Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Lapisan Pasir Di Bawah Fondasi Terhadap Redaman Dan Frekuensi Natural Akibat Beban Gempa
Pengaruh Lapisan Pasir Di Bawah Fondasi Terhadap Redaman Dan Frekuensi Natural Akibat Beban Gempa
Pengaruh Lapisan Pasir Di Bawah Fondasi Terhadap Redaman Dan Frekuensi Natural Akibat Beban Gempa
Pengaruh Lapisan Pasir di Bawah Fondasi terhadap Redaman dan Frekuensi Natural
Akibat Beban Gempa
(Effect of Sand Layer under Foundation on Damping and Natural Frequency Due To Earthquake Loading)
AS’AT PUJIANTO
ABSTRACT
Sand layer under foundation has been widely used for vibration damping by an
earthquake since centuries ago. Due to being located in earthquake-zone and sand as
natural material is widely distributed over regions, research on the use of sand for
earthquake vibration damping is becoming important in Indonesia. The aim of this
work is to study sand layer behavior in reducing earthquake vibration. Parameters of
soil structure, i.e. damping ratio, displacement, soil pressure, and the change of
natural frequencydue to the existence of sand layer under foundation were observed.
In this study, soil structure was modeled as layered soil profile where top layer is a
clay soil layer. Foundation base is located at a depth of 300 cm underlying varied
thicknesses of course sand layer, i.e. 0, 50, 100, 150 and 200 cm under foundation.
In order to produce various soil pressures, load magnitudes of 0, 10,000, 20,000,
30,000 and 40,000 tons were selected. Therefore, earthquake loadings with high and
low frequency from Koyna and Bucharest earthquake record were implemented to
soil structure models. Results showed that the increase of sand layer thickness does
not essentially affect to the decrease of displacement. It is depending on the
frequency of an earthquake. However, a thickness of 50 cm shows decrease of
displacement due to high and low frequency earthwuake loading with the average
deviation of 3.67 %. The displacement due to Bucharest earthquake loading is
greater than that of Koyna earthquake, with the average ratio of 9.38 times. If
ground frequency is higher than earthquake frequency, ground displacement is
becoming smaller.
Keywords: sand layer, ground response, natural frequency, displacement,
earthquake.
A
Keterangan
A : Titik regangan maksimum
B’ A’ : Titik regangan minimum
B B : Proyeksi A pada sumbu regangan
Regangan (, %) B’ : Proyeksi A’ pada sumbu regangan
A’
GAMBAR 1. Hysteresis loop dan rasio redaman
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 31
P0 1
y(t) =
e t cos( d t ) C sin d t 1 r 2 sin(t ) 2r cost (3)
k 1 r 2r
2 2
32 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009
C=
r 2 2 1 r 2 (4)
1
2 0 .5
Tj M j Z j Tj C j Z j Tj K j Z j j M 1j yt
T
(5)
M *j Z j C*j Z j K *j Z j Pj* yt (6) Dari substitusi Persamaan 9 sampai dengan
Persamaan 11 ke dalam Persamaan 8 didapat
Persamaan 12.
Jika Persamaan 6 dibagi dengan M *j , dengan
C *j K *j 2
g j 2 j j g j 2j g j yt (12)
= 2J, = J (7a)
M *j M *j
dan Untuk menghitung besarnya g j dapat
Pj* digunakan metode cetral difference, sehingga
= J (7b) diperoleh Persamaan 13.
M *j
g j 1 g j 1
g j (13a)
maka dapat ditulis bentuk differensial menjadi 2t
persamaan 8: g j 1 2 g j g j 1
g j (13b)
t 2
Z j 2 j j Z j 2j Z j yt (8)
Substitusi Persamaan 13 ke dalam Persamaan
12 selanjutnya diperoleh Persamaan 14 yang
dengan : dapat menghasilkan nilai g j+1, seperti ditulis
Z = g * j (9) dalam Persamaan 15.
Z = g * j (10)
g j 1 2 g j g j 1 g j 1 g j 1
2 j j 2j g j yt (14)
t 2
2t
1 2 j j 2 2 1 2 j j
2
g j 1 yt j g
2 j 2
g j 1 (15)
t 2t t t 2t
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 33
+ 0.00 cm
Pasir kasar berlempung abu-abu kehitaman, lunak.
b = 1,93 gr/cm3 d = 1,484 gr/cm
3
e = 0,818 GS = 2,697
PI = 0 OCR = 1
= 010 43’ = 1,72
- 300 cm
Lanau berlempung merah keabu-abuan, agak lunak.
b = 1,625 gr/cm 3 d = 1,033 gr/cm
3
e = 1,441 GS = 2,521
PI = 30,99 ÒCR = 1
= 020 49’ = 2,82
- 600 cm
Lempung kelanauan campur kayuan lapuk, hitam, kenyal.
b = 1,695 gr/cm 3 d = 1,183 gr/cm
3
e = 1,001 GS = 2,367
PI = 63,07 OCR = 1
= 000 57’ = 0,95
- 900 cm
Lempung kelanauan putih keabu-abuan, sangat kenyal.
b = 1,886 gr/cm 3 d = 1,418 gr/cm
3
e = 0,884 GS = 2,671
PI = 0 OCR = 1
= 050 10’ = 5,17
- 1200 cm
Lanau berpasir halus, putih kekuningan, keras.
b = 2,070 gr/cm 3 d = 1,477 gr/cm
3
e = 0,727 GS = 2,55
PI = 26,60 OCR = 1
= 000 42’ = 0,71
- 1500 cm
Lanau berpasir halus, putih kekuningan, keras.
b = 1,840 gr/cm3 d = 1,510 gr/cm
3
e = 0,749 GS = 2,640
PI = 29,07 OCR = 1
=0
- 1800 cm
Lanau berpasir halus, putih kekuningan, keras.
b = 2,070 gr/cm3 d = 1,705 gr/cm
3
e = 0,605 GS = 2,737
PI = 0 ÒCR = 1
=0
- 3045 cm
600
500
400
300
200
100
0
-100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-200
-300
-400
-500
-600
Periode (dt)
200
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-50
-100
-150
-200
-250
Periode (dt)
Cara Analisis
Pengaruh Tekanan Permukaan terhadap Rasio
Data yang harus didapat terlebih dahulu adalah Redaman
profil data tanah, berupa : ketebalan tanah,
Hasil analisis hubungan antara tekanan
jenis tanah, kondisi tanah (terendam air atau
permukaan terhadap rasio redaman akibat
tidak), berat volume tanah basah, berat jenis,
angka pori, indeks plastisitas, sudut geser beban gempa Koyna disajikan selengkapnya
pada Tabel 1, sedangkan akibat beban gempa
tanah, dan OCR (Over Consolidation Ratio).
Data tersebut langsung dimasukkan ke dalam Bucharest disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan
Tabel 1 dan Tabel 2, tampak bahwa semakin
program, yang digunakan untuk memproses
berat beban bangunan semakin besar pula
perhitungan kekakuan dan masa setiap lapisan
tekanan permukaan baik akibat beban gempa
tanah, dengan memakai prinsip shear
buildings, yaitu dengan anggapan bahwa Koyna dan Bucharest. semakin besar tekanan
permukaan pada tanah tanpa pasir
lapisan tanah dianggap sebagai struktur
menghasilkan rasio redaman yang semakin
bangunan bertingkat dengan kekakuan kolom
kecil. Pada permukaan tanah yang dilapisi
yang besarnya tak terhingga. Program tersebut
pasir, bertambahnya tekanan tanah tidak
juga digunakan untuk memproses eigen
merubah rasio redaman dan cenderung
problem, mode shape, dan damping rasio.
Proses analisis berikutnya adalah integrasi mempunyai besaran yang stabil sebesar 10,21
secara numerik atas persamaan independen. % akibat beban gempa Koyna dan sebesar
7,87 % akibat beban gempa Bucharest. Jika
Metode central difference dipakai untuk
dibandingkan dengan lapisan tanah tanpa
menghitung nilai g. Hasil simpangan,
menggunakan pasir, peningkatan rasio
kecepatan dan percepatan dianalisis oleh
redaman terjadi antara 19,97 % sampai dengan
program yang telah diuji validitasnya
29,57 %. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
(Pujianto, 2003).
Mahmud et al. (2004), yang menyatakan
Dari hasil program tersebut, grafik simpangan, bahwa dengan semakin besar tekanan tanah,
kecepatan dan percepatan serta kandungan menyebabkan rasio redaman semakin
meningkat.
TABEL 1. Hubungan Tekanan Permukaan Terhadap Rasio Redaman Akibat Gempa Koyna
TABEL 2. Hubungan Tekanan Permukaan Terhadap Rasio Redaman Akibat Gempa Bucharest
0.80
0.75
S im pangan (cm )
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
0.70 Tebal Pasir 100 cm
Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm
0.65
0.60
0.55
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
7.50
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
Tebal Pasir 100 cm
7.00 Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm
S im p a n g an (cm )
6.50
6.00
5.50
5.00
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
2
Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm )
Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
0.80 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
0.77 Bebab 40 000 Ton
0.75 0.75
0.75 0.75
0.74
S im p an g an (cm )
0.71
0.70 0.69 0.70 0.69 0.69
0.67
0.65 0.65 0.65
0.65 0.65
0.64
0.62 0.62 0.62
0.62 0.61
0.60
0.59 0.59 0.59
0.58
0.55
0 25 50 75 100 125 150 175 200
Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
8.00 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
Beban 40 000 Ton
7.50 7.45
7.38 7.37
7.34
7.22
Simpangan (cm)
7.00
6.70 6.67 6.71
6.59
6.50 6.46
6.19 6.24
6.18
6.08
6.00 5.96
5.84
5.78 5.78
5.68
5.55 5.51
5.50 5.42 5.43
5.33
5.20
5.00
0 25 50 75 100 125 150 175 200
Tebal Pasir (cm)
Berdasarkan Gambar 7 akibat gempa Koyna, menggunakan lapisan pasir, baik akibat gempa
pada tanah dengan ketebalan pasir 50 cm frekuensi tinggi maupun rendah.
menunjukan simpangan yang lebih kecil, jika
dibandingkan dengan tanah tanpa mengunakan Pengaruh Tekanan Permukaan terhadap
lapisan pasir, dengan prosentase penurunan Frekuensi Tanah
rerata sebesar 3,78 %. Pada tanah dengan
ketebalan lapisan pasir lebih besar dari 50 cm, Frekuensi tanah dapat dihitung dengan cara
simpangan ditunjukkan lebih besar dari pada sebagaimana yang disampaikan oleh Tso et al.
tanah tanpa menggunakan lapisan pasir, (1992), yaitu dengan membandingkan antara
dengan prosentase kenaikan rerata sebesar 0,53 percepatan dan kecepatan tanah maksimum,
%. Hal tersebut akan terus meningkat dengan atau sering dikenal dengan konsep a/v ratio,
semakin besarnya lapisan pasir. yaitu dengan cara membagi percepatan
Berdasarkan teori, jika tanah diganti dengan (cm/dt2) dengan gravitasi (980 cm/dt2),
lapisan pasir maka kekakuannya akan kemudian dibagi lagi dengan kecepatan yang
meningkat, namun jika tebal pasir diperbesar satuannya telah dijadikan (m/dt). Hasil
maka kekakuannya akan semakin kecil. frekuensi tanah pada kedalaman 300 cm
Dengan semakin besarnya tekanan tanah pada (elevasi -300 cm) ditunjukkan pada Gambar 8
permukaan, akan menambah kekakuan tanah. akibat gempa Koyna, dan Gambar 9 akibat
Pada tanah lunak dengan frekuensi tinggi, akan gempa Bucharest.
menghasilkan simpangan yang lebih kecil. Dari Gambar 8, akibat Gempa Koyna
Pada tanah lunak dengan frekuensi rendah, menunjukan bahwa semakin besar tekanan
dapat menghasilkan simpangan yang lebih permukaan hingga 2,5 kg/cm2, frekuensi tanah
besar. Begitu juga sebaliknya pada tanah kaku masih cenderung menurun, sedangkan dengan
dengan frekuensi tinggi, maka akan tekanan lebih besar dari 2,5 kg/cm2, frekuensi
menghasilkan simpangan yang lebih besar. cenderung meningkat. Akibat Gempa
Pada tanah kaku dengan frekuensi rendah akan Bucharest (Gambar 9) menunjukan bahwa
menghasilkan simpangan yang lebih kecil. semakin besar tekanan permukaan sampai
Dari teori tersebut menunjukan bahwa dengan dengan 1 kg/cm2, frekuensi tanah masih
menambah ketebalan pasir, belum tentu akan cenderung menurun, sedangkan tekanan lebih
mengurangi simpangannya, karena hal ini besar dari 1 kg/cm2 maka frekuensi cenderung
tergantung dari frekuensi gempa yang terjadi. meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Dari hasil analisis ini (Gambar 6 dan Gambar dengan bertambahnya tekanan tanah (masa
7) dengan ketebalan pasir 50 cm masih bangunan), maka terjadi penurunan frekuensi,
menunjukan kecenderungan simpangan yang yang berarti bahwa masa bangunan akan
lebih kecil jika dibandingkan tanpa mengurangi besarnya frekuensi tanah.
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 39
1.20
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
Tebal Pasir 100 cm
1.15 Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm
Frekuensi (g/m/dt)
1.10
1.05
1.00
0.95
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
2
Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm )
0.540
0.530
Frekuensi (g/m/dt)
0.520
0.510
0.500
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
0.490 Tebal Pasir 100 cm
Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm
0.480
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm2)
Berdasarkan teori, semakin tebal lapisan pasir Gambar 10 dan Gambar 11 menunjukkan
maka kekakuan tanah menjadi semakin kecil. perubahan kandungan frekuensi gempa. Hal itu
Dengan semakin besarnya tekanan tanah pada disebabkan karena berlakunya percepatan
permukaan akan menambah kekakuan tanah. tanah yang merupakan turunan kedua dari
Pada tanah yang semakin lunak dengan simpangan tanah, dengan kata lain kecepatan
frekuensi gempa tinggi menghasilkan tanah dapat diperoleh dari menjumlahkan
kandungan frekuensi tanah yang lebih besar. luasan grafik percepatan tanah. Simpangan
Begitu juga sebaliknya pada tanah yang tanah seterusnya dapat diperoleh dengan
semakin lunak dengan frekuensi gempa rendah menjumlahkan luasan grafik kecepatan tanah.
maka akan menghasilkan frekuensi tanah yang Oleh karena itu, kandungan frekuensi
lebih kecil. Dari teori tersebut menunjukan percepatan tanah lebih tinggi dari kandungan
bahwa dengan menambah ketebalan pasir, frekuensi kecepatan tanah serta kandungan
belum tentu dapat menurunkan frekuensi frekuensi simpangan tanah. Kandungan
tanahnya, karena hal tersebut tergantung dari frekuensi kecepatan tanah sendiri lebih tinggi
frekuensi gempa yang terjadi. dari kandungan frekuensi simpangan tanah.
Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
1.20 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
1.17 Bebab 40 000 Ton
1.15
1.15
Frekuensi (g/m/dt)
1.14 1.13
1.12
1.12
1.11
1.10
1.10 1.09 1.09 1.09
1.09
1.07 1.07
1.05
1.05 1.04
1.04
1.04
1.03 1.03
1.02 1.02
1.01
1.00
1.00
0.99
0.95
0 25 50 75 100 125 150 175 200
GAMBAR 10. Hubungan tebal pasir terhadap frekuensi akibat gempa Koyna
Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
0.54 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
0.53 Beban 40 000 Ton
0.53
0.53
0.53
0.52
Frekuensi (g/m/dt)
0.48
0 25 50 75 100 125 150 175 200
Tebal Pasir (cm)
GAMBAR 11. Hubungan tebal pasir terhadap frekuensi akibat gempa Bucharest
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 41
Secara teori, jika dua data gempa dengan Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan kekakuan tanah yang sama
percepatan maksimum dan kondisi tanah yang
sama, maka simpangan yang terjadi seharusnya akibat gempa dengan frekuensi tinggi akan
sama. Kenyataanya simpangan yang menghasilkan simpangan yang lebih kecil
didapatkan adalah jauh berbeda. Hasil tersebut dibandingkan dengan gempa akibat frekuensi
disajikan selengkapnya dalam Tabel 3. Tabel 3 rendah. Begitu sebaliknya dengan tanah yang
menunjukkan bahwa ketebalan pasir yang mempunyai kekakuan yang sama akibat gempa
dengan frekuensi rendah akan menghasilkan
sama dan beban yang sama, akibat dua gempa
yang mempunyai percepatan sama, dapat simpangan yang lebih besar dibandingkan
menghasilkan simpangan yang berbeda. dengan gempa akibat frekuensi tinggi.
Simpangan akibat beban gempa Bucharest Tabel 3 menunjukkan bahwa akibat gempa
lebih besar dari pada Koyna, dengan rasio rata- Bucharest, semakin besar beban (semakin
rata sebesar 9,38 kali. Hal diakibatkan adanya besar kekakuan tanah) akan menghasilkan
frekuensi gempa yang berbeda dimana gempa simpangan yang cenderung semakin kecil,
Koya mempunyai frekuensi yang lebih besar sedangkan frekuensinya cenderung semakin
dari pada gempa Bucharest. Menurut Tso et al. besar, yang berarti bahwa frekuensi tanah
(1992) kandungan frekuensi gempa Koyna semakin jauh dari frekuensi gempanya, yaitu
sebesar 1,5917 g/m/dt, tergolong gempa yang sebesar 0,2628 g/m/dt.
mempunyai frekuensi tinggi. Kandungan