Mjinopro Manajer Jurnal Lastri Nurmianti Gusmarwani

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Inovasi Proses, Vol 5. No.

1 (Maret, 2020) ISSN: 2338-6452

PENENTUAN LETHAL DOSE 50% (LD50) PESTISIDA NABATI DARI CAMPURAN BUAH
BINTARO, SEREH, BAWANG PUTIH, LENGKUAS
(Variabel Waktu Pemasakan Dan Ratio Masing-Masing Bahan)

Lastri Nurmianti, Sri Rahayu Gusmarwani


Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta
email: lastri6772@gmail.com

INTISARI

Penggunaan pestisida selalu mengalami peningkatan khususnya Indonesia, karena mayoritas


penduduknya bekerja di sektor pertanian, berdasarkan data prospek indusri dan pemasaran pestisida,
pemasaran serta penggunaan pestisida di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat
mencapai Rp 6 Triliun per tahunnya. Petani selama ini bergantung pada penggunaan pestisida kimia
untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain harga yang mahal, pestisida sintesis atau
kimia juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatip dari
penggunaan pestisida kimia antara lain, hama berpeluang menjadi kebal (resisten), terjadi peledakan
hama baru (resurjensi), berpotensi menciptakan epidemi, penumpukan residu bahan kimia pada
bagian tubuh tanaman yang berpotensi meracuni ternak bahkan organisme lain sehingga
menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati, penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil
panen sehingga berpotensi meracuni manusia, terbunuhnya predator alami, pencemaran lingkungan
oleh residu bahan kimia dan kecelakaan operasi bagi pengguna pestisida kimia yang dapat
menyebabkan keracunan, kebutaan, kemandulan serta efek buruk lainnya. Bila dibandingkan dengan
pestisida kimia, pestisida organik akan lebih aman dan mengguntungkan bila ditinjau dari segi
ekonomi dan lingkungan.
Penelitian ini berujuan untuk mengetahui Lethal Dose (LD50) dalam pestisida nabati dari
campuran buah bintaro, sereh, bawang putih, dan lengkuas. Lethal Dose (LD50) memiliki definisi
sebagai dosis yang mematikan terhadap 50% dari kelompok hewan uji.
Telah dilakukan penelitian Uji Lethal Dose 50% (LD50) Pestisida nabati (campuran buah
bintaro, sereh, bawang putih, lenguas) terhadap jangkrik (Gryllus). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan jangkrik (Gryllus). Jangkrik (Gryllus) dibagi secara rata menjadi 3 kelompok dalam
suatu area. Setiap area berisikan 30 ekor jangkrik (Gryllus) dengan berat yang bervariasi. Pada setiap
kelompok jangkrik (Gryllus) disemprotkan 3 ml pestisida. Kemudian jangkrik (Gryllus) diamati selama
beberapa hari. Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan jangkrik mati sebanyak 50% pada hari
ke-3 dengan komposisi 200 gram buah bintaro dengan waktu pemasakan selama 120 menit dan Uji
-3
Lethal Dose 50% (LD50) sebesar 1,5849.10 mg/kg.BB. Berdasarkan keputusan menteri tenaga kerja
R.I No. Kep. 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja menteri
tenaga kerja R.I bahwa Pestisida termasuk dalam kategori sangat toksik.

Kata kunci : Lethal Dose 50% (LD50), pestisida

PENDAHULUAN hama tanaman. Penggunaan ekstrak batang


Indonesia merupakan daerah tropis sereh sebagai insektisida botanis merupakan
yang mendukung tumbuhnya berbagai macam salah satu alternatif pengendalian hama yang
jenis tumbuh-tumbuhan, baik dari kelompok ramah lingkungan.
sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, Pada biji bintaro mengandung
rempah-rempah dan masih banyak lagi senyawa aktif yaitu cerberin (alkaloid), tanin,
tumbuhan lainnya. Pada penelitian ini akan saponin, dan steroid. Hal ini menunjukkan
membahas kelompok umbi-umbian dan bahwa ekstrak ini memiliki sifat antibakteri,
rempah-rempah yang banyak tumbuh subur di sitotoksik, dan sebagai depresan sistem saraf
Indonesia, yaitu Bintaro (Cerbera manghas) pusat (Chopra et al., 1956; Ahmed, 2008;
sereh (Cymbopogon Citratus), bawang putih Rohimatun dan Suriati, 2011). Dari beberapa
(Allium Sativum L.), lengkuas (Alpinia galanga kandungan pada biji bintaro terdapat beberapa
L.), kandungan yang memiliki potensial untuk
Kardinan (2004), menyatakan bahwa digunakan sebagai larvasida, yakni alkaloid,
tanaman sereh (Cymbopogon Citratus) adalah tannin, saponin, dan steroid (Ghosh, 2012).
salah satu tanaman yang dapat digunakan Petani selama ini bergantung pada
sebagai insektisida alami untuk pengendalian penggunaan pestisida kimia untuk
22
Jurnal Inovasi Proses, Vol 5. No. 1 (Maret, 2020) ISSN: 2338-6452

mengendalikan hama dan penyakit tanaman. 90, dan 120. Larutan di ambil pada setiap
Selain harga yang mahal, pestisida sintesis kelipatan waktu. Pemasakan tersebut
atau kimia juga memiliki dampak buruk bagi dilakukan dengan memvariasikan massa
lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak bahan yaitu buah bintaro 400 gram, sereh 200
negative dari penggunaan pestisida kimia gram, bawang putih 50 gram, lengkuas 200
antara lain, hama berpeluang menjadi kebal gram, air 2000 ml dan waktu pemasakan yaitu
(resisten), terjadi peledakan hama baru 150, 180 dan 210 menit. Setelah pemasakan
(resurjensi), berpotensi menciptakan epidemi, dan di ambil larutan pestisida tersebut
penumpukan residu bahan kimia pada bagian didinginkan.
tubuh tanaman yang berpotensi meracuni
ternak bahkan organisme lain sehingga 4. Analisi
menyebabkan penurunan keanekaragaman a. Analisis efektifitas pestisida
hayati, penumpukan residu bahan kimia di Pestisida sebanyak 3 ml disemprotkan
dalam hasil panen sehingga berpotensi kedalam kelompok Jangkrik (Gryllus)
meracuni manusia, terbunuhnya predator sebanyak 30 ekor, jangkrik kemudian di
alami, pencemaran lingkungan oleh residu amati hingga mencapai kematian 50% dari
bahan kimia dan kecelakaan operasi bagi jumlah jangkrik tersebut (Gryllus).
pengguna pestisida kimia yang dapat
menyebabkan keracunan, kebutaan, b. Analisis LD50 dalam pestisida
kemandulan serta efek buruk lainnya. Bila Analisis dapat dihitung dengan rumus
dibandingkan dengan pestisida kimia, sebagai berikut
pestisida organic akan lebih aman dan M = a-b x (Ʃpi-0,5
mengguntungkan bila ditinjau dari segi Keterangan
ekonomi dan lingkungan. a = logaritma dosis terendah yang masih
Penentuan LD50 (Lethal Dose) adalah menyebabkan kematian 100% tiap
suatu pengujian untuk menetapkan potensi kelompo
toksisitas akut LD50, menilai berbagai gejala b = beda logaritma dosis yang beruruta
toksik, spektrum efek toksik, dan mekanisme Pi = jumlah hewa yang mati yang
kematian. Tujuan penentuan LD50 adalah untuk menerima dosis i dibagi dengan jumlah
untuk mencari besarnya dosis tunggal yang hewan seluruhnya yang menerima dosis
membunuh 50% dari sekelompok hewan coba i
dengan sekali pemberian bahan uji. Tabel 1. Hasil pengamatan jumlah
serangga yang mati setelah diberi pestisida
METODE PENELITIAN
1. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian
adalah jangkrik, buah bintaro, sereh, bawang
putih, lengkuas dan air.

2. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian
ini adalah blender, pisau, mortar, panci,
kompor listrik, beaker glass, pengaduk kaca,
penyaring, erlenmeyer, pipet volume, neraca
analitik, piknometer, stopwatch, botol semprot.
Perhitungan :
3. Prosedur Penelitian M = a-b (Ʃpi-0,5)
Buah bintaro 200 gram, sereh 100 M = (0,1216-0,86) x (4,31-0,5)
gram, bawang putih 25 gram dan lengkuas = -0,7384 (3,81)
100 gram di potong kecil-kecil, kemudian di =-2,81
blender halus jika masih ada yang berukuran LD50 = 10
-2,81

agak besar dapat ditumbuk dengan mortar -


LD50 = 1,5849x10 3mg/kg.BB
agar lebih halus, kemudian semua bahan Jadi LD50 yang terkandung dalam
dimasukkan kedalam panci lalu di beri air pestisida nabati tersebut sebesar 1,5849x10
-

sebanyak 1000 ml. Dilakukan pemasakan di 3


mg/kg.BB.
atas kompor listrik, tunggu hingga mendidih.
Pada saat mendidih hidupkan stopwatch HASIL PERCOBAAN
selama 60 menit, setelah 60 menit ambil 1. Hasil uji efektifitas pestisida
larutan sebanyak 100 ml, masak kembali a. Uji pada serangga melalui
pestida dengan kelipatan waktu 30 menit yaitu penyemprotan
23
Jurnal Inovasi Proses, Vol 5. No. 1 (Maret, 2020) ISSN: 2338-6452

Pada uji efektifitas serangga terlihat larutan. Sehingga pestisida tidak efektif
bahwa serangga rata-rata mati pada dalam membunuh serangga. Jadi pestisida
komposisi buah Bintaro 400 gram dengan yang efektif dalam membunuh serangga
waktu pemasakan 120 menit pada hari yaitu pada waktu pemasakan 120 menit
kedua sudah terdapat 50% kematian dengan komposisi bintaro 200 gram.
serangga. Tabel 2. Hasil massa jenis pestisida, waktu
pemasakan dan jumlah serangga mati
Tabel 1. Uji penyemprotan pada 30 ekor Massa jenis Waktu Jumlah
serangga (jangkrik) pestisida pemasakan serangga
Sampel Waktu Jumlah Waktu Jumlah g/ml (menit) mati
Pemas Hama Mati Hama 1,3229 60 22
-akan Mati 1,3231 90 25
200 g 60 30 Hari 1 2 1,3234 120 26
Hari 2 6 1,3278 150 23
Hari 3 14 1,3299 180 18
90 30 Hari 1 2 1,3281 210 16
Hari 2 12
Hari 3 11
120 30 Hari 1 1
Hari 2 15
Hari 3 10
400 g 150 30 Hari 1 -
Hari 2 6
Hari 3 17
180 30 Hari 1 1
Hari 2 8
Hari 3 9
210 30 Hari 1 -
Hari 2 1
Hari 3 15
Grafik 2. Hubungan antara Massa Jenis
pestisida Vs jumlah serangga mati
Grafik tersebut menunjukkan bahwa
massa jenis pestisida yang paling efektif
dalam membunuh serangga yaitu sebesar
1,3234 g/ml. Massa jenis tersebut
merupakan massa jenis dari pestisida
dengan komposisi buah bintaro 200 gram
dengan waktu pemasakan 120 menit.

Grafik 1. Hubungan Antara Waktu


Pemasakan Pestisida Vs Jumlah Serangga
Mati.
Dari hasil analisis dapat dinyatakan
bahwa serangga mati lebih cepat pada
Grafik 3. Hubungan antara waktu
waktu pemasakan 120 menit dengan
pemasakan vs massa jenis pestisida.
komposisi bintaro 200 gram. Terjadi
penurunan pada waktu 150 menit dengan
Dari grafik di atas diketahui bahwa
komposisi bintaro 400 gram, hal tersebut
semakin lama waktu pemasakan maka
dikarenakan pestisida lebih banyak
semakin besar pula massa jenis pestisida,
mengandung air dibandingkan kandungan
namun terjadi penurunan massa jenis pada
ekstrak pestisida yang sebenarnya, itu
waktu pemasakan 210 menit, hal tersebut
terlihat pada saat melakukan pengambilan

24
Jurnal Inovasi Proses, Vol 5. No. 1 (Maret, 2020) ISSN: 2338-6452

dikarenakan massa jenis sudah mencapai Guenther E. 1990. Minyak Atsiri Jilid IV B,
pada titik maksimumnya. Penerjemah S. Ketaren dan R.
Mulyono, Universitas Indonesia .
KESIMPULAN Jakarta
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Haditomo, I., 2010. Efek Larvisida Ekstrak
bahwa : Daun Cengkeh ( Syzygium
1. Pestisida nabati yang paling efektif aromaticum L . ) Terhadap Aedes
digunakan dalam membunuh serangga aegypti L . , pp.1–50
yaitu dengan komposisi 200 gram .Ibrahim Mansur, dkk. 2012. Uji lethal dose
bintaro dan waktu pemasakan 120 50% (LD50) poliherbal (curcuma
menit. xanthorriza, kleinhovia hospita, nigella
2. Dari hasil uji efektifitas pestisida didapat sativa arcangelisia flava dan
massa jenis yang paling efektif dalam ophiocephalus striatus) pada herpamin
membunuh serangga yaitu 1,3234 g/ml. terhadap mencit (Mus musculus). PT.
3. Pestisida tersebut termasuk dalam ROYAL MEDICALINK PHARMALAB.
kategori sangat toksik dengan hasil LD50 2012.
-3
sebesar 1,5849x10 mg/kg.BB. Kardinan, A. 1999. Pestisida Nabati Ramuan
dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya.
SARAN Jakarta. Kebler, P.J.A. dan K.
Dari hasil penelitian yang telah Sidiyasa. 2005. Pohon-pohon Hutan
dilakukan, dapat disarankan bahwa : Kalimantan Timur. Tropenbos
1. Perlu dilakukan penelitian langsung Kalimantan Series 2. Kalimantan.
terhadap hama yang terdapat pada Keputusan menteri tenaga kerja R.I No. Kep.
tanaman. 187/MEN/1999 tentang pengendalian
2. Perlu ditambahkan bahan pengawet bahan kimia berbahaya di tempat kerja
pada pestisida agar pestisida dapat menteri tenaga kerja R.I
digunakan dalam waktu lama. Kuddus, M. R., Rumi, F., & Masud, M.M.,
2011, Phytochemical Screening and
Antioxidant Activity Studies of Cerbera
DAFTAR PUSTAKA odollam Gaertn. International Journal
Ariyani H, Suwarni, Munisi S, 2008. of Pharma and Bio Sciences, 2 (1),
Pemanfaatan Minyak Sereh Menjadi 413-418
Berbagai Macam-Macam Produk, Laetamis, J.A. and M.B. Isman. 2004. Efficacy
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi ‘Yayasan of crude seed extracts of Annona
Pharmasi’ Vo. 12 No. 1. Semarang. squamosa againts diamondback moth,
Chang, L.C., Gills, J.J., Bhat, K.P.L., Plutella xylostella L. in the
Luyengi,L., Farnsworth, N.R., greenhouse. Inter. J.Pest. Manag. 50:
Pezzuto, J.M., & Kinghorn, A.D., 129-33.
2000, Activity-Guided Isolation of Lenny, S., 2006, Senyawa Flavanoida,
Constituents of Cerbera manghas with Fenilpropanida dan Alkaloida, Karya
Antiproliferative and Antiestrogenic Ilmiah Departemen Kimia Fakultas
Activities, Bioorganic & Medicinal MIPA Universitas Sumatera Utara.
Chemistry Letters, 10, 2431-2434 Nakahara K. Alzoreky, N. Yodhihashi,
Cheenpracha, S., Karalai, C., Rat-a-pa, Y., T. Nguyeng, H.T. (2003). Chemical
Ponglimanont, C., & Chantrapromma, Composition and antifungal activity of
K., 2004, New Cytotoxic Cardenolide essential oil from Cymbopogonnardus
Glycoside from the Seeds of Cerbera (Citronella grass). JARQ37 :249-252.
manghas, Chem. Pharm. Bull. 52 (8) Novizen. 2002. Membuat dan Memanfaatkan
1023-1025 pestisida ramah lingkungan ,PT. Agro
Chopra, S. and Meindl, P., 2007, Supply Chain Media Pustaka.Jakarta
Management: Strategy, Planning and Owseiler,G.D.,T.L. Carson, W.B. and G.A. Van
Operasion, 2nd or 3rd Edition, New Gelder.1976. Nitrates,nitrites and
Jersey: Pearson Prentice Hall. related problemas. Clinical and
Dalimartha, S. 2008 Atlas Tumbuhan Obat Diagnostic Veterinary Toxicology.
Indonesia Jilid 5. Pustaka Bunda Kendall/Hunt. Pub.Co.Dubuque, Iowa.
Jakarta P. 460-470.
Gaillard Y, Krishnomoorthy A & Bevalot F., Oyen, L.P.A.,and N.X.Dung, 1999 Plants
2004, Cerbera odollam: A 'Suicide Resources Of South East
Tree' and Cause of Death in The State Asia:Essential Oil No. 19 Prosea,
of Kerala, India. J Ethnopharmacol, 95, Bogor,
123-126
25
Jurnal Inovasi Proses, Vol 5. No. 1 (Maret, 2020) ISSN: 2338-6452

PROSEA. 2002. Plant Resources of South- Tarmadi, Dkk. 2007. Pengaruh Ekstrak
East Asia 12: Medicinal and Poisonous bintaro (Carbera odollam Gaertn) Dan
Plants 2. PROSEA.Bogor. Kecubung (Brugmansia Candida Pers)
Rerung. R. Agustina. 2017. LAPORAN Terhadap Rayap Tanah Coptotermes
PENELITIAN Efektivitas Pestisida Sp. J. Tropical Wood Science and
Alami dari Buah Bintaro, Bawang Technology Vol.5 •
Putih, Sereh dan Lengkuas (Variabel No.1.http://jurnalmapeki.biomaterial-
waktu pemasakan dan ratio masing- lipi. org/jurnal/05012007/05012007-
masing bahan). Yogyakarta. 2017. 3842.pdf.
Purwono, 2009, Budidaya 8 Jenis Tanaman Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi
Unggul. Jakarta.penebar swadaya Tumbuhan (Spermatohyta). Gadjah
Rismayani,2007 Usaha tani dan pemasaran Mada University Press. Yogyakarta.
hasil pertanian di Medan.Osu Press hal. 119.
Rohimatun dan S. Suriati. 2011. Bintaro Tomlinson, CB. 1986. Cambridge University
(Cerbera manghas) sebagai Pestisida Press. Cambridge
Nabati. Warta Penelitian dan Utami S, 2010. Aktivitas Insektisida Bintaro
Pengembangan Tanaman Industri. 17 (Cerbera odollam Gaertn) Terhadap
(1):1-3. Hama Eurema sp. Pada Skala
Slamet, Juki Soemirat, 2002. Kesehatan Laboratorium. Penelitian Hutan
Lingkungan Gajah Mada University Tanaman 7(4): 211-220
Press.Yogyakarta
Syamsiah,Is dan Tajuddin, 2003. Khasiat dan
Manfaat Bawang putih,Agro Media
Pustaka.Jakarta

26

You might also like