Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Nama : Umrotus Shofiyatul Fadhiyah

Kelas : SA Biodas

Nim : 201710101062

1. Perbedaan dari ketiga biomolekul tersebut adalah pada struktur kimia dan
fungsinya.
• Lipida, biomolekul ini tersusun atas senyawa hidrokarbon dan oksigen
dengan gugus fungsional berupa karboksil (-COOH) atau gugus ester (-
COOR). Lipida tidak dapat larut dalam air, tapi dapat larut dalam pelarut
non polar (eter, kloroform, dan benzena). Lipida diklasifikasikan menjadi 3
kelompok, lipida sederhana, lipida kompleks, serta lipida perkursor dan
derivat. Senyawa lipida berperan sebagai penyimpan cadangan energi dalam
tubuh, pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta sebagai pelindung organ
• Karbohidrat, biomolekul ini tersusun atas atom karbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (O) dengan gugus fungsional berupa karbonil (aldehid atau
keton) dan gugus hidroksil (-OH). Karbohidrat dapat larut dalam air, namun
beberapa jenis sakarida tidak dapat larut air. Berdasarkan jumlah unit gula
yang menyusun karbohidrat dibagi menjadi 4 yaitu monosakarida (1 unit
gula), disakarida (2 unit gula), oligosakarida (3-10 unit gula), dan
polisakarida (>10 unit gula). Senyawa karbohidrat berperan sebagai sumber
utama energi bagi tubuh.
• Protein, biomolekul merupakan polimer asam amino yang saling
terhubung oleh ikatan peptida, asam amino memiliki gugus fungsional
berupa karboksil(-COOH) dan amina (-NH2). Struktur rantai protein
tersusun atas karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur
(S), dan fosfor (P). Berdasarkan strukturnya protein dibagi menjadi protein
primer, sekunder, tersier dan kuartener. Senyawa protein berperan dalam
pertumbuhan dan pembangun jaringan dalam tubuh.

Secara struktural karbohidrat adalah polimer yang terdapat dalam bentuk


monosakarida, disakarida dan polisakarida. Sedang protein unit struktural nya
adalah asam amino dan lipid unit struktural nya adalah dari susunan lipid
sederhana.

Dari segi gugus fungsi, karbohidrat memiliki gugus fungsi karbonil


(aldehid/keton) dan hidroksil (OH. Sementara protein, memiliki gugus fungsi
Amina (NH2) dan karboksil (COOH), sedang lipid memiliki gugus fungsi
karboksil (COOH) dan ester (COOR)

2. Funngsi utama biologis dalam biomolekul lipida adalah sebagai cadangan


energi apabila energi dari karbohidrat tidak mencukupi, mengoptimalkan fungsi
pencernaan karena lemak dapat memperlambat sistem pencernaan saat
prosesnya berlangsung dan sebagai pelindung organ/komponen sel tubuh ketika
terjadi goncangan karena mempunyai struktur seperti bantalan.
3. Gugus fungsional biomolekul lipida adalah karboksil yang ditandai dengan (-
COOH) dan ester yang ditandai dengan (-COOR). Gugus karboksil adalah
gabungan dari gugus karbonil dan hidroksil.
Gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi yang terdiri dari atom karbon
berikatan rangkap dengan oksigen C=O, sedangkan gugus hidroksil adalah
gugus -OH.
4. Lipida disebut sebagai protein sparer karena dapat menghemat fungsi protein.
Hal ini terjadi karena ketersediaan energi telah dipenuhi oleh karbohidrat dan
lemak sehingga protein tetap dapat digunakan sebagai fungsi utamanya, yaitu
zat pembangun.
5. Lemak tak jenuh jamak adalah jenis lemak yang molekulnya tersusun atas
rangkaian atom-atom karbon yang memiliki lebih dari satu ikatan ganda atau
memiliki banyak ikatan rangkap.. Ikatan ganda ini menyebabkan molekul lemak
ini tidak jenuh dengan atom hidrogen (masih bisa menambah atom hidrogen).
Lemak tak jenuh jamak biasanya dalam fasa cair pada temperatur kamar dan
tetap cair saat didinginkan. Lemak ini sering disebut juga asam lemak tak jenuh
jamak (polyunsaturated fatty acid, PUFA). Lemak ini dikenal sebagai lemak
baik.
Asam lemak yang termasuk dalam jenis lemak tak jenuh jamak adalah asam
lemak omega 3 dan asam lemak omega 6.
Contohnya : asam Alfa linolenat (ALA), asam eikosapentanoat (EPA) dan asam
dokosaheksanoat (DHA)
6. Lipoprotein adalah struktur biokimia yang berisi protein dan lemak, yang
terikat pada protein, yang memungkinkan lemak untuk bergerak melalui air
pada bagian dalam dan di luar sel.
Contohnya : lipoprotein densitas tinggi (HDL) dan lipoprotein densitas rendah
(LDL),
7. Perbedaan antara mineral dan vitamin adalah Vitamin memiliki bentuk yang
jauh lebih kompleks dan rapuh dibandingkan mineral. Vitamin tergolong
senyawa organik sedangkan mineral termasuk senyawa non- organik. Mineral
termasuk dalam unsur inorganik. Berarti mineral dapat mempertahankan
bentuknya setelah masuk ke dalam tubuh. Jika vitamin bisa rusak akibat panas,
asam atau pun proses lainnya, maka tidak dengan mineral yang memiliki
struktur kuat dan tidak mudah rusak.
Struktur vitamin akan berubah ketika masuk ke dalam tubuh. Tubuh tidak
menyerap vitamin dalam bentuk awal, melainkan diserap dalam bentuk
provitamin (vitamin yang belum aktif). Sedangkan mineral tidak dapat berubah
emjadi unsur lainnya. Misalnya Fe (zat besi) dapat bergabung dengan unsur lain
dalam bentuk senyawa garamnya, tetapi zat besi tidak akan berubah menjadi
unsur lain.
Proses penyerapan mineral juga berbeda dari vitamin terutama dari segi jumlah
dan penanganannya dalam tubuh Anda. Ini karena vitamin bisa larut dalam air
dan lemak, sedangkan mineral tidak larut air dan lemak.
8. Fungsi biologis vitamin dan mineral.
Vitamin berfungsi untuk memperlancar proses metabolisme tubuh dan tidak
dapat menghasilkan energi. Di dalam tubuh, vitamin bekerja sebagai katalisator
tubuh, yaitu mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Sementara mineral
berfungsi sebagai konstituen struktural jaringan lunak. Sangat penting untuk
transmisi impuls saraf dan kontraksi otot. Mineral memainkan peran penting
dalam keseimbangan asam-basa tubuh, dan dengan demikian mengatur pH
darah dan cairan tubuh lainnya.
9. Nukleotida merupakan sekelompok zat biokimia yang di dalamnya terdapat
struktur molekul purin atau basa pirimidin, gula ribosa atau 2-deoksiribosa dan
satu atau lebih gugus fosfat. Nukleotida merupakan unit dasar dari asam nukleat
seperti DNA dan RNA. Nukleotida terdiri dari gugus fosfat dan basa nitrogen,
yang melekat pada gula pentosa. Jenis nukleotida ada 4 adalah purin, pirimidin,
adenin, guanin. Nukleotida yang paling dikenal adalah purin dan pirimidin,
keduanya berperan dalam sintesis protein.
10. Fungsi utama nukleotida adalah berperan penting dalam metabolisme di tingkat
dasar dan seluler. Nukleotida mengandung energi kimia dalam bentuk
nukleotida trifosfat, yaitu adenosina trifosfat (ATP), guanosina trifosfat (GTP),
sitidina trifosfat (CTG), dan uridina trifosfat (UTP). Paket energi ini tersebar di
sel-sel tubuh dan menyediakan energi untuk fungsi metabolisme seperti sintesis
asam amino, protein, membran sel, dan organel; pergerakan sel dan organel
(intraselular dan ekstraselular); hingga pembelahan sel melalui mitosis dan
meiosis.[1] Selain itu, nukleotida juga berpartisipasi dalam persinyalan sel
melalui guanosina monofosfat siklik (cGMP) dan adenosina monofosfat siklik
(cAMP), serta merupakan salah satu subunit untuk beberapa kofaktor, seperti
CoA, FAD, FMN, NAD, dan NADP⁺. Dalam sel, kofaktor ini memainkan peran
penting dalam fiksasi energi (misalnya fotosintesis), metabolisme, dan
transduksi sinyal seluler.

You might also like