Makalah Financial Distress

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas kehadiranya yang telah
memberikan nikmat yang tak terhingga memberikan rahmat karunia rahmat dan hidaya-NYA
kami sebagai penyusun makalah ini dapat menyelesaikan tepat waktu .Penyusunan makalah ini
merupakan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisa Investasi dan Teori Portofolio
yang mana di ampu oleh Bapak Dean Subhan Saleh, SE., MM
kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan
kesalahan maka dari itu kami mengharapkan dan sangat menghargai kritik saran dan usulan yang
membangun sehingga kedepannya saya dapat memperbaiki makalah ini
Penyusunan makalah tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik membantu secara
material ataupun dorangan kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala
bantuannya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacannya

Purwakarta,…..,…..

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Financial distress..................................................................................................
2.2 Definisi kebangkrutan........................................................................................................
2.3 Definisi likuidasi................................................................................................................
2.4 Kategori kategori financial distress....................................................................................
2.5 Penyebab financial distress di era pendemi covid-19........................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Financial merupakan point yang penting untuk menilai sebuah dari perusahaan pastinya
sebuah perusahaan tidak mungkin tidak mengalami kesuliatan dalam financialnya baik itu yang
bersifat ringan ataupun ada juga perushaan yang bersifat parah dan mengalami
kebangkrutan.Financial distress bias disebabakan factor factor baik itu internal perushaan
ataupun eksternal perushaan seperti bencana alam dan lainnya.pada masa sekarang terjadinya
pendemi covid-19 yang mana kegiatan operasional perushaan di batasi agar tidak
menyebarluaskan pendemi ini.akibatknya perusahaan mengalami penurunan pendapatan
sehingga menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami financial distress.
Untuk mengatasi kebangkrutan perushaan harus mengambil tindakan tindakan pencegahan
untuk mengatasi agar tidak bertahan parah sampai sampai mengalami kebangkrutan dengan
analisis analisis dari laporan keuangan perushaan
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini menjelaskan berbagai hal hal yang berkaitan tentang financial ditress
dengan rincian sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan financial distress
2. Apa yang dimaksud dengan kebangkrutan
3. Apa yang dimaksud dengan likuidasi
4. Apa saja Kategori kategori financial distress
5. Apa saja model model prediksi analisis kebangkrutan
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
kesulitan keuangan dengan rincian sebagai berikut
1. Untuk memahami definisi financial distress
2. Untuk mengetahui definisi kebangkrutan
3. Untuk mengetahui definisi likuidasi
4. Untuk mengetahui kategori kategori financial distress
5. Untuk mengetahui model model prediksi analisis kebangkrutan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Financial distress
Secara umum, pengertian financial distress adalah suatu fenomena yang menunjukkan tren
penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan.Menurut Brigham & Daves, pengertian financial
distress adalah suatu kondisi kesulitan keuangan yang dimulai ketika perusahaan tidak mampu
membayar kewajiban (utang) yang jatuh tempo.Menurut Platt dan Platt (2002) mendefinisikan
financial distress merupakan suatu kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak
sehat atau sedang krisis
Jadi financial distress adalah suatu keadaan yang mana kondisi dari perushaan tersebut
sedang mengalami kesulitan keuangan kesulitan likuidatas sehingaa perushaan tidak mampu
menjalankan kegiatan kegiatan operasinya dengan baik.
Financial distress adalah kondisi dimana suatu perusahaan mengalami penurunan kondisi
keuangan yang ditandai dengan laba bersih yang dihasilkan perusahaan setiap periodenya
mengalami penurunan dan negatif selama beberapa tahun berturut-turut, serta terjadinya
penghentian pembayaran deviden
2.2 Definisi kebangkrutan
Menurut dalam UU nomor 37 tahun 2004 pasal 1 ayat (1) yang dimaksud dengan kepailitan atau
kebangkrutan adalah sisa umum atas kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas
Menurut Muhammad Nur Rhomadhona (2014) dalam Peter dan Yoseph (2011), kebangkrutan
sebagai kegagalan dapat didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu:
1. Kegagalan ekonomi (economic failure) Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa
perusahaan kehilangan uang atau pendapatan, perusahaan tidak dapat menutup biayanya
sendiri. Ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus
kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.
2. Kegagalan keuangan (financial failure) Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi
yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada
dua bentuk, yaitu:
a. insolvensi teknis (technical insolvency) Perusahaan dianggap gagal jika perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Insolvensi teknis terjadi bila
arus kas 14 tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali
pokok pada tanggal tertentu.
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan Dalam pengertian ini kebangkrutan
didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca
konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari
kewajiban
Indikator kebangkrutan
Indikator yang harus diperhatikan para manajer, seperti yang dikemukakan oleh Harnanto (2000)
dalam penelitian Nurul Mukhlisah (2011) bahwa:
1. Penurunan volume penjualan karena adanya perubahan selera atau permintaan konsumen.
2. Kenaikan biaya produksi.
3. Tingkat persiangan yang semakin ketat.
4. Kegagalan melakukan ekspansi.
5. Ketidakefektifan dalam melaksanakan fungsi pengumpulan piutang.
6. Kurang adanya dukungan atau fasilitas perbankan (kredit).
7. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap piutang
2.3 Definisi likuidasi
Menurut KBBI Likuidasi adalah Pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang
meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagian harta yang tersisa kepada
para pemegang saham
Menurut zainal asikin didalam buku pokok-pokok hokum perbankan likuidasi adalah Sebagai
suatu tindakan untuk membubarkan suatu perusahaan atau badan hukum.
Menurut Sutan Remy Sjahdeini likuidasi adalah Likuidasi adalah tindakan pemberesan terhadap
harta kekayaan atau aset (aktiva) dan kewajiban-kewajiban (pasiva) suatu perusahaan sebagai
tindak lanjut dari bubarnya perusahaan
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 Tahun 1996 Pasal 17 ayat (2)dan ayat (3) tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank, bahwa
likuidasi bank dilakukan dengan cara pencairan harta dan atau penagihan piutang kepada para
debitor, diikuti dengan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditor dari hasil pencairan
dan/atau penagihan tersebut. Likuidasi bank dapat dilakukan dengan cara penjualan seluruh harta
dan pengalihan kewajiban kepada pihak lain yang disetujui oleh Bank Indonesia
Rasio Likuidasi merupakan rasio yang mana menunjukkan kemampuan untuk membayar utang
jangka pendek.rasio ini mengukur seberapa likuid suatu perushaan terdapat 5 Rasio likuidasi
sebagai berikut
1. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan sebuah perhitungan sederhana yang dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current
asset).
Rumus :
Current Ratio = Current Asset : Current Liabilities
2. Quick Ratio
Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan
karena persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding
dengan aset lainnya
Rumus:
Quick Ratio = (Current Asset – Inventory) : Current Liabilities
3. Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi
kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas,
contohnya rekening giro
Rumus :
Cash Ratio = (Cash + Marketable Securities) : Current Liabilities
4. Cash Turnover Ratio
Rasio perputaran kas akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih
terhadap kerja bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar
dikurangi total utang lancar
Rumus
Cash Turnover Ratio = Penjualan Bersih : Modal Kerja Bersih
5. Working capital to total Asset Ratio
Working Capital to Total Asset Ratio merupakan rasio yang dapat menilai likuiditas dari
total aktiva dan posisi modal kerja
Rumus
Working capital to total asset ratio = (current assets-current liabilitas):total assets
2.4 Kategori kategori financial distress
Menurut Gamayuni 2011 menjelaskan bahwa terdapat 5 jenis bentuk financial distress,yaitu
1. Economic failure. Yaitu suatu kondisi pendapatan perusahaan yang tidak mampu
menutupi seluruh total beban biaya perusahaan, termasuk beban biaya modal.
2. Business failure. Yaitu suatu kondisi perusahaan yang harus menghentikan seluruh
aktivitas operasional agar bisa mengurangi kerugian untuk kreditor.
3. Technical insolvency. Suatu kondisi perusahaan yang tidak bisa memenuhi kewajibannya
yang sudah jatuh tempo.
4. Insolvency in bankruptcy. Suatu kondisi nilai buku dari seluruh total kewajiban melebihi
nilai aset pasar perusahaan.
5. Legal bankruptcy. Suatu kondisi perusahaan yang telah dinyatakan bangkrut secara
hokum
Menurut Fahmi (2011) kondisi financial distress secara umum terbagi menjadi 4 kategori ,yaitu
1. Financial Distress Kategori A
Pada kategori ini perusahaan sudah dikatakan pada posisi bangkrut pihak dari peushaan
dapat melaporkan ke pihak terkait atas posisi bangkrut atau pailit dann meyerahkan
berbagai urusan kepada pihak diluar perushaan
2. Financial Distress Kategori B
Pada kategori ini kesulitan keuangan yang terjadi tinggi dan dianggap berbahaya dimana
perusahaan harus memikirkan solusi realistis untuk menyelamatkan berbagai aset yang
dimiliki,Termasuk memikirkan berbagai dampak apabila dilaksanakan keputusan merger
(penggabungan) dan akuisisi (pengambilalihan). Salah satu dampak jika perusahaan
berada pada posisi ini yaitu perusahaan mulai melakukan PHK (Pemutusan Hubungan
Kerja) dan pensiun dini pada beberapa karyawannya yang dianggap tidak layak
(infeasible) lagi untuk dipertahankan
3. Financial Distress Kategori C
Pada kategori ini kesulitan keuangan yang terjadi dalam kondisi sedang dan dianggap
masih bisa menyelamatkan diri dimana perusahaan sudah harus merombak berbagai
kebijakan dan konsep manajemen yang diterapkan sebelumnya, apabila perlu melakukan
perekrutan tenaga ahli baru yang dimiliki kompetensi yang tinggi untuk ditempatkan
pada posisi strategis yang bertugas mengendalikan dan menyelamatkan perusahaan,
termasuk target dalam menggenjot perolehan laba kembali.
4. Financial Distress Kategori D
Pada kategori ini kesulitan keuangan yang dialami perusahaan rendah dan dianggap
hanya mengalami fluktuasi finansial temporer yang disebabkan kondisi eksternal dan
internal, termasuk lahirnya dan dilakukan keputusan yang kurang begitu tepat.
2.5 Model model prediksi Analisis kebangkrutan
Model Altman (Z-score)
Mamduh M. Hanafi dan Halim (2005:286) Analisis Z-Score adalah model prediksi kebangkrutan
sudah dikembangkan ke beberapa Negara. Altman (1983,1984) melakukan survei model-model
yang dikembangkan di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Brasil, Australia, Inggris,
Irlandia, Kanada, Belanda dan Perancis. Salah satu masalah yang bisa dibahas adalah apakah ada
21 kesamaan rasio keuangan yang bisa dipakai untuk prediksi kebangkrutan untuk semua negara,
ataukah mempunyai kekhususan.
Persamaan dekriminan sebagai berikut:
Zi = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Dimana:
X1 = Working capital/total aktiva
X2 = Laba Ditahan/total aktiva
X3 = EBIT/total aktiva
X4 = Nilai Buku Modal Saham/Nilai Buku Total Utang
X5 = Sales/total aktiva
Model Springate
Model ini diperkenalkan oleh Gordon L.V. Springate pada tahun 1978. Model ini merupakan
pengembangan dari model Altman dan model ini dikembangkan dengan Multiple Discriminant
Analysis (MDA). Pada awalnya, pada model ini menggunakan 19 rasio keuangan yang populer
tetapi setelah melakukan pengujian akhirnya Springate memilih 4 rasio yang digunakan untuk
menentukan apakah perusahaan termasuk perusahaan yang sehat atau bangkrut. Model ini
memiliki keakuratan 92,5% dengan menggunakan 40 perusahaan sebagai sampel yang
digunakan oleh Springate. Persamaan model yang dikemukakan oleh Springate ini adalah:
S = 1.03A + 3.07B + 0.66C + 0.4D
Dimana:
A = Working capital/total assets
B = Earning before interest tax/total assets
C = Earning before tax/current liabilities
D = Sales/total assets
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Financial distress sering terjadi disebabkan ketidakmampuan perushaan untuk membayar
kewajiban mereka.namun apabila financial distress ini dapat diatasi dengan langkah langkah
yang tepat sebelum menjadi lebih parah jenis,kategori dan model model analisis kebangkrutan
sudah dijelaskan maka perushaan seharusnya sudah dapat mengantisipasi atas financial distress
Pihak perushaan dapat mencegah lebih cepat masalah financial distress maka perushaan
tersebut dapat bertahan namun apabila tidak dapat melanjutkan lagi operasionalnya pihak dari
OJK sudah memperingatkan bahwa perushaan tersebut keuangannya tidak sehat.
3.2 Saran
Perushaan yang sudah terlanjur mengalami bankrupt maka dapat menempuh likuidasi atau
pun merger dapat dijuga dengan reorganisasi perushaan dengan adanya makalah ini di harapakan
sebagai ilmu pembelajaran yang mana tentang financial distress baik itu pengertian likuidasi
ataupun cara analisis metode kebangkruran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.edusaham.com/2019/03/pengertian-financial-distress-faktor-yang-
mempengaruhi.html
https://www.finansialku.com/definisi-likuidasi/
http://e-journal.uajy.ac.id/2156/3/2EA15746.pdf
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-kebangkrutan/
http://repository.uin-suska.ac.id/18281/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/sendi_u/article/view/5098

You might also like