Professional Documents
Culture Documents
Pelayanan Pemerintahan Yang Bertanggung Jawab: Hasil Penelitian
Pelayanan Pemerintahan Yang Bertanggung Jawab: Hasil Penelitian
Abstract
The demands of services that priority the needs and demands of society will be difficult to be realized
without the responbility of every apparatus government. The complain and even critics who often
delivered about the low quality of public services at all levels has become the theme of daily
conversation. All the evidence for the low quality of service received by society. The importance of
building responsilbe government services because the society has the right to obtain services that
prioritize the objectives development. This is based on the idea that the government is actually formed
to provide services to the society and in fact the government to gain power in a democratic state is a
mandate of society. The organizations of government are often referred to as ’society of services’
(public servant). In reality, not all officials government / administrators have realized the importance
of service. The closer relationship between the service with the responsibility, the lack of
undersatnding of the government apparatus for the importance of the service indicates the weakness of
the responsibility of the apparatus government. The complaint from society of poor and disappointing
services from the government and the flow of stories power abus. One of the causes, of all that is the
lack of government responsibility to the society. An understanding of how to bulid government services
is responsibility.
Keywords: Services, Government and Responsibility.
*Khairul Rahman
*Adalah Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Islam Riau
34
Hasil Penelitian
Seperti yang disampaikan Gaffar (1999) adalah pemimpin atas manusia. Dia bertanggung
mengatkan salah satu prasyaratan untuk menakar jawab atas orang yang dipimpinnya. Seroang
apakah demokrasi prosedural yang diterpkan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia
sebuah tata politik merupakan sistem yang bertanggung jawab atas kepemimpinnya. Seorang
demokratis atau tidak ditentukan oleh tanggung anak adalah pemimpin bagi harta ayahnya dan ia
jawab segenap kebijakan, tindakan dan tutur kata, bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya.
serta perilaku yang pernah sedang akan Seorang hamba adalah pemimpin bagi harta tuannya
dilaksakan oleh pemegang jabatan yang dipilih dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang
rakyat. Pertanggung jawaban itu tidak hanya dipimpinnya. Camkanlah! Sesungguhnya setiap
menyangkut dirinya,tetapi juga keluarga nya kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan
dalam arti luas yang berkaitan dengan jabatanya. dimintai pertanggung jawaban atas apa yang
dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam
Pentingnya pelayanan yang diterima
Al-Utsaimin, 2009:37)
masyarakat akan kepentingkan publik yang
mereka harapkan, menjadikan responsibility Tanggung jawab meruapakan sesuatu yang
sebagai masalah utama pemerintahan dan tentu telah melakat padari diri manusia akan amanah yang
saja permasalahan yang perlu mendapatkan telah diberian kepadanya. Melalu pemahaman ini
perhatian dalam membangunan pemerintahan sesungguhnya aparatur pemerintahan juga harus
yang bertanggung jawab. Pemerintahan menyadari bahwa tugasnya sebagai pelayan
diberikan kekuasaan dan kewenangan akan masyarakat harus dilaksanakan dengan penuh
pengaturannya terhadap alam dan manusia tangungjawab dan dipertanggung jawabakan dengan
menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab benar. Apalagi keberadaa pemerintahan dalam
akan nasib masyarakat. Ketika Pemerinah telah Negara demokrasi adalah pemerintahan yang
diberikan tugas dan fungsinya dalam mendapatkan legitimiasi dari rakyat.
menjalankan roda pemerintahan maka secara
Keluhan tentang rendahnya kualitas
tidaklansung telah menerima tanggung jawab
pelayanan publik di Indoensia terutama dibindang
demi kepentingan masyarakat dan bangsanya.
administrasi kependudukan, perijinan usaha,
Dalam Islam tanggung jawab memiliki pengurusan sertifikat tanah, pengawasan lingkungan
makna yang berarti bagi seorang muslim yang hidup, angkutan umum (darat, laut dan udara),
mesti ditunaikan dengan benar, suatu Hadits rumah sakit, jalan raya, air minum, listrik, telepon
Rasulullah SAW telah menunjukkan bahwa dan sebagainya, sudah menjadi tema pembicaraan
jabatan/ kekuasaan itu adalah sebuah amanah sehari-hari. Semua itu bukti atas masih rendahnya
yang harus ditunaikan dan dipertanggung kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat
jawabkan. Diantara hadits yang menunjukkan hal
Semakin terasa meninkatnya keluhan
ini adalah sabda Nabi SAW kepada Abu Dzarr ra.
masyarakat atas pelayanan yang miskin dan
Ketika membicarakan prihal kekuasaan. Nabi
mengecewakan dari lembaga-lembaga pemerintah
Saw bersabda: “Sesungguhnya jabatan itu adalah
pada berbagai tingkatan dan sektor masih terus
amanah, dan pada hari kiamat kelak akan
mengalirnya berbagai berita tentang Penyalah
menjadi sebuah penyesalan dan kehinaan.
gunaan kekuasaan (power abuse). salah satu
Kecuali mereka yang memperolehnya dengan
sebab, kalau bukan sebab utama, dari semua itu
benar dan menunaikan segala kewajiban yang
adalah terbatasnya kehadiran aparatur
ada di didalamnya.” (HR. Muslim).
pemerintahan/aparat negara yang memiliki
Kemudian dalam Hadits yang lain komitmen responsibility sebagai pelayan (servant
dikatankan “Setiap kalian adalah pemimpin dan leaders). Azas pertanggung jawaban kepada
setiap kalian akan ditanya atas kepemimpinannya masyarakat (public accountability) sebagai
(tentang orang yang dipimpinnya). Seorang imam sesuatu yang secara hakiki seyogianya melekat
35
Hasil Penelitian
pada eksistensi aparatur pemerintah belum dihayati. bagi terbentuknya masyarakat yang manusiawi.
Tjosvold (1993) selanjutnya menambahkan
Hakekat pentingnya pelayanan kepada
bahwa bagi organisasi, melayani
masyarakat perlu mendapatkan respon dari aparat
masyarakat/konsumen merupakan “saat yang
pemerinatahan/administrator pemerintahan, oleh
menentukan” (moment of thrust), peluang bagi
karenaya perlu suatu pemahaman yang jelas
organisasi untuk menunjukkan kredibilitas dan
bagaimana membangun pelayanan pemerintahan
kapabilitas. (dalam wasisitiono, 2003:42)
yang bertanggung jawab. Hal ini perlu
diupayakan untuk menciptakan pelayanan yang
mengedepankan kebutuhan dan tuntutan
Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih
masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Dunn
(dalam Hardiyansyah, 2011:11) mengatakan
dan Legge (dalam, Denhardt, 2007:202) tujuan
pelayanan publik atau pelayanan umum dapat
akhir dari tanggung jawab dalam kebijakan
didefinisikian sebagai segala bentuk jasa pelayanan,
demokratis adalah untuk menjamin ketanggapan
baik dalam bentuk barang maupun jasa publik yang
oleh pemerintah kepada pilihan dan kebutuhan
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan
warga Negara.
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di
daerah, dan dilingkugan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya
B. Pembahasan
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
Pentingnya membangaun pelayanan rangka pelaksanaan ketentuan pearturan perundang-
pemerintahan yang bertanggung jawab dikarnakan undangan.
masyarakat mempunyai hak untuk menapatkan
Pelayanan pemerintahan yang bertanggung
pelayanan yang mengedepankan pada, efektuifitas
jawab bisa dilihat dari banyak sudut pandang, salah
pelayanan, efisiensi pelayanan, responsivitas
satunya jika merujuk kepada apa yang disampaikan
pelayanan, keberlanjutan pelayanan dan muara dari
oleh Kumorotomo (2014:177) secara luas
semua itu adalah kebutuhan dan tuntutan pertanggung jawaban mengandung arti yang
masyarakat akan kesejahtaraan. Hal ini didasarkan bermacam-macam, tergantung dari aspek mana kita
pada apa yang telah disampaikan Kumorotomo melihatnya. Pertanggungjawaban etis tentunya
(2014 : 179) bahwa para pengambil keputusan berbeda dengan pertanggungjawbaan rasional. Jika
Negara mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu pertanggung jawaban rasional dapat diangkat dari
kapada warga Negara karena mereka memang telah tindakan-tindakan nyata dan sanksi-sanksi yang
memperoleh sebagaian dari hak yang sebelumnya diterapkan dapat dipaksakan oleh orang lain,
merupakan hal individual. Masyarakat atau warga sebaliknya pertanggung jawaban etis sifatnya lebih
Negara merelakan sebagian kepentingannya untuk abstrak dan sanksi-sanksi yang mengiringi hendak
diserahkan kepada penguasa Negara, dan Negara menyentuh langsung nurani manusia yang
melalui aparaturnya memperoleh hak untuk mewujudkan sikap, tindakan, dan keputusan
mengatur sebagian dari sisi hidup warga negaranya tertentu. Pertanggung jawaban juga dapat dibedakan
itu. menurut jenjangnya. Sebagai contoh, di dalam
Membangun pelayanan pemerintahan yang organisasi kita mengenal pertanggung jawaban
bertanggung jawab akan menciptakan kesejahteraan tingkat institusional, tingkat manajerial, dan tingkat
masyarakat, hal ini juga disuarakan oleh Tjosvold teknis.
bahwa pelayanan yang bertanggung jawab akan Lebih lanjut Kumorotomo (2014:178)
menciptakan masyarakat yang manusiawi. Tjosvold mengutip pendapat dua pakar yakni herbert J.spiro
(1993) mengatakan bahwa melayani masyarakat
(1969) dan robert D.vaughn (1980) tentang
baik sebagai kewajiban maupun sebagai
jangkauan tanggung jawab tersebut: Tanggung
kehormatan, merupakan dasar
36
Hasil Penelitian
jawab yang ada di puncak setiap pejabat negara tersebut ketika digunakan dalam konteks
berasal dari otoritas, bidang, arah, dan jenjang yang beragam
yang berbeda-beda. Kita tidak dapat menuntut
Untuk menjawab permasalahan pelayanan,
tanggung jawab itu hanya dengan hukum dan
dalam pendekatan tanggung jawab administrator
aturan yang berlaku karena terkadang kodifikasi
pemerintahan bisa mengkur dari apa yang dikatakan
aturan tersebut tidak mampu menampung
Herbert J. Spiro dalam bukunya responsibility in
masalah-masalah kemasyarakatan yang begitu
government (1969:14- 49) menjelaskan secara
luas. Namun, pertanggung jawaban yang internal
komprehensif dalam part one
saja juga tidak cukup. Ada saat aparat negara
: The problems of responsbility, khususnya
tidak tahu keputusan apa yang harus dipilihnya
dalam bab II tentang the meaning of
meskinpun ia punya komitmen yang kuat
responsibility, bahwa makna pertanggung
terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh karea
jawaban itu meliputi tiga bidang yakni; (1)
itu Kumorotomo (1992) lebih menekankan topik
responsibility as obligation, (2) responsbility as
pertanggung jawaban administrasi dikemukankan
accountability and (3) responsibility as cause.
dalam sudut internal dan eksternal.
Dari tiga bidang yang telah disampaikan
Dari penjelasan yang telah disampaikan
diatas, Ndraha (2009:69) memberikan gambaran
makna tanggung jawab pemerintahan bisa dilihat
mengenai tanggung jawab menurut Herbert J. Spiro
dari beberapa sudut pandang, selain apa yang
tersebut, dimana tanggung jawab diartikan sebagai
disampaikan oleh Kumorotomo (1992), Spiro
accountability adalah perhitungan atas pelaksanaan
(1969) melihat tanggung jawab pemerintahan
perintah kepada pemberi perintah. Tanggung jawab
dalam tiga konotasi yang saling terkait. Ruang
sebagai obligation memiliki tiga dimensi, yaitu
lingkup tanggung jawab pemerintah dalam
berjanji (bersumpah, kewajiban menepati janji
pelayanan yang ingin dibangun atau konsep
(lepas dari sebab akibat), dan kesediaan memikul
pelayanan pemerintahan yang bertanggung jawab
resiko. Tanggung jawab sebgai cause adalah
yang dikembangkan dalam tulisan ini terfokus
sesuatu yang mendorong atau menggerakkan
pada tiga konotasi seperti yang dikemukakan
seseorang untuk bertindak, yang disebut rasa atau
heerbrt J. Spiro. Menurut Spiro, seseorang dapat
kesadaran akan tanggung jawab dengan kesediaan
membedakan tiga konotasi dan saling terkait
untuk meanggung resiko atau akibatnya. Ruang
ketika menggunakan kata ‘responsibility’, yaitu:
lingkup pelayanan pemerintahan yang bertanggung
accountability (akuntabilitas), cause (penyebab),
jawab yang dikembangkan dalam tulisan ini
dan obligation (kewajiban). Dari semua itu
mengandung tiga konotasi seperti yang
tanggung jawab pemerintahan seperti yang
dikemukakan heerbrt J. Spiro.
disampaikan oleh Spiro sangat menarik untuk
dijadikan pembahasan dan pendalaman guna
membangun pelayanan pemerintahan yang
bertanggugjawab. Responsibility As Obligation
37
Hasil Penelitian
38
Hasil Penelitian
39
Hasil Penelitian
waktu, pemborosan sumber dana dan sebelumnya atas konsekuensi dari keputusannya,
sumber-sumber daya pemerintah, baik untuk dirinya sendiri dan orang lain.
kewenangan dan kepercayaan masyarakat Terakhir, ia memiliki kapasitas untuk
kepada pemerintah. mengumpulkan tujuan, komitmen, atau resolusi
dalam mengejar tujuan yang ingin dia capai.
Tanggung jawab kausal adalah implisit
Responsibility As Cause sejauh bahwa salah satu atau lebih dari empat
Tanggung jawab di anggap sebagai sebab elemen tersebut kurang. Ketika sseseorang
(cause). Tanggung jawab merupakan dipaksa di bawah todongan senjata untuk
sebab/akibat dari tindakan yang diambil. Jenis mencambuk seseorang yang lain, kapasitas
pertanggungjaawaban ini muncul bila orang seseorang tersebut yaitu, untuk memilih,
mengatakan bahwa suatu lembaga diharuskan melakukan atau tidak melakukan hal ini, atau
untuk mempertanggung jawabkan jalannya suatu tentang metode tertentu untuk cambukan,
urusan (the conduct of some affairs). Misalnya sangat dibatasi oleh paksaan dari luar.
Jika Sekretaris Negara bertanggung jawab atas Jika fungsi tanggung jawab adalah untuk
pelaksanaan urusan luar negeri, dapat dipahami melestarikan keseimbangan dari sebuah
juga bahwa Sekretaris Negara memiliki andil, kesadaran sosial, maka perlu keseimbangan yang
penyebab keberhasilan atau kegagalan terhadap adil antara akuntabilitas dan tanggung jawab
urusan pelaksanaan luar negeri atau seorang kausal. Kita tidak ingin menahan orang yang
Mentri membuat kesalahan dalam pengambilan bertanggung jawab untuk sesuatu yang ia tidak
keputusan berdasarkan informasi dari memberikan kontribusi kausal. Kita tidak ingin
bawahannya. Bawahan memberikan kontribusi akuntabilitasnya lebih besar daripada tingkat
terhadap kesalahan dalam pengambilan kontribusinya. Kita ingin memungkinkan dia
keputusan. ini merupakan contoh tanggung jawab untuk menjadi secara kausal bertanggung jawab
kausal eksplisit karena bawahan sadar akan atas semua keputusan, dimana ia akan dinyatakan
kontribusinya terhadap kesalahan tersebut. secara eksplisit dengan mengorbankan
Menurut Herbert J. Spiro (1969), akuntabilitasnya implisit nya. Kita ingin dia
tanggung jawab kausal eksplisit terdiri dari empat berada dalam situasi suara tanggung jawab, di
elemen, yaitu: sumber daya (resources), mana kausal tanggung jawab berdiri dalam
pengetahuan (knowledge), pilihan (choice), dan keseimbangan yang adil dengan akuntabilitasnya.
tujuan (purpose) Keempat unsur ini harus ada di Tanggung jawab sebagai sebab adalah
dalam mempertanggung jawabkan urusan publik. perlu dipihamai oleh aparat pemerintahan,
Bila salah satu/lebih dari unsur tersebut tidak ada, dimana pada mulanya berawal dari pemikiran
tanggung jawab tersebut dikatakan sebagai mengenai kebebasan kehendak
tanggung jawab kausal implisit. Sedangkan manusia/administrator pemeirntahan untuk
pertanggung jawaban kausal implisit adalah berbuat sesuatu, karana adanya unsur kehendak
landasan pokok bagi pelaksanaan atau urusan, bebas dilakukan oleh manusia yang bisa saja
misalnya kebijakan (virtue), atau kesejahteraan merugikan orang lain, maka tanggung jawab
(welfare) buat sesama. berkaiatan dengan sebab musabab perlu menjadi
Sebut saja misalnya mentri luar negeri, rujukan dalam memberikan pelayanan yang
tidak hanya memiliki kapasitas, tapi juga paksaan, bertanggung jawab oleh aparat pemerintahan.
untuk membuat keputusan mengenai hubungan Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh
dengan negara lain. Dia harus menentukan pilihan
para aparat pemerintahan menyangkut bangsa,
aktiftas berdasarkan situasi sebuah kawasan.
negara, dan masyarakat, sangatt wajar jika lingkup
Sekretaris juga memiliki beberapa pengetahuan
40
Hasil Penelitian
ptanggung jawab yang mesti dipenuhi juga individual yakni mengutamakan pandangan dan
sangat luas. Mereka harus menyadari bahwa keinginannya sendiri atau birokarsi tanpa melihat
selain tugas-tugas keseharian yang sifatnya taggungjawab yang diberikan kepadanya sebagai
teknis-prosedural, ada banyak makna lain pelayan. Keempat, penyelenggaraan
yang berkenan dengan kedudukannya sebagai pemerintahan yang tidak demokratis, ketentuan-
abdi negara dan abdi masyarakat. ketentuan yang telah disepakati bersama dianggap
hanya sebatas aturan di meja kerja saja, tanpa rasa
Herbert J. Spiro (1969) salah satu cara
tanggung jawab yang tinggi untuk menjalankan
memahaminya adalah dengan memperhatikan
penggunaannya baik oleh akademisi maupun orang
ketentan-ketentuan tersebut.
awam, sehingga dapat diketahui makna umumnya, Maka dari pembahasan yang sudah
serta diketahui titik kesamaan pengertian kata dilakukan bahwa kita tidak cukup menuntut
tersebut ketika digunakan dalam konteks yang tanggungjawab itu hanya dengan hukum dan aturan
beragam. Begitu juga dalam ilmu pemerintahan, yang berlaku, karna terkadang kodifikasi aturan
konsep tangungjawan tidak dibatasi oleh pemikiran tersebut tidak mampu menampung masalah-maslah
ahli tata negara, administrasi negara, ahli hukum kemasyarakatan yang begitu luas. Membangun atau
dan ahli politik, disiplin harus mendasarkan diri menciptakan pelayanan yang bertanggung jawab
pada pendekatan lintas disiplin demi mendapatkan dari aparat pemerintahan/administrator
pemahaman yang tepat tentang konsep pemerintahan diperlukan pembaharuan pola pikir
pemerintahan yang bertanggung jawab. aparat pemerintahan dari mementingkan diri sendiri,
kelompok dan budaya minta dilayani ke arah
tanggungjawan sebagai pelayan masyarakat, dengan
C. Penutup memahami tanggung jawab sebagai obligation,
accountability dan cause. Taggungjawan itu harus
Pelayanan yang bertanggung jawab
menjadi pegangan bagi aparat pemerintahan.
diartikan sebagai pelayanan yang diberikan oleh
aparat pemerintahan sesuai dengan yang dicita-
citakan oleh warga Negara, mengemban setiap Memperkuat perubahan pola piker aparat
amanah yang menunjukkan eksistensi dari Negara pemerintahan /administrator pemerintahan tidak
dan pemerintahan yang diberikan kewenangan hanya datang dan diminta dari diri individu
atau legitimasi. Pelayanan yang bertanggung penyelenggara pemerintahan semata, namun juga
jawab oleh aparat pemerintah juga merupakan diperlukan sistem yang bekerja didalamnya,
kesadaran akan tingkah laku dan perbuatan yang seperti yang telah disampaikan Wasistiono
diwujudkan sehingaa membentuk pemerintahan (2003:41-42) mengatakan diperlukan membangun
yang beradab dan menciptkakan masarakat yang dengan memberikan kurikulum pendidikan dan
manusiawi dalam maksud mencapai pelatihan bagi aparatur pemerintahan pada
kesejahteraan masyarakat. berbagai jenis dan jenjang. pengetahuan dan
pemahaman (pola pikir) aparat pemerintahan
Ada beberapa alasan, mengapa pelayanan akan pelayanan yang bertanggug jawab
yang bertanggung jawab masih jauh dari yang diharapkan mampu merubah pola-pola pelayanan
dicita-citakan warga Negara, yakni; Pertama, yang selama ini tidak menguntugkan masyarakat.
rendahnya komitmen aparat pemerintah sebagai Paling tidak ini sebagai upaya yang bisa
pelayan. Kedua, dalam menjalankan kegiatan dilakukan untuk memperbaiki pelayanan publik
melayani warganegara, aparatur pemerintah lebih yang sedang menjadi perhatian saat ini.
megandalkan kewenangan dari pada
tanggungjawanya sebagi pelayan yang diserahi
kewenangan. Ketiga, dalam aktivitasnya, aparat
pemrintah sering kali terjebak pada pandangan
41
Hasil Penelitian
Denhardt and Robert B. Denhardt. 2007. The Spiro, Herbert J. 1969. Responsibility In
New Public Service: Serving, not Government: Theory and Practice. Van
Nostrand Reinhold Company, New York.
Steering. Expanded Edition. Armonk,
New York. Rasyid, Muhammad Riyas. 1996. Makna
Gaffar, Afan. 1999. Politik Indonesia, Transisi Pemerintahan: Tinjauan Dari Segi
Menuju Demokrasi. Pustaka Pelajar, Etika dan Kepemimpinan. Yarsif
Yogyakarta. Watampone, Jakarta.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta
: Konsep, Dimensi, Indikator dan Manajemen Pemerintahan Daerah.
Implementasi. Gava Media, Yogyakarta Fokusmedia, Bandung
42