Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengankatan dan mereka hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya

masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.( Harnilawati,

S. N.2013). Salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan dan stabilitas

keluarga adalah pola hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah kebutuhan

fisiologis yang terdefinisi dengan baik, dan merupakan kebutuhan paling

mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup, termasuk menjaga

kesehatan, tetap sehat dan menjauhi berbagai penyakit. Salah satu penyakit

yang sering terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat adalah tekanan darah

tingga (Siswanto et al., 2020).

Tekanan darah tinggi merupakan keadaan seseorang mengalami

peningkatan terhadap tekanan darah di atas normal yang menyebabkan

terjadinya peningkatan angka morbiditas (kesakitan) dan angka mortalitas

(kematian) (Aspiani 2014).Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan

darah meningkat secara abnormal dan terjadi secara terus menerus pada

beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan oleh satu faktor

maupun beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya

dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Wijaya & Putri, 2013).
Hipertensi dapat dibagi menjadi beberapa faktor menurut etiologinya,

yaitu faktor predisposisi (usia, penurunan fungsi vaskular, penurunan daya

regang pembuluh darah, peningkatan tekanan perifer) dan faktor presipitasi

(alkohol, psikologi, diet, merokok, kekakuan pemebuluh darah,

stres/emosi).konsumsi lemak berlebihan) (Efendi, 2022).

Berdasarkan dari Word Health Organisation (WHO), 1 dari 3 orang yang

menderita hipertensi derta data lainnya mengungkapkan bahwa 1 dari 10 rang

menderita hipertensi juga terjangkit diabetes. Data statistik yang disampaikan

oleh WHO tahun 2015 hipertensi juga bisa bisa memicu stroke yang bisa

mengakibatkan kematian hingga 51% serta memicu jantung coroner yang

mengakibatkan kematian hingga 45%.

Menurut Riskesdas 2018, prevalensi terukur hipertensi pada penduduk

berusia 18 tahun adalah 34,1%, dengan prevalensi tertinggi di Kalimantan

Selatan (44,1%) dan terendah di Papua (22,2%). (Departemen Kesehatan RI,

2018). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), 45-54

tahun (45,3%), dan 55-64 tahun (55,2%) (Kementerian Kesehatan, 2022).

Sementara itu, data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya

menunjukkan bahwa pada tahun 2019, hipertensi menempati urutan kedua dari

10 penyakit menurut jenis penyakit di Kota Tasikmalaya, dengan jumlah

sebanyak 36.466 kasus (Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2019).

Penting untuk mendapatkan kepatuhan dalam manajemen hipertensi,

seperti tidak merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, manajemen diet,

pengobatan penyakit, dan obat-obatan untuk mengobati hipertensi (Manoppo


& Masi, 2018).Salah satu terapi non farmakologi dalam menurunkan tekanan

darah yaitu dengan teknik relaksasi. Dengan metode relaksasi dapat

mengontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah

(Suiraoka, 2012).

Konsep dasar teknik relaksasi pada hakekatnya cara relaksasi yang

diperlukan untuk menurunkan ketegangan pada otot yang dapat memperbaiki

denyut nadi, tekanan darah, dan pernafasan (Aspiani, 2014).Teknik relakasi

saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa teknik, salah satunya yaitu

relaksasi benson. Relakasi benson merupakan metode teknik relaksasi yang

diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli peneliti medis dari Fakultas

Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa dan meditasi bagi

kesehatan. Relaksasi benson yaitu salah satu teknik relaksasi yang sederhana,

praktis pada pelaksanaannya, dan tidak memerlukan banyak biaya. Relaksasi

ini merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi dengan sistem

keyakinan individu atau faith factor. Fokus dari relaksasi ini di ungkapan

tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan menggunakan ritme yang

teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan yang digunakan bisa

berupa nama-nama tuhan atau kata-kata yang mempunyai makna

menenangkan untuk pasien itu sendiri (Solehati & Kosasih, 2015).

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengenal masalah dan

merawat anggota keluarga yang sakit, maka dilakukan pemberian pendidikan

kesehatan yang berpengaruh terhadap pengetahuan, prilaku dan keterampilan

keluarga. Hal tersebut berkaitan dengan hipertensi dan intervensi yang akan
diterapkan yaitu relaksasi benson. Program pendidikan kesehatan efektif

dalam meningkatkan pengetahuan, meningkatkan manajemen diri, dan

mengendalikan kebiasaan gaya hidup yang merugikan pasien dengan

hipertensi. (Mardhiah et al., 2013).Dikatakan bahwa sikap keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi sangat dipengaruhi oleh

pemahaman keluarga tersebut tentang tata metode perawatan hipertensi di

rumah yang bisa diperoleh lewat pendidikan kesehatan. Sehingga bisa di

simpulkan kalau terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

peningkatan sikap keluarga dengan hipertensi.( Mardhiah et al., 2013).

Bersumber pada studi pendahuluan, keadaan yang berlangsung

dilapangan, penderita hipertensi di keluarga kurang mengenali mengenai

penyakit yang dialami. Serta keluarga juga mengalami kesulitan dalam

merawat anggota keluarga yang sakit. Penderita hipertensi di keluarga

mengatakan tertarik terhadap pelaksanaan relaksasi benson sebagai terapi non

farmakologi untuk mengatasi tekanan darah tinggi serta berharap kepada

petugas kesehatan agar supaya bisa memberikan penanganan terhadap

masyarakat sehingga yang mempunyai penyakit hipertensi dapat diatasi.

Menurut penelitian (Tiurmaida Simandalahi et. All 2019) Relaksasi

Benson dapat menurunkan tekanan darah jika rutin dilakukan sesuai prosedur.

Disarankan melalui kepala puskesmas untuk dapat menjadikan terapi ini

sebagai terapi alternatif utama dalam menurunkan tekanan darah, dengan

durasi 2x dalam sehari selama 10 – 20 menit yang signifikan menurunkan

tekanan darah sistole dan diastole.


Dari kondisi yang terjadi dilapangan hasil dari studi pendahuluan jumlah
penderita hipertensi dan dari berbagai riset penelitian yang telah didapat
bahwa penyakit hipertensi setiap tahun meningkat. Melihat kasus tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penerapan relaksasi benson melalui
pemberian pendidikan kesehatan dengan media lembar balik dan roleplay.
Bahasa yang digunakan dalam media lembar balik disesuaikan dengan
keadaan klien dalam penyampaian materi menggunakan istilah- istilah
universal yang mudah dimengerti serta tidak banyak memakai istilah medis.
Penyesuaian bahasa menggambarkan perihal penting karena dengan bahasa
yang mudah dimengerti serta dengan pemisalan-pemisalan yang simpel,
materi dapat diterima serta dimengerti lebih mudah. Sehingga akan dituangkan
dalam Studi kasus dengan judul “Penerapan Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Untuk Meningkatkan Kemampuan Keluarga
Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Hipertensi Melalui Media Lembar
Balik”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilaksanakan, keluarga


belum sepenuhnya memahami terkait penyakit yang diderita dan juga
mengalami kesulitan dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Maka dari
itu peneliti merumuskan masalah " Bagaimana gambaran penerapan relaksasi
benson terhadap penurunan tekanan darah untuk meningkatkan kemampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi melalui media
lembar balik?”.
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengidentifikasi gambaran


penerapan relaksasi benson untuk meningkatkan kemampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi melalui
pendidikan kesehatan dengan media lembar balik.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan karakteristik respon keluarga terhadap penerapan

Relaksasi Renson.

b. Menggambarkan tahapan pelaksanaan penerapan Relaksasi Benson.

c. Menggambarkan perubahan yang muncul setelah dilakukannya

Tindakan Relaksasi Benson

D. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu

keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan kepada masyarakat

terutama klien yang menderita hipertensi.

2. Bagi Puskesmas

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan acuan untuk

meningkatkan program pengontrolan hipertensi, dan penerapan terkait

relaksasi benson bagi penderita hipertensi dalam rangka meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan penderita hipertensi.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan pengetahuan yang

akan datang serta meningkatnya derajat kesehatan keluarga.

4. Bagi Penulis

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk karya tulis ilmiah

selanjutnya, serta memberikan informasi baru tentang karya tulis ilmiah

mengenai pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan


sistem kardiovaskular : hipertensi sehingga bisa dijadikan referensi untuk

karya tulis ilmiah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, R. (2017). Kualitas Hidup Pasien Hipertensi. Vol. 04 , No.02, Oktober


2017, 04, 210=218.

Atmojo, J. T. (2019). EFEKTIFITAS TERAPI RELAKSASI BENSON


TERHADAP. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019,
8, 51-60.

Atmojo, J. T. (2019). FEKTIFITAS TERAPI RELAKSASI BENSON


TERHADAP. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 8, No 1, Mei 2019,
8, 51-60.

Buana, T. (2021). Penerapan Terapi Relaksasi Benson Terhadap. Vol. 2, No. 1,


Februari 2021, 2, 36-41.

Harnilawati, S. N. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. 2013.

Pratiwi, L. (2015). PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN


MUROTTAL AL-QUR’AN. JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015, 2, 1212-
1220.

Simandalahi, T. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Tekanan


Darah. Vol 4(3) Oktober 2019, 4, 641-650.

Yulendasari, R. (2021). Pengaruh pemberian teknik relaksasi Benson terhadap


tekanan darah. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 15, No.2, Juni 2021, 15,
187-196.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. (2020). Jumlah Kasus 10 Penyakit


Terbanyak Menurut Jenis Penyakit Di Kota Tasikmalaya Tahun 2019.
SUKA, I. D. M. (2021). Social : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 1, No. 1, Juni
2021 36. Social : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 1(1), 36–43.

Siswanto, Y., Widyawati, S. A., Wijaya, A. A., Salfana, B. D., & Karlina, K.
(2020). Hipertensi pada Remaja di Kabupaten Semarang. Jurnal
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1),
11–17.

Mardhiah, A., Abdullah, A., Masyarakat, K., Muhammadiah, U., & Aceh, B.
(2013). Pendidikan Kesehatan Dalam Peningkatan Pengetahuan , Sikap Dan
Keterampilan Keluarga Dengan Hipertensi - Pilot Study Health Education
in the Improvement of Knowledge , Attitude and Practice in the Family with
Hypertension – a Pilot Study hipertensi Data dari World Heath
Organization ( WHO ) dan the International Society of Hypertension
( ISH ) , saat ini terdapat 600 juta penderita Grong-Grong.

Manoppo, E. J., & Masi, G. M. (2018). Hubungan Peran Perawat Sebagai


Edukator Dengan Kepatuhan Penatalaksanaan Hipertensi Di Puskesmas
Tahuna Timur. Jurnal Keperawatan, 6(1).

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap


Masyarakat. 2019.

Efendi, M. R. (2022). Pendampingan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada


Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular (Hipertensi) di Wilayah
Kerja Puskesmas Cijeungjing. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2 No. 1.

Aspiani, & Reni Yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC.

You might also like