Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelapa Sawit

Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria,

Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut dari

Amerika yakni dari Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal

dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung yang terletak antara Afrika

dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan menjadi banua Afrika

dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit ini tidak lagi

dipermasalahkan orang.

Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah bekembang pesat di Asia

Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika barat atau

Amerika yang dianggap sebagai daerah asal-usulnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke

Indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon

(Mauritius) dan Amsterdam. Keempat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di

Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara.

2.2. Perkebunan Kelapa Sawit

Menurut Hunger (1924) pada tahun 1869 Pemerintah Kolonia Belanda

mengembangkan tanaman kelapa sawit di Muara Enim pada tahun 1970 di Musi Hulu.

Universitas Sumatera Utara


Pelopor perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet yang

berasal dari Belgia. Beliau pada tahun 1911 membudidayakan kelapa sawit secara

komesial dalam perkebunan Sungai Liput (Aceh) dan Pulu Raja (Asahan).

Pada masa penjajahan Jepang 1942, pemerintah pendudukan meneruskan

perkebunan kelapa sawit ini dan hasilnya dikirim ke Jepang sebagai bahan mentah

industri perang. Kemudian semua terhenti karena terjadinya serangan sekutu pada

tahun 1943.

Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda merebut kembali dua pertiga dari

perkebunan yang pernah dikuasai kelaskaran. Kemudian menjelang akhir tahun 1948

maskapai-maskapai perkebunan asing hampir memperoleh perkebunan mereka

masing-masing dan menjadi milik mereka kembali.

Pada akhir tahun 1957 seluruh perusahaan milik maskapai Belanda diambil

alih oleh Pemerintah Indonseia. Namun milik perusahaan Inggris, Prancis, Belgia, dan

Amerika dikembalikan lagi kepada miliknya pada akhir Desember 1967.

Pada masa pemerintahan Orde Lama relatif perkebunan sawit sangat terlantar,

karena tidak ada peremajaan dan rehabilitasi pabrik. Akibatnya produksi sangat

menurun drastis dan kedudukan Indonesia di dipasar internasional sebagai pemasok

minyak sawit nomor satu terbesar sejak tahun 1966 telah digeser oleh Malaysia hingga

sekarang ini.

Pada masa Orde baru telah mulai membangun kembali perkebunan kelapa

sawit secara besar-besaran dengan mengadakan peremajaan dan penanaman baru.

Selanjutnya pemerintah telah bertekad pula membangun perkebunan kelapa sawit

dengan mengembangkan melalui berbagai pola.

Sejak 1975 muncul berbagai pola pengembangan kelapa sawit seperti pola

Unit Pelaksana Proyek (UPP) dan Proyek Pengembangan Perkebunan Rakyat

Universitas Sumatera Utara


Sumatera Utara (P3RSU). Kemudian proyek PIRBUN sejak 1977/1978, antara lain:

PIR Khusus, PIR Berbantuan. Selanjutnya sejak tahun 1986 muncul lagi PIR TRANS.

Sejak 1984 berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian No.853/1984,

pengembangan perkebunan besar kelapa sawit dilakukan dengan pola PIR,

(Risza,S.1994).

2.3. Daun Kelapa Sawit

Daun (folium) pertama yang keluar pada stadia bibit adalah berbentuk anceolate,

kemudian muncul bifurcate dan menyusul bentuk pinnate. Pada bibit yang berumur 5

bulan misalnya akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate. Pada 12 bulan

akan ada 5 anceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate. Pangkal pelepah daun atau petiole

adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun .

Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang

berputar kekiri dan kekanan tetapi kebanyakan putar kekanan. Pengenalan ini penting

diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai

sebagai standar pengukuran pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan

pengamatan lainnya. Produksi pelepah daun tergantung pada umur tanaman. Produksi

pelepah daun pada tanaman selama setahun dapat mencapai 20-30 kemudian akan

berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau kurang. Panjang cabang daun diukur dari

pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman dewasa sedang pada tanaman muda

kurang dari pangkal tersebut. Panjang pelepah ini dapat bervariasi tergantung pada

tipe varitasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun

di kiri kanan rachis. Jumlah anak daun pada tiap isi dapat mencapai 125-200. anak

daun yang tengah dapat mencapai panjang1,2 m. Berat satu pelepah dapat mencapai

4,5 kg berat kering, (Adlin,U,L.2008).

Universitas Sumatera Utara


Daun pertama yang keluar pada stadium benih berbentuk lanset (lanceolate),

beberapa minggu kemudian terbentuk daun berbelah dua (bifurcate) dan setelah

beberapa bulan terbetuk daun seperti bulu (pinnate) atau menyirip. Misalnya pada

bibit berumur lima bulan susunan daun terdiri atas 5 lanset, 4 berbelah dua, dan 10

berbetuk bulu. Susunan daun kelapa sawit mirip dengan kelapa (nyiur), yaitu

membentuk daun menyirip. Letak daun pada batang mengikuti pola tertentu yang

disebut filotaksis. Daun yang berurutan dari bawah ke atas membentuk suatu spiral,

dengan rumus daun 1/8. Terdapat dua pola filotaksis, yang secara sederhana dapat

dikatakan yang satu berputar kekiri, dan yang lain berputar kekanan, dimana

menunjukkan secara umum jumlah pohon yang jumlah filotaksisnya berputar kekiri

tidak berbeda dengan yang ke kanan, dan produktivitas pohon dengan kedua pola ini

pun tidak berbeda nyata. Hal ini berbeda dengan pendapat beberapa pakar mengenai

mengenai kalapa nyiur (cocos nucifera), yang kecendrungannya lebih banyak pohon

yang berpola filotaksis ke kiri, dan yang filotaksisnya ke kiri produktivitasnya dapat

20% lebih tinggi ketimbang yang kekanan. Sebenarnya pola filotaksis pada kelapa

sawit sangat rumit dan memiliki genetis.

Daun terdiri atas tangkai daun (petiole) yang pada kedua tepinya terdapat dua

baris duri (spines). Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama (rachis),

yang jauh lebih panjang dari tangkai dan pada kiri kanannya terdapat anak-anak daun

(pinna;pinnata). Tiap anak daun terdiri atas tulang anak daun (lidi) dan helai daun

(lamina). Anak daun terpanjang (pada pertengahan daun) dapat mencapai 250-300

helai per tahun pada pohon-pohon yang berumur 5-6 tahun, setelah itu di produksi

daun menurun menjadi 20-25 daun per tahun, (Semangun,H.2003).

Daun kelapa sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang

sejajar. Panjang pelepah dapat mencapai 9 meter, jumlah anak daun tiap pelepah dapat

Universitas Sumatera Utara


mencapai 380 helai. Panjang anak daun dapat mencapai 120 cm. pelepah daun sejak

mulai terbentuk sampai tua mencapai waktu ±7 tahun, jumlah pelepah dalam 1 pohon

dapat mencapai 60 pelepah.

Luas permukaan daun tanaman dewasa dapat mencapai 15 meter. Daun kelapa

sawit berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan alat respirasi. Oleh

karena itu pemangkasan pelepah daun sejauh mungkin dihindarkan, kecuali pangkas

pendahuluan dan pangkas pemeliharaan.

Jika pelepah dapat dipertahankan lebih lama berarti semakin lama pula proses

fotosintesis berlangsung dan semakin banyak bahan makanan yang dikirim ke buah.

Hal ini berarti tandan akan meningkat lebih berat, (Risza,S.1994).

2.3.1. Kesatuan Contoh Daun (KCD)

Kesatuan contoh daun adalah satu unit areal yang dipakai sebagai tempat pengambilan

contoh daun dari pokok yang ditetapkan. Unit areal ini harus dapat mewakili suatu

luasan yang tertentu yang seragam dalam hal jenis tanah dan kesuburannya, umur

tanaman, perlakuan yang diberikan dan memiliki variasi yang kecil dalam hal-hal

lainnya. Luasnya tergantung pada keseragaman tanaman dan tanah, misalnya 20, 25,

32, ha sesuai dengan luas blok. Dari tiap KCD dipilih 30 pokok yang memenuhi syarat

untuk dipakai sebagai pokok contoh. Untuk mendapat keseragaman yang lebih baik

dan mengurangi faktor kebetulan maka dikenal sistim tersebar yang ditetapkan

berdasarkan luas dan jumlah pokok. Sebagai contoh untuk areal yang luasnya 20,25,

30 dan 35 ha akan terdapat penyebaran pokok contoh. Pengambilan contoh daun dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistim terpusat dan tersebar.

Universitas Sumatera Utara


Untuk areal yang bergelombang atau berbukit penetapan pokok contoh tentu

tidak semudah diatas. Dalam hal ini diperlukan peta situasi yang benar dan

penempatan pokok secara tersebar agar mewakili tanaman pada areal tersebut.

Disamping cara tersebar ini, terdapat sistim lainnya yaitu sistim terpusat yakni

pokok contoh tersebut terkumpul pada 2 atau 3 barisan yang umumnya berada dengan

areal yang dianggap mewakili. Sistim ini dipakai kalau kondisi area dan tanaman

benar-benar homogen.

Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa

ketentuan seperti berikut :

a. Pokok normal

b. Sehat dan tidak terserang penyakit.

c. Tidak dekat dari jalan, parit atau bangunan.

d. Tidak bersebelahan dengan pokok mati atau sisipan

Pokok yang telah ditentukan ditandai dengan jelas, dinomori dan pokok ini

akan terus dipakai setahun sekali sebagai pokok contoh. Jika pokok contoh mati dapat

digantikan dengan pokok pada barisan yang sama. Untuk mempermudah mencari

pohon KCD, perlu dibuat tanda panah yang jelas dipinggir jalan atau pinggir blok.

Sementra itu, untuk rekomendasi pemupukan, contoh daun yang diambil dari pokok

contoh adalah daun yang ke-17. Daun ke-17 ini terpilih sebagai daun indikator yang

sensitiv atas perubahan yang terjadi dalam status hara. Jika karena suatu sebab daun

ke-17 rusak, maka dapat digantikan dengan daun dari pelepah ke-9 dari pokok yang

sama. Pokok yang sakit dapat digantikan oleh pokok tetangganya asal jelas disebut

nomornya dan pokok ini seterusnya akan dipakai sebagai gantinya. Pengenalan letak

daun ke-17 ini sangat perlu diketahui.

Universitas Sumatera Utara


2.3.2. Susunan Letak Daun Kelapa Sawit

Daun ke-9 maupun 17 ditentukan dengan memperhatikan susunan letak daun dapat

ditentukan dengan pedoman sebagai berikut :

a. Daun pertama adalah daun termuda, dimana helai daun telah mekar

seluruhnya.

b. Daun ke-3 letaknya 274 dari daun yang pertama dihitung dari daun kearah kiri

pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral ke kanan dihitung kearah

kanan pada tanaman yang mempunyai pusingan ke kiri.

c. Daun ke-9 berada dibawah 1 agak kesebelah kiri pada spiral kanan agak

kekanan pada pokok yang berspiral kiri.

d. Daun ke-17 letaknya dibawah daun ke-9 agak ke kiri pada pokok yang

berspiral kanan dan agak ke kanan pada pokok yang berspiral kiri.

2.4. Pengambilan Contoh Daun Tanaman Muda Kelapa Sawit

Pengambilan contoh daun pada tanaman muda sampai umur 1,5 tahun menggunakan

daun pelepah ke-3 dan pada tanaman umur 1,5-2,5 tahun dipakai daun pelepah ke-9.

Pekerjaan pengambilan contoh daun ini harus dilakukan dengan hati-hati dan tim yang

tetap hendaknya dibentuk pada setiap kebun atau afdeling. Pengambilanya hanya satu

kali setahun anggota tim dapat melakukan pekerjaan lain di luar waktu pengambilan

contoh daun tersebut. Cara lain adalah dengan meminta tenaga bantuan dari balai atau

PPKS. Setiap tim minimal terdiri 2 orang dan setiap hari hanya dapat menyelesaikan

satu KCD. Pengambilan sampel biasanya dilakukan minimal 2 bulan sesudah aplikasi

pupuk terakhir, tidak pada kemarau panjang dan dilakukan pada bulan yang sama

setiap tahun.

Universitas Sumatera Utara


Contoh daun diambil mulai jam 7.00-12.00 dan tidak waktu hujan. Dari

pelepah daun ke-17 ini diambil masing-masing 3 helai anak daun sebelah kiri dan

kanan. Letak anak daun yang diambil ini berada kira-kira diantara 1/2-1/3 bagian dari

ujung pelepah atau pada titik ujung permukaan daun bagian atas pelepah.

Helai daun dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan aquadest, lalu 1/3

dari ujung dan pangkal daun dipotong, sedangkan bagian tengahnya dipakai sebagai

contoh setelah dibuang lidinya. Helai daun dari pokok-pokok satu KCD dikumpulkan

menjadi satu dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan label yang berisi :

nama kebun, No.KCD, Afdeling, Blok, No.pelepah, tahun tanam, tanggal

pengambilan , dan nama petugas pencatat, (Adlin,U.L.2008).

2.4.1. Syarat Dalam Pengambilan Contoh Daun Kelapa Sawit

a. Dilakukan minimal 2 buah setelah pemupukan terakhir.

b. Tidak dilakukan pada musim kemarau panjang.

c. Tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm.

d. Untuk dapat membandingkan hasil analisa daun hendaknya pengambilan contoh

daun dilakukan pada bulan yang sama setiap tahunnya.

e. Untuk Tandan Buah Masak (TBM) pengambilan contoh daun dilakukan hanya

jika diperlukan dan pengambilan contoh daun mulai dapat dilakukan pada 6-12

bulan sesudah penanaman.

f. Pengambilan contoh daun dapat dilakukan oleh tim yang terdapat di setiap

afdeling atau divisi yang sebelumnya dilatih oleh lembaga yang terkait.

g. Satu tim untuk pengambilan contoh daun terdiri dari 2 orang, 1 orang untuk

mengambil daun dan 1 orang lagi untuk mengumpulkan contoh daun yang sudah

diambil dari atas pohon.

Universitas Sumatera Utara


h. Pembuatan peta Pesatuan Kesatuan Daun (KCD) yang baik akan sangat

membantu kelancaran pengambilan contoh daun, (Warta PPKS, 2007).

2.5. Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit

Menurut penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang

menyebut zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut, tiga unsur

yaitu karbon hidrogen, dan oksigen diperoleh dari udara, sedangkan dari 13 unsur lagi

disediakan oleh tanah. Jadi tanah sebagai dapur bagi tanaman setidaknya harus

tersedia 13 jenis menu agar pertumbuhannya normal. Ke-13 unsur tersebut adalah

Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalsium (Ca), Kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur atau

Belerang (S), Klor (Cl), Ferum (fe), Mangan (Mn), Kuprum atau Tembaga (Cu), Zinc

atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum (Mo). Akan tetapi terkadang tanah pun

tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap, atau biasa pula terjadi karena

sudah habis tersedot.

2.6. Kalium

Kalium adalah unsur kimia yang memiliki lambang K dengan nomor atom 19. Kalium

merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak 2.4%( berat) di

dalam kerak bumi.Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut di dalam air dan unsur

kalium sangat sulit diambil dari mineral – mineral tersebut. Kegunaan kalium yang

terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam

pembuatan kaca dan dalam proses pembuatan baja.(http://.chem-is-

try.org/tabel_periodik/kalium/)

Universitas Sumatera Utara


2.6.1. Sejarah Kalium

Unsur ini ditemukan oleh Humphry Davy pada tahun 1807 di inggris.Dia menemukan

unsur ini dari caustic soda (KOH) dan ini logam pertama yang diisolasi melalui

elektrolisis. Nama kalium berasal dari ” alkali ” yang merupakan kata berbahasa Arab

al qaly yang memiliki arti gugus karbon sisa pembakaran.Dan kata potasium berasal

dari potash yang merupakan kata berbahasa inggris yang berarti ekstrak alkali sisa

pembakaran dari kulit kayu dan daun,pada saat itupun strukturnya belum tergambar

dengan jelas, hanya gambaran sebagai potassium karbonat yang kita kenal saat ini.

(http:www.otsuka.co.id/conten=article)

2.6.2. Sifat-sifat Kalium

Secara umum Kalium sangat reaktif dan yang paling elektropositif diantara logam -

logam, kalium sangat lunak, ringan dan memiliki warna keperak-perakan , kalium

sangat cepat teroksidasi dengan udara, dan sangat reaktif terutama dalam air, dan

secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium.(http://chem-is-

try.org/tabel_periodik/kalium)

2.8 Manfaat Kalium Pada Tanaman

Kalium merupakan unsur untuk pertumbuhan di dalam tanaman, berfungsi untuk

mensintesa protein, lemak, dan biji-bijian. Kebutuhan tanaman terhadap ion K+ tidak

dapat diganti secara lengkap oleh ion alkali lain, Tanpa kalium tanaman tidak mampu

mencapai pertumbuhan yang maksimal. Adapun manfaatnya sebagai berikut :

a. Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

Universitas Sumatera Utara


b. Memperkuat tubuh tanaman sehingga daun,bunga dan buah tidak mudah

rontok.

c. Memperluas pertumbuhan akar yang baik sehingga tanaman dapat mengambil

unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan tanaman menjadi sehat.

d. Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa panen.

2.9 Gejala Kekurangan Unsur Hara Kalium Bagi Tanaman

Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan

tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-

penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda

Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman,

tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali

memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada

umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan

fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun-

daunnya.

Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan

unsur hara terlihat sebagai berikut:

Kekurangan unsur hara Kalium (K)

a. Terhambatnya perkembangan tunas ujung tanaman sehingga menjadi lemah

yang mungkin berakhir dengan berpucuk kecil dan mati(dieback)

b. Warna kuning di pinggir dan diujung daun yang sudah tua,yang akhirnya

mengering dan rontok

c. Batang dan cabang tanaman lemah dan mudah rebah

Universitas Sumatera Utara


d. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-

kerdil, nampak jelas warna buah tidak merata. (Novizan.,2005)

2.10. Spektrofotometri Serapan Atom

2.10.1. Pendahuluan

Spektrofotomteri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer

dan fotometer. Spektrofotometer manghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau

diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer,ketika

mengamati garis – garis hitam pada spektrum matahari.Spektroskopi serapan atom

pertama kali digunakan pada tahun 1955 oleh Walsh.Sesudah itu, tidak kurang dari 65

unsur diteliti dan dapat dianalisis dengan cara tersebut.Spektroskopi serapan atom

digunakan untuk analisis kuantitatif unsur – unsur logam dalam jumlah sekelumit

(trace) dan sangat sekelumit ( ultratrace).Cara analisis ini memberikan kadar total

unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul dari

logam dalam sampel tersebut.Cara ini cocok untuk analisis sekelumit logam karena

mempunyai kepekaan yang tinggi karena pelaksanaannya relatif sederhana , dan

interfensinya sedikit.Spektroskopi serapan atom di dasarkan pada penyerapan energi

sinar oleh atom-atom netral ,dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau

ultraviolet. Di dalam garis besarnya prinsip spektroskopi serapan atom sama saja

dengan spektroskopi sinar tampak dan ultraviolet. Perbedaannya terletak pada bentuk

spektrum , cara pengerjaan sampel dan peralatannya.

Universitas Sumatera Utara


2.10.2.Prinsip Dasar Analisa SSA

Metode Spektroskopi serapan atom (SSA) mendasarkan pada prinsip absorbsi cahaya

oleh atom. Atom – atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang

tertentu,tergantung pada sifat unsurnya (Rohman.A.2007).

Perpanjangan spektrofotometri absorpsi atom ke unsur – unsur lain semula

merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Telah lama ahli kimia

menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala

sebagai alat analitis.Dalam tahun 1955 Walsh menekankan bahwa dalam suatu nyala

yang lazim, kebanyakan atom berada dalam keadaan elektronik dasar bukannya dalam

keadaan tereksitasi.Misalnya untuk transisi yang menghasilkan garis natrium kuning

pada 589 nm, rasio banyaknya atom tereksitasi terhadap keadaan dasar,pada 2700O C,

kira – kira adalah 6 x 10-4.Absorpsi atom berkembang dengan cepat selama tahun

1960, instrument komersial menjadi tersedia, dan teknik itu sekarang sanagat meluas

digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam, dan sampel yang

sangat beraneka ragam.

Pada prinsipnya tentu saja tidak ada masalah yang harus dikaitkan dengan pengukuran

absorbans dari populasi atom keadaan dasar yang terkungkung dalam dalam suatu

ruang cocok,namun terdapat jumlah kesulitan dalam memperoleh populasi tersebut

dengan cara yang dapat diulang.lazimnya suatu larutan yang mengandung logam yang

harus ditetapkan – misalnya Pb2+ atau Cu2+ dimasukkan kedalam nyala sebagai suatu

aerosol, suatu kabut yang terdiri dari tetesan yang sangat halus.Ketika butiran ini

melaju melewati nyala ,pelarutnya menguap, dan dihasilkan bintik – bintik halus dari

dari materi berupa partikel.Zat padat ini kemudian berdisosiasi ,sekurangnya sebagian

Universitas Sumatera Utara


untuk menghasilkan atom – atom logam.Semua tahap ini berlangsung dengan jarak

beberapa sentimeter ketika partikel partikel-partikel sampel itu diangkat dengan

kecepatan tinggi oleh gas – gas nyala.Bila disinari dengan benar kadang -kadang dapat

terlihat tetes-tetes sampel yang belum menguap keluar dari puncak nyala, dan gas –

gas nyala itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk sebagai akibat tekanan

rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi itu. Karena masalah kinetic yang serius

dengn atomisasi nyala dank arena kepekaan menurun sangat banyak oleh diencerkan

populasi atom analit oleh gas – gas dalam nyala mata telah dikembangkan tanur

istimewa untuk menggantikan nyala dalam spektrofotometri absorpsi atom akhir –

akhir ini.Tanur ini membawa masalahnya sendiri namun menawarkan juga

keunggulan (Underwood.1998).

2.10.3.Instrumentasi

2.10.3.1.Skema Peralatan SSA

Gambar .1.Bagan Alat Spektrofotometer Serapan Atom

Keterangan Gambar : A : Lampu katoda berongga

B : Nyala

C : Monokromator

D : Detektor

E : Amplifier

F : Rekorder

Universitas Sumatera Utara


A.Lampu Katoda Berongga

Lampu katoda berongga terdiri dari tabung kaca tertutup yang mengandung suatu

katoda atau anoda.Katoda tersebut berbentuk silinder berongga yang terbuat dari atau

yang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang akan

dianalisa. Tabung lampu tersebut diisi dengan gas mulia neon atau argon, intensitas

pancaran lampu yang lebih tinggi (Khopkar,SM.2003)

B.Nyala

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi

bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Suhu yang dapat dicapai

oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan. Pemilihan macam bahan

pembakar dan gas pengoksida serta komposisi perbandingannya sangat mempengaruhi

suhu nyala.Sumber nyala yang paling banyak digunakan adalah campuran asetilen

sebagai bahan pembakar dan udara sebagai pengoksidasi. Propana-udara dipilih untuk

logam-logam alkali karena suhu nyala yang lebih rendah akan mengurangi banyaknya

ionisasi.(Rohman.A.2007)

C.Monokromator

Tujuan monokromator adalah untuk memilih garis pancaran tertentu dan memencilkan

dari garis-garis lain dan kemungkinan dari pancaran pita molekul.kisi difraksi pada

umumnya lebih sering digunakan karena sebaran yang dilakukan oleh kisi lebih

seragam dari pada yang dilakukan oleh kisi lebih seragam dari pada yang dilakukan

oleh prisma dan akibatnya instrument kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih

tinggi sepanjang jangka panjang gelombang yang lebih besar.(Basset,J,et.al.1994)

Universitas Sumatera Utara


D.Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat

pengatoman(Rohman,A.2007).

Detektor dapat diatur sedmikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak

memberikan respon terhadap emisi yang berasal dari eksitasi

termal(Khopkar,SM.2003).

E.Rekorder(Readout)

Rekorder merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem

pencatat hasil.Pencatat hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk

pembacaan suatu transmisi atau absorbsi.Hasil pembacaan dapat berupa angka atau

berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi atau intensitas

emisi.(Rohman,A.2007).

2.10.3.2.Cara Kerja SSA

Setiap alat Spektrofotometri serapan atom (SSA) terdiri atas tiga komponen berikut :

a) Unit atomisasi

b) Sumber radiasi

c) Sistem pengukur fotometrik

Atomisasi dapat dilakukan dengan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk

mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energy

panas.Temperatur harus benar – benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses

atomisasinya sempurna.Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur

terlalu tinggi.Bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan kedalam kamar pencampur

kemudian dilewatkan melalui baffle menuju pembakar.Nyala yang akan dihasilkan

Universitas Sumatera Utara


sampel dihisap masuk kekamar pencampur.Dengan gas asetilen dan oksidator udara

tekan,temperature dapat dikendalikan secara elektris.Biasanya temperature dinaikkan

secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiakan senyawa yang

dianalisis(Khopkar,S.M.2003).

2.11. Persiapan Contoh Daun

2.11.1.Membersihkan Contoh Daun Tanaman Kelapa Sawit

Contoh yang telah diterima dilaboratorium terlebih dahulu dicatat dan diberi nomor

laboratorium secara beraturan. Contoh segera dibersihkan dengan kapas yang telah

dibasahi air destilasi. Bagian tulang kasar (lidinya) dibuang dengan gunting, begitu

juga bagian pinggir daun terutama daun yang agak lebar digunting dan dibuang.

Kemudian contoh daun dimasukkan ke dalam kain kelambu ukuran 15 x 30 cm dan

disertai label nomor contoh/nomor laboratorium.

2.11.2. .Mengeringkan dan Menggiling

Contoh daun yang sudah bersih di dalam kantong kelambu dkeringkan dalam oven

pengering pada suhu 105oC terus menerus sampai contoh daun menjadi kering dengan

indikasi terasa rapuh bila diremas dengan tangan. Contoh daun kering digiling dengan

mesin giling listrik menggunakan saringan kehalusan <1 mm. contoh daun yang sudah

halus dimasukkan ke dalam mangkuk plastik pakai tutup disertai label nomor contoh

dan siap untuk dianalisa.

Universitas Sumatera Utara

You might also like