Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

MAKALAH

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Syariah

Disusun Oleh:

1. Ananda Yasmika Putri (205105030016)


2. Ildayatur Rofiah (205105030024)
3. Irma Hidayati (204105030100)
4. M. Farhan Ali Firdaus (205105030012)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

SEPTEMBER 2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................. i

Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Masalah dan Topik Pembahasan ................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Analisis Laporan Keuangan .......................................................................... 3


B. Analisis Rasio ............................................................................................................. 5
C. Analisis Trend ............................................................................................................ 10
D. Analisis Common Size ................................................................................................ 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Laporan
Keuangan Syariah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Munir Is’adise.M.Akun pada mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Analisis Laporan Keuangan Syariah”
bagi para pembaca dan penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Munir Is’adise.M.Akun selaku dosen
Manajemen Keuangan Syariah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, September 2021

Tim Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlu diketahui bahwasannya di dalam perusahaan harus memiliki sistem
keuangan yang kuat karena nantinya sistem ini yang akan dipegang oleh perusahaan
sebagai pertimbangan atas pekiraan-perkiraan pendapatan dan pengeluaran di masa
yang akan datang. Seseorang yang memiliki kemampuan di dalam sistem keuangan
akan memiliki posisi yang aman di dalam perusahaan dan biasanya menjadi tangan
kanan dari perusahaan tersebut.
Sistem keuangan berbeda-beda karena ada yang memilih sistem keuangan
syariah dan sistem keuangan konvensional. Biasanya gambaran seperti ini di kenal
sebagai lembaga keuangan. Laporan keuangan syariah adalah laporan keuangan yang
bentuk penyajiannya sesuai dengan entitas atau kaidah-kaidah syariah. Sedangkan
Laporan keuangan konvensional adalah laporan keuangan yang memberikan
informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahannya serta hasil yang
dicapai pada periode tertentu.
Laporan keuangan konvensial dan syariah sejatinya merupakan jenis laporan
yang memuat sebagian besar hal-hal yang sama dan intinya melaporkan kinerja
perusahaan sembari memperlihatkan posisi perusahaan saat ini terkait dengan
kekayaan dan kewajiban. Namun ada beberapa perbedaan yang menjadikan keduanya
merupakan laporan keuangan yang berbeda. Diantaranya yaitu, sudut pelaporan, akad
dan legalitas, organisasi, penyelesaian sengketa, serta usaha yang dibiayai.
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun
rumusan masalah yang diangkat yaitu:
1. Bagaimana konsep Analisis Laporan Keuangan Syariah?
2. Apa yang dimaksud dengan Analisis Rasio?
3. Apa yang dimaksud dengan Analisis Trend?
4. Apa yang dimaksud dengan Analisis Common Size?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memecahkan masalah mengenai
Analisis Laporan Keuangan Syariah, diantaranya yaitu:
1. Mengetahui konsep Analisis Laporan Keuangan Syariah.

1
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Rasio.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Trend.
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Common Size.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Analisis Laporan Keuangan Syariah


Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu analisis dan laporan
keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi
berbagai unit terkecil. Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan
aliran kas. Jadi analisis laporan keuangan sebagai mana dikemukakan oleh Maith
dalam Harahap (2011), yaitu: ”Analisis laporan keuangan adalah penguraian pos-pos
laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya
yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan
yang tepat”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan
mencakup semua pos-pos laporan keuangan dan menjelaskan semua pos-pos tersebut
sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan dapat digunakan untuk mengambil
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Metode dan teknik analisis laporan
keuangan digunakan untuk menentukan serta mengukur hubungan antara pos-pos
yang ada dalam laporan keuangan sehingga dapat dimengerti oleh para pemakai
informasi. Metode Analisis Laporan Keuangan menurut Weygant (2008) terdiri dari:
1. Analisis horizontal adalah mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama
periode waktu tertentu.
2. Analisis vertikal adalah mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan
setiap pos dalam keuangan sebagai presentase dari jumlah yang menjadi dasar.
3. Analisis rasio menyatakan hubungan diantara pos-pos tertentu dari data laporan
keuangan.
Teknis analisis laporan keuangan menurut Harahap (2007) adalah sebagai
berikut:
1. Perbandingan laporan keuangan (perubahan tahun ke tahun)
2. Seri trend atau indeks
3. Laporan keuangan Common Size (bentuk awam) merupakan analisis struktur laporan
keuangan

3
4. Analisis rasio
5. Analisis khusus: ramalan kas, analisis laporan keuangan, laporan variasi gross margin
analisis break event, analisis dupont. Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa metode
dan teknik analisis laporan keuangan manapun yang digunakan adalah merupakan
suatu permulaan dari proses analisis yang diperlukan dalam menganalisis laporan
keuangan, pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu membuat data dapat
lebih dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan tentang
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
kelemahan ini, manajemen akan dapat memeperbaiki atau menutupi
kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan harus
dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan
modal selanjutnya kedepan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama periode tersebut. Bagi
pihak pemilik dan manjemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat
merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus
dilakukuan kedepan. Perencanaan kedepan dengan cara menutupi kelemahan
yang ada, mempertahakan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan dan
berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya
selama periode ini.1
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan
keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas
perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut
sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang
perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk mengalisis laporan keuangan
maka diperlukan penguasaan terhadap:
a. Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi)
b. Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu
c. Teknik analisisnya
d. Segmen dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan

1
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan” 2014..........hal.66

4
ekonomi baik internasional maupun nasional.2
Konsep dari analisis laporan keuangan syariah sendiri yaitu mengonfersikan
atau mengubah data laporan keuangan menjadi sebuah informasi secara detail yang
nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan.
Proses analisis merupakan proses yang berbanding terbalik dari proses akuntansi.
Proses input berupa data yang kemudian diproses menggunakan teknik-teknik analisis
bank syariah. Sedangkan proses output berupa informasi yang dijadikan pengambilan
keputusan dari suatu perusahaan.
4. Analisis Rasio
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan ke pos lain yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan. Teknik ini digunakan para analisis laporan keuangan.
Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi
yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan posnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi
dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian.
1. Keunggulan Analisis Rasio
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.
Keunggulan tersebut antara lain :
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan
keuangan yang sangat rinci dan rumit
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-core)
e. Menyeimbangkan ukuran perusahaan
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau time series
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang
2. Keterbatasan Analisis Rasio

2
Syafri Harahap, Sofyan, “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, Jakarta :Rajawali pers, 2015, Cet,12, hal. 1

5
Teknik analisis rasio juga memiliki keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaanya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. Adapun keterbatasan-
keterbatasan analisis rasio adalah :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakaiannya
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik seperti ini
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio
d. Sulit jika data yang diperoleh tidak sinkron
e. Dua perusahaan dibandingkan biasa saja teknik dan standar akuntansi yang dipaki
tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan
kesalahan.3
3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau
kewajiban yang sudah jatuh tempo. Masalah likuditas tidak lepas dari
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yaitu
hutang jangka pendek yang harus segera dibayar. Jumlah alat-alat pembayaran
yang dimilki perusahaan pada suatu saat tertentu, merupakan kekuatan
membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan (Lembaga
Keuangan) dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban hutang-
hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.4
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek. Suatu bank dianggap likuid apabila bank tersebut mempunyai
kesanggupan untuk membayar penarikan giro, tabungan, deposito berjangka,
pinjaman bank yang segera jatuh tempo, pemenuhan kredit tanpa adanya suatu
penundaan (kredit yang direalisasi). Manajemen likuiditas diartikan sebagai
suatu kegiatan yang meliputi perkiraan secara terus menerus akan kebutuhan
kas yang seketika dihadapi oleh bank, perkiraan kebutuhan jangka pendek

3
Syafri Harahap, Sofyan, “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”....... hal. 297
4
Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007 hal.278

6
serta perkiraan kebutuhan kas jangka panjang. Suatu bank diberi predikat
likuid apabila :
a. Mempunyai primary reserves yang cukup guna memenuhi kebutuhan
likuiditas
b. Apabila primary reserves yang dimilikinya tidak mencukupi, bank
mempunyai secondary yang cukup dan dapat diubah menjadi alat likuid
segera dengan tidak menimbulkan kerugian yang berarti
c. Bank mempunyai kemampuan untuk mendapatkan alat-alat likuid melalui
berbagai cara antara lain melalui pinjaman di pasar uang.5

Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Financing to


Deposit Ratio (FDR). Financing to Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan
dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah
pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi dana
yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK) yang besar maka akan mendapat
Return on Asessts (ROA) akan semakin meningkat, sehingga FDR
berpengaruh positif terhadap ROA.

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk Financing to Deposit Ratio


(FDR) adalah 80 % hingga 110%. Jika rasio FDR suatu bank berada pada
angka dibawah 80%, maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya
dapat menyalurkan dana sebesar tersebut dari dana yang dihimpun. Karena
fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak
yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio
FDR ini dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang
membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak
menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio FDR lebih dari
110%, berarti total pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana
yang dihimpun. Maka bank dalam kondisi ini juga dikatakan bahwa tidak
menjalankan fungsinya dengan baik.

5
Pandia, Frianto.,”Manajemen Dana dan Kesehatan Bank:, Jakarta : Rineka Cipta, 2012,
hal. 113

7
Tetapi jika bank tersebut memiliki Financing to Deposit Ratio (FDR)
berada pada standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba
yang diperoleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut
mampu menyalurkan pembiayaannya dengan efektif). Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :6

FDR = Jumlah Dana yang Diberikan / Total Dana Pihak Ketiga

b. Rasio Rentabilitas
Analisis rasio rentabilitas adalah alat ukur untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Rentabilitas menunjukkan tidak hanya jumlah
kuantitas dan trend earning tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi
ketersediaan dan kualitas earning. Keberhasilan bank yang diukur dengan dua
rasio yang memiliki bobot yang sama. Bank Indonesia menilai kondisi
rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua jenis indikatornya
yaitu:
 Return on Assets (ROA) atau Return on Equity (ROE), dan (2) Rasio
Biaya Operasional terhadap Pnedapatan Operasional (BOPO).

Suatu bank dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi sehat apabila:

 Rasio tingkat pengembalian (ROA) dan (ROE) menacapai sekarang


kurangnya 1,5% dan (2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) tidak melebihi 93,5%. Return on Equity (ROE)
adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
(setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank, rasio ini menunjukkan
tingkat persentase yang dihasilkan. Return on Asetss (ROA) adalah
rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
(sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank yang
bersangkutan.7 Return on Asetss (ROA) adalah salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

6
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitasbilitas perbankan syariah di
Indonesia”, Jurnal ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.9, No.1, (Mei 2011), hal.59
7
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitasbilitas perbankan syariah di
Indonesia”......... hal.55

8
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio rentabilitas
ini sekaligus menggambarkan efisiensi kinerja bank yang
bersangkutan. Return on Assets (ROA) sangat penting, karena rasio ini
mengutamkan nilai retabilitas suatu bank yang diukur dengan aset
produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga
(DPK). Semakin besar Retun on Asetss (ROA) suatu bank maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah di wakili
oleh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), dengan
rumus sebagai berikut :
ROA = Laba Bersih / Total Akitiva
ROE = Laba Bersih / Modal Sendiri8

Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan


kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai untuk
memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi
kebutuhannya yang lain. Disamping itu bank juga harus dapat menjamin
kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya
memenuhi asetnya secara cepat dengan kerugian yang minimal. Rasio ini
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalakan pembiayaan
yang diberikan sebagai likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut
membrikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk
pembiyaan semakin besar.

c. Rasio Permodalan
Modal perusahaan yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia
terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau
secondary capital. Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri dari atas
modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak,
dengan perincian sebagai berikut: modal disetor, agio saham, cadangan umum,

8
Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitasbilitas perbankan syariah di
Indonesia”, Jurnal ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.9, No.1, (Mei 2011), hal.55

9
cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, bagian
kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.
Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum
sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Prosentase
kebutuhan modal ini disebut dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan
rumus sebagai berikut:
CAR = Modal perusahaan / Aktiva Tertimbang9
5. Analisis Trend
Menurut Muktiadji (2009), analisis trend bertujuan untuk mengetahui tendensi
atau kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan dimasa yang akan datang
baik kecenderungan akan naik,turun maupun tetap. Teknik analisis ini biasanya
digunakan untuk menganalisis laporan keuangan yang meliputi minimal 3 periode
atau lebih.Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan
melalui rentang perjalanan waktu yang sudah lalu dan memproyeksi situasi masa itu
ke masa berikutnya. Berdasarkan data historis itu dicoba melihat kecenderungan yang
mungkin akan muncul dimasa yang akan datang menggunakan metode angka indeks.
Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend
atau arah dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun, atau menetap. Hasil
analisis trend biasa dihitung dalam persentase.
Menurut Kasmir (2012:82), analisis trend atau tendensi merupakan analisis
laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Jika data yang
digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka
indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau
trend atau arah dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun, atau tetap.
Dalam analisis trend harus ditentukan tahun dasar sebagai pembanding. Baru
kemudian dicarikan angka indeksnya. Rumus untuk mencari angka Indeks adalah
sebagai berikut.
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 = 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 / 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑥 100%
Contoh:
PT. Sumber Rejeki
Laporan Laba Rugi Perbandingan
Periode 31 Desember 2018-2021

9
Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama,. Op Cit , hal.279-280

10
Pos-Pos Laba Rugi Tahun Tahun Tahun Tahun Trend % Trend % Trend %
2018 2019 2020 2021 2019 2020 2021

Penjualan 2.600 2.850 3.000 3.400 110% 115% 131%


HPP 1.220 1.350 1.400 1.600 111% 115% 131%
Laba Kotor 1.400 1.500 1.600 1.800 107% 114% 129%
Biaya Penjualan 500 530 550 570 106% 110% 114%
Biaya Umum 260 270 270 280 104% 104% 108%
Total Biaya Operasi 760 800 820 850 105% 108% 112%
Laba Bersih 640 700 780 950 109% 122% 148%
Operasi
Tabel 1.1
D. Analisis Common Size
Menurut Kasmir (2012:91), analisis persentase per komponen merupakan
teknik analisis laporan keuangan dengan menganilisis komponen – komponen yang
ada dalam laporan keuangan, baik yang ada neraca maupun laba rugi. Menurut Hanafi
dan Halim (2009:49), analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap –
tiap rekening dalam laporan laba –rugi dan neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk laporan laba – rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Adapun cara pengukurannya adalah:
a. Neraca:
1. Total aktiva digunakan sebagai dasar (Penyebut) dengan angka 100%, sehingga
untuk pos pos aktiva dipersentasikan ke angka total aktiva.
2. Total pasiva digunakan sebagai dasar (Penyebut) dengan angka 100% sehingga
untuk pos-pos pasiva dipersentasikan ke angka total pasiva.
b. Laporan Laba-Rugi:
Penjualan digunakan sebagai dasar (Penyebut) dengan angka 100%, sehingga
komponen pos laba-rugi selain penjualan dikonversikan ke angka persentase dari
penjualan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis laporan keuangan adalah penguraian pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

12
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan yang
tepat. Untuk mengalisis laporan keuangan maka diperlukan penguasaan terhadap:
 Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi)
 Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu
 Teknik analisisnya
 Segmen dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi
baik internasional maupun nasional.
Konsep dari analisis laporan keuangan syariah sendiri yaitu mengonfersikan
atau mengubah data laporan keuangan menjadi sebuah informasi secara detail
yang nantinya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam sebuah
perusahaan. Proses analisis merupakan proses yang berbanding terbalik dari
proses akuntansi. Proses input berupa data yang kemudian diproses menggunakan
teknik-teknik analisis bank syariah. Sedangkan proses output berupa informasi
yang dijadikan pengambilan keputusan dari suatu perusahaan.
Menurut Harahap (2013:297), rasio keuangan merupakan angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Beberapa jenis
analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage (Solvabilitas) menggambarkan hubungan antara utang
perusahaan terhadap modal maupun aset.
3. Rasio Aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian,
dan kegiatan lainnya.
4. Rasio Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Menurut Kasmir (2012:82), analisis trend atau tendensi merupakan analisis


laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Jika
data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan
adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui

13
kecenderungan atau trend atau arah dari posisi keuangan, apakah meningkat,
menurun, atau tetap.

Menurut Kasmir (2012:91), analisis persentase per komponen merupakan


teknik analisis laporan keuangan dengan menganilisis komponen – komponen
yang ada dalam laporan keuangan, baik yang ada neraca maupun laba rugi.
Menurut Hanafi dan Halim (2009:49), analisis common size disusun dengan
jalan menghitung tiap –tiap rekening dalam laporan laba –rugi dan neraca
menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba – rugi) atau dari total
aktiva (untuk neraca).

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M.M , dan A. Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat.UPP
STIM YKPN, Yogyakarta.

Harahap, S.S. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kesebelas. PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta.

14
Innayati, N. 2013. Common size statement, Perbandingan, dan Rasio Profitabilitas
dalam menilai Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa efek Indonesia.
Skripsi. Jurusan Manajemen. Surabaya.

Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keenam. Rajawali Pers. Jakarta.
Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 tahun 2002 Penilaian Tingkat Kesehatan Badan
Usaha Milik Negara. 04 Juni 2002. Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.

Kasmir, 2014. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Edisi Revisi Cetakan
Keempat Belas. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir, (2015). “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT


RajaGrafindo Persada.

Khalidi, F. 2014. Laba Bersih KAI Meningkat 3,6 Kali Lipat dalam 5 Tahun.
http://swa.co.id/corporate/laba-bersih-kai-meningkat-36-kali-lipat-dalam-5-tahun. 24 Juli
2015 (14:15).

Latifah, A.F. 2014. Analisis Common size statement untuk menilai kinerja keuangan
PT Semen Indonesia tbk di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Manajemen. Surabaya.

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-empat. Cetakan


Keduabelas. Liberty, Yogyakarta.

Pandia, Frianto.,”Manajemen Dana dan Kesehatan Bank:, Jakarta : Rineka Cipta,


2012

Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap


profitasbilitas perbankan syariah di Indonesia”, Jurnal ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.9,
No.1, (Mei 2011)

15

You might also like