Pengaruh Lapisan Pasir Di Bawah Fondasi Terhadap Redaman Dan Frekuensi Natural Akibat Beban Gempa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

28 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA

Vol. 12, No.1, 28-43, Mei 2009

Pengaruh Lapisan Pasir di Bawah Fondasi terhadap Redaman dan Frekuensi Natural
Akibat Beban Gempa

(Effect of Sand Layer under Foundation on Damping and Natural Frequency Due To Earthquake Loading)

AS’AT PUJIANTO

ABSTRACT

Sand layer under foundation has been widely used for vibration damping by an
earthquake since centuries ago. Due to being located in earthquake-zone and sand as
natural material is widely distributed over regions, research on the use of sand for
earthquake vibration damping is becoming important in Indonesia. The aim of this
work is to study sand layer behavior in reducing earthquake vibration. Parameters of
soil structure, i.e. damping ratio, displacement, soil pressure, and the change of
natural frequencydue to the existence of sand layer under foundation were observed.
In this study, soil structure was modeled as layered soil profile where top layer is a
clay soil layer. Foundation base is located at a depth of 300 cm underlying varied
thicknesses of course sand layer, i.e. 0, 50, 100, 150 and 200 cm under foundation.
In order to produce various soil pressures, load magnitudes of 0, 10,000, 20,000,
30,000 and 40,000 tons were selected. Therefore, earthquake loadings with high and
low frequency from Koyna and Bucharest earthquake record were implemented to
soil structure models. Results showed that the increase of sand layer thickness does
not essentially affect to the decrease of displacement. It is depending on the
frequency of an earthquake. However, a thickness of 50 cm shows decrease of
displacement due to high and low frequency earthwuake loading with the average
deviation of 3.67 %. The displacement due to Bucharest earthquake loading is
greater than that of Koyna earthquake, with the average ratio of 9.38 times. If
ground frequency is higher than earthquake frequency, ground displacement is
becoming smaller.
Keywords: sand layer, ground response, natural frequency, displacement,
earthquake.

gempa bumi. Menurut Mahmud et al. (2004)


PENDAHULUAN dugaan ini muncul dengan berbagai alasan,
antara lain :
Pasir sebagai tanah dasar fondasi suatu 1. pasir telah lama dikenal dan digunakan
bangunan gedung telah banyak digunakan, sebagai peredam getaran mesin, dan telah
bahkan sejak berabad-abad yang lalu. Sebagai banyak dilakukan penelitian tentang hal
contoh bangunan-bangunan candi yang tersebut. Mahmud et al. (2004) yang
terdapat di komplek Candi Sewu, Prambanan melakukan penelitian menggunakan model
Yogyakarta, yang dibangun sekitar abad ke-8 laboratorium untuk pasir 1 lapis,
Masehi, ternyata menggunakan pasir (tanah menyatakan bahwa pasir mampu meredam
bergradasi kasar) sedalam + 2 m sebagai tanah antara 2,1 % sampai dengan 8 %, serta
dasarnya (Mahmud et al., 2004). setelah pasir mencapai kepadatan
maksimum semakin besar tekanan semakin
Pada umumnya penggunaan pasir sebagai
besar rasio redamannya.
tanah dasar fondasi hanya sebagai upaya
perbaikan kuat dukungnya, namun tidak 2. di kompleks Candi Sewu, Prambanan
tertutup kemungkinan pasir sebagai lapisan Yogyakarta, dijumpai struktur bangunan
peredam getaran, misalnya ketika terjadi candi berupa batu yang tersusun tanpa
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 29

mortar perekat, tetapi belum mengalami Berdasarkan uraian permasalah tersebut di


keruntuhan sampai saat ini, padahal atas, maka tulisan ini mempunyai tujuan
berdasarkan catatan Dinas Meteoroligi dan sebagai berikut:
Geofisika, di Yogyakarta pernah terjadi
1. mendapatkan besarnya pengaruh tekanan
beberapa kali gempa besar (Mahmud et al.
permukaan terhadap rasio redaman,
(2004).
2. mendapatkan besarnya pengaruh ketebalan
Mengingat bahwa sebagian besar wilayah
lapisan pasir terhadap rasio redaman,
Indonesia merupakan daerah rawan gempa,
sedangkan pasir merupakan bahan alam yang 3. mendapatkan besarnya pengaruh tekanan
murah serta mudah diperoleh, maka perlu permukaan terhadap simpangan,
dilakukan penelitian tentang kemampuan pasir 4. mendapatkan besarnya pengaruh ketebalan
dalam meredam gempa. Selain itu penelitian lapisan pasir terhadap simpangan,
ini merupakan kelanjutan dari penelitian
Mahmud et al. (2004) yang dilakukan di 5. mendapatkan besarnya pengaruh tekanan
laboratorium dan menghasilkan rasio redaman permukaan terhadap kandungan frekuensi
serta simpangan horisontal untuk tanah 1 lapis tanah,
dengan beban Gempa Elcentro, 1940. Jika 6. mendapatkan besarnya pengaruh ketebalan
dipergunakan analisis dinamika struktur maka lapisan pasir terhadap kandungan frekuensi
profil data tanah sesungguhnya yang ada di tanah, dan
lapangan dapat dipergunakan, sehingga
kecepatan dan percepatan serta interaksi 7. mengetahui kedekatan frekuensi gempa
frekuensi gempa terhadap stuktur tanah dapat terhadap frekuensi struktur tanah.
diperoleh. Selain itu variasi ketebalan pasir
dan variasi gempa, serta jumlah lapis tanah PASIR DAN REDAMAN
dapat dilakukan analisisnya.
Melihat kondisi tersebut maka dapat Menurut Luong (1996), pasir mampu
dirumuskan suatu permasalahan yang akan menyerap energi melalui 2 cara, yaitu,
menjadi objek tulisan ini, yaitu dengan pertama, melalui deformasi plastis butir-butir
memberikan beberapa variasi terhadap pasir serta melalui gesekan antar butir pasir,
ketebalan pasir dan tekanan tanah (yang berupa cara tersebut terjadi pada saat pasir mengalami
beban di atas lapisan tanah) akan menghasilkan tekanan yang relatif rendah, yang tidak
rasio redaman yang berbeda, dan juga akan menyebabkan terjadinya perubahan posisi
membuktikan apakah benar jika tekanan tanah antar butir pasir. Pada kasus ini tekanan yang
semakin meningkat rasio redamannya juga diberikan menyebabkan permukaan butir pasir
akan meningkat, sebagaimana yang dihasilkan yang bersentuhan saling menekan, sehingga
oleh Mahmud et al. (2004). Selain itu juga terjadi deformasi plastis pada butir-butir pasir
akan didapat pengaruh pasir terhadap interaksi tersebut. Penyerapan energi pada kasus ini
tanah, apakah semakin jauh atau semakin dekat sangat kecil, dan biasanya diabaikan. Cara
dengan frekuensi gempa, jika digunakan uji kedua terjadi jika tekanan pada pasir
dengan beban gempa Koyna (yang terjadi pada mengakibatkan perubahan posisi antar butir
tahun 1967) yaitu gempa yang mempunyai pasir. Perubahan posisi tersebut disertai
frekuensi tinggi dan gempa Bucharest (yang peristiwa gesekan antar butir, yang
terjadai pada tahun 1977) yang mempunyai mengakibatkan terjadinya penyerapan energi
frekuensi cukup rendah. Beban gempa tersebut melalui perubahan energi mekanik menjadi
dipergunakan dengan alasan karena data energi panas.
percepatan gempa yang terjadi di Indonesia Perubahan posisi antar butir pasir
tidak didapatkan. Selain itu menurut Pujianto menyebabkan terjadinya regangan plastis, yang
(2003) semakin besar kekakuan tanah akibat pada pembebanan dinamis regangan plastis ini
gempa dengan frekwensi tinggi, maka menimbulkan peristiwa histeresis (Jafarzadeh
amplifikasi yang terjadi akan semakin besar. & Yanagisawa, 1996). Pada peristiwa
Sebaliknya akibat gempa dengan frekuensi histeresis, kurva hubungan tegangan-regangan
rendah amplifikasi yang terjadi akan semakin dalam satu siklus pembebanan berbentuk
kecil. luasan tertutup yang disebut hysteresis loop
(Das, 1993).
30 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

Luas hysteresis loop menggambarkan besar dengan peningkatan tekanan permukaannya.


energi gesekan yang diserap oleh lapisan pasir Peningkatan kekakuan pasir berarti
dalam siklus pembebanan tersebut (Luong, meningkatnya tegangan pada lapisan pasir
1996). Penyerapan energi melalui peristiwa tersebut untuk mencapai nilai regangan
histeresis ini mengakibatkan terjadinya tertentu.
peningkatan redaman total serta penurunan
Pada pengujian triaksial terhadap pasir kering
deformasi struktur (Dowrick, 1976).
Faountainableau Habib dan Luong (dalam
Besar energi yang diserap dalam satu siklus Wood, 1982) menyimpulkan bahwa
pembebanan melalui peristiwa histeresis biasa penambahan tekanan utama sampai nilai batas
dinyatakan dalam rasio redaman (damping tertentu menyebabkan terjadinya pemampatan
ratio, D) yang didefinisikan dari Gambar 1. pasir (volumetric compression), sedangkan
Dari Gambar 1 tersebut besarnya damping penambahan tekanan di atas nilai batas tersebut
ratio dapat ditentukan dengan Persamaan 1, mengakibatkan pengembangan pasir
dengan D adalah besarnya rasio redaman (%) (volumetric dilatation). Kesimpulan ini sejalan
(Das, 1993; Zeghal et al., 1995). Persamaan dengan hasil penelitian Yamamuro dan Lade
tersebut sesuai dengan hasil penelitian (1996) terhadap pasir Cambria, yang
Mahmud et al. (2004) yang menyimpulkan menyimpulkan bahwa pecahnya butir-butir
bahwa rasio redaman pasir pada umumnya pasir merupakan faktor paling dominan dalam
sebanding dengan hysteresis loopnya. perilaku pasir pada tekanan tinggi.
Penambahan tekanan setelah pasir mencapai
kepadatan maksimum mengakibatkan FREKUENSI
terjadinya peningkatan rasio redaman. Rasio
redaman yang didapatkan antara 2,1 % sampai
Untuk mengetahui pengaruh frekuensi
dengan 8,2 %.
terhadap rasio redaman, maka perlu diketahui
Rasio redaman pada lapisan pasir dipengaruhi terlebih dahulu tentang frekuensi gempa.
oleh ukuran butir pasir, kadar air, angka pori, Sebagaimana diketahui bahwa gempa bumi
tingkat kepadatan, jumlah siklus pembebanan, yang terekam dalam percepatan tanah
tingkat regangan, serta besar tekanan efektif merupakan gabungan dari beberapa frekuensi.
yang bekerja pada lapisan pasir tersebut (Das, Oleh karena itu, dipakai beberapa istilah
1993). frekuensi sebagai suatu cara untuk
mendiskripsikan gabungan beberapa frekuensi.
Perilaku pasir pada pembebanan dinamis
Pada kenyataannya frekuensi pada suatu
dipengaruhi secara signifikan oleh besar
gempa dapat saja mempunyai rentang yang
tekanan dipengaruhi secara signifikan oleh
sempit, sehingga frekuensi dominan lebih jelas
besar tekanan permukaannya. Dalam penelitian
ataupun frekuensi yang menyebar dengan
terhadap perilaku geser pasir, Prakash (1981,
rentang yang panjang. Beberapa hal akan
dalam Mahmud et al., 2004) menyimpulkan
berpengaruh terhadap hal-hal tersebut.
bahwa kekakuan geser pasir meningkat sejalan

Tegangan (, kg/cm2)

A
Keterangan
A : Titik regangan maksimum
B’ A’ : Titik regangan minimum
B B : Proyeksi A pada sumbu regangan
Regangan (, %) B’ : Proyeksi A’ pada sumbu regangan

A’
GAMBAR 1. Hysteresis loop dan rasio redaman
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 31

1  Luas Histeresis Loop 


D=  Luas Segitiga AOB  Luas Segitiga A' OB '  (1)
2  

Frekuensi yang telah didapat menjadi


PRINSIP RESONANSI PADA BEBAN DINAMIK
parameter penting selain durasi gempa (Tso et
al., 1992). Hal tersebut dimungkinkan karena HARMONIK
parameter-parameter tersebut dapat dideteksi
mulai dari cara yang sederhana. Housner Menurut Widodo (1997) untuk mengetahui
(1971) mengusulkan cara yang sederhana efek frekuensi beban terhadap respon struktur
untuk mengetahui kandungan frekuensui secara sederhana dapat diketahui dengan
gempa yaitu dengan menghitung jumlah garis memperhatikan solusi persamaan differensial
yang memotong sumbu-waktu untuk setiap gerakan (differential equation of motion).
detik pada rekaman parcepatan tanah akibat Apabila suatu struktur dengan derajat
gempa. Konsep ini sangat sederhana dan juga kebebasan tunggal SDOF (Single Degree of
dipakai oleh Araya dan Saragoni (1988, dalam Fredom) dibebani dengan beban harmonik P(t)
Uang & Bertero, 1988) untuk mendiskripsikan = P0 sin(t), maka untuk struktur yang
damage potential suatu gempa. dianggap tidak mempunyai redaman,
Konsep lain yang cukup sederhana untuk simpangan struktur y(t) dapat dihitung dengan
mendeteksi frekuensi gempa adalah seperti persamaan 2, dengan k adalah kekakuan
yang disampaikan oleh Tso et al. (1992). struktur, P0 adalah amplitudo beban,  adalah
Konsep yang dimaksud adalah a/v ratio yaitu frekuensi sudut struktur,  adalah frekuensi
dengan memakai perbandingan antara sudut, dan r adalah rasio frekuensi.
percepatan dan kecepatan tanah maksimum. P0 1
Sebagaimana dikatakan sebelumnya, y(t) = sin( t )  r sin( t ) (2)
percepatan tanah berasosiasi dengan frekuensi k 1 r2
tinggi, sedangkan percepatan tanah berasosiasi 
dengan frekuensi menengah sampai rendah. dengan r 
Gazaetas (1987, dalam Banerjee, 1987) 
mengatakan bahwa media tanah umumnya Apabila nilai r pada Persamaan 2 sama dengan
akan berfungsi menyaring frekuensi tinggi 1, maka peristiwa resonasi akan terjadi, yaitu
pada gelombang gempa, sehingga pada jarak simpangan struktur menjadi tak terhingga.
yang jauh percepatan tanah akibat gempa Untuk struktur yang mempunyai redaman,
cenderung berbentuk sinusoidal/harmonik. simpangan horisontal struktur dapat dihitung
Dengan demikian pada daerah yang dekat dengan Persamaan 3 dan Persamaan 4.
dengan episenter percepatan cenderung
mempunyai frekuensi tinggi, bersifat implusif, PERSAMAAN DIFFERENSIAL GERAKAN
percepatan tanahnya relatif tinggi dan durasi
gempa relatif singkat. Pada daerah yang jauh
Menurut Widodo (1997) untuk memperoleh
dengan episenter, keadaannya akan
persamaan differensial gerakan dipakai prinsip
berkebalikan. Sebagai konsekuensinya nilai a/v
keseimbangan dinamik pada suatu massa yang
ratio akan tinggi (frekuensi tinggi) pada daerah
ditinjau. Persamaan gerakan tersebut umumnya
yang dekat dengan episenter a/v ratio rendah
disusun berdasarkan goyangan struktur
(frekuensi rendah), a/v ratio dapat juga dipakai
menurut mode pertama. Setelah nilai mode
untuk menentukan frekuensi gempa secara
shape didapat maka dengan mudah nilai
lebih mudah. Kriteria inilah yang dipakai
percepatan tanah, kecepatan tanah dan
dalam tulisan ini.
simpangan tanah dapat diperoleh
menggunakan Persamaan 5.

P0 1
y(t) =    
e t cos( d t )  C sin  d t   1  r 2 sin(t )  2r cost  (3)
 
k 1  r 2r 
2 2
32 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

C=
 
r 2 2  1  r 2  (4)
1   
2 0 .5

dengan d = adalah damped frequency.

 Tj M  j Z j   Tj C  j Z j   Tj K  j Z j   j M 1j yt
T
(5)

Jika, M *j =  Tj M  j Z j


C*j =  Tj C  j Z j
K *j =  Tj K  j Z j
Pj* =  Tj M 1j yt

maka Persamaan 5 dapat menjadi Persamaan 6, Z = g * j (11)


seperti dituliskan dalam
 = partisipasi mode.

M *j Z j  C*j Z j  K *j Z j   Pj* yt (6) Dari substitusi Persamaan 9 sampai dengan
Persamaan 11 ke dalam Persamaan 8 didapat
Persamaan 12.
Jika Persamaan 6 dibagi dengan M *j , dengan
C *j K *j 2
g j  2 j j g j   2j g j   yt (12)
= 2J, = J (7a)
M *j M *j
dan Untuk menghitung besarnya g j dapat
Pj* digunakan metode cetral difference, sehingga
= J (7b) diperoleh Persamaan 13.
M *j
g j  1  g j 1
g j  (13a)
maka dapat ditulis bentuk differensial menjadi 2t
persamaan 8: g j  1  2 g j  g j 1
g j  (13b)
t 2
Z j  2 j j Z j   2j Z j  yt (8)
Substitusi Persamaan 13 ke dalam Persamaan
12 selanjutnya diperoleh Persamaan 14 yang
dengan : dapat menghasilkan nilai g j+1, seperti ditulis
Z = g * j (9) dalam Persamaan 15.
Z = g * j (10)

g j 1  2 g j  g j 1 g j 1  g j 1
 2 j j   2j g j   yt (14)
t  2
2t

 1 2 j  j   2 2   1 2 j  j 
 2
  g j 1   yt  j  g 
2 j 2
  g j 1 (15)
 t  2t   t    t  2t 
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 33

Persamaan 15 dapat diringkaskan menjadi lapisan tanah lempung sebagaimana disajikan


Persamaan 16. pada Gambar 2. Beban (dasar fondasi)
diletakan pada kedalaman –300 cm, kemudian
 yt  agj  bgj 1 di bawah dasar fondasi tersebut lapisan tanah
gj 1  (16) diganti dengan lapisan pasir dengan ketebalan

yang bervariasi, yaitu : 0 cm, 50 cm, 100 cm,
dengan : 150 cm, dan 200 cm. Selain itu besarnya beban
juga bervariasi, yaitu : 0 ton, 10.000 ton,
20.000 ton, 30.000 ton, dan 40.000 ton
 2  (diambil dengan asumsi ukuran bangunan 45 m
a =  2j 
 t 2  x 45 m dengan jumlah tingkat yang berbeda-
beda, sehingga berat bangunan juga
 1 2 j j  bervariasi). Dengan menggunakan dua data
b=   
 t 
2
2 t  beban gempa, seterusnya ditinjau 50 macam
kondisi (variasi) agar strukur mempunyai
 1 2 j j  redaman dan frekuensi yang berlainan. Pada
k̂ =   
 t 
2
2 t  kondisi tersebut pengaruh ketebalan pasir dan
t : step integrasi (dt) tekanan terhadap redaman dan frekuensi dapat
 : frekuensi sudut (rad/dt) dideteksi.
yt : data rekaman gempa (percepatan Data Gempa
tanah)
Untuk mendeteksi pengaruh frekuensi terhadap
Selanjutnya persamaan simpangan, kecepatan, respon struktur, maka dua beban gempa yang
dan percepatan dapat diturunkan berturut-turut berbeda dan mempunyai kandungan frekuensi
dalam Persamaan 17, Persamaan 18, dan yang berbeda telah digunakan, yaitu:
Persamaan 19.
1. Gempa Koyna, India, 1967, yaitu gempa
yang mempunyai percepatan maksimum
y =   * Z  (17) sebesar 548,80 cm/dt2 dan frekuensi sebesar
y =   * Z  (18) 1,5917 g/m/dt. Gempa tersebut tergolong
gempa yang mempunyai frekuensi tinggi.
y =   * Z (19) Beban gempa yang diambil adalah rekaman
percepatan tanah horisontal di Koyna Dam
dengan : yang arahnya tegak lurus terhadap sumbu
 : mode shape panjang Dam, dengan Magnitude 6,5
y : simpangan tanah Richter dan jarak episentum 5,6 km.
Rekaman Gempa disajikan pada Gambar
y : kecepatan tanah 3A.
y : percepatan tanah
2. Gempa Bucharest, Rumania, 1977 yaitu
gempa yang mempunyai percepatan
maksimum sebesar 225,4 cm/dt2 dan
METODE PENELITIAN frekuensi sebesar 0,2628 g/m/dt. Gempa
tersebut tergolong gempa yang mempunyai
Profil dan Data Struktur frekuensi rendah. Beban gempa yang
diambil adalah rekaman percepatan tanah
Untuk mengetahui pengaruh pasir terhadap horisontal di Bucharest Dam yang arahnya
redaman dan frekuensi, maka perlu diambil tegak lurus terhadap sumbu panjang Dam,
model struktur tanah yang digunakan sebagai dengan Magnitude 7,1 Richter dan jarak
bahan kajian/analisis. Profil tanah tersebut episentrum 140 km. Rekaman Gempa
dipilih yang bagian atasnya terdiri dari disajikan pada Gambar 3B.
34 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

+ 0.00 cm
Pasir kasar berlempung abu-abu kehitaman, lunak.
b = 1,93 gr/cm3 d = 1,484 gr/cm
3

e = 0,818 GS = 2,697
PI = 0 OCR = 1
 = 010 43’ = 1,72
- 300 cm
Lanau berlempung merah keabu-abuan, agak lunak.
   b = 1,625 gr/cm 3 d = 1,033 gr/cm
3

e = 1,441 GS = 2,521
PI = 30,99 ÒCR = 1
 = 020 49’ = 2,82
- 600 cm
Lempung kelanauan campur kayuan lapuk, hitam, kenyal.
b = 1,695 gr/cm 3 d = 1,183 gr/cm
3

e = 1,001 GS = 2,367
PI = 63,07 OCR = 1
 = 000 57’ = 0,95
- 900 cm
Lempung kelanauan putih keabu-abuan, sangat kenyal.
b = 1,886 gr/cm 3 d = 1,418 gr/cm
3

e = 0,884 GS = 2,671
PI = 0 OCR = 1
 = 050 10’ = 5,17
- 1200 cm
Lanau berpasir halus, putih kekuningan, keras.
b = 2,070 gr/cm 3 d = 1,477 gr/cm
3

e = 0,727 GS = 2,55
PI = 26,60 OCR = 1
 = 000 42’ = 0,71
- 1500 cm
Lanau berpasir halus, putih kekuningan, keras.
b = 1,840 gr/cm3 d = 1,510 gr/cm
3

e = 0,749 GS = 2,640
PI = 29,07 OCR = 1
 =0
- 1800 cm
Lanau berpasir halus, putih kekuningan, keras.
b = 2,070 gr/cm3 d = 1,705 gr/cm
3

e = 0,605 GS = 2,737
PI = 0 ÒCR = 1
 =0
- 3045 cm

GAMBAR 2. Model tanah asli Pelabuhan Pangkal Balam Bangka

600
500
400
300
200
100
0
-100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-200
-300
-400
-500
-600
Periode (dt)

A. gempa Koyna, India, 1967


250

200
150

100

50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-50

-100

-150
-200

-250
Periode (dt)

B. gempa Bucharest, Rumania, 1977


GAMBAR 3. Rekaman gempa yang digunakan dalam studi
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 35

frekuensi selanjutnya diolah menggunakan


Alat Analisis
program MS Excel.
Penelitian ini didasarkan atas analisis dinamika Frekuensi struktur tanah dapat dianalisis
struktur dengan model profil tanah yang menggunakan a/v ratio (Tso et al., 1992).
dipakai dan beban gempa seperti disebutkan Konsep a/v ratio merupakan perbandingan
sebelumnya. Untuk keperluan analisis tersebut antara percepatan dan kecepatan tanah
perlu dibuat suatu program sederhana yang maksimum. Hasil tersebut kemudian
dapat menghasilkan respon dinamik berupa dibandingkan dengan kandungan frekuensi
pola/ragam goyangan yang terjadi seperti gempa untuk mengetahui kedekatannya.
redaman, frekuensi, simpangan, kecepatan dan
percepatan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara Analisis
Pengaruh Tekanan Permukaan terhadap Rasio
Data yang harus didapat terlebih dahulu adalah Redaman
profil data tanah, berupa : ketebalan tanah,
Hasil analisis hubungan antara tekanan
jenis tanah, kondisi tanah (terendam air atau
permukaan terhadap rasio redaman akibat
tidak), berat volume tanah basah, berat jenis,
angka pori, indeks plastisitas, sudut geser beban gempa Koyna disajikan selengkapnya
pada Tabel 1, sedangkan akibat beban gempa
tanah, dan OCR (Over Consolidation Ratio).
Data tersebut langsung dimasukkan ke dalam Bucharest disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan
Tabel 1 dan Tabel 2, tampak bahwa semakin
program, yang digunakan untuk memproses
berat beban bangunan semakin besar pula
perhitungan kekakuan dan masa setiap lapisan
tekanan permukaan baik akibat beban gempa
tanah, dengan memakai prinsip shear
buildings, yaitu dengan anggapan bahwa Koyna dan Bucharest. semakin besar tekanan
permukaan pada tanah tanpa pasir
lapisan tanah dianggap sebagai struktur
menghasilkan rasio redaman yang semakin
bangunan bertingkat dengan kekakuan kolom
kecil. Pada permukaan tanah yang dilapisi
yang besarnya tak terhingga. Program tersebut
pasir, bertambahnya tekanan tanah tidak
juga digunakan untuk memproses eigen
merubah rasio redaman dan cenderung
problem, mode shape, dan damping rasio.
Proses analisis berikutnya adalah integrasi mempunyai besaran yang stabil sebesar 10,21
secara numerik atas persamaan independen. % akibat beban gempa Koyna dan sebesar
7,87 % akibat beban gempa Bucharest. Jika
Metode central difference dipakai untuk
dibandingkan dengan lapisan tanah tanpa
menghitung nilai g. Hasil simpangan,
menggunakan pasir, peningkatan rasio
kecepatan dan percepatan dianalisis oleh
redaman terjadi antara 19,97 % sampai dengan
program yang telah diuji validitasnya
29,57 %. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
(Pujianto, 2003).
Mahmud et al. (2004), yang menyatakan
Dari hasil program tersebut, grafik simpangan, bahwa dengan semakin besar tekanan tanah,
kecepatan dan percepatan serta kandungan menyebabkan rasio redaman semakin
meningkat.

TABEL 1. Hubungan Tekanan Permukaan Terhadap Rasio Redaman Akibat Gempa Koyna

Beban Tekanan Damping Rasio Untuk Ketebalan Pasir Peningkatan (%)


(ton) (kg/cm2) 0 cm 50 cm 100 cm 150 cm 200 cm Damping Rasio
0 - 8.47 10.21 10.21 10.21 10.21 20.54
10000 0.8889 8.27 10.21 10.21 10.21 10.21 23.46
20000 1.7778 8.12 10.21 10.21 10.21 10.21 25.74
30000 2.6667 7.99 10.21 10.21 10.21 10.21 27.78
40000 3.5556 7.88 10.21 10.21 10.21 10.21 29.57
36 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

TABEL 2. Hubungan Tekanan Permukaan Terhadap Rasio Redaman Akibat Gempa Bucharest

Beban Tekanan Damping Rasio Untuk Ketebalan Pasir Peningkatan (%)


(ton) (kg/cm2) 0 cm 50 cm 100 cm 150 cm 200 cm Damping Rasio
0 - 6.56 7.87 7.87 7.87 7.87 19.97
10000 0.8889 6.40 7.87 7.87 7.87 7.87 22.97
20000 1.7778 6.28 7.87 7.87 7.87 7.87 25.32
30000 2.6667 6.18 7.87 7.87 7.87 7.87 27.35
40000 3.5556 6.09 7.87 7.87 7.87 7.87 29.23

tanah tanpa pasir. Hasil tersebut lebih besar


Pengaruh Ketebalan Lapisan Pasir terhadap jika dibanding dengan hasil penelitian
Rasio Redaman Mahmud et al. (2004), yang menjelaskan
bahwa pasir dapat meningkatkan rasio
redaman sebesar 2,1 % sampai dengan 8,2 %.
Pengaruh ketebalan lapisan pasir terhadap Perbedaan ini dapat terjadi karena pada
rasio redaman juga dapat dilihat pada Tabel 1 Mahmud et al. (2004) hanya menggunakan
akibat beban gempa Koyna, dan Tabel 2 akibat satu lapisan pasir saja.
beban gempa Bucharest. Dari kedua tabel
tesebut tampak bahwa besarnya rasio redaman Pengaruh Tekanan Permukaan terhadap
cenderung stabil baik akibat gempa Koyna Simpangan
maupun gempa Bucharest, atau dapat
dikatakan bahwa ketebalan pasir tidak Hasil analisis hubungan antara tekanan
berpengaruh terhadap besarnya rasio redaman. permukaan terhadap simpangan akibat beban
Jika dibandingkan dengan tanah tanpa lapisan gempa Koyna diberikan pada Gambar 4,
pasir, lapisan pasir dapat meningkatkan rasio sedangkan akibat beban gempa Bucharest
redaman misalnya akibat gempa Koyna, rasio digambarkan pada Gambar 5. Berdasarkan
redaman meningkat dari 7,88 - 8,47 % menjadi gambar tersebut, dapat dianalisis bahwa
10,21 % atau meningkat sekitar 20,54 - 29,57 peningkatan permukaan tanah menyebabkan
%. Selain itu, gempa Bucharest yang semakin menurun simpangan pada permukaan
memberikan peningkatan rasio redaman dari tanah, baik akibat gempa Koyna maupun
semula antara 6,09 % sampai dengan 6,56 - gempa Bucharest. Jika dibandingkan tanah
7,87 % atau meningkat sebesar 19,97 - 29,23 tanpa beban (besarnya tekanan = 0), besarnya
%. Kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa penurunan rata-rata setiap peningkatan tekanan
pasir akan dapat meningkatkan rasio redaman sebesar 1 kg/cm2 yaitu sebesar 9,23 %.
antara 19,97 - 29,57 % terhadap rasio redaman

0.80

0.75
S im pangan (cm )

Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
0.70 Tebal Pasir 100 cm
Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm

0.65

0.60

0.55
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0

Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm 2)

GAMBAR 4. Hubungan tekanan permukaan terhadap simpangan akibat gempa Koyna


A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 37

7.50
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
Tebal Pasir 100 cm
7.00 Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm

S im p a n g an (cm )
6.50

6.00

5.50

5.00
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
2
Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm )

GAMBAR 5. Hubungan tekanan permukaan terhadap simpangan akibat gempa Bucharest

tanah dengan menggunakan beban, simpangan


Pengaruh Ketebalan Lapisan Pasir terhadap yang terkecil adalah dengan menggunakan
Simpangan lapisan pasir setebal 50 cm, yaitu prosentase
penurunan rerata sebesar 3,67 %. Untuk
Hasil analisis hubungan antara tebal pasir ketebalan yang lebih besar dari 50 cm masih
terhadap simpangan akibat beban gempa menunjukan simpangan yang lebih kecil dari
diberikan pada Gambar 6 dan Gambar 7 pada tanpa menggunakan pasir dan
masing-masing untuk gempa Koyna dan simpangannya mempunyai kecenderungan
Bucharest. Gambar 6 menunjukkan bahwa stabil. Besarnya prosentase penurunan
akibat gempa Koyna, simpangan pada lapisan simpangan jika dibandingkan dengan tanah
pasir ditunjukkan lebih kecil dibandingkan tanpa menggunakan lapisan pasir rerata adalah
dengan tanah tanpa menggunakan lapisan sebesar 3,51 %.
pasir, terutama pada tanah tanpa beban. Pada

Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
0.80 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
0.77 Bebab 40 000 Ton
0.75 0.75
0.75 0.75
0.74
S im p an g an (cm )

0.71
0.70 0.69 0.70 0.69 0.69

0.67
0.65 0.65 0.65
0.65 0.65
0.64
0.62 0.62 0.62
0.62 0.61
0.60
0.59 0.59 0.59
0.58

0.55
0 25 50 75 100 125 150 175 200

Tebal Pasir (cm)

GAMBAR 6. Hubungan tebal pasir terhadap simpangan akibat gempa Koyna


38 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
8.00 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
Beban 40 000 Ton
7.50 7.45
7.38 7.37
7.34
7.22

Simpangan (cm)
7.00
6.70 6.67 6.71
6.59
6.50 6.46

6.19 6.24
6.18
6.08
6.00 5.96
5.84
5.78 5.78
5.68
5.55 5.51
5.50 5.42 5.43
5.33
5.20

5.00
0 25 50 75 100 125 150 175 200
Tebal Pasir (cm)

GAMBAR 7. Hubungan tebal pasir terhadap simpangan akibat gempa Bucharest

Berdasarkan Gambar 7 akibat gempa Koyna, menggunakan lapisan pasir, baik akibat gempa
pada tanah dengan ketebalan pasir 50 cm frekuensi tinggi maupun rendah.
menunjukan simpangan yang lebih kecil, jika
dibandingkan dengan tanah tanpa mengunakan Pengaruh Tekanan Permukaan terhadap
lapisan pasir, dengan prosentase penurunan Frekuensi Tanah
rerata sebesar 3,78 %. Pada tanah dengan
ketebalan lapisan pasir lebih besar dari 50 cm, Frekuensi tanah dapat dihitung dengan cara
simpangan ditunjukkan lebih besar dari pada sebagaimana yang disampaikan oleh Tso et al.
tanah tanpa menggunakan lapisan pasir, (1992), yaitu dengan membandingkan antara
dengan prosentase kenaikan rerata sebesar 0,53 percepatan dan kecepatan tanah maksimum,
%. Hal tersebut akan terus meningkat dengan atau sering dikenal dengan konsep a/v ratio,
semakin besarnya lapisan pasir. yaitu dengan cara membagi percepatan
Berdasarkan teori, jika tanah diganti dengan (cm/dt2) dengan gravitasi (980 cm/dt2),
lapisan pasir maka kekakuannya akan kemudian dibagi lagi dengan kecepatan yang
meningkat, namun jika tebal pasir diperbesar satuannya telah dijadikan (m/dt). Hasil
maka kekakuannya akan semakin kecil. frekuensi tanah pada kedalaman 300 cm
Dengan semakin besarnya tekanan tanah pada (elevasi -300 cm) ditunjukkan pada Gambar 8
permukaan, akan menambah kekakuan tanah. akibat gempa Koyna, dan Gambar 9 akibat
Pada tanah lunak dengan frekuensi tinggi, akan gempa Bucharest.
menghasilkan simpangan yang lebih kecil. Dari Gambar 8, akibat Gempa Koyna
Pada tanah lunak dengan frekuensi rendah, menunjukan bahwa semakin besar tekanan
dapat menghasilkan simpangan yang lebih permukaan hingga 2,5 kg/cm2, frekuensi tanah
besar. Begitu juga sebaliknya pada tanah kaku masih cenderung menurun, sedangkan dengan
dengan frekuensi tinggi, maka akan tekanan lebih besar dari 2,5 kg/cm2, frekuensi
menghasilkan simpangan yang lebih besar. cenderung meningkat. Akibat Gempa
Pada tanah kaku dengan frekuensi rendah akan Bucharest (Gambar 9) menunjukan bahwa
menghasilkan simpangan yang lebih kecil. semakin besar tekanan permukaan sampai
Dari teori tersebut menunjukan bahwa dengan dengan 1 kg/cm2, frekuensi tanah masih
menambah ketebalan pasir, belum tentu akan cenderung menurun, sedangkan tekanan lebih
mengurangi simpangannya, karena hal ini besar dari 1 kg/cm2 maka frekuensi cenderung
tergantung dari frekuensi gempa yang terjadi. meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa
Dari hasil analisis ini (Gambar 6 dan Gambar dengan bertambahnya tekanan tanah (masa
7) dengan ketebalan pasir 50 cm masih bangunan), maka terjadi penurunan frekuensi,
menunjukan kecenderungan simpangan yang yang berarti bahwa masa bangunan akan
lebih kecil jika dibandingkan tanpa mengurangi besarnya frekuensi tanah.
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 39

1.20
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
Tebal Pasir 100 cm
1.15 Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm

Frekuensi (g/m/dt)
1.10

1.05

1.00

0.95
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
2
Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm )

GAMBAR 8. Hubungan tekanan tanah terhadap frekuensi akibat gempa Koyna

0.540

0.530
Frekuensi (g/m/dt)

0.520

0.510

0.500
Tanpa Pasir
Tebal Pasir 50 cm
0.490 Tebal Pasir 100 cm
Tebal Pasir 150 cm
Tebal Pasir 200 cm
0.480
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
Tekanan Permukaan Tanah (kg/cm2)

GAMBAR 9. Hubungan tekanan tanah terhadap frekuensi akibat gempa Bucharest

Sebaliknya sampai dengan batas tekanan


Pengaruh Ketebalan Lapisan Pasir terhadap
tertentu, tekanan tanah akan meningkatkan
Kandungan Frekuensi Tanah
frekuensi. Perubahan frekuensi tersebut
diakibatkan oleh adanya perubahan modulus Hasil analisis hubungan antara tebal pasir
geser dan juga adanya perubahan nilai eigen
terhadap frekuensi akibat beban gempa Koyna
permulaan (initial eigenvalue, ). Semakin dan Bucharest digambarkan pada Gambar 10
besar modulus gesernya, maka semakin besar dan Gambar 11. Berdasarkan Gambar 10
pula kekakuan tanahnya. Pada tanah yang akibat gempa Koyna, tampak bahwa dengan
mempunyai massa tetap namun kekakuan semakin tebal lapisan pasir yang digunakan
tanah serta nilai eigen permulaannya semakin menunjukan kandungan frekuensi yang
besar, maka frekwensinya akan semakin besar cenderung lebih besar dibandingkan dengan
pula. Tetapi jika nilai eigen permulaan tanah tanpa mengunakan lapisan pasir, kecuali
semakin kecil, massa tetap, dan kekakuannya pada tanah dengan beban 40.000 ton.
semakin besar maka kandungan frekuensi yang Berdasarkan Gambar 11 akibat gempa Koyna,
didapat belum tentu lebih besar namun dapat dengan semakin besar tebal pasir yang
juga lebih kecil. dipergunakan kandungan frekuensi cenderung
mengalami penurunan.
40 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

Berdasarkan teori, semakin tebal lapisan pasir Gambar 10 dan Gambar 11 menunjukkan
maka kekakuan tanah menjadi semakin kecil. perubahan kandungan frekuensi gempa. Hal itu
Dengan semakin besarnya tekanan tanah pada disebabkan karena berlakunya percepatan
permukaan akan menambah kekakuan tanah. tanah yang merupakan turunan kedua dari
Pada tanah yang semakin lunak dengan simpangan tanah, dengan kata lain kecepatan
frekuensi gempa tinggi menghasilkan tanah dapat diperoleh dari menjumlahkan
kandungan frekuensi tanah yang lebih besar. luasan grafik percepatan tanah. Simpangan
Begitu juga sebaliknya pada tanah yang tanah seterusnya dapat diperoleh dengan
semakin lunak dengan frekuensi gempa rendah menjumlahkan luasan grafik kecepatan tanah.
maka akan menghasilkan frekuensi tanah yang Oleh karena itu, kandungan frekuensi
lebih kecil. Dari teori tersebut menunjukan percepatan tanah lebih tinggi dari kandungan
bahwa dengan menambah ketebalan pasir, frekuensi kecepatan tanah serta kandungan
belum tentu dapat menurunkan frekuensi frekuensi simpangan tanah. Kandungan
tanahnya, karena hal tersebut tergantung dari frekuensi kecepatan tanah sendiri lebih tinggi
frekuensi gempa yang terjadi. dari kandungan frekuensi simpangan tanah.

Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
1.20 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
1.17 Bebab 40 000 Ton
1.15
1.15
Frekuensi (g/m/dt)

1.14 1.13
1.12
1.12
1.11
1.10
1.10 1.09 1.09 1.09
1.09
1.07 1.07
1.05
1.05 1.04
1.04
1.04
1.03 1.03
1.02 1.02
1.01
1.00
1.00
0.99

0.95
0 25 50 75 100 125 150 175 200

Tebal Pasir (cm)

GAMBAR 10. Hubungan tebal pasir terhadap frekuensi akibat gempa Koyna

Tanpa Beban
Beban 10 000 Ton
0.54 Beban 20 000 Ton
Beban 30 000 Ton
0.53 Beban 40 000 Ton
0.53
0.53
0.53
0.52
Frekuensi (g/m/dt)

0.52 0.52 0.52


0.51
0.51
0.51
0.51
0.51 0.51 0.51
0.50 0.50
0.50 0.50
0.50
0.50
0.50 0.50
0.50
0.49
0.49
0.49
0.49
0.49
0.48

0.48
0 25 50 75 100 125 150 175 200
Tebal Pasir (cm)

GAMBAR 11. Hubungan tebal pasir terhadap frekuensi akibat gempa Bucharest
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 41

frekuensi gempa Bucharest sebesar 0,2628


Kedekatan Frekuensi Gempa terhadap g/m/dt, tergolong gempa dengan frekuensi
Frekuensi Struktur Tanah rendah.

Secara teori, jika dua data gempa dengan Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan kekakuan tanah yang sama
percepatan maksimum dan kondisi tanah yang
sama, maka simpangan yang terjadi seharusnya akibat gempa dengan frekuensi tinggi akan
sama. Kenyataanya simpangan yang menghasilkan simpangan yang lebih kecil
didapatkan adalah jauh berbeda. Hasil tersebut dibandingkan dengan gempa akibat frekuensi
disajikan selengkapnya dalam Tabel 3. Tabel 3 rendah. Begitu sebaliknya dengan tanah yang
menunjukkan bahwa ketebalan pasir yang mempunyai kekakuan yang sama akibat gempa
dengan frekuensi rendah akan menghasilkan
sama dan beban yang sama, akibat dua gempa
yang mempunyai percepatan sama, dapat simpangan yang lebih besar dibandingkan
menghasilkan simpangan yang berbeda. dengan gempa akibat frekuensi tinggi.
Simpangan akibat beban gempa Bucharest Tabel 3 menunjukkan bahwa akibat gempa
lebih besar dari pada Koyna, dengan rasio rata- Bucharest, semakin besar beban (semakin
rata sebesar 9,38 kali. Hal diakibatkan adanya besar kekakuan tanah) akan menghasilkan
frekuensi gempa yang berbeda dimana gempa simpangan yang cenderung semakin kecil,
Koya mempunyai frekuensi yang lebih besar sedangkan frekuensinya cenderung semakin
dari pada gempa Bucharest. Menurut Tso et al. besar, yang berarti bahwa frekuensi tanah
(1992) kandungan frekuensi gempa Koyna semakin jauh dari frekuensi gempanya, yaitu
sebesar 1,5917 g/m/dt, tergolong gempa yang sebesar 0,2628 g/m/dt.
mempunyai frekuensi tinggi. Kandungan

TABEL 3. Simpangan dan frekuensi pada kedalaman 300 cm.

Tebal Pasir Besar Beban Simpangan (cm) Rasio Frekuensi (g/m/dt)


(cm) (ton) Bucharest Koyna (kali) Bucharest Koyna
0 7.45 0.77 9.67 0.527 1.039
0 10000 6.70 0.71 9.43 0.518 1.011
(tanpa pasir) 20000 6.19 0.67 9.27 0.524 0.985
30000 5.78 0.64 9.07 0.530 1.005
40000 5.42 0.62 8.81 0.532 1.141
0 7.22 0.75 9.61 0.512 1.092
10000 6.46 0.69 9.33 0.503 1.069
50 20000 5.96 0.65 9.20 0.509 1.031
30000 5.55 0.61 9.09 0.515 1.044
40000 5.20 0.58 8.96 0.518 1.174
0 7.34 0.75 9.75 0.502 1.110
10000 6.59 0.70 9.47 0.497 1.090
100 20000 6.08 0.65 9.31 0.503 1.029
30000 5.68 0.62 9.19 0.510 1.020
40000 5.33 0.59 9.07 0.514 1.125
0 7.38 0.75 9.89 0.492 1.132
10000 6.67 0.69 9.62 0.491 1.102
150 20000 6.18 0.65 9.44 0.498 1.052
30000 5.78 0.62 9.31 0.505 1.024
40000 5.43 0.59 9.19 0.509 1.091
0 7.37 0.75 9.88 0.483 1.152
10000 6.71 0.69 9.68 0.487 1.122
200 20000 6.24 0.65 9.53 0.495 1.068
30000 5.84 0.62 9.42 0.501 1.038
40000 5.51 0.59 9.32 0.505 1.095
42 A. Pujianto / Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009

Akibat gempa Koyna, semakin besar beban KESIMPULAN


(semakin besar kekakuan tanah) menghasilkan
simpangan yang cenderung lebih kecil,
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat
sedangkan frekuensinya juga cenderung
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
semakin kecil. Hal ini berarti bahwa frekuensi
1. Semakin besar tekanan permukaan, rasio
tanah semakin jauh dari frekuensi gempanya,
redaman semakin besar pula. Besarnya
yaitu sebesar 1,5917 g/m/dt. Dari penjelasan
peningkatan rasio redaman jika
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
dibandingkan dengan lapisan tanah tanpa
dengan semakin jauh frekuensi tanah terhadap
menggunakan pasir yaitu antara 19,97 %
frekuensi gempa dapat mengakibatkan
sampai dengan 29,57 %.
simpangan yang semakin kecil.
2. Tebal pasir tidak berpengaruh terhadap
Menurut teori, perubahan frekwensi tersebut rasio redaman, namun dengan adanya pasir
diakibatkan adanya perubahan modulus geser mengakibatkan rasio redaman stabil, yaitu
dan juga adanya perubahan nilai eigen sebesar 10,21 % gempa Koyna dan 7,87 %
permulaan. Semakin besar modulus gesernya, gempa Bucharest.
maka akan semakin besar pula kekakuan 3. Semakin besar tekanan tanah semakin
tanahnya. Pada tanah yang mempunyai masa kecil simpangannya, baik akibat gempa
tetap namun kekakuan tanah serta nilai eigen dengan frekuensi rendah maupun tinggi.
permulaannya semakin besar maka Besarnya penurunan simpangan rata-rata
frekuensinya akan semakin besar pula. Jika setiap peningkatan tekanan sebesar 1
nilai eigen permulaannya semakin kecil, masa kg/cm2 yaitu sebesar 9,23 %.
tetap, dan kekakuannya semakin besar maka 4. Semakin tebal lapisan pasir belum tentu
kandungan frekuensi yang didapat belum tentu akan menghasilkan simpangan yang lebih
lebih besar namun dapat juga lebih kecil. kecil, tergantung dari frekuensi gempanya.
Dengan ketebalan lapisan setebal 50 cm
Dilihat dari jenis tanahnya merupakan jenis
masih menunjukan kecenderungan
lempung kelanauan bercampur pasir ditemui
penurunan simpangan, baik akibat gempa
hingga kedalaman – 11 m dengan nilai NSPT
14 sampai dengan 19. Lapisan Pasir berlanau dengan frekuensi tinggi maupun rendah.
ditemui hingga kedalaman – 24,45 m dengan Besarnya penurunan rata-rata sebesar 3,67
%.
nilai N SPT berkisar antara 57 sampai dengan
5. Semakin besar tekanan permukaan sampai
60 dengan konsistensi keras. Selain itu lapisan
dengan tekanan sebesar 1 kg/cm2
lempung mempunyai nilai PI berkisar antara
kandungan frekuensi cenderung menurun,
16,57 % sampai dengan 22,50 %, menurut
baik akibat gempa Koyan maupun
Pujianto (2003) nilai tersebut menunjukan
bahwa lapisan tersebut termasuk tanah kohesif Bucharest.
dengan indeks plastisitas sedang sampai tinggi. 6. Semakin tebal lapisan pasir yang
dipergunakan, Akibat gempa dengan
Seperti yang telah diketahui bahwa sifat-sifat
frekuensi tinggi maka kandungan frekuensi
fisik tanah merupakan faktor yang akan
tanah cenderung meningkat, sedangkan
mempengaruhi pada amplifikasi percepatan
akibat gempa dengan frekuensi rendah
tanah.
maka kandungan frekuensi tanah
Tanah kohesif lunak dengan plastisitas tinggi cenderung semakin kecil.
akan berkecenderungan berperilaku elastik 7. Ketebalan pasir dan beban yang sama,
sehingga semakin besar input energi/gaya yang akibat dua gempa yang mempunyai
bekerja pada struktur tanah tersebut maka percepatan sama, menghasilkan simpangan
semakin besar respon seismik (kecepatan dan yang berbeda. Simpangan akibat beban
percepatan) tanah yang akan terjadi. Besarnya gempa Bucharest lebih besar dari pada
respon tanah tersebut juga disebabkan kecilnya Koyna, dengan rasio rata-rata sebesar 9.38
redaman material yang ada karena tanah kali.
dengan plastisitas tinggi nilai ratio redamannya 8. Semakin jauh frekuensi tanah terhadap
relatif kecil. frekuensi gempa mengakibatkan
simpangan yang semakin kecil.
A. Pujianto/ Semesta Teknika, Vol.12, No.1, 28-43, Mei 2009 43

DAFTAR PUSTAKA Wood, D.M. (1982). Laboratory Investigation


of the Behaviour of Soils under Cyclic
Loading. In Pande, G.N., dan
Banerjee, P.K. & Butterfield, R. (1987).
Zienkiewicz (Eds.), Soil mechanics
Dynamic behaviour of foundations and
transient and cyclic load (pp. 513-582).
burried structures. London: Elseiver
New York: John Wiley & Sons.
Applied Science.
Yamamuro, J.A. & Lade, P.V. (1996). Drained
Das, B. M. (1993). Principles of soil dynamics.
sand behavior in axisymmetric tests at
Boston: PWS-Kent Publishing
high pressures. Journal of Geotechnical
Company.
Engineering, 122(2), 109-119.
Dowrick, D.J. (1976). Eartquake Resistant
Zeghal, M., Elgamal, A.W., Tang, H.T. &
Design. New York: John Wiley & Sons.
Stepp, J.C. (1995). Lotung downhole
Housner, G.W. (1971). Eartquake research array II: evaluation of soil nonlinier
needs for nuclear power plants, Journal properties, Journal of Geotechnical
of the Power Division, ASCE, 97(PO1), Engineering, 121(4), 363 – 378.
77-91.
Jafarzadeh, F. & Yanagisawa, E. (1996), Effect PENULIS:
of load irregugularity on energy
dissipation of saturated sand models
As’at Pujianto
during dynamic loading, Geotechnical
Engineering Bulletin, 5(5), 71-80. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jalan
Luong, M.P. (1996). Modelling a seismic
Lingkar Selatan, Bantul, Yogyakarta,
barrier using soil energy-dissipation,
Indonesia.
Geotechnical Engineering Bulletin,

5(1), 25-31. Email: a_pujianto@umy.ac.id
Mahmud, C., Suryolelono, K.B., dan Diskusi untuk makalah ini dibuka hingga 1
Suhendro, B. (2004). Redaman Getaran April 2010 dan akan diterbitkan dalam jurnal
Akibat Beban Dinamis Pada Model edisi Mei 2010.
Tanah Dasar Fondasi Berupa Pasir.
Prosiding Konferensi Nasional
Rekayasa Kegempaan II, PSIT-UGM
Yogyakarta, 184-194.
Pujianto, A. (2003). Respon seismik lapisan
tanah linier dan non linier elastis akibat
beban gempa. Tesis Magister Teknik
Sipil, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Tso, W.K., Zhu, T.J. & Heidebrecht, A.C.
(1992). Engineering implication of
ground motion a/v ratio, Soil Dynamics
and Earthquake Engineering, 11, 133-
144.
Uang, C.M. & Bertero, V.V. (1988),
Implication of recorded earthquake
ground motion on seismic design of
building structures, Report UCB/EERC-
88/18. Berkeley: University of
California.
Widodo (1997). Respon dinamik struktur
elastik, Yogyakarta: UII Press.

You might also like