Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

PROPOSAL DOKUMEN RKP DESA

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan dan penganggaraan di desa Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa dibutuhkan pula penjabarannya dalam bentuk dokumen Rencana Kerja

Pemerintah (RKP). RKP Desa ini merupakan hasil dari proses musyawara antara pemerintah

desa dan masyarakat desa yang dikenal dengan sebutan musyawara perencanaan

pembangunan desa (musrembangdes). RKP desa berisi rumusan prioritas masalah yang

dihadapi desa dan rumusan prioritas kebijakan pembangunan untuk mengatasi masalah-

masalah berdasarkan prioritas masalah yang ada di desa.

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) atau disebut juga Rencana Pembangunan

Tahunan Desa merupakan suatu Dokumen perencanaan pembangunan yang diamanatkan

oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. RKP Desa merupakan penjabaran

dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu 1

(satu) tahun. Yang memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa. yang

selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (RAPBDesa).


1.2. Maksud, Tujuan dan Manfaat Rencana Kerja Pemerintah Desa (RPK Desa)

Penyusunan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) ini mempunyai

maksud, tujuan dan manfaat sebagai berikut :

Maksud penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) adalah sebagai

pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Dalam

penetapannya dilakukan bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa.

Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) adalah sebagai berikut

1) Agar desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang berkekuatan hukum

tetap.

2) Sebagai dasar/pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di desa.

3) Sebagai dasar penyusunan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa).

Ada pun manfaat penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) adalah

sebagai berikut :

1) Lebih menjamin kesinambungan pembangunan ditingkat desa.

2) Sebagai pedoman dan acuan pembangunan desa.

3) Pemberi arah kegiatan tahunan di desa.

4) Menampung aspirasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan dipadukan dengan program

pembangunan supra desa.


5) Dapat mendorong partisipasi dan swadaya dari masyarakat.

1.3 Prinsip Rencana Kerja Pemerintah Desa (RPK Desa)

Kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan

perdamaian dan keadilan sosial.

1.4 Pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RPK Desa)

1) Hasil kesepakatan musyawarah Desa

2) Pendapatan asli Desa

3) Rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/kota

4) Jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota

5) Hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa

6) Hasil kesepakatan kerjasama antar Desa

7) hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.

1.5 Isi Rencana Kerja Pemerintah Desa (RPK Desa)

Rancangan RKP Desa paling sedikit berisi uraian:

1) Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;

2) Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa

3) Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja sama antar Desa

dan pihak ketiga


4) Rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai

kewenangan penugasan dari Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/kota

5) Pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat

Desa.

1.6 Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RPK Desa)

Dalam proses penyusunan dokumem RKP Desa terdapat beberapa langkah, Berikut ini

adalah langka-langka dalam penyusunan dokumen RKP Desa dengan mengikutsertakan

masyarakat Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:

1) Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa

Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa dalam rangka

penyusunan rencana pembangunan Desa. Hasil musyawarah Desa menjadi pedoman bagi

pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa. Badan

Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa, paling lambat bulan Juni tahun

berjalan.

2) Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa

Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa, tim penyusun RKP Desa terdiri dari:

a) Kepala Desa selaku pembina;

b) Sekretaris Desa selaku ketua;


c) Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan

d) Anggota yang meliputi: perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader

pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat. Jumlah anggota tim, paling sedikit 7

(tujuh) dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dan harus mengikut sertakan perempuan.

3) Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/Kegiatan Masuk ke Desa. `

Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari kabupaten/kota tentang pagu

indikatif Desa, dan rencana program/kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan

pemerintah daerah kabupaten/kota yang masuk ke Desa.

Hasil pencermatan dituangkan ke dalam format pagu indikatif Desa dituangkan ke dalam

format kegiatan pembangunan yang masuk ke Desa. Berdasarkan hasil pencermatan dan tim

penyusun RKP Desa menyusun rencana pembangunan berskala lokal Desa yang dituangkan

dalam rancangan RKP Desa.

4) Pencermatan Ulang RPJM Desa

Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan

pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya sebagaimana tercantum dalam

dokumen RPJM Desa. Hasil pencermatan menjadi dasar bagi tim penyusun RKP Desa

dalam menyusun rancangan RKP Desa.

5) Penyusunan Rencana RKP Desa

6) Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa Penyusunan RKP Desa


Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang

diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa. Musyawarah

perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan

Desa, dan unsur masyarakat. Unsur masyarakat terdiri atas: tokoh adat, tokoh agama, tokoh

masyarakat, tokoh pendidikan, perwakilan kelompok tani, perwakilan kelompok nelayan,

perwakilan kelompok perajin, perwakilan kelompok perempuan, perwakilan kelompok

pemerhati dan pelindungan anak, dan perwakilan kelompok masyarakat miskin. Selain

unsur masyarakat, musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat melibatkan unsur

masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa dituangkan dalam berita

acara.

7) Perubahan RKP Desa

RKP Desa dapat diubah dalam hal:

a) terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau

kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau

b) terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,

dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang

diadakan secara khusus untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan RKP

Desa. Hasil kesepakatan dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa ditetapkan


dengan peraturan Desa tentang RKP Desa perubahan sebagai dasar dalam penyusunan

perubahan APB Desa.

8) Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa

Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa kepada bupati/walikota melalui

camat. Penyampaian daftar usulan RKP Desa aling lambat 31 Desember tahun berjalan.

Daftar usulan RKP Desa menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan

pembangunan kecamatan dan kabupaten/kota.

1.7 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian menunjukan suatu batasan-batasan masalah yang dapat diukur

dalam melakukan penelitian.

Dalam hal ini peneliti menggunakan konsep pembangunan desa yang Berdasarkan pada

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa pasal 78 ayat 3 diaturkan bahwa

pembangunan desa dilaksanakan dengan tiga tahapan yaitu: Perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan. Sehingg ruang lingkup penelitian dari pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah

Desa (RKP Desa) adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

Tahap Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) terdiri dari :

a. Proses penyusunan RKP Desa melalui musyawarah Desa?

b. Pembentukan tim penyusun RKP Desa?


c. Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke Desa ?

d. Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa?

e. Penyusunan rancangan RKP Desa?

f. Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa?

g. Penetapan RKP Desa?

h. Perubahan RKP Desa jika terjadi perubahan?

i. Pengajuan daftar usulan RKP Desa?

2. Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

Tahap Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) ialah melaksanakan

atau mengimplementasikan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) antara lain:

 Tahapan Persiapan,

a. Penetapan pelaksana kegiatan

b. Penyusunan rencana kerja

c. Sosialisasi kegiatan

d. Pembekalan pelaksana kegiatan

e. Penyiapan dokumen administrasi

f. Pengadaan tenaga kerja dan bahan/material.

 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

a. Rapat Kerja Pelaksana Kegiatan


b. Pemeriksaan Pelaksanaan Kegiatan Infrastruktur Desa

c. Perubahan Pelaksanaan Kegiatan

d. Pengelolaan Pengaduan dan Penyelesaian Masalah

e. Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan

f. Musyawarah Pelaksanaan Kegiatan Desa dalam rangka Pertanggungjawaban hasil

Pelaksanaan Pembangunan Desa

g. Pelestarian dan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Pembangunan Desa

3. Pengawasan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

Pengawasan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) yang dimaksud ialah

proses Pengawasan terhadap setiap pelaksanaan dari Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP

Desa) antara lain :

a. Hasil pengawasan dan pemantauan pembangunan Desa menjadi dasar pembahasan

musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa.

b. Pemantauan pembangunan Desa oleh masyarakat Desa dilakukan pada tahapan perencanaan

pembangunan Desa dan tahapan pelaksanaan pembangunan Desa.

c. Bupati/walikota melakukan pemantauan dan pengawasan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan Desa.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini lebih

mengutamakan kualitas analisis dan bukan pada data-data yang bersifat statistik. Menurut

(Dr. Sugiyono 2016:7) penelitian kualitatif adalah penelitian yang merujuk pada beberapa

pendekatan metodologis yang didasarkan pada prinsip-prinsip teoritis yang berbeda.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian kualitatif

dapat memaparkan dan menghasilkan secara deskriptif/menggambarkan penjelasan-

penjelasan tentang beberapa hal yang menyangkut permasalahan tersebut. Penelitian

kualitatif berdasarkan atas fakta-fakta yang ada, sehingga penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat suatu prediksi tertentu.

Metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk maksud deskriptif atau memaparkan

suatu objek masalah ini bertujuan untuk menjelaskan, mengungkapkan dan untuk

mendapatkan deskripsi yang tepat mengenai Bagaimana Pelaksanaan Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2017. yang mengambil Studi pada Desa Wonokerto

Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

Adapun sifat-sifat umum yang terdapat dalam metode penelitian deskriptif kualitatif

adalah :

1. Merumuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan

masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis.


2. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah para aktor Desa yang berkaitan dengan obyek

penelitian. Adapun yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

a. Pemerintah Desa yang terdiri dari:

1) Kepala Desa

2) Perangkat Desa meliputi :

a) Sekertaris Desa

b) Kepala Urusan Pembangunan

c) Dukuh (Kadus)

b. Badan Permusyawaratan Desa meliputi

1) Ketua BPD

2) Anggota BPD

c. Pengurus LPMD meliputi

1) Ketua LPMD

2) Anggota LPMD

d. Unsur Masyarakat Desa yang meliputi :

1) Pengurus RT dan RW, Pengurus PKK, Pengurus Karang Taruna, dan Pengurus Posyandu

2) Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pendidikan

3) Perwakilan Kelompok Tani, Perwakilan Kelompok Perajin, Perwakilan Kelompok

Perempuan
e. Tim Penyusun RKP Desa

1) Ketua Tim Penyusun RKP Desa

2) Anggota Tim Penyusun RKP Desa

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, menurut Sugiyono (2016 : 225) pengumpulan data

dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik

pengumpulan data lebih danyak pada observasi (pengamatan), interview (wawancara), dan

dokumentasi.

Berdasarkan hal diatas , penulis menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data

yaitu: Interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan dokumentasi.

a. Metode interview/wawancara

Metode yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab secara lisan antara

peneliti dengan responden untuk menjamin keakuratan data.

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono 2016:231), interview atau wawancara adalah

“merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikontribusikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dari pengertian diatas, penulis kemudian menyimpulkan bahwa teknik pengumpulan

data dengan metode interview atau wawancara adalah: suatu penelitian yang dilakukan

dengan melakukan Tanya jawab secara langsung kepada narasumber dan jawaban

disampaikan secara lisan saja.


b. Metode Observasi/Pengamatan

Metode yang di lakukan dengan cara pengamatan dan mencatat dengan sistematik

terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki. Adapun dalam arti luas, observasi ini tidak

hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan secara langsun maupun tidak langsung

dari subyek-subyek penelitian. dalam kaitanya dengan masalah yang akan diteliti oleh

penulis, maka data yang dipakai dalam metode observasi adalah data-data yang tersedia di

kantor Desa Sesuai dengan yang dibutukan dalam hal ini data yang berkaitan dengan

persoalan yang akan di teliti sehigga dapat di peroleh gambaran yang lebih jelas.

c. Metode dokumentasi

Menurut Sugiyono (2016 : 240), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Contoh dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Sedangkan dokumen yang berbentuk

gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dan dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dokumentasi dapat dipahami sebagai laporan tertulis

untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai sesuatu yang mencakup


pemanfaatan data-data sekunder yang suda teredia di perpustakaan berupa dokumen-

dokumen resmi seperti grafik, arsip, peta lokasi penelitian, geografis dan demografik.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016 : 244) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Berdasar pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Metode analisi yang digunakan

adalah metode deskriptif yaitu hasil penelitian data dan informasi kemudian disajikan dalam

bentuk deskriptif atau gambaran umum dari hasil wawancara,observasi dan dokumentasi.

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini meliputi Data Reduction (reduksi

data), Data Display (penyajian data), dan Conclusion drawing/verification (Sugiyono 2016 :

246). Berangkat dari pendapat tersebut, maka penulis menggunakan analisi data melalui tiga

tahap yaitu :

a. Data Reduction (reduksi data), adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (penyajian data) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagang, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles dan Hubermas (dalam Sugiyono, 2016 : 249), menyatakan bahwa yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

c. Conclusion Drawing/verification, langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kreditibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa metode analisis deskriptif berupaya untuk

menyederhanakan fenomena-fenomena sosial ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

dipahami. Proses selanjutnya menyusun data kedalam pola, kategori dan suatu urutan dasar

sehingga akan diperoleh sebuah kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
Daftar Pustaka

Buku-buku
Wahjudin Sumpeno, Edisi Kedua 2011. Pembangunan Desa Terpadu. Jakarta: CRS Indonesia

Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Dan Kawasan Kementerian Koordinator


Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan Republik Indonesia Edisi Desember.
2016. Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa. Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia

Wahyudin Kessa. 2015, Buku 6. Perencanaan Pembangunan Desa. Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia

Sutoro Eko. 2015. Regulasi Baru, Desa Baru Ide, Misi, Dan Semangat UU Desa. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia

Sutoro Eko. 2005. Manifesto Pembaharuan Desa. Yogyakarta: APMD Press


M.Silahuddin. 2015. Buku 1. Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa. Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa


Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Peleksanaan Undang-Undang Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa

Sumber lain
Harry cristian.2015. Studi tentang pelaksanaan rencana kerja pembangunan desa (RKPDES) tahun
2013 di desa loa janan ulu kecamatan loa janan kabupaten kutai kartanegara

Utami Dewi. 2012. Perencanaan pembangunan desa: pendekatan community learning and
participatory process clapp
Oka, Nyoman. 2009. Perencanaan Pembangunan Desa: Seri Panduan Fasilitator CLAPP
(Community Learning And Action Participatory Process), MITRA SAMYA Dengan Dukungan
Ausaid ACCESS

Muhi, Ali Hanapiah. 2011. Perencanaan Pembangunan Desa, Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Alqaprint.

Wasistono Sadu dan Tahir Irawan. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: Fokus Media.

http://kedesa.id/id_ID/wiki/kedudukan-dan-kewenangan-desa/ diakses pada tanggal

You might also like