Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO
GONDHOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh :
MUHAMMAD TAUFIK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
TA 2021/2022
1
A. Pengertian
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu
(Prabowo, 2014).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo,
2017). Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
Berdasarkan pengertian halusnasi itu dapat diartikan bahwa, halusinasi
adalah gangguan respon yang diakibatkan oleh stimulus atau rangsangan yang
membuat klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
B. Etiologi
Menurut Yosep (2014) terdapat dua faktor penyebab halusinasi, yaitu:
a. Faktor presdisposisi
1. Faktor Perkembangan Tugas perkembangan klien yang terganggu
misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien
tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri,
dan lebih rentan terhadap stress.
2. Faktor Sosiokultural Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan
sejak bayi sehingga akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak
percaya pada lingkungannya.
3. Faktor Biokimia Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh
akan dihasilkan suatu zat yang bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat
stress berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter
otak,misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylchoin dan dopamine.
4. Faktor Psikologis Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab
mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh
pada ketidakmampuan klien mengambil keputusan tegas, klien lebih
suka memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam
hayal.
2
5. Faktor Genetik dan Pola Asuh Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat
yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami
skizofrenia . Hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga
menunjukkan hubungan yang sangatberpengaruh pada penyakit ini.
b. Faktor Presipitasi Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) dalam
hakekatnya seorang individu sebagai mahluk yang dibangun atas dasar unsur
bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima
dimensi,yaitu:
1. Dimensi Fisik Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik
seperti kelelahan luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium dan kesulitan tidur dalam waktu yang lama.
2. Dimensi Emosional Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem
yang tidak dapat diatasi. Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan
menakutkan. Klien tida sanggup menentang sehingga klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3. Dimensi Intelektual Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami
penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego
sendiri untuk melawan impuls yang menekan,namun menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak
jarang akan mengontrol semua perilaku klien
4. Dimensi Sosial Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase
awal dan comforting menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat
membahayakan. Klien halusinasi lebih asyik dengan halusinasinya
seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
5. Dimensi Spiritual Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan
kehampaan hidup, rutinitas tidak bermakna, dan hilangnya aktivitas
beribadah. Klien halusinasi dalam setiap bangun merasa hampa dan tidak
jelas tujuan hidupnya.
C. Macam-Macam Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jenis
dengan karakteristik tertentu, diantaranya:
a. Halusinasi pendengaran (audotorik) Gangguan stimulus dimana pasien
mendengar suara-suara terutama suara orang. Biasanya mendengar suara

3
orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi pengelihatan (visual) Stimulus visual dalam bentuk beragam
seperti bentuk pancaran cahaya,gambaran geometric, gambar kartun,
panorama yang luas dan bayangan yang menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (Olfaktori) Gangguan stimulus pada penghidu, yang
ditandai dengan adanya bau busuk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang
terhidu bau harum.
d. Halusinasi peraba (taktil) Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya
rasa sakit atau tidak enak tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan
sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatorik) Gangguan stimulus yang ditandai dengan
merasaan sesuatuyang busuk, amis, dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan
fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan
dicerna atau pembentuan urine.
D. Tanda Dan Gejala Halusinasi
Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan
masalah halusinasi, antara lain:
a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
d. Disorientasi
e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f. Cepat berubah pikiran
g. Alur pikiran kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Sering melamun
E. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

4
F. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Akibat

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi Core problem

Isolasi sosial : Manarik diri Penyebab

G. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan Halusinasi (Pasien)
a. Tujuan pasien mampu :
1) Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi,
situasi pencetus, perasaan, respon. Mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2) Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
3) Mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat.
4) Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas.
b. Tindakan Keperawatan
1) SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan
cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien.
2) SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
kedua: bercakap-cakap dengan orang lain.
3) SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan
cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan
prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontinuitas minum
obat).

5
4) SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
ketiga: Melaksanakan aktivitas terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan
aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan
aktifitas, menyusun jadual aktifitas sehari–hari sesuai dengan jadual
yang telah dilatih, memantau jadual pelaksanaan kegiatan,
memberikan reinforcement.
2. Tindakan Keperawatan Halusinasi (Keluarga)
a. Tujuan keluarga mampu :
1) Mengenal masalah merawat pasien di rumah.
2) Menjelaskan halusinasi (pengertian, jenis, tanda dan gejala
halusinasi dan proses terjadinya).
3) Merawat pasien dengan halusinasi.
4) Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien dengan
halusinasi
5) Mengenal tanda dan gejala kambuh ulang.
6) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien dengan
halusinasi.
b. Tindakan keperawatan
1) SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien.
2) SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi, proses
terjadinya halusinasi
3) SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien yang
mengalami halusinasi. Jelaskan dan latih cara merawat anggota
keluarga yang mengalami halusinasi: menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjut

6
H. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak, Saya Muhammad Taufik, Mahasiswa profesi ners Universitas
An Nuur yang akan merawat bapak, senang dipanggil Taufik. Nama bapak siapa?
Bapak senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering
dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu
terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
”Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
”Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiadan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat
dengan teratur.”
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu

7
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah
begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”

TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara
itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiadan latihan
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiadan harian pasien).
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa pak?Bagaimana kalau dua jam
lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Taufik mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur pak.
Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya?
Bagus.
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau
di mana? Di sini saja?
KERJA:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-

8
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak
katakan: bu, ayo ngobrol dengan saya, karena saya sedang dengar suara-suara.
Begitu mas Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba
sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya!”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini
kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam
jadwal kegiadan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti
lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul!
RTL
Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitu membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat
pagi”

SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Taufik mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah
sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih?bagus!!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tendang
obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil
menunggu makan siang. Di sini saja ya pak?”

9
KERJA
“Pak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
bapak minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Obatnya ada 2 macam, ini yang
warna putih bulat namanya RISP digunakan untuk mengatasi gangguan tingkah
laku, jam minumnya sehari 2x pagi dan malam. Yang putih namanya THP gunanya
membuat rileks, jam minumnya sama dengan obat RISP”. Kalau suara-suara sudah
hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab
kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan
semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
Mas juga harus teliti saat menggunakan obat-obadan ini. Pastikan obatnya benar,
artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak
Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat
diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan
dan tepat jamnya bapak juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per
hari”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiadan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah dadang.
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:


melaksanakan aktivitas terjadwal
ORIENTASI:
Salam Terapeutik

10
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Taufik mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiadan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita
duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.”

KERJA
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiadannya sampai malam). Wah banyak
sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiadan hari ini (latih kegiatan tersebut).
Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan
untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiadan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam).
RTL
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat manfaat
4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

11
2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)
SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.

ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. Saya Taufik mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur,
perawat yang merawat Tn.Y.”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn.Y ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn.Y.”
“Kita mau diskusi di mana?Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama waktu
Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn.Y? Oh, jadi ibu/bapak
tidak tau apa penyakit Tn.Y sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara
merawat Tn.Y. Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn.Y bicara sendiri dan tertawa
sendiri.
“Jangan takut bu penyakit yang dialami Tn.Y adalah penyakit halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya atau tidak
nyata.”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
halusinasi itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam 10.00.”
baiklah.

SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tendang pengertian halusinasi, jenis


halusinasi yang dialami pasien, danda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.

12
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul Saya Taufik mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn.Y.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu halusinasi dan cara merawat
Tn.Y.“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak? Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh pak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau
melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”Danda-dandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah danpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/IBu Sengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya suara
itu tidak ada.”
“Kalau pak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara
tersebut antara lain: Pertama, dihadapan pak , jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar
suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan pak, melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya.
Buat kegiadan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tendang
kegiadan, saya telah melatih pak untuk membuat jadwal kegiadan sehari-hari.
Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu pak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat danpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih Tn.C untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 2 macam, ini

13
yang warna putih bulat namanya RISP digunakan untuk mengatasi gangguan
tingkah laku, jam minumnya sehari 2x pagi dan malam. Yang putih namanya THP
gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan obat RISP”.
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi bapak
dengan cara menepuk punggung bapak. Kemudian suruhlah bapak menghardik
suara tersebut. Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi bapak. Sambil menepuk punggung
pak , katakan : bapak sedang apa kamu?bapak ingat kan apa yang diajarkan
perawat bila suara-suara itu dadang? Ya..Usir suara itu,bapak Tutup
telinga baPak Dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Bu”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan
halusinasi Tn.Y?“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat
bapak?”Bagus sekali Bu.”
RTL
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Tn.Y ”
”Jam berapa kita bertemu?”Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan


pasien
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi”. Masih ingatkan dengan saya? Iya betul Saya Taufik mahasiswa
profesi ners Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn.Y.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”Apakah Ibu/bapak masih ingat bagaimana
cara memutus halusinasi bapak yang sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
Kontrak (waktu, tempat, topik)

14
”Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara
memutus halusinasi langsung dihadapan Tn.Y. Mari kita datangi Tn.Y”.
KERJA:
”Selamat pagi Tn.Y, kakak bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan
suara-suara yang sering Tn.Y dengar. Untuk itu pagi ini kakak Tn.Y datang untuk
mempraktekkan cara memutus suara-suara yang Tn.Y dengar. Nanti kalau sedang
dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan
mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus halusinasi
yang sedang bapak alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk
punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup telinga dan
menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga
terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana pak ? Senang dibantu Ibu? Nah Ibu ingin
melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong kakak/keluarga
memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan ibu ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan bapak?”Di ingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. Ibu dapat
melakukan cara itu bila bapak mengalami halusinasi”.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tendang jadwal
kegiadan harian bapak . Jam berapa Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai
jumpa.”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Saya Taufik
mahasiswa profesi ners Universitas An Nuur, perawat yang merawat Tn.Y.”
Kontrak (waktu, tempat, topik)

15
“Sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan jadual
selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu!“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Ini jadwal kegiadan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan. Coba
Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditammpilkan
oleh bapak selama di rumah. Misalnya kalau mas terus menerus mendengar suara-
suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan
orang lain. Jika hal ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan
pemeriksaan ulang dan di berikan tindakan”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ............nyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara
merawat bapak Bagus, jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini
jadwalnya. Sampai jumpa”

16
17
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Gajali, Mustikasari dan Susanti,Y (2014). Pengaruh Family Psychoeducation


Theraphy Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia
dengan Halusinasi Di Kota Samarinda Kalimantan Timur. FIK UI : Depok

Hastuti (2013). Efektivitas rational emotive behaviour therapy berdasarkan profile


multimodal therapy pada klien skizofrenia dengan masalah keperawatan
perilaku kekerasan dan halusinasi di RSMM Bogor. FIK UI : Depok

Lelono, S.K., Keliat, B.A., Besral, (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Terhadap Klien
Perilaku Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah di RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha
Medika
Stuart,G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.
Missouri: Mosby.

18

You might also like