Professional Documents
Culture Documents
Indonesian Journal of Chemical Research
Indonesian Journal of Chemical Research
Indonesian Journal of Chemical Research
Adsorpsi Pewarna Biru Metilena dan Jingga Metil Menggunakan Adsorben Zeolit Alam Ende –
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Adsorption Methylene Blue and Methyl Orange Using Natural Zeolite from Ende – East Nusa
Tenggara (NTT) as an Adsorbent
Abstrak (Indonesian)
Limbah yang berasal dari industri tekstil dianggap sebagai sumber potensial
pencemaran lingkungan khususnya air karena mengandung pewarna yang berbahaya.
Dalam penelitian ini zeolit alam digunakan sebagai alternatif adsorben yang efektif
dan efisien untuk mengatasi pencemaran akibat pewarna biru metilena dan jingga
metil. Aktivasi zeolit alam dilakukan dengan larutan HCl 3 M dan dikarakterisasi
menggunakan difraksi sinar-X (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM).
Sementara proses adsorpsi biru metilena dan jingga metil dipelajari pada variasi bobot
adsorben, waktu kontak, dan pH. Konsentrasi zat pewarna yang tertinggal dalam
larutan diamati dengan instrumen Spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi zeolit alam dalam menjerap biru metilena
sebesar 21,189 mg/g dan dan jingga metil sebesar 18,208 mg/g. Kondisi optimum
adsorpsi biru metilena dan jingga metil dicapai dengan bobot adsorben berturut-turut
0,3 g dan 0,4 g, waktu kontak berturut-turut 60 menit dan 90 menit, serta pH berturut-
turut 6 dan 2. Faktor bobot adsorben, waktu kontak, dan pH memberikan pengaruh
terhadap penjerapan biru metilena maupun jingga metil oleh zeolit alam Ende.
Kata Kunci: Zeolit alam, aktivasi, adsorpsi, biru metilena, jingga metil.
negara (Riyadi dkk., 2013). Akan tetapi, Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai adsorben
perkembangan industri tekstil dapat memberikan limbah dalam cairan telah dilakukan dan hasilnya
dampak negatif terhadap lingkungan jika tidak menunjukkan bahwa kualitas zeolit alam Ende
diimbangi dengan pengolahan limbah pewarna sebagai adsorben tidaklah berbeda dengan zeolit yang
selama proses produksi. Limbah pewarna cair dari umumnya digunakan dalam penelitian yang berasal
industri tekstil akan memberikan kontribusi besar dari daerah Bayah dan Cikalong (Ngapa dkk., 2016).
terhadap pencemaran lingkungan (Kahoul dkk., Penelitian adsorpsi pewarna anion (jingga metil)
2018). menggunakan zeolit NaA/CuO menunjukkan
Penggunaan zat warna sintetis pada industri ini efisiensi adsorpsi zeolit terhadap limbah mencapai
merupakan strategi alternatif disebabkan sifatnya 98% (Mekatael dkk., 2015).
yang lebih stabil dibandingkan pewarna alami, Untuk lebih mengoptimalkan pemanfataan zeolit
mudah memperolehnya, dan harga yang relatif tidak alam Ende, maka diperlukan kajian mendalam
mahal (Beldean-Galea dkk., 2018). Pewarna organik mengenai potensi dan karakterisasinya sebagai
seperti biru metilena dan jingga metil adalah pewarna adsorben. Zeolit alam memiliki rasio Si/Al yang
yang paling banyak digunakan. Kemampuan besar namun masih mengandung pengotor dalam
penyerapan kain terhadap pewarna sekitar 80-85%, bentuk oksida logam sehingga luas permukaannya
dan sisanya akan hilang dalam proses pencucian menjadi rendah. Mengatasi hal tersebut diperlukan
(Rosyida dan Zulfiya, 2013). Limbah pewarna suatu perlakuan aktivasi dengan tujuan dapat
sintetis yang dilepaskan ke dalam air akan menjadi meningkatkan kemampuan adsorpsinya.
bahaya besar bagi kesehatan manusia dan lingkungan Berdasarkan latar belakang maka dilakukan
karena sifat toksisitas dan bahkan penelitian sehingga didapatkan data karakterisasi
karsinogenisitasnya, serta sulit didegradasi oleh zeolit alam Ende. Selain itu, kemampuan adsorpsi
mikroorganisme (Lv dkk., 2019). zeolit alam Ende juga perlu diketahui tidak hanya
Selama beberapa tahun terakhir ada beberapa pada pewarna kation (biru metilena) tetapi juga
metode yang telah dikembangkan untuk kemampuan adsorpsinya terhadap pewarna anion
mengendalikan dan menghilangkan limbah pewarna (jingga metil). Penelitian ini juga merupakan salah
yang terdapat di perairan seperti ultrafiltrasi (Liu satu upaya dalam mengatasi pencemaran yang
dkk., 2018), koagulasi (Zhang dkk., 2014), disebabkan oleh limbah pewarna tekstil.
elektrokimia (Kaushik dan Malik, 2011), dan
adsorpsi (Hossainn dkk., 2016). Di antara metode
METODOLOGI
yang dikembangkan tersebut, adsorpsi dipilih sebagai
metode yang paling potensial dilakukan karena Alat dan Bahan
pengoperasiannya yang mudah, efisiensi tinggi, dan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
biaya yang rendah, serta tidak menimbulkan efek adalah sentrifuse Kokusan H-107, shaker Titramax
samping yang berbahaya (Fu dkk., 2016). 101, SSA (Spektrofotometer Serapan Atom)
Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu Shimadzu AA-7000, spektrofotometer UV-Vis
molekul (adsorbat) pada permukaan zat lain Shimadzu 1700, Scanning Electron Microscope
(adsorben) disebabkan adanya gaya tarik menarik (SEM) Carl-Zeiss Bruker EVO MA10, X-Ray
antara kedua zat tersebut. Inovasi adsorben yang Diffraction (XRD) D4 Bruker, neraca analitik, tanur,
dikembangkan adalah sumber daya alam mineral oven, dan peralatan gelas.
yang memiliki kemampuan penyerapan tinggi, Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
mudah diperoleh dengan biaya murah, dan adalah adsorben zeolit alam Ende, HCl p.a Merck
ketersediaannya berlimpah. Kriteria tersebut ada pada 38%, aquades, indikator pH universal, biru metilena
zeolit alam (Lu dkk., 2016). Merck 115943, dan jingga metil C. I. 13025.
Zeolit merupakan mineral alumino silikat
Prosedur kerja
berbentuk tetrahedral TO4 (T = Al, Si) yang terhidrasi Preparasi Sampel Zeolit ALam
dalam logam-logam alkali dan alkali tanah Sampel zeolit alam diubah ukurannya menjadi
(Gougazeh and Buhl, 2014). Zeolit alam yang serbuk halus dengan ukuran butir lolos ayakan 200
tersebar di kabupaten Ende – NTT sekitar 20 juta ton. mesh, dicuci dengan akuades, kemudian dikeringkan
Cadangan yang cukup besar tersebut dapat dalam oven pada suhu 110 oC selama 4 jam, dan
dimanfaatkan secara maksimal untuk keperluan di disimpan dalam desikator untuk pemakaian
bidang lingkungan (Arryanto dkk., 2012). selanjutnya.
meningkatkan kualitas zeolit alam diperlukan proses untuk mordenit, serta intensitas klinoptilolit
aktivasi. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan muncul pada sudut , dan .
oksida logam yang terjerap dan menutupi permukaan Puncak-puncak dengan intensitas tertinggi dimiliki
zeolit sehingga bidang kontak menjadi lebih besar. oleh mordenit hal ini mengindikasikan bahwa
Penambahan luas bidang kontak dapat meningkatkan mordenit merupakan jenis zeolit alam dengan
kemampuan zeolit sebagai adsorben (Wang dkk., kelimpahan besar yang tersebar di Ende.
2009). Morfologi partikel kristal diamati dengan SEM
(Scanning Electron Microscope) pada perbesaran
Karakterisasi Zeolit Alam Ende 3000 kali. Gambar 2 menunjukkan morfologi
XRD merupakan suatu metode analisis kualitatif permukaan zeolit alam Ende. Indikator zeolit alam
dan kuantitatif yang berfungsi untuk menganalisis berdasarkan pengamatan SEM ditunjukkan dengan
struktur serbuk zeolit. Semua material yang material berupa susunan lembaran pipih berbentuk
mengandung kristal tertentu apabila dianalisis dengan seperti batangan dengan susunan menumpuk dan
XRD akan menghasilkan puncak-puncak yang khas. acak (Mansouri dan Rikhtegar, 2013).
Difraktogram hasil analisis zeolit alam sebelum dan
sesudah diaktivasi ditampilkan pada Gambar 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
untuk Penyerapan Biru Metilena dan Jingga metil
Konsentrasi biru metilena dan jingga metil
secara kualitatif dapat dibandingkan dari intensitas
warnanya yang akan memudar ketika proses adsorpsi
berakhir, dan secara kuantitatif penentuan diukur
dengan spektrofotometer UV-Vis pada kisaran
panjang gelombang 600 – 700 nm untuk biru
metilena, dan 300 – 600 nm untuk jingga metil.
Panjang gelombang maksimum biru metilena dan
jingga metil berturut-turut diperoleh pada pada 664
nm dan 463 nm.
maka semakin luas permukaan (tapak aktif zeolit) Penentuan Waktu Kontak Optimum
tersebut sehingga semakin besar kemungkinan terjadi Penentuan waktu kontak optimum bertujuan
adsorpsi. Namun setelah bobot optimum terjadi untuk mengetahui waktu yang diperlukan dalam
penurunan kadar zat pewarna yang terjerap. mencapai kesetimbangan adsorpsi biru metilena dan
Penurunan tersebut disebabkan tidak semua sisi aktif jingga metil oleh adsorben zeolit alam. Umumnya
terisi oleh adsorbat. Sisi aktif dalam jumlah yang semakin lama waktu kontak antara adsoben dan
besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk adsorbat, maka akan meningkatkan jumlah adsobat
mencapai keadaan setimbang (Moradi, 2017). yang terjerap. Kontak adsorben zeolit dalam
Kapasitas adsorpsi tertinggi diperoleh saat mengadsorpsi biru metilena dan jingga metil
semua sisi aktif dari adsorben telah terisi oleh mengalami kenaikan berturut-turut pada 60 menit dan
adsorbat. Pada proses adsorpsi biru metilena dan 90 menit (waktu kontak optimum), kemudian
jingga metil, kapasitas adsorpsi tertinggi diperoleh mengalami sedikit penurunan di menit berikutnya.
dengan bobot adsorben yang kecil. Penambahan Setelah melewati waktu optimum, sisi aktif pada
bobot adsorben dapat meningkatkan sisi aktif, permukaan zeolit telah diisi penuh oleh sejumlah
sehingga memungkinkan adanya sisi aktif yang adsorbat sehingga penambahan waktu adsorpsi hanya
masih belum berinteraksi dengan adsorbat dan akan memengaruhi sedikit peningkatan pada
menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas kapasitas adsorpsinya atau cenderung konstan.
adsorpsi. Oleh karena itu, pada hasil penelitian ini Pengaruh waktu kontak terhadap kapasitas adsorpsi
sampel dengan bobot adsorben yang tinggi tidak zeolit alam terhadap biru metilena dan jingga metil
menghasilkan kapasitas adsorpsi yang tinggi. disajikan pada Tabel 2.
Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh
Riwayati, dkk (2019), pengaruh bobot adsorben Tabel 2. Kapasitas adsorpsi zeolit alam terhadap biru
terhadap kapasitas adsorpsi menunjukkan bahwa metilena dan jingga metil pada berbagai waktu
terjadi peningkatan penyerapan zat warna dengan kontak
meningkatnya bobot adsorben abu alang-alang Kapasitas Adsorpsi (mg/g)
Waktu Kontak
teraktivasi asam sulfat. Biru Jingga
(menit)
Metilena metil
30 11,825 9,467
60 12,978 9,713
90 11,891 10,815
120 11,675 10,014
150 11,228 9,624
merupakan kapasitas adsorpsi terbesar utk adsorbat tersebut yang teradsorpsi (kapasitas adsorpsi). Tabel
jingga metil dan selanjutnya terjadi penurunan 4 menunjukkan kapasitas adsorpsi zeolit alam pada
pada rentang pH = 4 – 10. variasi konsentrasi awal adsorbat.
Kondisi pH larutan mengakibatkan perubahan Kapasitas adsorpsi zeolit alam terhadap biru
distribusi muatan pada adsorben dan zat warna metilena dan jingga metil yang teradsorpsi meningkat
sebagai akibat terjadinya reaksi protonasi dan bertambahnya konsentasi awal adsorbat. Hal ini
deprotonasi gugus-gugus fungsional (Nurhasni dkk, disebabkan makin tinggi konsentrasi adsorbat maka
2018). Pada kondisi asam (pH < 7) ion Cl- terlepas makin banyak pula jumlah biru metilena dan jingga
sehingga keadaan larutan bermuatan positif dan metil dalam larutan yang teradsorpsi
interaksi elektrostatik antara adsorbat dan adsorben Kemampuan zeolit dalam menjerap suatu
menjadi besar. Sedangkan pada pH yang kebih adsorbat dipengaruhi oleh sifat zeolit tersebut. Zeolit
besar pelepasan ion Cl- akan terhambat akibat dengan aktivasi kimia memberikan nilai mutu yang
tertekan oleh ion OH- dalam larutan sehingga telah memenuhi standar. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pengotor seperti uap air dan mineral lain yang
interaksi antara adsorben dengan pewarna menjadi
dapat menggangu proses penjerapan cenderung
kecil. Selain itu, pada kondisi tersebut sisi aktif
sedikit sehingga zeolit mampu mengadsorpsi lebih
zeolit mengalami titik jenuh (Hu dkk., 2012).
banyak molekul biru metilena dan jingga metil. Mutu
Kapasitas adsorpsi dan penyerapan biru metilena dan
zeolit alam yang baik tersebut dibuktikan dengan
jingga metil pada variasi pH ditunjukkan pada Tabel
hasil pengujian terhadap penjerapan biru metilena
3.
dan jingga metil yang menghasilkan nilai kapasitas
adsorbsi yang besar. Kapasitas adsorpsi biru
Tabel 3. Kapasitas adsorpsi zeolit alam terhadap biru
metilena dan jingga metil mencapai nilai tertinggi
metilena dan jingga metil pada berbagai pH kontak
yakni berturut-turut 21,189 mg/g dan 18,208 mg/g.
Kapasitas Adsorpsi (mg/g)
pH Biru Jingga Tabel 4 Kapasitas adsorpsi zeolit alam terhadap biru
Metilena metil metilena dan jingga metil pada variasi
2 11,407 11,427 konsentrasi awal
4 12,823 10,325 Kapasitas Adsorpsi (mg/g)
Konsentrasi
6 13,298 10,011 adsorbat Biru Jingga
8 13,014 9,763
(mg/L) Metilena metil
10 12,115 8,728
100 8,655 6,409
200 11,751 8,132
Ikatan antara adsorben zeolit dan adsorbat zat
400 14,218 11,427
warna yang terjadi penelitian ini adalah ikatan Van
600 16,013 14,503
der Waals. Ikatan Van der Waals didefinisikan
800 21,017 17,113
sebagai gaya tarik antar molekul akibat tarikan dipol-
1000 21,189 18,208
dipol. Molekul dipolar cenderung untuk bergabung
dengan molekul tetangganya, hingga kutub negatif
Penentuan isoterm adsorpsi biru metilena dan
suatu molekul mendekati kutub positif molekul
jingga metil oleh zeolit alam dianalisis dengan
lainnya. Zeolit alam mengandung muatan negatif dan
menggunakan dua model isoterm adsorpsi yaitu
muatan positif dalam jumlah tertentu. Adsorbat yang
model Langmuir dan Freundlich. Isoterm Langmuir
memiliki muatan negatif akan berikatan dengan
berdasarkan adsorpsi monolayer pada sisi aktif
muatan positif dari zeolit alam, sedangkan adsorbat
adsorben yang homogen, sedangkan isoterm
yang memiliki muatan positif akan berikatan dengan
Freundlich menggambarkan adsorpsi pada
muatan negatif dari zeolit alam.
permukaan heterogen. Bentuk linier dari persamaan
Freundlich dinyatakan dalam persamaan 2.
Penentuan Isoterm Adsorpsi
Penentuan isoterm adsorpsi dilakukan untuk
menentukan hubungan antara konsentrasi adsorbat (2)
dan tingkat penyerapannya ke permukaan adsorben
pada suhu kamar. Hasil yang diperoleh menunjukkan Dimana Ce adalah konsentrasi kesetimbangan
bahwa kenaikan konsentrasi awal biru metilena dan adsorbat (mg/L), qe adalah kapasitas adsorpsi pada
jingga metil diikuti dengan kenaikan jumlah zat kesetimbangan (mg/g), Kf dan n adalah konstanta dan
intensitas adsorpsi. Bentuk linier persamaan isoterm optimum terjadi pada pH 6 dan 2. Faktor bobot
Langmuir seperti pada persamaan 3. adsorben, waktu kontak, dan pH memberikan
pengaruh secara simultan baik untuk penjerapan biru
(3) metilena maupun jingga metil.