Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

MAKALAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

DOSEN PENGAMPU :

Dios Sarkity, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Cilsa Nabila Hilal Mandaliko 190384205058
Nathania Cress Dachi 190384205008

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
TANJUNG PINANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih
atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus,
materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menjadi tugas
guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain
itu bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya yang ditinjau dari pihak guru dan cara
mempelajarinya dari pihak siswa. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum
masalah yang dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lainnya yang
berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar tersebut didapatkan.

Biasanya baik siswa, orang tua maupun guru cenderung menganggap sumber bahan ajar
hanya dititikberatkan pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam proses
pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku. Karena masih banyak sumber
bahan ajar yang lain selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan tidak
harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan
ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar lainnya dapat didapatkan dari internet, jurnal, majalah,
koran, CD interaktif, lingkungan dan masih banyak lagi yang digunakan sebagai sumber belajar.

Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru
memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam
atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering
terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan
ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip
pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah
pemilihan, pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran. Sehingga guru akan lebih
mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Begitu juga dengan
siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran tersebut. Selain itu siswa bisa mendapatkan
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dibandingkan sebelumnya dikarenakan sumber bahan
ajarnya tidak hanya satu jenis saja.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan ajar ?
2. Apa saja fungsi-fungsi bahan ajar ?
3. Apa saja peran dan manfaat bahan ajar ?
4. Apa saja karakteristik bahan ajar ?

3. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami apa pengertian dari bahan ajar.
2. Agar mahasiswa mampu memahami apa saja fungsi-fungsi bahan ajar.
3. Agar mahasiswa mampu memahami apa saja peran dan manfaat bahan ajar.
4. Agar mahasiswa mampu memahami apa saja karakteristik bahan ajar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga
dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi
pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).

• Materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.
Contoh : Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Sel di kelilingi oleh
selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau matriks, dan
bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang juga dikelilingi membran.
• Materi konsep adalah materi yang berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Definisi,
identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh : Hakikat biologi adalah dasar atau intisari
tentang ilmu yang mempelajari kehidupan.
• Materi jenis prinsip adalah materi yang berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma,
teorema. Contoh : Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya Percobaan
mengenai Persilangan Tumbuhan.
• Materi jenis prosedur adalah materi yang berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu
secara urut, misalnya langkah-langkah memegang mikroskop dengan baik dan benar, cara-
cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan hidroponik.

Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam
kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa, bahan ajar itu harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasar indikator pencapaian belajar.
B. Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi


pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah
meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut (Muslich, 2007):

a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi
subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi.

b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh.
Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu
kesatuan.

c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik.
Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu
dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat
mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran
tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum
tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau
melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi
pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu
guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks
kehidupan peserta didik dan lingkungan.

f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan


pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.

g. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber. Tugas guru adalah mendesain
kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam
mencapai kompetensinya.

C. Fungsi Bahan Ajar


Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007)disebutkan bahwa bahan ajar
berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yangseharusnya
diajarkan kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnyadalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensiyang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengankemampuan guru dalam
membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-
aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing).

D. Tujuan Bahan Ajar


Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar
3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik.
E. Peranan Bahan Ajar
Peranan bahan ajar menurut Iskandar Wassid dan Dadang Sunendar,meliputi:
1) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif
mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang
disajikan.
2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibacadan bervariasi, sesuai
dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
4) Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta didik.
5) Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.

F. Pemanfaatan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Langkah-langkah pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran berbasis kompetensi yaitu


(Depdiknas, 2006:15):

1. Strategi Penyampaian Bahan Ajar Oleh Guru

Beberapa strategi yang harus dimiliki oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa
agar bahan ajar yang disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh siswa adalah sebagai berikut:

a. Strategi Urutan Penyampaian Simultan


Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih dari satu, maka menurut strategi urutan
penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, lalu diperdalam satu
persatu (metode global).

b. Strategi Urutan Penyampaian Suksesif


Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi
urutan penyampaian suksesif, materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian
secara berurutan menyajikan materi berikutnya secaar mendalam pula.
c. Strategi Penyampaian Fakta
Jika guru harus menyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda,
peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau symbol, dan sebagainya ) strategi yang tepat
untuk mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut: Sajikan materi fakta dengan lisan,
tulisan, atau gambar dab berikan bantuan kepada siswa untuk menghafal.

d. Strategi Penyampaian Konsep


Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur,
membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah
mengajarkan konsep: penyajian konsep, pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh
dan bukan contoh), pemberian latihan, pemberian umpan balik, dan pemberian tes.

e. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip


Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum. Langkah-langkah
mengajarkan atau menyampaikan materi jenis prinsip adalah sajikan prinsip, berikan bantuan
berupa contoh penerapan prinsip, berikan soal-soal latihan, berikan umpan balik, dan berikan tes.

f. Strategi Penyampain Prosedur


Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa daapt melakukan atau mempraktekkan prosedur
tersebut, buka sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah
langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Langkah-langkah mengerjakan prosedur
meliputi: menyajikan prosedur, pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana
cara melaksanakan prosedur, memberikan latihan ( praktek), memberikan umpan balik, dan
memberikan tes.

g. Strategi Menyampaikan Materi Aspek Afektif


Termasuk pemberian materi pembelajaran afektif menurut Bloom (1978) adalah pemberian
respon, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi
aspek afektif antara lain penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi,
penyampaian materi atau dogma.
2. Strategi Mempelajari Bahan Ajar Oleh Siswa

Ditinjau dari guru, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru
menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan
terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari berinteraksi dengan materi pembelajaran.
Secara khusus dalam mempelajari materi pembalajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:

a. Menghafal (verbal dan parafrase)


Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Misalnya, misalnya nama orang,
nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran
yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau
dengan kalimat sendiri (menghafal para frase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya
paham inti isi pembukaan UUD 1945, pengertian-pengertian, hukum-hukum dll.

b. Menggunakan atau mengaplikasikan


Materi pelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian seharusnya digunakan atau diaplikasikan.
Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan,
menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan materi berupa fakta
atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi
berupa konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Seperti diketahui, dalil atau
rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep. Selain itu penguasaan suatu konsep
digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penggunaan atau penerapan materi berupa
prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada suatu kasus-kasus yang ada. Penggunaan materi
berupa prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan dan untuk melakukan suatu perbuatan.
Penggunaan materi berupa sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari.

c. Menemukan
Menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan konsep, fakta, prinsip
dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil belajar tingkat tinggi. Gagne
(1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif.
d. Memilih
Memilih disini menyangkut aspek afektif atau sikap. Dan maksudnya adaalh memelih untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

G. Pemilihan bahan ajar dalam pembelajaran berbasis kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang
ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas.
Perumusan dimaksud diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi yang diharapkan dikuasai
oleh siswa. Standar kompetensi meliputi standar materi atau standar isi (content standard) dan
standar pencapaian (performance standard). Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang
lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa, sedangkan standar penampilan berisikan
tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Sesuai dengan pokok-pokok pikiran tersebut,
masalah materi pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka membantu siswa
mencapai standar kompetensi.

Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, termasuk pembelajaran berbasis kompetensi,


bahan ajar dipilih setelah identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
ditentukan. Seperti diketahui, langkah-langkah pengembangan pembelajaran sesuai KBK antara
lain pertama-tama menentukan identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, strategi pembelajaran atau pengalaman
belajar, indicator pencapaian, dan seterusnya. Setelah pokok-pokok materi pembelajaran
ditentukan, materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian materi pembelajaran dapat berisikan butir-
butir materi penting (key concepts) yang harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara
lengkap seperti yang terdapat dalam buku-buku pelajaran. Secara garis besar, bahan ajar atau
materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus
dipelajari.
Bahan ajar atau materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin
membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Masalah-masalah
yang timbul berkenaan dengan pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran menyangkut jenis,
cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan sumber bahan ajar.

1. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar atau materi
pembelajaran, yaitu (Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 2001):

a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan
atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

c. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak.

2. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar

Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui criteria
pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah standar
kompetensi dan kompetnsi dasar. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk
diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan
materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar (Ghafur, 1986).

Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi:


a. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasikan aspek-aspek


standar kompetensi dan komptensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut
perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis
materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu pencapaiannya (Ghafur,
1987).

b. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat
dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran
aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur (Reigeluth, 1987).

c. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan
kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi,
langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi
atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa . Identifikasi jenis materi pembelajaran juga
penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, jenis materi pembelajaran memerlukan strategi
pembelajaran atau metode, media, dan system evaluasi atau penilaian yang berbeda-beda.

Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah
dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita
ajarkan berupa fakta, konse, prinsip, prosedur, aspek sikap atau psikomotorik. Berikut adalah
pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek,
simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “fakta” .

2. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untu menyatakan suatu
definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh
objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus
diajarkan adalah “konsep” .

3. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan
langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Kalau jawabannya “ya” maka
materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “prosedur” .

4. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara
beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya
“ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.

5. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat
berdasar pertimbangan baik buruk, suka atau tidak suka, indah atau tidak indah? Jika jawabannya
“Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai .

6. Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik?
Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik .

d. Memilih sumber bahan ajar

Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku
pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
H. Sumber Bahan Ajar

Sumber bahan ajar merupakan tempat dimana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber
bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran
siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran
dari setiap standart kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan
di bawah ini (Wiryokusumo dan Mustaji, 1989):

1. Buku Teks

Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus
hanya satu jenis, tapi digunakan sebanyak mungkin agar mandapatkan wawasan yang luas.

2. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat
berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.

3. Jurnal (Penerbitan Hasil Penelitian Dan Pemikiran Ilmiah).

Jurnal-jurnal berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli dibidangnya masing-
masing yang telah dikaji kebenarannya.

4. Pakar Bidang Studi

Pakar dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan
dsb.

5. Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Misalnya kalangan
perbankan, tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.

6. Buku Kurikulum

Buku kurikulum itu merupakan standar kompetensi. Dengan standar kompetensi, maka
kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.

7. Penerbitan Berkala Seperti Harian, Mingguan Dan Bulanan.

Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar.
Penyajian tersebut menggunakan bahasa populer yang mudah dipahami. Karena itu, penerbitan
berkala baik untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.

8. Internet

Di internet, kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.

9. Media Audio Visual (TV, Video, VCD, Kaset Audio)

Kita dapat mempelajari berbagai jenis mata pelajaran seperti gunung berapi, kehidupan di laut
melalui media audio visual.

10. Lingkungan

Kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa apa saja sebagai sumber bahan ajar.

Dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut
hanya merupakan bahan rujukan. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari
untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk
diajarkan. Untuk membantu siswa mencapai kompetensi, hendaknya guru menggunakan banyak
sumber materi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik serta digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Fungsi bahan ajar dapat dibedakan berdasaarkan kebutuhan pendidik,yakni untuk pedoman
bagi pendidik dalam memberikan materi dan menghemat waktu belajar. Sedangkan bagi peserta
didik bahan ajar dapat berfungsi sebagai alat belajar tanpa harus menggantungkan diri terhadap
pendidik .

DAFTAR PUSTAKA

• Gafur, Abdul. 1986. Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar
Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.
• Gafur, Abdul. 1987. Pengaruh Strategi Urutan Penyampaian, Umpan Balik, dan
Keterampilan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Konsep. Jakarta: PAU – UT.
• Bloom Et al. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of
Educational Goals. New York: McKay.
• Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2001. Kebijakan Pendidikan Menengah Umum.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
• Reigeluth, Charles M. 1987. Instructional Theories in action: Lessons Illustrating Selected
Theories and Models. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publ.
• Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
• Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
• Wirokusumo, Iskandar DR.M.Sc. dan Mustaji. 1989. Pengelolaan Sumber Belajar.
Surabaya: University Press IKIP Surabaya.
• Repository.ump.ac.id. (2022). Retrieved 8 March 2022, from http://repository.ump.ac.id
/2254/3/NURLAELI%20BAB%20II.pdf.
• oetri, V. (2022). A. Karakteristik Bahan Ajar. Academia.edu. Retrieved 8 March 2022,
from https://www.academia.edu/3823058/A_Karakteristik_Bahan_Ajar.

You might also like