Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Volume 4, No.

3
e-ISSN : 2685-1997
Desember, 2021
p-ISSN : 2685-9068

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Analisa Diabetic Self Care Menggunakan Summary


of Diabetes Self Care Activities (SDSCA) Pada
Penderita Diabetes Melitus

Ade Srywahyuni, Dona Amelia & Ovilia Zulita

Program Studi Keperawatan dan Pendidikan Ners


Universitas Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

Analisa Diabetic Self Care Menggunakan Summary of Diabetes Self Care


Activities (SDSCA) Pada Penderita Diabetes Melitus
REAL in Ade Srywahyuni1), Dona Amelia2) & Ovilia Zulita3)
Nursing
Journal (RNJ) ABSTRACT
Research of Education and Art Link in Nursing Journal

Background: IDF reports that the number of people with Diabetes in 2019
https://ojs.fdk.ac.id/inde was 463 million. This number will increase to 700 million in 2045. In, 2018
x.php/Nursing/index Riskesdas said that there was an increase in diabetes cases in Indonesia
based on the results of blood glucose examinations from 6.9% in 2013 to 8.5%
in 2018. The increase can be caused by the inability of the patient to carry out
Keywords: self-care optimally. This self-care ability can be assessed through the SDSCA
Self Care, Diabetes, SDSCA instrument. The purpose of this study was to analyze self-care for people with
diabetes in Bukittinggi. Methods: Study was designed as descriptive analytic
Korespondensi: with survey. Data were collected using a Summary of Diabetes Self-Care
Dona Amelia Activities (SDSCA) questionnaire. Samples were taken by consecutive
season1.amelia@gmail.com sampling for 155 respondents. Data were analysed by SPSS. Results: The
results of this study indicate that self-care of people with diabetes are poor
(16.1%), Averrage (66.5%), and good (17.4%). Conclusion: Primary health
Program Studi DIII care is suggested to improve the health promotion programs, especially in
Keperawatan, STIKES terms of self-care for diabetes.
Yarsi Sumatera Barat

ABSTRAK

IDF melaporkan jumlah penderita DM di dunia tahun 2019 mencapai 463 juta orang. Angka ini diprediksi terus
meningkat hingga mencapai 700 juta di tahun 2045. Laporan hasil Riskesdas tahun 2018 mengatakan bahwa
terdapat peningkatan kasus diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah dari 6,9%
dari tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Peningkatan kasus Diabetes Melitus ini dapat disebabkan
ketidakmampuan penderita melakukan perawatan diri (self care) dengan optimal. Kemampuan perawatan diri
(selfcare) ini dapat dikaji mealui instrument SDSCA. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perawatan diri
pada penderita diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi. Jenis penelitian ini
merupakan kuantitatif deskriptif dengan pendekatan survei. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA). Sampel diambil dengan teknik consecutive
sampling sebanyak 155 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data univariat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan diri penderita diabetes mellitus berada dalam kategori sedang 103
responden (66,5%), kategori buruk 25 responden (16,1%), dan kategori baik 27 responden (17,4%). Kesimpulan
dari penelitian ini adalah self-care penderita diabetes mellitus pada kategori sedang. Oleh karena itu diharapkan
kepada puskesmas untuk dapat meningkatkan program promosi kesehatan terutama dalam hal self care
(perawatan diri) penderita diabetes.

Kata Kunci : Self Care, Diabetes, SDSCA

148 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 2
Lazdia, W, Cahyani, AF & Kartika, IR. (2021). RNJ. 4(2) : 141-147

PENDAHULUAN Pengaturan pola makan pada penderita


Diabetes mellitus menjadi masalah DM merupakan pengaturan makanan seimbang
kesehatan di dunia dimana pravelensinya terus seperti melakukan pola makan yang sehat,
meningkat di setiap tahun. Berdasarkan data memakan buah dan sayuran, mengkonsumsi
WHO tahun (2018) melaporkan bahwa penyakit makanan berlemak tinggi, mengatur pemasukan
diabetes mellitus merupakan salah satu dari 10 karbohidrat dan mengurangi makanan selingan
penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengandung gula (Putra, Rahayu, &
dimana terdapat 1,6 juta penduduk dunia yang Shalahuddin, 2021). Aktivitas fisik (olahraga)
meninggal karena diabetes mellitus. International merupakan komponen penting dalam self care
Diabetes Federation (2020) melaporkan bahwa diabetes. Penderita DM dianjurkan untuk
Negara di wilayah Arab-Afrika Utara dan Pasifik melakukan aktivitas fisik disesuaikan dengan
Barat menempati peringkat pertama dan kedua usia dan tingkat kesegaran jasmani secara
di dunia dengan pravalensi 12,2 % dan 11,4%. teratur 3-4 kali dalam seminggu ±20-30 menit
IDF juga melaporkan jumlah penderita DM di per hari seperti jalan kaki, lari ringan, bersepeda
dunia pada tahun 2019 mencapai 463 juta orang. dan berenang (Kurniasari, Sari, & Warmi, 2020).
Angka di prediksi terus meningkat hingga Minum obat diabetes merupakan bentuk terapi
mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di farmakologi pada penderita DM. Kelompok obat
tahun 2045 (IDF, 2020). Laporan hasil Riskesdas untuk diabetes menjadi 2 yaitu memperbaiki
(2018) mengatakan bahwa terdapat peningkatan kerja insulin dan meningkatkan kerja insulin.
kasus diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan Pengobatan berpengaruh secara langsung
hasil pemeriksaan gula darah dari 6,9% dari terhadap pengendalian kadar gula darah (Putri,
tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. 2017). Monitoring gula darah dilakukan oleh
Diabetes mellitus akan mengalami penderita DM untuk mencegah terjadinya
peningkatan setiap tahun diakibatkan sebagian hipoglikemia, hiperglikemia, dan ketosis berat.
besar penderita tidak mampu melakukan Monitoring yang dilakukan secara teratur 2 kali
perawatan diri secara mandiri (self care) dengan dalam sebulan baik secara mandiri maupun
optimal (Cita, Yuanita, & Antari, 2019). Self care dengan bantuan tenaga kesehatan (Sidabutar,
adalah pelaksanaan aktivitas individu yang 2016). Perawatan kaki diperlukan bagi penderita
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam DM untuk mencegah adanya luka ulkus.
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit Perawatan kaki diabetik yang harus dilakukan
dan mempertahankan kesehatan (Dedefo, Ejeta, adalah mencuci kaki dengan bersih dan
Wakrija, Mekonen, & Labata, 2019). mengeringkannya, memeriksa dan memotong
Penatalaksanaan self care diabetes harus kuku secara rutin, memilih alas kaki yang
dipahami sepenuhnya oleh penderita DM itu nyaman dan mengecek bagian sepatu yang akan
sendiri. Self care yang dilakukan pada penderita digunakan (Putri, 2017).
diabetes mellitus meliputi pengaturan pola Setiap domain atau indikator dari self
makan (diet), aktivitas fisik (olahraga), terapi care mempunyai tujuan masing-masing untuk
obat, pemantauan kadar gula darah, dan penyembuhan dari penyakit DM. Pola makan
perawatan kaki. bertujuan untuk mengontrol metabolik sehingga
kadar gula dalam darah dapat dipertahankan

149 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

dengan normal. Latihan fisik bertujuan untuk perilaku self care kurang sebesar 70,0% dan
meningkatkan kadar sensitivitas reseptor insulin sisanya 30,0% memiliki perilaku self care baik.
sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Terapi Sebagian besar komponen self care diabetes
obat bertujuan untuk mengendalikan kadar gula mellitus berada pada kategori kurang
darah sehingga dapat mencegah terjadinya diantaranya yaitu pola makan 83,3%, perawatan
komplikasi. Pemantauan kadar gula darah kaki 76,7%, minum obat 70,0% dan monitoring
bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang gula darah 70,0%. Sementara itu komponen self
dilakukan sudah efektif atau belum. Perawatan care diabetes mellitus yang kurang baik yaitu
kaki bertujuan untuk mencegah terjadinya kaki latihan fisik sebesar 77,7%. Berdasarkan hasil
diabetik (Chaidir, Wahyuni, & Furkhani, 2017) . penelitian dibeberapa negara didapatkan hasil
Self care memiliki peranan penting bahwa SDSCA dinyatakan valid dan reliable
dalam meningkatkan kualitas hidup dan untuk mengkaji diabetes self care pada penderita
kesejahteraan penderita DM. Apabila perawatan Diabetes. Pengujian SDSCA di Indonesia juga
diri dilakukan secara efektif maka kadar gula sudah dikonfimasi terkait validitas dan
darah penderita diabetes mellitus dapat reliabilitasnya berdasarkan penelitian yang
terkontrol dan kualitas hidup penderita diabetes dilakukan oleh Sugiharto (2019).
tercapai secara optimal. Semakin rutin
melaksanakan self care maka kadar gula darah METODE PENELITIAN
pun akan berada dalam rentang normal sehingga Penelitian ini merupakan jenis penelitian
tidak terjadi komplikasi akibat penyakit diabetes kuantitatif non eksperimen dengan design
mellitus (Cita, Yuanita, & Antari, 2019). deskriptif analitik. Metode yang digunakan dalam
Komplikasi yang ditimbulkan bersifat akut penelitian ini yaitu metode survey. Penelitian ini
maupun kronik. Komplikasi akut terjadi berkaitan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
dengan peningkatan kadar gula darah secara Baleh Kota Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan
tiba-tiba, sedangkan komplikasi kronik sering pada tanggal 03 – 15 Agustus 2021. Populasi
terjadi akibat peningkatan gula darah dalam pada penelitian ini adalah penderita diabetes
waktu lama (Febrinasari, Sholikah, Pakha, & mellitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Putra, 2020). Tigo Baleh Kota Bukittinggi dengan jumlah 363
Berdasarkan penelitian yang dilakukan orang. Teknik pengambilan sampel yang
oleh Dedefo, Ejeta, Wakrija, Mekonen & Labata digunakan dalam penelitian ini adalah
(2019) menyimpulkan bahwa sebagian penderita consecutive sampling dengan jumlah sampel
diabetes mellitus belum melaksanakan aktivitas sebanyak 155 orang. Analisis data yang
self care secara rutin. Rata-rata perilaku self care dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
yang paling sering dilakukan adalah mengikuti univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan
sesi latihan jasmani, memeriksa kaki setiap hari. karakteristik variabel penelitian.
Sedangkan, yang paling jarang dilakukan adalah Instrumen pada panelitian ini
pemeriksaan kadar gula darah sesuai dengan menggunakan kuesioner SDSCA (Summary Of
frekuensi yang direkomendasikan oleh tenaga Diabetes Self Care Activities) yang
kesehatan. dikembangkan oleh Toobert, Hampson, Glasgow
Hasil penelitian (Cita, Yuanita, & Antari, (2000) (Sidabutar, 2016). Nilai validitas dan
2019), dijelaskan bahwa sebagian besar memiliki reliabilitas instrument pada penelitian (Sidabutar,

150 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

2016) adalah α = 0,743 dan r = 0,812. Kuesioner


ini telah dipakai oleh beberapa peneliti dari HASIL
seluruh dunia dan dapat digunakan untuk Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja
melakukan penelitian tentang self care diabetes Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi tentang
mellitus. Kuesioner ini telah diterjemahkan dan gambaran perawatan diri (self care) pada
digunakan pada beberapa negara seperti China, penderita diabetes mellitus didapatkan hasil
Spanyol, Turkey, korea, Arab dan Maroko. sebagai berikut:

1. Gambaran Perawatan Diri (Self Care) Pada Penderita Diabetes Mellitus


Tabel 1.
Gambaran Perawatan Diri (Self Care) Pada Penderita Diabetes Mellitus
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi (n=155)
Perawatan Diri Frekuensi (f) Persentase (%)
Buruk 25 16,1%
Sedang 103 66,5%
Baik 27 17,4%

Tabel 1. menunjukkan bahwa gambaran Self care pada penderita Diabetes


perawatan diri (self care) pada penderita mellitus memiliki lima komponen antara lain pola
Diabetes mellitus adalah lebih dari sebagian makan (diet), aktivias fisik (olahraga), monitoring
responden berada dalam rentang sedang yaitu gula darah, minum obat diabetes dan perawatan
sebanyak 103 responden (66,5%). kaki. Gambaran self care berdasarkan kelima
komponen tersebut adalah :

2. Gambaran Pola Diet, Aktifitas Fisik, Monitoring Gula Darah, Minum Obat Teratur dan
Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Militus
Tabel 1.
Gambaran Pola Diet, Aktifitas Fisik, Monitoring Gula Darah, Minum Obat Teratur dan
Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Militus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
Kota Bukittinggi (n=55)
Item pertanyaan Berapa Kali Dalam 7 Hari Terakhir
0 1 2 3 4 5 6 7
1 Mengikuti perencanaan 0 0 16 7 44 20 68 0
makan (diet) (0 %) (0 %) (10,3%) (4,5 %) (28,3%) (12,9%) (43,8%) (0%)
2 Membatasi jumlah porsi 0 0 14 11 27 18 85 0
makanan (0%) (0%) (9%) (7%) (17,4%) (11,6%) (54,8%) (0%)
3 Mengatur pemasukan 0 1 19 15 37 27 56 0
karbohidrat (0%) (0,7%) (12,2%) (9,6%) (23,8%) (17,4%) (36,1%) (0%)
4 Makan sayuran 0 2 34 5 21 31 62 0
(0%) (1,2%) (21,9%) (3,2%) (13,5%) (20%) (40 %) (0%)
5 Mengkonsumsi makanan 0 1 76 51 2 8 17 0
berlemak tinggi (0%) (0,7%) (49,1%) (32,9%) (1,2%) (5,1 %) (10,9%) (0%)
6 Makan makanan 0 4 67 56 1 4 23 0
selingan yang (0%) (2,5%) (43,2%) (36,1%) (0,7%) (2,5%) (14,8%) (0%)

151 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

Item pertanyaan Berapa Kali Dalam 7 Hari Terakhir


0 1 2 3 4 5 6 7
mengandung gula
7 Melakukan aktivitas fisik 0 1 13 12 23 56 50 0
(0%) (0,6%) (8,3%) (7,7%) (14,8%) (36,1%) (32,2%) (0%)
8 Mengikuti latihan ringan 0 0 17 8 26 35 69 0
seperti jalan kaki (0%) (0%) (10,9%) (5,1%) (16,7%) (22,5%) (44,5%) (0%)
9 Memeriksa gula darah 0 1 9 16 31 44 54 0
(0%) (0,7%) (5,8%) (10,3%) (20 %) (28,3%) (34,8%) (0%)
10 Minum obat sesuai 0 0 16 9 18 40 72 0
dengan petunjuk dokter (0%) (0%) (10,3%) (5,8%) (11,6%) (25,8%) (46,4%) (0%)
11 Memeriksa kaki 0 0 10 15 19 52 59 0
(0%) (0%) (6,4%) (9,6%) (12,2%) (33,5%) (38%) (0%)
12 Membersihkan kaki 0 0 16 10 21 40 68 0
(0%) (0%) (10,3%) (6,4%) (13,4%) (25,8%) (43,8%) (0%)
13 Mengeringkan sela-sela 0 0 11 14 22 53 55 0
jari kaki setelah dicuci (0%) (0%) (7,1%) (8,9%) (14,1%) (25,8%) (35,2%) (0%)
4 Memeriksa bagian 0 0 20 5 22 60 48 0
dalam sepatu sebelum (0%) (0%) (12,9%) (3,2%) (14,1%) (38,7%) (30.9%) (0%)
digunakan

PEMBAHASAN mellitus untuk mengelola dan mengendalikan


diabetes mellitus yang meliputi pengaturan pola
Gambaran Perawatan Diri (Self Care) Pada makan (diet), aktivitas fisik (olahraga), monitor
Penderita Diabetes Mellitus gula darah, minum obat teratur dan perawatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaki. Tujuan self care adalah untuk
gambaran perawatan diri pada penderita mengoptimalkan kontrol metabolik dalam tubuh,
diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas mencegah komplikasi akut dan kronis,
Tigo Baleh Kota Bukittinggi lebih dari setengah mengoptimalkan kualitas hidup kliean serta
responden berada dalam kategori sedang dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk
sebanyak 103 responden (66,5%). Hasil pengobatan penyakit diabetes mellitus (Kartika
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang et al., 2021).
dilakukan oleh Windani (2019) dan Sidabutar Self care diabetes mellitus merupakan
(2016) dimana perilaku self care penderita tindakan mandiri yang harus dilakukan oleh
diabetes mellitus berada dalam kategori penderita diabetes mellitus dalam kehidupannya
sedang. Berdasarkan hasil penelitian ini sehari-hari degan tujuan untuk mengontrol
menunjukkan bahwa sebanyak 103 responden kadar gula darah (Sari, 2017). Kompomen
(66,5%) memiliki perilaku perawatan diri dalam pelaksanaan self care diabetes mellitus
sedang, sementara itu terdapat sebanyak 25 meliputi pola makan (diet), aktivitas fisik
responden (16,1%) memiliki self care buruk dan (olahraga), monitoring gula darah, minum obat
sebanyak 27 responden (17,4%) yang hanya teratur dan perawatan kaki.
memiliki perilaku self care baik. Self care merupakan suatu tindakan
Self care Diabetes mellitus adalah yang melibatkan pegetahuan, skill dan
tindakan yang dilakukan oleh penderita diabetes kepatuhan untuk meningkatkan dan

152 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

mempertahankan kesehatan serta pencegahan Salah satu penatalaksanaan DM yang


penyakit. Hal ini merupakan faktor yang penting dapat dilakukan pada terapi non farmakologi
dalam menurunkan prevalensi penyakit dan adalah dengan perubahan gaya hidup yaitu
meningkatkan promosi kesehatan yang akhirnya perencanaan pola makan. Individu yang memiliki
akan meningkatkan kualitas hidup manusia pola makan baik akan dapat mengontrol kadar
(Nejat et al., 2021). gula darahnya. Sidabutar (2016) mengatakan
bahwa prinsip diet diabetes mellitus adalah tepat
Pola Makan jadwal, jumlah dan jenis. Prinsip diet tepat jadwal
Komponen pola makan (diet) dalam adalah perencanaan makan sesuai dengan yang
perilaku self care memiliki beberapa aspek yaitu dianjurkan. Sedangkan tepat jumlah adalah
mengikuti perencanaan makan (diet), membatasi membatasi jumlah porsi makanan sesuai dengan
jumlah porsi makanan, mengatur pemasukan anjuran untuk mengontrol gulah darah dan tepat
karbohidrat, makan sayuran, mengkonsumsi jenis maksudnya mengatur pemasukan
makanan berlemak tinggi dan mengurangi karbohidrat, serat dan lemak.
makanan selingan yang mengandung gula yang
dihitung selama 1 minggu. Dari analisis Aktivitas fisik (olahraga)
pertanyaan terkait dengan pola makan Komponen aktivitas fisik (olahraga) pada
didapatkan data bahwa lebih dari separo perilaku self care diabetes mellitus memiliki dua
responden mengikuti perencanaan diet dan komponen yaitu melakukan aktivitas fisik dan
membatasi jumlah porsi makan yang mengikuti latihan ringan seperti jalan kaki.
dilakukannya selama 6 hari. Namun juga Berdasarkan hasil pada penelitian ini,
didapatkan data bahwa hampir separo menunjukkan bahwa lebih dari separo responden
responden yang masih mengkonsumsi makanan di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh
yang berlemak tinggi dan makanan camilan yang Bukittinggi selalu melakukan aktivitas fisik lima
mengandung gula selama 2 hari. Maka dapat kali selama tujuh hari terakhir seperti menyapu,
dikatakan bahwa meskipun responden cukup mencuci dan memotong rumput di halaman
baik dalam hal perencanaan diet dan rumahnya.
pembatasan porsi makanan namun masih ada Sejalan dengan penelitian yang
responden yang gagal dalam mengelola dilakukan oleh Pertiwi, Ratna & Rakhmat (2021)
konsumsi makanan berlemak dan tinggi gula. Hal menunjukkan bahwa responden 66,7% yang
ini dapat disebabkan oleh kurangnya komitmen memiliki self care aktivitas fisik baik. Hasil
dari responden terhadap kepatuhan dalam penelitian ini juga didukung oleh penelitian (Cita,
menjalani diet diabetes (Amelia D, Srywahyuni A, Yuanita, & Antari, 2019) menyatakan bahwa
Merianti L, 2019). Hasil penelitian ini sejalan aktifitas fisik berdampak pada perawatan diri.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Aktivitas fisik berupa latihan jasmani dapat
(2017) di wilayah kerja Puskesmas Srondol memperbaiki kendali glukosa darah, untuk self
Semarang yang menggambarkan bahwa lebih care aktivitas fisik ini sangatlah penting untuk
dari separoh responden yang melakukan self dilakukan. Hampir setengah dari responden yang
care pada komponen pola makan sedang yaitu memili aktivitas fisik sedang. Hal ini dikarenakan
sebanyak 51,1%. hampir dari setengah responden yang bekerja
sebagai buruh. Bekerja sebagai seorang buruh
153 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

sama halnya melakukan aktivitas fisik. Salah termasuk perawatan diri (self care) minum obat
satu faktor pencetus meningkatnya kadar gula diabetes berada dalam kategori buruk. Maka
darah adalah karena aktifitas fisik yang kurang. sebagian besar responden telah mengkonsumsi
obat sesuai dengan petunjuk dokter. Hasil ini
Monitoring Gula Darah sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Komponen monitoring gula darah pada Sidabutar (2016) di RSUP H. Adam Malik Medan
perilaku self care bagi responden diabetes diperoleh data terdapat 85,4% dalam kategori
mellitus adalah mengecek gula darah sesuai baik. Rendahnya angka responden yang tidak
anjuran tenaga kesehatan dan mengecek gula mengkonsumsi obat secara teratur juga
darah yang rutin dilakukan. Penelitian ini didapatkan pada penelitian (Saibi et al., 2020)
menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar menyatakan bahwa angka kapatuhan
responden yang telah melakukan monitoring gula mengkonsumsi obat diabetes yang buruk hanya
darah secara mandiri. Hal ini berbanding terbalik sekitar 22 % pada penderita DM di Puskesmas
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Jakarta Timur.
(2017), yang mana mendapatkan hasil bahwa Berdasarkan peneltian yang dilakukan
sebanyak 55,6% responden dengan kategori oleh Rahem (2017) menjelaskan bahwa
perilaku self care baik. pengobatan diabetes mellitus bertujuan untuk
Pemantauan gula darah secara mendiri mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas
merupakan salah satu penatalaksanaan diabetes hidup. Pengobatan berpengaruh secara
untuk mencegah komplikasi. Dengan melakukan langsung terhadap pengendalian kadar gula
pemeriksaan guladarah secara teratur maka darah karena obat anti diabetes memiliki sifat
penderita DM akan mengetahui dampak dari self seperti menurunkan resistensi insulin,
care dan semakin memperkuat perilaku self care meningkatkan sekresi insulin, menghambat
(Manuntung, 2019). Berdasarkan penelitian yang glukonesis, dan mengurangi absorbsi glukosa
dilakukan oleh Putra, Rahayu & Shalahuddin dalam usus halus. Ketidakpatuhan penderita
(2021) menunjukkan bahwa monitoring gula terhadap minum obat dapat meningkatkan resiko
darah adalah perilaku penderita dalam komplikasi dan bertambah parahnya penyakit
melakukan pemeriksaan gula darah yang yang di derita.
dilakukan secara teratur sebanyak 2 kali dalam Berdasarkan hasil analisa dan
sebulan baik secara mandiri dirumah maupun wawancara yang peneliti lakukan kepada
dengan bantuan tenaga kesehatan. responden menunjukkan bahwa hampir setengah
Pemantauan kadar gula darah bertujuan untuk dari responden dengan self care minum obat
mengetahui aktivitas yang dilakukan dalam kategori baik. Hai ini dikarenakan responden
penatalaksanaan diabetes mellitus sudah efektif diabetes mellitus memahami pentingnya
atau belum. mengkonsumsi obat dan perawat selalu
mengingatkan kepada setiap responden untuk
Minum Obat Teratur mengikuti terapi obat secara teratur sesuai
Komponen minum obat pada perilaku dengan yang di anjurkan oleh tenaga kesehatan.
self care terdiri atas minum obat sesuai dengan
petunjuk dokter. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hanya sekitar 16,1% responden yang
154 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

Perawatan Kaki SIMPULAN


Komponen perawatan kaki pada perilaku
self care responden diabetes mellitus terdiri atas Gambaran self care responden diabetes
mellitus berdasarkan skor total kelima komponen
memeriksa kaki, membersihkan kaki,
mengeringkan sela-sela jari setelah di cuci dan self care di wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
memeriksa bagian dalam sepatu sebelun Bukittinggi mayoritas berada pada rentang
digunakan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sedang yaitu sebanyak 103 responden (66,5%),
rata-rata separo dari responden telah melakukan sementara itu terdapat sebanyak 25 responden
semua perawatan kaki. Dan hanya 16.8% yang (16,1%) memiliki self care buruk dan sebanyak
27 responden (17,4%) yang hanya memiliki
buruk dalam melakukan perawatan kakinya.
Adapun perawatan kaki yang baik dapat perilaku self care baik. Oleh karena itu
mencegah terjadinya komplikasi kaki diabetes diharapkan kepada puskesmas untuk dapat
secara dini (hamzah, Yusuf, Iswanti, 2020). meningkatkan program promosi kesehatan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terutama dalam hal self care (perawatan diri)
oleh Sari (2017) menjelaskan bahwa salah satu penderita diabetes.
cara merawat kaki pada penderita diabetes adalah UCAPAN TERIMAKASIH
dengan cara memeriksa kondisi kaki setiap hari.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk meminimalkan Ucapan terimakasih penulis ucapkan
resiko terjadinya ulkus kaki diabetes. Responden kepada seluruh responden yang sudah terlibat
diabetes mellitus diharapkan mampu melihat dalam penelitian ini. Selanjutnya ucapan ini
tanda-tanda jika terjadi masalah pada kakinya, diberikan kepada kader yang sudah memfasilitasi
diantaranya mampu melihat dan mengenali dan juga kepada Stikes Yarsi Sumatera Barat.
kondisi telapak dan punggung kaki dari tanda
berupa pecah-pecah, luka, melepuh, kemerahan,
REFERENSI
teraba hangat dan terasa bengkak bila diraba.
Selain itu adanya kapalan, kalus dan kuku yang
Aini, N., & Aridiana, L. M. (2016). Sistem
tumbuh kearah dalam juga harus diwaspadai. Endokrin. Jakarta: Salemba Medika.
Saat tanda dan gejala tersebut ditemukan pada
kaki responden, diharapkan responden segera Bautista, J. C., Kaknani, S., Mayor, S. G., Villa,
F., Morilla, J. C., Leon, A., et al. (2020).
memeriksakan kakinya ke pelayanan kesehatan
Impact Of Self-Care Programs in Type 2
agar mendapatkan penanganan sedini mungkin. Diabetes Melitus Population In Primary
Penelitian lain juga mengungkapkan Health Care. Jurnal Of Clinical Nursing.
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pemakaian dan pemilihan alas kaki dengan resiko Chaidir, R., Wahyuni, A. S., & Furkhani, D. W.
(2017). Hubungan Self Care Dengan
ulkus kaki diabetes mellitus. Penggunaan alas
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus.
kaki yang baik diyakini mampu menurunkan resiko Jurnal Endurance.
terjadinya ulkus kaki diabetes (Safitri, 2016).
Cita, E. E., Yuanita, & Antari, I. (2019).
Perawatan Diri (Self Care) Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No.2.

155 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

Dedefo, M. G., Ejeta, B. M., Wakrija, G. B., Pertiwi, N. A., Ratna, & Rakhmat, A. (2021).
Mekonen, G. F., & Labata, B. G. (2019). Gambaran Self Care Pada Pasien
Self-care Practices Regarding Diabetes Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD
Among Diabetic Patients in West Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah
Ethiopia. BMC RESEARCH NOTES. Mahasiswa & Penelitian Keperawatan.
Febrinasari, R. P., Sholikah, T. A., Pakha, D. N., Putra, J. R., Rahayu, U., & Shalahuddin, I.
& Putra, S. E. (2020). Buku Saku (2021). Self Care Of Patients With
Diabetes Melitus Untuk Awam. (R. P. Diabetes Mellitus Complementary
Febrinasari, Ed.) Surakarta, Jawa Diseases of Hypertension in Public
Tengah. Health Center. JGK, Vol.13, No.1.
IDF. (2020). InfoDatin Pusat Data dan Informasi Putri, L. R. (2017). Gambaran Self Care
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Penderita Diabetes Melitus (DM) di
Selatan: Kemenkes RI. Wilayah Kerja Puskesmas Srondol
Semarang. Skripsi, 12.
Joyce, K. L. (2007). Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta: Rahem, A. (2017). Profil Pengelolaan Dan
EGC. Ketersediaan Obat Anti Diabetes Oral di
Puskesmas. Jurnal Farmasi dan Ilmu
Kurniasari, S., Sari, N. N., & Warmi, H. (2020). Kefarmasian Indonesia, 4.
Pola Makan Dengan Kadar Glukosa
Darah Pada Penderita Diabets Melitus RISKESDAS. (2018). Profil Kesehatan Sumatera
Tipe 2. Riset Media Keperawatan, 3, 30- Barat.
35.
Safitri, W. (2016). Efikasi Diri dalam Foot Self
Kurniawan, L. B. (2016). Patofisiologi, Skrining, Care Pada Penderita Diabetes Mellitus di
dan Diagnosis Laboratprium Diabetes Wilayah Kerja Puskesmas Srondol.
Melitus Gestasional. (F. K. Hasanuddin, Skripsi.
Ed.) 43, 811.
Sari, N. H. (2017). Hubungan Karakteristik
Nitarahayu, D. (2019). Hubungan Dukungan Responden dengan Self Care Diabetes
Keluarga dengan Self Care Activity Pada Mellitus pada Pasien Diabetes Mellitus di
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi.
Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
Samarinda. Skripsi. Sidabutar, A. S. (2016). Gambaran Perawatan
Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus di
Pemudana, D. S. (2020). Gambaran Sel Care RSUP H.Adam Malik Medan. Skripsi.
Pada Penderita Diabetes Mellitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baki Suratri, M. A., Jovina, T. A., & Sukistyowati, E.
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. (2019). Pengetahuan Masyarakat dan
Pelaksanaan Wawancara Program
PERKENI. (2015). Pengelolaan dn Pencegahan Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Keluarga (PIS-PK) di Beberapa
Puskesmas di Indonesi. Jurnal Penelitian
PERKENI. (2019). Pengelolaan dan Pencegahan dan Pengembangan Pelayanan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Kesehatan, 3.

156 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157

WHO. (2018). Global report on diabetes. France: Pengabdian Masyarakat Borneo, 3(2), 25–
World Health Organization. 30.
Windani, C., Abdul, M., & Rosidin, U. (2019). Nejat, N., Khan Mohamadi Hezave, A., Aghae
Gambaran Self-Manajemen Pada Pasien Pour, S. M., Rezaei, K., Moslemi, A., &
Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Mehrabi, F. (2021). Self-care and related
Taronggong Kabupaten Garut. Jurnal factors in patients with type II diabetes in
Kesehatan Komunitas Indonesia. Iran. Journal of Diabetes and Metabolic
Disorders, 20(1), 635–639.
Amelia D, Srywahyuni A, Merianti L, Y. M. https://doi.org/10.1007/s40200-021-00791-
(2019). CONTROLLING DIET 6
EXPERIENCE OF DIABETIC PATIENTS IN
BUKITTINGGI, INDONESIA. Proceedings Saibi, Y., Romadhon, R., & Nasir, N. M. (2020).
of International Conference on Applied Kepatuhan Terhadap Pengobatan Pasien
Science and Health, 4, 300–305. Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Jakarta Timur. Jurnal Farmasi Galenika
Kartika, I. R., Wahyuni, A., & Dewi, N. F. (2021). (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal),
Diabetic Self-Management Education – 6(1), 94–103.
Effect on Self-Management Care of Type-2 https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6
Diabetic Patients. 4(2), 183–193. .i1.15002
Manuntung, A. (2019). Monitoring Gula Darah
Mandiri Dan Perawatan Kaki Diabetik di
Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut. Jurnal

157 | R N J

You might also like