Professional Documents
Culture Documents
Analisa Diabetic Sefl Care Menggunakan (SDSCA) Pada DM
Analisa Diabetic Sefl Care Menggunakan (SDSCA) Pada DM
3
e-ISSN : 2685-1997
Desember, 2021
p-ISSN : 2685-9068
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index
Background: IDF reports that the number of people with Diabetes in 2019
https://ojs.fdk.ac.id/inde was 463 million. This number will increase to 700 million in 2045. In, 2018
x.php/Nursing/index Riskesdas said that there was an increase in diabetes cases in Indonesia
based on the results of blood glucose examinations from 6.9% in 2013 to 8.5%
in 2018. The increase can be caused by the inability of the patient to carry out
Keywords: self-care optimally. This self-care ability can be assessed through the SDSCA
Self Care, Diabetes, SDSCA instrument. The purpose of this study was to analyze self-care for people with
diabetes in Bukittinggi. Methods: Study was designed as descriptive analytic
Korespondensi: with survey. Data were collected using a Summary of Diabetes Self-Care
Dona Amelia Activities (SDSCA) questionnaire. Samples were taken by consecutive
season1.amelia@gmail.com sampling for 155 respondents. Data were analysed by SPSS. Results: The
results of this study indicate that self-care of people with diabetes are poor
(16.1%), Averrage (66.5%), and good (17.4%). Conclusion: Primary health
Program Studi DIII care is suggested to improve the health promotion programs, especially in
Keperawatan, STIKES terms of self-care for diabetes.
Yarsi Sumatera Barat
ABSTRAK
IDF melaporkan jumlah penderita DM di dunia tahun 2019 mencapai 463 juta orang. Angka ini diprediksi terus
meningkat hingga mencapai 700 juta di tahun 2045. Laporan hasil Riskesdas tahun 2018 mengatakan bahwa
terdapat peningkatan kasus diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah dari 6,9%
dari tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Peningkatan kasus Diabetes Melitus ini dapat disebabkan
ketidakmampuan penderita melakukan perawatan diri (self care) dengan optimal. Kemampuan perawatan diri
(selfcare) ini dapat dikaji mealui instrument SDSCA. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perawatan diri
pada penderita diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi. Jenis penelitian ini
merupakan kuantitatif deskriptif dengan pendekatan survei. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner Summary of Diabetes Self-Care Activities (SDSCA). Sampel diambil dengan teknik consecutive
sampling sebanyak 155 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data univariat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan diri penderita diabetes mellitus berada dalam kategori sedang 103
responden (66,5%), kategori buruk 25 responden (16,1%), dan kategori baik 27 responden (17,4%). Kesimpulan
dari penelitian ini adalah self-care penderita diabetes mellitus pada kategori sedang. Oleh karena itu diharapkan
kepada puskesmas untuk dapat meningkatkan program promosi kesehatan terutama dalam hal self care
(perawatan diri) penderita diabetes.
148 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 2
Lazdia, W, Cahyani, AF & Kartika, IR. (2021). RNJ. 4(2) : 141-147
149 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
dengan normal. Latihan fisik bertujuan untuk perilaku self care kurang sebesar 70,0% dan
meningkatkan kadar sensitivitas reseptor insulin sisanya 30,0% memiliki perilaku self care baik.
sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Terapi Sebagian besar komponen self care diabetes
obat bertujuan untuk mengendalikan kadar gula mellitus berada pada kategori kurang
darah sehingga dapat mencegah terjadinya diantaranya yaitu pola makan 83,3%, perawatan
komplikasi. Pemantauan kadar gula darah kaki 76,7%, minum obat 70,0% dan monitoring
bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang gula darah 70,0%. Sementara itu komponen self
dilakukan sudah efektif atau belum. Perawatan care diabetes mellitus yang kurang baik yaitu
kaki bertujuan untuk mencegah terjadinya kaki latihan fisik sebesar 77,7%. Berdasarkan hasil
diabetik (Chaidir, Wahyuni, & Furkhani, 2017) . penelitian dibeberapa negara didapatkan hasil
Self care memiliki peranan penting bahwa SDSCA dinyatakan valid dan reliable
dalam meningkatkan kualitas hidup dan untuk mengkaji diabetes self care pada penderita
kesejahteraan penderita DM. Apabila perawatan Diabetes. Pengujian SDSCA di Indonesia juga
diri dilakukan secara efektif maka kadar gula sudah dikonfimasi terkait validitas dan
darah penderita diabetes mellitus dapat reliabilitasnya berdasarkan penelitian yang
terkontrol dan kualitas hidup penderita diabetes dilakukan oleh Sugiharto (2019).
tercapai secara optimal. Semakin rutin
melaksanakan self care maka kadar gula darah METODE PENELITIAN
pun akan berada dalam rentang normal sehingga Penelitian ini merupakan jenis penelitian
tidak terjadi komplikasi akibat penyakit diabetes kuantitatif non eksperimen dengan design
mellitus (Cita, Yuanita, & Antari, 2019). deskriptif analitik. Metode yang digunakan dalam
Komplikasi yang ditimbulkan bersifat akut penelitian ini yaitu metode survey. Penelitian ini
maupun kronik. Komplikasi akut terjadi berkaitan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
dengan peningkatan kadar gula darah secara Baleh Kota Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan
tiba-tiba, sedangkan komplikasi kronik sering pada tanggal 03 – 15 Agustus 2021. Populasi
terjadi akibat peningkatan gula darah dalam pada penelitian ini adalah penderita diabetes
waktu lama (Febrinasari, Sholikah, Pakha, & mellitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Putra, 2020). Tigo Baleh Kota Bukittinggi dengan jumlah 363
Berdasarkan penelitian yang dilakukan orang. Teknik pengambilan sampel yang
oleh Dedefo, Ejeta, Wakrija, Mekonen & Labata digunakan dalam penelitian ini adalah
(2019) menyimpulkan bahwa sebagian penderita consecutive sampling dengan jumlah sampel
diabetes mellitus belum melaksanakan aktivitas sebanyak 155 orang. Analisis data yang
self care secara rutin. Rata-rata perilaku self care dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
yang paling sering dilakukan adalah mengikuti univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan
sesi latihan jasmani, memeriksa kaki setiap hari. karakteristik variabel penelitian.
Sedangkan, yang paling jarang dilakukan adalah Instrumen pada panelitian ini
pemeriksaan kadar gula darah sesuai dengan menggunakan kuesioner SDSCA (Summary Of
frekuensi yang direkomendasikan oleh tenaga Diabetes Self Care Activities) yang
kesehatan. dikembangkan oleh Toobert, Hampson, Glasgow
Hasil penelitian (Cita, Yuanita, & Antari, (2000) (Sidabutar, 2016). Nilai validitas dan
2019), dijelaskan bahwa sebagian besar memiliki reliabilitas instrument pada penelitian (Sidabutar,
150 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
2. Gambaran Pola Diet, Aktifitas Fisik, Monitoring Gula Darah, Minum Obat Teratur dan
Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Militus
Tabel 1.
Gambaran Pola Diet, Aktifitas Fisik, Monitoring Gula Darah, Minum Obat Teratur dan
Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Militus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
Kota Bukittinggi (n=55)
Item pertanyaan Berapa Kali Dalam 7 Hari Terakhir
0 1 2 3 4 5 6 7
1 Mengikuti perencanaan 0 0 16 7 44 20 68 0
makan (diet) (0 %) (0 %) (10,3%) (4,5 %) (28,3%) (12,9%) (43,8%) (0%)
2 Membatasi jumlah porsi 0 0 14 11 27 18 85 0
makanan (0%) (0%) (9%) (7%) (17,4%) (11,6%) (54,8%) (0%)
3 Mengatur pemasukan 0 1 19 15 37 27 56 0
karbohidrat (0%) (0,7%) (12,2%) (9,6%) (23,8%) (17,4%) (36,1%) (0%)
4 Makan sayuran 0 2 34 5 21 31 62 0
(0%) (1,2%) (21,9%) (3,2%) (13,5%) (20%) (40 %) (0%)
5 Mengkonsumsi makanan 0 1 76 51 2 8 17 0
berlemak tinggi (0%) (0,7%) (49,1%) (32,9%) (1,2%) (5,1 %) (10,9%) (0%)
6 Makan makanan 0 4 67 56 1 4 23 0
selingan yang (0%) (2,5%) (43,2%) (36,1%) (0,7%) (2,5%) (14,8%) (0%)
151 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
152 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
sama halnya melakukan aktivitas fisik. Salah termasuk perawatan diri (self care) minum obat
satu faktor pencetus meningkatnya kadar gula diabetes berada dalam kategori buruk. Maka
darah adalah karena aktifitas fisik yang kurang. sebagian besar responden telah mengkonsumsi
obat sesuai dengan petunjuk dokter. Hasil ini
Monitoring Gula Darah sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Komponen monitoring gula darah pada Sidabutar (2016) di RSUP H. Adam Malik Medan
perilaku self care bagi responden diabetes diperoleh data terdapat 85,4% dalam kategori
mellitus adalah mengecek gula darah sesuai baik. Rendahnya angka responden yang tidak
anjuran tenaga kesehatan dan mengecek gula mengkonsumsi obat secara teratur juga
darah yang rutin dilakukan. Penelitian ini didapatkan pada penelitian (Saibi et al., 2020)
menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar menyatakan bahwa angka kapatuhan
responden yang telah melakukan monitoring gula mengkonsumsi obat diabetes yang buruk hanya
darah secara mandiri. Hal ini berbanding terbalik sekitar 22 % pada penderita DM di Puskesmas
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Jakarta Timur.
(2017), yang mana mendapatkan hasil bahwa Berdasarkan peneltian yang dilakukan
sebanyak 55,6% responden dengan kategori oleh Rahem (2017) menjelaskan bahwa
perilaku self care baik. pengobatan diabetes mellitus bertujuan untuk
Pemantauan gula darah secara mendiri mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas
merupakan salah satu penatalaksanaan diabetes hidup. Pengobatan berpengaruh secara
untuk mencegah komplikasi. Dengan melakukan langsung terhadap pengendalian kadar gula
pemeriksaan guladarah secara teratur maka darah karena obat anti diabetes memiliki sifat
penderita DM akan mengetahui dampak dari self seperti menurunkan resistensi insulin,
care dan semakin memperkuat perilaku self care meningkatkan sekresi insulin, menghambat
(Manuntung, 2019). Berdasarkan penelitian yang glukonesis, dan mengurangi absorbsi glukosa
dilakukan oleh Putra, Rahayu & Shalahuddin dalam usus halus. Ketidakpatuhan penderita
(2021) menunjukkan bahwa monitoring gula terhadap minum obat dapat meningkatkan resiko
darah adalah perilaku penderita dalam komplikasi dan bertambah parahnya penyakit
melakukan pemeriksaan gula darah yang yang di derita.
dilakukan secara teratur sebanyak 2 kali dalam Berdasarkan hasil analisa dan
sebulan baik secara mandiri dirumah maupun wawancara yang peneliti lakukan kepada
dengan bantuan tenaga kesehatan. responden menunjukkan bahwa hampir setengah
Pemantauan kadar gula darah bertujuan untuk dari responden dengan self care minum obat
mengetahui aktivitas yang dilakukan dalam kategori baik. Hai ini dikarenakan responden
penatalaksanaan diabetes mellitus sudah efektif diabetes mellitus memahami pentingnya
atau belum. mengkonsumsi obat dan perawat selalu
mengingatkan kepada setiap responden untuk
Minum Obat Teratur mengikuti terapi obat secara teratur sesuai
Komponen minum obat pada perilaku dengan yang di anjurkan oleh tenaga kesehatan.
self care terdiri atas minum obat sesuai dengan
petunjuk dokter. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hanya sekitar 16,1% responden yang
154 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
155 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
Dedefo, M. G., Ejeta, B. M., Wakrija, G. B., Pertiwi, N. A., Ratna, & Rakhmat, A. (2021).
Mekonen, G. F., & Labata, B. G. (2019). Gambaran Self Care Pada Pasien
Self-care Practices Regarding Diabetes Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD
Among Diabetic Patients in West Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah
Ethiopia. BMC RESEARCH NOTES. Mahasiswa & Penelitian Keperawatan.
Febrinasari, R. P., Sholikah, T. A., Pakha, D. N., Putra, J. R., Rahayu, U., & Shalahuddin, I.
& Putra, S. E. (2020). Buku Saku (2021). Self Care Of Patients With
Diabetes Melitus Untuk Awam. (R. P. Diabetes Mellitus Complementary
Febrinasari, Ed.) Surakarta, Jawa Diseases of Hypertension in Public
Tengah. Health Center. JGK, Vol.13, No.1.
IDF. (2020). InfoDatin Pusat Data dan Informasi Putri, L. R. (2017). Gambaran Self Care
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Penderita Diabetes Melitus (DM) di
Selatan: Kemenkes RI. Wilayah Kerja Puskesmas Srondol
Semarang. Skripsi, 12.
Joyce, K. L. (2007). Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta: Rahem, A. (2017). Profil Pengelolaan Dan
EGC. Ketersediaan Obat Anti Diabetes Oral di
Puskesmas. Jurnal Farmasi dan Ilmu
Kurniasari, S., Sari, N. N., & Warmi, H. (2020). Kefarmasian Indonesia, 4.
Pola Makan Dengan Kadar Glukosa
Darah Pada Penderita Diabets Melitus RISKESDAS. (2018). Profil Kesehatan Sumatera
Tipe 2. Riset Media Keperawatan, 3, 30- Barat.
35.
Safitri, W. (2016). Efikasi Diri dalam Foot Self
Kurniawan, L. B. (2016). Patofisiologi, Skrining, Care Pada Penderita Diabetes Mellitus di
dan Diagnosis Laboratprium Diabetes Wilayah Kerja Puskesmas Srondol.
Melitus Gestasional. (F. K. Hasanuddin, Skripsi.
Ed.) 43, 811.
Sari, N. H. (2017). Hubungan Karakteristik
Nitarahayu, D. (2019). Hubungan Dukungan Responden dengan Self Care Diabetes
Keluarga dengan Self Care Activity Pada Mellitus pada Pasien Diabetes Mellitus di
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi.
Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
Samarinda. Skripsi. Sidabutar, A. S. (2016). Gambaran Perawatan
Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus di
Pemudana, D. S. (2020). Gambaran Sel Care RSUP H.Adam Malik Medan. Skripsi.
Pada Penderita Diabetes Mellitus Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baki Suratri, M. A., Jovina, T. A., & Sukistyowati, E.
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. (2019). Pengetahuan Masyarakat dan
Pelaksanaan Wawancara Program
PERKENI. (2015). Pengelolaan dn Pencegahan Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Keluarga (PIS-PK) di Beberapa
Puskesmas di Indonesi. Jurnal Penelitian
PERKENI. (2019). Pengelolaan dan Pencegahan dan Pengembangan Pelayanan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Kesehatan, 3.
156 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 4, No. 3
Srywahyuni, A., Amelia, D & Zulita, O. (2021). RNJ. 4(3) : 148-157
WHO. (2018). Global report on diabetes. France: Pengabdian Masyarakat Borneo, 3(2), 25–
World Health Organization. 30.
Windani, C., Abdul, M., & Rosidin, U. (2019). Nejat, N., Khan Mohamadi Hezave, A., Aghae
Gambaran Self-Manajemen Pada Pasien Pour, S. M., Rezaei, K., Moslemi, A., &
Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Mehrabi, F. (2021). Self-care and related
Taronggong Kabupaten Garut. Jurnal factors in patients with type II diabetes in
Kesehatan Komunitas Indonesia. Iran. Journal of Diabetes and Metabolic
Disorders, 20(1), 635–639.
Amelia D, Srywahyuni A, Merianti L, Y. M. https://doi.org/10.1007/s40200-021-00791-
(2019). CONTROLLING DIET 6
EXPERIENCE OF DIABETIC PATIENTS IN
BUKITTINGGI, INDONESIA. Proceedings Saibi, Y., Romadhon, R., & Nasir, N. M. (2020).
of International Conference on Applied Kepatuhan Terhadap Pengobatan Pasien
Science and Health, 4, 300–305. Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Jakarta Timur. Jurnal Farmasi Galenika
Kartika, I. R., Wahyuni, A., & Dewi, N. F. (2021). (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal),
Diabetic Self-Management Education – 6(1), 94–103.
Effect on Self-Management Care of Type-2 https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6
Diabetic Patients. 4(2), 183–193. .i1.15002
Manuntung, A. (2019). Monitoring Gula Darah
Mandiri Dan Perawatan Kaki Diabetik di
Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut. Jurnal
157 | R N J