Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

BATUAN METAMORF

MARIA KOLUMBA MALI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam
pemahaman mahasiswa tentang “ BATUAN METAMORF “dan pembuatan
makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 14 November 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
I.2 Rumusan masalah
I.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batuan metamorf
2.2 Agen-agen Metamorfisme
2.3 Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf
2.4 Jenis-jenis Metamorfisme
2.5 Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf
2.6 Macam-macam Batuan Metamorfisme

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan


yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika
mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat
belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut
berubah menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis.


Proses metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah
tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus.
Proses ini terjadi dalam solid state, artinya batuan tersebut tidak melebur.
Meskipun demikian, penting diingat bahwa fluida (terutam air) memiliki peranan
yang penting dalam proses metamorfosis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah yaitu bagaiman cara
pembentukan batuan metamorf, selain itu kita juga dapat mengetahui tekstur,
struktur batuan metamorf.

1.3 TUJUAN

tujuan pembuatan malakah ini adalah :

1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan metamorf secara umum,proses
pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis batuan metamorf.
2. Menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik tentang batuan metamorf.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian batuan metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses


metamorfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur)
dan chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada 5osaic5lar5 dan tekanan
tinggi dalam kerak bumi atau Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari
batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun
batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan 5osaic5lar,
tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh 5osaic5lar5 dan tekanan yang
tinggi.

Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair,
dengan 5osaic5lar5 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam
batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan
terbentuk 5osaic5-kristal baru, begitupula pada teksturnya.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah
mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan
kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya.
Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dandiagenesa.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan 5osaic5lar5 dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya 5osaic5lar5 dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah
batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer
yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan
perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian
mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
2.2Agen-agen Metamorfisme
Adapun agen-agen metamorfisme yaitu:
1. Panas (6osaic6lar6).Suhu atau 6osaic6lar6 merupakan agen atau 6osaic
pengontrol yang berperan dalam proses metamorfisme. Kenaikan suhu atau
osaic6lar6 dapat menyebabkan terjadinya perubahan dan rekristalisasi atau
pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan yang telah ada dengan tidak
melalui fase cair. Pada kondisi ini 6osaic6lar6 sekitar 350-1200 derajat celcius.

2.Tekanan atau pressure merupakan 6osaic pengontrol atau agen dari proses
metamorfisme. Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadi perubahan dan
rekristalisasi pada mineral dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi
ini tekanan sekitar 1-10.000 bar (Jackson).
3. Cairan panas/aktivitas larutan kimia.
Adanya kenaikan 6osaic6lar6, tekanan dan aktivitas larutan kimia, menyebabkan
terjadinya perubahan dan rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali
mineral-mineral dan batuan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada
kondisi ini 6osaic6lar6 sekitar 350oC – 1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar
(Jackson) = (0,9869) atm.

2.3 Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf


Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur
foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997 di dalam Setyobudi, 2012).

1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi
ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-
lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan
planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
- Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir
sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-
bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.
Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar 1. 1 Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa


Pembentukan Struktur

- Phylitic
Struktur ini 7osaic sama dengan struktur slaty cleavage
tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat
pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya
disebut phyllite (filit)

Gambar 1. 2 Struktur 7osaic7l

- Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih,
prismatic atau 7osaic7lar (umumnya mika atau klorit) yang
berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist
(sekis).
Gambar 1. 3 Struktur Schistosic dan
Sketsa Pembentukan Struktur

- Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran
mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara
mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-
mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium).
Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan
terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar 1. 4 Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur

2. Struktur Non Foliasi


Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri
dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai
antara lain:
- Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh 9osaic mineral-mineral equidimensional dan
equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya
disebut hornfels (batutanduk).

Gambar 1. 5 Sruktur Granulose

- Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran
kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur
kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya
disebut cataclasite (kataklasit).
- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa
kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus,
menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum
terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut
mylonite (milonit).

Gambar 1. 6 Struktur Milonitic

- Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik
tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah
kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur
ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
TeksturBatuanMetamorf.
Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa, diantaranya:
• Relict /Palimpset /Sisa;
masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya. Awalan blasto
digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini.
Batuan yang mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuan meta beku
atau metasedimen.
• Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan
dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak
tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
• Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata.
• Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal
• Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri.
• Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan
sebagian oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya.
• Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di
sekitarnya.
• Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral.
• Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral
• Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
• Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular.
• Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik.
• Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya sutured (tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral.
• Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk
anhedral.
Tekstur khusus yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi :
• Porfiroblastik; terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari
mineral lainnya. Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai
porphyroblasts.
• Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak
melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
• Mortar texture; fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar
material yang berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).
• Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak
menunjukkan keteraturan orientasi.
• Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.

2.4 Jenis-jenis Metamorfisme


Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat dibedakan
menjadi dua:
1. Metamorfosa Lokal
Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer
saja. Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:
a. Metamorfosa kontak/thermal
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur yang tinggi, dan
biasanya jenis ini ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi magma/ekstrusi
dengan batuan di sekitarnya dengan lebar 2 – 3 km. Salah satu contohnya pada
zona intrusi yang dapat menyebabkan pertambahan suhu pada daerah disekitar
intrusi.

b.Metamorfosadinamo/dislokasi/kataklastik
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang
berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala
arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi
pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian
kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini
biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.
2. Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu
kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:
a. Metamorfosa regional/dinamothermal
Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah
temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti
oleh orogenesa.

b.Metamorfosa beban/burial
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi terjadi pada
daerah geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di
bagian atas, maka lapisan sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan
mengalami proses metamorfosa.

2.5 Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf


1. Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal
yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen
(O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral
ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
2. Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku
dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite
umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna
terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa
digores dengan kuku.
3. Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik,
umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang
mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut An-orthite.
4. Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya
plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang
mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna
merah daging hingga putih.
5. Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang
bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) ,
silicon (Si) dan air (H2O).
6. Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak
bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca
dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
7. Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna
putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut
terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari
batugamping.

2.6 Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate
Gambar 1. 7 Batu slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan


sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang
rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir
yang sangat halus (very fine grained).

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone


Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir : Very fine grained
Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit

Gambar 1. 8 Batu Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica
dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal : Metamorfisme Shale


Warna : Merah, kehijauan
Ukuran butir : Halus
Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang

1. Gneiss

Gambar 1. 9 Batu gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam
temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi
dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan
lapisan tipis kaya amphibole dan mika.
2. Sekis

Gambar 1. 10 Batu sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit,
horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas
bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt


Warna : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
Struktur : Foliated (Schistose)
Komposisi : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat
kristal garnet

3. Marmer

Gambar 1. 11 Batu marmer


Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami
perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat.
Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat
fosil, bereaksi dengan HCl.

4. Kuarsit

Gambar 1. 12 Batu kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika
batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika
batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami
rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh
proses metamorfosis .

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)


Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir : Medium coarse
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass
5. Milonit

Gambar 1. 13 Batu milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi


dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-
butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal : Metamorfisme dinamik


Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Dapat dibelah-belah

6. Filonit

Gambar 1. 14 Bat filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate.
Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip
dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding
milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang
kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone

Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman


Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau

7. Serpetinit

Gambar 1. 15 Batu sepertinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana
mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi
adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan
dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize
dengan air menjadi serpentinit.

Asal : Batuan beku basa


Warna : Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
8. Hornfels

Gambar 1. 16 Batu hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh


temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur
magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone


Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam makalah ini tentang batuan sedimen maka dapat di
simpulakan bahwa :

1. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metam
orfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) da
n chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi.
2. Agen-agen atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme melip
uti suhu (temperatur), tekanan (Pressure), dan aktivitas larutan kimia.
3.Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu metamorfisme sentuh ata
u kontak, metamorfisme dynamo, dan metamorfisme regional.
4.Secara umum ada beberapa fasies dari batuan metamorf yang meliputi:

• Fasies metamorfisme kontak

• Fasies metamorfisme regional

• Fasies granulit

• Fasies eklogite

5. Mineral penyusun batuan metamorf merupakan mineral-mineral yang ada pada


batuan yang telah ada sebelumnya, baik mineral yang berasal dari batuan beku, s
edimen, maupun metamorf.
DAFTAR PUSTAKA

Maria Kolumba Mali, 2014. “batuan-metamorf”. Yogyakarta

http://effmakalahsripsi.blogspot.com/2011/11/makalah-tentang-batuan-
metamorf.html

You might also like