Professional Documents
Culture Documents
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TESIS
Oleh
THESIS
By
TESIS
Oleh
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Amri Amir, Sp.F, DFM, S.H) (Suherman, S.K.M. M.Kes)
Ketua Anggota
Dekan
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
akan terwujud tanpa izin dari Tuhan Yang Maha Kuasa, serta bantuan dari semua
pihak yang telah membantu penulis dalam mengatasi segala kendala dalam tesis ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan ucapan
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Utara Medan.
5. Prof. dr. Amri Amir, Sp. F, DFM, S.H, selaku pembimbing satu dan Suherman,
S.K.M. M.Kes, selaku pembimbing dua yang telah banyak meluangkan waktu dan
tesis ini.
6. Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku penguji satu dan dr. Rumondang Pulungan,
M.Kes, penguji dua yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi
7. Seluruh staf pengajar pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan beserta staf yang telah memberikan izin
9. Kepala Puskesmas Kampung Baru beserta staf yang telah memberi kesempatan
staf yang telah memotivasi dan memberi kesempatan kepada penulis untuk
11.Kedua orangtua penulis, yaitu Ayahanda V.Gultom dan Ibunda N.Sirait dan Ibu
mertua T.Sitorus, abang, kakak dan adik untuk dukungan dan doa yang tiada
penulis menyadari bahwa tidak ada satupun karya dari tangan manusia yang lahir
dalam keadaan sempurna, maka segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
Pinang Riau, anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda V. Gultom
dan Ibunda N.Sirait. Pendidikan formal penulis dimulai dari SD Negeri 030 Tanjung
Pinang Riau selesai pada tahun 1985, SMP Negeri 7 Tanjung Pinang Riau selesai
pada tahun 1988, SMA Negeri 1 Tanjung Pinang Riau selesai pada tahun 1991,
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan DepKes RI Medan selesai pada tahun 1994,
Tanjung Pinang Riau dari tahun 1995 sampai dari 1996. Sejak tahun 1996 penulis
pendidikan swasta sebagai dosen tidak tetap seperti Akper Wirahusada, Akper Sari
Mutiara, Fakultas Non Gelar Kesehatan Universitas Darma Agung, dan dari tahun
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2010 dan menyelesaikan studi
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………. i
ABSTRACT ……………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………... iii
RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….... xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ……………………………………………. 1
1.2 Permasalahan …………………………………………….. 6
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………… 7
1.4 Hipotesis …………………………………………………. 7
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………….. 7
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Karakteristik Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kampung Baru dengan Pengetahuan Mengenai
Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan
Medan Maimun…………………………………………… 79
5.2 Hubungan Karakteristik Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kampung Baru dengan Sikap Mengenai Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan
Maimun ………………………………………………….. 80
5.3 Pengaruh Pengetahuan terhadap Kesiapsiagaan Tenaga
Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi
Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun ………….. 80
5.4 Pengaruh Sikap terhadap Kesiapsiagaan Tenaga
Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi
Bencana Banjir di Kecamatan Medan Maimun ………….. 84
5.5 Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Puskesmas Kampung
Baru Menghadapi Bencana Banjir di Kecamatan Medan
Maimun ………………………………………………….. 88
LAMPIRAN
No Judul Halaman
13. Surat Izin Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan ……... 177
14. Surat Selesai Penelitian dari Kepala Puskesmas Kampung Baru …….. 178
15. Surat Selesai Izin Penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan Kota
Medan …………………………………………………………………. 179
PENDAHULUAN
Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi
secara tiba-tiba dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan
lingkungannya yang terjadi sedemikian rupa, seperti bencana gempa bumi, banjir,
ekosistem yang terjadi dan merugikan harta benda maupun kehidupan manusia bisa
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
harta benda, dan dampak psikologis. Keadaan gawat darurat ini bila tidak ditangani
salah satu kawasan rawan bencana banjir. Sekitar 30% dari 500 sungai yang ada di
Indonesia melintasi wilayah penduduk padat. Pada umumnya bencana banjir tersebut
terjadi diwilayah Indonesia bagian barat yang menerima curah hujan lebih tinggi
diperburuk dengan penggundulan hutan atau perubahan tata-guna lahan yang tidak
perkotaan sepanjang pantai terutama yang dialiri sungai (Bakornas PB, 2007)
pola gangguan cuaca, adanya sungai yang melintasi penduduk yang padat sehingga
daerah Sumatera rawan terjadinya bencana banjir. Kondisi tersebut memberi dampak
pertanian, kehutanan, ketahanan pangan dan lain-lain turut mengalami kerugian saat
kondisi memburuk atau bahkan menjadi ekstrim. Menurut Handayani (2010), kondisi
ini terutama dialami oleh daerah-daerah yang secara topografi terletak di kawasan
rawan bencana seperti di Provinsi Sumatera Utara. Dua daerah di Provinsi Sumatera
Utara yang memiliki resiko dampak terbesar terkena bencana banjir adalah Medan
dampak yang terjadi. Menurut Schneid dan Collins (2001), kesiapsiagaan yang sesuai
sebelum suatu bencana terjadi adalah dasar untuk mengurangi resiko dan mengurangi
merupakan elemen penting dan berperan besar dari kegiatan pengendalian resiko
manajemen bencana.
sebagai sarana kesehatan ditingkat kecamatan dalam kejadian bencana dapat terlibat
(SPGDT) bencana sesuai tahapan bencana. Apabila Puskesmas tidak menjadi korban
dan masih dapat berfungsi bila terjadi suatu bencana maka pada tahap awal yang
pos lapangan sambil menunggu bantuan dari tingkat yang lebih tinggi.
kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama (Trihono, 2005). Khusus
2005).
Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan BPBD Provinsi
Kampung Baru adalah Puskesmas dengan wilayah kerja Kecamatan Medan Maimun,
merupakan Puskesmas rawat jalan dan melayani kasus akibat bencana banjir
yang mengalami penyakit akibat bencana banjir Januari 2011 dari buku catatan
pelayanan kesehatan pada saat bencana banjir Januari 2011 didapatkan ada 620
warga yang mengalami penyakit akibat bencana banjir yang dilayani Puskesmas
Baru dan seorang Kepala Lingkungan di Kelurahan Sei Mati menyatakan bahwa
frekuensi kejadian banjir di Kecamatan Medan Maimun berkisar 1 - 3 kali dalam satu
tahun. Dukungan kesehatan bagi warga pada saat bencana banjir di kecamatan ini
dari Puskesmas Kampung Baru pada kejadian banjir di Kecamatan Medan Maimun
bencana banjir dan pengobatan yang diberikan tenaga kesehatan masih kurang pada
saat bencana banjir dan mengenai penanganan faktor resiko yang dapat menimbulkan
masalah penyakit akibat nyamuk yang bertambah banyak setelah bencana banjir.
organisasi layanan kesehatan menjadi efisien, (3) menjadi tempat idaman, (4)
mutu layanan kesehatan meliputi dimensi struktur, dimensi proses dan dimensi
keluaran. Dimensi struktur meliputi manusia, fasilitas fisik dan perbekalan kesehatan,
dalam upaya kesehatan, dukungan dalam pembiayaan, dukungan dalam sumber daya
manusia, dukungan obat dan perbekalan kesehatan dan dukungan dalam manajemen
dirancang dengan baik dan pengendalian tingkat keunggulan juga dilakukan dengan
sangat ditentukan apabila kebutuhan atau ekspetasi para pengguna jasa bisa dipenuhi
pemberian pelayanan, dan kondisi lingkungan dan ekonomi, serta dalam peraturan
terhadap resiko bencana. Pengetahuan merupakan faktor utama dan menjadi kunci
Medan Maimun.
1.2 Permasalahan
1.4 Hipotesis
Maimun.
1.5.2 Menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan untuk meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat. Bencana dapat disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non
yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian
fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir adalah ancaman musiman yang
terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah
sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak
b. Irregular flood yaitu banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti
1. Hujan, dimana dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya hujan
selama berhari-hari.
jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air
risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya
7. Didaerah bebatuan dimana daya serap air sangat kurang sehingga bisa
jalannya pemerintahan.
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Menurut
berespon terhadap suatu bencana, krisis atau tipe situasi emergensi lainnya.
Kesiapsiagaan bukan hanya pernyataan kesiapan tetapi juga suatu topik dimana
dan didalam konsep pengelolaan bencana yang berkembang saat ini, peningkatan
kesiapsiagaan merupakan salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko
bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadi bencana. Konsep kesiapsiagaan yang
2006).
bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan
mencakup berbagai tujuan atau pernyataan akhir bahwa kesiapsiagaan berusaha untuk
dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan secara tepat dan efektif
sistem, prosedur, dan sumber daya yang tepat siap ditempatnya masing-masing untuk
memberikan bantuan yang efektif dan segera bagi korban bencana sehingga dapat
mengelola bencana dengan baik dan aman melalui 3 (tiga) tahapan : (1) pra
bencana, (2) saat bencana, (3) pasca bencana (Ramli, 2010). Kesiapsiagaan sebagai
Puskesmas yaitu :
berdampak positif terhadap lingkungan sehat dan perilaku sehat, yang muaranya
a. Surveilans kesehatan
data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada
2009)
(IOM, 2011)
dini berasal dari dua instansi yaitu BMKG yang mengeluarkan potensi
cuaca ekstrim dan Dinas PU yang mengeluarkan data tinggi muka air. Di
LIPI-UNESCO/ISDR,2006)
b. Penyuluhan kesehatan
kerjasama dan berbagi tugas sesuai dengan peran dari tiap sektor. Bentuk
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas
sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat (Trihono, 2005). Sebagai pusat
masyarakat untuk menjadi kader terlatih dalam rangka agar kader terlatih
kasus gawat darurat dan dapat melayani sesama anggota masyarakat dalam
(Trihono, 2005)
yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam
(UKM).
kesiapsiagaan sarana dan prasarana pelayanan gawat darurat yang dimiliki, dan
2005).
Pelayanan yang bersifat publik (public good) dengan tujuan utama memelihara
lain yang erat kaitannya peran tenaga kesehatan pada pasca bencana adalah
bencana. Puskesmas sebagai lini terdepan yang berperan pada pertolongan pertama
bencana.
1. Pra Bencana
a) Peta rawan bencana (Hazard Map) yaitu gambaran wilayah kerja yang
c) Peta Resiko Bencana (Risk Map) yaitu peta rawan bencana yang
d. Pemberdayaan masyarakat
e. Latihan kesiapsiagaan/gladi
rutin diwilayah kerja Puskesmas. Pada kondisi tertentu bersama sektor terkait
2. Saat Bencana
(lokasi aman, tidak ada bahaya susulan, tidak dalam komando Polri/TNI).
masyarakat, tim SAR, polisi dan aparat setempat, korban dipindahkan kearea
dilapangan didasarkan pada triase yang bertujuan seleksi korban dan jenis
menjadi :
korban dengan status tidak jelas. Korban pada kelompok ini, harus
segera. Kelompok ini mencakup korban dengan fraktur minor, luka minor,
Perawatan
1. Lakukan pemeriksaaan
ulang & prioritaskan
kasus dengan kegawatan
2. Lakukan tindakan
stabilisasi
3. Lakukan komunikasi
untuk rujukan
4. Tentukan alat & petugas
untuk evakuasi korban
5. Buat pengelompokkan
untuk perawatan
sementara
Transportasi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai suatu kejadian awal dari bencana yang
pemberian bantuan.
kejadian luar biasa (KLB) dan Gizi, dilakukan mulai terjadinya bencana
Kesehatan dibawah koordinasi Satlak PBP di Pos Medis Lapangan. Pos Medis
bangunan lain.
Pada tahap bencana peran serta aktif masyarakat ditujukan untuk membantu
3. Pasca Bencana
Puskesmas merupakan bagian dari Satgas Kesehatan. Kegiatan yang dilakukan pada
faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah penyakit antara lain vektor
pembuangan air limbah dan status gizi penduduk rentan (bayi, anak, balita ibu
kecukupan air bersih, kualitas air bersih, ketersediaan dan sanitasi sarana
mandi, cuci kakus, sarana pembuangan air limbah termasuk sampah dilokasi
penyebab penyakit
c. Upaya Pemulihan Masalah Kesehatan Jiwa dan Masalah Gizi pada Kelompok
Rentan
Stress paska trauma yang banyak dialami oleh korban bencana dapat diatasi
menjadi gangguan stress paska trauma. Masalah gizi pada kelompok rentan
(Balita, ibu hamil dan ibu menyusui serta usia lanjut) memerlukan
lebih buruk.
d. Pemberdayaan Masyarakat
ditujukan agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong diri
dipenampungan darurat/pengungsian
bencana
3) Perbaikan kualitas air dengan penjernihan dan kaporisasi sumber daya air
yang tersedia
dokter umum 4 orang, perawat 10-20 orang, bidan 8-16 orang, apoteker 2
orang, bidan 1 orang, sanitarian 1 orang dan gizi 1 orang. (Depkes RI,
2007)
Puskesmas mencakup obat, bahan habis pakai, bahan sanitasi, MP-ASI, sediaan
farmasi untuk gawat darurat dan perbekalan kesehatan lain. Dukungan obat dan
a. Kebutuhan untuk triase (tanda pengenal, kartu dan label triase, peralatan
trakeostomi, ambubag)
surgery set)
identitas petugas
antialergi, antiradang, obat kulit, obat mata, oralit, obat batuk, obat-obat
berbagai tingkat kesiapan untuk berubah atau berbagai tingkat aktifitas saat ini.
berniat untuk berubah atau bahkan berfikir tentang perubahan dalam waktu
mengambil tindakan pada saat ini, tetapi berniat untuk mengambil tindakan
telah dipertahankan lebih dari 6 bulan, dan sedang bekerja untuk menjaga
perubahannya.
secara mental dan fisik pada suatu pengalaman atau tindakan. Antonovsky (1987),
2008)
bencana adalah 1) external motivasi meliputi kebijakan, pendidikan dan latihan, dana,
dan sikap terhadap resiko bencana. Pengetahuan merupakan faktor utama dan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang
1. Tahu (know)
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
2. Memahami (comprehension)
secara benar.
3. Aplikasi (application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi disini
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (evaluation)
Citizen Corps, 2006, pengetahuan yang dimaksud adalah dimana individu memiliki
b. Sikap
Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood dalam Azwar
(2011), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seorang
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
terbuka. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
1. Menerima (Receiving)
2. Merespon (Responding)
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
Citizen Corps (2006), sikap diartikan individu meyakini bahwa mampu untuk
bencana atau agen membutuhkan sikap kepemimpinan dan 3 (tiga) kriteria atau nilai
yang melekat pada dirinya. Ketiga kriteria itu adalah skill , social responsibility, dan
dilakukan pada saat dan setelah terjadi banjir dilakukan secara tepat dan efektif
(Rahayu dkk, 2009). Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama
dalam bidang kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu
dan terjangkau. Khusus pada fungsi ketiga, mencakup aspek pelayanan kesehatan
gawat darurat yang timbul dimasyarakat. Puskesmas sebagai lini terdepan yang
Depkes, 2005)
bencana adalah 1)external motivasi meliputi kebijakan, pendidikan dan latihan, dana,
bencana banjir, maka faktor yang paling berperan dalam memengaruhi tenaga
pengetahuan, sikap.
Pengetahuan
Kesiapsiagaan Tenaga
Kesehatan Puskesmas
Menghadapi Bencana
Banjir
Sikap
dalam penelitian ini adalah variabel independen (variabel bebas) yang terdiri dari
METODE PENELITIAN
wilayah tertinggi kejadian banjir dikota Medan dengan frekuensi 2 – 3 kali dalam
Medan yaitu 620 warga yang mengalami penyakit dan belum pernah dilakukan
penelitian yang sama dilokasi tersebut. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan
3.3.1 Populasi
3. Perawat : 8 orang
5. Bidan : 4 orang
6. Gizi ; 1 orang
9. Apoteker : 1 orang
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ikut ambil bagian
(total populasi).
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden (sampel) langsung
menghadapi banjir di Puskesmas Kampung Baru. Kuesioner yang telah dibuat akan
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan
rumus teknik korelasi person product moment (r), dengan ketentuan jika r hitung> r
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan, jika nilai r Alpha >
Uji validitas dan reliabilitas tahap pertama dilakukan pada tanggal 21 Mei
2012, dimana ada 13 indikator pengetahuan yang tidak valid dan reliabel yaitu soal
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, dan ada 2 indikator sikap yang tidak
valid dan reliabel yaitu soal nomor 1, 2 serta ada 7 indikator kesiapsiagaan yang
tidak valid dan reliabel yaitu soal nomor 6, 7, 9, 10, 12, 12, 13, 15.
Adapun hasil uji validitas variabel tahap pertama adalah sebagai berikut :
8 0,395 Valid
9 0,136 Tidak Valid
10 0,230 dak Valid
11 0,472 Valid
12 0,336 Tidak Valid
13 0,005 Tidak Valid
14 0,478 Valid
15 0,000 Tidak Valid
Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa seluruh variabel yang diuji
reliabilitasnya mempunyai nilai r-alpha cronbach > 0,6 maka dapat disimpulkan
Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas tahap kedua pada responden
yang sama pada tanggal 30 Mei 2012 setelah sebelumnya dilakukan perbaikan
kuesioner, dimana dari 13 indikator pengetahuan semua valid dan reliabel dan dari 2
indikator sikap semua valid dan reliabel, serta dari 7 indikator kesiapsiagaan ada 1
indikator yang tidak valid dan reliabel yaitu pada soal nomor 10 sehingga indikator
Adapun hasil uji validitas variabel tahap kedua adalah sebagai berikut :
independen yang diuji reliabilitasnya mempunyai nilai r-alpha cronbach > 0,6 maka
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari
Puskesmas Kampung Baru tentang data warga yang mengalami penyakit akibat
banjir, data umum dan data lainnya yang mendukung data hasil penelitian.
3.5.1 Variabel
Puskesmas menghadapi banjir), variabel bebas terdiri dari pengetahuan dan sikap.
jenis skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal. Menurut Dahlan (2009)
variabel ordinal mempunyai kategori yang tidak sederajat atau kategori yang
Variabel Jumlah Cara dan alat ukur Skala Ukur Hasil Ukur
Pengetahuan 16 Kuesioner Ordinal Baik (≥8)
Buruk (< 8 )
Sikap 16 Kuesioner Ordinal Positif ( ≥ 40 )
Negatif ( < 40 )
Kesiapsiagaan 14 Kuesioner Ordinal Siap ( ≥ 7)
tenaga kesehatan Tidak siap ( < 7)
Puskesmas
menghadapi
bencana banjir
merupakan metode untuk menguji data dalam bentuk angka dan dianalisis dengan
3.7.1 Analisis univariat, yaitu mengolah variabel yang ada dalam bentuk deskriptif
3.7.2 Analisa bivariat, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pengetahuan
3.7.3 Analisa multivariat, yaitu untuk mengetahui faktor yang paling dominan dari
Uji Regresi Logistik Berganda pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05)
HASIL PENELITIAN
Medan, dimana luas area/wilayah teritorial Kecamatan Medan Maimun 334,5 km2
(3,34 Ha) yang terdiri dari 6 kelurahan dan 66 lingkungan. Kelurahan yang terluas
adalah kelurahan Kampung Baru dengan luas 1,27 Ha, disusul kelurahan Aur seluas
0,60 Ha, kelurahan Jati seluas 0,55 Ha, kelurahan Hamdan seluas 0,52 Ha, kelurahan
Sei Mati 0,23 Ha, dan sedangkan yang terkecil adalah kelurahan Sukaraja dengan
Utara, Marah Halim pada tanggal 28 Oktober 1970. Puskesmas Kampung Baru
wilayah kerja seluas 334,5 Ha, meliputi 6 Kelurahan dengan jumlah penduduk 66.128
jiwa. Puskesmas Kampung Baru memiliki 42 Posyandu dan 210 kader yang aktif
55 kader yang aktif, 12 Posyandu di Kelurahan Sei Mati dengan 60 kader yang aktif,
4 Posyandu di Kelurahan Suka Raja dengan 20 orang kader yang aktif, 6 Posyandu di
Kelurahan Hamdan dengan 30 orang kader yang aktif, 8 Posyandu di Kelurahan Aur
dengan 40 kader yang aktif, dan 1 Posyandu di Kelurahan Hamdan dengan 5 kader
kesehatan nasional berkaitan dengan morbiditas dan kecacatan serta mortalitas yang
terdiri Promosi kesehatan (Promosi Hidup Bersih dan Sehat), Kesehatan Lingkungan,
KIA dan KB (ANC, MTBS, Imunisasi dan KB), Gizi (Tumbuh Kembang Balita dan
diwilayah kerja Puskesmas Kampung Baru dapat dilihat pada tabel 4.1
Kepala
Puskesmas
Tata Usaha
Penjab.Lapangan
Wakor I Wakor II
kelamin, lama bekerja, pendidikan dan pelatihan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berada pada usia dewasa
muda (19-34 tahun) adalah 7 orang (31,8 %), sedangkan pada usia dewasa
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang paling banyak adalah
jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 orang (95,5 %), sedangkan jenis kelamin
orang (63,6 %), sedangkan <10 tahun yaitu sebanyak 8 orang (36,4 %). Pendidikan
responden yang paling banyak adalah < S1 (Sarjana) yaitu sebanyak 14 orang
responden yang paling banyak adalah tidak pernah pelatihan penanganan gawat
darurat atau sejenisnya yaitu sebanyak 17 orang (77,3 %), sedangkan yang pernah
responden diukur dari jawaban responden atas 16 (enam belas) pertanyaan. Jawaban
menghadapi bencana banjir, dapat dlihat bahwa persentase terbesar menjawab benar
sebanyak 18 orang (81,8%) dan tidak ada responden yang menjawab dengan benar
tentang pertanyaan kesembilan mengenai penilaian awal secara cepat atau rapid
health assessment pada saat terjadi suatu bencana yang dilakukan tenaga kesehatan di
Puskesmas.
tingkat pengetahuan yang buruk yaitu sebanyak 16 orang (72,7 %). Sedangkan
Jawaban responden atas keenambelas pernyataan sikap dapat dilihat pada tabel 4.5.
bencana banjir, dapat dilihat persentase terbesar menjawab setuju berada pada
pertolongan awal kasus gawat darurat dan pernyataan kelima belas mengenai tenaga
jiwa dan masalah gizi pada kelompok rentan paska bencana banjir adalah sebanyak
19 orang (86,4%).
yang positif yaitu sebanyak 21 orang (95,5%). Sedangkan sisanya sebanyak 1 orang
(72,7 %) dan tidak ada responden menjawab siap pada pertanyaan kedua mengenai
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa lebih dari setengah responden tidak siap
menghadapi bencana banjir yaitu sebanyak 17 orang (77,3 %). Sedangkan sisanya
Pada penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah Chi square,
bekerja, pendidikan dan pelatihan) dengan variabel pengetahuan dan sikap, dan
Hasil analisis statistik chi square terdapat nilai expected count ≤ 5 maka
sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak
fisher didapat nilai p = 0,349 menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan
pengetahuan responden, nilai p = 0,255 menunjukkan tidak ada hubungan antara lama
responden. Hasil analisis mengenai hal tersebut selengkapnya dapat dilihat pada tabel
4.9.
Pengetahuan
Karakteristik Total P
No Baik Buruk
Responden
n % n % n %
Umur
1 18 – 34 tahun 1 14,3 6 85,7 7 100 0,349
2 35 – 60 tahun 5 33,3 10 66,7 15 100
Lama bekerja
1 < 10 Tahun 1 12,5 7 87,5 8 100 0,255
2 ≥ 10 Tahun 5 35,7 9 64,3 14 100
Pendidikan
1 < S1 3 21,4 11 78,6 14 100 0,369
2 ≥ S1 3 37,5 5 62,5 8 100
Pelatihan
1 Pernah 4 80 1 20 5 100 0,009
2 Tidak Pernah 2 11,8 15 88,2 17 100
Hasil analisis statistik chi square terdapat nilai expected count ≤ 5 maka
sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak
fisher didapat nilai p = 0,682 menunjukkan tidak ada hubungan antara umur dengan
sikap responden, nilai p = 0,636 menunjukkan tidak ada hubungan antara lama
bekerja dengan sikap responden, nilai p = 0,636 menunjukkan tidak ada hubungan
antara pendidikan dengan sikap responden, nilai p = 0,773 menunjukkan tidak ada
hubungan antara pelatihan dengan sikap responden. Hasil analisis mengenai hal
Sikap
Karakteristik Total P
No Positif Negatif
Responden
n % N % n %
Umur
1 18 – 34 tahun 7 100 0 0 7 100 0,682
2 35 – 60 tahun 14 99,3 1 6,7 15 100
Lama bekerja
1 < 10 Tahun 8 100 0 0 8 100 0,636
2 ≥ 10 Tahun 13 92,9 1 7,1 14 100
Pendidikan
1 < S1 13 92,9 1 7,1 14 100 0,636
2 ≥ S1 8 100 0 0 8 100
Pelatihan
1 Pernah 5 100 0 0 5 100 0,773
2 Tidak Pernah 16 94,1 1 5,9 17 100
sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak
fisher didapat nilai p = 0,009 artinya ada hubungan yang signifikan antara
Kesiapsiagaan
Total P
No Pengetahuan Siap Tidak Siap
n % N % n %
1. Buruk 1 6,3 15 93,8 16 100
0,009
2. Baik 4 66,7 2 33,3 6 100
sebaiknya mempergunakan uji statistik eksak fisher. Berdasarkan hasil uji eksak
fisher didapat nilai p = 1,000 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap
Kesiapsiagaan
Total P
No Sikap Siap Tidak Siap
n % n % n %
1. Negatif 0 0 1 100 1 100
1,000
2. Positif 5 23,8 16 76,2 21 100
Pada penelitian ini, variabel bebas yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik
uji regresi logistik berganda dengan metode backward LR, yaitu variabel
pengetahuan. Meskipun variabel sikap p> 0,25, namun karena dianggap penting
Dari hasil seleksi terakhir diperoleh ada satu variabel yang paling berhubungan
yaitu pengetahuan. Dari hasil analisa regresi logistik ini, diperoleh model persamaan
sebagai berikut :
𝑷 = 𝟏/(𝟏 + 𝐞−𝐲 )
kesehatan untuk siap menghadapi bencana banjir dengan pengetahuan yang baik
adalah
y = -0,693 + 3,401(Pengetahuan)
y = -0,693 + 3,401(0)
y = -0,693 maka :
𝑃 = 1/(1 + 2,7−0.693 )
P = 0,666
Ini berarti probabilitas tenaga kesehatan untuk siap dalam menghadapi bencana
Pada kejadian bencana banjir 2011 hampir semua informan sebagai tenaga
penanggulangan bencana banjir dalam tahap tanggap darurat dan pemulihan dengan
melayani sebagai tenaga kesehatan di posko yang dibentuk ditiap kelurahan, seperti
“ Kami kalau banjir, bagi tugas untuk posko kesehatan, tiap kelurahan kami ada,
biasanya ya 1 kelurahan 1 posko dipusatkan dikantor Lurah bergabung dengan
tenaga keamanan juga : tentara, apa, nanti masyarakat disitu berobatnya, dan dinas
kesehatan ada, mobil ambulansnya pun ada, trus kadang ada lagi dari sosial-sosial
seperti orang cina-cina itu, apa itu.... organisasi kasih datang semuanya tuh tim
kesitu …jadi kita bergabung sama-sama”.
banjir. Menurut mereka seringkali kesiapsiagaan itu adalah tugas bagian emergensi
dan tugas tenaga kesehatan pada umumnya adalah pada tahap tanggap darurat, seperti
benar. Hal ini dikarenakan sebagian informan menyatakan bahwa fungsi tersebut
berkaitan dengan persiapan dalam obat dan pengobatan serta alat-alat untuk
fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang mendukung
obat dan perbekalan yang dibutuhkan agar penanganan gawat darurat dan rujukan
dapat berjalan baik sebagian informan pada umumnya sudah memahami dengan
“…Inilah dari mulai P3Knya, alat-alat medisnya juga kan perlu seperti oksigen,
tandunya, bedah minornya saya rasa perlu bila ada koyak atau robek, belum lagi
penanganan RJP (resusitasi jantung paru) nya, dan obat-obat medis…”
“…Sarana prasarana, obat-obat… pertama, tensi meter, stetoskop, kotak pertolongan
pertama, obat-obat emergensi, obat-obatan oral, infuse sama ambulans yaitu
puskesmas keliling, ugd belum ada yang digunakan kamar suntik…”
informan berikut :
informan yang menyatakan bahwa itu tugas khusus bagian petugas surveilans dan
“…Kalau surveilans kesehatan perlu, tapi kita punya petugas surveilans, itu memang
berkesinambungan, tertentu, masih perlu…”
“…Perlu juga, khususnya kalau seperti saya bagian gizi…”
“…Ya, intinya tak pernah keluar, kalau penyuluhan memang perlu, tapi bagian
emergensi perlu melakukan penyuluhan itu…”
mungkin dijalankan hanya oleh tenaga kesehatan Puskesmas, tenaga kesehatan tidak
informan menyatakan perlu melatih masyarakat agar menjadi kader terlatih yang
melakukan tindakan tersebut, ada informan yang menyatakan cenderung untuk tidak
keluarga sudah terlatih dan bukan bagian pekerjaan dari tenaga kesehatan yang
“…Karena mereka sudah terlatih sepertinya, jadi mereka tidak perlu, mereka sudah
biasa menghadapi banjir…”
“…Kalau saya sendiri, tidak perlu, karena bukan bagian saya …tapi kalau sudah
terjadi banjir kami ikut sertakan untuk posko…”
gawat darurat dan rujukan, dengan alasan tugas bagian emergensi, langsung saja
berikut :
bencana banjir, dengan alasan ada bagiannya, sudah diatur oleh atasan, bukan
alasan seperti ilmu selalu berkembang dan refreshing, ada informasi baru, karena
Puskesmas rawan banjir, tahu penanganan lebih baik lagi. Frekuensi pelatihan yang
diungkapkan informan berkisar mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun , 2 tahun sampai
bencana banjir dan dampak yang ditimbulkan akibat bencana banjir diwaktu akan
datang.
kerja Puskesmas beresiko atau tidak beresiko banjir, sebagian informan tidak
“…Inilah didaerah Kampung Aur, Sungai Mati …peta belum ada tapi dikelurahan
nggak tahulah… didinas kesehatan sepertinya ada…saya tidak terlibat dalam
pembuatan peta, pernah peta DBD…”
“…Belum ada, kebetulan bukan program saya, jadi saya tidak apa kali…”
bencana banjir di wilayah kerja Puskesmas, semua informan menyatakan tidak ada
informan berikut :
dini untuk bencana banjir, hanya sebagian kecil informan melakukan tindakan
“…Dengan kelurahan …kepling dulu …kayak seperti apa kalau ada bencana kita
beritahu kepling …kita siapsiaga…kita mendapat informasi dari kepling lewat
telepon, maka 24 jam telepon tidak pernah mati…
berikut :
berikut :
keluarga sebagai mitra pembangunan kesehatan agar siap siaga menghadapi bencana,
hanya sebagian kecil informan yang melakukan tindakan tersebut, seperti kutipan
informan berikut :
“…Menerangkan kepada sebuah keluarga itu, terutama orangtua ya, kan dia sebagai
pelindung keluarga tentang itu tadi lingkungan yang bersih tadi dan ya …siapsiaga
dengan kondisi lingkungannnya…”
prosedur penanganan gawat darurat dan rujukannya, hampir semua informan tidak
melakukan tindakan tersebut, dengan alasan tidak ada SOP. Asumsi peneliti hal ini
terbentuknya SOP penanganan gawat darurat dan rujukannya dan juga belum adanya
kebijakan dalam pembuatan SOP tersebut. Salah satu kutipan informan berikut :
“…Nggak usahlah Bu langsung aja kita tangani, sebenarnya harus, tapi nggak ada
itu…”
berdasarkan jenis obat, sebagian jenis obat terpenuhi untuk kebutuhan tahun 2011 dan
sebagian jenis obat hanya sebagian terpenuhi. Untuk jenis obat antibiotik, analgetik,
obat kulit, obat mata, oralit, obat batuk terpenuhi untuk kebutuhan pelayanan
Puskesmas Kampung Baru pada tahun 2011. Sedangkan untuk jenis obat antipiretik,
Dari gambar 4.2 dapat terlihat bahwa belum adanya Unit Gawat Darurat dan
belum dijalankan sistem triase Puskesmas. Dalam kegiatan sehari-hari bila ada
terlihat bahwa tepat didepan Puskesmas Kampung Baru ada sebuah rumah sakit yaitu
sudah tersedia jadwal posko piket hari libur/minggu di Puskesmas Kampung Baru
bila terjadi bencana atau tim adipura turun yang dibagi menjadi 4 minggu, dimana 1
Berdasarkan tabel 4.14, ada sebagian kecil dari perbekalan kesehatan dalam
kesehatan yang sebagian tersedia, dan ada sebagian yang tidak tesedia.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji eksak fisher didapat nilai p = 0,349 menunjukkan tidak
dengan pengetahuan responden. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Mubarak
Berdasarkan hasil uji eksak fisher nilai p = 0,009 menunjukkan ada hubungan
(2002), pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih mengutamakan
Berdasarkan hasil uji eksak fisher didapat nilai p = 0,682 menunjukkan tidak
ada hubungan antara umur terhadap sikap responden, nilai p = 0,636 menunjukkan
tidak ada hubungan antara lama bekerja dengan sikap responden, nilai p = 0,636
menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan sikap responden, nilai p
= 0,773 menunjukkan tidak ada hubungan antara pelatihan dengan sikap responden.
Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Azwar (2011), bahwa pengalaman dan
pendidikan memengaruhi sikap seseorang. Hal ini juga tidak sesuai dengan
penelitian Khader dkk (2010), yang menyatakan bahwa umur, pengalaman, program
terminal.
bahwa secara statistik variabel pengetahuan berpengaruh secara positif dan signifikan
bencana banjir di Kecamatan Medan Maimun. Dengan melihat pada hasil uji statistik
banjir masih ada sebagian besar yang berpengetahuan buruk. Hal ini disebabkan
masih ada tenaga kesehatan yang minim pengetahuannya tentang pemetaan rawan
triase, rapid health assessment, surveilans saat bencana banjir, SPGDT-S atau
SPGDT-B, surveilans pasca bencana banjir, penanganan masalah gizi, dan tujuan
pemberdayaan masyarakat pasca banjir. Hal ini didukung dengan hasil indepth
interview, dimana dapat diketahui hampir sebagian besar informan belum memahami
sebagian besar masih relatif buruk sehingga masih belum siap dalam menghadapi
banjir.
Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi
muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau
Pengetahuan sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang
gawat darurat dan penanggulangan bencana banjir dengan berbagai alasan seperti
ilmu selalu berkembang dan refreshing, ada informasi baru, karena Puskesmas rawan
banjir, tahu penanganan yang lebih baik lagi. Frekuensi pelatihan yang diungkapkan
informan berkisar mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun, 2 tahun sampai 5 tahun.
dalam mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami di nias selatan menunjukkan
dalam kategori hampir siap dengan indeks total kesiapsiagaan aparat pemerintah
Kesiapan diri dan Kemampuan yang Dipersepsikan oleh Perawat sebagai tenaga
kesehatan masyarakat yang bekerja di area bencana tsunami Provinsi Aceh, juga
Maulidar dkk juga menyatakan bahwa cara-cara untuk mempersiapkan diri agar
pengetahuan dalam bekerja di area bencana baik adalah melalui membaca buku dan
bahan-bahan yang terkait via internet, menghadiri seminar dan konferensi berkaitan
dalam Kota Banda Aceh, juga menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat
berdasarkan hasil uji statistik regresi berganda, nilai p value = 0,025 berarti pada α =
responden dengan kinerja Dokter PTT di Puskesmas dalam Kota Banda Aceh.
Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood dalam Azwar
(2011), sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
banjir di bidang kesehatan. Namun dari segi mengenai kegiatan kesiapsiagaan dari
mengantisipasi bencana. Namun hal ini berbeda dengan hasil analisis eksak fisher
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
cenderung buruk sedangkan sikap yang lebih cenderung positif serta kesiapsiagaan
lebih cenderung tidak siap kemungkinan disebabkan karena sikap berkaitan dengan
tanggungjawab tenaga kesehatan sebagai pegawai negeri sipil yang merupakan abdi
negara yang memiliki rasa tanggung jawab. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2004 pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa jiwa
koprs pegawai negeri sipil adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerja
kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bencana baik untuk individu dan rumah tangga,
masyarakat, LSM, kelompok profesi, pihak swasta) adalah pengetahuan dan sikap
terhadap resiko bencana. Secara khusus pada pemerintah, faktor kritis kesiapsiagaan
bencana sedangkan sikap tidak menjadi faktor penekanan. Sedangkan pada individu
dan rumah tangga ditekankan adalah pengetahuan dan sikap terhadap resiko bencana.
bahwa kemungkinan adanya faktor lain yang menyebabkan sikap positif tenaga
faktor yang ikut menjadi pertimbangan dalam bertindak, maka semakin sulitlah
memprediksi perilaku dan semakin sulit pula menafsirkannya sebagai indikator sikap
seseorang. Hal ini didasarkan karena suatu tindakan nyata tidak hanya ditentukan
oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya.
yang terjadi antara sikap dan kesiapsiagaan dipenuhi dengan pelatihan kepada staf
memungkinkan, antara lain fasilitas. Hal ini dapat ditunjukkan, berdasarkan hasil
Kampung Baru, untuk sebagian jenis hanya sebagian terpenuhi. Hal yang senada
juga dapat ditunjukkan dengan hasil wawancara dengan petugas perlengkapan, bahwa
Menurut Azwar (2011), sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang
dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar
adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial.
Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling memengaruhi di antara individu yang
satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut memengaruhi pola
individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap
orang yang dianggapnya penting. Kondisi ini dapat terjadi dalam hubungan atasan
dan bawahan.
suatu bencana terjadi adalah dasar untuk mengurangi resiko dan mengurangi
penting dan berperan besar dari kegiatan pengendalian resiko bencana sebelum terjadi
bencana dan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana. Dengan
kesiapan tenaga kesehatan fase kesiapsiagaan/pra bencana yang baik, akan sangat
mendukung kegiatan penanggulangan bencana banjir pada saat bencana dan tahap
bencana dapat terlibat secara langsung sebagai bagian Sistem Penanggulangan Gawat
tidak menjadi korban dan masih dapat berfungsi bila terjadi suatu bencana maka pada
berfungsi sebagai pos lapangan sambil menunggu bantuan dari tingkat yang lebih
tinggi (Ditjen Binkesmas Depkes, 2005). Oleh karena itu, tenaga kesehatan
bencana banjir.
Maimun dapat dilihat dari masih rendahnya kemampuan tenaga kesehatan melakukan
penilaian tatanan beresiko atau tidak beresiko banjir, melakukan pemetaan daerah
kepada kader agar siap siaga menghadapi bencana, melakukan kemitraan dengan
siap siaga menghadapi bencana, melakukan SOP penanganan gawat darurat dan
bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan
pengujian pada empat kejadian gempa bumi mengenai tingkat kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana (dua di California, satu di Kobe dan satu di Armenia). Hasil
kesiapsiagaan menghadapi bencana yang tinggi, dan memiliki rata-rata case fatality
yang rendah (sekitar 1 kematian dari 100 orang yang cedera). Kobe yang terletak di
Jepang ikut terlibat dalam kesiapsiagaan , memiliki 31 kematian dari 100 orang yang
bencana dalam sektor kesehatan untuk menghindari terjadinya cedera yang parah
bahkan sampai terjadi jatuhnya korban jiwa. Dengan demikian, peneliti dapat
kesehatan yang optimal sehingga kemungkinan dapat menjadi cedera yang lebih
penilaian tatanan beresiko atau tidak beresiko banjir dan tidak melakukan tindakan
pemetaan daerah rawan banjir, karena menganggap bukan tugas dari tenaga kesehatan
karena tidak adanya standar operasional penanganan darurat dan rujukan, bukan tugas
dari tenaga kesehatan dan hanya tugas bagian emergensi. Hal inilah yang
bencana banjir. Artinya semakin favorable atau semakin positif tenaga kesehatan
dukungan tenaga kesehatan pada saat pra, saat dan pasca bencana banjir, maka akan
bencana banjir.
adalah suatu dokumen yang menggambarkan secara menyeluruh dan detail tentang
orang dan badan yang akan terlibat dalam meresponi kejadian yang berbahaya
lokal sampai dari nasional. Perencanaan dapat disusun oleh dalam keberadaan sebagai
individu, seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, penjara dan pengguna lainnya.
Puskesmas.
adalah kapasitas atau kemampuan petugas. Faktor kapasitas bersama dengan faktor
lainnya yaitu ukuran (besarnya bencana), transportasi, startegi supply chain, inventori
kemampuan yang baik pada saat kesiapsiagaan menghadapi bencana dan pada saat
mengelola suatu bencana. Berdasarkan hasil penelitian ini, langkah pertama untuk
keyakinan, faktor pemungkin (enabling) yaitu ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan, faktor penguat (reinforcing) meliputi dukungan dari orang yang
dianggap penting, dukungan kebijakan yang terkait dengan kesehatan, peran contoh.
kesehatan untuk siap menghadapi bencana banjir dengan pengetahuan baik adalah
66,6 %. Sedangkan sisanya 33,4 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk
1. Ketersediaan Fasilitas
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan
antara lain fasilitas. Menurut Coppola (2007), pengembangan alat dan persediaan
cedera dan kematian dan jumlah kerusakan harta benda secara drastis. Menurut Van
tepat adalah suatu yang krusial dalam rangka persiapan menghadapi bencana banjir.
Menjadi siap adalah suatu yang krusial untuk suatu respon yang efektif.
perbekalan kesehatan hanya sebagian terpenuhi dan belum tersedianya unit gawat
mencukupi untuk kebutuhan Puskesmas Kampung Baru di tahun 2011. Oleh karena
pelayanan kesehatan dasar di pelayanan rawat jalan tingkat pertama yang dapat
darurat sehari-hari pada suatu puskesmas terutama bagi puskesmas yang sering
Kecamatan Medan Maimun atau di luar Kecamatan Medan Maimun. Rumah sakit
dan klinik yang ada di setiap kelurahan yang ada di kecamatan Medan Maimun
untuk pertolongan pertama korban, dan rencana untuk penyelamatan korban bencana
dan rujukannya dengan alasan tidak ada SOP tersebut. Berdasarkan hasil observasi
peneliti menunjukkan belum adanya Unit Gawat Darurat di Puskesmas dan belum
memberikan kepada yang membaca suatu gambaran yang umum bagaimana berespon
lalin untuk terbentuknya suatu tindakan. Menurut Citizen Corps (2006), suatu
strategi untuk mencapai perilaku yang diharapkan dapat berubah dengan perubahan
pembiayaan, dukungan dalam sumber daya manusia, dukungan obat dan perbekalan
observasi, dukungan ini masih perlu ditingkatkan pada fase pra bencana atau fase
kesiapsiagaan tanpa mengabaikan fase saat bencana banjir dan fase sesudah bencana
banjir.
gempa dan tsunami secara umum belum mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini
kesiapsiagaan yang belum merata. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu
lebih memperhatikan tahap pra bencana berupa kesiapsiagaan sebagai upaya untuk
Menghadapi Bencana Di Instansi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Se-
hari. Alasan ketidaksiapan adalah pertama karena kurangnya dukungan para Direktur
SPGDT-B/S, kurang sosialisasi tentang standar klasifikasi instalasi rawat darurat, dan
keterbatasan Rumah Sakit, dan kedua karena kurangnya sosialisasi SPGDT-B/S serta
4. Komitmen Staf
dengan komitmen tinggi akan cenderung lebih sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai
kesetiaan ini sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pekerjaan yang dibebankan pada
tersebut tetapi tugas bagian yang telah ditentukan yaitu bagian emergensi.
kesehatan terjadi peningkatan dalam berhadapan dengan ancaman bencana alam atau
non alam yang terus menerus. Frekuensi insidensi kecelakaan yang tinggi
menghadapi bencana.
Variabel yang diteliti secara statistik pada penelitian ini hanya terbatas pada dua
variabel yakni pengetahuan dan sikap. Berdasarkan hasil indepth interview, hasil
6.1 Kesimpulan
Maimun.
3. Hasil indepth interview menyimpulkan bahwa faktor lain yang turut memengaruhi
6.2 Saran
penanggulangan bencana pada tahap pra bencana atau fase kesiapsiagaan dengan
Citizen Corps, 2006. Citizen Corps Personal Behavior Change Model for Disaster
Preparedness. Citizen Preparedness Review. Community Resilience through
Civil Responsibility and Self-Reliance, Washington : Department of Homeland
Security FEMA.
Dahlan, S.M, 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 4,
Jakarta : Salemba Medika.
Dempsey P.A dan Dempsey A.D, 2002. Riset Keperawatan. Buku Ajar dan Latihan
(alih bahasa Widyastuti P), Jakarta : EGC.
Edberg, M, 2010. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat, Teori Sosial dan Perilaku (alih
bahasa Anwar H dkk), Jakarta : EGC.
Frumkin, H, dan Hess, J, dan Luber, G, dan Malilay, J, dan McGeehin, M, 2008.
Climate Change: The Public Health Response. American Journal Of Public
Health Volume 98. N0. 3, Framing Health Matters.
Greenough, P.G dan Burkle, F.M, 2008. Disaster Medicine and Public Health
Preparedness. Special Focus. Impact of Public Health Emergencies on
Modern Disaster Taxonomy, Planning, and Response, Lippincott Williams &
Wilkins.
Handayani, A.S, 2010. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. Volume 11 No.1. Analisis
Daerah Endemik Bencana Akibat Cuaca Ekstrim Di Sumatera Utara,
IOM, 2011. Panduan Simulasi. Program PRB. Pengurangan Risiko Bencana IOM
Jawa Barat, Bandung : European Commision Huminitarian Aid.
__________________________________1116/Menkes/SK/VIII/2003, tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
Kresno, S, dan Hadi, E.N, dan Wuryaningsih, E, dan Ariawan, I, 2000. Aplikasi
Metode Kualitatif dalam Penelitian Kesehatan, Depok : The British Council.
Leeuw, S,D, dan Vis, ,.F,A, dan Jonkman, S,N, 2009. Logistics Aspects of
Emergency Preparedness In Flood Disaster Prevention, Amsterdam : Faculty
of Economics & Business Administration Department Of Information Systems
& Logistics VU University Amsterdam.
Mistra, 2007. Antisipasi Rumah di Daerah Rawan Banjir, Depok : Penebar Swadaya
Moabi, R.M, 2008. Knowledge, Attitudes And Practices of Health Care Workers
Regarding Disaster Preparedness At Johannesburg Hospital In Gauteng
Province, South Africa. A research report In partial fulfilment of the
requirements for the degree of Master of Public Health, University of the
Witwatersrand.
Moleong, L.J, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset.
Notoatmodjo, S, 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Ogedegbe, C, dan Nyrenda,T, dan DelMoro, G, dan Yamin, E, dan Feldman, J, 2012.
Health Care Workers and Disaster Preparedness : Barriers to and Facilitator
of Willingness to Respond. International Journal of Emergency Medicine
ISSN 1865-1380, USA
Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2004, tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
PPK Kemenkes RI, 2011. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Akibat Bencana
(mengacu pada standar Internasional). Technical Guidelines For Health Crisis.
Panduan Bagi Petugas Kesehatan yang Bekerja dalam Penanganan Krisis
Kesehatan akibat Bencana di Indonesia, Jakarta.
Pusponegero, A. D, 2011. The Silent Disaster Bencana, dan Korban Massal, Jakarta :
Sagung Seto.
Riyanto, A, 2010. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan (Dilengkapi Uji Validitas
dan Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS, Yogyakarta : Muha Medika.
Sarim, E.S, 2003. Analisis Kesiapan Menghadapi Bencana di Instalasi Rawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Se-Wilayah Pembangunan Cirebon, Tesis,
Program Pasca Sarjana Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Universitas Indonesia Jakarta.
Schneid, T.D dan Collins, L, 2001. Disaster Management and Preparedness, London
: Lewis Publishers.
Smith, E, 2006. Journal of Emergency Primary Health Care. Policy And Service
Delivery. National Disaster Preparadness in Australia-Before and After 9/11,
Australia.
Walinga, J, 2008. The Journal of Applied Behavioral Science, Vol.XX No.X, Month
XXXX. Toward a Theory of Change Readiness. The Roles of Appraisal, Focus,
and Perceived Control, NTL Institute.
Wawan A dan Dewi M, 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia, Yogyakarta : Muha Medika.
WHO Kobe Centre, 2007. Disaster Risk Reduction and Preparedness of Health
Facilities. A literature review, Japan.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu ……………….
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S2
NIM : 107032096
bencana banjir di Kecamatan Medan Maimun”. Untuk itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Segala hal
yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk
serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
( ……………………………………… )
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Lama Bekerja :
4. Profesi :
5. Pendidikan : a. Dokter Umum
b. Dokter Gigi
c. Sarjana Kesehatan Masyarakat
e. D III Keperawatan + S1 SKM
f. D III Keperawatan + S1 Keperawatan
g. D III Kebidanan + S1 Kebidanan
h. D III Kebidanan
i. D-IV Gizi
j. D-III Keperawatan
k. D-III Analis Kesehatan
l. Asisten Apoteker
m. Lain-lain ;…………………………………….
6. Pelatihan Penanganan gawat darurat yang pernah diikuti :…………….
…………………………………………………………………………..
B. PENGETAHUAN
Petunjuk Pengisian
Jawablah pernyataan dibawah ini sesuai dengan pengetahuan Bapak/IBu miliki dengan
memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang paling benar.
2. Faktor utama yang menentukan area mana yang harus diberikan prioritas yang
pertama untuk dilakukan tindakan kesehatan oleh tenaga kesehatan Puskesmas pada
suatu bencana banjir adalah :
a. Pengadaan pemantauan secara tehnis untuk mengevaluasi dan merenncanakan
pemulihan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Puskesmas
b. Jarak tempuh area yang terkena bencana banjir dengan pelayanan kesehatan
Puskesmas
c. Adanya faktor resiko tinggi yang didasarkan dengan adanya insiden penyakit.
d. Prioritas tingkat kebutuhan pelayanan dasar Puskesmas dan tersedianya tenaga
kesehatan
e. Kajian akan kemudahan secara teknis tindakan gawat darurat untuk dilakukan
10. Satu hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan secara efektif upaya
menjaga pelayanan kesehatan Puskesmas selama terjadinya bencana banjir adalah …
a. Kemampuan masyarakat untuk membayar program program pelatihan
kegawatdaruratan banjir
b. Tingkat dasar dari suatu kesehatan lingkungan diwilayah kerja Puskesmas
c. Pemberian tingkat minimum pelayanan dasar kepada masyarakat di wilyah kerja
Puskesmas
d. Resiko penyakit yang timbul didaerah yang rawan terjadinya bencana banjir
diwilayah kerja Puskesmas
e. Tenaga kesehatan Puskesmas tersebut berdekatan dengan daerah yang rawan
terjadi bencana banjir diwilayah kerja Puskesmas
11. Pada kejadian bencana banjir diwilayah kerja Puskesmas yang menyebabkan
banyaknya korban gawat darurat disertai rusaknya infrastruktur dan terganggunya
fungsi pelayanan masyarakat, maka Puskesmas perlu …
a. Mengkombinasikan implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu Sehari-hari dengan implementasi Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Bencana melalui koordinasi sektor kesehatan
b. Meningkatkan impementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Sehari-hari menjadi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Bencana
melalui koordinasi sektor kesehatan .
c. Merubah implementasi Sistem Penaggulangan Gawat Terpadu Bencana menjadi
Sistem Penanggulangan Gawat Terpadu Sehari-hari melalui koordinasi sektor
kesehatan.
d. Mempertahankan implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Bencana yang sudah dilakukan sejak semula di Pusksemas.
e. Mempertahankan implementasi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
Sehari-hari yang sudah dilakukan sejaka semula diPuskesmas
12. Tenaga kesehatan memberdayakan kader-kader terlatih pada saat bencana banjir
datang. Hal ini bertujuan …
a. Mengaktifkan kader-kader terlatih untuk membantu tenaga kesehatan
memberikan pertolongan awal kasus gawat darurat.
13. Aktifitas surveilans kesehatan lingkungan pasca bencana banjir bertujuan untuk …
a. Mengevaluasi perencanaan tindakan operasional gawat darurat bencana banjir
yang sudah diimplementasikan
b. Mendapatkan informasi yang spesifik mengenai bahan dan peralatan yang
diperlukan dalam mengatasi masalah kesehatan akibat bencana banjir yang
terjadi
c. Mendapatkan faktor-faktor resiko dari bencana banjir yang terjadi yang dapat
menimbulkan masalah penyakit.
d. Memantau ketercukupan dan kualitas air bersih, dan pembuangan limbah dan
sampah dilokasi pemukiman setelah suatu bencana banjir
e. Mengamati isyarat-isyarat dini sebagai pertanda kemungkinan bencana banjir
akan datang lagi
15. Permintaan orangtua untuk mendapatkan makanan tambahan bagi bayi atau anak
mereka pada suatu bencana yang timbul adalah didasarkan pada …
a. Efektifitas dari segi pembiayaan dikarenakan murahnya harga makanan
tambahan sehingga dapat dijangkau dalam jumlah yang besar
b. Tidak adekuatnya pengetahuan orangtua tentang nutrisi bagi bayi/anak dan
ketersediaan makanan tambahan bagi bayi/anak
c. Pendistribusian makanan tambahan yang relatif mudah oleh tenaga kesehatan
d. Kemudahan makanan tambahan untuk disiapkan oleh tenaga kesehatan
e. Kepatutan seorang bayi atau anak untuk diberikan makanan tambahan
berdasarkan status gizi seorang bayi/anak.
C. SIKAP
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat atau pandangan
Bapak/Ibu tentang pernyataan-pernyataan dibawah ini, dengan memberikan tanda
checklist (√) pada kolom yang tersedia.
No.Responden :
Nama :
Petunjuk pengisian
Jawablah sesuai dengan pertanyaan yang ada, dimana setiap 1 bagian terdiri dari 3
soal/pertanyaan
Kriteria Perbekalan :
Tersedia (T) : Apabila semua jenis perbekalan lengkap
Sebagian Tersedia (ST) : Apabila ada sebagian jenis perbekalan
Tidak Tersedia (TT) : Apabila tidak ada satupun jenis perbekalan
Lembar Wawancara
KETERSEDIAAN OBAT-OBATAN
I. Karakteristik Informan :
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Profesi :
6. Lama Bekerja :
II. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai bencana banjir 2011?
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga
kesehatan Puskesmas dalam menghadapi bencana banjir? Apa yang Saudara
ketahui tentang hal itu?
3. Darimanakah Bapak/Ibu memperoleh informasi tersebut?
4. Apa peran Bapak/Ibu dalam kejadian bencana banjir tahun 2011?
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Bapak/Ibu terlibat dalam
persiapan menghadapi bencana banjir ditempat kerja Bapak/Ibu dan apa saja
tugas yang Bapak/Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Bapak/Ibu?
6. a. Apakah Bapak/Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat
pembangunan berwawasan kesehatan? Apa yang Bapak/Ibu ketahui
tentang hal itu?
b. Kegiatan apa saja yang mendukung fungsi Puskesmas tersebut dalam
persiapan menghadapi bencana banjir diPuskesmas?
c. Apakah Bapak/Ibu perlu melakukan surveilans kesehatan?
d. Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam surveilans kesehatan?
e. Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam menilai tatanan diwilayah
kerja Bapak/Ibu beresiko atau tidak beresiko banjir?
f. Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam pemetaan daerah rawan
bencana banjir diwilayah kerja Bapak/Ibu?
g. Apakah ada rambu-rambu bencana? Bagaimana Bapak/Ibu mengartikan
rambu-rambu bencana yang ada?
h. Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan dalam memantau sistem
peringatan dini dimasyarakat?
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
penget1 31.07 13.582 -.116 .482
penget2 29.90 12.438 .090 .468
penget3 29.40 12.593 .073 .471
penget4 30.13 13.430 .000 .470
penget5 30.17 13.385 -.074 .498
penget6 29.33 11.816 .346 .415
penget7 30.57 13.220 -.069 .509
penget8 30.50 9.845 .500 .337
penget9 29.93 12.340 .063 .479
penget10 29.97 12.654 .077 .469
penget11 30.17 13.316 .060 .468
penget12 30.60 13.421 -.098 .512
penget13 29.87 9.706 .589 .315
penget14 29.93 10.202 .375 .377
penget15 30.27 10.892 .248 .423
penget16 30.20 12.717 .222 .448
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.688 3
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
sikap1 61.17 76.695 .056 .927
sikap2 61.60 77.214 .075 .922
sikap3 61.10 72.300 .690 .910
sikap4 61.57 64.944 .887 .900
sikap5 61.67 64.920 .629 .911
sikap6 61.63 67.068 .732 .905
sikap7 62.10 60.024 .808 .904
sikap8 61.40 68.869 .698 .907
sikap9 61.80 66.924 .759 .905
sikap10 61.23 71.495 .656 .909
sikap11 61.10 73.059 .523 .912
sikap12 61.27 70.133 .628 .909
sikap13 61.23 70.530 .631 .909
sikap14 61.23 70.185 .794 .906
sikap15 61.33 69.816 .739 .907
sikap16 61.57 65.495 .740 .905
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.936 14
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
kesiap1 11.33 5.333 .395 .703
kesiap2 11.43 5.013 .544 .680
kesiap3 11.40 4.938 .580 .674
kesiap4 11.23 5.357 .414 .700
kesiap5 11.03 5.689 .424 .701
kesiap6 10.90 6.507 .000 .729
kesiap7 10.97 6.309 .105 .729
kesiap8 11.07 5.651 .395 .703
kesiap9 11.17 6.006 .136 .736
kesiap10 11.13 5.844 .230 .723
kesiap11 11.00 5.724 .472 .698
kesiap12 11.03 5.826 .336 .710
kesiap13 10.93 6.478 -.005 .733
kesiap14 11.07 5.513 .478 .694
kesiap15 10.90 6.507 .000 .729
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.785 8
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Penget1 32.77 103.289 .640 .844
Penget2 33.50 103.776 .551 .847
Penget3 33.37 100.378 .584 .845
Penget4 33.00 99.586 .568 .846
Penget5 32.13 97.361 .706 .837
Penget6 33.00 98.483 .763 .835
Penget7 34.47 106.878 .363 .858
Penget9 34.00 105.379 .370 .858
Penget10 32.83 97.799 .870 .831
Penget11 33.70 106.769 .378 .857
Penget12 33.57 104.047 .371 .860
Penget15 33.00 100.483 .462 .854
Penget16 33.47 105.154 .365 .859
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.859 13
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Sikap1 3.47 .671 .696 .a
Sikap2 2.77 1.220 .696 .a
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Kesiap6 3.53 3.223 .693 .817
Kesiap7 3.63 3.206 .560 .837
Kesiap9 3.77 2.806 .752 .805
Kesiap10 4.37 4.309 .000 .874
Kesiap12 3.77 2.806 .752 .805
Kesiap13 3.60 3.145 .642 .824
Kesiap15 3.53 3.223 .693 .817
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 6
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
UJI UNIVARIAT
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <35 7 31.8 31.8 31.8
≥35 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 1 4.5 4.5 4.5
Perempuan 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Lamabekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 10 Tahun 8 36.4 36.4 36.4
≥ 10 Tahun 14 63.6 63.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < S1 14 63.6 63.6 63.6
≥ S1 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0
Pelatihan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pernah 17 77.3 77.3 77.3
Tidak Pernah 5 22.7 22.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu2
Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent
Valid Salah 6 27.3 27.3 27.3
Benar 16 72.7 72.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 11 50.0 50.0 50.0
Benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 19 86.4 86.4 86.4
Benar 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 17 77.3 77.3 77.3
Benar 5 22.7 22.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 13 59.1 59.1 59.1
Benar 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 7 31.8 31.8 31.8
Benar 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 22 100.0 100.0 100.0
tahu10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 13 59.1 59.1 59.1
Benar 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 17 77.3 77.3 77.3
Benar 5 22.7 22.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 4 18.2 18.2 18.2
Benar 18 81.8 81.8 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 13 59.1 59.1 59.1
Benar 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 11 50.0 50.0 50.0
Benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0
tahu16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Salah 13 59.1 59.1 59.1
Benar 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat Setuju 2 9.1 9.1 9.1
Kurang Setuju 1 4.5 4.5 13.6
Tidak Setuju 9 40.9 40.9 54.5
Sangat Tidak Setuju 10 45.5 45.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Kurang Setuju 1 4.5 4.5 9.1
Tidak Setuju 6 27.3 27.3 36.4
Sangat Tidak Setuju 14 63.6 63.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Kurang Setuju 5 22.7 22.7 27.3
Setuju 15 68.2 68.2 95.5
Sangat Setuju 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Kurang Setuju 5 22.7 22.7 27.3
Setuju 14 63.6 63.6 90.9
Sangat Setuju 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Tidak Setuju 1 4.5 4.5 9.1
Setuju 18 81.8 81.8 90.9
Sangat Setuju 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 13.6 13.6 13.6
KurangSetuju 4 18.2 18.2 31.8
Setuju 14 63.6 63.6 95.5
Sangat Setuju 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
KurangSetuju 13 59.1 59.1 63.6
Setuju 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Setuju 13 59.1 59.1 63.6
Sangat Setuju 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Setuju 16 72.7 72.7 77.3
Sangat Setuju 5 22.7 22.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Tidak Setuju 1 4.5 4.5 9.1
Kurang Setuju 1 4.5 4.5 13.6
Setuju 19 86.4 86.4 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 9.1 9.1 9.1
Kurang Setuju 1 4.5 4.5 13.6
Setuju 16 72.7 72.7 86.4
Sangat Setuju 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Setuju 19 86.4 86.4 90.9
Sangat Setuju 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
sikap16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 4.5 4.5 4.5
Kurang Setuju 2 9.1 9.1 13.6
Setuju 17 77.3 77.3 90.9
Sangat Setuju 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 22 100.0 100.0 100.0
Kesiap3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 18 81.8 81.8 81.8
Siap 4 18.2 18.2 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 18 81.8 81.8 81.8
Siap 4 18.2 18.2 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 15 68.2 68.2 68.2
Siap 7 31.8 31.8 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 15 68.2 68.2 68.2
Siap 7 31.8 31.8 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 15 68.2 68.2 68.2
Siap 7 31.8 31.8 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 19 86.4 86.4 86.4
Siap 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 19 86.4 86.4 86.4
Siap 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 19 86.4 86.4 86.4
Siap 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 17 77.3 77.3 77.3
Siap 5 22.7 22.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 21 95.5 95.5 95.5
Siap 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0
Kesiap14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Siap 6 27.3 27.3 27.3
Siap 16 72.7 72.7 100.0
Total 22 100.0 100.0
UJI BIVARIAT
Crosstabs
Umur * Pengetahuan
Crosstab
Pengetahuan Total
Baik Buruk
Umur ≥ 35 Count 5 10 15
% within Umur 33.3% 66.7% 100.0%
< 35 Count 1 6 7
% within Umur 14.3% 85.7% 100.0%
Total Count 6 16 22
% within Umur 27.3% 72.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .873(b) 1 .350
Fisher's Exact Test .616 .349
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.91
Lamabekerja * Pengetahuan
Crosstab
Pengetahuan Total
Baik Buruk
Lamabekerja >10 tahun Count 5 9 14
% within Lamabekerja 35.7% 64.3% 100.0%
<10 tahun Count 1 7 8
% within Lamabekerja 12.5% 87.5% 100.0%
Total Count 6 16 22
% within Lamabekerja 27.3% 72.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.383(b) 1 .240
Fisher's Exact Test .351 .255
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.18.
Crosstab
Pengetahuan Total
Baik Buruk
Pendidikan >S1 Count 3 5 8
% within Pendidikan 37.5% 62.5% 100.0%
<S1 Count 3 11 14
% within Pendidikan 21.4% 78.6% 100.0%
Total Count 6 16 22
% within Pendidikan 27.3% 72.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value Df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .663(b) 1 .416
Fisher's Exact Test .624 .369
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.18
Pelatihan * Pengetahuan
Crosstab
Pengetahuan Total
Baik Buruk
Pelatihan pernah Count 4 1 5
% within Pelatihan 80.0% 20.0% 100.0%
tidak pernah Count 2 15 17
% within Pelatihan 11.8% 88.2% 100.0%
Total Count 6 16 22
% within Pelatihan 27.3% 72.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.070(b) 1 .003
Fisher's Exact Test .009 .009
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.3
Crosstab
Sikap Total
Positif Negatif
Umur ≥35Tahun Count 14 1 15
% within Umur 93.3% 6.7% 100.0%
<35Tahun Count 7 0 7
% within Umur 100.0% .0% 100.0%
Total Count 21 1 22
% within Umur 95.5% 4.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value Df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .489(b) 1 .484
Fisher's Exact Test 1.000 .682
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .32.
Lamabekerja * Sikap
Crosstab
Sikap Total
Positif Negatif
Lamabekerja ≥10tahun Count 13 1 14
% within Lamabekerja 92.9% 7.1% 100.0%
<10tahun Count 8 0 8
% within Lamabekerja 100.0% .0% 100.0%
Total Count 21 1 22
% within Lamabekerja 95.5% 4.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value Df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .599(b) 1 .439
Fisher's Exact Test 1.000 .636
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .36.
Crosstab
Sikap Total
Positif Negatif 0
Pendidikan ≥S1 Count 8 0 8
% within Pendidikan 100.0% .0% 100.0%
<S1 Count 13 1 14
% within Pendidikan 92.9% 7.1% 100.0%
Total Count 21 1 22
% within Pendidikan 95.5% 4.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .599(b) 1 .439
Fisher's Exact Test 1.000 .636
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .36.
Pelatihan * Sikap
Crosstab
Sikap Total
Positif Negatif 0
Pelatihan Pernah Count 5 0 5
% within Pelatihan 100.0% .0% 100.0%
Tidak Count 16 1 17
Pernah % within Pelatihan 94.1% 5.9% 100.0%
Total Count 21 1 22
% within Pelatihan 95.5% 4.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value Df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .308(b) 1 .579
Fisher's Exact Test 1.000 .773
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .23.
Crosstab
Kesiapsiagaan Total
Siap Tidak Siap
Pengetahuan Baik Count 4 2 6
% within Pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%
Buruk Count 1 15 16
% within Pengetahuan 6.3% 93.8% 100.0%
Total Count 5 17 22
% within Pengetahuan 22.7% 77.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Exact
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9.070(b) 1 .003
Fisher's Exact Test .009 .009
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.36.
Sikap * Kesiap
Crosstab
Kesiapsiagaan Total
Siap Tidak Siap 0
Sikap Positif Count 5 16 21
% within Sikap 23.8% 76.2% 100.0%
Negatif Count 0 1 1
% within Sikap .0% 100.0% 100.0%
Total Count 5 17 22
% within Sikap 22.7% 77.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value Df sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .308(b) 1 .579
Fisher's Exact Test 1.000 .773
N of Valid Cases 22
a Computed only for a 2x2 table
b 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .23.
UJI MULTIVARIAT
Logistic Regression
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step Pengetahuan
3.332 1.350 6.096 1 .014 28.000
1(a)
Sikap 18.564 40192.970 .000 1 1.000 115391061.737
Constant -.693 .866 .641 1 .423 .500
Step Pengetahuan
3.401 1.348 6.368 1 .012 30.000
2(a)
Constant -.693 .866 .641 1 .423 .500
a Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap.
INFORMAN 1
INFORMAN 2
INFORMAN 3
INFORMAN 5
INFORMAN 6
INFORMAN 7
Informan 1
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Ibu, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Saya kurang apa…,istilahnya kalau terjun langsung kelokasi banjir itu, kurang kelapangan,
kerja saya kalau di Puskesmas hanya di dalam ruangan ini saja,kalau di lapangan ada
bidangnya masing-masing, jadi kurang mengetahui situasi dilapangan, kalau analis …ya
karena menangani masalah bencana banjir bukan seorang analis, analis hanya di
laboratorium saja
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Ya..pokoknya kalau misalnya ada banjir misalnya dimana begitu, di kecamatan medan
maimun, ya yang bagian emergensinya langsung terjun ke lapangan, misalnya bila ditelepon
tengah malam ada banjir , langsung yang bagian emergensi langsung turun..begitu, terus
untuk besok paginya ..inilah temannya atau pengganti keduanya yang turun kesitu
3. Darimanakah Ibu memperoleh informasi tersebut?
Ya, memang sudah seperti itu, kan sudah ada bagian …., ada tugas masing-masing. Bagian
emergensi itulah bagian yang mengurus misalnya kebanjiran, kebakaran dialah tugasnya,
mau tengah malam mau apa ada kebanjiran.kebakaran tengah malam dialah bertugas, namun
besok pagi penggantinyalah yang bertugas atau kamilah posko kesana.
4. Apa peran Ibu dalam kejadian bencana banjir 2011?
Tidak ada, tetapi kebakaran pernah ada satu kali, yang lalu ada di mangkubumi, karena
semua tenaga kesehatan dilibatkan, ngggak hanya analis, nggak hanya apoteker. Tapi
sekarang karena situasi sudah sering banjir, jadi sekarang sudah dibuat posko-posko setiap
hari misalnya untuk minggu pertama minggu kedua, siapa-siapa jadwal orangnya jika ada
kebanjiran, kebakaran, sekarang baru dibuat
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Ibu terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir ditempat kerja Ibu?
Ya kalau untuk kedepan, mungkinlah yalah terlibat, karena sekarang sudah dibuat jadwalnya,
karena untuk kedepan sudah dibuat jadwal
Apa saja tugas yang Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Ibu?
Ya seorang analis ya bantu-bantu ngapain obat, karena nggak ada yang mau dikerjakan
seorang analisis disitu, mengobati tidak bisa, ya bantu-bantu ngambilkan obat sajalah..
Informan 2
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Ibu, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Tahun 2011, biasa-biasa, memang kami kan berada daerah DAS di daerah aliran sungai,
memang kecamatan ini di daerah aliran sungai Sei Mati, Kampung Baru, tapi banjirnya
nggak lama-lama, 1 hari surut …rata-rata begitu
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Oh …Pernah
3. Darimanakah Ibu memperoleh informasi tersebut?
Sayakan petugas disini, ya saya tahu, terus ini memang kan daerah aliran sungai jadi kami
sudah terbiasa dengan bencana banjir ini, kami memang sudah stand by, obat pun sudah ada
obat stand by, petugas juga pun sudah ada petugas banjir, yaitu petugas bagian emergensi
4. Apa peran Ibu dalam kejadian bencana banjir 2011?
Kami kalau banjir, bagi tugas untuk posko kesehatan, tiap kelurahan kami ada, biasanya ya 1
kelurahan 1 posko dipusatkan dikantor Lurah bergabung dengan tenaga keamanan juga :
tentara, apa, nanti masyarakat disitu berobatnya, dan dinas kesehatan ada, mobil
ambulansnya pun ada, trus kadang ada lagi dari sosial-sosial seperti orang cina-cina itu, apa
itu.... organisasi kasih datang semuanya tuh tim kesitu …jadi kita bergabung sama-sama
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Ibu terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir di tempat kerja Ibu?
Kami kalau secara khusus kami tidak semua terlibat, karena sudah ada tim emergensi itu tadi
Ibu Endang, dinas kesehatan sudah mempersiapkan tim emergensi untuk banjir maupun
untuk kebakaran, pokoknya tim emergensilah sudah ada sudah ada stand by, dibantu tenaga
kesehatan tapi kalau sudah terjadi wabah kami semua berperan, kami berbagi tugas untuk
posko, sebelum bencana pun sudah ada kan tim emergensi yang spesial mempersiapkan
kalau terjadi bencana …, setelah ada bencana kami semua difokuskan bagi tugas, karena
kamikan selain kami melayani yang di Puskesmas, juga harus ke bencana, tugas persiapan
bagian emergensi Ibu Endang…, jadi kalau ada bencana emergensi yang duluan turun, baru
koordinasi ke kami dengan yang lain
Apa saja tugas yang Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir di
tempat kerja Ibu?
Sudah ada bagian emergensi, kamikan nggak mungkin bisa semua terlibat, kamikan
mengerjakan kegiatan sehari-hari lagi di Puskesmas
6. a. Apa Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan?
Pernah
Apa yang Ibu tahu tentang hal itu?
Apa? Berwawasan kesehatan….Salah satu program rutin puskesmas mengenai kegiatan
sehari-hari mengenai kesehatan apalagi kalau ada wabah-wabah seperti diare…
b. Kegiatan apa saja yang mendukung fungsi Puskesmas tersebut dalam persiapan
menghadapi bencana banjir di Puskesmas?
Penyuluhan di Puskesmas, penyuluhan di Posyandu, sosialisasi di kelurahan
Informan 3
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Ibu, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Itu sebenarnya terjadinya rutin itu, setiap tahun ada tuh banjir, saya disini baru tahun 2005,
saya di DKK sebelumnya, seingat ku memang kalau ada banjir….setiap tahun ada banjir
…eh..musim hujan agak deras ada banjir…
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Kalau kita slalu memang petugas emergensi, itu slalu persiapkan ,kami petugas emergensi
ada sendiri, kita nanti …kita akan bantu diwilayah masing-masing, emergensi yang masalah
obat-obat darurat itulah , ya memang kami slalu siap
3. Darimanakah Ibu memperoleh informasi tersebut?
Siap siaga … dari pimpinan kita
4. Apa peran Ibu dalam kejadian bencana banjir 2011?
Posko…Melayani posko
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Ibu terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir ditempat kerja Ibu?
Ya kita slalu siap, kan begitu. karna kita setiap tahun dah apa, ya slalu siap
Apa saja tugas yang Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Ibu?
Untuk yaitulah , memantau ada yang sakit, memantau yang memerlukan pengobatan, dalam
persiapan obat-obatan, alat-alat, ambulans yaitu puskesmas keliling
6. a. Apa Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan?
Belum
b. Kegiatan apa saja yang mendukung fungsi Puskesmas tersebut dalam persiapan
menghadapi bencana banjir diPuskesmas?
Sebetulnya kita cuma kasi penyuluhan sama kita siapsiaga itu, secara pribadi kita kasih
penyuluhan, seharusnya kalau bisa mereka pindah, yang sering banjir Sei Mati, Aur,
Suka Raja
c. Apakah Ibu perlu melakukan surveilans kesehatan?
Surveilans sepertinya berdasarkan pengalaman kita sudah ada…bagaimana itu ya, tapi
dah rutin tiap tahun selalu ada, tapi alasan mereka…tidak mau pindah, sebenarnya itu
tidak layak untuk dihuni, itu sudah bisa untuk dianalisis,tapi karena faktor ekonomi,
lingkungan sebenarnya tidak layak…., ya perlu-perlu
d. Apa saja yang sudah Ibu lakukan dalam surveilans kesehatan?
Surveilans karena berdasarkan alasan-alasan itu, karena alasan ekonomi maka kita beri
penyuluhan..
Informan 4
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Ibu, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Bencana banjir itu sebetulnya..kan…suatu bencana alam yang sesungguhnya sebetulnya bisa
diantisipasi ya, em …apalagi menurut saya memang di wilayah kampung baru ini em …areal
yang terkena banjir khan dataran rendah, jadi menurut saya bisa diantisipasi..setidaknya
pemukiman tidak terlalu ditempat yang rendah tersebut, dan kebersihan lingkungan juga
harus… kan itu juga merupakan faktor untuk mencetuskannya gitu, jadi sebetulnya bencana
banjir sebetulnya bisa diantisipasi agar tidak menjadi bencana dimasyarakat itu…
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Pernah…Saya pernah mendengar dan memang dari Dinas Kesehatan juga memang ada tim
untuk itu…
Apa yang Ibu ketahui tentang kesiapsiagaan?
Saya tidak terlalu banyak sih ya em …mengetahui ya…, tapi yang pernah saya tahu…kan
ada tim emergensi dari dinas kesehatan …yang saya tahu juga ..yang salah satunya untuk
membantu dalam bencana banjir
3. Darimanakah Ibu memperoleh informasi tersebut?
Dari tim emergensi di Dinas Kesehatan
4. Apa peran Ibu dalam kejadian bencana banjir 2011?
Saya ada dalam tim kesehatan dari Puskesmas Kampung Baru
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Ibu terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir ditempat kerja Ibu?
Insya Allah
Apa saja tugas yang Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Ibu?
Ya, sebisanya saya sebagai dokter menerangkan juga kepada masyarakat bagaimana
mengantisipasi lingkungannya supaya bisa terhindar dari banjir ya dan supaya bisa
menghindari kondisi yang bisa memungkinkan terjadi banjir, setelah itu ya saya sebagai
medis bila terjadi banjir bisa bertindak sebagai apa, tim kesehatan kemudian ya…lebih
menyarankanlah bagaimana supaya masyarakat siap menghadapi banjir, dan bisa dengan
pola hidup yang baik, perilaku hidup bersih bersih bisa mencegah tidak terjadi banjir dan
menghindarinya…
6. a. Apa Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan?
Pernah
Apa yang Ibu ketahui tentang hal itu?
Dari Puskesmas itu, tentu bisa diperoleh pengetahuan tentang hidup sehat, karena kan
dokternya juga slalu memberi informasi cara menjaga lingkungan agar tetap bersih,
sehingga bisa terhindar dari banjir
Informan 5
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Bapak, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Untuk di wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru sering terjadi banjir, karena di wilayah ini
ada sungai dimana tempat tinggal masyarakat didaerah situ…. terutama di daerah Kampung
Aur, Sei Mati
2. Apakah Bapak pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Ada dengar
Apa yang Bapak ketahui tentang kesiapsiagaan?
Tentang kesiapsiagaan itu … di Puskesmas sendiri ada program namanya emergensi, itu
petugasnya apabila ada kejadian banjir atau kebakaran sudah disiapsiagakan langsung terjun
ke lapangan
3. Darimanakah Bapak memperoleh informasi tersebut?
Melalui, ya sekarang ini kan sudah ada hp…kan ketika ada kejadian bencana ya hubungi
petugas emergensi, ya sayapun sering ditelepon, untuk datang ke tempat kejadian
Kalau arti kesiapsiagaan?
Dari bagian emergensi…dari situ saja
4. Apa peran Bapak dalam kejadian bencana banjir 2011?
Tahun 2011, kebetulan saya ikut bagian dari petugas medis untuk turun ke lapangan untuk
bencana itu juga, untuk mengobati korban-korban luka… bagian merawat
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Bapak terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir ditempat kerja Bapak?
Ya, mau nggak mau kita harus terlibat siap untuk menghadapi bencana…karena petugasnya
sudah dengan Kepala Puskesmas harus siap, karena sudah dibuat daftar piket jika terjadi
bencana untuk seluruh pegawai
Apa saja tugas yang Bapak lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Bapak?
Persiapan tugas saya…sebelum terjadi bencana…karena saya bukan bagian emergensi…jadi
persiapan tidak ada, itu sudah ada petugasnya
Informan 6
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Ibu, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Pernah kejadian banjir itu…kayakmana ya 2011…nggak berapa kali Bu…biasa-biasa
saja…bisa kami tanggulangi,…terjadi karena hujan, air dari hulu itu yang membuat
banjir…kadang-kadang tidak hujan…naik air dari hulu…banjir, kadang-kadang sederas
apapun hujan tidak banjir, … kadang-kadang yang membuat, sampah orang dari luar buang
sampah kesungai, bila ditegur pergi saja begitu…Kelurahan yang banyak kampung Aur
dekat waspada dan Kampung Baru gang pelita 2 …ketinggian air paling tinggi setinggi
atap…3-4 meter ditempat rendah…
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Pernah
Apa yang Ibu ketahui tentang kesiapsiagaan?
Kesiapsiagaan kita harus siap dengan pengobatan, tenaga medis, dan posko
3. Darimanakah Ibu memperoleh informasi tersebut?
Dari buku, kadang dari rapat emergensi
4. Apa peran Ibu dalam kejadian bencana banjir 2011?
Peran kita…eh…sebagai perawat emergensi
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Ibu terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir ditempat kerja Ibu?
Mudah-mudahan, seandainya kitapun dah pensiun… seperti sukarelawan
Apa saja tugas yang Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Ibu?
Persiapan mengobati dan menolong masyarakat…, Kita kan ada ambulans, makanya saya
bilang sama Ibu dokter… kalau bisa kan dinilai ambulans, ambulans kita lengkapi semua
seperti oksigen, tensi …, ambulans disini dibawa Ibu dokter…ambulans ada oksigen,
tensimeter, obat-obatan…kalau ada pasien parah dirujuk ke RS, tidak pernah menggunakan
oksigen di Puskesmas
6. a. Apa Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan?
Pernah
Apa yang Ibu ketahui tentang hal itu?
Berwawasan kesehatan …ya ada dokter, ada perawat dan ada pengobatan …
b. Apakah Ibu perlu melakukan surveilans kesehatan?
Perlu
Informan 7
No. Hasil Wawancara
1. Menurut Ibu, bagaimana mengenai bencana banjir 2011 di Kecamatan ini?
Banjir itu kan bencana kiriman, kiriman dari gunung, bukan dari sini…karena selalu medan
maimun banjir kiriman, setiap tahun kiriman…bukan banjir yang tiba-tiba begitu
2. Apakah Ibu pernah mendengar tentang kesiapsiagaan tenaga kesehatan Puskesmas
dalam menghadapi bencana banjir?
Pernah
Apa yang Ibu ketahui tentang kesiapsiagaan?
Siaga, itu P3K, untuk mengantispasi banjir, kalau ada luka
3. Darimanakah Ibu memperoleh informasi tersebut?
Dari dinas
4. Apa peran Ibu dalam kejadian bencana banjir 2011?
Mengadakan obat
5. Jika ada bencana banjir dimasa akan datang, apakah Ibu terlibat dalam persiapan
menghadapi bencana banjir ditempat kerja Ibu?
Ya, terlibat terus, kalau ada banjir ya terlibat
Apa saja tugas yang Ibu lakukan dalam persiapan menghadapi bencana banjir
ditempat kerja Ibu?
Mengamprahkan obat dari gudang, dan diantar ke lokasi banjir…ya sigap trus
6. a. Apa Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan?
Pernah
Apa yang Ibu ketahui tentang hal itu?
Ya, kita ya meladeni masyarakat semaksimal mungkin
b. Kegiatan apa saja yang mendukung fungsi Puskesmas tersebut dalam persiapan
menghadapi bencana banjir di Puskesmas?
Itu pertolongan pertama itu saja
c. Apakah Ibu perlu melakukan surveilans kesehatan?
Nggak
e. Apa saja yang sudah Ibu lakukan dalam menilai tatanan di wilayah kerja Ibu
beresiko atau tidak beresiko banjir?
Nggak pernah
f. Apa saja yang sudah Ibu lakukan dalam pemetaan daerah rawan bencana banjir
diwilayah kerja Ibu?
Nggak pernah
g. Apakah ada rambu-rambu bencana di kecamatan medan maimun?
Nggak ada
Bagaimana Ibu mengartikan rambu-rambu bencana?
Nggak tahu, kalau ada bencana dokter
h. Apa saja yang sudah Ibu lakukan dalam memantau sistem peringatan dini
dimasyarakat mengenai bencana?
Nggak pernah
i. Apakah Ibu perlu melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat agar
siapsiaga menghadapi banjir?
Kalau saya ggak perlu
j. Penyuluhan seperti apa yang telah Ibu berikan?
Nggak ada
k. Apakah Ibu perlu bekerjasama dengan pihak di luar Puskesmas dalam
kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir?
Perlu
l. Dengan pihak manakah Ibu telah bekerjasama?
Ya, LSM, masyarakat, kelurahan, camat
7. a. Apakah Ibu pernah mendengar fungsi Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan
masyarakat?
Pernah
Apa yang Ibu ketahui tentang hal itu?
Apa ya, kesejahteraan masyarakat supaya sehat tidak sakit
b. Kegiatan apa saja yang mendukung fungsi Puskesmas tersebut dalam persiapan
menghadapi bencana banjir di Puskesmas?
Nggak tahu, karena tidak turun lansung
c. Menurut Ibu, apa saja upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dapat
mendukung persiapan tenaga kesehatan menghadapi bencana?Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat contohnya Poskesdes, Posyandu, Polindes?
Ya, nggak ngerti…saya yang saya tahu obat saja
Jika ada, UKBM tersebut perlukah memotivasi dan mendukung UKBM tersebut?
Perlu
d. Apakah Ibu perlu melatih masyarakat agar menjadi kader terlatih yang
dipersiapkan untuk menghadapi bencana banjir?
Nggak ada, karena bukan bagian saya, saya hanya obat saja
e. Pelatihan apa saja yang sudah Ibu lakukan dalam melatih masyarakat atau kader
untuk siapsiaga menghadapi bencana banjir?
Perlu, namun belum pernah