Kontribusi & Rekonstruksi Dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah):

Kontribusi & Rekonstruksi dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian

Tri Wibowo
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
triwibowo@iainpurwokerto.ac.id

Abstract: The Dynamics of Science in Islam in the Golden Age (Abbasid Daula): Contribu-
tion & Reconstruction in Contemporary Scientific Development. The reason for taking the
topic is to know and study more deeply about the contributions and triggers of the rapid progress of
Islamic science during the Abbasid Dynasty so that it can be reconstructed for the development and
progress of contemporary science. The contribution of Islamic science in the golden age (Abbasid
Dynasty) to the Western Renaissance was to provide an ideal model of human civilization imbued
with Islamic values that could support the realization of civil society that had a collective awareness
of the rights and obligations that must be carried out. The existence of collective awareness can en-
courage the achievement of the ideals of a community effectively and efficiently. Reconstruction took
the form of reviving movements in the field of science such as strengthening the philosophical foun-
dation of Islamic science that is unique in the realm of epistemology. The epistemological domain
includes sources of knowledge, methods and instruments of knowledge. The sources of knowledge in
Islam are al-Qur’an and al-Hadith which are understood through the universe, reasons and history.
The method of obtaining knowledge uses dialectical methods as well as instruments used to acquire
knowledge in Islam through the senses, ratios and intuition.
Keywords: Science in Islam; Abbasid; Contribution and Reconstruction

Abstrak: Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah): Kon-
tribusi & Rekonstruksi dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian. Alasan pengambilan
topik ialah untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam tentang kontribusi dan pemicu kemajuan
sains Islam yang sangat pesat pada masa Daulah Abbasiyah, sehingga dapat direkonstruksi un-
tuk perkembangan dan kemajuan keilmuan kekinian. Kontribusi sains Islam pada zaman keemasan
(Daulah Abbasiyah) bagi Renaisans Barat adalah memberikan sebuah model peradaban umat ma-
nusia ideal yang dijiwai nilai-nilai keislaman yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat
madani yang memiliki kesadaran kolektif akan hak dan kewajiban yang harus dijalankan. Adanya
kesadaran kolektif tersebut dapat mendorong tercapainya cita-cita sebuah komunitas masyarakat
secara efektif dan efisien. Rekonstruksinya berupa menghidupkan lagi gerakan dalam bidang ilmu
pengetahuan (sains) seperti pengokohan landasan filososofis keilmuan Islam yang khas dalam ranah
epistemologi. Ranah epistemologi ini antara lain meliputi sumber pengetahuan, metode dan instru-
men pengetahuan. Sumber ilmu pengetahuan dalam Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadist yang
dipahami melalui alam, rasio, dan sejarah. Metode memperoleh pengetahuan menggunakan metode
dialektik serta instrumen yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam Islam melalui
indra, rasio dan intuisi.
Kata Kunci: Sains dalam Islam; Abbasiyah; Kontribusi dan Rekonstruksi

Pendahuluan tama dalam Al Quran surah al-‘Alaq ayat


Islam merupakan agama yang sangat 1-5 yang diturunkan kepada nabi Muham-
menghargai ilmu pengetahuan (sains) mad SAW mengenai membaca dalam arti
dan menganjurkan bagi para pemeluknya yang holistik-komprehensif. Membaca da-
supaya menjadi insan yang berilmu serta lam arti luas tidak hanya sebatas membaca
berkahlak mulia. Setidaknya semangat teks-teks yang ada di dalam al-Qur’an,
dan anjuran itu nampak dari wahyu per- al-Hadist, ijma, qiyas dan lain sebagainya.
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021

Tetapi juga membaca ayat-ayat Allah SWT memberikan pandangan dan wawasan ke-
yang ada di alam semesta (ayat kauniyah). pada berbagai pihak yang berkecimpung
Pembacaan terhadap ayat-ayat Allah SWT dalam dunia pendidikan Islam, semacam
tersebut (kauniyah dan kauliyah) akan memberikan role model (panduan) yang
menghasilkan insan yang berilmu, beri- dapat diterapkan dalam pendidikan Islam
man dan berakhlak mulia.1 Ilmu pengeta- kekinian.
huan yang telah didapat individu akhirnya Perkembangan sains yang begitu pesat
akan bermuara pada terciptanya manusia dan maju pada zaman keemasan tidak ter-
paripurna (insan kamil) yang memiliki ke- lepas dari masuk dan berkembangnya keg-
bermanfaatan bagi sesama dan semesta. iatan penerjemahan secara besar-besaran
Penulisan topik mengenai Dinamika (kolektif) karya-karya monumental bangsa
Sains dalam Islam pada Masa Keemasan: Kon- Yunani Klasik ke dalam bahasa Arab yang
tribusi dan Rekonstruksi dalam Perkembangan dipelopori oleh Khalifah Harun al-Rasyid
Keilmuan Kekinian dilatarbelakangi fakta (786-809 M). Dari kegiatan-kegiatan pener-
historis bahwa perkembangan sains da- jemahan manuskrip, secara tidak langsung
lam Islam mencapai puncak kejayaan pada telah terjadi persentuhan kultur, pemikiran
masa keemasan yang pengaruhnya sangat dan keilmuan Islam dengan Yunani Klasik
besar bagi perkembangan serta kemajuan yang pada akhirnya melahirkan peradaban
keilmuan dan peradaban kekinian. Ditilik Islam intelektualistik-religius yang khas
dari periodisasi sejarah politik dunia Is- ditandai dengan munculnya para saintis
lam, pembabakannya secara umum diklas- muslim yang piawai di berbagai bidang
ifikasikan menjadi tiga zaman yaitu Zaman keilmuan umum (fardu kifayah) dan mahir
Klasik (650-1250 M), Zaman Pertengahan dalam ilmu keagamaan (fardu ‘ain).3
(1250-1800 M) dan Zaman Modern (1800- Tinjauan pustaka dilaksanakan dengan
sekarang).2 Adapun yang dimaksud den- melakukan penelusuran terhadap ber-
gan masa keemasan dalam artikel ini ialah macam-macam sumber literatur terkait, ter-
pada masa klasik (650-1250 M) tepatnya za- dapat berbagai tulisan yang mengkaji men-
man pemerintahan Daulah Abbasiyah. Dari genai dinamika Sains dalam Pendidikan
zaman inilah muncul para saintis muslim Islam pada masa keemasan (Daulah Ab-
yang menghasilkan berbagai karya monu- basiyah). Diantaranya yaitu tulisan Amira
mental dalam berbagai bidang keilmuan, Bennison yang berjudul The Great Caliphs:
yang kemudian pemikiran dan penemuan The Golden Age of the ‘Abbasid Empire.4
mereka dijadikan landasan oleh para sain- Tulisan ini mengungkapkan bahwa pada
tis modern (Barat) dalam mengembangkan masa Keemasannya (Daulah Abbasiyah),
ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kota Baghdad dikenal sebagai pusat Re-
pencerahan (renaisans) hingga masa keki- naisans ilmu pengetahuan Islam. Umat Is-
nian. lam masa Daulah Abbasiyah membangun
Tujuan penulisan artikel ialah mengeta- fondasi intelektual Arab pra-Islam yang
hui dan mengkaji secara mendalam tentang diletakkan oleh Daulah Umayyah untuk
dinamika sains dalam Islam pada masa kee- dikembangkan menjadi berbagai cabang
masan: kontribusi dan rekonstruksi dalam ilmu teoretis maupun aplikati-pengemban-
perkembangan keilmuan kekinian. Peng- gan. Ilmu-ilmu agama pun dikembangkan
kajian yang mendalam terhadap kajian ini secara optimal, sastra dan seni bergerak
dapat memberikan sumbangsih berupa ke arah inovasi yang diilhami oleh gera-
pemikiran holistis dan urgensif mengenai kan penerjemahan terhadap manuskrip-
dinamika sains dalam tinjauan historis dan manuskrip Yunani Klasik.
peradaban Islam. Kontribusi dan rekon- Kemudian tulisan Firas Alkhateeb yang
struksi dalam perkembangan keilmuan berjudul Lost Islamic History: Reclaiming
Islam kekinian yang ditelisik dari masa Muslim Civilisation From The Past.5 Tu-
kejayaan Islam (Daulah Abbasiyah) akan lisannya menyatakan bahwa pada Abad

52
Tri Wibowo
Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan

kesembilan hingga ketiga belas, di dunia lam bidang sains, kultur-kemasyarakatan,


Muslim (Daulah Abbasiyah) menandai era ekonomi, perdagangan, sosial, pertaha-
pengembangan ilmu pengetahuan, agama, nanan dan sastra. Kemajuan peradaban
filsafat dan budaya dalam kapasitas serta tersebut menjadikan Baghdad sebagai kota
pengaruh yang yang luar biasa bagi dunia para intelektual yang disemarakkan, tidak
luar. Kontribusi besar Daulah Abbasiyah hanya oleh orang Arab, tapi juga bangsa
bagi kebudayaan modern yaitu sebagai Eropa, Persia, India, Tiongkok dan Afrika
jembatan antara ilmu pengetahuan zaman turut berperan serta dalam perkembangan
Yunani Klasik dengan Renaisans Barat atmosfer keilmuan tersebut.8
serta meletakkan dasar-dasar untuk dunia Dari fakta historis-empiris tentang
ilmiah modern saat ini. Lalu tulisan Iqbal perkembangan sains yang begitu semarak
yang berjudul Peranan Daulah Abbasiyah pada zaman keemasan, dapat ditarik
terhadap Peradaban Dunia.6 Tulisan ini benang merah tentang keterkaitan sains
menguraikan bahwa Abbasiyah merupa- pada masa Islam ternyata memiliki ika-
kan salah satu Daulah besar dalam rekam tan yang sangat erat dengan masa Yunani
jejak historis umat Islam atau yang dikenal Klasik, renaisans hingga kekinian. Ikatan-
sebagai “Masa Keemasan Islam” dengan ikatan itu berupa simpul peradaban dari
menjadikan Baghdad sebagai pusat pe- berbagai bangsa yang kemudian ditrans-
merintahan, pusat peradaban dan pusat misikan dan transformasikan melalui ber-
pengembangan ilmu pengetahuan (Sains) bagai kegiatan penerjemahan manuskrip-
bagi umat Islam melalui kegiatan pener- manuskrip klasik berbahasa asing ke dalam
jemahan manuskrip-manuskrip klasik ke bahasa Arab. Kegiatan penerjemahan se-
dalam bahasa Arab. cara kolektif itu tidak hanya sebatas alih
Selanjutnya tulisan Ahmad Asmuni yang bahasa, namun juga sangat berpengaruh
memiliki judul Kontribusi Islam terhadap dalam pemikiran dan persentuhan budaya
Peradaban Barat membahas peran perada- Arab dengan bangsa lain (Yunani Klasik).
ban Islam pada masa keemasan (Daulah Adapun untuk mengkaji lebih mendalam
Abbasiyah) yang mampu mewarnai per- & mendetail mengenai perkembangan,
adaban Barat sehingga menginspirasinya keterkaitan, kontribusi, serta rekonstruksi
untuk membentuk model peradaban umat Sains dalam berbagai masa (Yunani Klasik,
manusia yang maju, visioner, dinamis dan Islam dan Barat) akan dibahas pada tu-
berorientasi pada masa depan. Dalam ka- lisan ini terkhusus pada Masa Keemasan
camata historis, hal ini dianggap sebagai Islam yaitu masa Daulah Abbasiyah yang
sebuah kontribusi peradaban Islam terh- berpusat di Baghdad.
adap peradaban Barat.7 Terakhir tulisan
Nunzairina berjudul Daulah Abbasiyah: Metode Penelitian
Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan Artikel ini disusun berdasarkan metod-
dan Kebangkitan Kaum Intelektual. Tu- ologi penelitian tertentu. Jenis riset yang
lisan ini memaparkan bahwa masa Daulah digunakan yaitu penelitian kepustakaan
Abbasiyah tata kelola pemerintahan dan (library research) dengan mengumpulkan
kemasyarakatannya sudah sangat maju data melalui penelusuran literatur-liter-
dikarenakan dukungan penuh penguasa atur yang terkait dengan dinamika sains
dalam berbagai bidang serta berkembang- dalam Islam pada masa keemasan (Daulah
nya ilmu pengetahuan yang sangat pesat Abbasiyah) baik berupa buku, artikel, hasil
dari segenap elemen bangsa. Maka tidak riset maupun tulisan terkait lainnya.
mengherankan jika Daulah Abbasiyah di- Pendekatan yang digunakan harus ses-
nobatkan sebagai salah satu Daulah terbaik uai topik yaitu menggunakan pendekatan
pada sejarah umat Islam dan dunia. Dalam historis. Pendekatan historis ialah sebuah
literatur historis Islam, Baghdad dikenal pendekatan yang dapat dipergunakan da-
sebagai pusat peradaban Islam, baik da- lam melakukan riset mengenai objek kese-

53
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021

jarahan, agar dapat mengungkapkan berb- Sebelum memahami alam semesta, se-
agai dimensi dari peristiwa yang dianggap orang individu sebaiknya memahami
penting dalam rentang waktu tertentu. dirinya sendiri. Karena pada hakikat-
Metode riset yang digunakan berupa me- nya manusia ialah alam semesta ke-
tode deskriptif-analitis. Metode ini dipakai cil (mikro kosmos) yang merupakan
untuk menggambarkan dinamika sains bagian dari alam semesta (makro kos-
dalam Islam pada masa keemasan, kemu- mos). Sehingga dengan mengenali diri
dian dianalisis aspek-aspek yang menjadi sendiri merupakan jalan terbaik untuk
pemicu kemajuan sains masa keemasan Is- menuju pada pengenalan alam semes-
lam untuk direkonstruksi dalam perkem- ta yang tujuan akhirnya pengenalan
bangan keilmuan kekinian. kepada Tuhan yang menciptakan di-
Penggunaan metode deskriptif-analitis rinya serta mampu mendayagunakan
diharapkan dapat mengungkap secara segenap potensi yang dimiliki untuk
gamblang mengenai topik riset berupa kebermanfaatan diri dan masyarakat-
dinamika sains dalam Islam pada masa nya. Pada akhirnya diharapkan dapat
keemasan, menemukan data yang valid tercipta kehidupan yang aman, damai
bagi penyusunan kerangka berpikir da- dan sejahtera.
lam mengungkapkan data dibalik fenom-
ena dan peristiwa yang dianggap penting. 2. Sains sebagai Prasyarat Amal Shalih
Penting tidaknya suatu data yang diper- Hanya manusia yang dibimbing oleh
oleh dalam proses riset sangat bergantung sains yang dapat berjalan di atas kebe-
kepada relevansi dengan objek penelitian naran yang pada akhirnya akan mem-
dan signifikansinya serta permasalahan bawa kepada sang pencipta yaitu Al-
yang sedang diteliti supaya mendapatkan lah SWT (QS.35:28) serta dengan iman
data yang valid. dan penguasaan sains menjadikan
manusia mencapai puncak kemanu-
Hasil dan Pembahasan siaan yang tinggi (QS.3:28). Seorang
A. Kedudukan Sains dalam Islam insan yang berbuat amal shalih tanpa
Ilmu pengetahuan (sains) dalam Islam didasari ilmu pengetahuan (sains)
memiliki posisi yang sangat urgen dan akan mendapatkan yang tidak terlalu
strategis. Hal ini bisa dilihat dari literatur banyak, jika dibandingkan dengan in-
utama dalam Islam (al-Qur’an dan al-Ha- san yang melakukan sesuatu didasari
dist) yang menyebutkan bahwa manusia oleh ilmu pengetahuan (sains). Dari
yang berilmu akan diangkat derajatnya sini dapat dilihat bahwa ketika ses-
(QS.58:11). Oleh karena itu, sains dapat di- eorang yang memiliki pengetahuan
jadikan standar kualitas manusia (QS.39:9). akan mendapatkan banyak keuta-
Selain itu, sains memiliki kedudukan ting- maan dari perbuatan yang dilakukan-
gi dalam pandangan Islam antara lain nya.
meliputi:9
1. Sains adalah Alat untuk Mencari Kebe- 3. Sains adalah Alat untuk Mengelola Sum-
naran ber-sumber Alam guna Mendapat Ridho
Penggunaan akal yang dibimbing Allah SWT
hati akan menuntun manusia untuk Sains merupakan alat untuk mencapai
senantiasa menemukan kebenaran- tujuan yang diamanatkan Allah SWT
kebenaran dalam hidupnya. Keya- kepada makhluk-Nya yaitu menye-
kinan akan adanya kebenaran multak jahterakan diri dan sesamanya. Kes-
dapat dicapai oleh manusia ketika ejahteraan dapat diperoleh jika ma-
dirinya telah benar-benar memahami nusia mengelola sumber daya alam
seluruh alam semesta dan mengenali (natural resources) dengan mengeta-
dirinya secara komprehensif. hui hukum-hukum yang memung-

54
Tri Wibowo
Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan

kinkan manusia dapat mengelola dan monis dengan jati diri Islam sebagai agama
memanfaatkan bumi beserta seisinya keselamatan untuk umat manusia di muka
dengan bijak dan santun (QS.31:10). bumi.
Hal ini hanya mungkin terjadi jika Pemicu yang menunjang kemajuan
manusia tersebut berbekal sains dan sains dalam dunia Islam masa keemasan
iman yang pada gilirannya tidak akan tidak terlepas dari kegiatan penerjemahan
terjadi kerusakan lingkungan di berb- manuskrip-manuskrip karya maestro Yu-
agi tempat di segenap belahan dunia. nani Klasik seperti Thales, Socrates, Plato
dan Aristoteles. Manuskrip-manuskrip
4. Sains sebagai Alat Pengembangan Daya klasik yang diterjemahkan terdiri atas
Pikir berbagai bahasa seperti bahasa Yunani,
Sains dapat dilihat dari dua perspektif, Suryani, Persia, Ibrani, Qibti, India, Nibti
yaitu sebagai produk berpikir ataupun dan Latin.10 Dari kegiatan penerjemahan
kegiatan ilmiah dan pengembangan ini, selanjutnya muncul lembaga-lembaga
daya pikir. Sebagai pengembangan pendidikan seperti maktab/kuttab dan
daya pikir, sains merupakan alat un- masjid yang pada gilirannya melahirkan
tuk memahami dan membiasakan diri para saintis muslim generasi unggul yang
untuk berpikir secara sistematis dan mewarnai dan membangun peradaban
mempertajam daya pikir manusia. Se- Islam yang maju dalam berbagai bidang
lain itu, manusia juga dikenal sebagai keilmuan.
makhluk yang berpikir, dari lahir sam- Proses transformasi sains dari Yunani
pai liang lahat. Hampir semua kegia- Klasik ke dalam peradaban Islam mela-
tan manusia tidak terlepas dari kegia- lui pendidikan dan pengkajian terhadap
tan berpikir. Berpikir pada dasarnya manuskrip-manuskrip Yunani Klasik yang
merupakan sebuah serangkaian gerak telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.11
akal dalam mengikuti jalan pemikiran Dari hasil pendidikan tersebut, muncullah
tertentu yang pada akhirnya sam- para filsuf dan saintis muslim yang ahli da-
pai kepada sebuah kesimpulan yang lam berbagai bidang keilmuan. Misalnya
berupa ilmu pengetahuan (sains). dalam bidang filsafat muncul dan berkem-
Penggunaan akal selalu dianjurkan bang gerakan pemikiran filosofis dan ilm-
oleh Allah SWT guna menghasilkan iah cemerlang yang menghasilkan karya
sains yang dapat bermanfaat bagi ses- orisinil dan bernilai tinggi. Adapun filsuf
amanya (QS.2:30, 39:9, 58:11). muslim yang masyhur dalam bidang ilmu
filsafat antara lain al Kindi (801-866 M), al-
B. Perkembangan Sains pada Zaman Farabi (850-950 M), ar-Razi (864-926 M), Ibnu
Keemasan Islam (Daulah Abbasiyah) Sina (908-1037 M), Ibnu Miskawaih (941-1030
Perkembangan sains dalam Islam men- M) dan al-Ghazali (1051-1111 M).12
capai puncak keemasannya pada masa Dalam ilmu pengetahuan alam (kimia),
Daulah Abbasiyah. Sesuai dengan watak terdapat saintis muslim yang terkenal se-
sosialnya, bahwa sains akan berkembang bagai tokoh ahli kimia muslim pada awal
jika ada sikap keterbukaan, inklusif, ako- perkembangan ilmu kimia yaitu Jabir Ibnu
modatif, selektif dan kreatif. Artinya, Islam Hayyan. Aktivitas ilmiah yang dilakukan-
terbuka dan akomodatif dalam menerima nya dalam bidang kimia sudah menggu-
berbagai ilmu pengetahuan (sains), buda- nakan metode ilmiah berupa eksperimen
ya, peradaban dari luar, tetapi juga selektif dan membuat catatan yang sistematis dan
hanya menerima sesuatu yang tidak ada terstruktur atas observasi dan eksperimen
pertentangan dengan al-Qur’an dan al- yang telah dilakukan. Karena kecintaan
Hadist serta bersikap kreatif dalam men- dan jasanya dalam bidang kimia, Jabir
gakulturasi segala sesuatu yang berasal Ibnu Hayyan mendapat gelar sebagai “Ba-
dari luar Islam agar tetap selaras dan har- pak Kimia Islam”.13 Kemudian dalam ilmu

55
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021

pasti dan ilmu pengetahuan alam terdapat faktor yang melingkupinya. Faktor-faktor
berbagai tokoh terkenal seperti al-Khawariz- tersebut yang menjadikan sains mengala-
mi (780-850 M), al-Biruni (973-1051 M), al- mi kemajuan yang sangat pesat pada masa
Khayyani (1045-1123 M), dan Nashirudin al- Daulah Abbasiyah. Adapun faktor-faktor
Thusi (1200-1274 M). Selanjutnya dalam ilmu pendukung kemajuan sains zaman kee-
kedokteran tokoh-tokohnya adalah Ali bin masan pada masa Daulah Abbasiyah yaitu
Rabban at-Tabari, ar-Razi, Ali bin al-Abbas, sebagai berikut.17
Ibnu Sina, al-Kindi dan al-Farabi.14
Selanjutnya ilmu astronomi (Falak), 1. Asimilasi Kebudayaan
dikembangkan oleh para saintis muslim Adanya asimilasi yang terjadi pada
dikarenakan ilmu tersebut berkaitan erat kalangan Arab dengan bangsa lain
dengan beberapa pelaksanan kegiatan kea- mengakibatkan semakin meluasnya
gamaan umat Islam, seperti penentuan iba- ilmu pengetahuan, kultur, sosial ke-
dah sholat maktubah, penentuan arah kib- masyarakatan dan lain sebagainya.
lat, penentuan awal dan akhir bulan. Selain Dalam catatan sejarah dikemukakan
itu, para saintis muslim juga mengemban- bahwa pada saat kepemimpinan
gan ilmu astronomi untuk mengukur jarak Daulah Abbasiyah banyak pemeluk
antara bumi dan matahari, membuat jadw- agama Islam berasal dari kalangan
al pergerakan bulan dan bintang, menjelas- bukan Arab. Hal inilah yang men-
kan sistem geologi bumi serta pengaruh jadikan proses asimilasi dapat ber-
bulan dan matahari terhadap pergantian jalan dengan baik antara kalangan
musim. Adapun para saintis muslim yang bangsa Arab dan non Arab, sehingga
berjasa dalam bidang ilmu ini antara lain: dari proses asimilasi tersebut akan
al-Biruni, Nasirudin at-Tusi al-Khawariz- memunculkan rasa kesamaan sikap
mi, al-Fazari dan lain sebagainya.15 yang dibingkai dalam semangat kea-
Pada bidang arsitektur dan seni rupa gamaan dan keilmuan.
memiliki berbagai gagasan dan karakter-
istik khas Islam yang meliputi: (a) natu- 2. Gerakan Penerjemahan Manuskrip Klasik
ralistis, berfokus kepada alam dan sedikit Ada tiga fase dalam gerakan intensif
tentang makhluk hidup. (b) Struktur dalam kegiatan penerjemahan ber-
modular, campuran berbagai bentuk yang macam literatur klasik yang melipu-
melahirkan karya baru sebagai sebuah en- ti: (a) Masa pemerintahan Al Mansur
titas yang distingtif dalam bingkai estetis. sampai Harun al Rasyid. Dalam fase
(c) Integrasi, perpaduan secara runtut un- ini yang banyak diterjemahkan ialah
tuk menghasilkan karya seni yang bernilai manuskrip-manuskrip dalam bidang
tinggi. (d) Pengulangan tingkat tinggi dan mantik dan astronomi. (b) Masa Khal-
dinamis.16 Arsitektur dan seni rupa dalam ifah Al Mansur sampai tahun 300 hi-
Islam memiliki kontribusi yang besar da- jriyah. Pada masa ini lebih banyak
lam mendukung dan memajukan perada- menerjemahkan naskah-naskah da-
ban terutama dalam corak bangunan yang lam bidang kedokteran dan filsafat.
khas dan dijiwai filosofi Islam terhadap (c) Masa setelah tahun 300 hijriyah.
hasil karya tersebut dalam menunjang ter- Fase ini kegiatan penerjemahan lebih
ciptanya tempat ibadah yang nyaman & semarak lagi dengan ditemukannya
estetik. proses pembuatan kertas. Bidang-
bidang ilmu yang diterjemahkan
C. Faktor Pendukung Kemajuan Sains melalui manuskrip klasik semakin
Zaman Keemasan Masa Daulah Ab- meluas dibanding masa sebelum-
basiyah nya. Masa ini sangat semarak sekali
Kemajuan sains masa keemasan Islam dalam pengkajian ilmu pengetahuan
(Daulah Abbasiyah) pasti memiliki banyak dan keagamaan oleh segenap elemen

56
Tri Wibowo
Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan

masyarakatnya. juga sastra.19 Pada masa ini, fungsi


masjid tidak hanya sebagai tem-
3. Dukungan Penuh Penguasa pat ibadah, melainkan juga sebagai
Adanya dukungan penuh dari pen- pusat transmisi ilmu pengetahuan
guasa menjadikan eksistensi sains (sains).20 Melalui lembaga ini, para
pada masa Daulah Abbasiyah se- murid diharapkan memiliki kepan-
makin menghegemoni masyarakat- daian dalam bidang al-Quran, tata
nya. Peran aktif dan kesadaran para bahasa Arab, sastra serta mampu
khalifah Daulah Abbasiyah dalam mengamalkannya dalam kehidupan
memajukan peradaban melalui ilmu sehari-hari dan mempersiapkan di-
pengetahuan patut dicontoh oleh rinya ke jenjang pendidikan yang
generasi setelahnya. Khalifah-khali- lebih tinggi.
fah yang sangat berjasa ini antara lain
Al Mansur, Harun al Rasyid dan Al 2. Madrasah Menengah
Makmun. Mereka sangat mencurah- Madrasah Menengah pada masa
kan perhatian dengan sepenuh hati kepemimpinan Daulah Abbasiyah
dan jiwa guna bertumbuhkembang- merupakan lembaga pendidikan
nya ilmu pengetahuan dan filsafat di lanjutan dari pendidikan jenjang
zamannya.18 Dengan pertumbuhan tingkat dasar. Materi yang diajarkan
dan perkembangan sains akan men- pada tingkat ini berbeda dengan jen-
jadikan suatu bangsa dapat mem- jang pendidikan dasar. Materi yang
bangun dirinya dengan baik serta diajarkan pada tingkat menengah
menopang peradaban guna tercapa- (madrasah) berupa al-Qur’an, baha-
inya kemakmuran bagi segenap ele- sa Arab dan sastra, tafsir, Fiqih, ha-
men bangsa dan negara. dist dan ilmu tata bahasa.21 Materi
yang diajarkan pada tingkat ini mer-
D. Lembaga Pendidikan pada Zaman upakan kelanjutan dari jenjang sebe-
Keemasan Islam (Daulah Abbasiyah) lumnya. Artinya, ada kesinambun-
Pada masa keemasan Islam (Daulah Ab- gan materi pendidikan dari berbagai
basiyah) segenap aspek kehidupan men- jenjang untuk mencapai tujuan pen-
galami kemajuan dan perkembangan yang didikan yang dicita-citakan. Tujuan
sangat pesat. Bidang pendidikan adalah pendidikannya yaitu terciptanya
salah satunya. Bidang pendidikan menga- insan yang beriman, bertakwa, ber-
lami kemajuan melalui lembaga-lembaga wawasan luas serta memiliki akhlak
pendidikan yang berkembang pada saat yang mulia.
itu. Islam mentransmisikan ajarannya den-
gan baik lewat lembaga pendidikan yang 3. Pendidikan Tinggi (Madrasah Nizhami-
berkualitas unggul dan mumpuni di bi- yyah)
dangnya. Adapun lembaga-lembaga pen- Madrasah Nizhamiyah merupak-
didikan yang berkembang pada zaman an sebuah prototype dalam lembaga
keemasan Islam (Daulah Abbasiyah) yaitu pendidikan tinggi Islam, tonggak
sebagai berikut. baru bagi penyelenggaraan pendidi-
1. Kuttab kan Islam serta memiliki karakteris-
Kuttab ialah lembaga pendidikan tik tradisi pendidikan Islam formal
tingkat dasar nonformal yang ter- dengan sistem asrama.22 Materi yang
integrasi dengan masjid atau mem- diajarkan pada jenjang pendidikan
fungsikan masjid sebagai madrasah. tinggi meliputi ilmu-ilmu agama (al
Materi yang diajarkan kepada para Qur’an, hadist, tafsir), filsafat, baha-
murid berupa baca tulis al Qur’an, sa, sastra dan lain sebagainya. Para
tata bahasa arab, kisah para nabi dan pencari ilmu mempelajari berbagai

57
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021

macam disiplin ilmu pengetahuan manfaat dan tepat guna bagi umat manusia
(sains) tersebut berdasarkan pemi- yang dilandasi penghambaan pada Allah
natan yang dipilihnya. Materi kea- SWT. Paradigma keilmuan yang diban-
gamaan dijadikan dasar dan pokok gun oleh Islam adalah teosentris. Artinya,
dalam kegiatan pembelajaran di lem- hubungan antara sains dan Islam memper-
baga pendidikan ini. Maka tidak her- lihatkan keharmonisan yang saling men-
an jika pada masa ini, banyak mela- dukung satu sama lain, sains tumbuh dan
hirkan ilmuwan yang tidak hanya berkembang seiring dan seirama dengan
pandai dalam ilmu agama, namun agama. Maka tidak heran, jika pada masa
juga menguasai ilmu-ilmu umum keemasaan Islam (Daulah Abbasiyah) para
(natural science dan social science) saintis dan ulama hidup rukun dan saling
yang memiliki kontribusi besar bagi mendukung satu sama lain bahkan banyak
perkembangan dan kemajuan pada dijumpai pada masa itu para saintis seka-
masa keemasan Islam (Daulah Ab- ligus sebagai seorang ulama.24 Kegiatan
basiyah). penerjemahan secara besar-besaran men-
jadikan sains sangat maju dan berkembang
4. Perpustakaan dan Observatorium pada masa Daulah Abbasiyah. Kemajuan
Perpustakaan dan observatori- tersebut disebabkan oleh berbagai faktor
um digunakan sebagai tempat riset baik internal maupun eksternal. Dalam
dan pusat kajian ilmiah mengenai aspek internal, dipicu adanya semangat
ilmu keagamaan, kealaman, sosial- normatif yang terinspirasi dari ajaran al
kemasyarakatan dan kebudayaan. Qur’an dan al Hadist terkait konsep sains
Tempat-tempat tersebut digunakan dan pengembangannya. Aspek eksternal
juga sebagai tempat kegiatan pem- dipicu oleh semangat kompetisi yang se-
belajaran bagi para pencari ilmu dari hat dengan berbagai bangsa-bangsa besar
segenap penjuru negeri.23 Kegiatan yang ada di dunia dalam pengembangan
pembelajaran dilakukan melalui ipteks dan masyarakat.
metode diskusi, membaca referensi Peradaban sains dalam Islam meru-
dan bekerjasama dalam mendapat- pakan sebuah perpaduan etos cinta ilmu
kan segenap ilmu pengetahuan pada yang masif di kalangan umat Islam dan
berbagai bidang. Pada zaman ini, di pemberdayaan masyarakat secara kompre-
setiap sudut yang berisi perkumpu- hensif-holistik yang berlandaskan kepada
lan orang biasanya membahas men- al-Qur’an dan al-Hadis dalam bentuk ko-
genai ilmu. Tiada hari tanpa bertam- munitas pecinta sains dengan mengguna-
bahnya ilmu dan kemanfaatan bagi kan kerangka konseptual sebagai sebuah
diri dan masyarakatnya. Maka tidak landasan pelaksanaan kegiatan keilmuan.25
heran jika masyarakat dan pengua- Sains zaman keemasaan Islam (Daulah Ab-
sa masa Daulah Abbasiyah dikenal basiyah) memiliki kontribusi yang besar
juga sebagai bangsa yang cinta dan bagi perkembangan renaisans Barat. Tradi-
mengagungkan ilmu pengetahuan. si sains Islam zaman keemasan (masa Daul-
ah Abbasiyah) digunakan Barat sebagai
E. Kontribusi Sains Zaman Keemasan Is- landasan dalam pengembangan keilmuan
lam bagi Renaisans Barat dalam berbagai bidang dengan menggu-
Berbagai Kegiatan penerjemahan nakan pendekatan ilmiah guna melahir-
manuskrip-manuskrip sains dan filsafat kan sains mutakhir dan teknologi canggih
Yunani Klasik yang dilakukan oleh umat yang dapat menunjang dan meningkatkan
Islam, berimplikasi kepada perubahan pan- peradaban umat manusia yang berman-
dangan hidup menjadi lebih kreatif dan vi- faat bagi sesama dan semesta.26 Kontribusi
sioner, menggunakan metode ilmiah yang lain sains Islam zaman keemasan (Daulah
menghasilkan produk dan teknologi ber- Abbasiyah) bagi renaisans Barat adalah

58
Tri Wibowo
Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan

memberikan sebuah model peradaban mologi. Ranah epistemologi ini antara lain
umat manusia ideal yang dijiwai nilai-nilai meliputi sumber pengetahuan, metode dan
ke-Islaman yang dapat mendukung terwu- instrumen pengetahuan. Mengenai sumber
judnya masyarakat madani (civil society) ilmu pengetahuan dalam Islam yaitu al-
guna tercapainya tatanan masyarakat yang Qur’an dan al-Hadis yang dipahami mela-
sadar akan hak dan kewajibannya sebagai lui alam, rasio, dan sejarah. Metode dalam
bagian dari komunitas masyarakat, baik memperoleh pengetahuan diantaranya
dalam lingkup kecil (lingkungan sekitar) yaitu menggunakan metode dialektik ser-
maupun besar (bangsa). Karena dengan ta instrumen/alat yang digunakan untuk
adanya kesadaran dari masyarakat secara memperoleh pengetahuan dalam Islam
mandiri akan dapat mendorong tercapain- antara lain berupa indra, akal/rasio dan
ya cita-cita sebuah komunitas masyarakat hati/intuisi.28
secara lebih efektif dan efisien. Model per- Revolusi saintifik juga dapat digunakan
adaban umat masa keemasan Islam (Daul- dalam merekonstruksi pendidikan Islam di
ah Abbasiyah) menginspirasi Barat untuk era kekinian. Revolusi saintifik dilakukan
membentuk suatu peradaban maju pesat dengan cara proses kritis dalam mendapat-
yang berlandaskan pada ilmu pengeta- kan pengetahuan terhadap fenomena yang
huan (sains). berupa fakta di lapangan (alam semesta)
dilandasi nalar epistemologis berbasis Is-
F. Rekonstruksi Sains Zaman Keemasan lam. Krisis epistemologis yang melanda
Islam untuk Keilmuan Keislaman Ke- dunia pemikiran dan pendidikan Islam
kinian bisa diatasi dengan mengubah paradigma
Peradaban Islam mencapai puncak za- filosofis dan pendidikan. Pengubahan Par-
man keemasan pada masa Daulah Abbasi- adigma filosofis dan pendidikan dilakukan
yah menurut para ahli (misal Harun Na- dengan cara medekonstruksi alat, sumber
sution) dikarenakan pada masa itu tidak dan metode yang digunakan dalam menda-
ada dikotomi antara ilmu pengetahuan patkan sebuah pengetahuan. Pedekonstru-
(sains) dan agama. Dalam al-Qur’an juga sian hal-hal tersebut akan sangat berpen-
disebutkan bahwa hubungan sains dan garuh terhadap pandangan Islam terhadap
agama sangat dekat dan tidak ada diko- ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pada
tomisasi keilmuan yang saling bersinergi akhirnya proses-proses pendekonstruk-
satu sama lain. Umat Islam dianjurkan un- sian paradigma akan melahirkan paradig-
tuk mentadaburi berbagai ayat al-Qur’an ma baru yang lebih sesuai dengan kebutu-
agar belajar dari alam semesta (bumi dan han dan perkembangan zaman. Paradigma
langit) (QS.3:190-191), beberapa fakta ilm- yang dimaksud akan berbentuk paradigma
iah seperti dalam disiplin ilmu seperti Bi- yang bercorak teo-antroposentris. Paradig-
ologi (QS.21:30, QS.6:99, QS.22:5), Psikolo- ma bercorak teo-antroposentris merupakan
gi (QS.23:12-14), Ilmu Fisika (QS.24:35), sebuah pandangan dalam berfikir dan ber-
Kimia (QS.57:25), Geologi (QS.79:32). Dari tindak yang dilandasi oleh proses dialektis
berbagai ayat kauliyah tersebut mengajak antara teosentrisme dan antroposentrisme.
kepada para umat Islam untuk melakukan Rekonstruksi lain yang bisa dilakukan
aktivitas ilmiah seperti pengamatan terh- adalah dengan mendirikan sebuah lemba-
adap fenomena alam dan mengeksplorasi ga khusus yang konsen mengkaji tentang
secara rinci terhadap ayat-ayat kauniyah sains dalam Islam dari berbagai perspektif
yang disemaikan di alam raya ini. dan disiplin ilmu (pelembagaan). Adanya
Generasi Islam masa kini perlu kegiatan pelembagaan ini, diharapkan
menghidupkan kembali gerakan dalam para saintis kontemporer bisa berkumpul
bidang ilmu pengetahuan (sains) seperti secara rutin untuk mengkaji, diskusi dan
melalui pengokohan landasan filosofis keil- melakukan penelitian terkait pengemban-
muan Islam yang khas dalam ranah episte- gan sains dalam Islam agar dapat kem-

59
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021

bali berjaya seperti pada masa keemasan dalam berbagai bidang keilmuan.
(Daulah Abbasiyah). Sebenarnya dewasa Kontribusi sains Islam zaman keemasan
ini, gerakan pelembagaan sains Islam su- (Daulah Abbasiyah) bagi Renaisans Barat
dah ada di dunia seperti International In- adalah memberikan sebuah model perada-
stitut of Islamic Thought and Civilazation ban umat manusia ideal yang dijiwai nilai-
(ISTAC) bertempat di Malaysia yang di- nilai keislaman yang dapat mendukung
gagas cendekiawan muslim Syed Muham- terwujudnya masyarakat madani (civil so-
mad Naquib Al Attas. Lembaga ini kon- ciety) guna tercapainya tatanan masyarakat
sen mengkaji mengenai pemikiran Islam, yang sadar akan hak dan kewajibannya se-
sains Islam dan peradaban Islam. Namun, bagai bagian dari komunitas masyarakat
alangkah lebih baik jika pendirian pusat baik dalam lingkup kecil (lingkungan seki-
lembaga sains Islam ini perlu diperbanyak tar) maupun besar (bangsa). Rekonstruksi
kuantitasnya, kualitas dan pengoptimalan yang bisa dilakukan untuk keilmuan keis-
fungsi serta peran lembaga dalam mema- laman kekinian adalah dengan mendiri-
jukan peradaban dan keilmuan Islam masa kan sebuah lembaga khusus yang konsen
kekinian. mengkaji tentang sains dalam Islam dari
berbagai perspektif (pelembagaan). Adan-
Kesimpulan ya pelembagaan ini, diharapkan para sain-
Ilmu pengetahuan (sains) dalam Islam tis kontemporer bisa berkumpul secara ru-
memiliki posisi yang sangat urgensif. Hal tin untuk mengkaji, diskusi dan melakukan
ini bisa dilihat dari literatur utama da- riset terkait pengembangan sains dalam
lam Islam (al-Qur’an dan al-Hadist) yang Islam agar dapat kembali berjaya seperti
menyebutkan bahwa insan yang berilmu pada masa keemasan (Daulah Abbasiyah).
akan diangkat derajatnya (QS.58:11). Oleh
karena itu, sains dapat dijadikan standar Catatan Akhir
kualitas manusia (QS.39:9). Selain itu, sains 1
Marpuah, “Ilmu dalam Pandangan Is-
memiliki kedudukan tinggi dalam pan- lam,” 2.
dangan Islam antara lain: sains adalah alat 2
Harun Nasution, Pembaharuan, 13-14.
untuk mencari kebenaran, sains sebagai 3
Saintis dalam tulisan ini tidak hanya
prasyarat amal shalih, sains adalah alat un- bermakna orang yang pandai dalam ilmu
tuk mengelola sumber-sumber alam guna alam, melainkan juga mencakup keilmuan
mencapai ridho Allah SWT, sains sebagai lain seperti ilmu agama, sosial, budaya,
alat pengembangan daya pikir, dan sains humaniora dst. Begitu pula dengan defi-
sebagai hasil pengembangan daya pikir. nisi Sains. Sains yang dimaksud ialah ilmu
Pemicu penunjang kemajuan sains da- pengetahuan secara luas yang tidak terba-
lam dunia Islam masa keemasan tidak tas pada ilmu kealaman/natural science
terlepas dari kegiatan penerjemahan saja.
manuskrip-manuskrip karya maestro Yu- 4
Amira K. Bennison, The Great Caliphs,
nani Klasik seperti Thales, Socrates, Plato 158-160
dan Aristoteles. Manuskrip-manuskrip 5
Firas Alkhateeb, The Lost Islamic, 46-
yang diterjemahkan terdiri atas berbagai 49.
bahasa seperti bahasa Yunani, Suryani, 6
Iqbal, “Peranan Daulah Abbasiyah”,
Persia, Ibrani, Qibti, India, Nibti, dan Lat- 269.
in. Proses transformasi sains dari Yunani 7
Ahmad Asmuni, “Kontribusi Islam,”
Klasik ke dalam peradaban Islam mela- 168.
lui pendidikan dan pengkajian terhadap 8
Nunzairina, “Daulah Abbasiyah,” 95.
manuskrip-manuskrip Yunani Klasik yang 9
Muhaimin & Abdul Mujib, Pemikiran,
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab 28.
yang kemudian memunculkan para filsuf 10
M. Zainal Abidin, “Dinamika,” 26-27.
dan saintis muslim yang mahir dan piawai 11
Alias bin Azhar, “Sains,” 54-55.

60
Tri Wibowo
Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan

12
Hanung Hasbullah dkk, Mozaik, 138- Azhar, Alias bin. “Sains dan Teknologi da-
140. lam Ketamadunan Islam: Analisis Epis-
13
Muh. Nahadi dkk, “Hubungan Islam,” temologi dan Metodologi.” Jurnal Al-
31-32 Tamaddun 8, no. 1 (2013): 51-66.
14
Abdul Mun’im M, Tarikh al Hadhoroh, Bennison, Amira K. The Great Caliphs: The
162-163. Golden Age of the ‘Abbasid Empire.
15
Abdul Mun’im M, Tarikh al Hadhoroh, United States: Yale University Press,
151-152. 2009.
16
Umma Farida, “Pemikiran Ismail Raji,” Farida, Siti. “Analisis Historis terhadap
222. Integrasi Kurikulum Pendidikan Islam
17
Mochamad Muksin, “Islam,” 18-19. pada Masa Abbasiyah.” Kabilah: Jour-
18
Refileli, “Peradaban Islam,” 12-13. nal of Social Community 2, no. 2 (2017):
19
Ning Mukaromah, “Daulah Abbasi- 340-359.
yah,” 1-3. Farida, Umna. “Pemikiran Ismail Raji al
20
Muchlis, “Perkembangan Pendidikan,” Faruqi tentang Tauhid, Sains dan Seni.”
47. FIKRAH: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi
21
Siti Farida, “Analisis Historis,” 352- Keislaman 2, no. 2 (2014): 207-227.
355. Hamda, Hanung Hasbullah dkk. Mozaik
22
Serli Mahroes, “Kebangkitan,” 92-93. Sejarah Islam. Yogyakarta: Nusantara
23
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan, Press, 2011.
161-162. Hanapi, Mohd Shukri. “Pembentukan Ta-
24
Muh. Kosim, “Ilmu Pengetahuan,” 124- sawur dan Kesan terhadap Pembangu-
125. nan Tradisi Keilmuan Islam.” Interna-
25
Mohd. Shukri H, “Pembentukan,” 58- tional Journal of Islamic Thought 2, no.
59. 2 (2012): 55-61.
26
Muqowim, Genealogi Intelektual, 5-7. Iqbal. “Peranan Daulah Abbasiyah terh-
27
Rafiu Ibrahim A, “From Islamization,” adap Peradaban Dunia.” Jurnal Studi
30. Agama dan Masyarakat 11, no. 2 (2015):
28
Murthada Mutahhari, Pengantar, 38- 267-279.
40. Kosim, Muhammad. “Ilmu Pengetahuan
29
Asyrul Muna, “Menuju Revolusi,” 164- dalam Islam: Perspektif Filosofis-His-
166. toris.” Jurnal Tadris 3, no. 2 (2008): 121-
140.
Referensi Mahroes, Serli. “Kebangkitan Pendidikan
Abidin, M. Zaenal. “Dinamika Perkemban- Bani Abbasiyah Perspektif Sejarah Pen-
gan Ilmu dalam Islam serta Statusnya didikan Islam.” Tarbiya: Jurnal Ilmu
dalam Perkembangan Peradaban Mod- Pendidikan Islam 1, no. 1 (2015): 77-
ern.” Jurnal Ilmu Ushuluddin 11, no. 1 108.
(2012): 21-42. Majid, Abdul Mun’im. Tarikh al-Hadhoroh
Adebayo, Rafiu Ibrahim. “From Islamiciz- al-Islamiyah: fi al-‘Ushur al-Wustho,
ing the Science to Strategizing for Mus- terj. Ahmad R. Usmani. Bandung: Pus-
lim’s Scientific Breakthrough.” Interna- taka, 1978.
tional Journal of Islamic Thought 7, no. Marpuah. “Ilmu dalam Pandangan Islam.”
1 (2015): 25-38. Jurnal Suluh 3, no. 2 (2010): 23-35.
Alkhateeb, Firas. Lost Islamic History: Re- Muchlis. “Perkembangan Pendidikan Masa
claiming Muslim Civilisation From The Daulah Umayyah.” Tsaqofah & Tarikh:
Past. London: C. Hurst & Co, 2014. Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam 5,
Asmuni, Ahmad. “Kontribusi Islam terh- no. 1 (2020): 41-50.
adap Peradaban Barat.” Jurnal Tama- Muhaimin dan Mujib, Abdul. Pemikiran
ddun 5, no. 1 (2017): 166-183. Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan

61
Tsaqofah & Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan
Vol. 6 No. 1 Januari-Juni 2021

Kerangka Dasar Operasionalnya. Band- Kritik Epistemologi Islam atas Paradig-


ung: Trigenda Karya, 1993. ma Pengetahuan Ilmiah dan Relevansi
Mukaromah, Ning. “Daulah Abbasiyah: Pandangan Dunia, terj. Muhammad
Metode dan Materi Pendidikan Dasar Jawad.Bafaqih. Jakarta: Shadra Press,
(Kuttab).” Tarbawi: Jurnal Studi Pen- 2010.
didikan Islami 5, no. 1 (2018): 1-12. Nahadi, Muhammad dkk. “Hubungan Is-
Muksin, Mochamad. “Islam dan Perkem- lam dengan Ilmu Pengetahuan Alam
bangan Sains dan Teknologi: Studi dalam Perspektif Sejarah.” Atikan: Jur-
Perkembangan Sains dan Teknolo- nal Kajian Pendidikan (2011): 31-43.
gi Daulah Abbasiyah.” JTMI: Jurnal Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Is-
Teknologi dan Manajemen Informatika lam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
2, no. 4 (2016): 15-19. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Muna, Asyharul. “Menuju Revolusi Sain- Nata, Abbudin. Sejarah Pendidikan Islam.
tifik melalui Pendidikan Islam.” Ta’dib: Jakarta: Kencana, 2011.
Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (2017): Nunzairina. “Daulah Abbasiyah: Kema-
164-176. juan Peradaban Islam, Pendidikan dan
Muqowim. Genealogi Intelektual Saintis Kebangkitan Kaum intelektual.” JUSPI:
Muslim: Sebuah Kajian tentang Pola Jurnal Sejarah Peradaban Islam 3, no. 2
Pengembangan Sains dalam Islam pada (2020): 93-103.
Periode Abbasiyah. Yogyakarta: Ke- Refileli. “Peradaban Islam Periode Al-Khu-
menterian Agama, 2012. lafa’ Al-Rasyidin.” Tsaqofah & Tarikh:
Mutahhari, Murthada. Pengantar Episte- Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam 1,
mologi Islam: Sebuah Pemetaan dan no. 1 (2016): 1-14.

62

You might also like