Makalah Konsep Etika, Moral, Dan Akhlak

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

MAKALAH

KONSEP ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK

HARNAWATI

NOVIANTI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)

AL-HADY BOMBANA

MULAENO

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan

akhlah” guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi

agung kami, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan

Allah SWT untuk kami semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling

benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya

karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada

setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses

penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna

dan bemanfaat untuk kita semua.

Bombana, 07 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

C. Tujuan Permasalahan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Etika, Moral, dan Akhlak .............................................................. 3

B. Karakteristik Etika Islam ............................................................................ 9

C. Hubungan tasawuf dan Akhlak ................................................................ 10

D. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyaratak ................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 14

B. Saran ........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai

dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya

akhlak yang baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang

keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka,

muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja,

semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan

tersebut.

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah

pangkalan yang menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau

susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup

susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap

kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap

pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.

Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri,

dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan

dengan baik dan buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil,

boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang

khusus manusiawi.Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau

patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri,

hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada

1
perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu

dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa

dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam

makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak

2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)

3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak

2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak

3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak

4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Etika, Moral, dan Akhlak

1. Etika

a. Pengertian Etika

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya

yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran

tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan

manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,ethos yang

berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa

Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak

(moral).Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan

dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.

Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli

dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.

Menurut para ulama’ etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan

buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,

menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan

mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya

diperbuat.

Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi

dua: obyektivisme dan subyektivisme.

3
1) Obyektivisme

Berpandangan bahwa nilai kebaikan suatu tindakan bersifat

obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri. Faham ini

melahirkan apa yang disebut faham rasionalisme dalam etika. Suatu

tindakan disebut baik, kata faham ini, bukan karena kita senang

melakukannya, atau karena sejalan dengan kehendak masyarakat,

melainkan semata keputusan rasionalisme universal yang mendesak

kita untuk berbuat begitu.

2) Subyektivisme

Berpandangan bahwa suatu tindakan disebut baik manakala

sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.Subyek

disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat, atau

bisa saja subyek Tuhan.

b. Macam-Macam Etika

1) Etika deskriptif

Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai

dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang

membudaya dalam kehidupan masyarakat.

2) Etika Normatif

Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada

manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang

berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku

manusia dalam kehidupan sehari hari.

4
Etika dalam keseharian sering dipandang sama denga etiket,

padahal sebenarnya etika dan etiket merupakan dua hal yang berbeda.

Dimana etiket adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan.Sementa

etika sendiri menegaskan bahwa suatu perbuatan boleh atau

tidak.Etiket juga terbatas pada pergaulan. Di sisi yang lain etika tidak

bergantung pada hadir tidaknya orang lain. Etiket itu sendiri

bernilairelative atau tidak sama antara satu orang dengan orang lain.

Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan

ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan

perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.

Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang

dihasilkan oleh akal manusia.

2. Moral

a. Pengertian Moral

Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores

yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus

umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik

buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang

digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,

pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,

baik atau buruk.

5
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral

adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap

aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau

salah.

Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan

lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki

objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia

selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk. Namun

demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki

perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan

nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal

pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah

norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di

masyarakat.Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan

berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran

realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.

Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk

mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan

lainnya yang berlaku di masyarakat.

3. Perbedaan Antara Etika dan Moral


Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada

sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang

sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang

ada.

6
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani yang

dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan

bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup

tiga hal, yaitu:

a. Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.

b. Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu

perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai

hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat

disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang

berada dalam situasi yang sejenis.

c. Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan,

bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang

dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup

tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan

munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang

berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan.

Jika nilai-nilai tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka

akan membentuk kesadaran moralnya sendiri.

4. Akhlak
a. Pengertian Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan

akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan

terminologik (peristilahan).

7
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim

mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan,

sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti

al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-

adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-

din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas

tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan

akhlak, tetapi ikhlak.Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang

mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau

isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan

kata tersebut memang sudah demikian adanya.

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat

merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.Ibnu

Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar

bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat

mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan.

Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya

dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya

dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan,

dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah

8
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan.

B. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)

Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,

terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan,

pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah

sifat hati, bisa baik bisa buruK yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat

hatinya baik yang muncul adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah)

dan jika sifat hatinya buruk, yang akan muncul adalah perilaku buruk (al-

akhlaq al-madzmumah).

Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu.

1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang.

Nafsu ini cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum

dan nafsu seksual.

2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu

nafsu yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta

mengalahkan yang lain.

3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan

nafsu ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil

hikmah, dan memahami fenomena alam.

Apabila manusia dapat mengoptimalkan nafsu nathiqah untuk

mengendalikan nafsu syahwaniyah dan nafsu ghodlobiyah, manusia akan dapat

9
menjadi lebih unggul dan mulia. Pada akhirnya lahirlah manusia-manusia yang

berakhlak al karimah.

Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an

bukan hanya memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan

selalu mengaitkan ayat-ayat yang berbicara tentang hukum dengan masalah

akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat yang berbicara tentang salat, puasa, haji,

zakat, dan muamalah selalu dikaitkan dan diakhiri dengan pesan-pesan

perbaikan akhlak. (Al-Baqarah: 183, 197).

C. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara

menyucikan hati (tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat

dengan Allah Swt. tetapi malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah).

Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga macam pengetahuan tentang Allah Swt.

a. Pengetahuan Awam : Allah Swt. dengan perantaraan kalimat syahadat.

b. Pengetahuan Ulama : Allah Swt. menurut logika akal.

c. Pengetahuan Kaum Sufi : Allah Swt. dengan perantaraan hati sanubari.

Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang

disertai dengan kesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati

yang mendasari perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk

membersihkan dan mensucikan hati. Maka hubungan antara tasawuf dan

akhlak menjadi sangat erat dan penting karena satu sama lain saling

mendukung.

10
Metode penyucian hati (tashfiyat al-qalbi) dalam ilmu tasawuf :

1) Ijtinabul Manhiyat, ialah menjauhi larangan-larangan Allah Swt.

2) Ada’ul Wajibat, ialah melaksanakan kewajiban-kewajiban Allah Swt.

3) Ada’un Nafilat, ialah melaksanakan hal-hal yang disunahkan Allah Swt.

4) Ar-Riyadloh, ialah latihan spiritual agar dapat istiqomah dalam menjalankan

seluruh ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman

dan memiliki akhlak mulia.

 Istiqomah atau konsekuen dalam pendirian (QS. Al Ahqof : 13).

 Suka berbuat kebaikan (QS. Al Baqarah : 112).

 Memenuhi amanah dan berbuat adil (QS. An Nisa’ : 58).

 Kreatif dan tawakkal (QS. Ali Imron : 160)

 Disiplin waktu dan produktif (QS. Al Ashr : 1-4).

 Melakukan sesuatu secara proporsional dan harmonis (QS. Al Araf : 31).

D. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Masyarakat

Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat

menjunjung tinggi pentingnya berakhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting

dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah

laku, tabi'at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam

hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Aktualisasi akhlak

adalah bagaimana seseorang mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan

mengaplikasikan seluruh ajaran Islam ke dalam tingkah laku sehari hari.

11
1. Akhlak kepada Allah

a. Beribadah kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan perintah untuk

menyembah-Nya sesuai dengan syariat islam.

b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan

kondisi, baik diucapkan dengan lisan maupun dalam hati.

c. Berdo’a kepada Allah. Do’a merupakan pengakuan akan keterbatasan

dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan

kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.

d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan

menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

e. Tawaduk kepada Allah, yaitu Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina

di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau

hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,

dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

f. Berhusnudzon kepada Allah, yaitu berprasangka baik kepada Allah

karena apa yang diberikan oleh Allah merupakan yang terbaik untuk

hamba-Nya.

2. Akhlak kepada diri sendiri

a. sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan

terhadap apa yang menimpanya.

b. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah di beri oleh

Allah, baik syukur dalam ucapan maupun perbuatan.

12
c. Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang

dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.

3. Ahlak kepada keluarga

a. Memuliakan dan menghormati kedua orang tua

b. Mendoakan kedua orang tua

c. Bersikap baik kepada kedua orang tua

d. Berkata lembut kepada kedua orang tua

e. Menyanyangi kedua orang tua seperti mereka menyayamgi kita sewaktu

kecil

4. Akhlah kepada sesama manusia

a. Menciptakan ukhuwah atau persaudaraan

b. Menumbuhkan sikap Ta’awun atau saling tolong menolong

c. Suka memaafkan kesalahan orang lain

d. Menepati janji yang telah dibuat

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang menjadi

ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika adalah bagian

dari filsafat.

 Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang

berlaku di suatu masyarakat.

 Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga

sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya

adalah wahyu tuhan.

 Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri

kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu

tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah tertanamnya

iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.

 Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat meng-

implementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan seluruh

ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak kepada

tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.

B. Saran

Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak

ke dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33554560/
MAKALAH_ETIKA_MORAL_dan_AKHLAK_Di_ajukan_untuk_memenuhi_tu
gas_pendidikan_agama_islam
https://ps2unic.wordpress.com/2013/11/11/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-
dalam-kehidupan/
http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-dalam.html
Wahyudin, Achmad, M. Ilyas, M. Saifulloh dan Z. Muhibbin.2009.Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.Grasindo
Diambil dari:
https://books.google.co.id/books?id=2K-
vp4lYPpAC&printsec=frontcover&dq=buku+pendidikan+agama+islam+untuk+p
erguruan+tinggi+penerbit+grasindo&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiAmP_Ph7Th
AhXEWisKHcs_DhMQ6AEILDAB#v=onepage&q=buku%20pendidikan
%20agama%20islam%20untuk%20perguruan%20tinggi%20penerbit
%20grasindo&f=false
Rokayah. 2015. “Penerapan Etika dan Akhlak dalam Kehidupan sehari-hari”.
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2(1): 15
diakses dari :
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/1279
diakses pada tanggal 3 April 2019
http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-etika-moral-dan-akhlak.html
Fakhry, Maj.1996.Etika Dalam Islam.Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar Studi Akhlak. PT Raja
Grafmdo Persada: Jakarta
Yaqub, Hamzah. 1998. Etika Islam. CV Diponegoro: Bandung (artikel ini disadur
dari persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar.2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera:
Jakarta.
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung

15
16

You might also like