Professional Documents
Culture Documents
E1B118065 - KOMALA PUTRI-dikonversi
E1B118065 - KOMALA PUTRI-dikonversi
DI SUSUN OLEH:
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. Kebijakan K3 Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Kebijakan K3 adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau
pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad
melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional. Kebijakan K3 dibuat melalui proses
konsultasi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang kemudian harus dijelaskan dan
disebarluaskan kepada semua tenaga kerja,pemasok dan pelanggan. Kebijakan K3 bersifat
dinamik dan selalu ditinjau ulang dalam rangka peningkatan kinerja K3.
Tempat kerja yang aman dan sehat membutuhkan keterlibatan dankomitmen semua pihak
serta melibatkan kemitraan yang sedang berlangsung antara manajemen, dan tenaga kerja atau
perwakilannya. Hal ini harus dinyatakan dalam kebijakan umum yang menyatakan komitmen
organisasi terhadap K3 dan bagaimana cara untuk mencapai komitmen tersebut. Kebijakan
tersebut harus juga memuat tujuan untuk membuat tempat kerja yang bebas dari cedera dan
penyakit.
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah dimengerti
serta diketahui oleh seluruh karyawan rumah sakit. Manajemen rumah sakit mengidentifikasi
dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk
terlaksananya program K3 di rumah sakit. Kebijakan K3 di rumah sakit diwujudkan dalam
bentuk wadah K3RS dalam struktur organisasi rumah sakit (Menkes RI, 2007).
Penentu kebijakan tidak cukup dengan sekedar menetapkan peraturan tertulis mengenai
kebijakan yang diberlakukan, akan tetapi harus pula dipaparkan secara detail tentang aturan
dan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan. Agar hal tersebut dapat
berjalan dengan baik, maka diperlukan sarana untuk mengevaluasi setiap metode dan
prosedur-prosedur yang dijalankan, untuk melihat efektifitas penggunaan metode dan
prosedur tersebut (Ridley, 2006: 43).
Kebijakan yang ditetapkan seharusnya menyatakan tujuan penerapannya dengan jelas untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan orang-orang yang terlibat atau terkait dengan kegiatan
perusahaan, misalnya pekerja, kontraktor, tamu, perusahaan tetangga, masyarakat sekitar dan
sebagainya. Kebijakan perlu didiskusikan kepada setiap pekerja, mengindikasikan sumber-
sumber pakar keselamatan kerja, disosialisasikan serta menyebutkan bagian-bagian penting
yang dapat dilakukan untuk mencapai kondisi kerja yang aman (Ridley, 2006: 43-44).
Keputusan WHO di Ottawa Kanada tentang promosi kesehatan tahun 1986 (Ottawa Charter)
menekankan bahwa advokasi di bidang kesehatan harus dilakukan oleh pimpinan organisasi
kesehatan sehingga lembaga pemerintah nonkesehatan akanlebih menyadari perannya untuk
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya masing-masing
(Muninjaya, 2004: 15).
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 RS, perlu disusun strategi antara lain
(Menkes RI, 2007):
a. Advokasi sosialisasi program K3 RS.
b. Menetapkan tujuan yang jelas.
lingkungan RS.
e. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak.
pencegahan.
h. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.
2. Perencanaan K3
Pekerjaan
1. Memakai APD
penyediaan air
sepatu kerja, sarung
bersih, berupa
1. Tertimpa material dan alat tangan, masker,
pembuatan sumur
kerja kaca mata, helm,
10. bor, pembuatan
2. Terjatuh 2. Menyediakan kotak
menara air, instalasi
P3K
saluran air bersih,
3. Menyediakan
pembuatan ground
scaffolding
tank
1. Memakai APD
Pekerjaan saluran sepatu kerja, sarung
air limbah berupa 1. Tertimpa material dan alat tangan, masker,
pembuatan IPAL, kerja kaca mata, helm,
11.
Biofil instalasi 2. Terjatuh 2. Menyediakan kotak
lengkap, instalasi P3K
saluran limbah 3. Menyediakan
scaffolding
1. Memakai APD
1. Terjatuh saat pemasangan sepatu kerja, sarung
Pekerjaan penangkal alat tangan, masker,
12.
petir 2. Tertimpa material kaca mata, helm,
3. Terkena alat kerja body hardnes,
2. Kotak P3K
Menggunakan sepatu
Pekerjaan saluran 1. Terjatuh/terpeleset
13. safety, helm, kacamata,
drainase 2. Terkena alat kerja
sarung tangan
1. Memakai APD
1. Tertimpa atau terkena
sepatu safety,
material berbahaya dan alat
Pekerjaan masker, kacamata,
14. kerja
pengecatan sarung tangan,
2. Terjatuh dari ketinggian
scaffolding
2. Kotak P3K
Daftar Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dan dipenuhi dalam melaksanakan Paket
Pekerjaan ini adalah :
• Undang-Undang No. 14 Tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan
Pembinaan Norma Keselamatan Kerja.
• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
• Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, tentang Jasa Konstruksi.
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
• Peraturan Menteri PU No.09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
• SNI 19-0231-1987 Kegiatan Konstruksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.
• SNI 19-3994-1995 Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan.
• SNI 191957-1990 Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja
• SNI 19-1961-1990 Peraturan Khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
• Permenkes No. 66 Tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit
• Kepmenkes No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit
• Kepmenkes No. 432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Standar Pedoman Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
• Undang-Undang N0.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit .
• PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
• Undang-undang 13 Tahun 2003 tentang Tenaga Kerja
3) Sasaran dan Program K3
Sasaran Umum
a) Nihil kecelakaan kerja yang fatal (Zero Fatal Accident) pada pekerjaan konstruksi
b) Menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman (bebas dari kecelakaan dan bahaya)
c) Menciptakan keseimbangan antara kenyamanan bekerja dengan produktifitas pekerja
d) Kebijakan K3 yang diimplementasikan secara menyeluruh pada tiap unit
e) Meminimalisir peluang terjadinya PAK
Sasaran Khusus
a) Melaksanakan Rencana K3 secara berkelanjutan dengan menyediakan kebutuhan
sarana K3 (APD, rambu-rambu, spanduk, pagar pengaman) secara konsisten
b) Melakukan inspeksi secara berkala dan terus menerus untuk menjamin pelaksanaan
K3 berjalan sesuai dengan rencana
c) Memastikan semua pekerja dan untuk mematuhi peraturan K3
d) Menjamin adanya perbaikan pada setiap temuan
Program K3
a) Membentuk struktur organisasi K3
b) Identifikasi dan pengendalian sumber bahaya ditempat kerja
c) Pemantauan dan pengendalian kondisi tidak aman ditempat kerja
d) Menyediakan sarana dan prasarana K3 ditemapat kerja
e) Melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala
f) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan
g) Pengobatan pekerja yang menderita sakit
h) Identifikasi, pemantauan dan pengendalian dampak lingkungan
4) Pengendalian Operasional K3
Uraian Tanggung Jawab:
3. Struktur Organisasi K3
PENANGGUNG JAWAB
HR MANAGER
SEKRETARIS
AHLI K3 UMUM
KOORDINATOR
HR SUPERVISOR
➢ SEKRETARIS
a) Membuat undangan rapat dan notulen.
b) Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
c) Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
d) Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya
program-program K3.
e) Membuat laporan ke Disnakertrans setempat maupun instansi lain yang bersangkutan
dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.
➢ KOORDINATOR
a) Memimpin dan bertanggung jawab seluruh kegiatan pada saat terjadi keadaan darurat.
b) Membuat laporan tertulis kronologis kejadian, setelah tanggap darurat dinyatakan
selesai.
c) Meminta bantuan ke Unit Pemadam Kebakaran dan Polisi.
d) Mengumumkan Kondisi darurat dan Evakuasi dilaksanakan.
e) Menetapkan dan Mengeluarkan biaya dalam kondisi darurat.
f) Memastikan rujukan ke Rumah Sakit terdekat.
g) Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan.
h) Menghubungi Instansi penting terkait SAR, RS, Dinas Damkar.
i) Memutuskan dan mengumumkan kondisi sudah aman kembali
➢ TIM EVAKUASI
a) Bertanggung jawab terhadap keberadaan rambu petunjuk evakuasi.
b) Bertanggung jawab terhadap jumlah pegawai yang berada didalam gedung/tempat
kerja.
c) Pada saat alarm berbunyi, kepala regu evakuasi segera mengkoordinir anggotanya
untuk mengevakuasi karyawan menuju ketempat berhimpun (Muster Point).
d) Melakukan penyisiran semua ruangan untuk meyakinkan bahwa semua ruangan telah
dikosongkan.
e) Melakukan absensi di tempat berhimpun (Muster Point) untuk meyakinkan bahwa
semua orang telah meninggalkan kantor
➢ TIM P3K
a) Memantau semua karyawan yang sedang dievakuasi di tempat berhimpun.
b) Memberikan pertolongan / pengobatan bila ada karyawan yang luka.
c) Memberikan pertolongan / pengobatan bila ada pengguna jalan yang luka.
d) Memimpin tindakan pertolongan pertama pada korban yang ada di tempat berhimpun
(muster point).
e) Mengirim korban ke Rumah Sakit bila diperlukan.
f) Menyiapkan obat-obatan (P3K).
➢ TIM KEBAKARAN
a) Bertanggung jawab terhadap jumlah dan kondisi APAR yang ada di tempat kerja.
b) Bertanggung jawab terhadap penempatan APAR di area lokasi tempat kerja.
c) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pemadaman api (kecil).
d) Melakukan cek list secara berkala terhadap Apar.
e) Memimpin regu pemadam untuk memadamkan api yang ada dan mematikan aliran
listrik.
f) Meminta tambahan Apar bila dirasa kurang.
g) Mengkoordinir regu pemadam, bila titik api ada di beberapa tempat.
h) Menempatkan APAR di lokasi yang strategis, sehingga mudah digunakan saat terjadi
kondisi darurat.
i) Bekerja sama dengan anggota regu pemadam untuk memadamkan api di lokasi yang
paling dekat dengan tempat kerjanya saat itu.
j) Pada saat alarm berbunyi segera menuju lokasi kebakaran dan memadamkan api
sesuai jenis api yang timbul.
➢ TIM LOGISTIK
a) Mensuplay perlengkapan pertolongan pertama
b) Membawa segala obat darurat yang diperlukan
c) Menyediakan keperluan darurat yang diperlukan korban
➢ TIM TRANSPORTASI
a) Bertugas memastikan jumlah dan jalur kendaraan penyelamatan
b) Mengatur arah dan lajur penyelamatan
c) Menentukan pasien yang dibawa degan rumah sakit yang ada
➢ TIM KEAMANAN
a) Mengamankan lokasi kejadian dari pihak yang tidak berkepentingan
b) Mengatur para wartawan yanv hendak meliput
c) Memastikan jalur evakuasi aman dari bahaya susulan dan terbebas dari kerumunan
orang
• Maksud
a. Ruang Lingkup
Instruksi kerja ini hanya berlaku pada paket pekerjaan pembangunan rumah sakit oleh PT adalah
perusahaan yang didirikan berdasarkan pada komitmen untuk turut serta dalam pembangunan melalui
jasa konstruksi.
b. Definisi
• Pekerjaan ini adalah pekerjaan pembangunan rumah sakit. Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah untuk memberikan suatu dasasr dalam bekerja yang menuju kearah tujuan akhirnya,
yakni mencegah terjadinya cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan karena kejadian
dan keadaan yang berhubungan dengan pekerjaan.
• Kategori I adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan ringan atau pada
prinsipnya tidak membutuhkan perawat I rawat inap di rumah sakit.
• Kategori II adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan sedang/korban luka
berat atau membutuhkan ruang inap di rumah sakit.
• Kategori III adalah jenis kecelakaan yang dapat menimbulkan kerusakan berat/ korban
meninggal dunia.
c. Ketentuan Umum
• Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan maupun pimpinan
perusahaan.
• Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA (Quality Assurance),
dengan memastikan melakukan inspeksi secara berkala.
• Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang sesuai dengan lingkup
dan tugasnya.
• Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan terjadinya bahaya, harus
menyediakan petunjuk - petunjuk / informasi - informasi yang tepat cara penanganan dan
pencegahan bahaya - bahaya yang mungkin terjadi. (gbr 1.1 – 1.2)
• Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri, dilatih bagaimana
cara menggunakan, dan digunakan tempat yang seharusnya.
• Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat dan diperlakukan
sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari kemungkinan terjadinya kebakaran.
• ALat-alat penyelamat harus tersedia di areal atau tempat-tempat yang membutuhkan
• Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan keselamatan, seperti
pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau dan diketahui oleh pegawai yang berada
dilokasi tersebut.
• Peralatan/Kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu kelayakannya.
• Pihak menajemen proyek harus melakukan tinjauan menajemen mengenai safety secara
berkala
• Setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara berkelompok
• Masing-masing kelompok harus disediakan sarana untuk berkomunikasi
• Pada saat bekerja pegawai disarankan mengenakan identitas pengenal
• Semua pegawai dari pihak penyedia jasa untuk pekerjaan pembangunan rumah sakit
diasuransikan kesehatannya oleh perusahaan.
4.2. Tujuan
Tujuan dari tugas dokumen K3 ini adalah untuk memastikan atau menjamin bahwa pekerjaan
dilaksanakan di Satuan Kerja PT BITTEGROUP, telah mencakup atau menjamin hal-hal tentang:
a. Pemakaian peralatan atau perlengkapan yang memadai
b. Dapat mengidentifikasi sumber-sumber bahaya
c. Melaksanakan metode yang benar (menyediakan tempat-tempat khusus untuk material yang
memerlukan penanganan khusus, bongkar muat).
4.3. Pengalaman Operasi dan Kemampuan Pengendalian Resiko K3
Adapun yang termaksud dalam pengalaman operasi dan kemampuan pengendalian resiko K3
yang memiliki informasi tentang, persyaratan- persyaratan fasilitas dan peralatan; persyaratan
pelatihan; persyaratan pengembangan dan pengendalian resiko; dan persyaratan pemantauan dan
pengukuran untuk memastikan efektifitas implementasi adalah sebagai berkut :