerapan sistem informasi di
tiap daerah.

Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Jum'at, 12


Desember 2014 - 21:06 WIB oleh Muhammad Rusjdi dengan judul "PBSI
Sosialisasikan Sistem Informasi". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://sports.sindonews.com/berita/936633/47/pbsi-sosialisasikan-sistem-
informasi

Untuk membaca berita lebih mudah, nyaman, dan tanpa banyak iklan,
silahkan download aplikasi SINDOnews.

Untuk mencegah terjadinya pencurian umur, PBSI Kepri menggelar Sosialisasi dan
Implementasi Sistem Informasi (SI) PBSI. Event ini digelar di GOR Banda Baru, Batam,
Sabtu (11/9).

Ketua Umum PBSI Kepri Sukriadi mengatakan Sistem Informasi (SI) PBSI ini memuat data-
data atlet bulu tangkis. Tujuannya untuk mencegah manipulasi dan pemalsuan data atlet.

“Kepri mendapat kehormatan menjadi yang pertama dalam sosialisasi dan implementasi SI.
Hingga saat ini sudah 254 atlet Kepri teregistrasi dalam SI,” terang Sukriadi.

Ia juga mengatakan kegiatan ini diikuti sejumlah Pengkab/Pengkot PBSI dan klub-klub bulu
tangklis se-Kepri. Terkait dengan pelaksanaan PPKM dan kondisi pandemi, kegiatan ini
menggunakan dua cara, yakni tatap muka dan zoom meeting.

“SI ini punya banyak manfaat bagi atlet. Selain mengatasi pencurian umur, SI juga memuat
ranking, kejuaraan yang boleh dan harus diikuti, juga bermacam hal lainnya,” papar pria
yang akrab disapa Uki ini.

UKi mengakui jika event bulu tangkis saat ini tengah terkendala pandemi. Meski demikian,
Uki mengatakan jika saat ini PBSI tengah sibuk berbenah terkait sistem yang digunakan.

“Alhamdulillah Kepri menjadi yang pertama dari sosialisasi SI. Ini adalah hal yang bagus,
Kepri dipercaya menjadi yang pertama, selanjutnya baru dilakukan ke provinsi lain,”
ungkapnya.
Melalui SI, Uki mengatakan data atlet akan menjadi lebih rapi dan mudah terdeteksi. “Kini
untuk tak harus keluar Kepri jika ingin fokus di bulu tangkis,” kata Uki.

Ia juga mengatakan jika saat ini bulu tangkis menjadi cabor yang diminati oleh generasi
muda. Terutama setelah berhasil menyumbangkan medali emas di Olimpiade dan
Paralympic.

“Atlet Kepri yang tercatat dalam SI, adalah aset di masa depan. Semoga sosialisasi dan
implementasi SI ini akan memberikan manfaat bagi pembinaan bulu tangkis di Kepri di
masa mendatang,” pintanya.

Suasana Sosialisasi dan Impplementasi Sistem Informasi (SI) PBSI yang digelar di GOR
Banda Baru, Sabtu (11/9). (F. Ryan Agung/Batam Pos)
Sementara itu, Subid Sistem Informasi PP PBSI Setio Pertiwanggono menjelaskan SI
adalam sistem yang dimiliki oleh PBSI terkait data atlet. “Ini adalah data atlet yang aktif dan
ikut bertanding di seluruh Indonesia,” terangnya.

“Di dalam SI itu terdapat jumlah perkumpulan, Pengprov, Pengkot/Pengkab, dan juga
jumlah atlet aktif di seluruh Indonesia yang saat ini jumlahnya mencapai 41 ribu,” terang
Setio.

PBSI berharap melalui sosialisasi dan implementasi ini progres meningkatan penambahan
atlet di PBSI Kepri akan semakin meningkat. “Ini akan membuat pelaksanaan kejuaraan di
lingkup PBSI Kepri semakin tertib dan jelas data-data atletny,” katanya.

Melalui SI, banyak hal yang bisa didapatkan oleh atlet bulu tangkis. Salah satunya yang
terpenting adalah atlet tak harus membawa data-data pribadi setiap kali bertading.

“Data pribadi atlet sudah tersimpan di database SI begitu atlet teregistrasi,” ungkap Setio.
“Selain itu, atlet dan klub bisa memanfaatkan SI di mana saja. Selain itu, SI akan membantu
klub untuk melakukan pendaftaran kejuaraan tingkat kota hingga nasional yang
dilaksanakan oleh PBSI,” tambahnya.

Karenanya, lanjut Setio, SI adalah sistem yang sangat banyak manfaatnya. “Cara
registrasinya pun terbilang mudah, klub tinggal melakukan input data, dan pengkab/pengkot
akan melakukan verifikasi,” jelas Setio.

“Selanjutnya verifikasi akan dilakukan oleh badan setingkat diatasnya secara berjenjang
terkait dengan keabsahan dokumen yang dimiliki oleh atlet. Setelah lolos tiga verifikasi
berjenjang, barulah atlet mendapatkan ID yang akan bisa digunakan mengikuti kejuaraan
resmi PBSI,” tegasnya. (*)

You might also like