Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

1.

Baca Tulis kata/kalimat huruf-huruf Braille


a. Pengertian
Berbicara membaca huruf braille (permulaan) pada dasarnya mempunyai pengertian
sama dengan membaca permulaan. Perbedaannya hanya terletak pada jenis hurufnya, tapi
materi pengajarannya sama yakni pengenalan huruf abjad dan teknik membaca lancar. Oleh
karena itu membaca permulaan perlu dibahas sebagai pengantar untuk memahami membaca
permulaan menggunakan kartu huruf braille.
Berdasarkan berbagai referensi ditemukan bahwa membaca permulaan diberikan kepada
murid kelas I dan II pada jenjang pendidikan dasar yakni SD, MI dan SLB/SDLB.
Menurut Purwanto dan Djeniah (1997) bahwa membaca permulaan adalah pengajaran
huruf dan rangkaiannya serta teknik membaca lancar. Tujuan utama dalam pengajaran membaca
permulaan adalah mempekenalkan hufur abjad dan melatih murid teknik membaca lancar. Hal
yang sama juga dikemukakan oleh Depdikbud (1993) membaca permulaan diberikan pada kelas
I dengan tujuan untuk melatih kemampuan siswa untuk mengenal huruf-huruf (abjad) sebagai
tanda bunyi atau suara, dan melatih kemampuan siswa untuk lancar dengan cara-cara tertentu.
b. Metode membaca permulaaan Braille.
Menurut Widjajantin dan Hitipeuw (1996) bahwa metode membaca permulaan Braille
dijelaskan:
Kebutaan tidak hanya membuat seseorang tidak dapat melihat sesuatu dengan baik dan
jelas,tetapi lebih dari itu menghambat dalam proses belajar mengajar.Hal ini terjadi karena
mereka tidak dapat mengikuti cara-cara umum. Ada hal-hal tertentu yang berbeda dengan cara
umum. Misalnya dalam hal tulis, tunanetra hanya bisa membaca tulisan dengan huruf timbul
agar dapat diraba oleh indra raba, yang dirasakan melalui sentuhan jari-jemari. Tulisan
timbul tersebut adalah huruf Braille.
Dalam mengajarkan membaca dan menulis permulaan Braille, menggunakan metode
yang mudah dan cepat hafal. Huruf Braille merupakan syarat untuk dapat mengikuti pelajaran.
Dengan demikian akan mendorong kreatifitas anak dalam belajar. Kemampuan guru dalam
menerapkan metode tepat dengan kondisi dan kebutuhan murid sangat penting.Tidak semua
tunanetra mempunyai inteligensi ,normal, ada juga yang berinteligensi dibawah rata-rata yang
mempunyai kemampuan minim untuk berprestasi baik dalm bidang akademik. Minimnya
kemampuan haruslah dibarengi dengan penggunaan metode yang tepat. Untuk tunanetra yang
berinteligensi normal bahkan di atas rata-rata akan lebih tinggi hasilnya bila dibandingkan
dengan mereka yang berinteligensi dibawah rata-rata. Untuk itulah guru diharapkan menguasai
metode membaca permulaan huruf Braille yang sesuai kondisi murid.
Ada berbagai macam metode membaca Braille yang dikerjakan para guru
dilapangan ,antara lain;
1) Metode pengenalan huruf a-z
Cara membaca permulaan Braille dengan menggunakan metode ini, murid menghafalkan
huruf demi huruf, setelah itu guru akan mengajarkan suku kata, suku kata menjadi kata, kata
menjadi kalimat.

A B C D E F G H I J

K L M N O P Q R S T

U V W X Y Z
2). Metode kata lembaga atau lebih dikenal dengan metode SAS.
Metode ini jarang digunakan karena sulit.Pengenalan huruf melalui pengenalan kata,
diuraikan menjadi huruf, kemudian dirangkai kembali menjadi suku kata dan kata.
Contoh:
Satu menjadi sa-tu selanjutnya s-a-t-u
3). Metode dengan menggunakan kode atas.
Cara menggunakan metode ini ,guru membagikan huruf Braille yang mempunyai kode
atas (titik 1,2,4,5) yaitu huruf a sampai j

A B C D E F G H I J
Pengenalan huruf selanjutnya yaitu dari k sampai t dengan menambahkan satu titik bawah
yaitu ke 3

K L M N O P Q R S T
Dan sisa huruf lainnya dengan menambahkan titik ke 3 dan ke 6

U V W X Y Z
4). Metode dengan menggunakan kode kiri.
Cara menggunakan metode ini,guru memperkenalkan huruf Braille,dengan kode kiri,yaitu
a,b,k,l sebagai huruf dasar.Setelah itu,baru mengenalkan huruf lain dengan menambah titik ke
4 atau titik ke 5 atau titik ke 6 atau titik 4,5.
Contoh:
Huruf a ----- ke o.huruf c (huruf a +titik ke 4) 00
Huruf b ----- ke 0 huruf f (huruf b +titik ke 4) 00
Huruf a ------ ke 0. huruf e (huruf a +titik ke 5) 00
Untuk membatasi metode yang digunakan dalam penelitian ini,maka penulis memilih
metode pengenlan huruf a sampai z dengan alasan metode ini sangat cocok untuk murid
tunanetra kelas dasar 1
Widjajantin dan hitipew (1996) mengemukakan langkah- langkah pengajaran membaca
permulaan dengan menggunakan metode pengenalan huruf a sampai z
a) Guru bersama murid menyanyikan lagu abjad Braille a sampai z
b) Guru menyuruh murid meraba huruf a.i.u.e. o pada kartu huruf yang tersedia dalam
kotak.
c) Guru menyuruh murid meraba huruf konsonan b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p,
q,r,s,t,u,v,w,x,y, dan z pada kotak yang telah tersedia.
d) Guru menyuruh murid menggabungkan huruf konsonan dengan menambah huruf vocal a
Contoh: ma
e) Guru menyuruh murid menggabungkan huruf konsonan lain dengan huruf vokali,u,e, dan
o
f) Guru menyuruh murid menirukan huruf dan suku kata yang diucapkan secara berulang-
ulang sampai lancar.
c. Pengertian huruf vokal
Menurut Keraf (1984) vokal adalah bunyi yang tidak mengalami hambatan atau huruf
hidup yang dapat berdiri sendiri. Vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Klasifikasi vokal sebagai berikut:
1) berdasarkan bentuk bibir
a) Vokal bulat yaitu a, o dan u
b) Vokal lonjong yaitu i dan e
2) Klasifikasi vokal berdasarkan tinggi rendah lidah
a) Tinggi : i
b) Tengah: e
c) Bawah: a
3) Berdasarkan maju mundurnya lidah
a) Depan: i, a
b) Tengah: e
c) Belakang: o

2. Tanda Komposisi
a. Tanda Huruf Kapital
b. Tanda Kursif

Daftar Pustaka
http://eprints.unm.ac.id/21701/

You might also like