Professional Documents
Culture Documents
Problematika Kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq Sebagai Khulafaur Rasyidin Pertama
Problematika Kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq Sebagai Khulafaur Rasyidin Pertama
ABSTRAK
Sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, muncul
persoalan yang penting mengenai siapa orang yang berhak menggantikan
kedudukan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai kepala negara.
Masa pemerintahan saat itu dinamakan masa Khulafaur Rasyidin. Sebagaimana
yang diketahui bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak menunjuk
seseorang secara langsung sebagai penerusnya. Maka dikalangan umat Islam terjadi
pergolakan karena perdebatan kepemimpinan. Abu Bakar As-Shiddiq ditunjuk
sebagai pemimpin umat Islam pertama sepeninggal nabi. Abu Bakar As-Shiddiq
menjabat sebagai khalifah selama dua tahun saja. Metode yang digunakan dalam
penulisan ini adalah tinjauan literatur. Tulisan ini memaparkan bagaimana di dalam
masa pemerintahannya yang singkat tersebut terdapat banyak peristiwa atau
kebijakan yang ia tempuh yang mewarnai sejarah kaum muslimin. Adapun
peristiwa yang penting itu seperti peperangan melawan nabi palsu, orang-orang
murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat. Pada masa pemerintahannya
lah Al-Quran terkumpul dalam satu mushaf, yang mana merupakan dasar awal dari
pembukuan Al-Quran dan dalam hal memperluas ekspansi dakwah keislaman juga
dilakukan hingga ke irak dan syam. Dapat disimpulkan bahwa masa pemerintahan
Abu Bakar sebagai Khulafaur Rasyidin masih sejalan sebagaimana yang
dilaksanakan pada masa Nabi baik materi maupun lembaga pendidikanya, karena
Abu Bakar termasuk sahabat terdekat yang hidup sezaman dengan Nabi. Masa
pemerintahan Abu Bakar tidak lama, tapi beliau telah berhasil memberikan dasar-
dasar kekuatan bagi perjuangan perluasan dakwah dan pendidikan Islam.
Kata kunci : Abu Bakar, Khulafaur Rasyidin, Kepemimpinan
PENDAHULUAN
Abu Bakar adalah salah seorang sahabat terdekat Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam, dan termasuk di antara orang-orang yang pertama masuk Islam
(assabiqunal awwalun). Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah al-
Tamimi. Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul Ka`bah. Kemudian nama
itu ditukar oleh Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam menjadi
Abdullah.(Junadi Lubis, 2013) Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam karena ia seorang yang paling awal masuk Islam,
sedang gelar al-Siddîq yang berarti “amat membenarkan” adalah gelar yang
diberikan kepadanya karena ia amat segera membenarkan Rasulullah
° ﺿ ٰى َ َوﻟَ َس ْو° إِﱠﻻ اﺑْتِﻐَﺎءَ َو ْج ِه َرﺑِِّه ْاﻷ َْعلَ ٰى° َح ٍد ِعْن َدهُ ِم ْن نِ ْع َم ٍة ُْﲡَز ٰى
َ ف يَـْر
ِ
َ َوَمﺎ ﻷ
KESIMPULAN
Kekacauan kepemimpinan terjadi selepas wafatnya Rasulullah karena Nabi
Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam tidak meninggalkan pesan, baik berupa
wasiat dalam bentuk penunjukkan seseorang untuk menggantikan posisinya, atau
tata cara yang dapat dilakukan untuk menunjuk seseorang dalam proses
pengangkatan pengganti Nabi sebagai kepala negara. Akibatnya terjadilah
perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, masing-masing kelompok
mengajukan wakilnya untuk dijadikan sebagai penerus serta pengganti Nabi
Muhammad untuk memimpin umat Islam pada masa itu. Hal ini terjadi bahkan
sebelum jenazah Nabi dimakamkan, sebagian orang telah memulai forum
pemusyawarahan untuk mempertimbangkan siapa yang akan menggantikan beliau
sebagai pemimpin negara. Kaum Anshar lebih awal memprakarsai suatu pertemuan
itu di Tsaqifah Bani Sa’idah. Pertemuan itu, secara spontan diadakan dan pertama
muncul wacana pengangkatan salah seorang sahabat dari kalangan Anshar yang
bernama Saad bin Ubaidah sebagai khalifah. Namun kaum Muhajirin dibawah
perwakilan Abu Bakar Umar Bin Khattab dan Ubaidah bin Jarrah mendatangi
pertemuan tersebut maka, tejadilah perdebatan yang alot. Abu Bakar dengan tenang
mulai berbicara. Beliau memberikan pertimbangan tentang kariteria pengganti Nabi.
Lalu mengajukan dua tokoh Quraisy, Umar bin Khattab dan Abu Baidah bin Jarrah,
untuk dipilih salah satunya. Orang-0rang Ansar sangat terkesan dengan penjelasan
Abu Bakar dan tampak berharap kepadanya, namun segera Umar bin Khattab
berdiri dan mengajukan Abu Bakar sebagai pengganti Nabi. Pasalnya, bahwa Abu
Bakar jauh lebih tepat dari pada dirinya. Sebab, menurutnya, Abu Bakar adalah
orang kepercayaan Nabi, jika beliau uzur menjadi imam shalat, maka Abu Bakar
diminta untuk menggantikannya. Atas dasar itu, hadirin tidak keberatan menerima
Abu Bakar sebagai Khalifah.
Abu Bakar menjabat sebagai khalifah selama dua tahun. Dalam masa
pemerintahan tersebut, ia melanjutkan misi ekspedisi Usama bin Zaid yang telah
dipersiapkan Rasulullah pada masa hidupnya, mengambalikan kaum muslimin
dalam ajaran Islam yang benar dan memerangi kaum murtad, mengumpulkan
Alqur’an dalam satu mushaf, dan mengirim pasukan ke Irak dan Syam untuk
menyebarkan ajaran Islam.
REFERENSI
Jurnal
Junaidi Lubis.2013. Kontribusi Peradaban Islam Masa Khulafaurrasyidin:
Pembentukan Masyarakat Politik Muslim. Jurnal Madania 17 (1) : 53, 76
H.M Dahlan. 2017. Kontribusi Abu Bakar Terhadap Perkembangan Islam. Jurnal
Rihlah 5 (2) : 130-132
Z. Ikromi, “Pendekatan Istishlāhi dalam Ijtihad Abu Bakar Al-Shiddiq,” Mazahib, vol. 16,
no. 1, p. 50, 2017, doi: 10.21093/mj.v16i1.678.
8|Jurnal Sejarah Peradaban Islam
Marzuki.2006. Pendidikan Agama Islam .Surakarta. Mediatama. 129
Ely Zainudin Ely. 2015. Peradaban Islam Pada Masa Khulafaur Rasyidin.
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Jurnal Intelegensia 3 (1) : 51
Nur Huda Fathul. 2018. Manajemen Pemerintahan Khalifah Abu Bakar As Shiddiq
Dalam Pengembangan Dakwah Islam. Skripsi. IAIN Purwokerto : 26
Nina Aminah. 2015. Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin. UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Jurnal Tarbiya 1 (1) : 34,36
Afandi. 2018. Khulafaur Rasyidin Dan Anatomi-Dialektik Pendidikan Politik
Penguasa . STIT Al-Ibrohimy Bangkalan. Jurnal Al-Ibrah 3 (2) : 110
Utomo Yuana Tri. 2017. Kisah Sukses Pengelolaan Keuangan Publik Islam
(Perspektif Historis). Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara. Jurnal
Ekonomi Islam 17 : 163
Aminah, Nina. 2015. “Pola Pendidikan Islam Periode Khulafaur Rasyidin.” Jurnal Tarbiya 1:
31–46.
Anis, Muhammad. 2020. “Perkembangan Politik Masa Al-Khulafa Al-Rasyidun.” Jurnal Al-
Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan 8(1): 52–72.
Dahlan, H. Muh. 2017. “KONTRIBUSI ABU BAKAR TERHADAP PERKEMBANGAN
ISLAM.” Jurnal Rihlah 5(2): 126–37.
Mulawarman. 2020. “PIDATO PERTAMA ABU BAKAR DI DEPAN KAUM ANSHAR.”
Jurnal BIDAR 10: 27–36.
Rahmatullah, Muhammad. 2014. “Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.” Jurnal
Khatulistiwa - Journal of Islamic Studies 4(2): 197–204.
Siri, Hasnani. 2017. “ABU BAKAR: FUNGSI KEKHALIFAHAN DAN
KEBIJAKSANAANNYA MEMERANGI KAUM MURTAD.” Zawiyah Jurnal
Pemikiran Islam 3(1): 170–83.
Suriana. 2013. “DIMENSI HISTORIS PENDIDIKAN ISLAM (Masa Pertumbuhan,
Perkembangan, Kejayaan, Dan Kemunduran).” Jurnal Pionir 1: 14–27.
Sutisna. 2014. “URGENSI KEPALA NEGARA DAN PENGANGKATANNYA DALAM
ISLAM Urgensi Head of State and His Appointment in Islam Kajian Teori.” Jurnal
Sosial Humaniora 5: 43–49.
Zainudin, Ely. 2015. “Peradaban Islam Pada Masa Khulafah Rasyidin.” Jurnal Intelegensia
03(01): 50–58.
Buku
Amin, Samsul Munir. 2021. Sejarah Peradaban Islam. ed. Lihhiati. Jakarta: Amzah.