Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Original Research

SAGO: Gizi dan Kesehatan


Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis 2021, Vol. 3(1) 51-61
“B” pada ibu hamil © The Author(s) 2021

Factors analysis of hepatitis “B” screening


participation in pregnant women DOI: http://dx.doi.org/10.30867/gikes.v3i1.717
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/
gikes
Dedi Apriadi1* Poltekkes Kemenkes Aceh

Abstract
Background: Nagan Raya Regency is included in the top 5 districts/cities with the fourth highest number of
hepatitis in Aceh Province. The hepatitis B screening program has not been implemented properly. The impact of
the low coverage of this program affects public ignorance about the spread of hepatitis B from sufferers to other
communities.
Objective: This study aims to analyze the participation factors for Hepatitis B screening in pregnant women in the
working area of the Ujong Patihah Health Center.
Method: This research design is cross sectional study, in 2021. Data were collected using a questionnaire with a
sample size of 220 pregnant women. Data collection was carried out by direct interviews with respondents, using
a questionnaire instrument. Data analysis used the Cgi-square statistical test with a significance level of 95%, and
continued with multivariate analysis using the Binary Logistics Regression test.
Results: Bivariate analysis showed that there was a relationship between knowledge (p= 0.022), mother's attitude
(p= 0.010), husband's role (p = 0.018), role of health workers (p = 0.028) and participation in hepatitis B screening,
while education did not affect participation in hepatitis B screening (p= 0.668). Multivariate results showed that
the mother's attitude was the dominant factor for participation in hepatitis B screening (OR= 2.24).
Conclusion: Positive attitudes had a 2.24 times relationship to the participation of pregnant women in hepatitis B
screening than negative attitudes.

Keywords
Attitudes, hepatitis B screening, husband's role, knowledge, role of health workers

Abstrak
Latar Belakang: Kabupaten Nagan Raya masuk kedalam 5 besar kabupaten/kota dengan jumlah hepatitis tertinggi
ke empat di Provinsi Aceh. Program screening hepatitis b belum dapat terlaksana dengan baik. Dampak dari
rendahnya cakupan program ini mempengaruhi ketidaktahuan masyarakat tentang penyebaran hepatitis b dari
penderita ke masyarakat lainnya. Tujuan: Untuk menganalisis Faktor Keikutsertaan Screening Hepatitis B Pada Ibu
Hamil di wilayah kerja Puskesmas Ujong Patihah.
Metode: Desain penelitian ini cross sectional study, dilakukan tahun 2021. Data yang dikumpulkan menggunakan
kuesioner dengan besar sampel 220 ibu hamil. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara langsung kepada
responden, dengan menggunakan instrument kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Cgi-square
dengan tingkat kemaknaan 95%, dan dilanjutkan analisis multivariat yaitu menggunakan uji Binary Logistics
Regression.
Hasil: Analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p= 0.022), sikap Ibu (p= 0.010),
peran suami (p= 0.018), peran tenaga kesehatan (p= 0.028) dengan keikutsertaan screening hepatitis B, sedangkan
Pendidikan tidak mempengaruhi keikutsertaan screening hepatitis B (p= 0.668). hasil multivriat didapatkan bahwa
sikap ibu merupakan faktor dominan keikutsertaan screening hepatitis B (OR= 2.24).

1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Direktorat Pasca sarjana, Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, Indonesia.
E-mail: dediapriadi45@yahoo.co.id

Penulis Koresponding:
Dedi Apriadi: Jln. Kapten Muslim, Helvetia Tengah, Kota Medan. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Direktorat Pasca sarjana,
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, Indonesia. E-mail: dediapriadi45@yahoo.co.id

Diterima: 5/10/2021 Revisi: 25/11/2021 Disetujui: 30/11/2021


52 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Kesimpulan: Sikap positif memiliki hubungan 2.24 kali terhadap keikutsertaan ibu hamil screening hepatitis B
daripada sikap negatif.

Kata Kunci
Pengetahuan, peran suami, peran tenaga kesehatan, sceening hepatitis B, sikap

Pendahuluan berada pada persentase 0.4%, naik dua kali lipat


dari tahun 2013 yaitu 0.2%. (Riskesdas, 2018). Hasil

H epatitis merupakan sebuah keadaan


peradangan hati yang dapat berkembang
menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau
kanker hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai
Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi Hepatitis
B di Provinsi Aceh menurun sebesar 0.3%
dibandingkan tahun 2013. Hal ini menjadikan
Hepatitis B menjadi penyakit menular yang masih
faktor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya berpotensi penularannya di masyarakat jika herd
alkohol, obat-obatan tertentu), dan penyakit imunity belum terbentuk secara menyeluruh
autoimun. Virus Hepatitis B dan Hepatitis C menjadi (Riskesdas, 2018).
penyebab yang paling umum bagi Hepatitis (Lee et al., Pemerintah telah membuat Program
2020). Nasional dalam rangka Pencegahan dan
Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C Pengendalian Virus Hepatitis B yang berfokus pada
terdapat di seluruh dunia, namun negara Asia dan pencegahan Penularan Ibu ke Anak (PPIA), karena
Afrika memiliki prevalensi infeksi tertinggi penularan virus Hepatitis B menular dari ibu yang
dibandingkan negara lainnya. Jika tidak dicegah dan positif Hepatitis B ke bayi uang dilahirkan sebesar
diobati, maka sekitar 20-30% orang yang terinfeksi 95%. Penyakit Hepatitis B perlu diketahui oleh ibu
Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C akan hamil, agar mereka dapat melakukan pencegahan
berkembang menjadi karsinoma atau sirosis untuk mengantisipasi penularannya. Upaya yang
hepatoseluler, dan dapat menyebabkan sekitar 19 dapat dilakukan untuk mencegahnya yaitu
juta kematian antara tahun 2015 sampai tahun melakukan skrining Hepatitis B pada ibu hamil di
2030, dimana diantaranya 11.8 juta kematian dari daerah prevalensi Hepatitis B tinggi (Rokom, 2016).
Virus Hepatitis B dan 7.2 juta kematian dari Virus Hepatitis B dapat dicegah dengan memberikan
Hepatitis C (World Health Organization, 2016). imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir.
Indonesia merupakan negara terbesar kedua Pemberian imunisasi hepatitis B dapat dilakukan
di Negara SEAR (South East Asian Region) setelah sedini mungkin pada saat bayi lahir, namun
Myanmar dengan endemis Hepatitis B tinggi. Infeksi pemperian imunisasi ini perlu diperhatikan juga
kronik virus hepatitis B (HBV) menjadi masalah yang apakah ibu mengidap virus hepatitis B reaktif atau
serius dikarenakan penyebarannya di seluruh non reaktif pada saat melahirkan (Rumini, 2018).
dunia. Sekitar 240 juta orang diantaranya mengidap Kabupaten Nagan Raya masuk kedalam 5 besar
hepatitis kronik, sedangkan pengidap hepatitis C kabupaten/kota dengan jumlah hepatitis tertinggi ke
diperkirakan mencapai 170 juta orang. Sebanyak empat di Provinsi Aceh dengan prevalensi 0,58%. Ini
1,5 juta jiwa penduduk di dunia meninggal akibat artinya, penyebaran hepatitis masih berlangsung dan
Hepatitis (Kemenkes RI, 2014)(Rumini, 2018). Jenis terdapat kemungkinan angkanya terus naik jika tidak
Hepatitis yang paling banyak menginfeksi penduduk segera ditangani. Data prevalensi Hepatitis B di Dinas
Indonesia adalah Hepatitis B sebesar 21.8%, Kesehatan Kabupaten Nagan Raya tahun 2020
Hepatitis A sebesar 19.3%, dan Hepatitis C sebesar memperkirakan jumlah ibu hamil sebanyak 3663
2.5% (Infodatin, 2017). orang, sedangkan yang diperiksa dan di screening
Secara Nasional berdasarkan data kemenkes hepatitis B berjumlah 4285, dan yang reaktif hepatitis B
pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berjumlah 88 orang 2.05% (Dinkes Nagan Raya, 2020).
mengidap penyakit hepatitis sebanyak 2,981,075 Masalah utama yang terjadi Kabupaten Nagan
jiwa, atau sekitar 1,2%. Kondisi ini meningkat 2 kali Raya terkait keaktifan untuk memeriksakan diri terkait
lipat lebih tinggi dibandingkan dengan data pada Hepatitis B pada ibu hamil adalah dari 10 ibu yang
tahun 2007. Dari keseluruhan penderita hepatitis, diwawancara sekitar 7 orang (70%) belum mengetahui
sebanyak 649.875 atau sekitar 21,8% penduduk informasi dampak dari hepatitis B, tingkat pendidikan
yang mengidap hepatitis B (Kemenkes RI, 2014). ibu SMP dan SMA, Kondisi desa (seperti desa alue
Pada tahun 2018, prevalensi hepatitis di Indonesia sapek) harus menyebrang sungai dan beberapa desa
Apriadi 53
Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil....

lainnya memilik akses jalan yang rusak, waktu tempuh pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan diberi
dari puskesmas ke desa sekitar 30-40 menit, jika dalam nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. Dikelompokan
kondisi hujan sangat sulit untuk mengakses ke menjadi “Pengetahuan Kurang, jika <60% benar”,
beberapa desa. Ibu balita jarang pergi ke posyandu dan “Pengetahuan Baik, jika > 60% benar”. Begitu
untuk mengecek kehamilannya (Al Rahmad, 2018). juga dengan variabel sikap, diukur menggunakan
Tenaga kesehatan dibeberapa wilayah kerja masih lembar kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan.
kurang. Sosialisasi hepatitis B belum dilakukan di semua Setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 jika
desa. Peran suami dalam pemeriksaan kesehatan ibu setuju dan yang tidak setuju diberi nilai 0.
masih rendah, ibu memerikkan kandungannya tidak Dikelompokan menjadi “Sikap Negatif, jika <60%
ditemani suami. Penelitian yang dilakukan oleh Putri benar”, dan “Sikap Positif, jika > 60% benar”.
(2019) di Puskesmas Martoba Pematang Siantar Variabel peran suami dikumpulkan
didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari 10
antara dukungan petugas kesehatan dengan pertanyaan, begitu juga dengan peran tenaga
pemeriksaan hepatitis. kesehatan juga berisi 10 pertanyaan. Responden
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hanya memberikan jawabannya dengan cara
penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis memberikan tanda cheklist (√) pada salah satu
faktor keikutsertaan screening Hepatitis B pada ibu pilihan jawaban “SS = sangat sering, S = sering, J =
hamil di wilayah kerja Puskesmas Ujong Patihah. Jarang dan TP= Tidak Pernah”. Setiap jawaban yang
benar akan diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai
0. Katagori peran suami dan peran tenaga
Metode kesehatan adalah menjadi “Peran Negatif, jika <60%
benar”, dan “Peran Positif, jika > 60% benar”.
Penelitian deskriptif analitik ini menggunakan
Variabel dependen (ketersediaan screening
rancangan crossectional yaitu data dikumpulkan
Hepatitis B), juga dilakukan pengumpulan data
dalam satu waktu tertentu secara bersamaan
menggunakan kuesioner terkait dengan kesediaan
tentang analisis factor yang berhubungan dengan
ibu hamil memeriksakan tes Hepatitis, yang
keikutsertaan screening hepatitis B pada ibu hamil
dikelompokan menjadi “Ada” dan “Tidak”.
di Kabupaten Nagan Raya.
Setelah data dilakukan pengolahan, maka
Penelitian telah dilakukan di wilayah di
tahapan berikut adalah dilanjutkan dengan analisis
wilayah kerja Puskesmas Ujong Patihah, dengan
data. Analisis data menggunakan uji statistik Cgi-
pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan Juli 2021.
square dengan tingkat kemaknaan 95%, dan
Besar sampel dihitung berdasarkan rumus slovin,
dilanjutkan analisis multivariat yaitu menggunakan
dan metode pengambilan sample dilakukan secara
uji Binary Logistics Regression. Penelitian ini telah
acak sederhana. Jumlah sampel yaitu sebanyak 220
memperoleh Ethical Clearance dari Lembaga komisi
ibu hamil dari populasi sebesar 485 ibu hamil di
etik kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia,
wilayah kerja Puskesmas Ujong Patihah.
dengan Nomor: 944/F/KEP/USM/VII/2021 pada
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
tanggal 28 Juli 2021.
menggunakan instrumen kuesioner dengan cara
menyebarkan kepada responden untuk dapat diisi
secara langsung tanpa dilakukan wawancara. Variabel
yang dilakukan pengumpulan data yaitu variabel Hasil
independent meliputi pendidikan ibu, pengetahuan ibu, Karakteristik Ibu Hamil
sikap ibu, peran suami dan tenaga kesehatan. Sedangkan Hasil penelitian (Tabel 1), telah menunjukkan
variabel dependen yaitu ketersediaan screening bahwa proporsi usia ibu 20-30 tahun sebesar 170
Hepatitis B. Tingkat pendidikan diukur menggunakan orang (77.3%) lebih tinggi dibandingkan usia 30-40
kuesioner yaitu berdasarkan riwayat pendidikan terakhir tahun sebesar 50 orang (22.7), ibu berpendidikan
yang terdiri dari tidak sekolah, SD/Min, SMP/MTS, rendah sebesar 172 orang (78.2%) lebih tinggi
SMA/MAN dan Diploma/Perguruan tinggi. dibandingkan ibu berpendidikan tinggi, ibu yang
Pengkategoriannya adalah “Pendidikan Rendah, jika tidak bekerja sebesar 153 (69.5%) lebih tinggi
tidak sekolah, SD/MIN, SMP/MTS”; “Pendidikan Tinggi, dibandingkan ibu bekerja sebesar 67 orang (30.5%),
jika SMA/MAN dan Diploma/Perguruan tinggi”. usia kehamilan ibu selama 4 bulan sebesar 56 orang
Pengetahuan ibu tentang Hepatitis B diukur (25.5%) lebih tinggi dibandingkan bulan kehamilan
menggunakan lembar kuesioner yang terdiri dari 10 lainnya.
54 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil Faktor Keikutsertaan Screening Hepatitis “B” pada
Karakteristik Ibu Hamil n % Ibu Hamil
Usia Beberapa faktor yang diduga memiliki keterkaitan
20-30 tahun 170 77.3 dengan keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu
30-40 tahun 50 22.7 hamil yaitu tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu,
Pendidikan sikap ibu, peran suami dan tenaga kesehatan di
Tinggi 48 21.8 wilayah kerja Puskesmas Ujong Patihah.
Rendah 172 78.2 Hasil penelitian (Tabel 2) menujukkan bahwa
Pekerjaan menunjukkan bahwa dari 48 ibu hamil berpendidikan
Bekerja 67 30.5 tinggi terdapat 79.2% tidak melakukan screening
Tidak bekerja 153 69.5 hepatitis B lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
Usia Kehamilan melakukan screening hepatitis B (20.8%). Hasil uji
1 – 2 bulan 62 28.2 statistik diperoleh nilai p= 0.723, hal ini menunjukkan
3 – 4 bulan 104 47.3 bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan
5 – 6 bulan 54 24.5 antara pendidikan dengan keikutsertaan screening
Jumlah 220 100.0 hepatitis B (p > 0.05).

Tabel 2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil
Keikutsertaan Screening Hepatitis “B” Ibu Hamil
Jumlah
Variabel Independen Ada Tidak Nilai p
f % f % f %
Tingkat Pendidikan Ibu
Tinggi 10 20.8 38 79.2 48 100 0.723
Rendah 40 23.3 132 76.7 172 100
Pengetahuan Ibu
Baik 24 17.6 112 82.4 136 100 0.022
Kurang 26 31 58 69 84 100
Sikap Ibu
Positif 29 18.2 130 81.8 159 100 0.010
Negatif 21 34.4 40 65.6 61 100
Peran Suami
Positif 19 16.4 97 83.6 116 100 0.018
Negatif 31 29.8 73 70.2 104 100
Peran Tenaga Kesehatan
Positif 26 18.2 117 81.8 143 100 0.028
Negatif 24 31.2 53 68.8 77 100
Jumlah 50 22.7 170 77.3 220 100

Tabel 2, juga menunjukkan bahwa dari 136 Lebih lanjut hasil penelitian (Tabel 2)
ibu hamil berpengetahuan baik terdapat 82.4% terkait peran suami, diketahui 116 ibu hamil
tidak melakukan screening hepatitis B lebih memiliki peran suami positif (83.6%) tidak
tinggi dibandingkan dengan ibu melakukan melakukan screening hepatitis B lebih tinggi
screening hepatitis B (17.6%). Berdasarkan sikap dibandingkan dengan ibu melakukan screening
ibu, sebesar 81.8% ibu yang bersikap positi hepatitis B (16.4%). Begitu juga dengan peran
namun tidak juga melakukan screening hepatitis tenaga kesehatan, 81.8% memiliki peran positif
B lebih tinggi. Hasil uji statistik untuk variabel namun tidak melakukan screening hepatitis B.
pengetahuan dan sikap ibu diperoleh nilai p < Hasil statistik menujukkan bahwa peran suami
0.05, hal ini menujukkan bahwa pengetahuan (p= 0.018) dan peran tenaga kesehatan (p=
dan sikap ibu memiliki hubungan signifikan 0.028) memiliki hubungan bermakna dengan
dengan keikutsertaan screening hepatitis “B” keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ujong hamil di wilayah kerja Puskesmas Ujong Patihah
Patihah. (p < 0.05).
Apriadi 55
Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil....

Tabel 3. Hasil analisis multivariat terhadap keikutsertaan screening Hepatitis “B” pada ibu hamil
Variabel Koefisien p-value OR CI 95%
Sikap 0.808 0.019 2.24 1.144 – 4.396
Peran Suami 0.727 0.030 2.06 1.074 – 3.985

Hasil analisis multivariat (Tabel 3) setelah melakukan pemeriksaan hepatitis B, HIV dan sifilis
melalui pemodelan, maka diperoleh atau terdapat (Olza et al., 2018)
dua variabel dominan sebagai faktor yang Permasalahan dalam penelitian ini adalah ibu
mempengaruhi ibu hamil terhadap keikutsertaan yang berpendidikan tinggi mempengaruhi ibu tidak
screening Hepatitis “B” di wilayah kerja Puskesmas melakukan screening hepatitis b. Sedangkan ibu
Ujong Patihah. Secara berurutan kedua variabel berpendidikan rendah mempengaruhi tidak
tersebeut yaitu sikap ibu hamil (OR= 2.24) dan melakukan screening hepatitis b. ini disebabkan ibu
peran suami (OR= 2.06). Dapat disimpulkan bahwa yang memiliki Pendidikan di wilayah puskesmas
faktor yang paling dominan mempengaruhi ujung patihah belum memiliki prilaku yang baik.
keikutsertaan Screening Hepatitis B adalah sikap Pendidikan yang baik seharusnya mempengaruhi
ibu, dimana sikap positif ibu mempengaruhi 2.24 pengetahuan, sikap dan prilaku, prilaku seseorang
kali keikutsertaan ibu hamil untuk screening dipengaruhi dari kebiasaan dan keinginan
hepatitis B dibandingkan dengan sikap negatif. melakukan sesuatu hal. Ibu yang berpendidikan
tinggi tidak melakukan pemeriksaan karena, Ibu
hamil berpendapat bahwa tubuh mereka sehat
Pembahasan sehingga tidak diperlukan screening hepatitis b,
tidak memiliki riwayat keluarga hepatitis, sudah
Hubungan pendidikan ibu hamil terhadap menerapkan protocol kesehatan selama pandemic.
keikutsertaan screening Hepatitis B Tidak memiliki tanda atau gejala hepatitis (warna
Penelitian telah menemukan bahwa ibu hamil kuning pada tubuh).
berpendidikan tinggi tidak melakukan screening Tingkat pendidikan seseorang akan
hepatitis B lebih tinggi dibandingkan dengan ibu mempengaruhi pemberian respon yang datang dari
melakukan screening hepatitis B, sehingga tingkat luar. Orang yang berpendidikan akan berfikir
Pendidikan ibu tidak memiliki hubungan dengan seberapa banyak keuntungan yang akan mungkin
keikutsertaan screening hepatitis B. mereka peroleh dari gagasan tersebut. (Mulyani &
Sejalan dengan Penelitian Chasanah Salsabil, 2020). Menurut Arini (2020) menemukan
(2021)menemukan bahwa tidak ada faktor internal bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
ibu seperti tingkat pendidikan, usia ibu dan karakteristik umur, tingkat pendidikan, tingkat
pekerjaan yang memengaruhi kesediaan melakukan pendapatan, serta perolehan informasi selama
pemeriksaan triple eliminasi selama kehamilan, periode kehamilan dengan tingkat pengetahuan ibu
diperlukan penelitian lanjutan tentang faktor hamil tentang penyakit hepatitis B (Arini et al.,
eksternal dari ibu hamil untuk memaksimalkan 2020)
cakupan pemeriksaan triple eliminasi (pemeriksaan Pendidikan merupakan kebutuhan dasar
HIV, Hepatitis dan sefilis) (Chasanah et al., 2021) manusia yang sangat penting untuk
Berbeda dengan penelitian lainnya mengembangkan diri, umumnya semakin tinggi
menyebutkan bahwa pendidikan justru pendidikan seseorang semakin baik pula tingkat
berpengaruh pada perilaku individu, adanya pengetahuannya. Seorang ibu yang
hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan berpendidikan tinggi akan berbeda tingkah
kepatuhan ibu melaksanakan ANC. Pendidikan yang lakunya dengan ibu yang berpendidikan rendah.
tinggi memungkinkan ibu untuk lebih mudah Hal ini disebabkan ibu yang berpendidikan tinggi
menerima informasi dan mengambil keputusan akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan
(Noviana, 2018). Memberikan bekal perempuan tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama
dengan informasi sehingga menjadi berdaya guna dalam keadaan hamil yang merupakan kondisi
bermanfaat dalam meningkatkan kualitas berisiko. Intervensi untuk meningkatkan
kesehatan perempuan itu sendiri Pelayanan ANC pengetahuan harus difokuskan pada orang-orang
yang berkualitas jika setiap ibu hamil yang datang dengan tingkat pendidikan akademis yang rendah
ke fasilitas pelayanan kesehatan ditawarkan untuk (Hajarizadeh et al., 2015).
56 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kurang baik belum melakukan pencegahan dengan
keikutsertaan screening Hepatitis B baik dan pengetahuan tentang penyakit hepatitis B
Telah diketahui bahwa ibu hamil berpengetahuan masih minim. Selain itu faktor pendorong seperti
baik tidak melakukan screening hepatitis B lebih peran petugas kesehatan setempat belum optimal
tinggi dibandingkan dengan ibu melakukan dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan
screening hepatitis B, juga dilaporkan pengetahuan kepada warga atau masyarakat sekitar. Sehingga
ibu hamil memiliki hubungan yang bermakna perilaku masyarakat masih kurang baik (Zulfian et
dengan keikutsertaan screening hepatitis B. al., 2018)
Sesuai dengan penelitian Putri (2019) Wanita hamil dengan pengetahuan kurang
menemukan bahwa ada hubungan pengetahuam memiliki stigma yang terkait dengan HIV, sifilis dan
yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan hepatitis B dan menyebabkan kesalahpahaman
pemeriksaan hepatitis di Wilayah Kerja Puskesmas tentang risiko dan tingkat keparahan penyakit.
Martoba Pematang Siantar. Pengetahuan memiliki Selain itu kemungkinan ibu tidak dapat menyadari
nilai Exp (B) sebesar 9.032, hal ini menunjukkan manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan sehingga
bahwa responden yang memiliki memiliki memperbesar peluang ibu untuk menolak dan tidak
pengetahuan baik memiliki peluang 9.032 kali lebih melanjutkan pemeriksaan (El Bcheraoui et al., 2013)
besar melakukan pemeriksaan hepatitis Ibu hamil diharapkan selalu meningkatkan
dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuannya tentang hepatitis B baik melalui
pengetahuan kurang (Putri et al., 2019) media ataupun dari tenaga kesehatan. Peningkatan
Penelitian lainnya juga menemukan Irnanda pengetahuan ibu hamil sangat membantu untuk
(2017) bahwa ada hubungan yang signifikan antara mencegah penularan hepatitis B pada ibu hamil.
tingkat pengetahuan tentang hepatitis B dan Dan dapat membantu ibu hamil dengan hepatitis B
perilaku skrining HBsAg pada wanita hamil di untuk dilakukan Tindakan penanganan lebih lanjut
Pelayanan Terpadu Unit Wringinanom Kesehatan agar ibu dan bayi dapat sehat.
Masyarakat Pusat Gresik dengan nilai p = 0,026 (p <
0,05) (Irnanda et al., 2017) Hubungan sikap ibu hamil terhadap keikutsertaan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah ibu screening Hepatitis B
yang berpengetahuan tinggi mempengaruhi ibu Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang
tidak melakukan screening hepatitis b. Sedangkan memiliki sikap baik ternyata tidak melakukan
ibu berpengetahuan rendah mempengaruhi tidak screening hepatitis B lebih tinggi dibandingkan
melakukan screening hepatitis b. ini disebabkan ibu dengan ibu melakukan screening hepatitis B.
di wilayah Puskesmas Ujung Patihah belum memiliki Sebaliknya, ibu hamil memiliki sikap negatif tidak
prilaku yang baik. Pengetahuan mempengaruhi melakukan screening hepatitis B lebih tinggi
prilaku ibu dalam pengambilan kebutusan untuk dibandingkan dengan ibu melakukan screening
melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal. Ibu hepatitis B. Secara statistik juga telah dilaporkan,
yang berpengetahuan baik tidak melakukan sikap ibu hamil mempunyai hubungan bermakna
pemeriksaan karena faktor fisiologis ibu hamil dengan keikutsertaan screening hepatitis B.
seperti sering mual muntah, pusing, lemah, tidak Sejalan dengan penelitian Mulyani (2020)
nafsu makan, ibu memiliki pekerjaan rumah tetapi menemukan bahwa ada hubungan antara sikap
tidak dibantu oleh suami, ibu merawat balita dan dengan pemeriksaan hepatitis B. Sikap ibu hamil
orang tua/ mertua sehingga tidak memiliki waktu tentang pencegahan penyakit hepatitis B pada janin
untuk mengunjungi posyandu screening hepatitis. sebagian besar dari responden (56.2 %) memiliki
Penelitian Zulfian (2018) menemukan bahwa sikap positif. Sikap dalam arti yang sempit adalah
ada hubungan yang bermakna antara tingkat pandangan atau kecenderungan mental. Sikap
pengetahuan dengan kejadian hepatitis B. apabila (attitude) adalah suatu kecenderungan untuk
seseorang memiliki pengetahuan yang baik akan mereaksi suatu hal, orang atau benda dengan suka,
berdampak terhadap terbentuknya perilaku yang tidak suka atau acuh tak acuh. Dengan demikian,
baik pula. Adanya hubungan antara pengetahuan pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu
ibu tentang penyakit hepatitis B terhadap kejadian kecenderungan untuk bertindak dengan cara
hepatitis B pada ibu hamil dipengaruhi oleh tertentu (Mulyani & Salsabil, 2020). Penelitian ini
beberapa faktor, diantaranya faktor predisposisi sejalan dengan penelitian Ariestianti (2020)
yaitu pengetahuan ibu yang masuk dalam kategori menemukan ada hubungan bermakna secara
Apriadi 57
Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil....

siqnifikan antara sikap dan perilaku ibu hamil hepatitis B pada ibu hamil di wilayah kerja
melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Puskesmas Ujong Patihah.
Care) yaitu pemeriksaan hepatitis B, HIV dan sifilis Sejalan dengan penelitian Putri (2019)
(Ariestanti et al., 2020). menemukan bahwa ada hubungan antara
Permasalahan dalam penelitian ini adalah ibu dukungan suami dengan pemeriksaan hepatitis di
yang sikap positif mempengaruhi ibu tidak melakukan Wilayah Kerja Puskesmas Martoba. Dukungan
screening hepatitis b. Sedangkan ibu yang memiliki suami memiliki nilai Exp (B) sebesar 8,288, hal ini
sikap negatif mempengaruhi tidak melakukan menunjukkan bahwa responden yang mendapat
screening hepatitis b. ini disebabkan ibu di wilayah suami yang memberikan dukungan memiliki
puskesmas ujung patihah belum memiliki prilaku yang peluang 8,288 kali lebih besar memeriksakan
baik. Pengetahuan mempengaruhi prilaku ibu dalam hepatitis (Putri et al., 2019)
pengambilan kebutusan untuk melakukan atau tidak Penelitian Marthen (2021) menemukan
melakukan sesuatu hal. Ibu yang memiliki sikap positif bahwa hubungan antara dukungan keluarga dengan
tetapi tidak melakukan pemriksaan hepatitis b sikap individu. Hasil uji statistic menunjukkan
disebabkan kondisi fisiologi ibu, keluarga tidak hubungan yang signifikan antara persepsi ibu
menemani ibu melakukan pemeriksaan hepatitis b, terhadap dukungan keluarga yang diterimanya
informasi tentang screening belum diketahui oleh dengan sikap ibu terhadap skrining triple eliminasi.
semua ibu hamil khususnya ibu hamil anak pertama, Artinya, ibu yang berpersepsi mendapatkan
pemeriksaan screening dilakukan di posyandu, tidak dukungan dari suaminya mempunyai sikap positif
mengunjungi ibu hamil di rumah masing-masing. terhadap pelayanan triple eliminasi. Sebaliknya ibu
Dengan adanya informasi dari petugas yang merasa tidak mendapat dukungan suami
kesehatan, diharapkan ibu-ibu hamil didaerah (persepsi negatif) juga cenderung bersikap negatif
sekitarnya agar ibu – ibu hamil di Puskesmas Ujong terhadap triple eliminasi (Marthen et al., 2021)
Patihah lebih rajin melakukan pemeriksaan kehamilan Permasalahan dalam penelitian ini adalah
serta melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi peran suami baik mempengaruhi ibu tidak
adanya virus hepatitis selama kehamilan. Self-efficacy melakukan screening hepatitis b. Sedangkan peran
adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk suami kurang mempengaruhi tidak melakukan
melakukan suatu tindakan atau pekerjaan untuk screening hepatitis b. ini disebabkan suami tidak
mencapai tujuan yang ingin dicapai yang berasal dari memahami maksud dari suami siaga (siap antar dan
individu. Efikasi diri merupakan salah satu faktor jaga) bahwa peran suami tidak hanya mememuhi
internal yang berhubungan dengan niat dan kebutuhan rumah tangga tetapi suami harus
keputusan untuk melakukan perilaku tertentu (Curry memahami kondisi ibu serta menemani ibu
et al., 2018) memeriksakan kesehatan ibu dan anak. Sebagian
Penelitian Mamalanggo (2019) juga suami bekerja diluar kebupaten (1 bulan sekali
menemukan hubungan antara sikap ibu dengan pulang ke rumah), suami merasa lelah seharian
kunjungan antenatal care (ANC) di Puskesmas bekerja (nelayan dan berkebun).
Ranotana Weru Kota Manado. Pengetahuan Keluarga mempunyai peran yang signifikan
mempengarui sikap ibu hamil dalam pengambilan dalam mendukung ibu untuk melakukan
keputusan (Mamalanggo et al., 2019). Dampak sikap pemeriksaan secara rutin. Ibu hamil dengan
cukup dalam menghadapi adaptasi pemeriksaan memberdayakan anggota keluarga terutama suami
HbsAg pada masa kehamilan mengakibatkan untuk ikut membantu para ibu hamil dalam
kurangnya pemahaman masalah fisiologis maupun meningkatkan kepatuhannya melakukan
psikologis yang terjadi. Masalah kesehatan fisiologis pemeriksaan triple eliminiasi (Wiradyani, 2013).
dan psikologis dalam periode kehamilan yang tidak Perilaku terbentuk dari dua faktor utama,
dikelola dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi yaitu stimulus dan respon. Dalam suatu stimulus
bagi ibu maupun janin (Kusmiyati, Yuni, 2009). terdapat faktor eksternal, dan faktor internal.
Dukungan sosial bagi ibu hamil dapat bersumber
Hubungan dukungan suami terhadap dari pasangan. Suami tidak secara langsung
keikutsertaan screening Hepatitis B mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan,
Hasil penelitian sebelumnya telah dilaporkan tetapi sebagai faktor motivasi untuk
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara membangkitkan niat dalam memanfaatkan
peran suami dengan keikutsertaan screening pelayanan kesehatan (Fan et al., 2019)
58 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Suami harus berperan aktif dalam dukungan petugas kesehatan dengan pemeriksaan
peneriksaan kesehatan ibu hamil. Dukungan suami hepatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Martoba.
belum total diberikan kepada isteri hanya sebatas Dukungan petugas kesehatan memiliki nilai Exp (B)
mengantar sampai ditempat tetapi kurang sebesar 11,039, hal ini menunjukkan bahwa
memastikan kondisi kehamilan. serta suami tidak responden yang mendapat dukungan dari petugas
membantu pekerjaan dirumah.ibu hamil sendiri kesehatan memiliki peluang 11,039 kali lebih besar
juga perlu mendapatkan dukungan kuat dari orang memeriksakan hepatitis dibandingkan dengan
terdekat yaitu keluarga terutama sang suami. Suami responden yang tidak mendapat dukungan dari
yang bertanggung jawab peran sebagai kepala petugas Kesehatan (Putri et al., 2019)
rumah tangga harus mampu mengayomi Permasalahan dalam penelitian ini adalah
keluarganya terutama kepada istrinya. Dukungan peran tenaga kesehatan positif mempengaruhi ibu
suami sangat penting dalam hal pemeriksaan tidak melakukan screening hepatitis b. Sedangkan
kehamilan. Salah satu bentuk dukungan kehamilan peran tenaga kesehatan kurang mempengaruhi
adalah memberikan saran pada ibu mengenai tidak melakukan screening hepatitis b. ini
masalah kehamilannya, memberitahu ibu tentang disebabkan tenaga kesehatan hanya
hal-hal kehamilan, bahagia dengan kehamilan ibu, menyampaikan informasi tentang jadwal screening
meyakinkan ibu bahwa keadaan janin nya akan 1 kali saja melalui pengeras suara masjid dan
baik-baik saja, memfasilitasi ibu dalam masa informasi disebarkan melalui kader, Menurut
kehamilan, memberikan ibu makanan dan petugas kesehatan : setiap warga sudah
minuman yang kaya akan nutrisi setiap harinya, mengetahui jadwal screening hepatitis, karena
menanyakan ibu tentang kapan waktu kunjungan kegiatan ini sudah rutin di lakukan setiap bulan,
kehamilan ulang, menanyakan bagaimana informasi yang disampaikan hanya pada ibu hamil
kehamilannya anak pertama saja seperti kegunaan screening
Beberapa faktor lain seperti niat, hepatitis, berapa lama pemeriksaan, manfaat
keterjangkauan jarak, dukungan dari pasangan, screening, ibu hamil anak ke 2 dan seterusnya tidak
efikasi diri dan harapan hasil juga dapat dilakukan edukasi ulang.
mempengaruhi kunjungan pemeriksaan. Dukungan Peran petugas kesehatan sangat penting
suami berupa respon dari ada atau tidak adanya dalam melindungi, meningkatkan, dan mendukung
dorongan, motivasi, nasehat yang akan ibu dalam masa kehamilan.Petugas kesehatan
mempengaruhi hamil wanita untuk melanjutkan memiliki posisi yang dapat memengaruhi organisasi
atau menghentikan pemeriksaan hepatitis (Fatimah dan fungsi pelayanan kesehatan ibu baik sebelum,
et al., 2020). selama maupun setelah kehamilan dan
Faktor lainnya yang mempengaruhi ibu hamil persalinan.Bidan adalah petugas kesehatan yang
dalam melakukan pemeriksaan hepatitis yaitu terlibat pada perawatan selama kehamilan harus
dukungan suami merupakan suatu bentuk dapat menginformasikan kepada ibu agar
perwujudan dari sikap perhatian dan kasih sayang. memeriksakan hepatitis selama kehamilan
Dukungan dapat diberikan baik fisik maupun psikis. Dukungan tenaga kesehatan dapat
Suami memiliki andil yang cukup besar dalam diwujudkan seperti memberikan kenyamanan fisik
menentukan status kesehatan ibu. Dukungan suami dan psikologis, perhatian, penghargaan, maupun
yag baik dapat memberikan motivasi yang baik pada bantuan dalam bentuk lainnya yang diterima ibu
ibu untuk memeriksakan kehamilannya (Putri et al., hamil. Tenaga kesehatan merupakan sumber
2019). dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang
sangat jarang memberi dukungan dan memiliki
Hubungan dukungan tenaga kesehatan terhadap peran yang sangat cepat berubah. Dukungan
keikutsertaan screening Hepatitis B kepada ibu hamil menjadi salah satu faktor penting
Begitu juga dengan dukungan tenaga kesehatan, dalam melakukan pemeriksaan hepatitis (Khoriah I.,
hasil penelitian telah dilaporkan bahwa dukungan 2016). Petugas kesehatan dapat memberikan
tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ujong informasi atau sosialisasi kepada ibu maupun
Patihah mempunyai hubungan bermakna dengan anggota keluarga lainnya tentang penting
keikutsertaan screening hepatitis B pada ibu hamil. melakukan pemeriksaan triple eliminasi, sehingga
Sejalan dengan penelitian Putri (2019) akan meningkatkan kepatuhan ibu dalam
menemukan bahwa ada hubungan antara pemeriksaan (Ramlia, 2019).
Apriadi 59
Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil....

Sikap ibu hamil merupakan faktor dominan dalam kontak biasa dan 65,2% khawatir tentang berbagi
keikutsertaan screening Hepatitis B makanan atau makan dengan orang dengan CHB.
Hasil penelitian telah diketahui, bahwa kekuatan Memberikan pendidikan profesional kepada
hubungan masing-masing variabel adalah sikap mahasiswa kedokteran untuk meningkatkan
positif memiliki hubungan paling kuat/dominan pengetahuan mereka, menghilangkan
terhadap keikutsertaan ibu hamil screening kesalahpahaman dan membantu mengurangi
hepatitis B daripada sikap negatif. Sesuai dengan stigma dan diskriminasi yang terkait dengan HBV
penelitian Ariestanti (2020) menemukan bahwa ibu adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
yang mempunyai sikap positif mempunyai peluang pencegahan dan pengendalian HBV di Vietnam
5 kali mempunyai perilaku pemeriksaan kehamilan (Nguyen et al., 2021)
secara rutin dibandingkan dengan yang sikap Untuk meningkatkan sikap positif ibu hami
negative (Ariestanti et al., 2020) dalam pemeriksaan hepatitis B di perlukan
Penelitian Wulandari (2017) menemukan dukungan keluarga khususnya suami. Penelitian ini
bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap juga mendapatkan bahwa selain factor utama
ibu dengan pemanfaatan program screening keikutsertaan ibu hamil dalam pemeriksaan
hepatitis B. Faktor yang dapat mempengaruhi hepatitis B adalah sikap, tetapi factor ke2 yang
tindakan responden dalam melakukan pemeriksaan mempengaruhi adalah factor suami. Ibu yang
triple eliminasi (hepatitis, HIV dan sefilis) yaitu mendapatkan dukungan dari suaminya mempunyai
faktor sikap seperti rasa malas, ibu hamil harus sikap positif terhadap pelayanan screening hepatitis
ingat bila tidak melakukan pemeriksaan triple B. Sebaliknya ibu yang merasa tidak mendapat
eliminasi memungkinkan untuk menularkan virus ke dukungan suami (sikap negatif) juga cenderung
janin bila terdapat hasil laboratorium yang positif bersikap negatif terhadap screening hepatitis B.
(Wulandari, 2017). Penelitian lainnya seperti Menurut Notoadmojo bahwa dorongan dari
penelitian yang dilakukan oleh Mamalanggo (2019) keluarga untuk mencari pertolongan kesehatan
menemukan bahwa ada hubungan antara sikap akan berpengaruh besar terhadap keinginan atau
dengan pemeriksaan Antenatal Care (pemeriksaan motivasi untuk mengakses pelayanan kesehatan
HIV, Hepatitis dan sefilis) dengan nilai OR (Marthen et al., 2021)
4,05.artinya sikap mempengaruhi 4 kali dalam Sikap terbentuk dari 3 hal yaitu
pemeriksaan antenatal care.(Mamalanggo et al., kepercayaan atau keyakinan dari ide atau konsep
2019) yang diketahui, kehidupan emosional atau
Sikap adalah faktor penting dalam upaya evaluasi emosional terhadap objek atau konsep,
kunjungan peningkatan kesehatan ibu dan anak kecendrungan untuk bertindak atau tidak
sehingga kematian ibu dan anak bisa dicegah. bertindak (Juniny et al., 2014). Sikap dipengaruhi
Dengan sikap positif juga ibu hamil bisa merespon oleh pengalaman ibu hamil sebelumnya. Ibu yang
atau menilai arti pentingnya ANC sehingga sikap ibu belum memiliki pengalaman dari kehamilan
hamil dalam pemeriksaan kehamilan dapat sebelumnya dapat mempengaruhi pengetahuan
ditingkatkan (Sumarni, 2014) ibu hamil tersebut. Responden yang belum
Stigma dan kurangnya pengetahuan telah pernah hamil belum mengetahui resiko tinggi
diakui sebagai hambatan yang signifikan untuk dalam kehamilan (Nugroho et al., 2019)
pencegahan, diagnosis dan pengobatan infeksi Melaksanakan sosialisasi mengenai usaha-
kronis. Sikap negatif terhadap infeksi HBV dan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan
keengganan untuk memberikan perawatan untuk pemanfaatan pelayanan antenatal (pemeriksaan
pasien CHB telah didokumentasikan dengan baik HIV, Hepatitis dan sefilis) secara berkelanjutan perlu
dalam penelitian sebelumnya di antara mahasiswa dilakukan sebagai upaya mengatasi dan membantu
kedokteran dan petugas kesehatan di Vietnam, meningkatkan keadaan sikap ibu hamil yang positif
Jepang, Iran, Arab Saudi dan negara-negara lain. terhadap antenatal. Kemampuan komunikasi dan
Studi-studi ini juga menunjukkan bahwa sikap siswa pendekatan keluarga sangatlah penting
berkorelasi positif dengan skor pengetahuan rata- Penyampaian pesan dapat dilakukan dalam
rata mereka dan tingkat kemauan secara signifikan penyuluhan, wirit, arisan, dan kegiatan lain dengan
terkait dengan kepercayaan diri mereka dalam pembahasan kematian ibu dan anak dpaat dicegah
melindungi diri dari infeksi. Peserta memiliki sikap melalui pemeriksaan persalinan menggunakan
terhadap HBV, 59,3% dari mereka khawatir tentang fasilitas ANC.
60 SAGO Gizi dan Kesehatan 3(1)
Juli – Desember 2021

Kesimpulan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)


Pada Masa Pandemi Covid -19. Jurnal Bidang
Faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan Ilmu Kesehatan, 10(2), 203–216.
keikutsertaan screening hepatitis B di wilayah kerja https://doi.org/10.52643/jbik.v10i2.1107
Puskesmas Ujong Patihah yaitu faktor tingkat Arini, Dian, T., Yunita, A., & Hartono. (2020).
pengetahuan ibu, sikap, peran suami dan peran Hubungan karakteristik ibu hamil dengan
tenaga kesehatan. Faktor yang paling dominan yaitu tingkat pengetahuan tentang penyakit
sikap ibu hamil terhadap keikutsertaan ibu hamil hepatitis b di rs dr oen solo baru karya tulis
screening hepatitis B ilmiah.
Saran, kepada petugas kesehatan seperti Chasanah, S., Dewanti, L., Anis, W., Studi, P., Bidan,
dokter/bidan untuk dapat menginformasikan P., Kedokteran, F., Airlangga, U., Ikm-kp, D.,
jadwal pemeriksaan hepatitis b terutama kepada Kedokteran, F., & Airlangga, U. (2021).
ibu hamil trisemester 1 atau riwayat hamil pertama Pengaruh Faktor Internal Ibu Hamil Dalam
kali di umumkan setiap ada kegiatan posyandu, Melakukan Pemeriksaan Triple Eliminasi.
tenaga kesehatan harus menginformasikan kepada Indonesian Midwifery and Health Sciences
ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan dini Journal, 5(1), 88–101.
hepatitis b seperti manfaat hepatitis, berapa lama https://doi.org/10.20473/imhsj.v5i1.2021.88
pemeriksaan, efek dari pemeriksaan. -102
Curry, S., Kris, A., Owens, D., Barry, M., Caughey, A.,
Davidson, K., & Doubeni, C. (2018). Screening
Deklarasi Konflik Kepentingan for syphilis infection in pregnant women US
Dalam penelitian ini, penulis menyatakan bahwa preventive services task force reaffirmation
tidak ada konflik kepentingan yang substansial baik recommendation statement. JAMA, 320(9),
yang berasal dari institusi atau faktor lain yang 911–917.
terkait dengan penelitian yang telah dilakukan, Dinkes Nagan Raya. (2020). Data Dinas Kesehatan
serta nilai berdasarkan identitas penulis dan nilai Kabupaten Nagan Raya.
publikasi. El Bcheraoui, C., Nieto, G., Dubon, A., Gagnier, M.,
Sutton, M., & Mokdad, A. (2013). Disparities
in HIV screening among pregnant women El
Ucapan Terima Kasih Salvador. PLoS ONE, 8(12), 1–8.
Fan, S.-R., Wang, A.-L., & Wang, L.-H. (2019).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Elimination of Mother-to-child Transmission
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat of Syphilis: Challenge and Solution. Maternal-
Direktorat Pascasarjana Universitas Sari Mutia Fetal Medicine, 1(2), 95–104.
Indonesia. Berikutnya, juga diucapkan terimakasih https://doi.org/10.1097/fm9.000000000000
kepada Kepala Puskemas Ujong Patihah yang telah 0018
memberikan kesempatan untuk dilakukan Fatimah, M., Respati, S. H., & Pamungkasari, E. P.
penelitian. (2020). Determinants of Pregnant Women
Selanjutnya kepada ibu-ibu yang telah Participation on Triple Elimination of HIV,
terlibat sebagai responden penelitian penulis juga Syphilis, and Hepatitis B, in Semarang. Journal
mengucapkan terima kasih atas konstribusinya of Health Promotion and Behavior, 5(2), 124–
selama penelitian berlangsung. 134.
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2020.05.0
2.07
Daftar Rujukan Hajarizadeh, B., Wallace, J., Richmond, J., Ngo, N., &
Enright, C. (2015). Hepatitis B knowledge and
Al Rahmad, A. H. (2018). Modul pendamping KMS
associated factors among people with
sebagai sarana ibu untuk memantau
chronic hepatitis B. Australian and New
pertumbuhan balita. AcTion: Aceh Nutrition
Zealand Journal of Public Health, 39(6), 563–
Journal, 3(1), 42–47.
568. https://doi.org/10.1111/1753-
https://doi.org/10.30867/action.v3i1.98
6405.12378
Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, Y. (2020).
Infodatin. (2017). SITUASI PENYAKIT HEPATITIS B di
Determinan Perilaku Ibu Hamil Melakukan
Apriadi 61
Analisis faktor keikutsertaan screening hepatitis “B” pada ibu hamil....

INDONESIA TAHUN 2017. Pusat Data Dan Nguyen, T. T. L., Pham, T. T. H., So, S., Van Hoang, T.
Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2442– H., Nguyen, T. T. U., Ngo, T. B., Nguyen, M. P.,
7659, 1–6. Thai, Q. H., Nguyen, N. K., Le Ho, T. Q. A.,
Irnanda, R. P., Sudarno, & Juniatuti. (2017). Tran, Q. P., & Pham, M. K. (2021). Knowledge,
Correlation Between Level Of Knowledge attitudes and practices toward hepatitis b
About Hepatitis B And Hbsag Screening virus infection among students of medicine in
Behavior Among Pregnant Women In Vietnam. International Journal of
Integrated Service Unit Of Wringinanom Environmental Research and Public Health,
Public Health Center Gresik. 18(13), 1–13.
Juniny, M., Ridwan, A., & Legiran. (2014). hubungan https://doi.org/10.3390/ijerph18137081
Antara pengetahuan dan Sikap serta Nugroho, F. F. A., Follona, W., & Purbowoti, N.
Dukngan Petugas Kesehatan terhadap (2019). faktor-faktor yang berhubungan
kepatuhan imunisasi hepatitis B di wilayah dengan pengetahuan ibu hamil tentang
kerja Puskesmas Ariodillah. hepatitis B pada ibu hamil di Puskesmas
Kemenkes RI. (2014). Profile Kesehatan Indonesia Kecamatan cilinging jakarta Utara.
Tahun 2013. In Journal of Physics A: Putri, D. K., Hanum, R., & Simanjuntak, H. J. (2019).
Mathematical and General (Vol. 14, Issue 8). Faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam
https://doi.org/10.1088/0305- melakukan pemeriksaan hepatitis. Jurnal
4470/14/8/037 Nursing Arts, XIII(01), 12–22.
Khoriah I. (2016). Dukungan keluarga dan dukungan Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar
petugas kesehatan dan perilaku ibu dalam Kementrian Kesehatan RI Badan Penelitian
pencegahan hepatitis kebayi. Kesehatan, dan Pengembangan Kesehatan 2018. Riset
Jurnal Masyarakat Universitas Negeri Kesehatan Dasar, 1–220.
Semarang. https://doi.org/10.1088/1751-
Lee, T.-Y., Hsu, Y.-C., Tseng, H.-C., Lin, J.-T., Wu, M.- 8113/44/8/085201
S., & Wu, C.-Y. (2020). Association of daily Rokom. (2016). Artikel Kemenkes.
aspirin therapy with hepatocellular Rumini, D. (2018). Faktor Risiko Hepatitis B PAda
carcinoma risk in patients with chronic Pasien Di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Jurnal
hepatitis C virus infection. Clinical Kesehatan Global, 1(1), 37–44.
Gastroenterology and Hepatology, 18(12), https://doi.org/10.1007/978-3-211-79280-
2784–2792. 3_427
Mamalanggo, A., Rumayar, A. A., & Maramis, F. . R. Sumarni. (2014). The Relationship Between
(2019). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Knowledge and Attitude of Pregnant Women.
Ibu Serta Dukungan Petugas Kesehatan Julnal MKMI, 200–204.
Dengan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di World Health Organization. (2016). Combating
Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. hepatitis B and C to reach elimination by
Kesmas, 8(7), 221–227. 2030. World Health Organization, May, 1–16.
Marthen, S., Koamesah, J., Trisno, I., Djie, S., & Wulandari, F. (2017). Faktor-faktor yang
Rante, T. (2021). Relationship between mempengaruhi pemenfatan program
Knowledge , Family Support , Frequency of skrining hepatitis B pada ibu hamil di
Information , and Attitude Towards Triple Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun
Elimination Testing During. Journal of 2017 (Vol. 46).
Community Health, 3(1). Zulfian, Satiawati, O. R., & Sapitia, A. (2018).
Mulyani, Y., & Salsabil, V. N. (2020). Pengetahuan Hubungan tingkat pengetahuan ibu hami
Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pencegahan dengan kejadian hepatitis B di Puskesmas
Penularan Penyakit Hepatitis B Pada Janin Di Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang.
Puskesmas Ciaparay Kabupaten Bandung Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 5(3),
Tahun 2019. Journal for Quality in Women;s 224–231.
Health, 3(2), 195–200.
https://doi.org/10.30994/jqwh.v3i2.68

You might also like