Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik Manusia, Kendaraan, Dan Lingkungan
Karakteristik Manusia, Kendaraan, Dan Lingkungan
Manusia,
Kendaraan, dan
Lingkungan
Human Characteristics
A major problem that faces transportation engineers
The main components of any mode of when they consider human characteristics or
transportation are human beings,
the vehicle, and the travelway. In the highway
factors—usually referred to as ergonomics—in the
mode, human beings are the drivers and design of transportation systems is the varying skills
pedestrians, the vehicle is the automobile, and the and perceptions of humans using and/or operating
travelway is the the system. This is demonstrated in the wide range of
roadway. Similarly, in rail transportation, human people’s abilities to react to information. Studies
beings are the locomotive have shown that these abilities may also vary in an
drivers, the train is the vehicle, and the travelway is
the railroad. To provide an
individual under different conditions, such as the
efficient and safe transportation system, it is influence of alcohol, fatigue, stress, and time of day.
essential for the transportation Therefore, it is important that the criteria used for
engineer to have adequate knowledge of the design purposes should be compatible with the
characteristics and limitations of capabilities of those that use and/or operate the
those components that are of importance to the transportation system. Transportation engineers must
operation of the system.
have some knowledge of how human beings
function.
T HE HUMAN R ESPONSE PROCESS
Actions taken by operators and users of transportation systems result from their evaluation of, and reaction to,
information they obtain from certain stimuli that they see or hear.
VisualReception
Terkait dengan kemampuan mengemudi, terdapat sejumlah kriteria daya tangkap penglihatan yang
penting yaitu :
Kemampuan melihat objek secara rinci (Visual Acuity)
Kemampuan melihat di luar kerucut penglihatan terjelas (Peripheral Vision)
Kemampuan membedakan warna (Color Vision)
Kemampuan utuk pulih dari silau (Glare Vision and Recovery)
Kemampuan menaksir kecepatan dan jarak (Depth Perception)
Visual Acuity
Visual acuity is the ability of an observer to resolve fine details of an object.
Visual angle (φ) of a given target is given as :
where
L = diameter of the target (letter or symbol)
D = distance from eye to target in the same units as L
Peripheral Vision
Kemampuan manusia melihat objek secara rinci dan jelas adalah pada kerucut
penglihatan 3° - 5°, sedangkan pada kerucut penglihatan 10° - 12° agak jelas. Namun
kemampuan melihat di luar kerucut penglihatan terjelas dapat mencapai hingga 160°. Hal
ini misalnya bermanfaat untuk melihat kaca spion tanpa sepenuhnya memalingkan kepala
ke kiri atau ke kanan.
Color Vision
Kemampuan untuk membedakan warna sangat dibutuhkan oleh pengemudi. Kekurangan dalam
kemampuan membedakan warna ini disebut sebagai buta warna.
Terdapat 4%-8% dari populasi penduduk bumi memliki ketidakmampuan/ kekurangan terhadap
membedakan warna. Warna dasar rambu misalnya digunakan untuk membedakan fungsinya sebagai
rambu peringatan, perintah, atau larangan.
Misalnya untuk mengimbangi warna Kebutaan, rambu lalu lintas biasanya distandarisasi dalam ukuran,
bentuk, dan warna. Standardisasi tidak hanya membantu dalam estimasi jarak tetapi juga membantu
individu yang mengalami buta warna untuk mengidentifikasi tanda.
Glare Vision and Recovery
Silau dapat menganggu pandangan. Hal ini dapat terjadi pada siang ataupun malam hari.
Di siang hari sumber silau adalah matahari. Di malam hari sumber silau adalah lampu kendaraan dari
arah lawan.
Media pereduksi silau dapat menimbulkan masalah baru yaitu berkurangnya kebebasan samping
jalan.
Depth perception
is the ability of an individual to estimate speed and distance. This characteristic is of more
importance on two-lane highways during passing maneuvers, when the lack of accurate speed and
distance estimation may result in head-on crashes. Depth perception also influences the individual’s
ability to differentiate between objects. The human eye is not reliable for estimating absolute values
of speed, distance, size, and acceleration.
Gerakan menyiap, menetapkan celah yang aman untuk melintasi simpang, melakukan gerakan
menyatu (merging) , dsb.
Hearing perception
occurs when the ear receives sound stimuli; hearing perception is important when warning sounds are
given. Loss of some hearing ability is not of significant importance in the design and operation of
transportation systems as it can normally be corrected by a hearing aid.
Persepsi dapat dibagi menjadi dua bagian: penundaan persepsi dan interval
appersepsi. Penundaan persepsi (perception delay) adalah waktu antara saat
melihat dan titik persepsi. Interval appersepsi (apperception interval) adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menentukan bahwa terdapat potensi bahaya.
Waktu reaksi juga dibagi menjadi dua bagian reaksi dan reaksi total-di mana
reaksi termasuk ke dalam reaksi total. Reaksi melibatkan komponen analisis dan
pengambilan keputusan dari proses reaksi pengemudi. Reaksi total meliputi
reaksi ditambah respon pengendalian aktual (misalnya menginjakkan kaki pada
rem). Nilai untuk waktu persepsi-reaksi yang biasa digunakan ialah 2,5 detik.
Vanstrum dan Caples (1971) menguraikan sebuah model mengemudi sederhana yang
berguna dalam memahami hubungan antara perilaku berkendara dan kemungkinan
mengantsipasi kecelakaan.
Memperlihatkan sebuah mobil yang terletak pada sebuah jalur, bergerak pada suatu kecepatan di
mana mobil tersebut akan mencapai jarak 1 selama waktu persepsi, jarak 2 selama waktu yang
dibutuhkan untuk mengambil keputusan, jarak 3 selama waktu reaksi. Jarak 4 mempresentasikan
jarak berhenti minimum. Posisi huruf T adalah titik terakhir di mana tindakan dapat diambil untuk
menhindari kecelakaan.
Batas aman pengemudi adalah jarak AM dan kesalahan (error) persepsi dari pengemudi terhadap
situasi adalah jarak MT. jika AT bernilai negative, kecelakaan tidak dapat dihindari.
Karakteristik
Kendaraan
Karakteristik Kendaraan
Contoh :
Kriteria untuk desain geometrik jalan dan tebal perkerasan
didasarkan pada:
1. Karakteristik statis kendaraan : berat dan ukuran kendaraan
2. Karakteristik kinematis kendaraan : percepatan
3. Karakteristik dinamis kendaraan: tahanan yang terjadi
atau
Contoh Soal :
𝑑𝑣
= 33 − 0,04𝑣
𝑑𝑡
Dimana v adalah kecepatan kendaraan dalam satuan ft/detik. Jika kecepatan
kendaraan saat itu adalah 45 mil/jam, hitunglah kecepatannya setelah 5 detik
dilakukan akselerasi, dan berapakah jarak yang ditempuh selama waktu tersebut?
4
3. KARAKTERISTIK DINAMIS KENDARAAN
Terdiri atas:
1. Air Resistance
2. Grade Resistance
3. Rolling Resistance
4. Curve Resistance
5. Power Requirement
Resistansi Udara (Air Resistance)
The air in front of and around a vehicle in motion causes resistance to the movement of the
vehicle, and the force required to overcome this resistance is known as air resistance. The
magnitude of this force depends on the square of the velocity at which the vehicle is traveling and
the cross-sectional area of the vehicle. It is related to the cross-sectional area of the vehicle in a
plane that is perpendicular to the direction of motion. It has been shown by Claffey that this force
can be estimated from Equation
0,5 (0,00772 . 𝜌. 𝐶 . 𝐴. 𝑣 )
𝐹𝑎 =
𝑔
Where,
Fa =air resistance in force (N)
ρ = density of air (1.227 kg/m3) at sea level: less at higher elevations
CD = aerodynamics drag coefficient (current average value for passenger cars is 0.4, for
trucks this value ranges from 0.5 to 0.8 but a typical value is 0.5)
A = frontal cross-sectional area (m2)
v = speed of automobile (km/h)
g = acceleration of gravity (9.81 m/s2)
Fr = (Crs + 0.0772. Crv. v2)W
Where,
Fr = rolling resistance force (N)
Crs = constant (typically 0.012 for passenger cars)
Crv = constant (typically 6.99 106 s2/m2 for passenger cars)
v = vehicle speed (km/h)
W = gross vehicle weight (N)
0,5 (0,00772 . 𝑣 )𝑊
𝐹𝑐 =
𝑔𝑅
Fc = curve resistance (N)
u = vehicle speed (km/h)
W = gross weight of vehicle (kg)
g = acceleration of gravity
R = radius of curvature (m)
Resistansi Kemiringan adalah komponen berat kendaraan yang
yang bekerja pada permukaan jalan. Gesekan antara ban
kendaraan dan aspal jalan menciptakan sebuah gaya yang bekerja
dalam arah yang berlawanan dengan arah pergerakan maju.
0,278 𝐹. 𝑣
𝑃=
76,04
Where,
P = horsepower delivered (hp)
F = sum of resistances to motion (kg)
v = speed of vehicle (km/h)
Jarak Pengereman
Untuk mengoperasikan kendaraan dengan aman dan efisien,
pengemudi harus memiliki kemampuan melihat ke arah depan dengan
jelas. Dengan demikian, harus tersedia jarak penglihatan (jarak
pandang) yang cukup panjang sehingga pengemudi dapat
menjalankan dan mengendalikan kendaraannya dengan aman.
Soal-soal
2
3