Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No.

2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

PENGARUH PENERAPAN MODEL PBL BERBANTUAN MEDIA


GOOGLE CLASSROOM TERHADAP HOTS, MOTIVASI DAN MINAT
PESERTA DIDIK

Nurul Komariah, Mujasam, Irfan Yusuf, Sri Wahyu Widyaningsih


Email: s.widyaningsih@unipa.ac.id
Pendidikan Fisika Universitas Papua

Abstract: The study has bee carried out with a view to estamblishing an aplication of the opposing
problem based learning model help the google classroom on the HOT, motivation and interest student
yapis manokwari high school. The focus treatment is from yhe realm C 4, C5 and C6. Researdch methods pre
eksperimental designwith researdch desigh is the one group pretes-posttest design.the subjek in this study
is a leaner’s class XII IPA high school of Yapis Manokwari 21 person. Results pretest and posttest in
normal distribution and homogenized analysis, this hypotesis was tested using the wilcoxson test for its
significance α = 0,05. value results is sig 2 tailed is 0,00 which is less than an significance 0,05 so his
hypothetical decision is H0 is bounce or HA be accepted, thus there is influence from aplication of the
problem based learning model help the google classroom on the higher order thingking skill (HOTS), as
well as enaugh grades for HOTS in the kategory, motivation and interest student yapis manokwari high
school. Spacing data analyzed using winstep, where person measure 0,58 ˃ 0,00 for motivation and 0,08 ˃
0,00 for interest. Generally learners have good motivation and interest in learning.

Abstrak: Penelitian ini dilakasanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
PBLberbantuan media Google Classroom terhadap HOTS, motivasi dan minat peserta didik di SMA Yapis
Manokwari sebelum dan sesudah perlakuan. Fokus perlakuan yaitu pada ranah C4, C5 dan C6. Metode
penelitian pre eksperimental design dengan desain penelitian the one group pretes-posttest design. Subjek
pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPA SMA Yapis Manokwari yang berjumlah 21 orang.
Instrumen yang digunakan untuk melihat HOTS peserta didik adalah soal esai yang terdiri dari 6 nomor.
Hasil data pretest dan posttest yang dianalisis terdistribusi normal dan homogen, hipotesis di uji
menggunakan uji wilcoxson dengan nilai signifikansi α = 0,05. Hasil nilai sig 2 tailedyang diperoleh
sebesar 0,00 dimana kurang dari taraf signifikansi 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah H 0 ditolak
atau HA diterima, serta hasil HOTS dalam kategori cukup, maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
dari penerapan model PBLberbantukan media google classroom terhadap HOTS pada peserta didik dalam
proses pembelajaran. Data hasil angket dianalisi menggunakan winstep, dimana person measure 0,58 ˃
0,00 untuk motivasi dan 0,08 ˃ 0,00, secara umum peserta didik memiliki motivasi dan minat yang baik
terhadap pembelajaran.

© 2019 Physics Education Department, STKIP PGRI Lubuklinggau, Indonesia

Kata kunci:PBL, google classroom, HOTS, motivasi, minat

PENDAHULUAN pendidikan merupakan usaha secara sadar


Undang-undang Republik Indonesia dan terencana untuk mewujudkan suasana
mengenai sistem pendidikan nasional belajar dan proses pembelajarannya agar
pada Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa peserta didik aktif dalam pengembangkan

102
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

potensi yang terdapat dalam dirinya untuk menganalisis informasi. HOTS termasuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dalam kemampuan membaca dengan
pengendalian diri, kepribadian, pemahaman serta dapat mengidentifikasi
kecerdasan, ahlak yang mulia dan materi yang dibutuhkan dan yang tidak
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dibutuhkan. Kemampuan menarik
sendiri, bangsa dan negara serta kesimpulan yang tepat dari data yang
masyarakat (UUD RI, 2003). Kegagalan telah diberikan dan mampu menentukan
maupun keberhasilan dalam suatu proses ketidak konsistenan dan pertentangan
pembelajaran serta tercapai atau tidaknya dalam sebuah data ini juga termasuk
tujuan dari pendidikan salah satunya dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi.
bergantung pada kurikulum, model Hasil belajar kognitif pada peserta didik
pembelajaran dan media yang digunakan. diukur berdasarkan taksonomi Bloom
Kurikulum di Indonesia saat ini yang revisi yang mencakup analisis (C4),
diberlakukan oleh pemerintah adalah evaluasi (C5) dan menciptakan atau
kurikulum 2013. Tingkat SD, SMP, SMA kreativitas (C6).
dan sederajat hampir sebagian besar Sekolah merupakan suatu lembaga
sudah menggunakan K13. Terdapat lima pendidikan yang berkewajiban memberi
pendekatan pengalaman belajar dalam kesempatan belajar yang luas dan tidak
K13 yaitu: mengamati, menanya, terbatas pada setiap siswa. Dengan
mengumpulkan informasi, demikian siswa dapat mengembangkan
mengasosiasikan dan segala kemampuan yang ada pada diri
mengkomunikasikan (Permendikbud, mereka secara maksimal dengan
2014). Berdasarkan Permendikbud RI menyesuaikan karakteristik sekolah
Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar tempat mereka mencari ilmu
proses, pemerintah telah menetapkan pengetahuan. Salah satu faktor penting di
kebijakan penggunaan Teknologi sekolah yang menjadikan sumber daya
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam manusia yang berkualitas adalah seorang
pembelajaran pada Kurikulum 2013 guru (Ariani, T, 2017). Sekolah yang
sesuai dengan pendidikan SD, SMP, SMA sudah menerapkan kurikulum 2013 salah
dan sederajat, disebutkan pada butir ke 13 satunya adalah SMA Yapis Manokwari
prinsip pembelajaran yang digunakan yang merupakan salah satu sekolah
yaitu pemanfaatan teknologi informasi yayasan swasta. Permasalahan yang
dan komunikasi untuk meningkatkan terdapat di SMA Yapis Manokwari
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. terutama kelas XII IPA dapat diketahui
Kurikulum K13 tidak hanya setelah melakukan PPL. Permasalahan
menekankan pada keterampilan berfikir utama yang ditemukan pada proses
tingkat rendah/Lower Order Thingking belajar mengajar di kelas XII IPA
Skill (LOTS), tetapi juga keterampilan diantaranya peserta didik kurang aktif,
berfikir tingkat tinggi/Higer Order mudah bosan dan masih sulit dalam
Thingking Skill (HOTS). HOTS memahami konsep dari materi yang
merupakan kemampuan untuk diajarkan. Selain itu peserta didik juga
menganalisis, menghubungkan dan lebih suka bermain gadget pada saat
mengevaluasi semua aspek situasi dan proses pembelajaran berlangsung hal ini
permasalahan yang didapatkan, termasuk terlihat pada saat guru mengajar hanya
didalamnya mengumpulkan, sekitar 40% peserta didik yang mengikuti
mengorganisasikan, mengingat, dan proses dengan baik dan mampu

103
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

mengerjakan ulangan harian yang pembelajaran, serta pemecahan masalah-


diberikan oleh pendidik. 30 peserta didik masalah yang terdapat di sekolah banyak
hanya 12 orang yang mendapatkan nilai cara yang dapat dilakukan salah satu cara
yang mencapai KKM sedangkan 18 yang dapat digunakan dalam proses
orang lainnya nilainya belum mencapai pembelajaran dapat menggunakan model
KKM, siswa kelas XII IPA hanya mampu pembelajaran Problem Based Learning
mengerjakan soal ranah C1 sampai C3. (PBL) berbantukanmedia Google
Pendidikan yang bersifat konvensional Classroom (GC).
yang hanya dibatasi pada pertemuan di PBL merupakan suatu model
sekolah juga tidak dapat mengembangkan pembelajaran yang dapat melibatkan
kemampuan dan pengetahuan yang peserta didik untuk mengatasi masalah
dimiliki oleh peserta didik. Waktu yang yang nyata melalui tahap-tahap metode
tersedia bagi pendidik dan peserta didik ilmiah sehingga peserta didik dapat
untuk bertatap muka secara langsung di mempelajari pengetahuan yang
ruang kelas sangat terbatas. Selain itu berhubungan dengan masalah tersebut dan
proses penyampaian bahan ajar hampir memiliki keterampilan untuk mengatasi
sepenuhnya dilakukan dalam ruang kelas masalah yang nyata tersebut. Hasil
yang menyebabkan penyampaikan bahan penelitian yang dilakukan oleh Hodiyanto
ajar bisa saja terlambat atau bahkan tidak (2018)menyatakan bahwa model PBL
tersampaikan jika pertemuan terdapat memiliki pengaruh terhadap HOTS.
kendala. Permasalahan tersebut dapat GC merupakan ruang kelas google
menyebabkan perkembangan peserta dimana media ini hanya sebagai alat bantu
didik menjadi terhambat. Hasil belajar pembelajaran saja.GC dapat digunakan
yang rendah dapat diakibatkan karena siswa pada setiap ruang lingkup pendidikan
kurang aktif dalam proses belajar mengajar. yang bertujuan untuk menemukan solusi
Faktor kecil yang dapat mempengaruhi atas kesulitan yang dialami dalam
rendahnya hasil belajar siswa adalah karena membuat tugas tanpa menggunakan kertas
pembelajaran yang disajikan masih dalam (paperless). Perangkat lunak ini dikenal
bentuk yang kurang menarik, sehingga sebagai bagian dari Google Apps For
terkesan sulit dipahami sehingga siswa Education (GAFE) sejak 12 Agustus
tidak terlalu menguasai konsep dasar yang 2014. Aplikasi ini dapat memudahkan
terkandung dalam materi pelajaran fisika. pendidik dan peserta didik dalam
Hal tersebut dapat menghambat kreativitas melaksanakan proses pembelajaran yang
siswa dalam menjawab soal, yang akhirnya
lebih mendalam, hal ini disebabkan
hasil belajar siswa menjadi rendah (Gumay,
karena pendidik maupun peserta didik
O. P. U., & Framanta, A, 2019).
dapat mengumpulkan tugas, mendistribusi
Jalan keluar untuk mengatasi
tugas dan menilai tugas tanpa terikat oleh
permasalahan tersebut maka di buatlah E-
batas waktu pelajaran. Media GC pada
Learning (Sukamto, 2012). E-Learning
penelitian ini diharapkan dapat
ini dapat bermanfaat untuk menambah
mendukung Higher Order Thingking Skill
pertemuan walaupun secra tidak langsung
(HOTS).
dalam proses pembelajaran agar dapat
Penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan kemampuan dan
Wicaksono & Rachmadyanti (2017)
pengetahuan peserta didik.
menyatakan bahwa melalui penggunaan
Menanggapi tuntutan dalam kurikulum
GC siswa menjadi lebih nyaman dan lebih
2013 tentang pemanfaatan TIK dalam
aktif dalam mengkonstruksikan

104
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

pengetahuannya. Penelitian yang motivasi dan minat pada peserta didik


dilakukan oleh Gunawan & Sunarman kelas XII IPA SMA Yapis Manokwari.
(2018) secara umum tingkat keberhasilan
dalam proses pembelajaran menggunakan METODE PENELITIAN
GC sebesar 88% dari rancangan Penelitian ini akan dilaksanakan di
penelitian, pemecahan masalah yang SMA Yapis Manokwari pada kelas XII
dilakukan oleh peserta didik juga sesuai IPA, yang terletak di jalan S.
dengan ekspetasi yang diharapkan, Condronegoro, Distrik Manokwari Barat.
kemampuan pemecahan masalah pada Penelitian ini akan dilakukan pada bulan
peserta didik semakin meningkat serta Januari-Oktober 2019 pada semester
penggunaan GC mendapat respon yang ganjil tahun ajaran 2018/2019.
baik dari peserta didik. Penggunaan GC Bentuk desain penelitian ini
efektif untuk dipergunakan dalam proses merupakan penelitian pre experimental
pembelajaran serta mampu design dengan desain penelitiannya
mengembangkan pemecahan masalah adalah the one group pretes-posttest
pada peserta didik. design (Frangkel and Wallen, 2019).
Minat belajar juga besar sekali Kelompok-kelompok peserta didik
pengaruhnya terhadap hasil belajar sebab sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu
dengan minat seseorang akan melakukan mereka akan diberikan pretest, dengan
sesuatu yang diminatinya.Sebaliknya tujuan agar peneliti dapat mengetahui
tanpa minat seseorang tidak mungkin kejelasan keadaan awal kelompok
melakukan sesuatu. Misalnya seorang sebelum diberi perlakuan. Jika ini sudah
anak menaruh minat terhadap bidang dilakukan maka langkah selanjutnya
kesenian, maka ia akan berusaha untuk adalah memberikan perlakuan kemudian
mengetahui lebih banyak tentang kesenian diberikan posttest.
(Usman, 2009). Yusuf & Widyaningsih
Tabel 1. Desain Penelitian
(2018) juga mengatakan bahwa penerapan
PBL berbantuan media TIK membantu Pretest Perlakuan Posttest
meningkatkan kualitas pembelajaran. O1 X O2
Motivasi berarti seni mendorong (Sugiono, 2015)
peserta didik untuk terdorong melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan Populasi dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dapat tercapai.Motivasi kelas XII IPA SMA Yapis Manokwari
merupakan salah satu faktor yang turut yang terdiri dari 1 kelas yang berjumlah
menentukan keefektifan dan keberhasilan 21 peserta didik.Teknik sampling dalam
pembelajaran dan sangat besar penelitian ini adalah sampling jenuh ini
pengaruhnya pada proses pembelajaran termasuk dalam Nonprobability
karena para peserta didik akan belajar Sampling. Sampling jenuh merupakan
dengan sungguh-sungguh apabila teknik pengambilan sampel yang semua
memiliki motivasi yang tinggi. Peserta anggota populasi digunakan sebagai
didik yang belajar tanpa adanya motivasi sampel. Sampel pada penelitian ini yaitu
maka dalam proses pembelajaran peserta kelas XII IPA SMA Yapis Manokwari.
didik tersebut akan sukar berjalan secara Teknik pengumpulan data yang akan
lancar.Peneliti akanmelihat pengaruh digunakan adalah sebagai berikut:
penerapan model pembelajaran PBL yang 1. Tes kognitif
berbantukan media GC terhadap (HOTS),

105
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

Tes dalam penelitian ini digunakan : rata-rata skor dari subyek yang
untuk mengetahui hasil perlakuan
terhadap sampel. Pengukurannya HOTS menjawab benar
dilakukan dengan memberikan soal-soall : rata-rata skor total
HOTS (Yusuf and Widyaningsih, 2018). : standar defiasi dari skor total
Tes yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalahpretestdan posttest. proporsi
2. Angket : proporsi peserta didik yang
Angket merupakan teknik menjawab benar pada butir soal yang
pengumpulan data yang dilakukan dengan sedang
cara memberi seperangkat pertanyaan diuji validitasnya
atau pernyataan tertulis kepada responden : proporsi peserta didik yang
untuk dijawabnya.
Teknik analisis data dalam penelitian menjawab salah pada butir soal yang
ini adalah sebagai berikut: sedangdiuji validitasnya
1. Uji Validitas Konstruk Data tentang valid dan tidaknya dapat
Validitas konstruk merupakan uji ditentukan dengan melihat nilai
validitas yang dilakukan oleh validitas menggunakan kategori pada Tabel 2
ahli yaitu dosen yang bersedia untuk Tabel 2. Kategori Validitas
melakukan validasi terhadap soal tes,
Nilai Kategori
LKPD,RPP dan angket motivasi serta
Tidak Valid
minat yang akan digunakan dalam
Validitas Sangat
penelitian (Zulkifli, 2009). Penelitian ini Rendah
menggunakan 2 validator data yang Validitas Rendah
didapat dari validasi ahli dianalisis Validitas Sedang
menggunakan program facet. Validitas Tinggi
2. UjiValiditas Item
Validitas Sangat
Validitas item ini merupakan sebuah Tinggi
ukuran yang memperlihatkan tingkat Suber: Ratumanan dan Laurens (2011)
kevalitan suatu item tes, soal akan
dikatakan valid jika mempunyai validitas 3. Daya Pembeda
yang tinggi dan dikatakan tidak valid Daya pembeda sebuah instrumen
apabila mempunyai validitas yang rendah. adalah kemampuan instrumen tersebut
Validasi item menggunakan korelasi membedakan antara peserta didik yang
product moment dengan simpangan. pandai (berkemampuan tinggi) dengan
Adapun rumusan untuk validasi item peserta didik yang tidak pandai
yaitu: (berkemampuan rendah).

................................ (3.1) D …..............…(3.3)


Keterangan :
(Arikunto, 2013)
D : daya pembeda
Keterangan:
J : jumlah peserta tes
: kooefisien korelasi : banyak peserta kelompok atas
: banyak peserta kelompok bawah

106
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

: banyaknya kelompok atas yang Rxy < 0,00 Tidak Valid

menjawab dengan benar (Arikunto, 2013)


5. Uji Normalitas
: banyaknya kelompok bawah yang
Uji normalitas ini digunakan untuk
menjawab dengan benar menguji apakah data pada setiap variabel
: proporsi kelompok atas yang penelitian yang akan dianalisis
menjawab dengan benar membentuk distribusi normal. Aplikasi
yang digunakan mendeteksi normalitas
: proporsi kelompok bawah yang
pada penelitian ini teknik pengujiannya
menjawab benar menggunakan software SPSS. Data akan
Tabel 3. Kriteria daya pembeda terdistribusi normal jika pada uji
normalitas menggunakan software SPSS
Interval koefisien Kriteria dengan kriteria nilai sig > 0,05 dan tidak
0,00 - 0,20 Lemah terdistribusi normal jika sig < 0,05
0,21 - 0,40 Cukup
(Pramesti, 2014).
0,41 - 0,70 Baik
0,71 - 1,00 Sangat baik 6. Uji Homogenitas
Sumber: (Arifin, 2017) Uji homogenitas ini digunakan untuk
4. Uji Reliabilitas mengetahui apakah variansi dengan
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan asumsi bahwa sampel penelitian berawal
cara menguji coba instrumen hanya sekali dari kondisi yang sama seragam
saja, kemudian data yang didapatkan akan (homogen) atau tidak. Data akan dikatan
dianalisis dengan teknik-teknik tertentu, homogen jika pada uji homogenitas
hasilnya dapat digunakan untuk menggunakan software SPSS kriteria nilai
memprediksi kereabilitasan pada sig > 0,05 dan dikatakan tidak homogen
instrumen. Pengujian data ini jika sig < 0,05 (Pramesti, 2014).
menggunakan tenik belah dua dari 7. Uji Hipotesis
Spearman Brown (Spelit Half) Rumus Jika data terdistribusi normal dan
persamaan uji reliabilitas (Sugiyono, homogen maka akan digunakan uji t, nilai
2015): yang telah diperoleh dari uji hipotesis,
akan dijadikan sebagai nilai dan
...................................... (3.2)
dibandingkan dengan nlai pada
Keterangan:
taraf signifikan 5% ( ). Nilai
: reliabilitas seluruh instrument
: korelasi produk antara belahan maka dapat diterima
pertama dan kedua di tolak dan jika nilai
maka ditolak dapat diterima.
Tabel 4. Kategori Reliabilitas
Hipotesis statistik yang akan diuji pada
Rentang Kategori penelitian ini adalah sebagai berikut:
0,81 - 1,00 Sangat Tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Sedang Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk
0,21 - 0,40 Rendah menetapkan suatu dasar sehingga dapat
0,00 - 0,20 Sangat Rendah mengumpulkan bukti yang berupa data-

107
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

data dalam menentukan keputusan apakah pembelajaran GC terhadap HOTS pada


menolak atau menerima kebenaran dari peserta didik SMA Yapis Manokwari.
pernyataan atau asumsi yang telah dibuat. Ha: Terdapat pengaruh penerapan PBL
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat berbantukan media pembelajaran GC
apakah terdapat pengaruh sebelum dan terhadap HOTS pada peserta didik SMA
sesudah diberi perlakuan dengan Manokwari.
penerapan media GC terhadap HOTS.
Tetapi, apabila data yang diperoleh tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
terdistribusi normal dan homogen, maka Penelitian ini dilakukan di kelas XII
akan digunakan uji nonparametrik (Rahmi IPA SMA Yapis Manokwari. Sebelum
& Aminah, 2015). melakukan penelitian ini peneliti
8. Uji N-Gain memberikan pretest untuk melihat
Uji N-gain ini digunakan untuk seberapa jauh kemampuan awal peserta
mengetahui peningkatan sebelum didik sebelum diberikan perlakuan dengan
perlakuan dan sesudah perlakuan. menerapan model PBL berbantukan
Persamaan untuk memperoleh nilai N- media GC terhadap mata pelajaran fisika
gain yaitu sebagai berikut (Diani dkk, terhadap HOTS, motivasi dan
2018): minatpeserta didik di kelas XII IPA SMA
Yapis Manokwari.
................................(3.4) Penerapan model pembelajaran pada
peserta didik kelas XII IPA SMA Yapis
Keterangan: Manokwari dilakukan sebanyak enam kali
G : nilai gain pertemuan dimana lima kali pertemuan
Spost : skor tes akhir secara langsung dan 1 kali secara tidak
Spre : skor tes awal langsung. Pemberian posttest dilakukan
Smaks : skor tertinggi yang dicapai setelah selesai seluruh pertemuan
siswa penerapkan model PBL berbantukan
media GC. Setiap soal-soal yang
Tabel 5. Kriteria N-Gain
diberikan kepada peserta didik merupakan
Rentang Kategori soal yang telah divalidkan oleh dua
g > 0,7 Tinggi validator, yaitu ibu Diana Novianti, S.Si
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang sebagai validator dari SMA Yapis
g < 0,3 Rendah Manokwari dan bapak Alberto Y.T. Allo,
Sumber: (Diani dkk, 2018) M.Pd dari pendidikan fisika FKIP UNIPA.
9. Analisis Anket Motivasi dan Minat Hasil validasi yang telah diberikan
Analisis angket persepsi peserta didik oleh kedua validator kemudian dianalisis
digunakan untuk mengetahui persepsi dengan menggunakan aplikasi facet.
peserta didik terhadap media Instrumen yang divalidasi oleh kedua
pemmbelajaran interaktif yang digunakan validator yaitu RPP, soal pretets-posttest,
dalam pembelajaran. Analisis angket angket motivasi dan minat. Didapatkan
persepsi peserta didik dilakukan dengan hasil bahwa instrument dapat digunakan
menggunakan software winsteps. dan diperbaiki sesuai masukan dari
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut: validator.
H0: Tidak terdapat pengaruh Selanjutnya peneliti melakukan uji
penerapan PBL berbantukan media validasi item dan daya pembeda dimana
soal yang diuji sebanyak sepuluh butir

108
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

soal esai, dari sepuluh soal tersebut yang pada soal posttest sedangkan pada soal
dapat peneliti gunakan adalah tujuh soal, pretest soal tidak terdistribusi normal dan
namun peneliti hanya menggunakan enam homogen.
soal. Peneliti menggunakan uji hipotesis
Peneliti juga melakukan uji reliabiltas nonparametrik untuk menguji hipotesis
item. Berdasarkan hasil analisis soal yaitu menggunakan uji wilcoxson dengan
diketahui bahwa pada bagian Reliability menggunakan aplikasi SPSS versi
Statistics terlihat nilai Cronbach’s Alpha 20dengan nilai signifikansi .
0,816 yang lebih besar dari (0,44) Hasil perhitungan sig 2 tailed sebesar
dengan taraf signifikansi 0,05 Hal ini 0,000 sehingga nilai sig 2-tailed 0,000
berarti terbukti reliabel. Jika nilai
dapat disimpulkan bahwa
Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel
dengan taraf signifikansi 0,05 maka ditolak dan diterima. Hal ini
kuisioner memiliki tingkat reliabilitas menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang baik atau konsisten. Hal ini sejalan hasil belajar peserta didik yang diajarkan
dengan Widi (2011) uji reliabilitas ini menggunakan pembelajaran model PBL
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana berbantukan media GCterhadap mata
alat pengukur yang telah disebarkan dapat pelajaran fisika pada peserta didik
dipercaya atau dapat diandalkan karena terhadap HOTS sebelum dan sesudah
soal tersebut dapat memberikan hasil diberi perlakuan. Hal ini sejalan dengan
pengukuran yang relatif konsisten dari penelitian dan Royantoro dkk (2018)
waktu ke waktu. dimana penerapan model PBL dilengkapi
Peneliti juga melakukan uji prasyarat dengan media menunjukkan hasil yang
yang digunakan yaitu, uji normalitas dan lebih baik dibandingkan dengan
uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan model pembelajaran yang
digunakan untuk melihat apakah data konvesional.Penerapkan model
yang akan dianalisis telah terdistribusi pembelajaran yang tepat pada materi
normal atau tidak. Data yang terdistribusi pembelajaran juga akan mendukung
normal memiliki nilai signifikan lebih peserta didik dalam meningkatkan hasil
besar dari 0,05 sedangkan data yang tidak belajar, sehingga hasil belajar yang
terdistribusi normal memiliki nilai diperoleh akan berbeda nilainya dengan
signifikan lebih kecil dari 0,05. Hasil uji sebelum di beri perlakuan.
normalitas dan homogenitas akan Pengujian N-gain untuk melihat
menentukan uji hipotesis yang digunakan seberapa besar pengaruh dari model
peneliti.Hasil uji prasyarat menunjukkan pembelajaran terhadap HOTS peserta
bahwa data tersebut terdistribusi normal didik.

Tabel 6. Uji N-Gain

Kelas Nilai Rata- Nilai Rata-rata Nilai Nilai N-gain Kriteria


rata Pretest Posttest Maksimum
Eksperimen 26,65 61,82 92 0,84 Tinggi

Hasil N-gain terlihat bahwa setelah diberi perlakuan, dimana hasil uji N-gain
diberi perlakuan peserta didik memiliki sebesar 0,84, hasil ini menunjukkan nilai
nilai yang lebih tinggi dari pada sebelum g˃0,70 yang memiliki arti bahwa

109
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

peningkatan pengaruhnya dalam taraf


tinggi. Nilai N-gain tersebut memiliki arti
bahwa pengaruh penerapan model
pembelajaran PBL berbantukan media
GC terhadap HOTS peserta didik berada
dalam taraf tinggi.
HOTS pada awalnya telah dimiliki
oleh peserta didik namun masih sangat
dibutuhkan tindak lanjut untuk dapat
mencapai tingkatan yang lebih baik. Perlu
bimbingan dari pendidik dan juga peran
aktif dari peserta didik yang secara rutin
melakukan latihan. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian dari Yusuf &
Widyaningsih (2019), Yusuf dkk (2018)
DAN Yusuf dkk (2019) yang menyatakan
bahwa penggunaan e-learning membatu
menumbuhkan HOTS Pesereta Didik.
Gambar 1 Analisis Angket Motivasi
Rosnawati (2009) yang menyatakan
bahwa peserta didik perlu mengulang Peserta didik yang memiliki motivasi
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang tinggi adalah peserta didik 12 dan 10
melalui latihan yang intensif walaupun sedangkan peserta didik yang memiliki
sebenarnya keterampilan ini sudah motivasi yang sangat rendah adalah
menjadi bagian dari cara berpikirnya. Hal peserta didik 9.Pernyataan ini juga
ini dikarenakan keterampilan berpikir didukung oleh hasil belajar peserta didik,
tingkat tinggi merupakan keterampilan dimana nilai pretest dan posttest peserta
cara berpikir peserta didik untuk dapat didik 12 dan 10 mengalami peningkatan.
menyeleksi informasi yang diperoleh Motivasi tertinggi adalah P4
dengan tingkatan menganalisis, (keberadaan pendidik di kelas membuat
mengevaluasi dan mengkreasi. Sesuai saya gugup, karena saya takut diminta
dengan pernyataan Diani dkk (2018) mengerjakan soal di depan kelas) dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi motivasi terendah adalah pernyataan P6
merupakan penggunaan pikiran secara (saya menjadi lebih bersemangat dalam
lebih luas untuk menemukan tantangan belajar fisika saat pendidik memberikan
baru pada tingkat yang lebih tinggi. pujian atas hasil kerja saya dalam
Analisis angket persepsi juga menyelesaikan soal latihan, tugas maupun
dilakukan untuk melihat bagaimana Pekerjaan Rumah(PR). Person measure
motivasi dan minat peserta didik terhadap sebesar 0,58 lebih besar dari 0,00 pula
pembelajaran yang diberikan. Analisis menunjukan bahwa pada umumnya
angket persepsi ini menggunakan aplikasi peserta didik memiliki motivasi yang baik
winstep. terhadap proses pembelajaran.
Data yang diperoleh di atas
menunjukan bahwa tingkat motivasi
peserta didik penerapan model
PBLberbantukan media GCcukup baik.
Hikmat(2009) yang menyatakan bahwa

110
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

motivasi belajar dapat merangsang


seseorang untuk bekerja dengan baik,
mendorong seseorang untuk bekerja lebih
berprestasi dan mengarahkan perilaku
untuk bekerja keras serta menggerakkan
atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga
dapat mencapai hasil yang maksimal.
Hasil analisis angket persepsi minat
menunjukan bahwa tingkat persetujuan
minat item lebih besar dari pada
persetujuan dari person.
Peserta didik yang memiliki minat
yang tinggi adalah peserta didik 9 dan 15
sedangkan peserta didik yang memiliki
minat yang sangat rendah adalah peserta
didik 10.Minat tertinggi yaitu P2 (bila Gambar 2. Analisis Angket Minat
saya keperpustakaan dan melihat buku
fisika saya tertarik untuk membaca dan Data yang di peroleh di atas
memahaminya) dan yang paling rendah menunjukan bahwa minat peserta didik
adalah pernyataan P7 (saya merasa takut terhadap penerapan model
ketika saya diminta oleh guru untuk PBLberbantukan media GCcukup baik.
mengerjakan soal latihan di depan kelas). Seseorang memiliki minat terhadap
Person measure 0,08 lebih besar dari subjek tertentu cenderung untuk
0,00 juga mendukung pernyataan di atas memberikan perhatian yang lebih besar
karena hasil tersebut menunjukan bahwa terhadap subjek tertentu(Djamarah, 2008).
pada umumnya peserta didik memiliki Minat dapat meningkatkan hasil belajar
minat yang baik terhadap pembelajaran. peserta didik karena jika peserta didik
memiliki minat yang baik maka peseerta
didik akan belajar dan menerima
pembelajaran dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan data hasil penelitian yang
dianalisis melalui perhitungan
menggunakan uji wilcoxsondiperoleh nilai
sig 2 tailed sebesar 0,00 dimana kurang
dari taraf signifikansi 0,05 sehingga
diperoleh keputusan H0 ditolak atu Ha
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh
model PBL terhadap HOTS peserta didik.
Hasil perhitungan N-gain memiliki nilai
gain sebesar 0,84, bahwa hasil uji N-gain
mengalami peningkatan karena
pengaruhnya dalam taraf tinggi. Nilai

111
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

yang diperoleh tersebut memiliki Ariani, T. (2017). Penerapan Strategi


menerapan model PBL berbantukan Pembelajaran Ekspositori Untuk
media GC terhadap mata pelajaran fisika Meningkatkan Hasil Belajar
pada peserta didik memberi pengaruh Fisika. Jurnal Inovasi dan
yang cukup tinggi terhadap keterampilan Pembelajaran Fisika, 4(1), 19-26.
HOTS peserta didik. Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen
Hasil analisis angket persepsi motivasi dalam suatu penelitian. Jurnal
menunjukkan bahwa tingkat persetujuan Theorems (the Original Research
pernyataan motivasi lebih besar dari pada of Mathematics), 2(1).
persetujuan dari person, juga person Arikunto, Suharsimi. (2013) Dasar-Dasar
measure 0,58 lebih besar dari 0,00 Evaluasi Pendidikan Edisi 2.
menunjukkan bahwa pada umumnya Jakarta: Bumi Aksara.
peserta didik memiliki motivasi yang baik Diani, R., Asyhari, A., & Julia, O. N.
terhadap pembelajaran. (2018). Pengaruh model RMS
Hasil analisis angket minat (reading, mind mapping and
menunjukan bahwa tingkat persetujuan sharing) terhadap kemampuan
pernyataan minat lebih besar dari pada berpikir tingkat tinggi siswa pada
persetujuan person, person measure 0,08 pokok bahasan Impuls dan
lebih besar dari 0,00 menunjukan bahwa Momentum. Jurnal Pendidikan
pada umumnya peserta didik memiliki Edutama, 5(1), 31-44.
minat yang baik terhadap pembelajaran. Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi
Saran yang dapat disampaikan, yaitu Blajar. jakarta: PT Rineka Cipta.
sebagai berikut: Frangkel, J R and N E Wallen. (2009).
1. Kemampuan mengelola waktu How to Design and Evaluate
dengan sebaik-baiknya sangat Research in Education. Boston:
diperlukan agar setiap tahap dalam McGraw-Hill.
proses pembelajaran dapat Gunawan, F. I., & Sunarman, S. G.
berlangsung secara optimal. (2018). Pengembangan Kelas
2. Mempersiapkan perangkat Virtual Dengan Google Classroom
pembelajaran yang akan digunakan Dalam Keterampilan Pemecahan
pada saat melakukan pembelajaran. Masalah (Problem Solving) Topik
3. Model model PBL berbantukan Vektor Pada Siswa Smk Untuk
media GC dapat diterapkan dengan Mendukung Pembelajaran. In
menggunakan materi pelajaran lain Prosiding Seminar Nasional
yang sesuai. Pendidikan Matematika
4. Semoga penelitian ini dapat Etnomatnesia.
dikembangkan lebih lanjut dan dapat Hikmat. (2009). Menejemen Pendidikan.
dijadikan landasan dalam hal Bandung: Pustaka Setia.
pengembangan model pembelajan. Hodiyanto, H. (2018). Pengaruh Model
5. Pihak sekolah dapat menggunakan Problem Based Learning Terhadap
model-model pembelajaran yang lain Higher Order Thingking Skills
guna menambah hasil belajar bagi (Hots) Matematis Siswa. Buana
peserta didik di sekolah. Matematika: Jurnal Ilmiah
Matematika dan Pendidikan
Matematika, 8(2:), 101-108.
DAFTAR PUSTAKA

112
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

Matondang, Z. (2009). Validitas dan Thinking Skills Peserta Didik.


Reliabilitas Suatu Instrumen Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,
Penelitian. Jurnal Tabularasa, 6(3), 371-382.
6(1), 87-97. Sugiono. (2015). Metode Penelitian
Gumay, O. P. U., & Framanta, A. (2019). PendidikanPendekatan Kualitatif,
Penerapan Model Pembelajaran Kuantitatif dan R & B". Bandung:
Talking Stick pada Mata Pelajaran Alfabeta.
Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri Sukamto, B.C. (2012). "E-Learning
Sukakarya. Jurnal Perspektif Jaringan Komputer Berbasis Web
Pendidikan, 13(1), 65-72. dan Aplikasi Mobile." Jurnal
Permendikbud. (2013). Nomor 65 Tahun Teknik Elektro 1(1): 75-78.
2013 tentang Standar Proses.". Usman, Uzer. (2009). Menjadi Guru
Permendikbud. (2014). No 59 dan 103 Profesional. Bandung: PT Remaja
Tentang Pembelajaran pada Rosda Karya.
Pendidikan Dasar dan UUD RI. (2003). UUD RI No 20 Bab 1
Menengah.". Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan
Pramesti. G. (2014). Kupas Tuntas Data Nasional.
Penelitian dengan SPSS 22. Wicaksono, V. D., & Rachmadyanti, P.
Jakarta: Alex Media Komputindo. (2017). Pembelajaran Blended
Rahmi, Wahyuni dan Aminah. Learning Melalui Google
(2016)Pembelajaran Matematika Classroom Di Sekolah Dasar.
dengan Model Kooperatif Tipe Seminar Nasional Pendidikan
Thing Pair Share (TPS) PGSD UMS & HDPGSDI
Berbantukkan Media Ular Tangga Wilayah Jawa (2017).
untuk Meningkatkan Kemampuan Widi, R. (2011). Uji Validitas Dan
Komunikasi Matematis Reliabilitas Dalam Penelitian
Siswa.Jurnal Pendidikan Epidemiologi Kedokteran Gigi.
Almuslim 4 (1): 5-10. Stomatognatic (JKG Unej), 8(1),
Ratumanan, T.G dan T Laurens. 2011. 27-34.
Penilaian Hasil Belajar Tingkat Yusuf, I., & Widyaningsih, S. W. (2018).
Satuan Hasil Belajar. Surabaya: Pembelajaran PBL Berbantuan
Unesa University Press. Lab-Vir Melalui Lesson Study
Rosnawati, R. (2009). Enam Tahapan dalam Meningkatkan Kualitas
Aktivitas Dalam Pembelajaran Pembelajaran Fisika Umum
Matematika Untuk Universitas Papua. Jurnal
Mendayagunakan Berpikir Tingkat Pendidikan Fisika (JPF) UM
Tinggi Siswa. In Jurnal Metro, 5(2).
Disampaikan dalam Seminar Yusuf, I., & Widyaningsih, S. W. (2018).
Nasional dengan Profil Kemampuan Mahasiswa
tema:“Revitalisasi MIPA dan dalam Menyelesaikan Soal HOTS
Pendidikan MIPA dalam Rangka di Jurusan Pendidikan Fisika
Penguasaan. Universitas Papua. Jurnal
Royantoro, F., Mujasam, M., Yusuf, I., & Komunikasi Pendidikan, 2(1), 42-
Widyaningsih, S. W. (2018). 49.
Pengaruh Model Problem Based Yusuf, I., & Widyaningsih, S. W. (2019).
Learning terhadap Higher Order HOTS profile of physics education

113
Silampari Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika Vol. 1 No. 2 (2019)

SILAMPARI JURNAL PENDIDIKAN ILMU FISIKA


PENERBIT: LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
P-ISSN: 2654-4105 DOI: https://doi.org/10.31540/sjpif.v1i2.788
e-ISSN: 2685-9483 https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/SJPIF

students in STEM-based classes


using PhET media. In Journal of
Physics: Conference Series (Vol.
1157, No. 3, p. 032021). IOP
Publishing.
Yusuf, I., Widyaningsih, S. W., &
Djalimun, S. (2019). Best practice
to improve students’ HOTS using
simple tool media-based learning
in group investigation model at the
State Senior High School 1
Manokwari. In Journal of
Physics: Conference Series (Vol.
1321, No. 3, p. 032080). IOP
Publishing.
Yusuf, I., Widyaningsih, W., & Sebayang,
R. B. (2018). Implementation of
E-Learning Based-STEM on
Quantum Physics Subject to
Student HOTS Ability. Journal of
Turkish Science Education
(TUSED), 15.

114

You might also like